Anda di halaman 1dari 61

PROSEDUR DAN MEKANISME

PENANGANAN PELANGGARAN
PEMILU

DISAMPAIKAN OLEH :

AMANDUS SITUMORANG, SH.,MH


KORDIV PENANGANAN PELANGGARAN
BAWASLU PROVINSI PAPUA
DASAR HUKUM

UU NOMOR 7 TAHUN 2017


TENTANG PEMILIHAN UMUM

PERBAWASLU 7 / 2018 PERBAWASLU 31 / 2018


TENTANG PENANGANAN TEMUAN DAN TENTANG SENTRA PENEGAKAN HUKUM
LAPORAN PELANGGARAN PEMILU TERPADU

PERBAWASLU 8 / 2018
TENTANG PENYELESAIAN PELANGGARAN
ADMINISTRATIF PEMILU
TUGAS DAN WEWENANG DALAM PENANGANAN
PELANGGARAN
Bawaslu bertugas:
a. menerima, memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu;
b. menginvestigasi dugaan pelanggaran Pemilu;
c. menentukan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu, dugaan pelanggaran kode etik
Penyelenggara Pemilu, dan/atau dugaan tindak pidana Pemilu; dan ' ,
d. memutus pelanggaran administrasi Pemilu.

Bawaslu berwenang:
a. Menerima, memeriksa, mengkaji, dan memutus dugaan pelanggaran Pemilu;
b. merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai netralitas aparatur sipil-
negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota kepolisian
Republik Indonesia
c. mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota;
Bawaslu Provinsi bertugas:
a. menyampaikan hasil pengawasan di wilayah provinsi kepada Bawaslu atas dugaan
pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan/atau dugaan tindak pidana Pemilu di
wilayah provinsi;
b. menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi;
c. memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi;
d. memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran administrasi Pemilu; dan
e. merekomendasikan tindak lanjut pengawasan atas pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi
kepada Bawaslu

Bawaslu Provinsi berwenang:


a. Menerima, memeriksa, dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi;
b. merekomendasikan terhadap pelanggaran netralitas semua pihak dalam Pemilu
c. mengoreksi rekomendasi Bawaslu kabupaten/Kota setelah mendapatkan pertimbangan
Bawaslu apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
Bawaslu Kabupaten/ Kota bertugas:
a. menyampaikan hasil pengawasan di wilayah kabupaten/kota kepada Bawaslu melalui
Bawaslu Provinsi atas dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan/atau
dugaan tindak pidana Pemilu di wilayah kabupaten/kota;
b. menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah kabupaten/kotai
c. memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah kabupaten / kota;
d. memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran administrasi Pemilu; dan
e. merekomendasikan tindak lanjut pengawasan atas pelanggaran Pemilu di wilayah
kabupaten/kota kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi

Bawaslu Kabupaten/ Kota berwenang:


a. Menerima, memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah kabupaten/kota
b. Merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak-pihak yang diatur
dalam Undang-Undang ini;

Panwaslu Kecamatan berwenang :


Menerima, memeriksa, dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan serta
merekomendasikan hasil pemeriksaan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota.
PELAPOR DAN TERLAPOR DALAM DUGAAN PELANGGARAN
PEMILU
Pelapor yang berhak melaporkan dugaan pelanggaran Pemilu yang terdiri dari :
 Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih;
 Pemantau Pemilu; atau
 Peserta Pemilu.

Terlapor dugaan pelanggaran Pemilu yang terdiri dari :


 Peserta Pemilu yaitu :
a. calon anggota DPR;
b. calon anggota DPD;
c. calon anggota DPRD Provinsi;
d. calon anggota DPRD Kabupaten/Kota;
e. Pasangan Calon;
f. tim kampanye;
 Penyelenggara Pemilu
 ASN/TNI/POLRI
 Pegawai BUMN/BUMD
PIHAK TERLAPOR DALAM DUGAAN PELANGGARAN
ADMINISTRATIF PEMILU DAN PELANGGARAN ADMINISTRATIF
PEMILU TSM
Terlapor dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yaitu:
a. calon anggota DPR;
b. calon anggota DPD;
c. calon anggota DPRD Provinsi;
d. calon anggota DPRD Kabupaten/Kota;
e. Pasangan Calon;
f. tim kampanye; dan/atau
g. penyelengara Pemilu.

Terlapor dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu TSM yaitu:


a. calon anggota DPR;
b. calon anggota DPD;
c. calon anggota DPRD Provinsi;
d. calon anggota DPRD Kabupaten/Kota; dan/atau
e. Pasangan Calon;
SUMBER DUGAAN PELANGGARAN PEMILU
BERDASARKAN PERBAWASLU 7 TAHUN
2018
• HASIL PENGAWASAN YANG TERDAPAT DUGAAN PELANGGARAN
DAN DI PLENOKAN OLEH PENGAWAS PEMILU PALING LAMA 7
HARI KERJA SEJAK DITEMUKAN
• DITUANGKAN DALAM FORM B.2 YANG MEMUAT PALING
TEMUAN SEDIKIT:
A. PENEMU
B. TERLAPOR
C. BATAS WAKTU TEMUAN
D. URAIAN PERISTIWA
SUMBER DUGAAN
PELANGGARAN • DISAMPAIKAN OLEH WNI YANG PUNYA HAK PILIH, PESERTA PEMILU DAN
PEMILU PEMANTAU PEMILU KEPADA PENGAWAS PALING LAMA 7 HARI KERJA
SEJAK DIKETAHUI PERISTIWA
• MELAMPIRKAN FC KTP-E/IDENTITAS LAIN
• DITUANGKAN DALAM FORM B.1
• SYARAT FORMIL:
A. IDENTITAS PELAPOR
LAPORAN B. IDENTITAS TERLAPOR
C. BATAS WAKTU PENYAMPAIAN
D. KESESUAIAN TTD
• SYARAT MATERIL:
A. URAIAN PERISTIWA/KEJADIAN
B. WAKTU DAN TEMPAT PERISTIWA
C. SAKSI
D. BUKTI
SUMBER DUGAAN PELANGGARAN ADMNISTRATIF PEMILU
BERDASARKAN PERBAWASLU 8 TAHUN 2018
• HASIL PENGAWASAN YANG TERDAPAT DUGAAN PELANGGARAN DAN
DI PLENOKAN OLEH PENGAWAS PEMILU PALING LAMA 7 HARI KERJA
SEJAK DITEMUKAN
• DITUANGKAN DALAM FORM ADM-1 YANG MEMUAT PALING SEDIKIT:
A. PENEMU
TEMUAN B. TERLAPOR
C. WAKTU DAN TEMPAT PERISTIWA
D. BUKTI DAN SAKSI
E. URAIAN PERISTIWA
F. HAL YANG DIMINTA UNTUK DIPUTUSKAN
SUMBER DUGAAN
PELANGGARAN
ADMINISTRATIF • DISAMPAIKAN OLEH WNI YANG PUNYA HAK PILIH, PESERTA PEMILU DAN
PEMILU PEMANTAU PEMILU KEPADA PENGAWAS PALING LAMA 7 HARI KERJA
SEJAK DIKETAHUI PERISTIWA
• MELAMPIRKAN FC KTP-E/IDENTITAS LAIN
• DITUANGKAN DALAM FORM ADM-2
• SYARAT FORMIL:
A. IDENTITAS PELAPOR
B. IDENTITAS TERLAPOR
LAPORAN • SYARAT MATERIL:
A. OBYEK YANG DILAPORKAN
• WAKTU
• TEMPAT
• SAKSI
• BUKTI
• URAIAN PERISTIWA
B. HAL YANG DIMINTA UNTUK DIPUTUSKAN
• LAPORAN DIBUAT DALAM 7 (TUJUH) RANGKAP
OBYEK PELANGGARAN ADMINITRATIF PEMILU

PERBUATAN ATAU TINDAKAN YANG MELANGGAR TATA


PELANGGARAN CARA, PROSEDUR, ATAU MEKANISME YANG BERKAITAN
ADMINISTRATIF DENGAN ADMINISTRASI PELAKSANAAN PEMILU DALAM
SETIAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU (PASAL
PEMILU 460 UU PEMILU)

OBYEK
PELANGGARAN PERBUATAN ATAU TINDAKAN YANG MELANGGAR TATA
ADMINISTRATIF CARA, PROSEDUR, ATAU MEKANISME YANG BERKAITAN
PEMILU DENGAN ADMINISTRASI PELAKSANAAN PEMILU DALAM
SETIAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU YANG
TERJADI SECARA TERSTRUKTUR, SISTEMATIS DAN MASSIF
PELANGGARAN (PASAL 460 JO. PASAL 463 UU PEMILU)
ADMINISTRATIF
PEMILU TERSTRUKTUR,
SISTEMATRIS DAN MASSIF
PERBUATAN ATAU TINDAKAN MENJANJIKAN DAN/ATAU
MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA UNTUK
MEMPERNGARUHI PENYELENGGARA PEMILU DAN/ATAU
PEMILIH YANG TERJADI SECARA TERSTRUKTUR,
SISTEMATIS DAN MASIF (PASAL 286 UU PEMILU)
INFORMASI AWAL DAN INVESTIGASI

INFORMASI AWAL INVESTIGASI

• Informasi yang disampaikan


• Investigasi dilakukan untuk
secara langsung di pengawas
menemukan peristiwa dugaan
pemilu dalam bentuk
pelanggaran;
informasi lisan atau tertulis;
• Dilakukan dengan cara:
• Informasi melalui telepon
a. Mengundang atau menemui pihak
resmi;
yang berkaitan/mengetahui
• Informasi melalui pesan
dugaan pelanggaran Pemilu;
singkat, faksimili, surat
b. Dituangkan dalam BA klarifikasi,
elektronik dan laman resmi
BA penyerahan data, dokumen,
• Penyampai informasi tidak
dan/atau barang.
mau mengisi form B.1
• Setelah melakukan investigasi,
• Laporan yang tidak
pengawas pemilu membuat laporan
memenuhi syarat formil dan
hasil pengawasan
materil
PENERIMAAN TEMUAN/LAPORAN DAN REGISTRASI
TIDAK
DIREGISTRASI,
REGISTRA DIUMUMKAN,

TEMUAN DIBERITAHUKAN

SI
PELAPOR PELAPOR
TIDAK
LAPORAN MEMPERBAIKI
MEMPERBAIKI

LAPORAN MEMENUHI
PETUGAS
PENERIMA KAJIAN AWAL SYARAT FORMIL-
MATERIL

• LAPORAN BELUM PERBAIKAN LAPORAN


MENGISI FORM B.1 • DILAKUKAN OLEH ANGGOTA
MEMENUHI SYARAT PALING LAMA 3 HARI
• MEMINTA DAN PENGAWAS PEMILU FORMIL-MATERIL SEJAK LAPORAN DITERIMA
MENERIMA FC KTP • DILAKUKAN PALING LAMA 2 HARI SEJAK
SERTA DOKUMEN LAPORAN DITERIMA DISELESAIKAN BAWASLU,
BUKTI-BUKTI • DITUANGKAN DALAM FORM B.5 MERUPAKAN BAWASLU PROV/KAB/KOTA
• MEMBERIKAN • MENENTUKAN: PELANGGARAN DENGAN MEKANISME
ADMNISTRATIF
TANDA TERIMA A. KETERPENUHAN SYARAT FORMIL PERBAWASLU 8/2018
FORM B.3 DAN MATERIL,
B. JENIS PELANGGARAN DISELESAIKAN BAWASLU,
BAWASLU PROV/KAB/KOTA
C. DIREGISTER ATAU TIDAK SENGKETA PEMILU DENGAN MEKANISME
D. PELIMPAHAN PERBAWASLU 9/2018
E. MENYATAKAN LAPORAN TELAH
DITANGANI OLEH PENGAWAS LAPORAN TELAH
PEMILU DITANGANI PENGAWAS DIHENTIKAN
PEMILU
TINDAK LANJUT TEMUAN HASIL PENGAWASAN/HASIL INVESTIGASI
INFORMASI AWAL

INFORMASI
AWAL
TIDAK TERDAPAT BUKAN
DUGAAN TEMUAN
HASIL PELANGGARAN
INVESTIGASI
RAPAT
PLENO TERDAPAT DUGAAN
PELANGGARAN
HASIL
PENGAWASAN

TEMUAN REGISTRASI

HUKUM
ADMINISTRATIF PIDANA KODE ETIK
LAINNYA

DISELESAIKAN DISELESAIKAN DISELESAIKAN


MELALUI DKPP
MELALUI MELALUI
MEKANISME SENTRA INSTANSI YANG
PERBAWASLU 8 PERBAWASLU BERWENANG
TAHUN 2018 31 TAHUN 2018
TINDAK LANJUT LAPORAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU
(ADMINISTRASTIF, PIDANA, KODE ETIK DAN PELANGGARAN HUKUM
LAINNYA).
TIDAK MEMENUHI • DIBERIKAN WAKTU SELAMA 2 (DUA)
SYARAT FORMIL HARI UNTUK MELENGKAPI
LAPORANNYA SEJAK PEMBERITAHUAN
DAN MATERIL
DITERIMA
• MENGELUARKAN STATUS LAPORAN
LAPORAN KAJIAN AWAL DAN DIUMUMKAN APABILA PELAPOR
MEMENUHI TIDAK MELENGKAPI LAPORANYYA
• DILAKUKAN OLEH ANGGOTA SYARAT FORMIL
PENGAWAS PEMILU
• DILAKUKAN PALING LAMA 2 HARI DAN MATERIL
SEJAK LAPORAN DITERIMA
• DITUANGKAN DALAM FORM B.5
• MENENTUKAN:
A. KETERPENUHAN SYARAT
FORMIL DAN MATERIL,
B. JENIS PELANGGARAN KODE ETIK DKPP
C. DIREGISTER ATAU TIDAK
D. PELIMPAHAN REGISTRASI
E. MENYATAKAN LAPORAN
TELAH DITANGANI OLEH
PENGAWAS PEMILU

HUKUM
ADMINISTRATIF PIDANA
LAINNYA

DISELESAIKAN DISELESAIKAN DISELESAIKAN


MELALUI MELALUI MELALUI
MEKANISME SENTRA INSTANSI YANG
PERBAWASLU 8 PERBAWASLU BERWENANG
TAHUN 2018 31 TAHUN 2018
PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU
BERDASARKAN PERBAWASLU 31/2018 TENTANG SENTRA GAKKUMDU

1X24 jam
PEMBAHASAN PEMBUATAN KAJIAN/
REGISTRASI KLARIFIKASI/
PERTAMA LAPORAN HASIL
PENYELIDIKAN
PENYELIDIKAN
• Dilakukan paling lama 1x24 Jam
sejak Temuan/Laporan diregister Paling lama 14 hari kerja Pleno menentukan
• Membahas substansi syarat formil apakah temuan/laporan diteruskan ke penyidik
Membahas hasil penyidikan dan
dan materil (Pasal 19) atau dihentikan
pelimpahan kasus (Pasal 25)

PEMBAHASAN DITERUSKAN KE PEMBAHASAN


RAPAT PLENO
KETIGA PENYIDIKAN KEDUA
• Dilakukan paling lama 14 hari kerja
sejak Temuan/Laporan diregister
DIHENTIKAN • Menentukan apakah
temuan/laporan tindak pidana atau
bukan (Pasal 22)

DIHENTIKAN PELIMPAHAN KE
PELIMPAHAN KE PEMBAHASAN
PENGADILAN
JAKSA/PU KEEMPAT
NEGERI
• Dilakukan paling lama 1x24 jam
setelah putusan pengadilan
• PRA PUTUSAN dibacakan
• Menentukan sikap terhadap putusan,
PENUNTUTAN apakah melakukamn upaya hukum
• DIHENTIKAN atau eksekusi (Pasal 29)
PENANGANAN PELANGGARAN KODE ETIK,
ADMINISTRATIF
DAN HUKUM LAINNYA
REGISTRA TIDAK
KLARIFIKAS RAPAT DITINDAKLANJUT
SI I PLENO I
• BUKAN PELANGGARAN
• MENGUNDANG PELAPOR, KODE ETIK ATAU HUKUM
SAKSI, AHLI DAN/ATAU LAINNYA
TERLAPOR (FORM B.6) • LAPORAN DALUARSA YANG
• KLARIFIKASI (FORM B.9) DIKETAHUI PENGAWAS SAAT
• MEMBUAT KAJIAN (FORM PENGKAJIAN
B.10)

PELANGGARAN
ADMINISTRATIF YANG
PELANGGARAN KODE
ETIK DITERUSKAN KE DITINDAK DITERUSKAN
PANWASCAM KE
DKPP LANJUTI
PPK
MENGGUNAKAN FORM B.11 MENGGUNAKAN FORM B.13

PELANGGARAN HUKUM
LAINNYA DITERUSKAN KE
INSTANSI
BERWENANG

MENGGUNAKAN FORM B.14


ALUR PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRATIF
PEMILU
OLEH BAWASLU, BAWASLU PROVINSI ATAU BAWASLU KABUPATEN/KOTA
TIDAK
PETUGAS REGISTRASI PEMERIKSAA
DIBERITAHUKAN KE PUTUSAN
PENERIMA N RAPAT PLENO
LAPORAN PELAPOR
PENDAHULUA
TEMUAN/ PENDAHULU MAJELIS PEMERIKSA
LAPORAN REGISTRASI N
AN
MAJELIS PEMERIKSA
MEMERIKSA KETERPENUHAN:
HASIL • REGISTRASI DILAKUKAN APABILA • SYARAT FORMIL-MATERIL TIDAK DITERIMA
KAJIAN AWAL LAPORAN LENGKAP SECARA • KEWENANGAN DAN DIHENTIKAN
ADMINSITRASI • KEDUUDKAN
• APABILA BELUM LENGKAP, PELAPOR/PENEMU ATAU
DUGAAN PELANGGARAN
PELAPOR DIBERI WAKTU 3 (TIGA) TERLAPOR
BERASAL DARI
HARI UNTUK MELENGKAPI • TENGGANG WAKTU
PENANGANAN DIUMUMKAN DITERIMA DAN DILANJUTKAN
• JIKA PELAPOR TIDAK (PASAL 41)
BERDASARKAN PALING LAMA 1 HARI
DENGAN SIDANG
MELENGKAPI, LAPORAN TIDAK SETELAH PEMBACAAN
PERBAWASLU 7/2018
DIREGISTER DAN DIUMUMKAN PUTUSAN (PASAL 44) PEMERIKSAAN
STATUS LAPORANNYA
HANYA MENYANGKUT (PASAL 39)
KESALAHAN PENERAPAN
HUKUM
PEMERIKSAAN PERMINTAAN
SIDANG SEKRETARIS MENYAMPAIKAN
PERMINTAAN REGISTRASI KOREKSI KE PUTUSAN PEMBERITAHUAN SIDANG
KOREKSI BAWASLU PEMERIKSAAN
PALING LAMA 3 HARI PALING LAMA 14 HARI • PALING LAMA 1 HARI SEBELUM
• PEMBACAAN MATERI
KERJA SEJAK PUTUSAN KERJA SEJAK SIDANG PEMERIKSAAN (PASAL 45)
LAPORAN OLEH
DIBACAKAN TEMUAN/LAPORAN • PELAPOR/TERLAPOR TIDAK HADIR
PENEMU/PELAPOR
DIREGISTER SETELAH DIBERITAHU SEBANYAK 2
• TANGGAPAN TERLAPOR
PELAPOR/ (PASAL 461 AYAT 5) KALI BERTURUT-TURUT, TETAP
• PEMBUKTIAN
PUTUSAN PENEMU DIALNJUTKAN SIDANG PEMERIKSAAN
• KESIMPULAN
PUTUSAN DISAMPAIKAN KE (PASAL 47)
KOREKSI BAWASLU
PROVINSI TERLAPOR

* TEMUAN DISELESAIKAN PENGAWAS PEMILU SETINGKAT DI ATASNYA


ALUR PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRATIF
PEMILU
MELALUI PEMERIKSAAN DENGAN ACARA CEPAT

TERJADI PERISTIWA YANG


DIDUGA PELANGGARAN

PENGAWAS PEMILU
DAPAT
MEREKOMENDASIKAN PENGAWAS PEMILU
PENGAWAS PEMILU MENCARI TEMPAT DAN
KPU SESUAI TINGKATAN MENDENGARKAN
MENGUMPULKAN PELAPOR DAN TERLAPOR DALAM SATU
UNTUK MENGHENTIKAN KETERANGAN PELAPOR
TEMPAT UNTUK DILAKUKAN PENYELESAIAN SECARA
KEGIATAN DENGAN DAN TERLAPOR, SERTA
TERBUKA
MEMINTA BANTUAN SAKSI-SAKSI
KEAMANAN

KETERANGAN:
• DILAKUKAN PALING LAMA 2 HARI SEJAK LAPORAN DITERIMA
PUTUSAN
• DISELESAIKAN DITEMPAT KEJADIAN DENGAN MENGGUNAKAN FORMULIR
MEMPERTIMBANGKAN KELAYAKAN DAN KEAMANAN ADM-22
 Proses penyelesaian administrasi secara
cepat dilakukan secara terbuka oleh
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kab/Kota;

 Dalam pemeriksaan acara cepat


dilakukan oleh 1 (satu) orang ketua
atau anggota pengawas pemilu.

 Hasil pemeriksaan acara cepat


disampaikan kepada Ketua dan Anggota
Pengawas Pemilu dalam rapat pleno
untuk diputuskan.
DUGAAN PELANGGARAN ADMINISTRATIF PEMILU
YANG TERJADI SECARA TERSTRUKTUR, SITEMATIS DAN MASIF
• Untuk pemilihan anggota DPR, pelanggaran terjadi paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah daerah kabupaten/kota
dalam daerah pemilihan, atau paling sedikit 50% (lima puluh persen) kecamatan dalam 1 (satu) daerah kabupaten/kota, atau
gabungan daerah kabupaten/kota dalam daerah pemilihan;

• Untuk Pemilihan Anggota DPD, pelanggaran terjadi paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah daerah kabupaten/kota
dalam daerah pemilihan daerah provinsi

• Untuk Pemilhan Presiden dan Wakil Presiden, pelanggaran terjadi paling sedikit 50% dari jumla daerah provinsi di Indonesia
• Untuk pemilihan anggota DPRD Provinsi, pelanggaran terjadi paling sedikit 50% (lima puluhpersen) dari jumlah daerah
kabupaten/kota dalamdaerah pemilihan, atau paling sedikit 50% (limapuluh persen) dari jumlah Kecamatan dalam 1 (satu)daerah
kabupaten/kota dalam daerah pemilihan;

• Untuk pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota, pelanggaran terjadi paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah
kecamatan dalam 1 (satu)daerah kabupaten/kota, atau paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah kelurahan/desa dalam
daerah pemilihan, atau gabungan kelurahan/desa dalam daerah pemilihan;

• Pelanggaran terjadi di luar ketentuan di atas yang secara langsung mempengaruhi hasil Pemilu dan perolehan hasil suara
terbanyak calon anggota DPR, DPD, Pasangan Calon, calon anggota DPRD Provinsi, atau calon anggota DPRD Kabupaten/Kota
ALUR PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRATIF
PEMILU
YANG TERJADI SECARA TERSTRUKTUR, SITEMATIS DAN MASIF
TIDAK
PETUGAS REGISTRASI PEMERIKSAA
DIBERITAHUKAN KE PUTUSAN
PENERIMA N RAPAT PLENO
LAPORAN PELAPOR
PENDAHULUA
TEMUAN/ PENDAHULU MAJELIS PEMERIKSA
LAPORAN REGISTRASI N
AN
MAJELIS PEMERIKSA
MEMERIKSA KETERPENUHAN:
HASIL • REGISTRASI DILAKUKAN APABILA
LAPORAN LENGKAP SECARA
• SYARAT FORMIL-MATERIL
• KEWENANGAN TIDAK DITERIMA
KAJIAN AWAL ADMINSITRASI • KEDUUDKAN DAN DIHENTIKAN
• APABILA BELUM LENGKAP, PELAPOR/PENEMU ATAU
PELAPOR DIBERI WAKTU 3 (TIGA) TERLAPOR
DUGAAN PELANGGARAN BERASAL HARI UNTUK MELENGKAPI • TENGGANG WAKTU
DARI PENANGANAN BERDASARKAN • JIKA PELAPOR TIDAK (PASAL 41)
PERBAWASLU 7/2018 MELENGKAPI, LAPORAN TIDAK DIUMUMKAN DITERIMA DAN DILANJUTKAN
DIREGISTER DAN DIUMUMKAN PALING LAMA 1 HARI
DENGAN SIDANG
STATUS LAPORANNYA SETELAH PEMBACAAN
(PASAL 39) PUTUSAN (PASAL 44) PEMERIKSAAN

LAPORAN SIDANG SEKRETARIS MENYAMPAIKAN


• MEREKOMENDASI KPU MEMBATALKAN CALON ANGGOTA
TERBUKTI
PUTUSAN PEMBERITAHUAN SIDANG
DPR/DPD ATAU PASANGAN CALON PEMERIKSAAN
• MEREKOMENDASI KPU PROVINSI MEMBATALKAN CALON
ANGGOTA DPRD PROVINSI PALING LAMA 14 HARI KERJA
• MEREKOMENDASI KPU KAB/KOTA MEMBATALKAN CALON LAPORAN SEJAK TEMUAN/LAPORAN
• PEMBACAAN MATERI
ANGGOTA DPRD KAB/KOTA TIDAK DIREGISTER LAPORAN OLEH • PALING LAMA 1 HARI SEBELUM SIDANG
(PASAL 461 AYAT 5) PENEMU/PELAPOR PEMERIKSAAN (PASAL 45)
TERBUKTI • • PELAPOR/TERLAPOR TIDAK HADIR SETELAH
TANGGAPAN DIBERITAHU SEBANYAK 2 KALI BERTURUT-
TERLAPOR TURUT, TETAP DIALNJUTKAN SIDANG
• PEMBUKTIAN PEMERIKSAAN (PASAL 47)
• KESIMPULAN

* TEMUAN DISELESAIKAN PENGAWAS PEMILU SETINGKAT DI ATASNYA


SANKSI PELANGGARAN ADMINISTRATIF PEMILU

PERBAIKAN ADMINISTRASI TERHADAP TATA CARA, PROSEDUR, ATAU MEKANISME


SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN;

TEGURAN TERTULIS
SANKSI

TIDAK DIIKUTKAN PADA TAHAPAN TERTENTU DALAM PENYELENGGARAAN PEMILU;

SANKSI ADMINISTRATIF LAINNYA SESUAI DENGAN KETENTUAN DALAM UNDANG-


UNDANG MENGENAI PEMILU.
PEMBENTUKAN MAJELIS PEMERIKSA
• MINIMAL 3 ORANG
• KETUA BAWASLU/BAWASLU PROV/BAWASLU KAB-KOTA
MENJADI KETUA MAJELIS
• DALAM PEMERIKSAAN DAPAT DILAKUKAN OLEH 2
ORANG MAJELIS

BAWASLU, SURAT
PELANGGARAN BAWASLU KEPUTUSAN
PLEN MAJELIS PEMERIKSA
ADMINISTRATIF PROV, KETUA BAWASLU,
PEMILU BAWASLU O BAWASLU PROVINSI
ATAU BAWASLU
KAB/KOTA KAB/KOTA
ASISTEN PEMERIKSA

SEKRETARIS PEMERIKSA

NOTULEN

MAJELIS PEMERIKSA
SURAT DI BAWASLU
PELANGGARAN PLEN
BAWASL KEPUTUSAN
ADMINISTRATIF
PEMILU TSM U O KETUA
BAWASLU
MAJELIS PEMERIKSA
DI BAWASLU PROVINSI

• DAPAT DIBENTUK BAWASLU JIKA TERLAPORNYA CALON


ANGGOTA DPRD PROV/KAB/KOTA
• MAJELIS TERDIRI DARI 1 ORG KETUA/ANGGOTA
BAWASLU DAN 2 ORG ANGGOTA BAWASLU PROVINSI
PROSEDUR DAN MEKANISME SIDANG PENDAHULUAN
PELANGGARAN ADMINITRATIF PEMILU DAN
PELANGGARAN ADMINISTRATIF YANG TERJADI SECARA
TSM
Pelaksanaan Pemeriksaan Pendahuluan
1. Majelis Pemeriksa dibantu oleh Asisten Pemeriksa melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen laporan
 Keterpenuhan syarat formil dan materil laporan
 Kewenangan Menyelesaikan Pelanggaran Administratif Pemilu,
 Kedudukan Hukum Pelapor Dan Terlapor
 Tenggang waktu penyampaian laporan
2. Terhadap dugaan pelanggaran Administratif TSM Pemilu, selain memeriksa
dokumen laporan, juga memeriksa persebaran dugaan terjadinya pelanggaran
Administratif TSM Pemilu.

Persiapan Pembacaan Putusan Pendahuluan


1. Majelis Pemeriksa menetapkan jadwal sidang pembacaan putusan
pendahuluan;
2. Sekretaris Pemeriksa membuat surat pemberitahuan dan panggilan sidang
pembacaan putusan pendahuluan dengan menggunakan Fomulir ADM-6;
Pelaksaanaan Sidang Pembacaan Putusan Pendahuluan

1. Sekretaris Pemeriksa memastikan perlengkapan persidangan sudah tersedia;


2. Sekretaris Pemeriksa memastikan dokumen persidangan telah tersedia di meja majelis
pemeriksa;
3. Sekretaris Pemeriksa memastikan kehadiran notulen, asisten majelis, petugas sidang.
4. Petugas mempersilahkan kepada Pelapor, Pengunjung Sidang, Media untuk mengisi daftar
hadir sebelum memasuki ruang sidang;
5. Sekretaris pemeriksa mempersilakan pelapor untuk menempati tempat yang telah
disediakan dibantu petugas;
6. Majelis pemeriksa berada di ruang transit sebelum memasuki ruang sidang;
7. Sekretaris pemeriksa membacakan tata tertib sidang persidangan;
8. Sekretaris pemeriksa menyampaikan kepada peserta Sidang bahwa majelis pemeriksa
memasuki ruang sidang dan meminta peserta Sidang untuk berdiri;
9. Majelis pemeriksa memasuki ruang sidang, dengan urutan ketua majelis terlebih dahulu
memasuki ruang sidang diikuti oleh anggota majelis, kemudian disusul oleh asisten
pemeriksa.
10.Majelis pemeriksa duduk di tempatnya masing-masing dengan posisi: Ketua majelis di
tengah dan anggota majelis disebelah kanan dan anggota majelis disebelah kiri.
11. Setelah Majelis Pemeriksa menduduki kursi sidang, sekertaris Pemeriksa mempersilakan
peserta sidang duduk kembali;
12. Majelis pemeriksa membuka sidang pemeriksaan;
13. Majelis pemeriksa memperkenalkan Ketua Majelis dan Anggota Majelis serta Asisten
Pemeriksa;
14. Majelis pemeriksa mempersilahkan kepada Pelapor dan/atau kuasa Pelapor untuk
memperkenalkan diri;
15. Majelis pemeriksa menjelaskan agenda pembacaan putusan pendahuluan kepada Pelapor
dan/atau kuasa Pelapor;
16. Majelis pemeriksa membacakan putusan pemeriksaan pendahuluan dan mengetuk palu
sebanyak 3x (tiga kali);
17. Sekertaris pemeriksa meminta kepada seluruh peserta sidang untuk berdiri, Majelis pemeriksa
meninggalkan ruang sidang;
18. Sekertaris pemeriksa memberitahukan kepada seluruh peserta sidang bahwa sidang
pembacaan putusan telah selesai;
19. Petugas sidang menyampaikan hasil pemeriksaan pendahuluan secara tertulis kepada Pelapor
dan mengumumkan melalui papan pengumuman dan/atau laman resmi Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota paling lama 1 (satu) hari setelah pembacaan putusan
pendahuluan.
PROSEDUR DAN MEKANISME SIDANG PEMERIKSAAN
PELANGGARAN ADMINITRATIF PEMILU DAN
PELANGGARAN ADMINISTRATIF YANG TERJADI SECARA
TSM
Persiapan Sidang Pemeriksaan

a. Sekretaris Pemeriksa bersama Tim mempersiapkan ruang sidang pemeriksaan


berdasarkan denah sidang pemeriksaan
b. Sekretaris Pemeriksa memastikan peralatan dan perlengkapan ruang sidang
pemeriksaan;
c. Pakaian Majelis Pemeriksa, Asisten Pemeriksa, Sekretaris Pemeriksa, Notulen,
Protokoler, dan Petugas Pendukung Lainnya
d. Sekretaris Pemeriksa membuat jadwal sidang pemeriksaan, undangan untuk
menghadiri sidang pemeriksaan.
e. Sekretaris Pemeriksa menyampaikan surat pemberitahuan sidang
pemeriksaan kepada Pelapor dan terlapor paling lambat 1 (satu) hari sebelum
sidang pemeriksaan
Sidang Pemeriksaan

1. Pembukaan Sidang
a. Sekretaris Pemeriksa memastikan Tim yang bertugas, Pelapor dan Terlapor telah hadir
diruang Sidang Pemeriksaan;
b. Sekretaris pemeriksa membacakan tata tertib Sidang Pemeriksaan
c. Sekretaris Pemeriksa memberitahukan kepada pengunjung bahwa Majelis Pemeriksa
memasuki ruang sidang dan hadirin dimohon untuk berdiri;
d. Majelis Pemeriksa memasuki ruang persidangan;
e. Majelis Pemeriksa memasuki ruang sidang dengan urutan yang terdepan Ketua Majelis,
diikuti Anggota Majelis, dan Asisten Pemeriksa;
f. Majelis Pemeriksa duduk ditempat masing-masing dengan posisi Ketua Majelis duduk di
tengah dan diapit oleh Anggota Majelis disebelah kiri dan kanan;
g. Sekretaris Pemeriksa mempersilahkan hadirin untuk duduk kembali.
2. Permulaan Sidang Pemeriksaan

a.Ketua Majelis Pemeriksa membuka sidang pemeriksaan


b. Majelis pemeriksa mempersilakan para pihak untuk memperkenalkan diri dimulai dari
Pelapor, kemudian Terlapor;
c. Majelis pemeriksa memeriksa identitas pelapor, terlapor dan/atau kuasa hukum pelapor
dan terlapor;
d. Jika pelapor atau terlapor didampingi atau diwakili oleh kuasa hukum, maka majelis
memastikan kuasa hukum memiliki surat kuasa khusus;
e. Apabila pelapor, terlapor, dan/atau kuasa hukum tidak hadir pada sidang pemeriksaan
pertama, maka Majelis pemeriksa menunda sidang pemeriksaan paling lama 1 (satu) hari.
f. Apabila pelapor dan terlapor telah dipanggil secara patut sebanyak 2 (dua) kali berturut-
turut, tetapi pelapor, terlapor, dan/atau kuasa hukum tidak hadir pada sidang pemeriksaan,
maka sidang pemeriksaan dilanjutkan tanpa kehadiran pelapor, terlapor, dan/atau kuasa
hukum.
3. Pembacaan Pokok Laporan
a. Majelis menyampaikan agenda sidang dan batas waktu sidang pemeriksaan;
b. Pada sidang pertama, agenda pembacaan laporan oleh pelapor dan jawaban/tanggapan
terlapor.
c. Agenda Pembacaan Laporan Pelapor dan Jawaban/Tanggapan Terlapor

4. Penundaan Pemeriksaan dalam Sidang/Skorsing Sidang Pemeriksaan


Majelis pemeriksa dapat menunda (skors) sidang pemeriksaan dikarenakan adanya hal-hal
sebagai berikut:
- Majelis membutuhkan waktu untuk melakukan musyawarah
- Memasuki Waktu Ibadah
Pemeriksaan alat bukti surat atau tulisan

1. Majelis mempersilahkan pelapor menyerahkan bukti surat, tulisan, dokumen elektronik atau
bukti lainnya;
2. Majelis mengundang Terlapor maju ke depan meja Majelis untuk melihat dan mencermati
secara bersama-sama bukti yang diajukan oleh Pelapor;
3. Kemudian majelis mempersilahkan terlapor menyerahkan bukti surat, tulisan, dokumen
elektronik atau bukti lainnya;
4. Majelis mengundang Pelapor maju ke depan meja Majelis untuk melihat dan mencermati
secara bersama-sama bukti yang diajukan oleh Terlapor.
Alat bukti surat atau tulisan Pelapor/Terlapor

1. Majelis pemeriksa memverifikasi bukti yang diajukan oleh Pelapor/Terlapor;


2. Majelis melakukan memverifikasi bukti dari pelapor/Terlapor dengan menggunakan ceklist bukti
3. Majelis Pemeriksa dibantu Sekretaris Pemeriksa dalam melakukan ceklis terhadap bukti;
4. Setelah Majelis Pemeriksa melakukan verifikasi terhadap bukti, kemudian Ketua Majelis mengesahkan
bukti dari Pelapor/Terlapor;
5. Ketua Majelis Pemeriksa mengesahkan bukti Pelapor/Terlapor
6. Majelis Pemeriksa dapat memanggil lembaga terkait untuk dimintai keterangan dalam sidang pemeriksaan
untuk membuat terang dan jelas suatu peristiwa yang terkait dengan laporan.
7. Lembaga terkait dalam memberikan keterangan dapat disampaikan secara lisan dan/atau tertulis.
8. Dalam hal pemeriksaan memerlukan keterangan dari Ahli, Majelis Pemeriksa menghadirkan sesuai dengan
kebutuhan atau berdasarkan usulan Pelapor dan/atau Terlapor.
9. Pemanggilan saksi, Ahli atau lembaga terkait menggunakan surat pemberitahuan dan panggilan sidang
pemeriksaan dengan surat pemanggilan sebagaimana tercantum dalam Formulir ADM-8:
10. Surat panggilan kepada saksi , ahli atau lembaga terkait ditandatangani oleh Sekretaris Majelis
Pemeriksa;
11. Surat panggilan kepada saksi, ahli atau lembaga terkait disampaikan paling lambat 1 (satu) hari sebelum
sidang pemeriksaan dilaksanakan.
Pemeriksaan saksi-saksi;

1. Saksi/Ahli Pelapor
a. Ketua Majelis Pemeriksa memeriksa daftar saksi dan/atau ahli yang diserahkan oleh
Pelapor:
b. Ketua Majelis Pemeriksa memberi kesempatan sekali kepada Pelapor untuk mengajukan
saksi dan/atau ahli tambahan dan dituangkan dalam daftar saksi tambahan;
c. Ketua Majelis Pemeriksa menyampaikan kepada Pelapor bahwa batas waktu pengajuan
saksi tambahan paling lama 1 (satu) hari sejak diberi kesempatan;
d. Ketua Majelis Pemeriksa bertanya kepada pelapor apakah telah siap menghadirkan saksi
dan/atau ahli;
e. Apabila pelapor telah siap menghadirkan saksi dan/atau ahli, Majelis Pemeriksa segera
memerintahkan kepada pelapor agar menghadirkan semua saksi dan/atau ahli Pelapor
untuk dilakukan pengambilan sumpah;
2. Saksi Terlapor
a. Ketua Majelis Pemeriksa memeriksa daftar saksi dan/atau ahli yang diserahkan oleh
Terlapor:
b. Ketua Majelis Pemeriksa memberi kesempatan sekali kepada Terlapor untuk mengajukan
saksi dan/atau ahli tambahan dan dituangkan dalam daftar saksi tambahan;
c. Ketua Majelis Pemeriksa menyampaikan kepada Terlapor bahwa batas waktu pengajuan
saksi dan/atau ahli tambahan paling lama 1 (satu) hari sejak diberi kesempatan;
d. Ketua Majelis Pemeriksa bertanya kepada Terlapor apakah telah siap menghadirkan saksi
dan/atau ahli;
e. Apabila Terlapor telah siap menghadirkan saksi dan/atau ahli, Majelis Pemeriksa segera
memerintahkan kepada Terlapor agar menghadirkan semua saksi dan/atau ahli Terlapor
untuk dilakukan pengambilan sumpah.

3. Tata cara Pengambilan Sumpah/Janji Saksi


a. Ketua Majelis Pemeriksa atau anggota Majelis Pemerika yang ditunjuk oleh Ketua Majelis
Pemeriksa membacakan teks sumpah atau janji, kemudian diikuti oleh saksi;
b. Teks Sumpah atau janji disesuaikan dengan agama saksi:
Keterangan Lembaga Terkait

Dalam proses pembuktian Majelis pemeriksa dapat memanggil lembaga terkait untuk dimintai
keterangan dalam sidang pemeriksaan untuk membuat terang dan jelas suatu peristiwa yang
terkait dengan laporan.

Kesimpulan
Ketua Majelis Pemeriksa mengajukan pertanyaan kepada Pelapor dan Terlapor apakah akan
mengajukan Kesimpulan secara tertulis atau lisan;
PUTUSAN PENDAHULUAN DAN PUTUSAN AKHIR
SIDANG PEMERIKSAAN PELANGGARAN
ADMINITRATIF PEMILU DAN PELANGGARA
ADMINISTRATIF YANG TERJADI SECARA TSM
Amar putusan pendahuluan terdiri dari 2 (dua) macam antara lain :

Temuan / Laporan diterima Temuan / Laporan tidak diterima


Mengadili Mengadili

1. Menyatakan Temuan/laporan Pelanggaran 1. Menyatakan Temuan/laporan dugaaan


Administratif Pemilu atau Pelanggaran Pelanggaran Administratif Pemilu atau
Administratif Pemilu TSM diterima; Pelanggaran Administratif Pemilu TSM tidak
dapat diterima;
2. Menyatakan Temuan/laporan dugaaan
Pelanggaran Administratif Pemilu atau 2. Menyatakan Temuan/laporan dugaaan
Pelanggaran Administratif Pemilu TSM Pelanggaran Administratif Pemilu atau
ditindaklanjuti dengan sidang pemeriksaan. Pelanggaran Administratif Pemilu TSM tidak
ditindaklanjuti dengan sidang pemeriksaan.
Amar Putusan Pelanggaran Administratif Pemilu

1. Isi Amar Putusan Pelanggaran Administratif Pemilu


Dalam hal putusan Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota menyatakan laporan Pelanggaran
AdministratifPemilu terbukti, amar putusan berbunyi, “MEMUTUSKAN”, serta:
a. menyatakan terlapor, terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Pelanggaran
AdministratifPemilu;
b. memerintahkan kepada KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota untuk melakukan perbaikan
administrasi terhadap tata cara, prosedur, atau mekanisme pada tahapan Pemilu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. memberikanteguran tertulis kepadaterlapor;
d. memerintahkankepada KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kotaagar terlapor untuk tidak
diikutkan pada tahapan Pemiludalam penyelenggaraan Pemilu; dan/atau
e. memberikan sanksi administratif lainnya kepada terlapor sesuai denganketentuan undang-undang
mengenai Pemilu.

2. Putusan Tidak Terbukti


Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kotamenyatakan laporan tidak terbukti,
amar putusan berbunyi, “MEMUTUSKAN”, serta menyatakan terlapor tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan perbuatan melanggar tata cara, prosedur, atau mekanisme padatahapan
Pemilusesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Amar Putusan Pelanggaran Administratif Yang Terjadi Secara TSM

1. Putusan Terbukti
Dalam hal putusan Bawaslu menyatakan laporanPelanggaran Administratif Pemilu TSM terbukti, amar
putusan berbunyi, “MEMUTUSKAN”, serta:
a. menyatakan terlapor, terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Pelanggaran
AdministratifPemiluberupa perbuatan menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya
untuk mempengaruhi penyelenggara Pemiludan/atau Pemilih yang terjadi secara Tersruktur, Sistematis,
dan Masif;
b. merekomendasikan kepada KPU untuk membatalkanterlapor sebagai calon anggota DPR/DPD atau
Pasangan Calon;
c. merekomendasikan kepada KPU untuk memerintahkanKPU Provinsi membatalkan terlaporsebagaicalon
anggota DPRDProvinsi; ataumerekomendasikankepada KPU untuk memerintahkan KPU
Kabupaten/Kotauntuk membatalkan, terlapor sebagai calon anggota DPRD Kabupaten/Kota.

2. Putusan Tidak Terbukti


Putusan Bawaslu menyatakan laporan Pelanggaran AdministratifPemiluTSM tidak terbukti, amar putusan
berbunyi, “MEMUTUSKAN”, serta menyatakanterlaporcalon anggota DPR/DPD/DPRD Provinsi/DPRD
Kabupaten/Kota/Pasangan Calon tidak terbukti secara sah dan meyakinkanmelakukan
perbuatanmenjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi
penyelenggara Pemilu dan/atau Pemilih yang terjadi secara tersruktur, sistematis, dan masif.
WAKTU PENANGANAN LAPORAN DAN TEMUAN DUGAAN
PELANGGARAN ADMINITRASI, PELANGGARAN ADMINITRASI TSM,
PIDANA PEMILU, PEMILIHAN UMUM PADA SEMUA TINGKATAN

• Hari adalah Hari Kerja (Senin-jumat) Dengan Jam Kerja 08.00 S.D. 16.00;
• Waktu Penanganan 7 + 7 Hari Kerja Dihitung Sejak Temuan/Laporan Diregistrasi;
• Hasil Pengawasan Yang Terdapat Dugaan Pelanggaran Dan Di Plenokan Oleh Pengawas Pemilu
Paling Lama 7 Hari Kerja Sejak Ditemukan.
• Laporan Oleh Pelapor Disampaikan Paling Lama 7 Hari Kerja Sejak Diketahui
• Kajian Awal Dilakukan Paling Lama 2 Hari Sejak Laporan Diterima
• Perbaikan Laporan Paling Lama 3 Hari Sejak Laporan Diterima Apabila Laporan Belum
Memenuhi Syarat Formil-materil
• Waktu Penanganan Pelanggaran Administratif Paling Lama 14 Hari Kerja Sejak Temuan/Laporan
Diregister
• Pemberitahun Sidang Disampaikan Paling Lambat 1 Hari Sebelum Pelaksanaan Sidang
• Permintaan Koreksi Paling Lama 3 Hari Kerja Sejak Putusan Dibacakan
PENOMORAN TANDA BUKTI PENERIMAAN BERKAS TEMUAN DAN
LAPORAN PELANGGARAN ADMINISTRATIF PEMILU DAN
PELANGGARAN ADMINISTRATIF YANG TERJADI SECARA TSM
No: (1) /(2)/(3)/(4)/(5)/(6)/(7)/(8)
Keterangan:
(1) Nomor Tanda Terima Berkas
(2) Jenis Laporan atau temuan:
a. “LP” Untuk Laporan
b. “TM” Untuk Temuan
(3) Jenis Pemilu
a. “PL” Untuk Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
b. “PP” Untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
(4) Jenis Laporan/Temuan
a. “ADM Berkas” Untuk Laporan/Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu
b. “ADM.TSM Berkas” Untuk Laporan/Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu Yang Terjadi Secara TSM
(5) Kode Pengawas Pemilu:
a. “RI” Untuk Bawaslu RI
b. “Prov” Untuk Bawaslu Provinsi
c. “Kab” Untuk Pengawas Pemilu Kabupaten
d. “Kota” Untuk Pengawas Pemilu Kota
e. “Kec. .(Nama Kecamatan)…….” Untuk Pengawas Pemilu Kecamatan
f. “PPL. …..(Nama Kelurahan)…… ” Untuk Pengawas Pemilu Lapangan
g. “PLN....... (Nama Negara)......” Untuk Panwaslu Luar Negeri
(6) Kode Wilayah
a. Untuk Wilayah Republik Indonesia: Kode terlampir
b. Nama Negara tempat wilayah Panwaslu LN bertugas

(7) Kode Bulan Penerimaan Laporan/Temuan:


a. “I” untuk Januari
b. “II” untuk Februari
c. “III” untuk Maret
d. “IV” untuk April
e. “V” untuk Mei
f. “VI” untuk Juni
g. “VII” untuk Juli
h. “VIII” untuk Agustus
i. “IX” untuk September
j. “X” untuk Oktober
k. “XI” untuk November
l. “XII” untuk Desember

(8) Kode Tahun: “2024” untuk Tahun 2024


Contoh:
(1) Penomoran tanda terima berkas Laporan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang diterima oleh
Bawaslu Kabupaten Keerom pada saat Pemilihan Umum untuk Anggota DPRD Kabupaten Keerom pada
tanggal 6 April 2019
Nomor : 01/LP/PL/ADM Berkas/Kab. Keerom/33.07/IV/2019

(2) Penomoran tanda terima berkas Temuan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang ditemukan oleh
Bawaslu Kabupaten Keerom pada saat Pemilihan Umum untuk Anggota DPRD Kabupaten Keerom pada
tanggal 6 April 2019
Nomor : 01/TM/PL/ADM Berkas/Kab. Keerom/33.07/IV/2019

(3) Penomoran tanda terima berkas Laporan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu Yang Terjadi Secara
TSM yang diterima ditemukan oleh Bawaslu Provinsi Sumatera Utara pada saat pelaksanaan Pemilihan Umum
untuk Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 4 Desember 2018.
Nomor: 01/LP/PL/ADM.TSM Berkas/Prov/02.00/XII/2019
DAFTAR KODE WILAYAH PROVINSI, KABUPATEN/KOTA DI
INDONESIA
NO KODE WILAYAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1 33.00 PAPUA  
2 33.01   KOTA JAYAPURA
3 33.02   KABUPATEN ASMAT
4 33.03   KABUPATEN BIAK NUMFOR
5 33.04   KABUPATEN BOVEN DIGOEL
6 33.05   KABUPATEN JAYAPURA
7 33.06   KABUPATEN JAYAWIJAYA
8 33.07   KABUPATEN KEEROM
9 33.08   KABUPATEN MAPPI
10 33.09   KABUPATEN MERAUKE
11 33.10   KABUPATEN MIMIKA
12 33.11   KABUPATEN PANIAI
13 33.12   KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG
14 33.13   KABUPATEN PUNCAK JAYA
15 33.14   KABUPATEN SARMI
16 33.15   KABUPATEN MEMBERAMO RAYA
17 33.16   KABUPATEN SUPIORI
18 33.17   KABUPATEN TOLIKARA
19 33.18   KABUPATEN YAHUKIMO
20 33.19   KABUPATEN YAPEN WAROPEN
21 33.20   KABUPATEN WAROPEN
22 33.21   KABUPATEN NABIRE
23 33.22   KABUPATEN MEMBERAMO TENGAH
24 33.23   KABUPATEN YALIMO
25 33.24   KABUPATEN LANNY JAYA
26 33.25   KABUPATEN NDUGA
27 33.26   KABUPATEN PUNCAK
28 33.27   KABUPATEN DOGIYAI
29 33.28   KABUPATEN DIYAI
30 33.29   KABUPATEN INTAN JAYA
TATA CARA PENGELOLAAN BARANG DUGAAN
PELANGGARAN PEMILU DAN PEMILIHAN

Unit Pengelola Barang Dugaan Pelanggaran melakukan Pengeloaan Barang


Dugaan Pelanggaran dengan tindakan-tindakan sebagai berikut:
• Mencatat Barang;
• Menyimpan Barang;
• Mengamankan Barang;
• Mengeluarkan Barang;
• Memusnahkan Barang.
Mencatat Barang
Unit Pengelola Barang Dugaan Pelanggaran mencatatkan barang dugaan pelanggaran ke dalam
Buku Register Barang Dugaan Pelanggaran (lampiran I)

Menyimpan Barang
• barang dugaan pelanggaran berupa uang, maka dapat disimpan di Bank.
• Untuk keperluan penyimpananan barang dugaan pelanggaran berupa uang, Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan kerjasama dengan Bank Pemerintah atau
Bank Pemerintah Daerah;
• Dalam hal Bawaslu Kabupaten/Kota belum menjadi Satuan Kerja, kerjasama dengan Bank
Pemerintah daerah dilakukan oleh Bawaslu Provinsi.

Pengamanan dan perawatan terhadap barang dugaan pelanggaran.


• Pengamanan dan Perawatan terhadap barang dugaan pelanggaran dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan rutin dan membersihkan barang.
• Terhadap barang dugaan pelanggaran yang sifatnya mudah menguap, rusak, dan terbakar, maka
dimusnahkan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud.
Pengeluaran barang dugaan pelanggaran dengan ketentuan sebagai berikut:
• Ketua Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota menerbitkan surat perintah
pengembalian barang dugaan pelanggaran;
• Mengembalikan barang dugaan pelanggaran kepada pemilik atau pihak yang menyerahkan;
• Menyampaikan surat pemberitahuan kepada pemilik atau pihak yang menyerahkan barang
dugaan pelanggaran untuk mengambil barang tersebut di Kantor Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
atau Bawaslu Kabupaten/Kota, kemudian pemilik atau pihak yang menyerahkan barang dugaan
pelanggaran dapat mengambil barang ke Kantor Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kota paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak disampaikannya surat pemberitahuan;
• Membuat Berita Acara Pengeluaran Barang setelah pemilik atau pihak yang menyerahkan
barang dugaan pelanggaran menerima pengembalian barang (Lampiran II);
• Mencoret daftar barang dari Buku Register Barang Dugaan Pelanggaran setelah Barang dugaan
pelanggaran diterima oleh Pemilih atau pihak yang menyerahkan barang dugaan pelanggaran;
• Dalam hal pemilik atau pihak yang menyerahkan barang dugaan pelanggaran menolak untuk
menerima pengembalian barang, maka dibuatkan Berita Acara yang menyatakan penolakan
menerima barang (Lampiran III);
• Apabila sampai batas waktu 7 hari kerja sejak disampaikannya surat pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pemilik atau pihak yang menyerahkan barang dugaan
pelanggaran tidak mendatangi Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota,
atau pemilik barang dugaan pelanggaran tidak diketahui, maka Unit Pengelola Barang
Dugaan Pelanggaran mengumumkan pada laman resmi Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau
Bawaslu Kabupaten/Kota selama 7 (tujuh) hari kerja (Lampiran IV);
• Apabila sampai batas waktu pengumuman sebagaimana dimaksud tidak terdapat
tanggapan dari pemilik barang, Unit Pengelola Barang Dugaan Pelanggaran membuat
berita acara yang menyatakan barang dugaan pelanggaran tersebut tidak diketahui atau
tidak diketemukan pemiliknya (Lampiran V).
Unit Pengelola Barang Dugaan Pelanggaran melakukan pemusnahan barang dengan ketentuan
sebagai berikut:
• Sudah dilakukan upaya pengembalian kepada pemilik namus yang bersangkutan menolak
untuk menerima dan menandatangani berita acara penolakan
• Tidak diketahui atau tidak diketemukan pemilik barang dan sudah dilakukan pengumuman
sebagaimana dimaksud.
• Barang dugaan pelanggaran yang dimusnahkan adalah yang menurut sifatnya mudah
menguap, rusak, dan terbakar.
• Ketua Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota menerbitkan surat perintah
pemusnahan sebelum pemusnahan dilakukan
• Membuat berita acara pemusnahan
• Mencoret barang dari buku register Barang Dugaan Pelanggaran setelah dilakukan
pemusnahan.
“BERSAMA RAKYAT AWASI PEMILU
BERSAMA BAWASLU TEGAKKAN KEADILAN PEMILU”

Anda mungkin juga menyukai