Paper ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Perencanaan Sistem
Pembelajaran PAI
Disusun Oleh
Muhammad Rinaldy
NIM. 210101010496
Dosen Pengampu
Dr. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
Engkoswara, Administrasi Pendidikan ( Bandung : Alfabeta., 2010 ) Hal
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Guru
1. Pengertian Peran Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti peran yaitu : 1. Pemain
sandiwara, 2. Tukang lawak pada pemain makyong, 3. Perangkat tingkah
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam
masyarakat.2
Mukti Ali mengatakan pengertian guru secara terbatas adalah
sebagai satu sosok individu yang berada didepan kelas, dan dalam arti luas
adalah seseorang yang mempunyai tugas tanggung jawab untuk mendidik
peserta didik dalam mengembangkan kepribadiannya baik yang
berlangsung disekolah maupun diluar sekolah.3
Syaiful Bahri Djamarah mengatakan pengertian guru adalah yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat
tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi juga di masjid,
disurau/musala, dirumah, dan sebagainya.
Guru pada era modern mempersentasikan sejumlah peran
pendidikan sosial yang sesuai dengan semangat dan perkembangan zaman.
Diantara perannya adalah :
1) Guru sebagai pentransfer pengetahuan
Dalam peran ini, guru tidak dianggap sebagai pengangkut
informasi dan pengetahuan kepada murid, bukan pula sebagai
pemberi intruksi atau indokrinasi kepada mereka.
2) Peran guru dalam menjaga pertumbuhan murid yang komprehensif.
2
https:\\kbbi.web.id\peran
3
M. Ali Hasan dan Mukti Ali, kapita slekta pendidikan islam, (jakarta :pedoman ilmu
jaya, 2009) Hal. 81
2
3
4
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2010) Hal.31
5
Mahmud Khalifah dan Muhammad qutub, menjadi guru inspiratif, (sukaharjo:
mumtaza, 2016) Hal. 109-112
5
B. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Karwono dan Heni mularsih mengatakan Kata pembelajaran berasal
dari kata belajar mendapatkan awalan “pem” dan akhiran “an” menunjukan
bahwa ada unsur dari luar (eksternal) yang bersifat “inteverensi” agar terjadi
proses belajar. Jadi pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh
faktor eksternal agar terjadi proses belajar pada diri individu yang
belajar.hakikat pembelajaran secara umum dilukiskan gagne dan briggs,
adalah serangkaian kegiatan yang dirancang yang memungkinkan
terjadinya proses belajar. Pembelajaran mengandung makna setiap kegiatan
yang dirancang untuk membantu individu mempelajari sesuatu kecakapan
tertentu. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran pemahaman karakteristik
internal individu yang belajar menjadi penting.7
Sedangkan Ahmad susanto menyatakan Kata pembelajaran
merupakan perpaduan dari dua kata aktivitas belajar dan mengajar. aktivitas
belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa, sementara
mengajar secara intruksional dilakukan oleh guru. Jadi istilah pembelajaran
adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar.dengan kata lain,
pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar, proses
belajar mengajar, atau kegiatan belajar mengajar.8
6
Nana Sudjana, dasar-dasar proses belajar mengajar, ( bandung : sinar baru algensindo,
2010) Hal. 14
7
Karwono dan heni mularsih, belajar dan pembelajaran, (depok : rajawali pers, 2017)
Hal. 19-20
8
Ahmad susanto, teori belajar dan oembelajaran disekolah dasar, (jakarta : charisma
putra utama, 2013)Hal. 18-19
6
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala
kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut.
Dilihat dari sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali
diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam
ilmu perilaku (behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan
mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis
buku yang berjudul preparing instructional objective pada tahun 1962.
Selanjutnya diterapkan di Indonesia.
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :
1) Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan dengan tepat
2) Pokok bahasan dapat dibuat seimbang
3) Guru dapat menetapkan beberap materi yang dapat disajikan
4) Guru menetaokan urutan materi pelajaran secara tepat
5) Guru dapt dengan mudah menetapkan dan mempersiakan strategi
belajar mengajar yang paling cocok dan menarik
6) Guru dapat degan mudah mepersiapkan berbagai keperluan
peralatan maupun bahan dalam mengajar
7) Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam
belajar
8) Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.9
9
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (jakarta: PT Bumi Askara, 2012)Hal. 34
7
3. Landasan Pembelajaran
Pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas anak
secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi
menyenangkan. Oleh sebab itu setiap pengajar harus berkeyakinan
bahwa :
1) Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan
2) Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik.
3) Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif. Mereka perlu didorong
untuk membawa pengalaman,gagasan, minat, dan bahan mereka
dikelas.
4) Anak perlu merasa nyaman dikelas, dan dirangsang untuk selalu
belajar.
5) Anak mempunyai rasa memiliki dan kebanggaan didalam kelas.
6) Guru merupakan narasumber (fasilitator, mediator), bukan polisi
atau dewa.
7) Guru memang harus kompeten, tetapi tidak perlu sempurna.
8) Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah secara
terbuka baikbaik dengan guru maupun dengan teman sebaya.
9) Kerjasama bernilai lebih daripada kompetisi, walau pada akhirnya
mereka harus bertanggung jawab secara pribadi.
10) ) Pengalaman belajar hendaknya dekat dan berasal dari pengalaman
yang diperoleh dari dunia nyata.
10
Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar (Pekanbaru: Amzah, 2002). 13.
11
Abdul Hayy Al-Farmawi, metode tafsir maudhu’i dan cara penerapannya (Bandung:
Pustaka Setia, 2002), 11
12
Redja Mudyo Hardja, Pengantar pendidikan (jakarta : Raja Granfindo Persada, 2001),
169.
9
13
M. Quraish Shihab, et, all, Sejarah dan Ulum Al Qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2008),40.
10
Al-qur‟an bukan saja kitab suci yang dipahami sebagai media Allah
SWT. berbicara kepada manusia yang secara pasti memiliki karakter-
karakter diluar tradisi manusia, tetapi juga kemudian dapat diaktualisasikan
melalui pendekatan budaya, yang di dalam hal ini adalah bersifat verbalistik
dengan memanfaatkan tulisan dan suara.
1) Metode Al-Barqy
Metode pembelajaran baca-tulis ini bernama Al-barqy yang
berarti kilat, maksudnya belajar membaca dan menulis huruf Al-
qur‟an dengan cepat dan tidak memakan waktu yang lama.
Metode ini dapat dipakai secara klasik dalam kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas dengan seorang guru, karena metode ini
adalah metode semi SAS (Struktural Analitik Sintatik). Metode
semi SAS adalah menggunakan struktur kata atau tidak
mengikuti bunyi mati atau sukun. Dengan menggunakan sistem
empat lembaga, yaitu: (a) A-DA-RA-JA; (b) MA-KA-HA-YA;
(c) KA-TA-WA-MA; (d) SA-MA-LA-BA.
Metode empat kata lembaga ini mudah diserap oleh anak,
sebab empat kata lembaga ini merupakan kata Indonesia yang
mudah dimengerti dan dihafalkan oleh anak, sehingga metode ini
dinamakan “metode anti lupa”, karena anak bisa mengingat
sendiri tanpa bantuan orang lain bila sedang lupa. Metode Al-
barqy dapat digunakan mengajar secara klasik dengan keadaan
masyarakat yang majemuk yaitu didalamnya masyarakat santri
atau priyayi bahkan ada pula masyarakat minus. Dengan
mengajarkan pelajaran yang lebih mudah terlebih dahulu,
kemudian yang sedang dan berakhir dengan pelajaran yang lebih
13
2) Metode Iqro
Metode Iqro‟ adalah cara cepat membaca Al-qur‟an yang
terdiri dari 6 jilid, dilengkapi buku tajwid praktis dan dalam
waktu relatif singkat. Metode ini dalam praktek pelaksanaannya
tidak membutuhkan alat-alat yang bermacam-macam dan metode
ini dapat ditekankan pada bacaan (mengeluarkan bacaan huruf
atau suara huruf Al-qur‟an) dengan fasih dan benar sesuai dengan
makhrojnya dan bacaannya. Metode Iqro‟ secara praktis terbagi
atas tiga bentuk, diantaranya:
a) Privat
Bentuk ini sering disebut dengan metode drill, yaitu
cara mengajar yang dilakukan oleh ustadz dengan jalan
melatih ketrampilan baca pada anak didik terhadap bahan
yang telah diberikan. Cara ini dilakukan dengan
berhadapan langsung antara ustadz dengan anak didik.
Cara ini terbagi dalam tiga teknis, diantaranya: (1)
Listening Skill: Siswa berlatih untuk mendengarkan
bunyi huruf yang ada dalam buku paket Iqro‟ dari ustadz;
(2) Oral Drill: siswa berlatih dengan lisannya untuk
mengucapkan apa yang didengar dari ustadz; (3) Reading
Drill: siswa berlatih untuk membaca huruf yang telah
didengar dan diucapkan ( Mu‟min, 1991)
b) Klasikal
Yaitu cara mengajar yang dilakukan oleh ustadz,
dengan membentuk klasikal dari anak satu kelas untuk
mencapai suatu tujuan secara bersama-sama. Cara ini
15
3) Metode Qira’aty
Al-qur'an merupakan mukjizat terbesar yang diberikan Allah
kepada Rosulullah SAW. Mempelajari Al-qur'an serta
mengamalkannya merupakan suatu kewajiban kita sebagai umat
muslim. Pendekatan terbaik dalam mempelajari Al-qur'an adalah
16
14
Wiwiangranti, “Penerapan Metode Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an”, jurnal intelegensia Vol.
1 (1), (2016)Hal. 106-119 : 108.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
pengertian guru adalah yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan
pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal,
tetapi juga di masjid, disurau/musala, dirumah, dan sebagainya.
Kata pembelajaran berasal dari kata belajar mendapatkan awalan “pem” dan
akhiran “an” menunjukan bahwa ada unsur dari luar (eksternal) yang bersifat
“inteverensi” agar terjadi proses belajar. Jadi pembelajaran merupakan upaya yang
dilakukan oleh faktor eksternal agar terjadi proses belajar pada diri individu yang
belajar.hakikat pembelajaran secara umum dilukiskan gagne dan briggs, adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang yang memungkinkan terjadinya proses
belajar. Pembelajaran mengandung makna setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu individu mempelajari sesuatu kecakapan tertentu. Oleh sebab itu, dalam
pembelajaran pemahaman karakteristik internal individu yang belajar menjadi
penting.
19
20
1. Metode Al-Barqy
2. Metode Iqro
3. Metode Qira’aty
4. Metode Tartil
5. Metode Yanbu’a
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M. Ali dan Mukti Ali, kapita slekta pendidikan islam, (jakarta :pedoman
ilmu jaya, 2009)
https:\\kbbi.web.id\peran
Karwono dan heni mularsih, belajar dan pembelajaran, (depok : rajawali pers, 2017)
M. Quraish Shihab, et, all, Sejarah dan Ulum Al Qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2008)
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta
: Rineka Cipta, 2010)
21
22