PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan /atau latihan bagi pernannya di masa yang akan
dating. Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan kualitas
sumber daya manusia . Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila
pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas.
Kualitas pendidikan dapat diketahui dari dua hal, yaitu : kualitas proses dan
produk (Sudjana, 2000:35). Suatu pendidikan dikatakan berkualitas proses apabila
proses belajar mengajar (PBM) dapat berlangsung secara efektif dan peserta didik
mengalami proses pembelajaran yang bermakna. Pendidikan disebut berkualitas
produk apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi
terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Hal ini
dalihat pada hasil belajar yang dinyatakan dalam proses akademik .
1
Dalam berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi jawaban temannya
atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain. Demikian pula mereka
kadang-kadang mengundang anggota kelompok lain untuk bicara, sebagai nara
sumber. Dalam penentuan pimpinan diskusi, anggota kelompok dapat menetapkan
pemimpin diskusi mereka sendiri. Sehingga melalui metode diskusi, keaktifan siswa
sangat tinggi.
Mc.Keachie dan Kulik (Gage dan Berliner, 1984: 487), menyebutkan bahwa
dibanding dengan metode ceramah, dalam hal retensi, proses berfikir tingkat tinggi,
pengembangan sikap dan pemertahanan motivasi, lebih baik dengan metode diskusi.
Hal ini disebabkan metode diskusi memberikan kesempatan anak untuk lebih aktif
dan memungkinkan adanya umpan balik yang bersifat langsung. Menurut Mc.
Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi
dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan
masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi
hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih
efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
1.2. PERMASALAHAN
Dari judul penerapan pembelajaran dengan metode diskusi dengan materi
kebutuhan manusia, maka dapat di simpulkan beberapa permasalahan yaitu :
2
1.3. TUJUAN
Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang penulis kemukakan diatas,
maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan metode
Diskusi pada siswa SMA kelas X.
1.4. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
3
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi, metode diskusi ini dilihat dari segi agama sama dengan musyawarah, yaitu
bertukar pikiran untuk mencari kebenaran dengan mengumpulkan berbagai
4
pendapat yang berbeda dari berbagai pihak, kemudian dipilih pendapat yang
paling benar dan tepat.
a. Diskusi formal
c. Diskusi panel
Diskusi ini menghadapi masalah yang ditinjau dari beberapa orang saja, yang
dapat juga diikuti oleh banyak pendengar.
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi dalam bentuk panel, di sini symposium
lebih formal. Symposium itu diselenggarakan apabila ada pertentangan pendapat.
Ahli-ahli yang berbeda pendapat memberikan informasinya, selanjutnya diadakan
diskusi antara pembicara dengan pendengar. Diskusi dalam bentuk symposium
ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.
e. Lecture discussion
5
Metode diskusi menghasilkan keterlibatan murid karena meminta mereka
menafsirkan pelajaran. Dengan demikian para murid tidak akan memperoleh
pengetahuan tanpa mengambilnya untuk dirinya sendiri. Diskusi membantu agar
pelajaran dikembangkan terus-menerus atau disusun berangsur-angsur dan
merangsang semangat bertanya dan minat perorangan. Tidak ada cara lain yang
lebih sesuai untuk menjamin pengungkapan perorangan atau penerapan pelajaran.
Metode diskusi tidak sekedar perdebatan antar murid atau perdebatan antara
guru dan murid. Juga diskusi tidak hanya terdiri dari mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan menerima jawabannya. Diskusi ialah usaha seluruh kelas untuk
mencapai pengertian di suatu bidang, memperoleh pemecahan bagi sesuatu
masalah, menjelaskan sebuah ide, atau menentukan tindakan yang akan diambil.
Para murid akan segera merasa apakah guru mengajukan diskusi yang sejati
atau hanya memberi kesempatan beberapa orang murid mengemukakan pendapat
mereka sebelum ia sendiri memberi jawaban yang menentukan. Agar diskusi bisa
produktif harus ada suasana keramahan dan keterbukaan. Diskusi yang bermanfaat
didasarkan atas rasa saling menghormati pendapat setiap orang yang hadir.
Pemimpin diskusi dengan ikhlas mengajak yang lain untuk ikut serta dalam suatu
usaha bersama.
Peranan guru yang memimpin suatu diskusi lebih sukar daripada bila ia
memakai cara mengajar yang lain. Cara ini meminta persiapan yang seksama dan
bimbingan yang cakap. Guru harus mempunyai latar belakang pengalaman dan
simpanan pengetahuan agar dia bisa memimpin sebuah diskusi secara kreatif.
6
diskusi tersebut. Kadang-kadang, guru perlu mengulangi dan meringkaskan apa
yang telah dibicarakan atau yang disimpulkan. Gurulah yang akan menentukan
suasana sepanjang diskusi itu. Ia harus bisa merasa kapan ia harus membatasi
mereka yang terlalu banyak bicara atau mendorong mereka yang ragu-ragu untuk
ambil bagian.
Banyak diskusi yang berakhir dengan keputusan mengenai tindakan yang harus
diambil. Seorang penulis menyarankan langkah-langkah berikut untuk memakai
metode diskusi dengan baik:
5. Melaksanakan keputusan.
6. Mengevaluasi hasil-hasil.
7
Kekurangan/Kelemah an Metode Diskusi
Seperti telah disinggung sekilas, bahwa metode tanya jawab dengan diskusi
saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi,
tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk
memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-
pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan
terdapat lebih dari satu jawaban, tampak bahwa ada banyak macam atau jenis diskusi.
Masing-masing jenis diskusi tersebut tentunya diterapkan sesuai dengan kondisi
peserta diskusi serta sarana dan prasarana (fasilitas) yang dimiliki. Untuk kalangan
pemuda, mahasiswa dan cendikiawan, biasanya diterapkan diskusi dalam bentuk
panel, seminar dan symposium. Tetapi untuk para remaja atau siswa di sekolah di
mana diskusi lebih banyak sebagai latihan bertukar pendapat, maka jenis
diskusi yang diterapkan adalah sederhana saja, seperti diskusi informal atau
diskusi dalam kelompok kecil, sehingga semua peserta dapat
8
2.3. PENERAPAN METODE DISKUSI
2.3.1. PROSEDUR PELAKSANAAN DISKUSI
Untuk melaksanakan kegiatan diskusi dalam proses belajar mengajar, guru harus
memberikan pertolongan berupa penyajian problema sebagai perangsang, bimbingan
dan pengarahan di dalam proses belajar tersebut. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan diskusi yang merupakan metode hendaknya diperhatikan hal- hal sebagai
berikut:
1) Sebagai pengatur lalu lintas, dalam arti bahwa semua pendapat, saran atau usul
harus melalui pimpinan diskusi
9
b) Hendaknya diusahakan supaya diskusi jangan terjadi sekedar berupa tanya jawab
antara murid dan guru;
Yang jelas siapapun yang memimpin diskusi dia harus mengarahkan dan menunjukkan
jalan untuk kelancaran dan keberhasilan diskusi.
KEBUTUHAN MANUSIA
Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat
di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek
kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti
luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta
memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat,
dan negara.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada
melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu
ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan
kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada
disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang
terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih
baik.
10
Macam – macam kebutuhan manusia.
1. MURUT TINGKATANNYA.
A. Kebutuhan primer.
Kebutuhan primer disebut kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus
dipenuhi karena sagat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Contoh : makanan,
pakian, perumahan, ( pangan, sandang dan papan)
B. Kebutuhan sekunder.
Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang timbul setelah manusia memenuhi kebutuhan
primer. Contohnya : radio, televise, meja, kursi, tempat tidur dan sebagainya.
Kebutuhan tersier atau kebutuhan akan barang mewah antara lain mobil, sepeda motor,
dan keutuhan mewah lainnya.
Batas kebutuhan primer, sekunder dan tersier untuk masing-masing orang tidak sama. Hal
ini berhubungan dengan kedudukan dan status ekonomi orang tersebut di tengah
masyarakat.
2. MENURUT WAKTU.
Kebutuhan sekarang
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini atau tidak dapat ditunda.
Misalnya, Kebutuhan Pokok (makanan diwaktu lapar), dan kesehatan ( obat untuk orang
sakit)
Kebutuhan mendesak
Merupakan kebutuhan yang sangat kritis (tiba-tiba) dan sifatnya insidentil. ,misalnya,
bantuan kepada masyarakat yang tekena musibah atau bencana dan lain sebagainya.
11
Kebutuhan ini lebih mengarah pada persiapan-persiapan guna menghadapi kebutuhan pada
waktu yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya,
menabung di bank, tabungan hari tua dan sebagainya.
3. MENURUT SIFATNYA.
Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan fisik, misalnya, kebutuhan akan minuman,
makanan, dan pakaian yang cukuup.
Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan rohani sehingga sifatnya tidak berwujud.
Kebutuhan rohani berkaitan dengan tuntutan perasaan, etika, dan dan keyakinan seseorang
demi terwujudnya kepuasan batin. Misalnya, kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan
meyakini kepercayaan tertentu, berekreasi ke tempat wisata. Dan lain sebagainya.
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Metode diskusi tidak sekedar perdebatan antar murid atau perdebatan antara guru
dan murid. Juga diskusi tidak hanya terdiri dari mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
menerima jawabannya. Diskusi ialah usaha seluruh kelas untuk mencapai pengertian di
suatu bidang, memperoleh pemecahan bagi sesuatu masalah, menjelaskan sebuah ide, atau
menentukan tindakan yang akan diambil.
Para murid akan segera merasa apakah guru mengajukan diskusi yang sejati atau
hanya memberi kesempatan beberapa orang murid mengemukakan pendapat mereka
sebelum ia sendiri memberi jawaban yang menentukan. Agar diskusi bisa produktif harus
ada suasana keramahan dan keterbukaan. Diskusi yang bermanfaat didasarkan atas rasa
saling menghormati pendapat setiap orang yang hadir. Pemimpin diskusi dengan ikhlas
mengajak yang lain untuk ikut serta dalam suatu usaha bersama.
Peranan guru yang memimpin suatu diskusi lebih sukar daripada bila ia memakai
cara mengajar yang lain. Cara ini meminta persiapan yang seksama dan bimbingan yang
cakap. Guru harus mempunyai latar belakang pengalaman dan simpanan pengetahuan agar
dia bisa memimpin sebuah diskusi secara kreatif.
Meskipun pertanyaan atau masalah yang akan dibicarakan mungkin diajukan oleh
seorang murid atau diketengahkan oleh guru, diskusi itu akan lebih menarik apabila
membicarakan suatu masalah nyata yang berkaitan dengan kebutuhan kelas. Pentinglah
bahwa masalah itu dikemukakan sedemikian rupa sehingga semua orang bisa mengerti
sifat dan maknanya.
13
14
15