Anda di halaman 1dari 6

ISSN (Print): 2502-7069; ISSN (Online): 2620-8326

PERAN GURU PAI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

Nur’asiah*
Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia
*Corresponding Author: nurassiah433@gmail.com

Article History Abstract: Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya kenakalan dikalangan


Received : July 02th, 2021 pelajar. Tujuan penelitian ini untuk melihat peran guru PAI sebagai pendidik
Revised : July 14th, 2021 dalam pembentukan karakter siswa. Penelitian ini menggunakan metode
Accepted : July 22th, 2021 kualitatif jenis penelitian studi lapangan. Dengan subjek 6 orang responden.
Published : July 29th, 2021 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Peran guru PAI dalam pembentukan karakter siswa sangat dibutuhkan oleh siswa
karena dengan adanya guru PAI yang berperan sebagai orang tua siswa tentu
memiliki peran yang sangat besar dalam rangka mendidik siswa untuk menjadi
manusia yang ihsani. Adapun peranannya sebagai guru PAI dalam pembentukan
karakter siswa diantaranya: Pemberdayaan, keteladanan, intervensi, terintegrasi,
sekrening. Adapun strategi yang dilakukan guru PAI dalam pembentukan
karakter siswa antara lain: Pembiasaan 3S (Salam, sapa, senyum), Pembiasaan
sholat dhuha dan dzuhur berjamaah, Pembiasaan membaca surat pendek,
Pembacaan doa, Pembiasaan bersikap disiplin, Pembiasaan bersikap jujur.
Adapun Faktor yang pendukung berasal dari faktor eksternal yaitu kompetensi
pedagogik dan rofesional guru yang baik, kreatifitas dalam pelaksanaan
pembelajaran. Faktor penghambat terdiri dari faktor internal yaitu dari pribadi
setiap peserta didik di karenakan kurangnya pendidikan dan pembinaan orang tua
yang diberikan kepada anak sejak kecil dan Faktor eksternal faktor eksternal
adalah salah satu faktor penghambat dari luar lingkungan masyarakat kota yang
sifatnya acu tak acu terhadap berbagai macam masalah yang ada pada peserta
didik, padahal masyakarat merupakan pendidikan lanjutan dari tingkat sekolah,
karena lingkungan masyarakat biasanya disebut pendidikan non formal juga
sangat berpengaruh terhadap kehidupan siswa khususnya pada pembentukan
karakter siswa.

Kata Kunci: Peran Guru PAI, Pembiasaan 3S, Karakter Siswa

PENDAHULUAN demokratis dan bertanggung jawab”(Sundana


2017:1).
Pendidikan adalah setiap usaha, Sesuai UU No. 20 tahun 2003 dijelaskan
pengaruh, perlindungan dan bantuan yang di Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
berikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
anak itu, atau lebih cepat membantu anak agar pembelajaran agar peserta didik secara aktif
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian
dewasa atau yang diciptakan oleh orang dewasa diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, keterampilan yang diperlukan dirinya,
dan sebagainya dan ditujukan kepada orang yang masyarakat, bangsa, dan Negara. Oleh karena itu
belum dewasa (Faturrahman, 2012:21) keberhasilan suatu proses pembelajaran
Dalam Undang-undang SISDIKNAS ditentukan oleh faktor guru, sarana-
No.20 tahun 2003,2006 “Pendidikan nasional prasarana,lingkungan dan sudah tentu peserta
bertujuan bertambahnya potensi peserta didik didik itu sendiri, memiliki kemauan atau motivasi
agar menjadi manusia yang beriman dan untuk dapat secara aktif mengembangkan potensi
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dirinya. Sehingga tujuan pendidikan dalam
berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, rangka mempersiapkan generasi yang unggul
mandiri dan menjadi warga Negara yang berdaya saing dan memiliki kepribadian atau

212
Nur’asiah (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (2): 212 – 217
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i2.203

karater bangsa dapat secara optimal dicapai karakter peserta didik oleh karena itu guru dalam
sesuai amanat undang-undang tersebut. setiap pembelajaran disarankan menyampaikan
Tujuan pendidikan adalah bagaimana pesan-pesan moral yang membangun semangat
membentuk generasi yang seutuhnya artinya dan mengubah perilaku jelek peserta didik.
memiliki kecerdasan intelektual,sikap yang baik Seperti menceritakan kisah-kisah keteladanan
dan dengan keterampilan yang diperlukan dalam para nabi dan rasul Allah. Bisa juga dengan
menjalani hidup di masyarakat. Hal inilah yang menerapkan hafalan ayat ayat pendek dan doa-
menjadi tugas guru dalam melaksanakan proses doa dalam kegiatan sehari-hari.
pembelajaran sebagai bagian dari proses Peran guru adalah serangkaian tingkah
pendidikan untuk dapat menghasilkan laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam
pembelajaran yang outputnya adalah suatu situasi tertentu secara berhubungan dengan
keseimbangan capaian kognitif, afektif atau sikap kemajuan perubahan tingkah laku dan
dan psikomotor. Oleh karena itu dalam proses perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
pembelajaran kewajiban dan peran guru Pentingnya peranan guru dalam pembentukan
sangatlah vital, guru harus mampu sebagai karakter siswa, itu sangat mengharuskan guru
fasilitator maupun mengidentifikasi segala untuk berkarakter yang lebih baik terlebih dahulu
keunggulan dan kelemahan model-model agar memudahkan setiap guru dalam membentuk
pembelajaran yang akan diterapkan sehingga karakter peserta didiknya.(Suryati 2019:1)
benar-benar menciptakan suatu pembelajaran Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha
yang efektif, karena guru “mengajar pada untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil
dasarnya merupakan suatu usaha untuk keputusan dengan bijak dan mempraktikannya
menciptakan kondisi atau sistem lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
yang mendukung dan memungkinkan untuk dapat memberikan kontribusi yang positif kepada
berlangsungnya proses belajar”(Sardiman, lingkungannya. Menurut Fakry Gaffar dalam
2011:47) (Dharma Kesuma,2012:5) menyebutkan bahwa
Guru merupakan pendidik professional pendidikan karakter merupakan sebuah proses
dengan tugas utama mendidik, mengajar transformasi nilai-nilai kehidupan untuk di
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, tumbuh kembangkan dalam kepribadian
dan mengevaluasi peserta didik pada jalur seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku
pendidikan formal. Guru sangat identik dengan kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam
peran mendidik seperti membimbing, membina, kepribadian seseorang sehingga menjadi satu
mengasuh ataupun mengajar, ibarat sebuah dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam
contoh lukisan yang akan ditiru oleh anak definisi tersebut, ada tiga ide pikiran penting,
didiknya, baik buruk hasil lukisan tersebut yaitu: 1) proses tranformasi nilai-nilai, 2)
tergantung dari contohnya (Noor,2019:3) ditumbuh kembangkan dalam kepribadian, dan 3)
Menurut jurnal (Idrawati 2020) menjadi satu dalam perilaku. Jadi, pendidikan
bahwasanya untuk mencapai tujuan pendidikan karakter adalah mengoptimalkan potensi manusia
dalam pembentukan karakter peserta didik yang yang di berikan oleh Allah Swt. Seperti yang
berkualitas, guru mempunyai peran yang sangat dijelaskan Allah Swt dalam firmanya Q.S. Al-
penting selama proses pembelajaran. Sekolah Ahzab:21
yang berperan sebagai penyelenggara pendidikan ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هللاِ ا ُ ْس َوةُ َح َسنَةُ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هللاَ َو ْاليَوْ َم‬
membutuhkan guru-guru yang berkualitas, ‫ْاْلَ ِخ َر َو َذ َك َرهللا َ َكثِ ْي َرا‬
terlatih dan mempunyai rasa tanggung jawab Artinya:
yang tinggi dalam menjalani profesinya. Apabila “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
guru mampu menjalankan tugas dan menjalankan itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
perannya secara professional, maka pembelajaran orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
akan berlangsung secara efektif. (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
Guru dalam konteks pendidikan menyebut Allah”
mempunyai peranan yang berarti dan strategis. Berdasarkan penemuan awal yang terjadi
Hal ini disebabkan karena guru lah yang berada disekeliling sekarang ini, maka nampaklah bahwa
dalam barisan paling depan dalam pelaksanaan pada saat ini terdapat banyak kasus kenakalan di
pendidikan. Oleh karenanya sudah selayaknya kalangan pelajar. Isu perkelahian para pelajar,
guru mempunyai berbagai kompetensi yang tindak kekerasan, premanisme, komsumsi
berkaitan dengan tugas serta tanggung jawabnya. minuman keras, etika lalu lintas, kriminalitas,
Peran guru sangat perlu dalam membentuk yang semakin hari semakin menjadi dan rumit.
213
Nur’asiah (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (2): 212 – 217
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i2.203

Timbulnya kasus-kasus tersebut tidak semata- hak-hak asasi manusia dibarengi dengan
mata karena kegagalan pendidikan agama Islam perkembangan penduduk yang besar dan makin
di sekolah yang lebih menekan aspek kognitif, langkanya sumber daya ekonomis suasana
tetapi bagaimana semua itu dapat mendorong kehidupan yang semakin kompleks menyebabkan
serta menggerakkan guru pendidikan agama manusia saling bersaing, tantangan seperti ini pun
Islam untuk mencermati kembali dan mencari terjadi di bidang pendidikan, khusunya
solusi lewat pengembangan pembelajaran pendidikan agama islam untuk menjawab
pendidikan agama Islam yang berorientasi pada tantangan masa depan.
pendidikan nilai (efektif). Tujuan penelitian ini Pembentukan karakter dalam suatu sistem
untuk melihat peran guru PAI sebagai pendidik pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-
dalam pembentukan karakter siswa. komponen karakter yang mengandung nilai-nilai
perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak
METODE secara bertahap dan saling berhubungan antara
pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap
Penelitian ini menggunakan pendekatan atau esensi yang kuat untuk melaksanakannya,
kualitatif dengan metode studi lapangan sebagai baik terhadap Allah swt, dirinya, suasana
implementasi, menurut Nana Syaodih manusia, lingkungan bangsa dan Negara.
Demikian pula halnya di SMP Negeri 1 Majalaya.
Sukmadinata adalah adalah satuan penelitian
Guru pendidikan agama islam memiliki peran
yang ditunjukan untuk mendiskripsikan dan yang besar dalam pembentukan karakter para
menganlisis fenomena peristiwa, aktivitas sosial, siswa di sekolah (kelas) khususnya di SMP
sikap kepercayaan, pemikiran orang secara Negeri 1 Majalaya. Dalam konteks pencapaian
individual maupun kelompok. Menurut Lexy.J. tujuan pendidikan karakter, guru pendidikan
Meleong penelitian kualitatif adalah upaya untuk agama Islam menjadi salah satu ujung tombak
menyajikan dunia sosial dan presfektif nya di keberhasilan serta terbentuknya karakter siswa
karakter siswa tersebut dikarenakan guru
dalam dunia dari segi konsep, perilaku, presepsi
pendidikan agama Islam sebagai sosok yang
dan persoalan tentang manusia yang diteliti. digugu dan ditiru, mempunyai peran penting
Dengan subjek 6 orang responden. Lokasi dalam aplikasi pembentukan karakter di sekolah.
penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 1 Sebagai seorang pendidik khususnya guru
Majalaya. Teknik pengumpulan data merupakan pendidikan agama Islam menjadi sosok pigur dan
alat pengumpul data yang mendukung penelitian, patokan bagi terbentuknya karakter siswa.
untuk memperoleh data yang relevan. Dalam Dalam konteks pendidikan karakter, pendidikan
dilaksanakan untuk mendidik siswa menjadi
penelitian ini pengumpulan data dilakukan
manusia ihsan, yang berbuat baik dengan
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. tindakan yang berdasarkan ketakwaan kepada
Dan teknik analisa yang digunakan adalah tuhan yang maha Esa. Konsep keteladanan dalam
reduksi data, penyajian data dan pendidikan sangat penting dan bisa berpengaruh
kesimpulan/veripikasi data. terhadap proses pendidikan, khususnya dalam
membentuk karakter siswa . untuk itu guru
HASIL DAN PEMBAHASAN pendidikan agama Islam harus terlebih dahulu
harus mengenali siswa secara pribadi. Hal ini bisa
Peran guru PAI sebagai pendidik dalam ditempu dengan cara, pertama guru pendidikan
pembentukan karakter siswa kelas VII di agama Islam mengenali dan memperhatikan
SMP Negeri 1 Majalaya gerak-gerik serta pengertian-pengertian yang
Islam merupakan ajaran yang membina dibawah siswa pada awal proses pembelajaran,
pribadi muslim seutuhnya dalam perwujudan kedua guru pendidikan agama Islam harus
sifat sifat iman, taqwa, jujur, adil, sabar, cerdas, mengetahui kemampuan, pendapat dan
disiplin, bijaksana dan bertanggung jawab. pengalaman siswa. Ketiga pengenalan dan
Melalui pendidikan agama islam diupayakan pemahaman konteks nyata para siswa sebagai
untuk menginterlisasi nilai-nilai ajaran islam agar dasar pijakan guru pendidikan agama Islam
outputnya dapat mengembangkan kepribadian dalam merumuskan tujuan sasaran metode dan
muslim yang memiliki sifat-sifat di atas. sarana pembelajaran.
Pada saat ini, tata kehidupan banyak diwarnai Berdasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh
dengan informasi, globalisasi, demokrasi dan peran guru pendidikan agama Islam sebagai
214
Nur’asiah (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (2): 212 – 217
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i2.203

pendidik dalam pembentukan karkater siswa digunakan dalam pembentukan karakter siswa
kelas VII di SMP Negeri 1 Majalaya sebagai antara lain:
berikut: a) Pembiasaan 3S
1. Pemberdayaan Dengan memasuki ruang kelas terlebih
Yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah dahulu dan membiasakan berdiri di depan
memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai pintu kelas untuk menyambut peseta didik,
komunitas moral yang berbagi tanggung jawab memberikan senyuman serta membiasakan
untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai mengucap salam. Tidak saat memasuki
dasar yang sama. ruangan kelas saja namun setelah sholat
2. Keteladanan berjamah juga.
Peran guru pendidikan agama Islam dalam b) Pembiasaan sholat dhuha dan dzuhur
pembentukan karakter peserta didik dilakukan berjamaah
oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang Untuk menumbuhkan karakter religius
berkompoten dan patut diteladani. Contoh upaya peserta didik sebelum pembelajaran dimulai
guru dalam menerapkan keteladanan di SMP dibiasakan sholat berjamaah terlebih dahulu,
Negeri 1 Majalaya mulai dari kepala sekolah baik jamaah sholat dhuha maupun sholat
sampai kepada semua guru harus memperlihakan dzuhur.dalam kegiatan sholat berjamaah guru
sikap yang mencerminkan sikap yang patut ditiru melakukan presensi. Harapannya siswa dapat
oleh peserta didik. Mulai dari hal yang terkecil istiqomah dan terbiasa bersungguh-sungguh
yang yang terbesar seperti membuang sampah ketika di sekolah maupun saat di luar sekolah.
pada tempatnya, sikap saling menyapa, saling c) Pembiasaan membaca surat pendek
menghargai dan saling kerja sama. Membaca surat pendek sebelum pelajaran
3. Intervensi dimulai, harapannya agar siswa fasih dan
peran guru dalam pembentukan karakter peserta lancar dan memiliki hafalan surat pendek
didik di SMP Negeri 1 Majalaya, perlu dilakukan yang dibaca saat sholat, dari hal tersebut juga
intervensi agar secara konsisten dapat terarah dapat menumbuhkan karakter religius siswa.
secara efektif sesuai dengan tujuan yang telah d) Pembacaan doa
ditetapkan. Membaca doa sebelum dan setlah melakukan
4. Terintegrasi sesuatu ini merupakan sesuatu yang wajib,
Peran guru pendidikan agama Islam sebagai agar selama pembelajaran siswa diberikan
pendidik dalam pembentukan karakter dapat kemudahan dalam mencapai tujuan belajar,
dilakukan melalui program sekolah baik secara harapannya agar siswa terbiasa melafadzkan
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. doa sebelum dan sesudan melakukan suatu
5. Sekrening pekerjaan.
peran guru pendidikan agama Islam sebagai e) Pembiasaan bersikap disiplin
pendidik dalam pembentukan karakter siswa di Disiplin merupakan suatu keadaan tertib
SMP Negeri 1 Majalaya mengedepankan ketika peserta didik yang tergabung tunduk
pendekatan sekrening secara individu untuk pada peraturan dengan senang hati. Disiplin
meningkatkan hubungan emosional yang erat dimunculkan saat melakukan pembiasaan di
antara guru dan peserta didik. Melalui pendekatan sekolah, seperti melaksanakan kegiatan
sekrening ini diharapkan guru dapat mengoreksi ibadah dan kegiatan rutin lain yang
permasalahan peserta didik secara mendalam. diselenggarakan sekolah. Ketika hal tersebut
Dengan demikian guru mampu memberikan dapat terlaksana baik secara terus menerus
solusi terhadap masalah yang dialami peserta maka peserta didik akan mengaplikasikannya
didik. dalam kehidupan seharihari, baik di sekolah
maupun di rumah.
Startegi apa yang dilakukan dalam f) Pembiasaan bersikap jujur
pembentukan karakter siswa kelas VII di Penanaman kejujuran biasanya terjadi ketika
SMP Negeri 1 Majalaya siswa saat di presentsi, kemudian
Berdasarkan hasil penelitian mengenai mencocokan hasil ulangan, serta dalam
strategi guru PAI dalam pembentukan karakter mengerjakan ulangan maupun tes. Siswa
siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Majalaya, dibiasakan jujur dalam perkataan maupun
strategi guru PAI sebagai pendidik yang perbuatan yang dilakukannya.

215
Nur’asiah (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (2): 212 – 217
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i2.203

Faktor pendukung dan penghambat Faktor eksternal adalah salah satu faktor
dalam pembentukan karakter siswa kelas penghambat dari luar lingkungan
VII di SMP Negeri 1 Majalaya masyarakat kota yang sifatnya acu tak
Setiap usaha yang dilakukan guru acu terhadap berbagai macam masalah
pendidikan agama Islam sebagai pendidik dalam yang ada pada peserta didik, padahal
pembentukan karakter siswa akan adanya faktor- masyakarat merupakan pendidikan
faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor lanjutan dari tingkat sekolah, karena
pendukung dan penghambat. lingkungan masyarakat biasanya disebut
Maka faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pendidikan non formal juga sangat
pembentukan karakter siswa kelas VII di SMP berpengaruh terhadap kehidupan siswa
Negeri 1 Majalaya yaitu sebagai berikut: khususnya pada pembentukan karakter
1. Faktor pendukung: siswa. bagainya Dalam menjalankan
Faktor yang mendukung pembentukan karakter aktifitas-aktifitas agama, beribadah dan
siswa yaitu berasal dari faktor eksternal yaitu sebagainya biasanya peserta didik sangat
kompetensi pedagogik dan rofesional guru yang di pengaruhi oleh teman-temannya
baik, kreatifitas dalam pelaksanaan pembelajaran misalnya. Anak yang ikut dalam
dan peraturan sekolah yang mendukung. kelompok yang tidak memperhatikan
2. Faktor pnghambat : ibadah shalatnya, kecenderungannya
a) Faktor internal hanya bermain sehingga anak didik
Hambatan dari dalam yaitu dari tersebut larut dalam permainan.semata
pribadi setiap peserta didik. Hambatan mata.
ini di karenakan kurangnya pendidikan Berdasarkan penelitian bahwa
dan pembinaan orang tua yang diberikan faktor penghambat dalam pembentukan
kepada anak sejak kecil maka sukarlah karakter siswa kelas VII di SMP Negeri
baginya untuk menerimahnya di waktu ia 1 Majalaya meliputi faktor dari dalam
sudah dewasa, karena sifat dasar yaitu keluarga sendiri yang belum
kepribadiannya sudah terbentuk sejak mengarahkan dan mendidik anaknya
kecil, tidak terbentuk unsur-unsur agama, secara menyeluru karena kebanyakan
maka peserta didik agak mudah dari orang tua yang memiliki sifat acu tak
melakukan segalah sesuatu menurut acu terhadap anaknya.
daorongan ego dan kenginan jiwanya
tampa memikirkan dampak dari KESIMPULAN
perbuatanya.
Guru PAI menjelaskan bahwa 1. Peran guru pendidikan agama Islam dalam
salah satu hambatan yang di hadapi pembentukan karakter siswa kelas VII di
dalam pembentukan karakter siswa kelas SMP Negeri 1 Majalaya sangat dibutuhkan
VII di SMP Negeri 1 Majalaya adalah oleh siswa khususnya siswa kelas VII di
perbedaan watak dan karakter setiap SMP Negeri 1 Majalaya karena dengan
peserta didik serta kebiasaan yang
adanya guru pendidikan Islam yang
dibawah dari rumah. Ketika dalam ruang
lingkup keluarga peserta didik kurang berperan sebagai orang tua siswa tentu
mendapatkan pendidikan secara memiliki peran yang sangat besar dalam
menyeluru khususnya pada pendidikan rangka mendidik siswa untuk menjadi
karakter, maka akan sulit bagi guru untuk manusia yang ihsani, yang berbuat baik
mengarahkannya karena peserta didik dengan tindakan yang baik. Dengan
tersebut sejak kecil tidak dibiasakan berdasarkan ketakwaan kepada Allah SWT.
dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Adapun peran-peran dilakukan oleh guru
Demikian pula sebaliknya, jika peserta
didik selalu mendapatkan bimbingan dari pendidikan agama Islam dalam
orang tuanya maka tanpa dipaksa pun pembentukan karakter siswa kelas VII SMP
peserta didik tersebut akan patuh kepada Negeri 1 Majalaya diantaranya:
guru, mengerjakan tugas yang diberikan, Pemberdayaan, keteladanan, intervensi,
menghormati teman dan sebagainya. terintegrasi, sekrening.
b) Faktor eksternal

216
Nur’asiah (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (2): 212 – 217
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i2.203

2. Strategi guru PAI dalam pembentukan khususnya pada pembentukan karakter


karakter siswa kelas VII di SMP Negeri 1 siswa.
Majalaya, yang dilakukan dalam
UCAPAN TERIMA KASIH
pembentukan karakter siswa antara lain:
Pembiasaan 3S (Salam, sapa, senyum), Terimakasih saya ucapkan kepada kepala
Pembiasaan sholat dhuha dan dzuhur sekolah, guru PAI dan siswa kelas VII SMP
berjamaah, Pembiasaan membaca surat Negeri 1 Majalaya, dengan bantuan mereka
pendek, Pembacaan doa, Pembiasaan sehingga Jurnal ilmiah dapat terselesaikan.
bersikap disiplin, Pembiasaan bersikap
REFERENSI
jujur.
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam Fathur Rohman (2019). Strategi Pembelajaran
pembentukan karakter siswa PAI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Faktor pendukung pembentukan karakter UNISNU JEPARA.
siswa yaitu berasal dari faktor eksternal
yaitu kompetensi pedagogik dan rofesional Basri, Hasan (2012). Kapita Selekta Pendidikan.
Bandung: pustaka setia.
guru yang baik, kreatifitas dalam
pelaksanaan pembelajaran dan peraturan Idrawati, Niken (2020). “Analisis Kompetensi
sekolah yang mendukung. Adapun Faktor Guru Pai Dalam Pembentukan Karakter
penghambat diantaranya: Siswa Smp 2 Tuntang Kabupaten
a) Faktor internal Semarang Tahun 2019/2020 Skripsi.”
Hambatan dari dalam yaitu dari pribadi
setiap peserta didik. Hambatan ini di Lexy, J. Moleong (2016). Metode Penelitian
karenakan kurangnya pendidikan dan Kualitatif. Bandung: PT.Remaja
pembinaan orang tua yang diberikan Rosdakarya.
kepada anak sejak kecil maka sukarlah
baginya untuk menerimahnya di waktu ia Narwanti, Sri (2016). Pendidikan Karakter.
sudah dewasa, karena sifat dasar yogyakarta: familia.
kepribadiannya sudah terbentuk sejak
kecil, tidak terbentuk unsur-unsur agama, Slameto (2015). Belajar Dan Faktor-Faktor
maka peserta didik agak mudah Yang Mempengaruhi. jakarta: Rineka
melakukan segalah sesuatu menurut Cipta.
daorongan ego dan kenginan jiwanya
tampa memikirkan dampak dari Sugiyono (2020). Metode Penelitian Kualitatif.
perbuatanya. Bandung: alfabeta.
b) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah salah satu faktor Ramayulis (2018). Ilmu Pendidikan Islam:
penghambat dari luar lingkungan jakarta. Kalam Mulia.
masyarakat kota yang sifatnya acu tak
acu terhadap berbagai macam masalah Sani, Ridwan Abdullah & Muhammad Kadri
yang ada pada peserta didik, padahal (2016). Pendidikan Karakter. Jakarta:
masyakarat merupakan pendidikan Bumi Aksara.
lanjutan dari tingkat sekolah, karena
lingkungan masyarakat biasanya disebut Sumadinata, Nana Syaodih (2015). Metode
pendidikan non formal juga sangat Penelitian Pendidikan. Bandung PT.
berpengaruh terhadap kehidupan siswa Remaja Rosdakarya.

217

Anda mungkin juga menyukai