Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Daimah, S.Pd.I., M.Pd.

Oleh:

Achmad Naufal Rizqullah (032100199)

Imam Fikri (032100236)

Diana Lutfiani Putri (032100230)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NAWAWI

PURWOREJO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, menghayati, hingga menyakini ajaran
agama Islam, diiringi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain
dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa.

Pada era globalisasi ini pendidikan sangat penting bagi peserta didik, karena
era globalisasi dapat membawa kita untuk semakin mudah memperoleh informasi dari
luar yang dapat membantu kita menemukan alternatif-alternatif baru dalam usaha
memecahkan suatu masalah yang kita hadapi terutama dalam bidang pendidikan
Islam, misalnya melalui internet kini kita dapat mencari informasi dari seluruh dunia
tanpa harus mengeluarkan banyak dana.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dan semakin hebat
tidak akan memberikan kemaslahatan bagi umat jika tidak diringi dengan akhlak yang
mulia dari para pelakunya. Salah satu untuk mengembangkan suatu akhlak yang mulia
tersebut dengan melalui ilmu pendidikan agama khususnya ilmu pendidikan agama
Islam. Melalui pendidikan agama Islam diharapkan bisa melahirkan intelektual
(Islam) yang mau memikirkan dan mencoba untuk membawa negeri tercinta ini
keluar dari jurang krisis dan berusaha untuk menciptakan masyarakat yang dicita-
citakan semua umat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Metode Pendidikan Islam?
2. Bagaimanakah Pendekatan Pendidikan Islam?
3. Bagaimanakah Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Pendidikan Islam


1. Pengertian Metode
Metode atau Metoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu metha dan hodos.
Metha berarti melalui tahu melewati dan hodos berarti jalan atau jarak. Metode berarti
jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.1
Metode pendidikan islam adalah cara-cara yang digunakan dalam
mengembangkan potensi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan islam.
Karena pengajaran adalah bagian dari pendidikan islam, maka metode mengajar itu
termasuk metode pendidikan. Itu berarti masih ada metode lain yang dapat digunakan
dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik.
Sementara menurut Al-Syaibany, menjelaskan bahwa metode pendidikan
adalah segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka
kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan
peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta didik
untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada
tingkah laku mereka.2
2. Prinsip Pokok Metode Pendidikan Islam
Prof. Dr. Omar Muhammad At-Toumy Asy-Syaibani menyatakan bahwa seorang
pendidik perlu memperhatikan 7 prinsip pokok pendidikan islam, yaitu:
a. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat peserta didik.
b. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum pelaksanaan
pendidikan.
c. Mengetahui tahap pematangan, perkembangan serta perubahan peserta didik.
d. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu didalam diri peserta didik.
e. Memperhatikan kepahaman dan mengetahui hubungan-hubungan, integrasi
pengalaman dan kelanjutannya.
f. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi
peserta didik.
1
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 180.
2
Rasyidin, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat press, 2005), hlm. 66.

3
g. Menegakkan uswatun hasanah.
3. Beberapa Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan dengan cara kerja yang teratur dan sistematis serta
memikirkan semua faktor-faktor yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan agama
islam, untuk menyampaikan materi-materi pendidikan agama islam secara efektif dan
efisien diperlukan metode dan pendekatan yang dinamis, diantaranya:
a. Metode hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi
Merupakan metode dengan cara tanya jawab mengenai topik yang mengarah
pada suatu tujuan. Hiwar qur’ani merupakan tanya jawab antara Allah dan
hambanya. Sedangkan, hiwar nabawi merupakan tanya jawab yang dilakukan
Nabi dalam mendidik sahabatnya.
b. Kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi
Metode ini memiliki fungsi edukatif, karena memiliki keistimewaan yang
membuat efek psikologis dan edukatif yang sempurna.
c. Amtsal Qur’ani dan Nabawi
Merupakan perumpamaan atau menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain
yang kebaikan dan keburukannya telah diketahui secara umum.
d. Teladan
Dengan menampilkan perilaku yang baik didepan peserta didik baik disengaja
maupun tidak disengaja.
e. Pembiasaan dan Pengamalan
Metode ini sama dengan yang dilakukan oleh Rasulullah dalam mendidik para
sahabat dengan latihan, yaitu memberikan kesempatan kepada para sahabat untuk
mempraktikkan secara berulang-ulang untuk memberikan kepahaman dan
kebiasaan.
f. Ibroh dan Mau’idzoh
Ibroh merupakan metode dengan cara mengetahui inti sari dari suatu perkara
yang disaksikan. Misalnya dengan mengajak peserta didik untuk merenungkan
kisah Nabi Yusuf yang dianiaya oleh saudara-saudaranya.
Mau’idzah merupakan pemberian nasihat dan peringatan akan kebaikan dan
kebenaran dengan cara menyentuh hati dan menggugah untuk mengamalkannya.

g. Targhib dan tarhib

4
Targhib merupakan janji yang disertai dengan bujukan dan membuat senang
terhadap suatu maslahat, juga menyampaikan hal-hal yang menyenangkan kepada
peserta didik agar ia mau melakukan sesuatu yang baik.
Tarhib merupakan ancaman dengan siksaan sebagai akibat melakukan dosa
atau kesalahan yang dilarang Allah. Mendidik dengan tarhib adalah
menyampaikan sesuatu yang tidak menyenangkan agar peserta didik melakukan
sesuatu atau tidak melakukannya.
B. Pendekatan Pendidikan Islam
Pendekatan merupakan kerangka filosofi dan teoretis yang menjadi dasar pijak bagi
cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan.3
Menurut Jalaludin Rahmat (1979: 117-119) dan Zainal Abidin Ahmad (1979:138-
140) merumuskan pendekatan pendidikan islam dalam 6 kategori, yaitu sebagai berikut:4
1. Pendekatan Tilawah (pengajaran)
Pendekatan tilawah ini meliputi membacakan ayat-ayat Allah yang bertujuan
memandang fenomena alam. Bentuk tilawah mempunyai bentuk tafakkur (berpikir)
dan tadzakkur (berdzikir), sedangkan aplikasi adalah pembentukan kelompok ilmiah,
bimbingan ahli dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya, misalnya penelitian, pengkajian,
seminar, dan sebagainya.
2. Pendekatan Tazkiyah (penyucian)
Pendekatan ini meliputi menyucikan diri dengan upaya amar ma’ruf dan nahi
munkar (tindakan proaktif dan tindakan reaktif). Pendekatan ini bertujuan untuk
memelihara kebersihan diri dan lingkungannya, menolak dan menjauhi akhlak tercela.
Indikator pendidikan ini adalah fisik, psikis, dan sosial. Aplikasi bentuk pendekatan
ini adalah adanya gerakan kebersihan, ceramah, serta pengembangan kontrol sosial.
3. Pendekatan ta’lim al kitab
Mengajarkan al-kitab (Al-Qur’an) dengan menjelaskan hukum halal dan haram.
Pendekatan ini bertujuan untuk membaca, memahami, dan merenungkan Al-Qur’an
dan as-sunnah sebagai keterangannya. Indikatornya adalah pembelajaran membaca
Al-Qur’an, diskusi tentang Al-Qur’an dibawah bimbingan para ahli kelompok diskusi
dan lomba kreativitas islami.

3
Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang, 2009), hlm. 90.

4
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 182.

5
4. Pendekatan ta’lim al hikmah
Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan ta’lim al kitab, hanya saja bobot
dan proporsi serta frekuensinya diperluas dan diperbesar. Indikator utama pendekatan
ini adalah mengadakan perenungan dan interpretasi terhadap pendekatan ta’lim al
kitab. Aplikasi pendekatan ini berupa studi banding antar lembaga pendidikan, antar
lembaga penelitian.
5. Yu’allim-kumma lam Takunu Ta’lamun
Suatu pendekatan yang mengajarkan suatu hal yang memang benar-benar asing
dan belum diketahui, sehingga pedekatan ini membawa peserta didik pada suatu alam
pemikiran yang benar-benar luar biasa. Pendekatan ini hanya dinikmati oleh nabi dan
rasul saja, seperti adanya mukjizat, sedangkan manusia biasa hanya bisa menikmati
sebagian kecil. Indikator pendekatan ini adalah penemuan teknologi canggih yang
dapat membawa manusia pada penjelajahan luar angkasa, sedangkan aplikasinya
adalah mengembangkan produk teknologi yang dapat mempermudah dan membantu
manusia dalam sehari-hari.
6. Pendekatan Ishlah (perbaikan)
Pelepasan beban dan belengu-belenggu yang bertujuan memiliki kepekaan
terhadap orang lain. Disamping itu, pelepasan dan belenggu ini bertujuan memelihara
ukhuwah Islam dengan aplikasinya kunjungan ke kelompok duafa, kebiasan sedekah,
serta mengembangkan BAZIS (badan amil zakat dan infak).

Ada beberapa pendekatan yang dipakai dalam pendidikan Islam maupun Barat.
Menurut Armai Arief, ada lima pendekatan yang dipakai dalam kegiatan proses belajar
mengajar, yaitu pendekatan filosofis, induksi-deduksi, sosio-kultural, fungsional dan
emosional.5
1. Pendekatan filosofis. Berdasarkan pendekatan filosofis, bagi pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai studi proses tentang kependidikan yang didasari dengan nilai-nilai
ajaran Islam menurut konsep filosofis, berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah.
2. Pendekatan Induksi-Deduksi. Pendekatan induksi adalah suatu pendekatan yang
penganalisaannya secara ilmiah, bertolak dari kaidah (hal-hal, peristiwa) khusus untuk

5
Nurjannah Rianie, “Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (sebuah Perbandingan dalam Konsep
Teori Pendidikan Islam dan Barat)”, dalam jurnal: management of Education, Vol. 1, Issue 2, hlm. 108.

6
menentukan hukum (kaidah) yang bersifat umum (universal), atau dengan kata lain
penentuan kaidah umum berdasarkan kaidah-kaidah khusus.
3. Pendekatan Sosio-Kultural. Pendekatan ini bertumpu pada pandangan bahwa manusia
adalah makhluk yang bermasyarakat dan kebudayaan sehingga dipandang sebagai
“homo socius” dan ”homo apiesns” dalam kehidupan bermasyarakat dan
berkebudayaan.
4. Pendekatan Fungsional. Sesuai dengan pengertian fungsional yaitu dilihat dari segi
fungsi. Maka yang dimaksud dengan pendekatan fungsional dalam kaitannya dengan
pendidikan Islam adalah “penyajian materi pendidikan Islam dengan penekanan pada
segi kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari”. Dengan berdasarkan
kepada pendekatan ini, materi yang dipersiapkan untuk disampaikan kepada anak
didik adalah materi yang sesuai dengan kebutuhan anak didik dalam kehidupan
bermasyarakat. Karena harus disadari sepenuhnya bahwa materi pelajaran yang
disampaikan kepada anak didik tidak hanya sekedar untuk memajukan aspek
kognitifnya, tetapi juga untuk kelangsungan hidupnya di masa mendatang.
5. Pendekatan Emosional. Emosional secara lughawi berarti “menyentuh perasaan,
mengharukan”. Secara terminologi, pendekatan emosional adalah “usaha untuk
menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati
ajaran agamanya”. Melalui pendekatan emosional, setiap pendidik selalu berusaha
untuk “membakar” semangat (ghirah) anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-
ajaran agama yang sesuai tuntunan Al-Qur’an dan As-sunnah. Memberikan sentuhan
rohani kepada anak didik diyakini sangat besar kontribusinya dalam memicu dan
memacu semangat mereka dalam beribadah dan menuntut ilmu.
C. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Islam
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam
Penilaian dalam pendidikan berarti seperangkat tindakan atau proses untuk
menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Evaluasi dalam
pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku peserta
didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek
kehidupan.

2. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam

7
Secara khusus, tujuan pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan islam adalah untuk
mengetahui kadar pemilikan dan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.
Sebagai tindak lanjut dari tujuan ini adalah untuk mengetahui siapa diantara peserta
didik yang cerdas dan lemah. Kemudian tujuan evaluasi dalam pendidikan islam
adalah untuk menilai pendidik, yaitu sejauh mana ia telah bersungguh-sungguh dalam
menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan islam.
Secara umum, ada 4 fungsi evaluasi dalam pendidikan islam:
a. Dari segi pendidikan, evaluasi berfungsi untuk membantu seorang pendidik
mengetahui sudah sejauh mana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugasnya.
b. Dari segi peserta didik, evaluasi berfungsi membantu peserta didik untuk dapat
mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar kearah yang lebih
baik.
c. Dari segi ahli pikir pendidikan islam, evaluasi berfungsi untuk membantu para
pemikir pendidikan islam mengetahui kelemahan teori pendidikan islam dan
membantu mereka dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan islam yang
relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.
d. Dari segi politik (pemerintah), evaluasi berfungsi untuk membantu mereka dalam
membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangakan kebijakan yang akan
diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).
3. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
a. Evaluasi mengacu pada tujuan
Setiap aktivitas/pekerjaan manusia pasti mempunyai tujuan tertentu, ketika
tidak mempunyai tujuan berarti kita melakukan pekerjaan yang sia-sia. Agar
evaluasi sesuai dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan maka evaluasi juga
perlu mengacu pada tujuan. Tujuan sebagai acuan ini harus dirumuskan terlebih
dahulu, sehingga dengan jelas menggambarkan apa yang hendak dicapai.
b. Evaluasi dilaksanakan secara objektif
Objektif dalam arti bahwa evaluasi tersebut dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi oleh unsur-unsur
subjektivitas dan evaluator (penilai).
c. Evaluasi harus dilakukan secara komprehensif
Hal ini berarti bahwa evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi
berbagai aspek kehidupan peserta didik, baik menyangkut iman, ilmu, maupun

8
amalannya. Ini dilakukan karena umat Islam memang diperintahkan untuk
mempelajari, memahami, serta mengamalkan Islam secara menyeluruh.
d. Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus)
Apabila aktivitas pendidikan islam dipandang sebagai suatu proses untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu, maka evaluasi pendidikannya pun harus
dilakukan secara kontinu (terus-menerus), dengan tetap memperhatikan prinsip
pertama (objektif) dan prinsip kedua (komprehensif) sebagai mana uraian
terdahulu. Mengingat juga bahwa ajaran Islam harus dilakukan secara istiqomah
(kontinu), maka evaluasi pendidikan islam pun harus dilakukan secara kontinu
pula, sehingga tujuan pendidikan islam dapat dicapai secara optimal.
4. Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan Islam
a. Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang menetapkan tingkat penguasaan manusia
hidup dan menentukan bagian-bagian tugas yang belum dikuasai dengan tepat.
b. Evaluasi sumatif, yaitu penilaian secara umum tentang keseluruhan hasil dari
proses belajar mengajar.
c. Evaluasi diagnostik, yaitu penilaian yang dipusatkan pada proses belajar mengajar
dengan mengalokasikan peserta didik sesuai dengan kesamaan minat, bakat, dan
sebagainya.
d. Evaluasi penempatan, Yaitu penilaian yang menitik beratkan tentang berbagai
permasalahan.
5. Syarat-syarat Evaluasi Pendidikan Islam
a. Validity
Yaitu, tes yang harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya
dievaluasi. Soal tes harus menggambarkan keseluruhan dan kesanggupan anak
mengenai bidang tersebut.
b. Reliable
Merupakan tes yang dapat dipercaya dapat memberikan keterangan tentang
kesanggupan peserta didik yang sesungguhnya.
c. Efisiensi
Merupakan tes yang mudah dalam administrasi penilaian dan interpretasinya.

9
BAB III

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Ilmu Pendidikan Islam
pada dasarnya adalah suatu uraian ilmiah tentang bimbingan pendidikan kepada anak
didik dalam perkembangannya agar tumbuh secara wajar sesuai dengan ajaran Islam
dalam rangka membentuk manusia sempurna. Dalam Ilmu pendidikan islam terdiri dari
Metode Pendidikan Islam, pendekatan pendidikan islam, evaluasi pembelajaran.

Metode pendidikan adalah cara-cara yang digunakan dalam mengembangkan potensi


peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Karena, pengajaran adalah bagian
dari pendidikan islam, maka metode mengajar itu termasuk metode pendidikan. Itu berarti
masih ada metode lain yang dapat digunakan dalam rangka mengembangkan potensi
peserta didik dengan memiliki prinsip-prinsip tertentu. Untuk menyampaikan materi-
materi pendidikan agama Islam secara efektif dan efisien diperlukan metode dan
pendekatan yang dinamis.

Setelah adanya metode pendidikan islam diperlukan prinsip-prinsip tertentu. Menurut


Jalaludin Rahmat (1979: 117-119) dan Zainal Abidin Ahmad (1979:138-140)
merumuskan pendekatan pendidikan islam dalam 6 kategori, yaitu sebagai berikut:
pendekatan tilawah, pendekatan tazkiyah, pendekatan ta’lim al-kitab, pendekatan ta’lim
al-hikmah, yu’allim-kum ma lam takunu ta’lamun, dan pendekatan Ishlah. Ada beberapa
pendekatan yang dipakai dalam pendidikan Islam maupun Barat. Menurut Armai Arief,
ada lima pendekatan yang dipakai dalam kegiatan proses belajar mengajar, yaitu
pendekatan filosofis, induksi-deduksi, sosio-kultural, fungsional dan emosional.

Agar pendidikan islam dapat sesusai dengan tujuannya, diperlukan adanya suatu
evaluasi pendidikan islam. Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik
penilaian terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang
bersifat komprehensif dari seluruh aspek kehidupan. Secara khusus, tujuan pelaksanaan
evaluasi dalam pendidikan islam adalah untuk mengetahui kadar pemilikan dan
pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran. Sebagai tindak lanjut dari tujuan ini
adalah untuk mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan lemah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.

Rasyidin, dkk. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat press.

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang.

Rianie, Nurjannah. “Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (sebuah Perbandingan dalam

Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat)”. Jurnal: management of Education, Vol.
1,

Issue 2.

11

Anda mungkin juga menyukai