Disusun Oleh :
1. Anisa Satu Sapipah (12010157)
1
Prastowo,Andi. Analisis pembelajaran tematik terpadu, Jakarta : Prenadamedia Group, 2019.hlm 3.
2
Ibid.,hlm5
B. Rumusan Masalah
3
Taufiqur Rahman, Aplikasi Model-Model Pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: Cv. Pilar Nusantara,
2018), 36.4 Andriani. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Kelas VIII MTs Muhammadiyah Pattongko Kec. Sinjai Tengah Kab.Sinjai. 5 Sutikno, M. S. (2009). Belajar
dan Pembelajaran”Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Prospect.
Salah satu komponen pembelajaran yang memiliki peranan penting, dimana
tolak ukur keberhasilan siswa selama melakukan proses pembelajaran dapat
diketahui melalui evaluasi penilaian dengan tingkat penguasaan atau pemahaman
siswa terhadap materi yang dipelajari.(Hidayah, 2018).8 Dengan demikian hasil
belajar siswa mecakup segala hal yang dapat dipelajari di sekolah, baik itu sikap,
pengetahuan,dan keterampilan yang berkaitan denganmata pelajaran yang
diberikan.
Diskusi adalah memberikan alternatif jawaban untuk memecahkan berbagai
persoalan yang akan dipecahkan harus dikuasai secara mendalam. Diskusi terasa
kaku bila persoalan yang akan didiskusikan tidak dikuasai. Dalam diskusi, guru
menyuruh anak didik memilih jawaban yang tepat dari banyak kemungkinan
alternative jawaban (Djamarah, 2003:198).
Adapun menurut Mulyasa menjelaskan metode diskusi diartikan sebagai
percakapan responsive yang dijalin oleh peranyaan-pertanyaan problematis yang
diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah. Hal tersebut sejalan dengan
pengertian yang dikemukakan dalam kamus besar Bahasa Indonesia bahwa diskusi
adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Dalam
diskusi selalu ada pokok permasalahan yang perlu di pecahkan (Mulyasa,
2007:116).
Metode diskusi digunakan dalam rangka pembelaajran kelompok atau kerja
kelompok yang didalamnya melibatkan beberapa orang murid untuk menyelesaikan
pekerjaan tugas atau permasalahan. Sering pula metode ini disebut sebagai salah
satu metode yang menggunakan pendekatan CBSA atau keterampilan proses.
Kegiatan diskusi ini dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil (3-6 peserta),
kelompok sedang (8-12 peserta), kelompok besar (13-40 peserta) ataupun diskusi
kelas. Diskusi kelompok kecil lebih efektif dari pada diskusi kelompok besar atau
diskusi kelas. Kegiatan diskusi dipimpin oleh seorang ketua atau moderator untuk
mengatur pembicaraan cara mencapai target (Anita, 2009:52).
Adapun karakteristik penerapan metode diskusi menurut Anita (2009:52) adalah
bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang
akan menstimulus murid menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut. Tugas
utama guru dalam kegiatan ini sebagai pembimbig, fasilitator, atau motivator supaya
interaksi dan aktifitas murid dalam diskusi menjadi efektif. Aktivitas murid harus
dibimbing melalui penerapan cara berfikir yang sistematik dengan menggunakan
logika berfikir yang ilmiah.
Roestiyah (2001:5) menyebutkan bahwa tujuan dari Teknik diskusi antara lain:
(a) Dengan diskusi murid didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya
untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain; (b)
Murid mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk
melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu
masalah bersama; dan (c) Diskusi memberikan kemungkinan pada murid untuk
belajar berpartisipasi dalam pembicaraan.
6
nasihah lulu’, ali muchsan. (2015). UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA MELALUI METODE DISKUSI
PADA MATA PELAJARANAQIDAH AKHLAQ KELAS VIII A DI MTs. SUNAN AMPEL SEMANDING PARE.
Inovatif, 1(2), 136–163.
7
Anwar, K. (2021). Urgensi Evaluasi dalam Proses Pembelajaran. Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran Dan Pencerahan, 17(1),
108–118. https://doi.org/10.31000/rf.v17i1.41838 Hidayah, U. (2018). Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral
Menuju Harmoni Sosial. Jurnal Pedagogik, 05(01), 69–81.
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Terbuka
1. Kelebihan Metode Diskusi Terbuka
Sebagaimana metode pembelajaran lainnya, metode diskusi juga memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Beberapa kelebihan metode
diskusi, yaitu:
a. Dapat memberikan rangsangan pada siswa untuk lebih kreatif, terutama dalam
memberikan argumen.
b. Dapat melatihsiswa membiasakan diri untuk bertukar pendapat dalam
mengatasi setiap problematika.
c. Dapat membuat siswa mengeluarkan argumen secara verbal.
d. Membuat siswa untuk lebih mengahargai pendapat orang lain dan tidak
memaksakan kehendak pribadi.
2. Kekurangan Metode Diskusi Terbuka
c. Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional dan tidak bisa di
kontrol. Akibatnya, ada pihak yang merasa tidak nyaman sehingga
mengganggu proses belajar mengajar.
d. Tidak bisa dipraktikkan dalam jumlah banyak, dikarenakan semakin banyak
peserta dapat membuat arah diskusi menjadi tidak jelas.
e. Hanya di kuasai oleh satu atau dua siswa yang mempunyai keterampilan
berbicara.*Untuk melaksanakan metode diskusi agar pembelajaran berjalan
dengan efektif dan efisien,
F. Langkah-langkah Metode Diskusi Terbuka
Untuk melaksanakan metode diskusi agar pembelajaran berjalan dengan
efektif dan efisien, terdapat langkah-langkah sistematis yang harus diikuti. Langkah-
langkah tersebut meliputi:
1.Langkah Persiapan
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
maupun khusus.
b. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakann sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
c. Menetapkan masalah yang akan dibahas.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan1. Guru memberi salam (orientasi) 15 menit
15 enit 2. Guru memeriksa dan kebersihan dan kelengkapan
kelas.
3. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa, diawali
dengan yel – yel "Ayo Doa".
Kalau kau kelas satu duduk siap
Kalau kau anak pintar lipat tangan
Kalau kau kelas satu, kalau kau anak pintar, kalau
kau anak soleh ayo doa.
4. Kemudian berdoa bersama(Religius)
5. Absensi / mengecek kehadiran peserta didik.
6. Untuk mengingat pembelajaran sebelumnya, guru
mengingatkan peserta didik lagu "Pergi Belajar"
dengan meyanyikan bersama - sama .....
7. Kemudian guru bertanya "anak – anak, Ibu mau
bertanya, sebelum pergi sekolah apakah anak – anak
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
berpamitan dengan orang tua? Mengapa kita harus
berpamitan sebelum bepergian?"(apersepsi)
8. Guru menginformasikan pembelajaran.
"Anak – anak, hari ini kita akan belajar tentang tema
Kegemaranku dengan subtema Gemar Berolahraga
pembelajaran 1."
9. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
"Setelah pembelajaran ini, diharapkan anak – anak
dapat memahami kosakata tentang permainan dan
olahraga, mematuhi aturan yang belaku baik di
lingkungan rumah, di lingkungan sekolah, maupun
waktu bermain bersama teman dan dapat menirukan
bunyi alam dan bunyi buatan melalui lagu."
10. Informasi kegiatan pembelajaran
"Selama kegiatan pembelajaran ini
berlangsung, kita akan
melakukan kegiatan
menyenangkan seperti,
memilih kosakata yang tepat
untuk dipasangkan dengan
gambar, menentukan gambar
anak yang mematuhi peraturan
dan gambar anak yang tidak
mematuhi aturan, serta
menirukan bunyi alam dan
bunyi buatan. Ibu harap
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
selama pembelajaran
berlangsung, anak – anak
dapat dapat mengikuti dengan
aktif dan dapat bekerjasama
dengan baik." (Motivasi)
Kegiatan Intia. eksplorasi 145 menit
145 menit 1. Peserta didik dibimbing oleh guru untuk mengamati
gambar permainan dan olahraga.
2. Peserta didik mengamati gambar permainan dan
olahraga.
3. Peserta didik mencermati gambar permainan dan
olahraga.
b. elaborasi
4. Guru memberikan pertanyaan – pertanyaan untuk
mengecek pemahaman peserta didik.
" Anak – anak, apakah kamu suka bermain?"
" Permainan apa yang kamu sukai?"
" Tahukan kamu permainan lain yang menyehatkan?"
5. Guru menampilkan kartu kata berisi kosakata tentang
permainan dan olahraga yang berkaitan dengan
gambar sebelumnya.
6. Peserta didik menyimak setiap kata yang yang
dibacakan oleh guru.
7. Peserta didik ditugaskan untuk menirukan kosakata
yang dibacakan oleh guru tentang jenis – jenis
olahraga dan permainan.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
8. Peserta didik menirukan kosakata yang dibacakan
oleh guru. (menanya)
9. Peserta didik dimotivasi untuk mengajukan
pertanyaan tentang makna kata – kata yang telah
dibaca.(mencoba)
10. Setelah membaca nyaring dan mengulang kosakata
tentang permainan dan olahraga, peserta didik
mengamati gambar –gambar pada Buku Siswa.
11. Peserta didik bersama dengan teman sebangkunya
berdiskusi untuk membedakan kegiatan yang
menyehatkan dan kegiatan yang tidak menyehatkan.
12. Peserta didik diarah untuk menemukan 3 cara
memelihara kesehatan diri.
13. Setelah peserta didik menemukan 3 cara memelihara
kesehatan diri, guru membacakan cerita tentang
aturan di rumah. (mengasosiasi)
14. Peserta didik menyimak cerita yang dibacakan oleh
guru. (strategi example non examples)
15. Guru melanjutkan dengan menampilkan 4 gambar
anak yang mematuhi ataran dan gambar anak yang
tidak mematuhi aturan.
16. Peserta didik berdiskusi bersama dengan teman
sebangkunya mengamati gambar untuk membedakan
gambar anak yang mematuhi aturan dengan gambar
anak yang tidak mematuhi aturan.
17. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
kepada peserta didik untuk memperhatikan dan
membedakan gambar.
18. Peserta didik bersama dengan teman sebangkunya
memberi tanda pada gambar yang mematuhi
aturan dan tanda pada gambar yang tidak
mematuhi aturan.
19. Peserta didik melaporkan gambar apa saja yang
mereka temukan.
20. Guru menstimulasi peserta didik untuk
menyampaikan pendapatnya mengenai gambar –
gambar yang telah diidentifikasi, berkaitan dengan
sikap anak – anak di dalam gambar.
"Anak – anak, dari gambar yang sudah kita lihat tadi,
bagaimana dengan gambar yang pertama?
Apakah baik untuk dicontoh?
Mengapa baik?
Agar terlihat rapi, tidak terjadi bersenggolan dengan
teman, dan kita jadi lebih mudah melakukan
gerakan."
21. Peserta didik menyimak cerita guru tentang lomba
lari.
22. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dengan pertanyaan.
"Tahukah kamu bunyi peluit?"
23. Peserta didik ditugaskan menirukan bunyi peluit.
24. Guru menampilkan 10 gambar yang mengeluarkan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
bunyi.
25. Peserta didik mengamati dan menirukan bunyi yang
terdapat pada gambar.
26. Peserta didik membedakan 4 gambar dengan
memberi tanda centang (√) untuk bunyi – bunyian
buatan, dan tanda (×) untuk bunyi – bunyian alam.
27. Guru menstimulusi peserta didik untuk berdiskusi
tantang sumber – sumber bunyi yang telah
diidentifikasi dan ditirukan.
Bunyi angin, petir, sungai, hujan, binatang, dan bunyi
lain yang dapat ditemukan di alam, tercipta bukan
karena manusia yang sengaja membuatnya
merupakan bunyi – bunyian alam.
Sedangkan bunyi gitar, bel sepeda dan bedug adalah
suara yang dibuat oleh manusia, disebut pula bunyi
buatan.
28. Peserta didik menyanyikan lagu "Senang Hati"
bersama – sama.
29. Peserta didik bernyanyi sambil bertepuk tangan dan
bergerak sesuai lirik lagu.
Penutup 1. Guru memotivasi peserta didik untuk mematuhi 15 menit
aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
2. Guru menanyakan contoh-contoh sikap mematuhi
aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
3. Peserta didik menjawab secara bergantian.
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
dan berdoa
H. Implementasi Metode Diskusi Terbuka
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat diplomatis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Lebih lanjut,
diskusi kelas merupakan salah satu sistem belajar yang mengharapkan agar siswa
dapat menguasai standar kompetensi yang ditetapkan. Diskusi memberi kesempatan
tidak hanya untuk menggunakan pikiran, tetapi bila digunakan dengan tepat.
Langkah pertama guru mengidentifikasi antara siswa yang daya tangkapnya
rendah dengan siswa yang memiliki daya tangkap tinggi. Pemilihan ini sangat
penting agar siswa yang daya tangkap rendah dapat terbantu oleh siswa yang daya
tangkapnya tinggi sehingga dapat ikut berperan serta dalam berdiskusi. Selain itu,
guru juga harus mengetahui basis daerah siswa, dari pengetahuan ini guru dapat
mengetahui potensi siswa.
Dengan pengetahuan ini, guru dapat memberikan perhatian yang detail kepada
siswa dan dapat membagi kelompok belajar dengan tepat. Langkah selanjutnya,
guru memberikan penjelasan awal tentang pokok-pokok permasalahan dari materi
yang akan didiskusikan. Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada masing-
masing kelompok, selanjutnya dikembangkan, diambil kesimpulan dan apa yang
dapat diterapkan dari materi yang dibahas.
Data tentang hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa setelahproses
pembelajaran yang dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar/ulangan
harian. Selanjutnya data tes hasil belajar tersebut dianalisis untuk perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya yang bertujuan meningkatkan hasil belajar.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara: (a) Tes Tertulis. Tes tertulis
merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam
bentuk objektif/pilihan ganda; (b) Observasi. Untuk mengetahui aktivitas yang
dilakukan guru dan siswa dilakukan pada proses pembelajaran dengan model
pembelajaran Diskusi yang diamati oleh pengamat; dan (c) Dokumentasi. Untuk
mengetahui aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dilakukan pada proses
pembelajaran dengan model pembelajaran Diskusi yang disajikan dalam bentuk
gambar/foto.
Ketuntasan individu tercapai apabila siswa mencapai 77% dari hasil tes atau
nilai 77. Ketuntasan individu dihitung dengan rumus:
skor mentah
Nilai Akhir = skor ideal x 100%
(Wahyudin, 2007)
NS ≥ KKM maka kategori tuntas,
NS < KKM maka kategori tidak tuntas
NS = Nilai Siswa
KK = Ketuntasan klasikal
JT = Jumlah siswa yang tuntas
JS = Jumlah siswa seluruhnya
Hasil belajar diukur dengan melakukan tes hasil belajar. Pada pengukuran
aktivitas guru, karena indikator aktivitas guru adalah 8,dengan pengukuran masing-
masing 1 sampai dengan 5 berarti skor maksimal dan minimal adalah 40 (8 x 5) dan
8 (8 x 1). Adapun aktivitas guru adalah sebagai berikut: (1) Guru menjelaskan
tentang permasalahan yang akan dibahas; (2) Guru memberikan motivasi kepada
peserta untuk memikirkan pemecahannya; (3) Guru menciptakan suasana yang
kondusif; (4) Guru memberikan secara adil kepada peserta untuk mengemukakan
pendapat, ide, atau gagasan; (5) Guru mengendalikan pembicaraan kearah pokok
permasalahan; (6) Guru memperhatikanwaktu yang telahditentukan; (7) Siswa harus
berperan secara jelas dan tepat; dan (8) Guru menyimpulkan berbagai pendapat.
Menentukan 5 klasifikasi tingkat kesempurnaan guru dalam menggunakan
model pembelajaran diskusi, dapat dihitung dengan cara: (1) Menentukan jumlah
klasifikasi yang diinginkan, yaitu 5 klasifikasi yaitu sangat sempurna, sempurna,
cukup sempurna, kurang sempurna, dan tidak sempurna.
Menentukan interval (I), yaitu: I =
Skor max−Skor min
=1=¿
5
40−8
=6,4=6
5
(2) Menentukan table klasifikasi standar penerapan model pembelajaran diskusi,
yaitu: (a) Sangat sempurna apabila 33 – 40; (b) Sempurna apabila 25 – 32; (c)
Cukup sempurna apabila 17 – 24; (d) Kurang sempurna apabila 9 – 16; dan Tidak
sempurna apabila 1-8.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data dengan cara
mengkategorikan hasil belajar serta mempresentasikan keberhasilan dan batas
ketuntasan.
Pertemuan Pertama
Kegiatan akhir dari pembelajaran ini adalah siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Kemudian
guru memberi tugas rumah kepada siswa.
Pertemuan Kedua
Tahap pengamatan
Berdasarkan tabel hasil belajar siklus I diatas diperoleh rata-rata nilai siswa
70,8 dari 40 orang siswa ada masih 17 siswa yang mendapatkan nilai dibawah nilai
KKM, ini berarti kegiatan pembelajaran pada siklus I belum maksimal, dan masih
perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa yang
mengikuti tes akhir siklus I ada 3 orang siswa yang mendapatkan nilai 45, dan 3
orang siswa mendapatkan nilai 50, dan 2 orang siswa mendapatkan nilai 55, dan 6
orang siswa mendapatkan nilai 60, dan 4 orang siswa mendapatkan nilai 70, dan 1
orang siswa mendapatkan nilai 75, dan 6 orang siswa mendapatkan nilai 77, dan 5
orang siswa mendapatkan nilai 80, dan 8 orang siswa mendapatkan nilai 85 dan 2
orang siswa mendapatkan nilai 90.
Refleksi Siklus I
Adapun hasil dari siklus I yang dilakukan dua kali pertemuan dan satu kali
ulangan harian. Pada siklus I pelaksanaan pembejaran sudah baik, akan tetapi masih
ditemukan beberapa kelemahan. Sisi kelebihan yang peneliti temukan adalah
sebagian siswa sudah mulai terbiasa dengan proses metode diskusi sehingga dalam
pelaksanaan yaitu dalam bekerja kelompok sudah mulai paham. Sedangkan
kelemahan yang ditemukan peneliti adalah masih terdapat siswa yang kurang aktif
dalam proses pembelajaran dan terdapat sebagian siswa yang belum berani dalam
bertanya kepada guru mengenai hal yang belum dimengerti. Pada siklus I ini terdapat
kelemahan yang akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.
Hasil Penelitian Siklus II
Pada tahap perencanaan, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan
yaitu perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat
pembelajaran terdiri dari bahan ajar berupa buku Fiqih dan soal ulangan siklus II.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan tes hasil
belajar Fiqih, naskah soal dan alternatif jawaban. Pada tahap ini ditetapkan bahwa
kelas yang dilakukan tindakan adalah kelas IV PDTA Ittihadul Khairiyah Kubang
Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dalam 2 pertemuan, dan pada setiap
pertemuan berdurasi selama 1x60 menit, dimana 1 pertemuan dilaksanakan
pembelajaran melalui penerapan metode diskusi, dan 1 pertemuan untuk mengoreksi
tugas yang telah diberikan dan untuk pelaksanaan ulangan harian. Tiap-tiap
pertemuan akan diuraikan sebagai berikut.
Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ini kegiatan pembelajaran membahas mengenai shalat 5
waktu. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengabsensi kehadiran siswa.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Ketika
guru menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa mendengarkan dengan baik. Pada
kegiatan inti, guru menyajikan informasi secara garis besar mengenai Bagaimana
shalat 5 waktu meneladani. Dalam penyampaian informasi ini, terlihat masih ada
siswa yang tidak memperhatikan guru. Guru menegur siswa yang tidak
memperhatikan. Selanjutnya guru membagi kelompok kepada masing-masing siswa
dengan materi yang berbeda setiap kelompok.
Kegiatan akhir dari pembelajaran ini adalah guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini kemudian guru
memberikan tugas rumah kepada siswa berkaitan dengan meneladani perilaku baik
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Pertemuan Keempat
Pada pertemuan keempat dilaksanakan pengoreksian tugas rumah yang telah
diberikan pada pertemuan ketiga dan evaluasi hasil belajar. Pengoreksian tugas rumah
dilakukan selama satu jam pelajaran kemudian dilanjutkan dengan Evaluasi hasil
belajar hal ini dilakukan dengan cara memberikan soal-soal tes hasil belajar Fiqih
berupa ulangan harian. Soal evaluasi dikerjakan dalam waktu 1x40 menit. Pada tahap
evaluasi murid bekerja secara individu. Setelah selesai waktu pengerjaan guru
menyuruh siswa mengumpulkan lembar jawaban dengan tertib dan teratur. Setelah
ulangan siklus berakhir peneliti berdiskusi dengan siswa mengenai pembelajaran
yang digunakan. Beberapa orang siswa berpendapat bahwa penerapan pembelajaran
metode diskusi menyenangkan karena diadakan dengan peristiwa yang konkret dan
siswa sendiri yang melakukannya.
Tahap pengamatan
Tahap pengamatan pada siklus II dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan pembelajaran pengamatan dilakukan pada pertemuan ketiga oleh
observer yang merupakan salah satu wali kelas di PDTA Ittihadul Khairiyah Kubang
Jaya. Pada pertemuan pertama ini observer memberikan penilaian terhadap aktivitas
guru selama proses pembelajaran berlangsung, penilaian terhadap aktivitas guru pada
siklus II pada pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II
No Aktivitas Guru Siklus Nilai Persentasi
Pada Siklus I
1 Guru menjelaskan tentang permasalahan yang 4 80%
akan dibahas
2 Guru memberikan motivasi kepada peserta 4 80%
untuk memikirkan pemecahannya
3 Guru menciptakan suasana yang kondusif 4 80%
4 Guru memberikan secara adil kepada peserta 4 80%
untuk mengemukakan pendapat, ide, atau
gagasan
5 Guru mengendalikan pembicaraan kearah 4 80%
pokok permasalahan
6 Guru memperhatikan waktu yang telah 4 80%
ditentukan
7 Siswa harus berperan secara jelas dan tepat 3 60%
8 Guru menyimpulkan berbagai pendapat 5 100%
Jumlah 32 Rata-rata
Kategori Sempurna 80%
I. Kesimpulan
Metode diskusi adalah suatu teknik pembelajaran melalui diskusi yang memuat
suatu masalah dengan melakukan pertukaran pendapat, menghasilkan
pemikiran, serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang
tergabung dalam kelompok tersebut untuk mencari kebenaran
Sebagai metode partisipatif, penggunaan metode diskusi memiliki banyak
keuntungan.Salah satu diantaranya: aspek yang didiskusikan oleh peserta bisa
berkembang bahkan melebihi aspek-aspek yang dikemukakan oleh penyuluh.
Namun disamping keuntungan itu ada pula kelemahan dari metode diskusi ini
diantaranya : Alih informasi akan memerlukan waktu yang relatif lebih lama
dibandingkan dengan demonstrasi atau metode ceramah, karena jumlah sasaran
yang terlibat dalam diskusi terbatas.
1. Langkah Persiapan
2. Pelaksanaan Diskusi
3. Menutup Diskusi
J. Daftar Pustaka