Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan /atau latihan bagi pernannya di masa yang akan
dating. Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan kualitas
sumber daya manusia . Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila
pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas.

Kualitas pendidikan dapat diketahui dari dua hal, yaitu : kualitas proses dan
produk (Sudjana, 2000:35). Suatu pendidikan dikatakan berkualitas proses apabila
proses belajar mengajar (PBM) dapat berlangsung secara efektif dan peserta didik
mengalami proses pembelajaran yang bermakna. Pendidikan disebut berkualitas
produk apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi
terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Hal ini
dalihat pada hasil belajar yang dinyatakan dalam proses akademik .

Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan


pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen –
komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan pengajaran, guru dan peserta
didik, bahan pelajaran, strategi / metode belajar mengajar, alat dan sumber
pelajaran serta evaluasi (Sugito, 1994:3). Komponen- komponen tersebuT
dilibatkan secara langsung tanpa menonjolkan salah satu komponen saja, akan tetapi
komponen tersebut diberdayakan secara bersama-sama.

Diskusi sebagai metode pembelajaran adalah proses pelibatan dua orang


peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Manakala salah satu diantara siswa berbicara, maka siswa-siswa lain yang menjadi
bagian dari kelompoknya aktif mendengarkan. Siapa yang berbicara terlebih dahulu
dan begitu pula yang menanggapi, tidak harus diatur terlebih dahulu.

1
Dalam berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi jawaban temannya
atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain. Demikian pula mereka
kadang-kadang mengundang anggota kelompok lain untuk bicara, sebagai nara
sumber. Dalam penentuan pimpinan diskusi, anggota kelompok dapat menetapkan
pemimpin diskusi mereka sendiri. Sehingga melalui metode diskusi, keaktifan siswa
sangat tinggi.

Mc.Keachie dan Kulik (Gage dan Berliner, 1984: 487), menyebutkan bahwa
dibanding dengan metode ceramah, dalam hal retensi, proses berfikir tingkat tinggi,
pengembangan sikap dan pemertahanan motivasi, lebih baik dengan metode diskusi.
Hal ini disebabkan metode diskusi memberikan kesempatan anak untuk lebih aktif
dan memungkinkan adanya umpan balik yang bersifat langsung. Menurut Mc.
Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi
dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan
masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi
hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih
efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

1.2. PERMASALAHAN
Dari judul penerapan pembelajaran dengan metode diskusi dengan materi
kebutuhan manusia, maka dapat di simpulkan beberapa permasalahan yaitu :

1. Apakah Pengertian metode diskusi.


2. Apa saja Kebaikan dan keburukan metode diskusi
3. Bagaimanakah penerapan pembelajaran dengn metode diskusi pada pelajaran
Ekonomi

2
1.3. TUJUAN
Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang penulis kemukakan diatas,
maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan metode
Diskusi pada siswa SMA kelas X.

2. Untuk mengetahui Perbedaan Prestasi Peserta didik yang menggunakan


metode diskusi dengan yang tidak menggunakan metode diskusi pada siswa SMA
kelas X.

1.4. MANFAAT

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru sebagai sumber informasi tentang efektivitas penggunaan metode


Diskusi pada suatu pokok bahasan tertentu.

2. Bagi sekolah sebagai bahan masukan dalam upaya untuk meningkatkan


kualitas hasil belajar peserta didiknya, terutama dalam suatu pokok bahasan
tertentu.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DASAR TEORI VARIABEL A.


2.1.1. Pengertian Metode pembelajaran Diskusi
Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam
kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia;
sedemikian kompieksnya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan
dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan kita
untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih-dari satu
jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di
antara sekian banyak jawaban tersebut.
Kecakapan untuk memecahkan masalah dapat dipelajari.-Untuk iru siswa harus
dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan
bermasyarakat, karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalam hal
ini diskusi merupakanjalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan
terbaik. Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan
memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk
hidup bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan atas dasar persetujuan
bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam kehidupan di
masyarakat.

Ciri-ciri khusus metode ini (diskusi) yang sekaligus membedakannya dengan


metode tanya jawab yang terletak pada sifat pertanyaan dan jawabannya.
Pertanyaan diskusi mengandung masalah, sehingga tidak dapat diselesaikan hanya
dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari berbagai kemungkinan
(alternatif), memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari peserta
diskusi, untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban yang
paling benar atau terbaik.15

Jadi, metode diskusi ini dilihat dari segi agama sama dengan musyawarah, yaitu
bertukar pikiran untuk mencari kebenaran dengan mengumpulkan berbagai

4
pendapat yang berbeda dari berbagai pihak, kemudian dipilih pendapat yang
paling benar dan tepat.

2. Macam-macam jenis diskusi

Sebelum menguraikan tentang pelaksanaan metode diskusi dalam proses belajar


mengajar, lebih dahulu dikemukakan macam-macam atau jenis-jenis diskusi.
Abu Ahmadi membagi diskusi dalam lima macam yaitu:

a. Diskusi formal

Diskusi ini terdapat seperti pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi


pemerintah, di mana dalam diskusi ini perlu adanya ketua dan penulis serta
pembicara yang diatur secara formal. Misalnya diskusi- diskusi pada Sidang DPR.

b. Diskusi tidak formal (informal)

Diskusi ini seperti dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar di mana satu


sama lain bersifat “face to face relationship”.

c. Diskusi panel

Diskusi ini menghadapi masalah yang ditinjau dari beberapa orang saja, yang
dapat juga diikuti oleh banyak pendengar.

d. Diskusi dalam bentuk symposium

Diskusi ini hampir sama dengan diskusi dalam bentuk panel, di sini symposium
lebih formal. Symposium itu diselenggarakan apabila ada pertentangan pendapat.
Ahli-ahli yang berbeda pendapat memberikan informasinya, selanjutnya diadakan
diskusi antara pembicara dengan pendengar. Diskusi dalam bentuk symposium
ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.

e. Lecture discussion

Diskusi ini dilaksanakan dengan memberikan suatu persoalan, kemudian


didiskusikan. Di sini biasanya hanya satu pandangan atau persoalan saja.16

5
Metode diskusi menghasilkan keterlibatan murid karena meminta mereka
menafsirkan pelajaran. Dengan demikian para murid tidak akan memperoleh
pengetahuan tanpa mengambilnya untuk dirinya sendiri. Diskusi membantu agar
pelajaran dikembangkan terus-menerus atau disusun berangsur-angsur dan
merangsang semangat bertanya dan minat perorangan. Tidak ada cara lain yang
lebih sesuai untuk menjamin pengungkapan perorangan atau penerapan pelajaran.

Metode diskusi tidak sekedar perdebatan antar murid atau perdebatan antara
guru dan murid. Juga diskusi tidak hanya terdiri dari mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan menerima jawabannya. Diskusi ialah usaha seluruh kelas untuk
mencapai pengertian di suatu bidang, memperoleh pemecahan bagi sesuatu
masalah, menjelaskan sebuah ide, atau menentukan tindakan yang akan diambil.

Para murid akan segera merasa apakah guru mengajukan diskusi yang sejati
atau hanya memberi kesempatan beberapa orang murid mengemukakan pendapat
mereka sebelum ia sendiri memberi jawaban yang menentukan. Agar diskusi bisa
produktif harus ada suasana keramahan dan keterbukaan. Diskusi yang bermanfaat
didasarkan atas rasa saling menghormati pendapat setiap orang yang hadir.
Pemimpin diskusi dengan ikhlas mengajak yang lain untuk ikut serta dalam suatu
usaha bersama.

Peranan guru yang memimpin suatu diskusi lebih sukar daripada bila ia
memakai cara mengajar yang lain. Cara ini meminta persiapan yang seksama dan
bimbingan yang cakap. Guru harus mempunyai latar belakang pengalaman dan
simpanan pengetahuan agar dia bisa memimpin sebuah diskusi secara kreatif.

Meskipun pertanyaan atau masalah yang akan dibicarakan mungkin diajukan


oleh seorang murid atau diketengahkan oleh guru, diskusi itu akan lebih menarik
apabila membicarakan suatu masalah nyata yang berkaitan dengan kebutuhan kelas.
Pentinglah bahwa masalah itu dikemukakan sedemikian rupa sehingga semua orang
bisa mengerti sifat dan maknanya.

Selama diskusi pemimpin akan memakai pertanyaan dan komentar untuk


memusatkan perhatian pada pokok persoalannya dan dengan demikian meneruskan

6
diskusi tersebut. Kadang-kadang, guru perlu mengulangi dan meringkaskan apa
yang telah dibicarakan atau yang disimpulkan. Gurulah yang akan menentukan
suasana sepanjang diskusi itu. Ia harus bisa merasa kapan ia harus membatasi
mereka yang terlalu banyak bicara atau mendorong mereka yang ragu-ragu untuk
ambil bagian.

Guru juga harus memberitahukan di mana murid menemukan bahan dan


keterangan yang perlu. Dalam hal diskusi teologia atau alkitabiah, ia harus
menyarankan bagian-bagian Alkitab yang berkaitan atau sumber-sumber
keterangan lain. Ini tidak berarti bahwa guru yang harus menjawab semua
pertanyaan. Sebaliknya, ia akan membantu para peserta menemukan jawaban-
jawabannya.

Banyak diskusi yang berakhir dengan keputusan mengenai tindakan yang harus
diambil. Seorang penulis menyarankan langkah-langkah berikut untuk memakai
metode diskusi dengan baik:

1. Pengertian yang seksama akan masalahnya.


2. Cara-cara yang mungkin dilaksanakan untuk memecahkan masalah tersebut.

3. Keputusan mengenai suatu tindakan tertentu.

4. Menetapkan sarana guna melaksanakan keputusan.

5. Melaksanakan keputusan.

6. Mengevaluasi hasil-hasil.

2.1.2. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN


Kebaikan Metode Diskusi

1) Siswa belajar bermusyawarah


2) Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-
masing
3) Belajar menghargai pendapat orang lain
4) Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah

7
Kekurangan/Kelemah an Metode Diskusi

1) Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.


2) Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.
3) Membutuhkan waktu cukup banyak.

2.2. DASAR TEORI VARIABEL B

Seperti telah disinggung sekilas, bahwa metode tanya jawab dengan diskusi
saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi,
tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk
memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-
pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan
terdapat lebih dari satu jawaban, tampak bahwa ada banyak macam atau jenis diskusi.
Masing-masing jenis diskusi tersebut tentunya diterapkan sesuai dengan kondisi
peserta diskusi serta sarana dan prasarana (fasilitas) yang dimiliki. Untuk kalangan
pemuda, mahasiswa dan cendikiawan, biasanya diterapkan diskusi dalam bentuk
panel, seminar dan symposium. Tetapi untuk para remaja atau siswa di sekolah di
mana diskusi lebih banyak sebagai latihan bertukar pendapat, maka jenis
diskusi yang diterapkan adalah sederhana saja, seperti diskusi informal atau
diskusi dalam kelompok kecil, sehingga semua peserta dapat

Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagajmana yang dapat dirumuskan


oleh kelas terhadap suatu masalah ? Selama diskusi pemimpin atau guru kelas
melihat adanya sejumlah jawaban yang mungkin, kemudian memilih jawaban yang
dianggap merupakan jawaban yang setepat tepatnya. Hal manakah yang telah
diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan? Tindakan apakah yang sudali
direncanakan ? Siapa yang melaksanakan, dan bilamana ?

8
2.3. PENERAPAN METODE DISKUSI
2.3.1. PROSEDUR PELAKSANAAN DISKUSI

Untuk melaksanakan kegiatan diskusi dalam proses belajar mengajar, guru harus
memberikan pertolongan berupa penyajian problema sebagai perangsang, bimbingan
dan pengarahan di dalam proses belajar tersebut. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan diskusi yang merupakan metode hendaknya diperhatikan hal- hal sebagai
berikut:

a. Syarat-syarat pertanyaan dalam diskusi

1) Harus mengandung nilai diskusi, jangan hanya satu jawaban pasti;

2) Harus merangsang adanya pendapat-pendapat yang banyak;

3) Harus mengandung kemungkinan jawaban lebih jauh dari satu;

4) Harus membutuhkan pertimbangan, perbandingan dari kenyataan;

5) Harus menarik perhatian anak. b. Tugas guru dalam diskusi

1) Sebagai pengatur lalu lintas, dalam arti bahwa semua pendapat, saran atau usul
harus melalui pimpinan diskusi

Dalam hal ini bertugas:

a) Mencegah orang-orang tertentu yang gemar berbicara menguasai diskusi;

b) Anggota yang pemalu dan pendiam supaya diberi kesempatan menyampaikan


pendapatnya;

c) Pembicara supaya diatur bergiliran, jangan sampai semua anggota serempak


berbicara.

2) Pimpinan sebagai dinding penangkis:

a) Menerima pertanyaan dari para peserta kemudian dikembalikan kepada para


anggota kelompok;

9
b) Hendaknya diusahakan supaya diskusi jangan terjadi sekedar berupa tanya jawab
antara murid dan guru;

c) Pimpinan sendiri tidak perlu menjawab pertanyaan melainkan memberi


kesempatan kepada murid untuk mengemukakan pendapatnya.

Yang jelas siapapun yang memimpin diskusi dia harus mengarahkan dan menunjukkan
jalan untuk kelancaran dan keberhasilan diskusi.

Pemimpinan diskusi seharusnya seseorang yang memiliki pengetahuan yang


memadai dalam bidang yang didiskusikan, agar dapat memberikan petunjuk- petunjuk
selama diskusi berlangsung. Di sekolah pimpinan diskusi adalah guru, namun tidak
mustahil diserahkan kepada murid yang berkemampuan. Namun guru berkewajiban
mendampinginya, agar petunjuk yang diperlukan segera dapat diberikan.

PELAJARAN IPS EKONOMI

KEBUTUHAN MANUSIA

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat
di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek
kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti
luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta
memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat,
dan negara.

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada
melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu
ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan
kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada
disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang
terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih
baik.

10
Macam – macam kebutuhan manusia.

1. MURUT TINGKATANNYA.

A. Kebutuhan primer.

Kebutuhan primer disebut kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus
dipenuhi karena sagat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Contoh : makanan,
pakian, perumahan, ( pangan, sandang dan papan)

B. Kebutuhan sekunder.

Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang timbul setelah manusia memenuhi kebutuhan
primer. Contohnya : radio, televise, meja, kursi, tempat tidur dan sebagainya.

C. Kebutuhan tersier (lux)

Kebutuhan tersier atau kebutuhan akan barang mewah antara lain mobil, sepeda motor,
dan keutuhan mewah lainnya.

Batas kebutuhan primer, sekunder dan tersier untuk masing-masing orang tidak sama. Hal
ini berhubungan dengan kedudukan dan status ekonomi orang tersebut di tengah
masyarakat.

2. MENURUT WAKTU.

Kebutuhan sekarang

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini atau tidak dapat ditunda.
Misalnya, Kebutuhan Pokok (makanan diwaktu lapar), dan kesehatan ( obat untuk orang
sakit)

Kebutuhan mendesak

Merupakan kebutuhan yang sangat kritis (tiba-tiba) dan sifatnya insidentil. ,misalnya,
bantuan kepada masyarakat yang tekena musibah atau bencana dan lain sebagainya.

Kebutuhan yang akan datang

11
Kebutuhan ini lebih mengarah pada persiapan-persiapan guna menghadapi kebutuhan pada
waktu yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya,
menabung di bank, tabungan hari tua dan sebagainya.

3. MENURUT SIFATNYA.

Kebutuhan jasmani atau material.

Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan fisik, misalnya, kebutuhan akan minuman,
makanan, dan pakaian yang cukuup.

Kebutuhan rohani ( nonmaterial)

Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan rohani sehingga sifatnya tidak berwujud.
Kebutuhan rohani berkaitan dengan tuntutan perasaan, etika, dan dan keyakinan seseorang
demi terwujudnya kepuasan batin. Misalnya, kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan
meyakini kepercayaan tertentu, berekreasi ke tempat wisata. Dan lain sebagainya.

12
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Metode diskusi menghasilkan keterlibatan murid karena meminta mereka


menafsirkan pelajaran. Dengan demikian para murid tidak akan memperoleh pengetahuan
tanpa mengambilnya untuk dirinya sendiri. Diskusi membantu agar pelajaran
dikembangkan terus-menerus atau disusun berangsur-angsur dan merangsang semangat
bertanya dan minat perorangan. Tidak ada cara lain yang lebih sesuai untuk menjamin
pengungkapan perorangan atau penerapan pelajaran.

Metode diskusi tidak sekedar perdebatan antar murid atau perdebatan antara guru
dan murid. Juga diskusi tidak hanya terdiri dari mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
menerima jawabannya. Diskusi ialah usaha seluruh kelas untuk mencapai pengertian di
suatu bidang, memperoleh pemecahan bagi sesuatu masalah, menjelaskan sebuah ide, atau
menentukan tindakan yang akan diambil.

Para murid akan segera merasa apakah guru mengajukan diskusi yang sejati atau
hanya memberi kesempatan beberapa orang murid mengemukakan pendapat mereka
sebelum ia sendiri memberi jawaban yang menentukan. Agar diskusi bisa produktif harus
ada suasana keramahan dan keterbukaan. Diskusi yang bermanfaat didasarkan atas rasa
saling menghormati pendapat setiap orang yang hadir. Pemimpin diskusi dengan ikhlas
mengajak yang lain untuk ikut serta dalam suatu usaha bersama.

Peranan guru yang memimpin suatu diskusi lebih sukar daripada bila ia memakai
cara mengajar yang lain. Cara ini meminta persiapan yang seksama dan bimbingan yang
cakap. Guru harus mempunyai latar belakang pengalaman dan simpanan pengetahuan agar
dia bisa memimpin sebuah diskusi secara kreatif.

Meskipun pertanyaan atau masalah yang akan dibicarakan mungkin diajukan oleh
seorang murid atau diketengahkan oleh guru, diskusi itu akan lebih menarik apabila
membicarakan suatu masalah nyata yang berkaitan dengan kebutuhan kelas. Pentinglah
bahwa masalah itu dikemukakan sedemikian rupa sehingga semua orang bisa mengerti
sifat dan maknanya.

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai