4 PGMI C
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
1
A. Tugas Fungsi Pokok dan Fungsi Guru
1. Pengertian Tugas Pokok dan Fungsi Guru
1 Lastri. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Guru. (Pekanbaru: UIN Syarif Kasim Riau, 2010), hlm. 1
2
k. Membuat alat bantu mengajar/alat peraga
l. Melaksanakan kegiatan pengembangan dan permasyarakatan
kurikulum
m. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah ( sebagai contoh menjadi wali
kelas)
n. Membuat catatan tentang kemajuan peserta didik
o. Meneliti daftar hadir siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung
p. Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
q. Mengumpulkan angka kredit dan menghitungnya untuk kenaikan
pangkat
r. Menumbukembangkan sikap menghargai seni
s. Mengikuti kegiatan kurukulum
t. Mengadakan penelitian tindakan kelas
3
Sebagai seorang warga negara yang baik,seorang guru turut
mengembangkan dan melaksanakan apa yang telah di gariskan oleh
bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.Adapun tugas tersebut
meliputi :
- Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi WNI yang
bermoral pancasila.
- Mencerdaskan bangsa Indonesia.
a. Tugas Guru Menurut Pakar
Menurut Roestiyah N.K.,tugas guru adalah sebagai brerikut :
1) Mentransfer kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,
kecakapan dan pengalaman – pengalaman
2) Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita- cita dan
dasar negara kita pancasila
3) Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-
undang pendidikan yang merupakan keputusan MPR No.II Tahun
1983
4) Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru
hanya sebagai perantara/ medium, anak harus berusaha sendiri
mendapatkan/ insight timbul perubahan dalam penegtahuan,
tingkah laku dan sikap.
5) Guru adalah pembimbing, untuk membawa anak didik kearah
kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk
anak didik menurut kehendaknya.
6) Guru adalah penghubung antara sekolah dan masyarakat. Anak
nantinya akan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam
masyarakat, dengan demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di
sekolah terlebih dahulu.
7) Guru sebagai administrator dan menejer Diamping mendidik,
seorang guru haru dapat mengerjakan urusan tata usaha membuat
buku kas, daftar induk, rapor, daftar gaji, dan sebagainya, serta
dapat mengkoordinasi segala pekerjaan di sekolah secara
4
demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa
kekeluargaan.
8) Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru
karena terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus
menyadari benar- benar pekerjaannya sebagai suatu profesi.
9) Guru sebagai perencana kurikulum. Guru mengahdapi anak- anak
setiap hari, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak- anak dan
masyarakat sekitar, maka dalam menyusun kurikulum, kebutuhan
ini tidak boleh di tinggalkan.
Wiggens dalam Sahertian (1994) mengemukakan tentang potret diri guru
sebagai pndidik . Menurutnya, seorang guru harus mampu berkaca pada dirinya
sendiri. Bila berkaca pada dirinya, ia akan melihat bukan satu pribadi, tetapi ada
tiga pribadi, yakni :
- Saya dengan konsep diri saya ( self concept)
- Saya dengan ide diri saya ( self ideo)
- Saya dengan realita diri saya (self reality)
Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya.
Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik
dan Pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah akan menjadi
perusaka atau penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi
anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang
sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
b. Tugas Guru Menurut Undang-Undang
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mendidik, melatih dan mengajar adalah
tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik,
sedangkan tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada peserta didik.3
5
Dalam Undang – Undang Sisdiknas Bab XI pasal 39, 40 dan 42
dinyatakan bahwa tugas guru adalah merencanakan dan melaksanaakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dimanamis, dan dialogis, mempunyai
komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberukan kepadanya,
memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru,
bahwa guru memiliki tugas sebagai berikut:
1) Memiliki akademik yang berlaku.
2) Memiliki kompetensi pedagogik
3) Memiliki kompetensi kepribadian
4) Memiliki kompetensi sosial
5) Memiliki kompentensi profesional
6) Memiliki sertifikat pendidik
7) Sehat jasmani dan rohani
8) Mentaati peraturan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan,
penyelenggara pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah.
9) Melaksanakan pembelajaran yang mencangkup kegiatan pokok
Kalijaga,2012), 233.
6
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang
peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah
dididentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990)
serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah:
1) Guru sebagai pendidik
2) Guru sebagai pengajar
3) Guru sebagai pembimbing
4) Guru sebagai pemimpin
5) Guru Sebagai pengelola Pembelajaran
6) Guru Sebagai Model dan Teladan
7) Guru Sebagai Aministrator
8) Guru Sebagai Penasihat
9) Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
10) Guru sebagai emancipator
11) Guru Sebagai Pendorong Kreativitas
12) Guru Sebagai Evaluator
13) Guru Sebagai Kulminator
14) Guru Sebagai Ilmuwan
15) Guru Sebagai Pembangunan
16) Guru Sebagai Motivator
b. Fungsi Guru Menurut Undang-Undang
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, dikatakan
bahwa guru sebagai tenaga profesioanal berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan.4
B. Kualifikasi Guru
1. Pengertian Kualifikasi Guru
4Yusuf Ahmad. Guru Profesional Menurut Imam Al-ghazali dan Buya Hamka. (Pekanbaru:
Universitas Islam Riau, 2015) 37-40
7
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi adalah keahlian yang
diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu, dengan arti
lain kualifikasi diartikan sebagai hal – hal yang dipersyaraik secara akademis dan
teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. Kualifikasi mendorong seseorang
untuk memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus5.
2. Dasar kualifikasi guru adalah :
- Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
- Undang - undang no.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi guru
dan potensi guru
3. Kualifikasi Guru
Kuantitas dan kualitas guru dalam melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) adalah kompetensi guru yang merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi
guru dalam mengajar.Kualifikasi guru menjadi tiga dimensi yakni kompetensi
yang menyangkut:
a. rencana pengajaran (teaching plans and materials)
b. prosedur mengajar (classroom procedurs), dan
c. hubungan antar pribadi (interpersonal skill).
Adapun termuat dalam buku Uji kompetensi dan kinerja guru
kompetensi pendidik sekurang – kurang nya meliputi :
a) Penguasaan materi
b) Pemahaman peserta didik
c) Pembeajaran yang mendidik dan dialogis
d) Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.6
Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yaitu:
a. Kompetensi pedagogic
5 Zainal Aqib, standar kualifikasi, kompetensi, serifikasi guru. (Rama widya, 2009). Hlm. 44
6 Mulyasa, uji kopetensi dan penilaian kinerja guru, Bandung : remaja rosda karya, 2013. Hal.42
8
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta
didik, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajarn peserta
didik.
b. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk
berkomunikasi dengan peserta didik, sesama pendidik, ataupun
dengan orang tua peserta didik.7
c. Kompetensi professional
9
Undang-undang Guru dan Dosen8 merupakan suatu ketetapan politik
bahwa pendidik adalah pekerja profesional, yang berhak mendapatkan
hak-hak sekaligus mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi secara
profesional. Dengan itu diharapkan, pendidik dapat mengabdikan secara
total seluruh kemampuan, perhatian dan kepeduliann pada profesinya dan
dapat hidup layak dari profesi yang dilakoninya tersebut. 9 Dalam UUGD
diatur ketentuan bahwa seorang:
a. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
pendidik sebagai agen pembelajaran.
b. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi
program sarjana (S1) atau program diploma empat yang sesuai
dengan tugasnya sebagai guru untuk guru dan S-2 untuk dosen.
Dalam buku konsep, strategi dan implementasi : managemen dan
peningkatan kinerja guru kompetensi guru dikembangakan menajdi 10
kompetensi dalam P3G (proyek pembinaan pendidikan guru) adalah :
1) Enguasai bahan
2) Mengelola program belajar megajar
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan media sumber belajar
5) Menguasai landasan pendidikan
6) Mengelola interaksi belajar mengajar
7) Menilai prestasi belajar
8) Mengenal fungsi dan layana pendidikan penyiuluhan
9) Mengenal dan menye;enggarakan administrasi sekolah
10) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna kepentingan
pengajaran.10
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasioanl, bab XI pasal 42 dinyatakan bahwa11:
8 Undang undang RI , tentang guru dan dosen, (UUD RI, 2005). Hlm. 13
9 Samana, profesionalisme keguruan, (kanisius, 1994). Hlm. 42
10 Ahmad susanto, konsep, strategi dan implementasi : managemen dan peningkatan kinerja guru
(Depok : Prenadamedia) cetakan ke-2 2018. hal.139
11 Undang Undang RI , tentang sisdiknas (UUD RI, 2003), hlm 15
10
a. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kesenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan unutk mewujudkan tujuan pendidikan
Nasional.
b. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi terakreditasi.
11
3. SMA / a. Kualifikasi akademik pendidikan mi nimum diploma
MA empat atau sarjana (S.1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai de ngan mata pelajaran yang
diajarkan
c. Sertifikasi profesi guru untuk SMA/MA
4. SDLB / a. Kualifikasi akademik pendidikan umum diploma
SMPLB empat atau sarjana (S.1)
/ b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
SMALB pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diaj arkan
c. Sertifikasi profesi guru untuk SDLB/ SMPLB/SMALB
5. SMK / a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
MAK empat atau sarjana (S.1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan.
c. Sertifikasi profesi guru untuk SMK/ MAK
12
4) SMA / MA :
a. Kualifikasi akademik pendidikan umum minimal diploma
empat (D4) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan ata pelajaran yang diajarkan
c. Sertifikasi profesi guru untuk SMA/MA
d. Guru IPS(Guru Geografi ( pendidikan geografi), guru
ekonomi ( pendidikan ekonomi dunia, ekonomi koperasi,
ekonomi usaha), guru sosiologi (pendidikan sosiologi), guru
antropologi (pendidikan antropologi))
e. Guru IPA ( guru fisika (pendidikan fisika), guru biologi
(pendidikan biologi) guru kimia (pendidikan kimia))
f. Guru Bahasa (guru bahasa Arab (pendidikan bahasa arab),
guru basa inggris (pendidikan bahasa inggris), guru bahasa
mandarin ( pendidikan bahasa mandarin)).
5) SDLB/SMPLB/SMALB
a. Kualifikasi akademik pendidikan umum dengan minimal
diploma empat (D4) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang penidikan tinggi dengan program pendidikan
khusus atau sarjana yang sesuai denganmata pelajaran yang
diampu.
c. Sertifikasi guru untuk SDLB/SMPLB/SMALB
d. Pendidikan guru sekolah luar biasa/pendidikan khusus
6) SMK/MAK
a. Kualifikasi akademik pendidikan umum dengan minimal
diploma empat (D4) atau sarjana (S1)
b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan program pendidikan yang
diampu.
13
c. Serftifikasi profesi guru untuk SMK/MAK12
d. Sertifikasi profesi untuk keahlian bidang yang diampu
terkreditasi.
C. Kompetensi Pedagogik
1. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru
Menurut penjelasan Slamet PH yang mengatakan bahwa kompetensi
pedagogik terdiri dari sub-kompetensi yaitu berkontribusi dalam pengembangan
KTSP yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan, mengembangkan
silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar,
melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan, merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas,
melaksanakan pembelajaran yang pro-perubahan (aktif, kreatif,inovatif,
ekperimentif, efektif, dan menyenangkan), menilai secara otentik, membimbing
peserta didik dalam berbagai aspek, misalnya pelajaran, kepribadian, bakat, minat
dan karir dan mengembangkan profesionalisme diri sebagai guru.13
Kompetensi Pedogogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan
guru dengan profesi lainnya, penguasaan kompetensi pedagogik disertai dengan
profesional akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran
peserta didik.
14
d. Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam proses
mengajar dan belajar dalam kelas.
14 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 80.
15 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 82.
15
relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK)
untuk kepentingan pembelajaran
e. Pengembangan Potensi Peserta Didik
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik
dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui
program embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan
potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti
jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka16
f. Komunikasi Dengan Peserta Didik
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun
dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu
memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau
pertanyaan peserta didik
g. Penilaian Dan Evaluasi
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas
proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian
dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.
Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses
pembelajarannya17
16
1) Siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahunya.
2) Siswa memiliki keberanian berpendapat dan kemampuan
menyelesaikan masalah.
3) Siswa merasa gembira dalam kegiatan belajarnya.
b. Jika guru dapat memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian
siswa dan memanfaatkannya maka :
1) Siswa memiliki kepribadian mantap dan memiliki rasa percaya
diri.
2) Siswa memiliki sopan santun dan taat pada peraturan.
3) Siswa tumbuh jiwa kepemimpinannya dan mudah beradaptasi.
D. Kompetensi Profesional
1. Definisi Kompetensi Profesional
2. Profesionalisme Guru
20 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2006) Hlm. 209
17
Adiler menjelaskan bahwa guru merupakan unsur manusiawi yang sangat
menentukan keberhasilan pendidikan21. Guru profesional akan mampu
menciptakan perubahan mutu pendidikan yang mendasar. Keberhasilan suatu
proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualiatas atau kemampuan guru. Guru
yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran, dan
pelatihan yang efektif dan efisien. Guru profesional diyakini mampu memotivasi
peserta didik untuk mengoptimalkan potebsi mereka dalam memenuhi pencapaian
setandar pendidikan.
18
2) Standar proses
3) Standar kompetensi lulusan
4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5) Standar saran dan prasarana
6) Standa pngelolaan
7) Standar pembiayaan
8) satandar penilain pendidikan
b. Meningkatkan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang meliputi :
1) Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
2) Mengembangkan silabus
3) Menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran
4) Melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta
didik
5) Menilai hasil belajar
6) Menilai dan memperbaiki KTSP sesui dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemajuan zaman
c. Menguasai materi standar yang meliputi :
1) Menguasai bahan pembelajaran (bidang studi)
2) Mengeuasai bahan pendalaman (pengayaan)
d. Mengelola program pembelajaran yang meliputi :
1) Merumuskan tujuan
2) Menjabarkan kompetensi dasar
3) Memilih dan menggunakan metede pembelajaran
4) Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran
5) Malaksanakan pembelajaran
e. Mengembangkan teori dan konsep dasar kependidikan
1) Mengembangkan teori-teori kependidikan yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik.
2) Mengembangkan konsep-konsep dasar kependidikan yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik
19
f. Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual yang
meliputi:
1) Memahami strategi pembelajaran individual
2) Melaksanakan pembelajaran individual22
E. Kompetensi Sosial
22 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007)
Hlm. 135
20
1. Pengertian Kompentensi Sosial
Menurut penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompentesi sosial adalah kemapuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali, dan masyarakat sekitar 23.
Sebagai mahluk sosial guru berperilaku santun , mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan mempunyai rasa empati
terhadap orang lain.24
Kompentesi sosial juga bisa diartikan sebagai kemampuan guru untuk
memahami dirinya sebagai bagian dari yang tak- terpisahkan dari masyarakat
yang memiliki kemampuan, ketrampilan yang cukup luas, ikut secara aktif dalam
proses pembangunan25.
2. Pentingnya Kompentensi Sosial
Sebagian individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus
mencerminkan seorang pendidik. Uangkapan yang sering dikemukakan adalah
bahwa “ guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan
yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa
ditiru / diteladani. Untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan
berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
Oleh karena itu, seorang guru haruslah memiliki kompentensi sosial agar nanti
apabila terjadi perbedaan niali dengan masyarakat dapat menyelesaikanya dengan
baik sehingga tidak mengambat proses pendidikan sehingga apabila ada keperluan
dengan orangtua peserta didik tidak ada kesulitan menghubunginya.
21
Bersikap dan bertindak objektif adalah kemampuan yang harus
dimiliki agar guru selalu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta
didik.
b. Beradaptasi dengan Lingkungan
Beradaptasi dengan lingkungan adalah kemampuan yang dituntut pada
seorang guru. Beradaptasi dengan lingkungan berarti seorang guru
perlu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan, baik lingkungan
sekolah maupun lingkungan masyarakat umumnya.
c. Berkomunikasi secara Efektif
22
Menurut Musaheri, karakteristik guru yang memiliki kompetensi sosial
adalah berkomunikasi secara santun dan bergaul secara efektif. Karakteristik guru
yang memiliki kompetensi sosial antara lain sebagai berikut 27:
a. Berkomunikasi secara santun
b. Bergaul Secara Efektif
c. Memiliki Pengetahuan tentang Hubungan Antar Manusi
d. Menguasai Psikologi Sosial
e. Memiliki Keterampilan Bekerjasama dalam Kelompok
27 Oemar, Hamalik. 2016. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, 2016, hal.
189.
23
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik
sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
d. Guru menciptakan suasana sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orangtua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama tentang pendidikan.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan,
dan kesetiakawanan sosial.
h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
i. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
24
merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat
terhadap institusi sekolah, tempat dia bekerja.
G. Sertifikasi Guru
1. Pengertian Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk
mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian
sertifikasi pendididk.28
25
National Commission on Educational Services (NCES), memberikan
pengertian sertifikasi secara lebih umum. Certfification is a procedure wgereby
the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials and provides
him or her license to teach. Dalam hal ini sertifikasi merupakan prosedur untuk
menentukana apakah seorang calon guru layak diberikan izin dan kewenangan
untuk mengajar. Hal ini diperlukan karena lulusan lembaga pendidikan tenanga
keguruan sangat bervariasi, baik dikalangan perguruan tinggi negri maupun
swasta.
2. Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Pelaksanaan sertifikasi guru di Indonesia didasarkan pada peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:29
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
b. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
c. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2005 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
e. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru.
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 10 Tahun 2009 tentang
Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan.
g. Keputusan Mendiknas Tahun 2009 tentang Pembentukan
Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).
29 Yunus Abu Bakar, dkk, Profesi Keguruan (Jakarta: Lapis-PGMI Depag RI, 2009), hlm. 7-8.
26
a. Sertifikasi guru dilaksanakan oleh program studi yang relevan
dengan mata pelajaran guru.
27
pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap
kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.
b. Melalui Jalur Pendidikan
H. Kesimpulan
Guru adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya
pendidikan, sejalan dengan itu juga ada yang menyatakan bahwa pendidik adalah
orang yang membantu terhadap anak didik agar menjadi dewasa. Apabila
dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas yaitu; tugas dalam bidang profesi, tugas
kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Guru professional adalah guru yang mampup mengelola dirinya dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Guru adalah pendidik professional
30 Khairul Azwar, dkk, “ Pengaruh Sertifikasi Dan Kinerja Guru Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Di Smp Negeri 2 Banda Aceh”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 3, No
2, Mei 2015, hal, 142.
31 Andhika Imam Kartomo Dan Slameto, “EVALUASI KINERJA GURU BERSERTIFIKASI”,
Jurnal Kelola, Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2016, hal,223.
28
dengan peranan dan fungsi sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, ilmuwan,
motivator, teladan, administrator, penasihat, innovator, pemimpin, pengelola,
pembelajaran, emancivator, evaluator, kulminator, dan pembangun.
Menurut Surya, dalam Kuandar menyebutkan guru profesional tercermin
melalui pengabdiannya melaksanakan tugas-tugas yang diselesaikan dengan
penuh keahlian, dalam bentuk materi maupun metode. Guru professional
hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru
kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, dan Negara. Secara
sederhana pekerjaan professional adalah adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan lainnya.
Sertifikat guru adalah suatu profes pemberian pengakuan bahwa seseorang
telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh
lembaga sertifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, Yunus. dkk, 2009. Profesi Keguruan, Jakarta: Lapis-PGMI Depag RI
Ade. 2018. Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Untuk
Meningkatkan Mutu Sekolah, Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5(2)
Alma, Buchari.2014. Guru Profesional ( Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar). Bandung: Alfabeta
Andhika Imam, Slameto. 2016, Evaluasi Kinerja Guru Bersertifikas, Jurnal
Kelola, Vol. 3(2)
Aqib Zainal. 2009. standar kualifikasi, kompetensi, serifikasi guru. Jakarta : Rama
widya
Danim, Sudarwan. 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung:
29
Alfabeta.
Habibullah, A. 2013. Kompetensi Pedagogik Guru. Jurnal Edukasi. Vol. 10 (3).
Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harahap, Siti Syahraini. 2017. Kompentensi Sosial Guru. MAN 2 Model.
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
Helmi, John. 2003 “Kompetensi Profesionalisme Guru” Dalam Jurnal Pendidikan
Al-Islah.
Herriyan, Argi. dkk. 2017. Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Membina Akhlak Peserta Didik di Mas Proyek Univa
Medan. Edu Riligia. Vol. 1 No. 4.
Iriani, Ade. 2018. Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Untuk
Meningkatkan Mutu Sekolah. Dimuat dalam Jurnal Manajemen
Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Kristen
Satya Wacana. Vol. 5(2)
Isjon. 2009. Guru Sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ismail. 2007. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAI dalam
Pembelajaran. Dimuat di jurnal Mudarisuna. Vol. 2(2)
Khairul, Azwar. Dkk. 2015, Pengaruh Sertifikasi Dan Kinerja Guru Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di Smp Negeri 2 Banda Aceh, Jurnal
Administrasi Pendidikan, Vol. 3(2)
Kunandar. 2020. Guru Profesional. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Kurniawan, Ade dan Astuti, Andari Puji. ISBN: 978-602-61599-6-0. Deskripsi
KompetensiPedagogik Guru dan Calon Guru Kimia SMA Muhammadiyah
1 Semarang. dimuat dalam Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan
Teknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Mulyasa, Enco, 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,
30
Mulyasa. 2011. Pengembangan Profesi Guru dari Pra-Jabatan Induksi ke
Profesional Madani. Jakarta: Kencana Grup Prenada Media Grup.
Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan da
Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Media Group.
Nasrul. 2014. Profesi dan Etika Keguruan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Nurfuadi. 2012. profesionalisme guru. Purwokerto : Stain Press.
Nurfuadi dan Moh Roqib. 2014. Kepribadian Guru. Yogyakarta: STAIN
Purwokerto Press.
Oemar, Hamalik. 2016. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung : Alfabeta.
Sardiman, 1996. interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : grafindo
presda, Setiawan, Eko. 2018. Kompetensi Pedagogies dan Profesional
Guru Paud dan SD/MI. Jakarta : Erlangga.
Sudarma, Momon. 2014. Profesi Guru : Dipuji, dikritisi,dan dicaci. Depok:
Raja Grafindo Persada
Sunhaji. 2012. strategi pengebangan kualifikasi dan kompetensi guru ( menurut
undang – undang guru dosen dan standar nasionl pendidikan),
Purwokerto : Insania
31
Undang undang RI , 2005. Tentang Guru dan Dosen.
Undang Undang RI, 2003. Tentang Sisdiknas
Warson Munawwir, Ahmad, 1984, Kamus al Munawwir Arab-Indonesia, Pustaka
Progresif
Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia. Jakarta: Gaung
Persada Press.
32