Anda di halaman 1dari 11

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pembimbing: Daimah, S.Pd.,M.Pd.

Oleh:

Agus Nugroho Prawisudata (12345)

Era Koni Anjani

Malihatul Munawiroh

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NAWAWI PURWOREJO

2021

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas
memiliki tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tidak
kehilangan arah dan pijakan. Dalam perkembangannya teori-teori tentang
uji tujuan pendidikan islam menjadi perhatian yang cukup besar dari para
pakar pendidikan.
Pendidikan islam pada hakikatnya adalah proses perubahan menuju
kearah yang positif. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini
adalah jalanTuhan yang telah dilaksanakan sejak zaman Nabi Muhammad
Saw. Pendidikan islam dalam konteks perubahan kearah yang positif ini
identik dengan kegiatan dakwah yang biasanya dipahami sebagai upaya
untuk menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat.
Pada tanggal 31 Maret sampai dengan 8 April 1977,
diselenggarakan sebuah konferensi dunia yang pertama tentang pendidikan
islam di Makkah. Dalam konferensi (yang diprakarsai dan dilaksanakan
oleh King Abdul Aziz University) tersebut, dibicarakan mengenai
penggunaan ketiga istilah (tarbiyyah, ta’lim, ta’dib) untuk pengertian
pendidikan islam. Salah satu hasil keputusannya, telah dirumuskan
pendidkan islam.

B. RumusanMasalah
1. Apakah hakikat pendidikan islam?
2. Apakah tujuan pendidikan islam?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan
memberinya awalan “pe” dan akhiran “an” yang mengandung arti
“perbuatan”. Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani,
yaitu “paedagoie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada
anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris
dengan “education” yang berarti pengenbangan atau bimbingan.
Dalam bahasa Arab, istilah ini sering diterjemahkan dengan
“tarbiyah” yang berarti pendidikan.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja
terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang
atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat
hidup dan penghidupan yang lebih tinggi. Dengan demikian
pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya kearah kedewasaan.1
2. Pengertian Pendidikan Islam
Istilah pendidikan dalam konteks islam pada umumnya
mengacu pada term al-tarbiyah, al-tadib, al-ta’lim. Dari ketiga
istilah tersebut yang paling popular adalah al-tarbiyah. Kendati
demikian, dalam hal tertentu, ketiga term tersebut memiliki
perbedaan makna. namun secara esensial, setiap term memiliki
kesamaan makna baik secara tekstual atau kontekstual.
1
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), hlm.111

3
a. Al-Tarbiyah
Penggunaan istilah al-Tarbiyah berasal dari kata rabb yang
artinya tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur,
dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. Kata rabb
sebagaimana yang terdapat dalam Q.S.Al Fatihah (alhamdu li
Allahi rabb al-‘alamin) mempunyai kandungan makna yang
berkonotasi dengan istilah al-Tarbiyah. Sebab kata rabb
(Tuhan) dan murabbi (pendidik) berasal dari akar kata yang
sama. Berhasarkan hal ini, maka Allah adalah Pendidik Yang
Maha Agung bagi seluruh alam semesta.
Uraian diatas, secara filosofis mengisyaratkan bahwa
proses pendidikan islam adalah bersumber pada pendidikan
yang diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya,
termasuk manusia. Dalam konteks luas, pengertian pendidikan
islam terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu: (1)
memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa,
(2) mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan, (3)
mengarahkan seluruh fitrahmenuju kesempurnaan, (4)
melaksanakan pendidikan secara bertahap.
Penggunaan term al-Tarbiyah untuk menunjuk makna
pendidikan islam dapat difahami dengan merujuk firman Allah:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil” ( Q.S Al Israa’/17:24 ).2
Dengan demikian, term al-Tarbiyah mengandung arti
pemeliharaan/penjagaan atau pengaturan terhadap segala

2
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam., hlm.25-27

4
sesuatu secara luas. Hal ini mengandung makna yang melebihi
tuntutan dari kata pendidikan tersebut.3
b. Al-Ta’lim
Ta’lim merupakan kata benda buatan (masdar) yang berasal
dari akar kata allama. Sebagian pakar menerjemahkan istilah
tarbiyah dengan pendidikan, sedangkan ta’lim adalah
pengajaran. Kalimat allamahu ‘ilm memiliki arti mengajarkan
ilmu kepadanya. Tarbiyah tidak saja bertumpu pada domain
kognitif, tetapi juga efektif dan psikomotorik, sementara ta’lim
lebih mengarah pada aspek kognitif seperti pengajaran mata
pengajaran Matematika.
Kata ta’lim menurut Abdul Fattah Jalal merupakan proses
yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir. Sehingga
satu segi telah mencakup aspek kognisi, dan pada segi lain
tidak mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik. Hal ini ia
jadikan dasar ketika menafsiri ayat, dengan argumentasi bahwa
rosul adalah mu’allim (pendidik). Dalam riwayat muslim
digambarkan sosok cemerlang kepribadian rosul sebagai
seprang mu’allim.
Pada akhirnya Fattah memandang proses ta’lim lebih
universal dari tarbiyah. sebab ketika mengajarkan “tilawah al-
Quran” kepada kaum muslimin, rosul tidak hanya sekedar
terbatas pada mengajar mereka membaca, melainkan membaca
disertai perenungan tentang pengertian, pemahaman,
tanggungjawab dan penanaman amanah. Dari membaca
semacam itu rosul kemudian membawa mereka kepada
takziyahyakni pensucian dan pembersihan diri manusia dari
segala kotoran dan menjadikan diri itu berada dalam suasana
yang memungkinkannya dapat menerima hikmah, mempelajari
segala yang tidak diketahui dan yang bermanfaat. Al-hikmah

3
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: KALAM MULIA, 2015), hlm.115

5
tidak bisa dipelajari secara parsial dan sederhana, tetapi harus
mencakup keseluruhan ilmu secara integral. Kata al-hikmah
berasal dari kata al-ihkam, yang berarti keunggulan dalam ilmu,
amal, perbuatan, atau di dalamnya semua itu.
c. Al-Ta’dib
Menurut al-Attas, istilah yang paling tepat adalah al-ta’dib.
Konsep ini didasarkan pada hadis Nabi yang artinya:
“Tuhan telah mendidikku, maka Ia sempurnakan
pendidikanku”(H.R. al-‘Askary dari ‘ali r.a).
Kata addaba dalam hadis diatas dimaknai al-Attas sebagai
“mendidik”. Selanjutnya ia mengemukakan, bahwa hadis
tersebut bisa dimaknai kepada “Tuhanku telah membuatku
mengenali dan mengakui dengan adab yang dilakukan secara
berangsur-angsur ditanamkan-Nya ke dalam diriku, tempat-
tempat yang tepat bagi segala sesuatu di dalam penciptaan,
sehingga hal itu membimbingku kearah pengenalan dan
pengakuan tempat-Nya yang tepat didalam tatanan wujud dan
kepribadian, serta sebagai akibatnya Ia telah membuat
pendidikanku yang paling baik.
Berdasarkan batasan tersebut, maka al-ta’dib berarti
pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur
ditanamkan kedalam diri manusia tentang tempat yang tepat
dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan. Dengan
demikian istilah al-Ta’dib merupakan terma yang paling tepat
dalam khazanah bahasa Arab karena mengandung arti ilmu,
kearifan, keadilan kebijaksanaan, pengajaran, dan pengasuhan
yang baik sehingga makna al-Tarbiyah dan al-Ta’lim sudah
tercakum dalam terma al-Ta’dib.
Adapun secara terminologi, para ahli pendidikan islam telah
mencoba memformulasi pengertian pendidikan islam, antara lain:

6
a. Al-Syaibaniy; Pendidikan islam adalah proses mengubah
tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi,
masyarakat, dan alam sekitarnya.
b. Muhammad Fadhil al-Jamaly; Pendidikan islam sebagai upaya
mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik
hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi
dan kehidupan yang mulia.
c. Ahmad D. Marimba; Pendidikan islam adalah bimbingan
pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. 4

B. Tujuan Pendidikan Islam


Para ahli pendidikan (muslim) mencoba merumuskan tujuan
pendidikan islam, diantaranya al-Syaibani, mengemukakan bahwa
tujuan pendidikan islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan
akhirat. Sementara tujuan akhirnya adalah mengembangkan fitrah
peserta didik, baik ruh, pisik, kemauan, dan akalnya secara dinamis ,
sehingga akan terbentuk pribadi yang utuh dan mendukung bagi
pelaksanaan fungsinya sebagai khalifah fi al-ardh.
Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, tujuan pendidikan islam
menurut al-Quran meliputi; (1) menjelaskan posisi peserta didik
sebagai manusia manusia diantara makhluk Allah lainnya dan
tanggungjawabnya dalam kehidupan. (2) Menjelaskan hubungannya
sebagai makhluk sosial dan tanggungjawabnya dalam tatanan
kehidupan bermasyarakat. (3) Menjelaskan hubungan manusia dengan
alam dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara
memakmurkan alam semesta.

4
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pisangan: CIPUTAT PRESS, 2005),
hlm.30-32

7
Muhammad Athiyah al-Abrasyi, menyimpulkan bahwa tujuan
pendidikan islam terdiri atas lima sasaran, yaitu; (1) Membentuk
akhlak mulia, (2) Menghidupkan kehidupan dunia dan akhirat, (3)
Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara ssegi kemanfaataannya,
(4) Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik, (5)
Mempersiapkan tenaga professional yang terampil.
Kongres se-Dunia ke II tentang Pendidikan Islam tahun 1980
di Islamabad menyatakan bahwa:
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan
pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh dan
seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri
manusia yang rasional (perasaan dan indera). Karena itu,
pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek
fitrah peserta didik yaitu aspek spiritual, intelektual, imajinasi,
fisik, ilmiah, dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif
dan mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah
kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan Islam
terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah,
baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia. 5

Tujuan pendidikan Islam menurut Prof. Dr. H. Abuddin Nata,


M.A., yaitu dapat dirumuskan untuk membina dan mengarahkan agar
msnusia berpotensi untuk berbuat baik, beriman dan tunduk kepada
Allah SWT. Maka dari itu tujuan pendidikan Islam diarahkan pada
upaya membentuk manusia supaya memiliki akhlak dan karakter yang
baik. Akhlak mulia atau karakter yang baik merupakan tujuan pokok
dalam pendidikan Islam. Karakter seseorang akan dianggap baik jika
perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-
Quran.
Tujuan pendidikan Islam dalam membangun karakter siswa di
era digital ini untuk memberikan arahan terhadap peserta didik tentang
kemajuan teknologi yang sangat pesat dan agar tidak salah arah dalam

5
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pisangan: CIPUTAT PRESS, 2005),
hlm. 36-38

8
menggunakan semua fasilitias yang disediakan pada era digital
pendidikan Islam merupakan salah satu materi yang bertujuan
meningkatkan akhlak mulia serta nilai-nilai spiritual dalam diri anak.6
Berdasarkan rumusan di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan
Islam merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta
didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta
didik sebagai muslim paripurna (insan al-kamil). Melalui sosok pribadi
yang demikian, peserta didik diharapkan akan mampu memadukan
fungsi iman, ilmu, dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan
yang harmonis bagi dunia maupun akhirat.7

6
https://jurnal.faiunwir.ac.id/index.php/Jurnal_Risalah, 18.30, 09 Oktober 2021
7
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pisangan: Ciputat Press,
2005), hlm. 38

9
BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan Islam adalah kegiatan belajar mengajar yang sistemnya


mengambil dari ajaran agama islam. Biasanya sistem Pendidikan islam diterapkan
di madrasah-madrasah dan sekolah berbasis pondok pesantren. Dengan
pemaparan definisi Pendidikan islam diatas dapat disimpulkan bahwa definisi
Pendidikan islam adalah proses pembentukan kepribadian manusia kepribadian
islam yang luhur. Bahwa Pendidikan islam bertujuan untuk menjadikannya selaras
dengan tujuan utama manusia menurut islam, yakni beribadah kepada Allah SWT.
Diharapkan dengan pemahaman hakikat Pendidikan islam ini, memberi motivasi
agar manusia khusunya muslim selalu mencari ilmu hingga akhir hayat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: KALAM MULIA), 2015

Al-Rasyidin, Nizar Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press),


2005

https://jurnal.faiunwir.ac.id/index.php/Jurnal_Risalah, 18.30, 09 Oktober 2021

11

Anda mungkin juga menyukai