Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ARTIKEL MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN


KETERAMPILAN BERBAHASA PADA SISWA SD”

Dosen pengampu :
Dr. Nina Permatasari, S.Psi, M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Denny pradana
NIM : 1710125310033
Kelas : 3A PGSD ULM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan artikel ini tepat pada waktunya
dengan judul “PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERBAHASA PADA SISWA SD”.

Saya menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
artikel ini.

Akhir kata saya sampaikan terimakasih .

Banjarmasin, 25 Desember 2018


BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi dan merupakan sarana penting
dalam kehidupan anak. Melalui bahasa, anak dapat saling berhubungan, saling berbagi
pengalaman, dan dapat meningkatkan intelektual, yakni dalam rangka pengembangan
pengetahuan dan keterampilan bahasanya. Bagi anak di usia dini hal tersebut merupakan
masa perkembangan yang harus dibina dan dikembangkan agar mereka dapat memanfaatkan
kemampuan bahasanya secara maksimal. Tanpa adanya bimbingan dan arahan dikhawatirkan
perkembangan bahasa mereka tidak sesuai yang diharapkan oleh orang tua di rumah maupun
oleh pendidik di sekolah.
Dalam mempelajari bahasa, anak-anak menghadapi dua permasalahan. Pertama, anak
harus memetakan ide dan pengetahuan ke dalam proposisinya, sehingga anak bisa
mengungkapkan makna melalui bahasa. Kedua, anak juga harus tahu bagaimana
menyampaikan tujuan mereka (Clark dan Clark, 1977: 296). Selanjutnya dinyatakan Clark
dan Clark, bahwa permasalahan pertama berkaitan dengan tata bahasa dan permasalahan
kedua berkaitan dengan tindak tutur. Pengetahuan tentang tata bahasa inilah yang
memungkinkan penuturnya mampu membedakan antara kalimat gramatikal dan yang tidak
gramatikal, karena komunikasi yang efektif membutuhkan lebih dari itu, yakni harus mampu
menggunakan bahasa yang tepat sesuai dengan situasi dan konteks.
Orang tua dan guru sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
bahasa anak, wajib memahami ciri-ciri pembelajaran anak dalam hal kesesuaian usia dan
kesesuaian individunya, (Bredekamp, 1987). Kedua hal tersebut dirasa penting karena
mempunyai implikasi bagi kegiatan belajar anak dan mengajar guru.
Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan manusia secara teratur, yang
mempergunakan bunyi sebagai alatnya (Depdikbud, 1995:5). Dengan demikian, melalui
bahasa, orang dapat saling bertegur-sapa, saling bertukar pikiran untuk memenuhi
kebutuhannya. Hal ini juga yang terjadi pada anak-anak. anak juga membutuhkan orang lain
untuk mengungkapkan isi hati atau pikirannya melalui bahasa. Apakah yang berlangsung di
rumah, di lingkungan sekitar anak, atau pun di sekolah.
Di sekolah Indonesia, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar di semua
jenis pendidikan dan jenjang sekolah, mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Oleh karena
fungsi tersebut, maka bahasa memegang peranan penting dalam pembaharuan dan
peningkatan mutu pendidikan (Thachir, 1993). Khususnya di TK, dijelaskan dalam Depdikas
(2005) bahwa: pengembangan kemampuan berbahasa bertujuan agar anak didik mampu
berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan di sekitar anak antara lain lingkungan teman sebaya, teman bermain, orang
dewasa, baik yang ada di rumah, di sekolah, maupun dengan tetangga di sekitar tempat
tinggalnya.
Oleh karena itu, pemahaman tentang perkembangan bahasa anak tidak boleh diabaikan begitu
saja oleh guru. Dengan wawasan tentang perkembangan bahasa tersebut, diharapkan guru
memiliki dasar dan rambu-rambu pada saat melaksanakan program pembelajarannya.
BAB II
PEMBAHASAN

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN


KETERAMPILAN BERBAHASA PADA SISWA SD
KHUSUSNYA DALAM HAL MEMBACA

Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting
dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan figur guru
mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan
formal di sekolah. Pendidik atau guru merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat disangkal
kerana lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru, sebagai besar waktu guru
ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyarakat (Djamarah, 2000).
Berdasarkan ketentuan umum tersebut, pengertian guru ternyata telah menjadi sempit
karena hanya menjadi bagian dari pendidik. Dalam pandangan yang berbeda, guru seharusnya
memiliki peran tidak saja hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pengajar, dan sekaligus
sebagai pelatih. Dalam pandangan yang berbeda itu, maka dosen, widyaiswara, pamong
belajar, dan lain-lainnya sesungguhnya juga dapat disebut sebagai guru.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing, maka
diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru (Aimah, 2015; Pontoh, 2013). Peranan
guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkahlaku yang di harapkan dalam berbagai
interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain.
dari berbagai kegiatan interaksi belajar-mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi
peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru
banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan
siswanya.
Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Moon yaitu
(1) guru sebagai Perancang Pembelajaran, (2) Guru sebagai Pengelola Pembelajaran, (3) Guru
sebagai pengarah pembelajaran, (4) Guru sebagai Evaluator, (5) Guru sebagai Konselor
(Hamzah, 2007). Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah
menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-macam
kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik (Santyasa, 2007; Sanjaya, 2015).
Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan yang bersifat menantang dan
merangsang peserta untuk mau belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai
tujuan. Sejalan dengan hal diatas, maka guru harus memiliki keterampilan mengelola kelas.
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan dalam proses belajar, baik yang bersifat
gangguan kecil dan sementara maupun gangguan yang berkelanjutan (Asmadawati, 2016).
Tujuan keterampilan mengelola kelas tidak hanya penting bagi guru, tetapi penting juga bagi
siswa. Selain itu untuk guru, keterampilan mengelola kelas dapat mengembangkan pengertian
dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah proses belajar
yang efektif. Serta memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan
potensinya dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa, dan memberi respon
secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan kecil atau ringan,
serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan
dalam mengatasi masalah penyimpangan perilaku siswa yang berlebihan atau terus menerus
melawan di kelas.

Tugas, peran guru merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Hanya saja terkadang tugas
dan fungsi disejajarkan sebagai penjabaran dari peran. Peran guru adalah sebagai pendidik,
pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan mengevaluasi dari peserta didik. Peran
guru sangat penting demi tercapainya tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Guru tidak
hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Namun, guru juga
harus memberikan bimbingan, latihan bagi anak didiknya. Guru sebagai pembimbing
berperan memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya
yang berkenaan dengan pengetahuannya. Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa
yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Membaca mempunyai peranan penting
dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan kritis. Dengan membaca
seseorang mendapat pengetahuan informasi dari berbagai penjuru dunia. Membaca menjadi
suatu keharusan yang dilakukan oleh pribadi yang menanamkan dirinya sebagai intelektual.

Salah satu keterampilan berbahasa antara lain adalah membaca.Membaca merupakan


suatu keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Membaca
mempunyai peranan penting dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif,
dan kritis. Dengan membaca seseorang mendapat pengetahuan dan informasi dari berbagai
penjuru dunia. Membaca menjadi suatu kaharusan yang dilakukan oleh pribadi yang
menanamkan dirinya sebagai intelektual. Manusia yang berbudaya dan berpendidikan
menjadikan membaca menjadi suatu kebutuhan dalam berkomunikasi. Pada dasarnya
kemampuan dan keterampilan membaca menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi
sehingga kemampuan membaca harus dilatih sejak dini.

Tarigan (2013:7) menyatakan, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dalman (2013:5) menyatakan, membaca adalah suatu
kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang
terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berpikir untuk memahami
isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf
yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, tetapi lebih
dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan
lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat
diterima oleh pembaca.Harjasujana dan Mulyati (dalam Dalman, 2013:6) menyatakan,
membaca merupakan perkembangan keterampilan yang bermula dari kata dan berlanjut
kepada membaca kritis. Rusyana (dalam Dalman, 2013:6) menyatakan, mengartikan
membaca sebagai suatu kegiatan memahami pola-pola bahasa dalam penampilannya secara
tertulis untuk memperoleh informasi darinya. Berdasarkan beberapa definisi tentang
membaca yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses
perubahan bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna. Kegiatan
membaca sangat ditentukan oleh kegiatan fisik dan mental yang menuntut seseorang untuk
menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi
dengan di sendiri, agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi
yang dibutuhkan.

Peran Guru
Tugas, peran guru merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Hanya saja terkadang tugas
dan fungsi disejajarkan sebagai penjabaran dari peran menurut Daryanto (Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, 2014:19-21) peran guru adalah
sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan pengevaluasi dari
peserta didik.

a. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta
didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar kualitas pribadi
tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru harus
memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai
dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap tindakannya
dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagai pendidik guru harus berani mengambil
keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta
bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.

b. Guru Sebagai Pengajar

Di dalam tugasnya, guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami
materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pengajar, harus terus mengikuti perkembangan
teknologi, sehingga apa yang disampaikan kepada pesrta didik merupakan hal-hal yang
uptodate dan tidak ketinggalan jaman. Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari
pengajar yanng bertugas menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang
bertugas memberikan kemudahan belajar.

c. Guru Sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang


berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggungjawab. Sebagai pembimbing,
guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan
yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Sebagai pembimbing semua kegiatan yang
dilakukan oleh guru harus berdasarkan kerjasama yang baik antara guru dengan peserta didik.
Guru memiliki hak dan tanggungjawab dalam setiap perjalanan yang di rencanakan dan
dilaksanakannya.

d. Guru Sebagai Pengarah

Guru adalah seorang pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua. Sebagai
pengarah guru harus mampu mendengarkan peserta didik dalam memecahkan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta didik dalam mengambil suatu keputusan
dan menemukan jati dirinya. Guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam
mengembangkan potensi dirinya, sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang
baik bagi dirinya dalam menghadapi kehidupan nyata di masyarakat.

e. Guru Sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik


intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih, yang
bertugas melatih bertugas peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan
potensi masing-masing peserta didik. Pelatihan yang dilakukan, disamping harus
memperhatikan kompetensi dasar materi standar, juga harus mampu memperhatikan
perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya. Untuk itu guru harus banyak tahu,
meskipun tidak mencakup semua hal dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu
tidaklah mungkin.

f. Guru Sebagai Penilai

Penilaian atau evaluasi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena
melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti
apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan
setiap segi penilaian. Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan
dengan teknik yang sesuai, mungkin tes atau non tes. Mengingat kompleksnya proses
penilaian, maka guru perlu memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memadai.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta
didik dan lingkungannya. fungsi disejajarkan sebagai penjabaran dari peran. Peran guru
adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan mengevaluasi
dari peserta didik. Peran guru sangat penting demi tercapainya tujuan sesuai dengan yang
telah ditetapkan. Guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran kepada anak
didiknya. Namun, guru juga harus memberikan bimbingan, latihan bagi anak didiknya.

Referensi

Arief Sadiman, Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 2012. Media


Pendidikan. Depok: Rajawali Pers.

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT


RAJAGRAFINDO PERSADA.

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.


Jakarta: Referensi Jakarta.

Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya:


Percetakan Insan Cendikia.

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pers.

Daryanto, dan Herry Sudjendro. 2014. Siap Menyongsong Kurikulum


2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Finoza, Lamuddin. 2012. Komposisi Bahsa Indonesia. Jakarta: Diksi


Insan Mulia.

Guntur Tarigan, Henry. 2013. Membaca. Bandung: CV. Angkasa.

Hamzah. 2009. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta:


Referensi.

Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pebelajaran. Bandung: PT REMAJA


ROSDAKARYA.
Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Satori, Djam’an, dan Aan Komariah. 2012. Metodologi Penelitian


Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: ALFABETA.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Guru Profesional Pedoman. Jogjakarta:


Ar-Ruzz Media.

Tampubolon. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan


Efisien. Bandung: Percetekan Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai