DIREKTORAT PELAYANAN TAHANAN DAN ANAK DAN PENGELOLAAN BASAN DAN BARAN
PENGUATAN PELAKSANAAN
TUGAS FUNGSI TATA KELOLA
BASAN & BARAN
“Temukan Masalah
Dan Selesaikan
Masalah Dengan
Cepat”
FUNGSI
TUGAS Pasal 29
Pasal 28
1. Melakukan pengadministasian benda
sitaan dan barang rampasan negara;
Melakukan 2. Melakukan pemeliharaan dan mutasi
benda sitaan dan barang rampasan
penyimpanan Benda negara;
Sitaan Negara dan 3. Melakukan pengamanan dan
Barang Rampasan pengelolaan RUPBASAN;
4. Melakukan urusan surat menyurat dan
Negara kearsipan
ALUR KERJA
RUPBASAN
PERMEN KUMHAM NO. 16 TAHUN 2014
P E N G A M A N A N
KLASIFIKASI PEMELIHARAAN
PENERIMAAN REGISTRASI DAN DAN PENGELUARAN
PENEMPATAN PENYELAMATAN
TAHAP PENERIMAAN
STATUS
Dalam hal Basan ditetapkan untuk
disimpan pada tempat lain, Kepala REGISTRASI (MUTASI)
Rupbasan menerbitkan SURAT
KHUSUS (PENGGUNAAN)
PENETAPAN penempatan Basan ke
tempat lain di luar Rupbasan.
JANGKA WAKTU
PENGELOLAAN
REGISTRASI PENGHAPUSAN
PENGELUARAN
BUKU MANUAL DAN ELEKTRONIK
TERINTEGRASI DENGAN SDP
BUKU
REGISTRASI
Standarisasi Penempatan
Klasifikasi Penempatan Dikaitkan dengan Pola
Bangunan
PERMENKUMHAM
NOMOR 16 TAHUN 2014
Umum Gudang umum TENTANG PENGELOLAAN
BASAN BARAN PADA
RUPBASAN
Berharga Gudang Berharga
Penyelamatan
PENYIDIK/PPNS
DIKEMBALIKAN
KEPADA YANG BENDA
BERHAK / YANG PENUNTUT
SITAAN
DISITA
PENGADILAN
Tahap Pengeluaran
.
Tahap Pengamanan
TAHAP PENERIMAAN
Dapatkah Rupbasan menolak benda sitaan yang
akan dititipkan?
Rupbasan dapat menolak
Kepala RUPBASAN tidak boleh menerima benda yang harus disimpan
untuk keperluan barang bukti dalam pemeriksaan, jika tidak disertai
surat penyerahan yang sah, yang dikeluarkan oleh pejabat yang
bertanggung jawab secara juridis atas benda sitaan tersebut sesuai
pasal 27 ayat (4) PP no 27 tahun 1983.
Disini Jelas bahwa kepala Rupbasan wajib menolak jika Benda sitaan
tidak disertai surat penyerahan yang sah, yang dikeluarkan oleh pejabat
yang bertanggung jawab secara juridis
Apa yang harus dilakukan Rupbasan apabila ada benda sitaan yang
cepat rusak, berbahaya dan memakan biaya penyimpan terlalu
tinggi?
Pada tahap sebelum dan setelah Penerimaan.
Kepala Rupbasan memberikan rekomendasi kepada instansi penitip untuk dilakukan langkah-
langkah penyelamatan sesuai pasal 45 KUHAP.
Diatur pada Psl 10, 11 dan 21 Permen Kumham No 16 tahun 2014 Kepala Rupbasan
dapat merekomendasikan kepada instansi yang bertanggung jawab secara yuridis
untuk melelang atau memusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, disampaikan secara tertulis kepada pimpinan instansi yang bertanggung
jawab secara yuridis dengan tembusan kepada:
a. Direktur Jenderal Pemasyarakatan; dan
b. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia setempat.
Penitipan benda sitaan diduga berhubungan dengan tindak pidana
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
UU Nomor 22 Tahun 2009
Pasal 270
(1) Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang melakukan penyitaan, penyimpanan, dan penitipan benda sitaan yang diduga berhubungan
dengan tindak pidana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
(2) Benda sitaan disimpan di rumah penyimpanan benda sitaan negara.
(3) Dalam hal belum ada rumah penyimpanan benda sitaan negara di tempat yang bersangkutan, penyimpanan benda sitaan dapat dilakukan di kantor
Kepolisian Negara Republik Indonesia, di kantor kejaksaan negeri, di kantor pengadilan negeri, dan dalam keadaan memaksa di tempat penyimpanan lain,
atau tetap di tempat semula benda itu disita.
(4) Tata cara penyitaan, penyimpanan, dan penitipan benda sitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan menurut ketentuan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
Pasal 271
(1) Penyidik wajib mengidentifikasi dan mengumumkan benda sitaan Kendaraan Bermotor yang belum diketahui pemiliknya melalui media massa.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyebutkan ciri-ciri Kendaraan Bermotor, tempat penyimpanan, dan tanggal penyitaan.
(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
(4) Benda sitaan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah lewat waktu 1 (satu) tahun dan belum diketahui pemiliknya dapat
dilelang untuk negara berdasarkan penetapan pengadilan.
Kepala Rupbasan dapat menerima Penitipan benda sitaan yang diduga berhubungan dengan
tindak pidana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan jika disertai surat penyerahan yang sah, yang
dikeluarkan oleh pejabat yang bertanggung jawab secara juridis atas benda sitaan tersebut.
TAHAP REGISTRASI
Tahap Registrasi
Pasal 12 Permen Kumham nomor 16 Tahun 2014
(1) Penerimaan Basan yang sudah dibuat dalam berita acara,
dicatat dalam buku register.
(2) Basan yang tercatat dalam buku register sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberi label dan disegel.
(3) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat:
a. nomor register;
b. jenis dan jumlah;
c. tanggal penerimaan di Rupbasan;
d. nama tersangka/terdakwa; dan
e. instansi yang menyerahkan.
TAHAP PENGELUARAN
Penggunaan Basan Baran
Pasal 27 Permen Kumham nomor 16 Tahun 2014
(1) Basan yang disimpan di Rupbasan dapat digunakan oleh instansi yang bertanggung
jawab secara yuridis untuk keperluan penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan di
sidang pengadilan.
(2) Penggunaan Basan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan
kelengkapan administrasi:
a. surat izin penggunaan Basan dari pengadilan setempat;
b. surat permintaan penggunaan Basan dari instansi yang bertanggung jawab secara
yuridis dengan melampirkan daftar Basan yang akan digunakan; dan
c. surat penugasan dari instansi yang bertanggung jawab secara yuridis.
(3) Surat permintaan penggunaan Basan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
harus diterima oleh Kepala Rupbasan paling lama 1 (satu) hari sebelum
pengambilan.
(4) Kepala Rupbasan wajib meneliti keabsahan dan kelengkapan administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pengeluaran
Pasal 38
(1) Pengeluaran Basan dilakukan:
a. sebelum adanya putusan pengadilan yang telah memperole kekuatan hukum tetap;
atau
b. sesudah adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
(2) Pengeluaran Basan sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) huruf a disebabkan:
a. kepentingan penyidikan dan penuntutan tidak memerlukan lagi;
b. perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak cukup bukti atau bukan merupakan
tindak pidana;
c. perkara tersebut dikesampingkan untuk kepentingan umum atau ditutup demi hukum;
dan
d. dilakukan pelelangan oleh penyidik atau penuntut umum berdasarkan rekomendasi
Kepala Rupbasan.
(3) Pengeluaran Basan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan sesuai
dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
........Pengeluaran
Pasal 39
(1) Pengeluaran Basan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) dengan melampirkan
kelengkapan administrasi:
a. surat permintaan dari instansi yang bertanggung jawab secara yuridis;
b. surat penugasan;
c. daftar Basan yang akan dikeluarkan; dan
d. kelengkapan administrasi lainnya sesuai dengan alasan pengeluaran Basan.
(2) Pengeluaran Basan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (3) dengan melampirkan
kelengkapan administrasi:
a. salinan putusan pengadilan;
b. surat perintah pelaksanaan putusan;
c. berita acara pelaksanaan putusan pengadilan; dan
d. surat penugasan.
Lebih lanjut bagaimana tata cara pelaksanaan pengeluaran diatur dalam Perdirjen Pemasyarakatan Nomor
PAS-140.PK.02.01 Tahun 2015
Pengamanan Basan Baran
Pasal 17 Permen Kumham nomor 16 Tahun 2014
(1) Kepala Rupbasan bertanggung jawab atas keamanan Basan dan Baran.
(2) Pengamanan terhadap Basan dan Baran dilakukan dengan cara:
a. mencegah terjadinya penjarahan dan pencurian;
b. mencegah terjadinya perusakan;
c. mencegah terjadinya penukaran; dan
d. mencegah keluarnya Basan dan Baran secara illegal.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation