Anda di halaman 1dari 16

PENANGANAN

TEMUAN DAN LAPORAN DUGAAN


PELANGGARAN PEMILU

OLEH:

IIN GUSANTO, S.Sy., M.H.


KOORDINATOR DIVISI HUKUM, PENANGANAN PELANGGARAN
DAN PENYELESAIAN SENGKETA
NULLUM DELICTUM NOELA POENA SINE LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI
PRAEVIA LEGI POENALE GENERALI
“Asas Legalitas” (pasal 1 ayat (1) KUHP) “ketentuan peraturan (UU) yang bersifat
Asas yang menentukan bahwa tiap-tiap
perbuatan pidana harus ditentukan khusus mengenyampingkan ketentuan
sedemikian rupa oleh suatu aturan yang bersifat umum”
undang-undang. Tidak ada suatu Jika terjadi pertentangan antara
perbuatan dapat dihukum tanpa ada ketentuan yang sifatnya khusus dan yang
peraturan yang mengatur perbuatan sifatnya umum, maka yang diberlakukan
tersebut sebelumnya. adalah ketentuan yang sifatnya khusus.

ASAS LEX POST TERIORI DEROGAT LEGI


LEX SUPERIORI DEROGAT LEGI
INFERIORI HUKUM PRIORI

“ketentuan peraturan (UU) yang baru


“Ketentuan peraturan (UU) yang
lebih tinggi, akan mengesampingkan UU 7/2017 mengenyampingkan / menghapus
berlakunya ketentuan UU yang lama
ketentuan UU yang lebih rendah”
yang mengatur materi hukum yang
Jika terjadi pertentangan antara UU
sama”
yang lebih tinggi dengan yang lebih
Jika terjadi pertentangan antara UU
rendah, maka yang diberlakukan
yang lama dengan yang baru, maka yang
adalah ketentuan yang lebih tinggi.
diberlakukan adalah UU yang baru.
2
• HASIL PENGAWASAN YANG TERDAPAT DUGAAN
PELANGGARAN DAN DI PLENOKAN OLEH PENGAWAS
PEMILU PALING LAMA 7 HARI KERJA SEJAK DITEMUKAN
• DITUANGKAN DALAM FORM B.2 YANG MEMUAT PALING
TEMUAN SEDIKIT:
A. PENEMU
B. TERLAPOR
C. BATAS WAKTU TEMUAN
D. URAIAN PERISTIWA

SUMBER DUGAAN
PELANGGARAN
PEMILU • DISAMPAIKAN OLEH WNI YANG PUNYA HAK PILIH, PESERTA
PEMILU DAN PEMANTAU PEMILU KEPADA PENGAWAS PALING
LAMA 7 HARI KERJA SEJAK DIKETAHUI PERISTIWA
• MELAMPIRKAN FC KTP-E/IDENTITAS LAIN
• DITUANGKAN DALAM FORM B.1
• SYARAT FORMIL:
A. IDENTITAS PELAPOR
LAPORAN B. IDENTITAS TERLAPOR
C. BATAS WAKTU PENYAMPAIAN
D. KESESUAIAN TTD
• SYARAT MATERIL:
A. URAIAN PERISTIWA/KEJADIAN
B. WAKTU DAN TEMPAT PERISTIWA
C. SAKSI
D. BUKTI
PENERIMAAN TEMUAN/LAPORAN DAN REGISTRASI
TIDAK
DIREGISTRASI,
DIUMUMKAN,
TEMUAN REGISTRASI DIBERITAHUKAN

PELAPOR
TIDAK
LAPORAN MEMPERBAIKI

LAPORAN MEMENUHI
PETUGAS PELAPOR
PENERIMA KAJIAN AWAL SYARAT FORMIL- MEMPERBAIKI
MATERIL

• MENGISI FORM B.1


• DILAKUKAN OLEH ANGGOTA PENGAWAS
• MEMINTA DAN LAPORAN BELUM PERBAIKAN LAPORAN
PEMILU
MENERIMA FC KTP MEMENUHI SYARAT PALING LAMA 3 HARI SEJAK
• DILAKUKAN PALING LAMA 2 HARI SEJAK LAPORAN DITERIMA
SERTA DOKUMEN FORMIL-MATERIL
LAPORAN DITERIMA
BUKTI-BUKTI
• DITUANGKAN DALAM FORM B.5
• MEMBERIKAN
• MENENTUKAN: MERUPAKAN DISELESAIKAN BAWASLU,
TANDA TERIMA BAWASLU PROV/KAB/KOTA
A. KETERPENUHAN SYARAT FORMIL DAN PELANGGARAN
FORM B.3 DENGAN MEKANISME
MATERIL, ADMNISTRATIF PERBAWASLU 8/2018
B. JENIS PELANGGARAN
C. DIREGISTER ATAU TIDAK
D. PELIMPAHAN LAPORAN TELAH
E. MENYATAKAN LAPORAN TELAH DITANGANI PENGAWAS DIHENTIKAN
DITANGANI OLEH PENGAWAS PEMILU PEMILU
INFORMASI AWAL DAN INVESTIGASI

INFORMASI AWAL INVESTIGASI

• Informasi yang disampaikan • Investigasi dilakukan untuk menemukan


secara langsung di pengawas peristiwa dugaan pelanggaran;
pemilu dalam bentuk informasi • Dilakukan dengan cara:
lisan atau tertulis; a. Mengundang atau menemui pihak
• Informasi melalui telepon resmi; yang berkaitan/mengetahui dugaan
• Informasi melalui pesan pelanggaran Pemilu;
singkat, faksimili, surat b. Dituangkan dalam BA klarifikasi, BA
elektronik dan laman resmi penyerahan data, dokumen,
• Penyampai informasi tidak mau dan/atau barang.
mengisi form B.1 • Setelah melakukan investigasi,
• Laporan yang tidak memenuhi pengawas pemilu membuat laporan hasil
syarat formil dan materil pengawasan
SELEBARAN
Bahan Kampanye dapat max. 8.25 cm x 21 cm
berbentuk:
a. Selebaran (flyer) Pasal
BROSUR
b. Brosur (leaflet)
Pasal posisi terbuka max. 21
c. Pamflet
30 30 cm x 29.7 cm
d. Poster ayat ayat posisi terlipat max. 21
e. Stiker (2) BAHAN KAMPANYE (3) cm x 10 cm
f. Pakaian PKPU PKPU
g. Penutup kepala 23 Th PAMFLET
h. Alat minum/makan
23 Th
2018 max. 21 cm x 29.7 cm
i. Kalender 2018
j. Kartu nama
k. Pin, dan atau POSTER
l. Alat tulis Desain dan materi pada Bahan Kampanye max. 40 cm x 60 cm
paling sedikit memuat visi, misi, dan
program Peserta Pemilu
STIKER
max. 10 cm x 5 cm

Bahan Kampanye dapat dibuat dalam bentuk lain,


dengan syarat bukan Sembako atau bahan yang
dapat diuangkan dengan mudah.
NILAI PALING
SESUAI SESUAI LARANGAN PENEMPELAN STIKER
TINGGI
DESAIN UKURAN Pasal 31 ayat (2) PKPU 23 Th 2018
Rp60.000,-
1. Tempat Ibadah Termasuk Halaman,
Memuat Visi 2. Rumah Sakit atau Tempat Pelayanan
dan Misi Kesehatan
Selebaran, 3. Gedung atau Fasilitas milik Pemerintah Nilai Bahan
brosur, 4. Lembaga Pendidikan (gedung dan
Kampanye
pamflet, sekolah) disesuaikan
poster dan 5. Jalan-Jalan Protokol
dengan nilai
Tidak Memuat stiker harga pasar
6. Jalan Bebas Hambatan
Materi yg
Dilarang 7. Sarana dan Prasana Publik
8. Taman dan Pepohonan

PENGAWASAN BAHAN KAMPANYE


ALAT PERAGA KAMPANYE VERSI PKPU

BALIHO/
BILLBOARD/ Max. 4m x 7m /
VIDEOTRON Max. 4m x 8m

SPANDUK Max. 1.5m x7m 1. Dalam mencetak


APK
mengutamakan
penggunaan
UMBUL-UMBUL Max. 1.15 m x 5m bahan yang
dapat di daur
ALAT PERAGA ulang.
KAMPANYE 2. Desain dan
PESERTA PEMILU materi pada APK
LARANGAN PEMASANGAN APK paling sedikit
Pasal 34 ayat (2) PKPU 23 Th 2018 memuat visi,
misi, dan
1. Tempat Ibadah + Halaman program Peserta
2. Rumah Sakit Pemilu
3. Tempat Pelayanan Kesehatan
4. Gedung milik Pemerintah
5. Lembaga pendidikan (gedung dan sekolah)
Versi KPU Lam - Bar
 Jalan Protokol
Pertemuan terbatas

pertemuan tatap muka

penyebaran Bahan Kampanye


Pemilu kepada umum

pemasangan Alat Peraga Kampanye di


tempat umum
Metode
Kampanye Media Sosial

iklan media cetak, media elektronik, dan


media dalam jaringan

Rapat umum

debat Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden untuk


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
kegiatan lain yang tidak melanggar larangan
Kampanye Pemilu dan ketentuan peraturan
9
perundang-undangan
1 2 3 4 5

Adanya jumlah Sumbangan dana


Penggunaan
Adanya Relawan dan Tim Kampannye yang
Fasilitas
keterlibatan Pemenangan melebihi
Pemerintah dan Adanya isu
pejabat, ASN, yang tidak ketentuan baik
Anggaran Agama, Ras, Suku
TNI/Polri dalam memiliki batas dari
Pemerintah dan Budaya
kegiatan karena tidak Perseorangan
terlebih lagi
Kampanye diatur secara maupun
Bagi Petahana
tegas di PKPU Perusahaan

Bagi Presiden yang mencalonkan lagi tidak melakukan cuti pada saat Kampanye.
10
Larangan Kampanye
PELAKSANA, PESERTA, DAN TIM KAMPANYE PEMILU DILARANG: (Pasal 280 ayat (1) UU No 7 Tahun 2017)

MEMPERSOALKAN DASAR NEGARA PANCASILA, MENGANCAM UNTUK MELAKUKAN KEKERASAN ATAU


PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA MENGANJURKAN PENGGUNAAN KEKERASAN KEPADA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, DAN BENTUK SESEORANG, SEKELOMPOK ANGGOTA MASYARAKAT,
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DAN/ATAU PESERTA PEMILU YANG LAIN

MELAKUKAN KEGIATAN YANG MEMBAHAYAKAN MERUSAK DAN/ATAU MENGHILANGKAN ALAT PERAGA


KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KAMPANYE PESERTA PEMILU

MENGHINA SESEORANG, AGAMA, SUKU, RAS, MENGGUNAKAN FASILITAS PEMERINTAH, TEMPAT IBADAH,
GOLONGAN, CALON, DAN/ATAU PESERTA PEMILU YANG DAN TEMPAT PENDIDIKAN
LAIN
MEMBAWA ATAU MENGGUNAKAN TANDA GAMBAR
MENGHASUT DAN MENGADU DOMBA PERSEORANGAN DAN/ATAU ATRIBUT SELAIN DARI TANDA GAMBAR
ATAUPUN MASYARAKAT DAN/ATAU ATRIBUT PESERTA PEMILU YANG
BERSANGKUTAN

MENGGANGGU KETERTIBAN UMUM MENJANJIKAN ATAU MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI


LAINNYA KEPADA PESERTA KAMPANYE PEMILU
Larangan Kampanye
PELAKSANA DAN/ATAU TIM KAMPANYE DALAM KEGIATAN KAMPANYE PEMILU, DILARANG MENGIKUTSERTAKAN (Pasal
280 ayat (2) UU No 7 Tahun 2017) :
KETUA, WAKIL KETUA, KETUA MUDA, HAKIM AGUNG
PADA MAHKAMAH AGUNG, DAN HAKIM PADA SEMUA ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA DAN
BADAN PERADILAN DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAN HAKIM KONSTITUSI PADA MAHKAMAH KONSTITUSI

KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA BADAN KEPALA DESA


PEMERIKSA KEUANGAN

GUBERNUR, DEPUTI GUBERNUR SENIOR, DAN DEPUTI PERANGKAT DESA


GUBERNUR BANK INDONESIA
DIREKSI, KOMISARIS, DEWAN PENGAWAS, DAN
KARYAWAN BADAN USAHA MILIK NEGARA/BADAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
USAHA MILIK DAERAH
PEJABAT NEGARA BUKAN ANGGOTA PARTAI POLITIK
YANG MENJABAT SEBAGAI PIMPINAN DI LEMBAGA WARGA NEGARA INDONESIA YANG TIDAK MEMILIKI HAK
NONSTRUKTURAL MEMILIH

SETIAP ORANG SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (2) DILARANG IKUT SERTA SEBAGAI PELAKSANA DAN TIM
KAMPANYE PEMILU - Pasal 280 (3)

PELANGGARAN TERHADAP LARANGAN KETENTUAN PADA AYAT (1) HURUF c, HURUF f, HURUF g, HURUF i, DAN HURUF j,
DAN AYAT (2) MERUPAKAN TINDAK PIDANA PEMILU – Pasal 280 (4)
POTENSI TINDAK PIDANA PEMILU
NO JENIS PIDANA URAIAN PASAL

Setiap kepala desa atau sebutan lain yang dengan sengaja membuat keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
490
Peserta Pemilu dalam masa Kampanye, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
BUAT (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
1 KEPUTUSAN /
TINDAKAN Setiap pejabat negara yang dengan sengaja membuat keputusan dan/atau melakukan
tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu dalam masa
547
Kampanye, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).

Setiap orang yang mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya Kampanye


MENGGANGGU
2 Pemilu dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling 491
KAMPANYE
banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).

Setiap orang yang dengan sengaja melakukan Kampanye Pemilu di luar jadwal yang
telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota untuk setiap
KAMPANYE
3 Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 276 ayat (2), dipidana dengan 492
DILUAR JADWAL
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00
(dua belas juta rupiah).
POTENSI TINDAK PIDANA PEMILU
Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja
melanggar Larangan pelaksanaan Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 280 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, 521
huruf i, atau huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
Setiap pelaksana dan/atau tim Kampanye Pemilu yang melanggar larangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan
493
paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah).
Setiap aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
LARANGAN
4 Republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa, dan/ atau anggota badan
KAMPANYE
permusyawaratan desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 494
280 ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda
paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
Setiap Ketua/Wakil Ketua/ketua muda/hakim agung/hakim konstitusi, hakim pada semua
badan peraditan, Ketua/Wakil Ketua dan/atau anggota Badan Pemeriksa Keuangan,
Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan/atau deputi gubernur Bank Indonesia serta
direksi, komisaris, dewan pengawas, dan/ atau karyawan badan usaha milik 522
negara/badan usaha milik daerah yang melanggar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
280 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling
banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
POTENSI TINDAK PIDANA PEMILU
Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja
menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta
Kampanye Pemilu secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud 523 (1)
dalam Pasal 280 ayat (1) huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).

Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja pada
Masa Tenang menjanjikan atau memberikan imbalan uang atau materi lainnya kepada
POLITIK Pemilih secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 523 (2)
5
UANG 278 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan denda
paling banyak Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta rupiah).

Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja
menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta
Kampanye Pemilu secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud 524 (1)
dalam Pasal 280 ayat (1) huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
“CEGAH.. AWASI.. TINDAK..!!”

Anda mungkin juga menyukai