Anda di halaman 1dari 12

HAKIKAT, TUGAS, PERAN, DAN KOMPETENSI GURU

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Landasan Pendidikan
Dosen Pengampu: Daimah, S.Pd.I, M.Pd.

Oleh :
Putri Nida’ul Ulum
Rohmat

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NAWAWI
PURWOREJO
2021
A. Latar Belakang
Suatu pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui
Pendidikan manusia dapat terangkat derajatnya. Guna untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, pendidikan mempunyai peran dan tugas yang sangat strategis.
Melalui sebuah pendidikan manusia akan dapat menjalani kehidupannya serta dapat
merencanakan kehidupan untuk kedepannya secara yakin dan matang. Jalannya suatu
pendidikan karena adanya seoorang guru yang senantiasa membimbing, mengajar,
dan mendidik anak didiknya. Guru merupakan tenaga kependidikan yang mempunyai
peran dan tanggung jawab yang sangat besar serta mulia.
Dalam rangka untuk meningkatan kompetensi guru yang kompeten serta
profesional, maka diharuskan bagi calon-calon guru untuk mempelajari dan
melaksanakan tugas dan fungsi guru dengan benar. Disamping itu, calon guru juga
diwajibkan untuk menguasai 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seoorang guru.
Kompetensi tersebut ialah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Profesi menjadi guru juga memiliki
kode etik yang harus diterapkan bagi seluruh tenaga kependidikan termasuk guru di
seluruh Indonesia. Di Indonesia Kode etik guru belum terealisasikan dengan baik
pada kehidupan sehari-hari. Akibatnya, banyak guru yang belum kenal dengan kode
etik seoorang guru. Kode etik jabatan merupakan ketentuan-ketentuan yang mengatur
tingkah laku seseoorang yang berhubungan dengan profesinya seperti yang
diharapkan oleh masyarakat maupun negara. Sehingga dengan adanya kode etik guru
ini diharapkan dapat memajukan pendidikan Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Hakikat Seorang Guru?
2. Apakah Tugas Seorang Guru?
3. Apakah Fungsi Seorang Guru?
4. Bagaimanakah Kompetensi Seorang Guru?
5. Bagaimanakah Kode Etik Seorang Guru?

C. Pembahasan

2
1. Hakikat Seorang Guru
Profesi berasal dari bahasa latin yaitu “Proffesio” yang mempunyai dua
makna, yaitu janji dan pekerjaan. Menurut Kunandar profesi diartikan sebagai
suatu pekerjaan atau jabatan tertentu yang mengharuskan seseoorang memiliki
ilmu pengetahuan serta keterampilan yang dimana ilmu pengetahuan serta
keterampilan tersebut diperoleh melalui sebuah pendidikan akademis yang
intensif.1
Guru merupakan komponen utama dalam proses kegiatan belajar mengajar
yang ikut serta untuk membentuk kualitas sumber daya manusia yang lebih maju,
cerdas, dan berbakat. Menurut para ahli guru profesional merupakan orang yang
mempunyai tanggung jawab dan wewenang atas anak didiknya baik secara
klasikal maupun individual, di sekolah maupun di luar sekolah.
2. Tugas Seorang Guru
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa
yang sedang membangun, terlebih bagi kehidupan bangsa ditengah-tengah
pelintasan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta
pergeseran nilai yang cendrung memberi nuansa kehidupan yang menuntut ilmu
dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.
Guru memiliki tugas, baik yang terikat dengan dinas maupun diluar dinas,
dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan ada tiga jenis tugas guru,
yakni: tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusian, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan.
a. Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik, berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-
keterampilan pada siswa.
b. Tugas guru dalam bidang kemanusian di sekolah harus menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua, ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi
idola para siswanya.

c. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, masyarakat menempatkan guru pada


1
Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), hal. 274

3
tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru
diharapkan dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila.2
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1 dan 2 dinyatakan bahwa :
1) Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta penelitian dan pengabdian pada masyrakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.3
Namun menurut Nadatul Hazmi tugas guru terbagi dalam 3 jenis yaitu
merencanakan, melaksanakan, dan evaluasi. Masing-masing tugas guru tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Merencanakan
Tujuan utama dalam pembelajaran adalah menyampaikan materi
pembelajaran kepada peserta didik agar peserta didik dapat memahami
tujuan dari suatu pembelajaran. Didalam pembelajaran diperlukan bahan
ajar yang merupakan materi, metode, media pembelajaran yang di desain
secara sistematis dan menarik dengan tujuan untuk mempermudahkan
peserta didik memahami materi pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif, maka guru perlu
merancang kelas dengan suasana yang nyaman lengkap dengan fasilitas
penunjang belajar peserta didik. Alat untuk mengukur apakah tujuan
pembelajaran sudah tercapai atau belum dapat diketahui melalui hasil
evaluasi peserta didik yang dilakukan oleh guru. Hasil evaluasi peserta
didik dapat diambil dengan metode atau cara seperti ulangan, tes, maupun
tugas harian (pekerjaan rumah).
b. Melaksanakan
Kondisi atau situasi pembelajaran merupakan terjadinya suatu aktifitas
yang melibatkan pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses
2
Moh. Uzer Usman, Menjadi G uru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 7
3
Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003, (Jogjakarta: Media Wacana, 2003), Bab XI Pasal 39 Ayat 1 & 2, hal.
28

4
pengolahan mental. Kondisi belajar adalah situasi belajar yang dapat
mengubah perilaku peserta didik berdasarkan situasi yang dialami oleh
peserta didik itu sendiri. Kondisi situasi belajar sangatlah penting bagi
peserta didik, karena lingkungan atau suasana belajar yang nyaman dapat
membantu mengoptimalkan anak menerima materi pembelajaran dari guru.
c. Evaluasi
Dalam rangka untuk mengetahui perkembangan belajar anak, maka
perlu diadakannya sebuah evaluasi. Evaluasi merupakan proses kegiatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mengetahui pencapaian tujuan
program pembelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah evaluasi sudah
dilakukan maka akan diambil sebuah keputusan untuk menindak lanjuti
keputusan berikutnya.4
3. Fungsi Seorang Guru
Fungsi guru digolongkan menjadi dua macam, yakni fungsi guru sebagai
tenaga profesional dan fungsi guru dalam proses pembelajaran. Fungsi guru
sebagai tenaga profesional dalam proses pembelajaran antara lain fungsi
profesional dalam arti guru harus meneruskan atau mewariskan keterampilan,
ilmu, serta pengalaman yang dimilikinya kepada peserta didiknya, sehingga fungsi
kemanusiaan dalam arti berusaha mengembangkan atau membina segala potensi
bakat atau pembawaan yang ada pada diri peserta didik dapat membentuk wajah
ilahi dalam dirinya. Fungsi guru dalam proses pembelajaran ditinjau dari berbagai
aspek, yaitu menciptakan lingkungan atau suasana belajar yang nyaman dan
kondusif bagi peserta didik, memberi penguatan dalam mengemukakan materi
pembelajaran kepada peserta didik, serta pembaharuan diri dan pengembangan
seluruh komponen pembelajaran, karena guru yang kreatif akan lebih mampu
untuk mengontrol dan menciptakan suasana nyaman kelasnya. Sehingga peserta
didik dapat belajar dengan maksimal dan optimal tanpa megalami suatu hambatan.

4. Kompetensi Seorang Guru


a. Kompetensi pedagogik

4
Hazmi, Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran, diambil dalam Jurnal of Education and
Instruction, vol. 2 no. 1, 2019, hal. 56-63

5
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
pola pemahaman siswa dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dialogis.
Dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar pendidik dan
kependidikan, dikemukakan bahwa kompetensi pdagogik merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang sekurang-
kurangnya meliputi: pemahaman terhadap seoorang siswa, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis, evaluasi hasil belajar, pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, perancangan pembelajaran, dan pengembangan siswa (Maya,
2017).5
b. Kompetensi kepribadian
Menurut undang-undang guru dan dosen kepribadian guru adalah
kompetensi yang berikaitan dengan sikap, yaitu berakhlak mulia, arif, dan
berwibawa bagi peserta didiknya. Kompetensi kepribadian merupakan salah
satu komponen utama yang harus dimiliki oleh setiap guru maupun tenaga
kependidikan, karena kompetensi kepribadian menyangkut akhlak yang baik.
Guru merupakan sosok yang harus digugu dan ditiru dengan kata lain guru
merupakan contoh teladan bagi peserta didiknya. Menurut Cece Wijaya
karakteristik kompetensi kepribadian guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar meliputi:
1) Dapat berpikir logis.
2) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan.
3) Adil, jujur, dan objektif.
4) Dapat bekerja secara konsisten dan teratur.
5) Disiplin dalam melaksanakan tugas.
6) Berusaha untuk memperoleh hasil yang terbaik.
7) Ulet dan tekun bekerja.
8) Bersifat terbuka, kreatif, dan berwibawa.
9) Simpatik, luwes, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak.6
c. Kompetensi sosial

5
Maya, Esensi Guru Dalam Visi Misi Pendidikan Karakter, diambil dari Jurnal Pendidikan Islam, vol. 2 no. 3,
2017, hal. 281-290
6
Cece Wijaya, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), hal. 9-17

6
Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa,
dan masyarakat sekitar. Berikut hal-hal yang harus dimiliki oleh seoorang guru
sebagai makhluk sosial:
1) Dapat memanajemenkan hubungan antara sekolah dan masyarakat.
2) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif.
3) Menjadi agen perubahan sosial.
4) Ikut berperan aktif dalam masyarakat.
d. Kompetensi profesional
Menurut undang-undang tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28
ayat 3 butir c, dijelaskan bahwa komptensi profesional adalah menguasai
materi pembelajaran yang sudah ditetapkan yang dimana jika guru dapat
menguasai materi pembelajaran yang akan diajarkan oleh peserta didik, maka
dapat membantu peserta didik memenuhi standar kompetensi yang sudah
ditetapkan dakan Standar Nasional Pendidika. Ruang lingkup kompetensi
profesional terdiri dari:
1) Mampu menumbuhkan kerpibadian positif pada peserta didik.
2) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
3) Mengerti dan dapat menerapkan metode, alat, dan media pembelajaran
yang banyak jenisnya.
4) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
sosiologis, psikologis, dan lain sebagainya.
5) Mengerti dan dapat menerapkan teori pelajaran sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
6) Seoorang guru yang tidak memiliki ijasah atau sertifikat keahlian yang
sebagaimana sudah tercantum pada ayat 2 tetapi memiliki keahlian khusus
yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi seoorang guru setelah
melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
5. Kode Etik Seorang Guru
Berdasarkan hasil Kongres XX PGRI di Palembang tahun 2008, ditetapkan
kode etik guru Indonesia sebagai berikut:
a. Hubungan guru dengan peserta didik

7
1) Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran.
2) Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati, dan
mengamalkan hak-hak dan kewajibannya sebagai individu, warga sekolah
dan anggota masyarakat.
3) Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus
berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah
yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien
bagi peserta didik.
4) Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didik secara adil.
b. Hubungan guru dengan orangtua/wali murid
1) Guru berusaha membina hubungan kerja sama yang efektif dan efisien
dengan orangtua/wali siswa dalam melaksanakan proses pendidikan.
2) Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpartisipasi
dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
c. Hubungan guru dengan masyarakat
1) Guru menjalin komunikasi dan kerja sama yang harmonis, efektif, dan
efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
pendidikan.
2) Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat.
3) Guru bekerja sama secara arif dengan masyarakat untuk menigkatkan
prestise dan martabat profesinya.
d. Hubungan guru dengan sekolah dan rekan sejawat
1) Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi
sekolah.
2) Guru memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat
meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-
tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.
3) Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugastugas profesional dan bertanggung jawab atas
konsekuensinya.
e. Hubungan guru dengan organisasi profesi

8
1) Guru menjadi anggota organisasi profesi dan berperan serta secara aktif
dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan
kependidikan.
2) Guru aktif mengembangkan organisasi profesi agar menjadi pusat
informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan
masyarakat.
3) Guru tidak mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh
keuntungan pribadi dari organisasi profesinya
4) Guru tidak menyatakan keluar dari keanggotaan organisasi profesi tanpa
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
f. Hubungan guru dengan pemerintah
1) Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program
pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD
1945, UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU tentang Guru dan
Dosen dan ketentuan-ketentuan lainnya.
2) Guru berusaha menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa persatuan
dan
3) kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
4) Guru tidak menghindari kewajiban yang dibebabkan oleh pemerintah atau
satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran.
5) Guru tidak melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang
mengakibatkan kerugian pada negara.

D. Kesimpulan
Profesi berasal dari bahasa latin yaitu “Proffesio” yang mempunyai dua makna,
yaitu janji dan pekerjaan. Menurut Kunandar profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan
atau jabatan tertentu yang mengharuskan seseoorang memiliki ilmu pengetahuan serta
keterampilan yang dimana ilmu pengetahuan serta keterampilan tersebut diperoleh
melalui sebuah pendidikan akademis yang intensif.

9
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa yang
sedang membangun, terlebih bagi kehidupan bangsa ditengah-tengah pelintasan
zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran
nilai yang cendrung memberi nuansa kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam
kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. Guru memiliki tugas, baik yang
terikat dengan dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita
kelompokkan ada tiga jenis tugas guru, yakni: tugas dalam bidang profesi, tugas
kemanusian, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Fungsi guru digolongkan menjadi dua macam, yakni fungsi guru sebagai tenaga
profesional dan fungsi guru dalam proses pembelajaran. Fungsi guru sebagai tenaga
profesional dalam proses pembelajaran antara lain fungsi profesional dalam arti guru
harus meneruskan atau mewariskan keterampilan, ilmu, serta pengalaman yang
dimilikinya kepada peserta didiknya, sehingga fungsi kemanusiaan dalam arti
berusaha mengembangkan atau membina segala potensi bakat atau pembawaan yang
ada pada diri peserta didik dapat membentuk wajah ilahi dalam dirinya.
Kompetensi yang dimiliki seorang guru yaitu:
1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pola
pemahaman siswa dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dialogis.
2. Kompetensi kepribadian merupakan salah satu komponen utama yang harus
dimiliki oleh setiap guru maupun tenaga kependidikan, karena kompetensi
kepribadian menyangkut akhlak yang baik.
3. Kompetensi sosial yaitu kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan siswa, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional, berdasarkan undang-undang tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir c, dijelaskan bahwa komptensi profesional
adalah menguasai materi pembelajaran yang sudah ditetapkan yang dimana jika
guru dapat menguasai materi pembelajaran yang akan diajarkan oleh peserta
didik, maka dapat membantu peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
sudah ditetapkan dakan Standar Nasional Pendidikan.
Kode Etik Seorang Guru, berdasarkan hasil Kongres XX PGRI di Palembang
tahun 2008, ditetapkan kode etik guru Indonesia sebagai berikut:
1. Hubungan guru dengan peserta didik.
2. Hubungan guru dengan orangtua/wali murid.

10
3. Hubungan guru dengan masyarakat.
4. Hubungan guru dengan sekolah dan rekan sejawat.
5. Hubungan guru dengan organisasi profesi.
6. Hubungan guru dengan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah. (2012). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hazmi. (2019). Tugas Guru Dalam Proses Pembelajaran. diambil dari Jurnal of Education
and Instruction. vol. 2. no. 1.

Maya. (2017). Esensi Guru Dalam Visi Misi Pendidikan Karakter. diambil dari Jurnal
Pendidikan Islam, vol. 2. no. 3.

11
Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003. Jogjakarta: Media Wacana. Bab XI Pasal 39 Ayat 1
& 2.

Uzer Usman, Moh. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakary.

Wijaya, Cece. (1994). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai