Anda di halaman 1dari 32

RESUME KELOMPOK 1-7

Disusun Guna Memenuhi Ujian Tengah Semester Genap


Mata Kuliah : Pengembangan Profesi Guru
Dosen Pengampu : Nurfuadi, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Qorina Nadiatus Salamah (1817405126)

4 PGMI C
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO

1
A. Tugas Fungsi Pokok dan Fungsi Guru
1. Pengertian Tugas Pokok dan Fungsi Guru

Imam Al-Ghazali mempergunakan istilah guru/pendidik dengan kata seperti


al-Muallim (guru) al-Mudaris (pengajar), Al-muaddib (pendidik) dan al-Walid
(orang tua) yakni yang bertugas dan bertanggung jawab atas pendidikan dan
pengajaran.1

Tugas dalam kamus bahasa indonesia adalah pekerjaan yang menuntut


tanggung jawab seseorang, sesuatu yang wajib dilakukan atau ditentukan untuk
perintah agar melakukan sesuatu dalm jabatan tertentu. Fungsi dalam kamus
bahasa indonesia adalah kegunaan suatu hal pekerjaan yang dilakukan (jabatan
yang dilaksanakan). Sedangkan guru adalah seorang yang bertanggung jawab
terhadap terlaksananya pendidikan, sejalan dengan itu ada juga yang menyatakan
bahwa pendidik adalah orang yang membantu terhadap anak didik agar menjadi
dewasa.

2. Adapun tugas pokok dan fungsi guru secara umum adalah :


a. Membuat program pengajara (silabus, rpp, prota, promes)
b. Menganalisa materi pelajaran
c. Membuat lembar kerja siswa (LKS)
d. Membuat program harian/jurnal belajar
e. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
f. Melaksanakan kegiatan penilaian akhir baik itu ulangan harian,
tengah semester, atau akhir semester
g. Melaksanakan kegiatan penilaian baik itu ulangan, program remedial,
pengayaan
h. Mengisi daftar siswa, mengisi raport
i. Melaksanakan bimbingan kelas/konseling
j. Melaksanakan kegiatan bimbingan guru/tutor sebaya apabila telah
mengikuti pelatihan

1 Lastri. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Guru. (Pekanbaru: UIN Syarif Kasim Riau, 2010), hlm. 1

2
k. Membuat alat bantu mengajar/alat peraga
l. Melaksanakan kegiatan pengembangan dan permasyarakatan
kurikulum
m. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah ( sebagai contoh menjadi wali
kelas)
n. Membuat catatan tentang kemajuan peserta didik
o. Meneliti daftar hadir siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung
p. Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
q. Mengumpulkan angka kredit dan menghitungnya untuk kenaikan
pangkat
r. Menumbukembangkan sikap menghargai seni
s. Mengikuti kegiatan kurukulum
t. Mengadakan penelitian tindakan kelas

3. Tugas Guru Menurut Pakar dan Undang-Undang


Menurut Ahmad D. Maimba yang dikutip dari jurnal pemikiran Al-Ghazali
tentang guru, tugas pendidik/guru yang paling utama adalah menyempurnakan,
membersihkan, menyucikan hati manusia untuk bertaqarrub kepada Allah SWT.2
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun diluar
dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas
guru yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan.
1) Tugas Profesional
Yaitu suatu proses transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-
nilai hidup. Tugas professional guru meliputi mendidik, mengajar dan
melatih atau membimbing, serta meneliti (riset).
2) Tugas Guru dalam bidang Kemanusiaan
Tugas manusiawi / kemanusiaan adalah tugas-tugas membantu anak
didik agar dapat memenuhi tugas utama dan manusia kelak dengan
sebaik-baiknya.
3) Tugas Guru dalam bidang Kemasyarakatan
2 Lastri. Pemikiran Al-ghazali Tentang Guru…,12

3
Sebagai seorang warga negara yang baik,seorang guru turut
mengembangkan dan melaksanakan apa yang telah di gariskan oleh
bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.Adapun tugas tersebut
meliputi :
- Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi WNI yang
bermoral pancasila.
- Mencerdaskan bangsa Indonesia.
a. Tugas Guru Menurut Pakar
Menurut Roestiyah N.K.,tugas guru adalah sebagai brerikut :
1) Mentransfer kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,
kecakapan dan pengalaman – pengalaman
2) Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita- cita dan
dasar negara kita pancasila
3) Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-
undang pendidikan yang merupakan keputusan MPR No.II Tahun
1983
4) Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru
hanya sebagai perantara/ medium, anak harus berusaha sendiri
mendapatkan/ insight timbul perubahan dalam penegtahuan,
tingkah laku dan sikap.
5) Guru adalah pembimbing, untuk membawa anak didik kearah
kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk
anak didik menurut kehendaknya.
6) Guru adalah penghubung antara sekolah dan masyarakat. Anak
nantinya akan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam
masyarakat, dengan demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di
sekolah terlebih dahulu.
7) Guru sebagai administrator dan menejer Diamping mendidik,
seorang guru haru dapat mengerjakan urusan tata usaha membuat
buku kas, daftar induk, rapor, daftar gaji, dan sebagainya, serta
dapat mengkoordinasi segala pekerjaan di sekolah secara

4
demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa
kekeluargaan.
8) Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru
karena terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus
menyadari benar- benar pekerjaannya sebagai suatu profesi.
9) Guru sebagai perencana kurikulum. Guru mengahdapi anak- anak
setiap hari, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak- anak dan
masyarakat sekitar, maka dalam menyusun kurikulum, kebutuhan
ini tidak boleh di tinggalkan.
Wiggens dalam Sahertian (1994) mengemukakan tentang potret diri guru
sebagai pndidik . Menurutnya, seorang guru harus mampu berkaca pada dirinya
sendiri. Bila berkaca pada dirinya, ia akan melihat bukan satu pribadi, tetapi ada
tiga pribadi, yakni :
- Saya dengan konsep diri saya ( self concept)
- Saya dengan ide diri saya ( self ideo)
- Saya dengan realita diri saya (self reality)
Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya.
Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik
dan Pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah akan menjadi
perusaka atau penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi
anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang
sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
b. Tugas Guru Menurut Undang-Undang
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mendidik, melatih dan mengajar adalah
tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik,
sedangkan tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada peserta didik.3

3 Ahwy Oktradiksa. Pengembangan Kualitas Kepribadian Guru. (Yogyakarta: UIN Sunan

5
Dalam Undang – Undang Sisdiknas Bab XI  pasal 39, 40 dan 42
dinyatakan bahwa tugas guru adalah merencanakan dan melaksanaakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dimanamis, dan dialogis, mempunyai
komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberukan kepadanya,
memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru,
bahwa guru memiliki tugas sebagai berikut:
1) Memiliki akademik yang berlaku.
2) Memiliki kompetensi pedagogik
3) Memiliki kompetensi kepribadian
4) Memiliki kompetensi sosial
5) Memiliki kompentensi profesional
6) Memiliki sertifikat pendidik
7) Sehat jasmani dan rohani
8) Mentaati peraturan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan,
penyelenggara pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah.
9) Melaksanakan pembelajaran yang mencangkup kegiatan pokok

4. Fungsi Guru Menurut Pakar dan Undang-Undang


a. Fungsi Guru Menurut Pakar

Kalijaga,2012), 233.

6
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang
peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah
dididentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990)
serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah:
1) Guru sebagai pendidik
2) Guru sebagai pengajar
3) Guru sebagai pembimbing
4) Guru sebagai pemimpin
5) Guru Sebagai pengelola Pembelajaran
6) Guru Sebagai Model dan Teladan
7) Guru Sebagai Aministrator
8) Guru Sebagai Penasihat
9) Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
10) Guru sebagai emancipator
11) Guru Sebagai Pendorong Kreativitas
12) Guru Sebagai Evaluator
13) Guru Sebagai Kulminator
14) Guru Sebagai Ilmuwan
15) Guru Sebagai Pembangunan
16) Guru Sebagai Motivator
b. Fungsi Guru Menurut Undang-Undang
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, dikatakan
bahwa guru sebagai tenaga profesioanal berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan.4

B. Kualifikasi Guru
1. Pengertian Kualifikasi Guru

4Yusuf Ahmad. Guru Profesional Menurut Imam Al-ghazali dan Buya Hamka. (Pekanbaru:
Universitas Islam Riau, 2015) 37-40

7
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi adalah keahlian yang
diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu, dengan arti
lain kualifikasi diartikan sebagai hal – hal yang dipersyaraik secara akademis dan
teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. Kualifikasi mendorong seseorang
untuk memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus5.
2. Dasar kualifikasi guru adalah :
- Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
- Undang - undang no.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi guru
dan potensi guru
3. Kualifikasi Guru
Kuantitas dan kualitas guru dalam melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) adalah kompetensi guru yang merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi
guru dalam mengajar.Kualifikasi guru menjadi tiga dimensi yakni kompetensi
yang menyangkut:
a. rencana pengajaran (teaching plans and materials)
b. prosedur mengajar (classroom procedurs), dan
c. hubungan antar pribadi (interpersonal skill).
Adapun termuat dalam buku Uji kompetensi dan kinerja guru
kompetensi pendidik sekurang – kurang nya meliputi :
a) Penguasaan materi
b) Pemahaman peserta didik
c) Pembeajaran yang mendidik dan dialogis
d) Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.6
Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yaitu:
a. Kompetensi pedagogic

5 Zainal Aqib, standar kualifikasi, kompetensi, serifikasi guru. (Rama widya, 2009). Hlm. 44
6 Mulyasa, uji kopetensi dan penilaian kinerja guru, Bandung : remaja rosda karya, 2013. Hal.42

8
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta
didik, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajarn peserta
didik.
b. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk
berkomunikasi dengan peserta didik, sesama pendidik, ataupun
dengan orang tua peserta didik.7
c. Kompetensi professional

Kompeteni profesional merupakan penguasaan materi


pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya

4. Urgensi Kualifikasi Pendidikan


Kualifikasi pendidikan selain menjadi tuntutan profesi juga merupakan
tunutan yuridis formal bagi tenaga pendidik. Tuntutan tersebut menjadi wajib
terpenuhi dan dimiliki oleh setiap guru agar memiliki legalitas dan dapat
menunjukan kredibilitasnya sebagai agen pembelajaran, sehingga dapat
melaksanakan tugas keprofesionalannya secara profesional.
1) Kualifikasi Akademik
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005, disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan
nasional”. yang meliputi:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat atau
sarjana (S1).
b. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata
pelajaran yang diajarkan.
c. Sertifikat profesi guru.

7 Nurfuadi , profesionalisme guru, (Purwokerto : Stain Press) 2012 hal 90

9
Undang-undang Guru dan Dosen8 merupakan suatu ketetapan politik
bahwa pendidik adalah pekerja profesional, yang berhak mendapatkan
hak-hak sekaligus mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi secara
profesional. Dengan itu diharapkan, pendidik dapat mengabdikan secara
total seluruh kemampuan, perhatian dan kepeduliann pada profesinya dan
dapat hidup layak dari profesi yang dilakoninya tersebut. 9 Dalam UUGD
diatur ketentuan bahwa seorang:
a. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
pendidik sebagai agen pembelajaran.
b. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi
program sarjana (S1) atau program diploma empat yang sesuai
dengan tugasnya sebagai guru untuk guru dan S-2 untuk dosen.
Dalam buku konsep, strategi dan implementasi : managemen dan
peningkatan kinerja guru kompetensi guru dikembangakan menajdi 10
kompetensi dalam P3G (proyek pembinaan pendidikan guru) adalah :
1) Enguasai bahan
2) Mengelola program belajar megajar
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan media sumber belajar
5) Menguasai landasan pendidikan
6) Mengelola interaksi belajar mengajar
7) Menilai prestasi belajar
8) Mengenal fungsi dan layana pendidikan penyiuluhan
9) Mengenal dan menye;enggarakan administrasi sekolah
10) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna kepentingan
pengajaran.10
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasioanl, bab XI pasal 42 dinyatakan bahwa11:
8 Undang undang RI , tentang guru dan dosen, (UUD RI, 2005). Hlm. 13
9 Samana, profesionalisme keguruan, (kanisius, 1994). Hlm. 42
10 Ahmad susanto, konsep, strategi dan implementasi : managemen dan peningkatan kinerja guru
(Depok : Prenadamedia) cetakan ke-2 2018. hal.139
11 Undang Undang RI , tentang sisdiknas (UUD RI, 2003), hlm 15

10
a. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kesenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan unutk mewujudkan tujuan pendidikan
Nasional.
b. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi terakreditasi.

c. Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud


dalam ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.

5. Kualifikasi Guru di Satuan Pendidikan


Di dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan ( SNP ) ditegaskan sebagai berikut :
No Jenjang Kualifikasi Yang Dibutuhkan
1. PAUD a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma IV
(TK atau sarjana (S1)
/RA) b. Latar belakang pendidikan tinggi di bidang anak usia
dini, kependidikan lain atau psikolog
c. Sertifikasi profesi guru untuk PAUD
SD / MI a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma IV
atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan
SD/MI, ke pen didikan lainh dan psikolog
c. Sertifikasi profesi guru untuk SD / MI
2. SMP / a. Kualifikasi akademik pendidikan mi nimum diploma
MTS IV atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan
c. Sertifikasi profesi guru untuk SMP/MTs

11
3. SMA / a. Kualifikasi akademik pendidikan mi nimum diploma
MA empat atau sarjana (S.1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai de ngan mata pelajaran yang
diajarkan
c. Sertifikasi profesi guru untuk SMA/MA
4. SDLB / a. Kualifikasi akademik pendidikan umum diploma
SMPLB empat atau sarjana (S.1)
/ b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
SMALB pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diaj arkan
c. Sertifikasi profesi guru untuk SDLB/ SMPLB/SMALB
5. SMK / a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
MAK empat atau sarjana (S.1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan.
c. Sertifikasi profesi guru untuk SMK/ MAK

Kualifikasi persatuan pendidikan. Dalam suatu satuan pendidikan


tentunya harus memiliki kualifikasi yang mendorong kemajuan satuan
pendidikan tersebut diantaranya kita akan jelaskan beberapa satuan
pendidik yaitu :
1) Untuk pendidik pada PAUD harus memiliki kualifikasi pendidika
n minimal S-1/D-IV yang berlatar pendidikan tinggi di bidang PA
UD, kependidikan lain atau psikologi.
2) Untuk pendidik pada SD/MI harus memiliki kualifikasi pendidika
n minimal S-1/D-IV yang berlatar belakang pendidkan tinggi di bi
dang SD/MI, kependidikan lain atau psikologi;
3) Untuk pendidik pada SMP/MTS harus memiliki kualifikasi pendid
ikan minimal S-1/D-IV yang berlatar pendidikan tinggi yang sesu
ai dengan mata pelajaran yang dijarkan.

12
4) SMA / MA :
a. Kualifikasi akademik pendidikan umum minimal diploma
empat (D4) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan ata pelajaran yang diajarkan
c. Sertifikasi profesi guru untuk SMA/MA
d. Guru IPS(Guru Geografi ( pendidikan geografi), guru
ekonomi ( pendidikan ekonomi dunia, ekonomi koperasi,
ekonomi usaha), guru sosiologi (pendidikan sosiologi), guru
antropologi (pendidikan antropologi))
e. Guru IPA ( guru fisika (pendidikan fisika), guru biologi
(pendidikan biologi) guru kimia (pendidikan kimia))
f. Guru Bahasa (guru bahasa Arab (pendidikan bahasa arab),
guru basa inggris (pendidikan bahasa inggris), guru bahasa
mandarin ( pendidikan bahasa mandarin)).
5) SDLB/SMPLB/SMALB
a. Kualifikasi akademik pendidikan umum dengan minimal
diploma empat (D4) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang penidikan tinggi dengan program pendidikan
khusus atau sarjana yang sesuai denganmata pelajaran yang
diampu.
c. Sertifikasi guru untuk SDLB/SMPLB/SMALB
d. Pendidikan guru sekolah luar biasa/pendidikan khusus
6) SMK/MAK
a. Kualifikasi akademik pendidikan umum dengan minimal
diploma empat (D4) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan program pendidikan yang
diampu.

13
c. Serftifikasi profesi guru untuk SMK/MAK12
d. Sertifikasi profesi untuk keahlian bidang yang diampu
terkreditasi.

C. Kompetensi Pedagogik
1. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru
Menurut penjelasan Slamet PH yang mengatakan bahwa kompetensi
pedagogik terdiri dari sub-kompetensi yaitu berkontribusi dalam pengembangan
KTSP yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan, mengembangkan
silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar,
melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan, merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas,
melaksanakan pembelajaran yang pro-perubahan (aktif, kreatif,inovatif,
ekperimentif, efektif, dan menyenangkan), menilai secara otentik, membimbing
peserta didik dalam berbagai aspek, misalnya pelajaran, kepribadian, bakat, minat
dan karir dan mengembangkan profesionalisme diri sebagai guru.13
Kompetensi Pedogogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan
guru dengan profesi lainnya, penguasaan kompetensi pedagogik disertai dengan
profesional akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran
peserta didik.

2. Karakteristik Kompetensi Pedagogik Guru

a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggungjawab dengan


sebaik-baiknya.
b. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara
berhasil.
c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan (tujuan instruksional) sekolah.
12 Sunhaji, strategi pengebangan kualifikasi dan kompetensi guru ( menurut undang – undang
guru dosen dan standar nasionl pendidikan) , Purwokerto, Insania vol.10, 2012, hal 290-291
13 Nurfuadi, Profesionalisme Guru (Yogyakarta: CV. Cinta Buku, 2020), hal. 76.

14
d. Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam proses
mengajar dan belajar dalam kelas.

3. Aspek Kompetensi Pedagogik Guru

Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik:14

a. Mengenal Karakteristik Peserta Didik


Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang
karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran.
Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial,
emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya
b. Menguasai Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan
standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
memotivasi mereka untuk belajar
c. Pengembangan Kurikulum
Guru mampu  menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting
kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan
lingkungan pembelajaran. Guru  mampu memilih, menyusun, dan
menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik15
d. Kegiatan Pembelajaran Yang Mendidik 
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran
yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru
mampu menyusun dan  menggunakan berbagai materi pembelajaran
dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika

14 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 80.
15 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 82.

15
relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK)
untuk kepentingan pembelajaran
e. Pengembangan Potensi Peserta Didik
Guru mampu  menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik
dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui
program  embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan
potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti
jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka16
f. Komunikasi Dengan Peserta Didik
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun
dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu
memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau
pertanyaan peserta didik
g. Penilaian Dan Evaluasi
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas
proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian
dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.
Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses
pembelajarannya17

4. Manfaat Kompetensi Pedagogik Guru Bagi Siswa

Berikut beberapa manfaat kompetensi pedagogikguru bagi siswa yaitu:18

a. Jika guru dapat memahami peserta didik dengan memanfaatkan


prinsip-prinsip perkembangan kognitif siswa maka:19
16 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 84.
17 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 86.
18 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 75.
19 Ade Iriani, “Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Untuk Meningkatkan Mutu
Sekolah”, Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018.

16
1) Siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahunya.
2) Siswa memiliki keberanian berpendapat dan kemampuan
menyelesaikan masalah.
3) Siswa merasa gembira dalam kegiatan belajarnya.
b. Jika guru dapat memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian
siswa dan memanfaatkannya maka :
1) Siswa memiliki kepribadian mantap dan memiliki rasa percaya
diri.
2) Siswa memiliki sopan santun dan taat pada peraturan.
3) Siswa tumbuh jiwa kepemimpinannya dan mudah beradaptasi.

D. Kompetensi Profesional
1. Definisi Kompetensi Profesional

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang


pekerjaan yang ingin ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu
jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyararatkan pengetahuan dan ketrampilan
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 dijelaskan


bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.20 Berdasarkan undang-undang tersebut, ada dua hal yang
perlu digaris bawahi pertama guru adalah jabatan profesional yakni hanya dapat
diperoleh orang-orang yang akademik keguruan, kedua, tugas guru profesional
adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi. Jelas guru profesional memiliki kemahiran dalam melaksanakan
tugasnya sebagai guru.

2. Profesionalisme Guru

20 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2006) Hlm. 209

17
Adiler menjelaskan bahwa guru merupakan unsur manusiawi yang sangat
menentukan keberhasilan pendidikan21. Guru profesional akan mampu
menciptakan perubahan mutu pendidikan yang mendasar. Keberhasilan suatu
proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualiatas atau kemampuan guru. Guru
yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran, dan
pelatihan yang efektif dan efisien. Guru profesional diyakini mampu memotivasi
peserta didik untuk mengoptimalkan potebsi mereka dalam memenuhi pencapaian
setandar pendidikan.

3. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional

Dari perbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru secara


umum dapat di identifikasi tenteang ruang lingkup kompetensi profesional guru
sebagai berikut :

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik psikologi,


sosiologis dan sebagainya
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang berfarias
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relefan
f. Mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik

Sedangakan secara lebih khusus, kompetensi profesional guru dapat di


jabarkan sebagai berikut:

a. Memahami standar nasional pendidikan, yang meliputi :


1) Standar isi

21 Buchori Alma, Guru profesional, (Bandung: Alfabeta, 2014), Hlm.115

18
2) Standar proses
3) Standar kompetensi lulusan
4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5) Standar saran dan prasarana
6) Standa pngelolaan
7) Standar pembiayaan
8) satandar penilain pendidikan
b. Meningkatkan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang meliputi :
1) Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
2) Mengembangkan silabus
3) Menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran
4) Melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta
didik
5) Menilai hasil belajar
6) Menilai dan memperbaiki KTSP sesui dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemajuan zaman
c. Menguasai materi standar yang meliputi :
1) Menguasai bahan pembelajaran (bidang studi)
2) Mengeuasai bahan pendalaman (pengayaan)
d. Mengelola program pembelajaran yang meliputi :
1) Merumuskan tujuan
2) Menjabarkan kompetensi dasar
3) Memilih dan menggunakan metede pembelajaran
4) Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran
5) Malaksanakan pembelajaran
e. Mengembangkan teori dan konsep dasar kependidikan
1) Mengembangkan teori-teori kependidikan yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik.
2) Mengembangkan konsep-konsep dasar kependidikan yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik

19
f. Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual yang
meliputi:
1) Memahami strategi pembelajaran individual
2) Melaksanakan pembelajaran individual22

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa


kompetensi profesional merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru
dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya mengajar. Yang
dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
pembimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan.

4. Upaya Peningkatan Kompetensi Profesional Guru

Beberapa upaya meningkatkan kompetensi profesioanal guru yaitu:

a. Melaksanakan pembinaan profesional guru


b. Untuk meningkatkan profesional guru yang sifatnya khusus, bisa
dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui
seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar Diknas.
c. Peningkatakan profesionalisme guru melalaui PKG (pemantapan
kinerja guru)
d. Meningkatkan kesejahteraan guru.
e. Memberikan motivasi dan mengikutsertakannya pada kegiatan
pembinaan, yaitu dengan belajar sendiri di rumah, belajar
diperpustakaan, membentuk persatuan pendidik sebidang studi,
mengikuti pertemuan organisasi profesi pendidikan, ikut mengambil
kompetensi ilmiah.
f. Mengikuti pertemuan organisasi pendidikan.

E. Kompetensi Sosial
22 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007)
Hlm. 135

20
1. Pengertian Kompentensi Sosial
Menurut penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompentesi sosial adalah kemapuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali, dan masyarakat sekitar 23.
Sebagai mahluk sosial guru berperilaku santun , mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan mempunyai rasa empati
terhadap orang lain.24
Kompentesi sosial juga bisa diartikan sebagai kemampuan guru untuk
memahami dirinya sebagai bagian dari yang tak- terpisahkan dari masyarakat
yang memiliki kemampuan, ketrampilan yang cukup luas, ikut secara aktif dalam
proses pembangunan25.
2. Pentingnya Kompentensi Sosial
Sebagian individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus
mencerminkan seorang pendidik. Uangkapan yang sering dikemukakan adalah
bahwa “ guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan
yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa
ditiru / diteladani. Untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan
berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.

Oleh karena itu, seorang guru haruslah memiliki kompentensi sosial agar nanti
apabila terjadi perbedaan niali dengan masyarakat dapat menyelesaikanya dengan
baik sehingga tidak mengambat proses pendidikan sehingga apabila ada keperluan
dengan orangtua peserta didik tidak ada kesulitan menghubunginya.

3. Indikator-Indikator Kompetensi Sosial Guru


Kemampuan sosial tersebut dirinci menjadi beberapa faktor, yaitu26:
a. Bersikap dan Bertindak Objektif

23 E.Mulyasa, Standar Koompentensi dan Sertifikasi Guru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,


2011. hal. 173
24 Nurfuadi, Profesionalisme Guru, Yogayakarta, STAIN Press, 2012. hal 90-91.
25 Buchari Alma, Guru Profesional ( Menguasai Metode dan Terampil Mengajar),
Bandung,2014. hal.137
26 Oemar, Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, 2016, hal 54.

21
Bersikap dan bertindak objektif adalah kemampuan yang harus
dimiliki agar guru selalu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta
didik.
b. Beradaptasi dengan Lingkungan
Beradaptasi dengan lingkungan adalah kemampuan yang dituntut pada
seorang guru. Beradaptasi dengan lingkungan berarti seorang guru
perlu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan, baik lingkungan
sekolah maupun lingkungan masyarakat umumnya.
c. Berkomunikasi secara Efektif

Kompetensi sosial dapat dilihat dalam berkomunikasi secara efektif.


Guru sebagai inspirator dan motivator dalam proses pembelajaran
memeiliki peran penting dalam melakukan komunikasi yang efektif.

4. Aspek-Aspek Kompetensi Sosial


Marlowe membagi aspek-aspek kompetensi sosial ke dalam empat bagian
yaitu:
a. Pengetahuan sosial, yaitu pengetahuan mengenai keadaan sosial
yang memadai dengan konteks sosial tertentu.
b. Kepercayaan diri, yaitu perasaan percaya pada diri sendiri dalam
memulai suatu tindakan dan adanya usaha untuk memecahkan
masalah sendiri.
c. Empati, yaitu kemampuan menghargai perasaan orang lain
sekalipun orang tersebut tidak dikenalnya atau tidak ada hubungan
dengannya, juga memberikan respon-respon emosional, mampu
mengendalikan emosi dan tulus dalam menjalin hubungan dengan
orang-orang yang bermasalah.

d. Sensitivitas sosial, yaitu kemampuan untuk menerima dan mengerti


pesan-pesan verbal dan perhatian pada aturan-aturan sosial serta
norma-normanya.

5. Karakteristik Guru yang Memiliki Kompetensi Sosial

22
Menurut Musaheri, karakteristik guru yang memiliki kompetensi sosial
adalah berkomunikasi secara santun dan bergaul secara efektif. Karakteristik guru
yang memiliki kompetensi sosial antara lain sebagai berikut 27:
a. Berkomunikasi secara santun
b. Bergaul Secara Efektif
c. Memiliki Pengetahuan tentang Hubungan Antar Manusi
d. Menguasai Psikologi Sosial
e. Memiliki Keterampilan Bekerjasama dalam Kelompok

F. Kompetensi Kepribadian Guru


1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru
kompetensi guru adalah kemampuan, karakteristik atau perilaku terkondisi
yang menunjukkan jalan untuk mencapai tujuan pendidikan, bahwa pendidik pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini sebagai
agen pembelajaran harus mempunyai kompetensi.
Guru atau pendidik dalam pengertian yang lazim digunakan adalah orang yang
bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta didik dalam
perkembangan rohani maupun jasmani peserta didik, dengan tujuan mecapai
tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya
sendiri, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mampu melakukan tugasnya sebagai makhluk
sosial dan sebagai makhluk hidup yang mandiri.
Basuni (PGRI) dalam pidato pembukaan kongres PGRI XVI menyatakan
bahwa kode etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman
tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiannya
bekerja sebagai guru.
Rumusan kode etik Guru Indonesia setelah disempurnakan dalam kongres
PGRI XVI tahun 1989 di Jakarta, menjadi sebagai berikut:

27 Oemar, Hamalik. 2016. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, 2016, hal.
189.

23
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik
sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
d. Guru menciptakan suasana sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orangtua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama tentang pendidikan.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan,
dan kesetiakawanan sosial.
h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
i. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.

2. Pentingnya Kompetensi Kepribadian Guru


Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan
kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa. Penguasaan
kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu
upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang
bisa di-gugu (dipercaya) dan ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa
yakin dengan apa yang sedang dibelajarkan gurunya. Di masyarakat, kepribadian
guru masih dianggap hal sensitif dibandingkan dengan kompetensi pedagogik atau
profesional. Apabila ada seorang guru melakukan tindakan tercela, atau
pelanggaran norma-norma yang berlaku di masyarakat, pada umumnya
masyarakat akan cepat mereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat terhadap

24
merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat
terhadap institusi sekolah, tempat dia bekerja.

Dari uraian singkat diatas, begitu pentingnya penguasaan kompetensi


kepribadian guru, karena kepribadian seorang guru sangatlah berpengaruh
terhadap proses pembelajaran, juga sangat berpengaruh terhadap proses
perkembangan psikologis serta kepribadian peserta didik.

3. Cara untuk meningkatkan kompetensi guru di antarannya:


a. Meningkatkan penguasan materi pelajaran, pengetahuan PBM, dan
evaluasi belajar melalui: pelatihan, belajar mandiri, melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi
b. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan murid, dengan
sesama guru, dengan TU, kepala sekolah, dan warga masyarakat
sekitar.
c. Berlatih menampilkan perilaku sesuai dengan pribadi guru yang
dikehendaki.
d. Dapat juga dilakukan melalui optimalisasi peran kepala sekolah
sebagai : eductor, manajer, administastor, supervisor, leader,
pencipta iklim kerja, dan wieausahawan
e. Selain oleh kepala sekolah peningkatan kompetensi guru juga
dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk sertifikasi guru, UU guru
dan dosen, dll.

G. Sertifikasi Guru
1. Pengertian Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk
mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian
sertifikasi pendididk.28

28 E,Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2011), hlm. 33-34.

25
National Commission on Educational Services (NCES), memberikan
pengertian sertifikasi secara lebih umum. Certfification is a procedure wgereby
the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials and provides
him or her license to teach. Dalam hal ini sertifikasi merupakan prosedur untuk
menentukana apakah seorang calon guru layak diberikan izin dan kewenangan
untuk mengajar. Hal ini diperlukan karena lulusan lembaga pendidikan tenanga
keguruan sangat bervariasi, baik dikalangan perguruan tinggi negri maupun
swasta.
2. Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Pelaksanaan sertifikasi guru di Indonesia didasarkan pada peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:29
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
b. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
c. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2005 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
e. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru.
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 10 Tahun 2009 tentang
Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan.
g. Keputusan Mendiknas Tahun 2009 tentang Pembentukan
Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).

h. Keputusan Mendiknas No. 022/P/2009 tentang Penetapan


Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

3. Prinsip Sertifikasi Guru


Sesuai dengan Permendikbud Nomor 5 tahun 2012 sertifikasi guru dalam
jabatan tahun 2012 dilaksanakan berbasis program studi. Berdasarkan ketentuan
itu maka prinsip sertifikasi guru tahun 2012 dilaksanakan sebagai berikut:

29 Yunus Abu Bakar, dkk, Profesi Keguruan (Jakarta: Lapis-PGMI Depag RI, 2009), hlm. 7-8.

26
a. Sertifikasi guru dilaksanakan oleh program studi yang relevan
dengan mata pelajaran guru.

b. Apabila Rayon LPTK tidak memiliki program studi yang relevan


dengan mata pelajaran guru yang disertifikasi tetapi ditugasi
melaksanakan sertifikasi guru dari mata pelajaran tersebut, harus
melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi pendukung (PT
Pendukung) yang memiliki program studi nonkependidikan yang
relevan.

4. Persyaratan Sertifikasi Guru


Syarat bagi guru profesional secara garis besar dapat dikelompokan kedalam
tiga kategori, yaitu persyaratan administratif, akademis dan kepribadian.
Persyaratan administratif adalah persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang
guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan persyaratan legal
formal. Persyaratan akademis adalah persyaratan yang harus dimiliki seseorang
guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan kapabilitas dan
kualitas intelektual.
Persyaratan kepribadian adalah persyaratan yang harus dimiliki guru yang
ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Guru adalah seseorangyang harus digugu dan ditiru ,
khususnya oleh muridnya. Sebagai seorang guru yang harus digugu dan ditiru
dengan sendirinya mensyaratkan secara internal bahwa seorang guru harus
memiliki kepribadian dan perilaku yang baik.
Pelaksanaan setifikasi guru dalam jabatan dapat dilakukan melalui dua cara
yaitu:
a. Melalui penilaian portofolio guru
Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi
bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk
memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan
dalam bentuk penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas

27
pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap
kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.
b. Melalui Jalur Pendidikan

Penetapan peserta sertifikasi melalui penilaian portofolio berdasarkan


pada urutan prioritas masa kerja sebagai guru, usia, pangkat/golongan,
beban mengajar, tugas tambahan, dan prestasi kerja. Pelaksana
sertifikasi melalui jalur pendidikan ini adalah LPTK yang ditunjuk
sesuai keputusan Mendiknas No. 122/P/2007.30

5. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru


Sertifikasi guru merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa
seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Sertifikasi guru sebagai upaya
peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru
sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu
pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.31
Dengan kata lain, tujuan utama sertifikasi adalah untuk menjamin mutu para
guru sehingga profesionalisasi guru dapat berjalan dengan baik.

H. Kesimpulan
Guru adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya
pendidikan, sejalan dengan itu juga ada yang menyatakan bahwa pendidik adalah
orang yang membantu terhadap anak didik agar menjadi dewasa. Apabila
dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas yaitu; tugas dalam bidang profesi, tugas
kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Guru professional adalah guru yang mampup mengelola dirinya dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Guru adalah pendidik professional
30 Khairul Azwar, dkk, “ Pengaruh Sertifikasi Dan Kinerja Guru Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Di Smp Negeri 2 Banda Aceh”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 3, No
2, Mei 2015, hal, 142.
31 Andhika Imam Kartomo Dan Slameto, “EVALUASI KINERJA GURU BERSERTIFIKASI”,
Jurnal Kelola, Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2016, hal,223.

28
dengan peranan dan fungsi sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, ilmuwan,
motivator, teladan, administrator, penasihat, innovator, pemimpin, pengelola,
pembelajaran, emancivator, evaluator, kulminator, dan pembangun.
Menurut Surya, dalam Kuandar menyebutkan guru profesional tercermin
melalui pengabdiannya melaksanakan tugas-tugas yang diselesaikan dengan
penuh keahlian, dalam bentuk materi maupun metode. Guru professional
hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru
kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, dan Negara. Secara
sederhana pekerjaan professional adalah adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan lainnya.
Sertifikat guru adalah suatu profes pemberian pengakuan bahwa seseorang
telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh
lembaga sertifikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, Yunus. dkk, 2009. Profesi Keguruan, Jakarta: Lapis-PGMI Depag RI
Ade. 2018. Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Untuk
Meningkatkan Mutu Sekolah, Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5(2)
Alma, Buchari.2014. Guru Profesional ( Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar). Bandung: Alfabeta
Andhika Imam, Slameto. 2016, Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikas, Jurnal
Kelola, Vol. 3(2)
Aqib Zainal. 2009. standar kualifikasi, kompetensi, serifikasi guru. Jakarta : Rama
widya
Danim, Sudarwan. 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung:

29
Alfabeta.
Habibullah, A. 2013. Kompetensi Pedagogik Guru. Jurnal Edukasi. Vol. 10 (3).
Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harahap, Siti Syahraini. 2017. Kompentensi Sosial Guru. MAN 2 Model.
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
Helmi, John. 2003 “Kompetensi Profesionalisme Guru” Dalam Jurnal Pendidikan
Al-Islah.
Herriyan, Argi. dkk. 2017. Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Membina Akhlak Peserta Didik di Mas Proyek Univa
Medan. Edu Riligia. Vol. 1 No. 4.
Iriani, Ade. 2018. Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Untuk
Meningkatkan Mutu Sekolah. Dimuat dalam Jurnal Manajemen
Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Kristen
Satya Wacana. Vol. 5(2)
Isjon. 2009. Guru Sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ismail. 2007. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAI dalam
Pembelajaran. Dimuat di jurnal Mudarisuna. Vol. 2(2)

Khairul, Azwar. Dkk. 2015, Pengaruh Sertifikasi Dan Kinerja Guru Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di Smp Negeri 2 Banda Aceh, Jurnal
Administrasi Pendidikan, Vol. 3(2)
Kunandar. 2020. Guru Profesional. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Kurniawan, Ade dan Astuti, Andari Puji. ISBN: 978-602-61599-6-0. Deskripsi
KompetensiPedagogik Guru dan Calon Guru Kimia SMA Muhammadiyah
1 Semarang. dimuat dalam Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan
Teknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Mulyasa, Enco, 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,

30
Mulyasa. 2011. Pengembangan Profesi Guru dari Pra-Jabatan Induksi ke
Profesional Madani. Jakarta: Kencana Grup Prenada Media Grup.
Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan da
Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Media Group.
Nasrul. 2014. Profesi dan Etika Keguruan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Nurfuadi. 2012. profesionalisme guru. Purwokerto : Stain Press.
Nurfuadi dan Moh Roqib. 2014. Kepribadian Guru. Yogyakarta: STAIN
Purwokerto Press.
Oemar, Hamalik. 2016. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung : Alfabeta.
Sardiman, 1996. interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : grafindo
presda, Setiawan, Eko. 2018. Kompetensi Pedagogies dan Profesional
Guru Paud dan SD/MI. Jakarta : Erlangga.
Sudarma, Momon. 2014. Profesi Guru : Dipuji, dikritisi,dan dicaci. Depok:
Raja Grafindo Persada
Sunhaji. 2012. strategi pengebangan kualifikasi dan kompetensi guru ( menurut
undang – undang guru dosen dan standar nasionl pendidikan),
Purwokerto : Insania

Susanto, Ahmad. 2018. konsep strategi dan implementasi : managemen dan


peningkatan kinerja. Depok : Prenadamedia
Susilowati, Indah. dkk. 2013.“Strategi Peningkatan Kompetensi Guru Dengan
Pendekata Analysis Hierarchy Process”. Journal of Economics and Policy
Vol. 6 (1)
Sutikno,Agus. 2018. Upaya Peningkatan Kompentensi Guru Melalui
Pengembangan Diri Prosiding “ Profesionalisme Guru Abad XXI”
Seminar Nasional IKA UNY.
Trianto. 2011. Pengantar dan pengembangan Profesi Kependidikan. Jakarta, :
Kenca. Iriani,

31
Undang undang RI , 2005. Tentang Guru dan Dosen.
Undang Undang RI, 2003. Tentang Sisdiknas
Warson Munawwir, Ahmad, 1984, Kamus al Munawwir Arab-Indonesia, Pustaka
Progresif
Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia. Jakarta: Gaung
Persada Press.

32

Anda mungkin juga menyukai