DAN KELEMBAGAAN
PENGAWAS PEMILU
B AWA S L U P R O V I N S I S U L AW E S I U T A R A
LOGIKA BERPIKIR
PENGAWASAN PENCEGAHAN
KENAPA HARUS ADA PENGAWAS
PEMILU?
STANDARD PEMILU UNIVERSAL
• Arnold Dashelfsky mengartikan jati diri sebagai ciri-ciri yang melekat pada
diri seseorang
• Soemarno Soedarsono memberi arti jati diri sebagai tanda spesifik yang
membedakan seseorang dengan orang lain.
Jadi Jati diri adalah identitas seseorang atau kelompok yang dapat
menggambarkan keberadaan atau eksistensi dan keadaan seseorang atau
kelompok tersebut
Jati
diri:
Jati diri Jati diri kolektif adalah suatu interaksi individu ke individu
lain dalam suatu kelompok bahkan tindakan-tindakan bersama
individu dalam sebuah kelompok.
Jati diri Jati diri kolektif adalah suatu interaksi individu ke individu lain
kolektif
dalam suatu kelompok bahkan tindakan-tindakan bersama
dalam sebuah kelompok.
• Kekuatan jiwa manusia yang terdiri dari sifat, karakter, paham, semangat,
kepribadian, moralitas, ahlak dan keyakinan yang merupakan hasil proses
belajar dalam waktu yang panjang dan yang muncul dalam ekspresi dan
aktualisasi diri serta dalam pola-pola perilaku berkehidupan, bermasyarakat
dan berbudaya.
UU 15/2011 UU 7/2017
UU 15/2011 UU 7/2017
Dalam hal jumlah anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, maupun Bawaslu Kabupaten/Kota terdapat
perubahan sebagai berikut:
a.Bawaslu Provinsi: dari 3 (tiga) orang menjadi 5 (lima) atau 7 (tujuh) orang anggota;
b. Bawaslu Kabupaten/ Kota: dari 3 (tiga) orang anggota menjadi 3 (tiga) atau 5 (lima) orang
anggota.
TUGAS BAWASLU
UU 15/2011 UU 7/2017
Dalam perubahan diperjelas bahwa objek pencegahan dan penindakan ialah Pelanggaran Pemilu dan
Sengketa Proses Pemilu, dimana pada UU 15/2011 hanya dilakukan pada pelanggaran Pemilu saja.
UU 15/2011 UU 7/2017
UU 15/2011 UU 7/2017
1. pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar
pemilih sementara serta daftar pemilih tetap;
2. penetapan peserta Pemilu;
3. proses pencalonan sampai dengan penetapan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat 1. pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar
Daerah, pasangan calon presiden dan wakil pemilih sementara serta daftar pemilih tetap;
presiden, dan calon gubernur, bupati, dan walikota 2.penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD
sesuai dengan ketentuan peraturan kabupaten/kota;
perundangundangan; 3. penetapan Peserta Pemilu;
pelaksanaan kampanye; 4. pencalonan sampai dengan penetapan Pasangan Calon,
5. pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya; calon anggota DPR, calon anggota DPD, dan calon
6. pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan anggota DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan
suara hasil Pemilu di TPS; perundangundangan;
7. pergerakan surat suara, berita acara penghitungan 5. pelaksanaan kampanye dan dana kampanye;
suara, dan sertifikat hasil penghitungan suara dari 6. pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
tingkat TPS sampai ke PPK; 7. pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan
8. pergerakan surat tabulasi penghitungan suara dari suara hasil Pemilu di TPS;
tingkat TPS sampai ke KPU Kabupaten/Kota; 8. pergerakan surat suara, berita acara penghitungan
9. proses rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara,dan sertifikat hasil penghitungan suara dari tingkat
suara di PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU TPS sampai ke PPK;
Provinsi, dan KPU; 9. rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK,
10. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU;
ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan; 10. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara
11. pelaksanaan putusan pengadilan terkait dengan ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan; dan
Pemilu; 11. penetapan hasil Pemilu;
12. pelaksanaan putusan DKPP; dan
13. proses penetapan hasil Pemilu.
TUGAS BAWASLU
UU 15/2011 UU 7/2017
Pencegahan Money Politics tidak dinyatakan Mencegah terjadinya praktik politik uang
secara eksplisit dalam UU 15/2011 (Pasal 93 huruf e)
UU 15/2011 belum mengatur pengawasan Mengawasi netralitas ASN, TNI, dan POLRI
netralitas ASN, TNI dan POLRI (Pasal 93 huruf f)
Tugas baru Bawaslu dalam hal pengawasan terhadap ASN, TNI, dan POLRI sehingga patut dipertimbangkan
untuk dibuatkan satu Perbawaslu untuk mengakomodir hal tersebut, dan juga perlu adanya SKB dengan
instansi-instansi tersebut.
TUGAS BAWASLU
UU 15/2011 UU 7/2017
Dalam UU 15/2011 tidak terdapat tugas untuk Menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik
menyampaikan dugaan pelanggaran etik Penyelenggara Pemilu kepada DKPP
Penyelenggara Pemilu kepada DKPP. (Pasal 93 huruf h)
Ada perluasan tugas dari Bawaslu, UU 7/2017 menyebutkan bahwa Bawaslu memiliki tugas untuk
menyampaikan dugaan pelanggaran etik Penyelenggara Pemilu kepada DKPP, yang pada UU 15/2011 tidak ada
tugas tersebut melainkan hanya mengawasi pelaksanaan putusan DKPP mengenai pelanggaran kode etik
Penyelenggara Pemilu.
TUGAS BAWASLU
UU 15 2011 UU 7/2017
Secara eksplisit disebutkan dalam UU 7/2017 bahwa Bawaslu bertugas untuk menyampaikan
dugaan tindak pidana Pemilu kepada Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu)
PENCEGAHAN DAN PENINDAKAN
PELANGGARAN PEMILU SERTA
SENGKETA PROSES PEMILU
UU 15/2011 UU 7/2017
UU 15/2011 UU 7/2017
UU 15/2011 UU 7/2017
Tidak ada pasal yang mengatur (3) Dalam melakukan penindakan sengketa proses
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93
mengenai penindakan sengketa
huruf b, Bawaslu bertugas:
proses pemilu.
a.menerima permohonan sengketa proses
Pemilu;
b.memverifikasi secara formal dan materiel
permohonan sengketaproses Pemilu;
c.melakukan mediasi antarpihak yang
Tugas penindakan sengketa bersengketa;
pemilu diperjelas dalam Pasal d.melakukan proses adjudikasi sengketa proses
Pemilu; dan
94 ayat (3) UU 7/2017
e. memutus penyelesaian sengketa proses
Pemilu.
(Pasal 94 Ayat 3)
WEWENANG BAWASLU
UU 15/2011
Bawaslu berwenang:
a. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;
b. menerima laporan adanya dugaan pelanggaran administrasi Pemilu dan
mengkaji laporan dan temuan, serta merekomendasikannya kepada yang
berwenang;
c. menyelesaikan sengketa Pemilu;
d. membentuk Bawaslu Provinsi;
e. mengangkat dan memberhentikan anggota Bawaslu Provinsi; dan
f. melaksanakan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(Pasal 73 ayat (4))
WEWENANG BAWASLU
UU 7/2017
Bawaslu berwenang:
a. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Pemilu;
b. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran administrasi Pemilu;
c. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran politik uang;
d. Menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu;
e. Merekomendasikankepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil pengawasan terhadap netralitas aparatur
sipil negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia;
f. Mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu Provinsi dan BawasluKabupaten/Kota
secara berjenjang jika Bawaslu Provinsi dan BawasluKabupaten/Kota berhalangan sementara akibat dikenai sanksi
atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka pencegahan dan penindakan
pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik, pelanggaran pidana Pemilu, dan sengketa proses Pemilu;
h. Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota apabila terdapat hal yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
i. Membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu LN;
j. Mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota Bawaslu Provinsi, anggota Bawaslu Kabupaten/Kota, dan
anggota Panwaslu LN; dan
k. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(Pasal 95)
WEWENANG BAWASLU
UU 15/2011 UU 7/2017
Kewajiban Bawaslu tidak banyak berubah kecuali mengawasi mutarlih (Pemutakhiran dan Pemeliharaan Data
Pemilih) serta berkelanjutan yang dilakukan oleh KPU diperjelas dan dibunyikan dalam UU 7/2017
TARGET PENGAWASAN
Pencegaha
n Adanya
partisipasi
masyaraka Mengawasi
t dalam proses
proses penyelengg Adanya
araan sesuai Tindaklanj
pengawas hasil
dengan ut hasil
an pengawasan
kententuan pengawasa
yang akurat
UU dan n-
daan tepat
peraturan. penindakan
sasaran
pelanggara
n
ISU KRUSIAL PENGAWASAN DATA PEMILIH
Kinerja PPDP
Perbaikan
penyusunan data
Perbaikan penyusunan data
pemilih dan
pemilih dan pemutakhiran
pemutakhiran
dalam system SIDALIH
dalam system
SIDALIH
Pemilih
ganda/Pemilih
Keaslian E-KTP dan Fiktif/Pemilih yang
Pemilih non E-KTP tidak memenuhi
syarat masih (akurasi
Data Pemilih)
Perbaikan
Hilangnya hak pilih
penyusunan data
kepada pemilih rentan
pemilih dan
(disabilitas/grey
pemutakhiran dalam
area/Narapidana)
system SIDALIH
ISU KRUSIAL PENCALONAN
Verifikasi
Verifikasi keabsahan
dukunganperseoranga
syarat bakal calon
n melalui sensus
Mahar Politik
Penyalahgunaan
Dukungan ganda
wewenang calon
partai politik
pertahana
ISU KRUSIAL KAMPANYE
Politik
identitas dan
Isu sara
Pelibatan
Penggunaan
Pihak lain
Fasilitas
yang
negara
dilarang
Kampanye
Kampanye
negative di
Pemberitaan
media sosial
ISU KRUSIAL DANA KAMPANYE
Penyumbang fiktif dan
Manipulasi sumbangan
Keterlambatan
Keamanan
distribusi
Kekurangan
jumlah
ISU KRUSIAL TUNGSURA DAN REKAP
Kekurangan
Logisitk
Penyalahguna
Pelayanan
an undangan
Mobilisasi
dan
Intimidasi
STANDAR PENGAWASAN
ALAT
KALENDER EVALUASI
PENGAWASAN HASIL
PENGAWASAN
KOLABORASI PENCEGAHAN
KERJASA
MA
LEMBAG
A
WADAH KOLABORASI
PARA PIHAK DALAM PENCEGAH
PENCEGAHAN DAN PROGRAM
AN DAN
PENGAWAS
PENGAWASAN BAWASLU AN
PARTISIPAT
PARTISIPATIF IF
INISIATIF
MASYAR
AKAT
JENIS PUSAT PENGAWASAN PARTISIPATIF
PENGAWASAN SAKA
POJOK
BERBASIS IT FORUM WARGA ADHYASTA
PENGAWASAN
(GOWASLU) PEMILU
GERAKAN
PENGABDIAN PENGAWASAN
MEDIA SOSIAL
MASYARAKAT PARTISIPATIF
PEMILU
A L UR P ENA N GA N AN P EL A NGG A R A N P EM I L UK A D A BER DA SA R K A N
P A S AL 1 3 4 UND A NG -U ND A NG NO 8 /2 0 1 5
Pelapor
(laporan) 1. Pelanggaran
adminitrasi pemilu
2. Pelanggaran kode
3 + 2 Hari etik pemilihan
3. Pelanggaran tindak
PENGAWAS pidana Pemilihan
PEMILU
(daluarsa 7 hari KAJIAN PLENO 4. Sengketa Pemilihan
5. Pelanggaran
sejak diketahui) terhadap ketentuan
1 x 24
peraturan
Jam
perundang-
undangan lainya
Dugaan
Pengawas pemilu
Pidana
(temuan) Pemilu
• Pemberkasan
• Klarifikasi
• Pengumpulan alat
Pembahasan Sentra bukti
Gakumdu (pengawas • Melakukan kajian
Pemilu, Kepolisan, dan
Kejaksaan)
A L UR P ENA N GA N AN P EL A NGG A R A N P EM I L U BER D A S A R K A N P A S A L 4 5 4
UND A NG - UND A NG NO 7/2 0 1 7
Pelapor
(laporan) 1. Pelanggaran
adminitrasi pemilu
2. Pelanggaran kode
7 + 7 Hari etik pemilihan
3. Pelanggaran tindak
PENGAWAS pidana Pemilihan
PEMILU
(daluarsa 7 hari KAJIAN PLENO 4. Sengketa Pemilihan
5. Pelanggaran
sejak diketahui) terhadap ketentuan
1 x 24
peraturan
Jam
perundang-
undangan lainya
Dugaan
Pengawas pemilu
Pidana
(temuan) Pemilu
• Pemberkasan
• Klarifikasi
• Pengumpulan alat
Pembahasan Sentra bukti
Gakumdu (pengawas • Melakukan kajian
Pemilu, Kepolisan, dan
Kejaksaan)
ALUR PENYELESAIAN SENGKETA
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN
BERDASARKAN PASAL 146 UNDANG-UNDANG NO. 10 TAHUN 2016
Penyidik Kepolisian