Dosen Pengampu:
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu hak dasar manusia sebagai insan yang
dikaruniai akal pikiran, manusia membutuhkan pendidikan dalam proses hidupnya.
Pendidikan merupakan sebuah sarana yang menduduki posisi penting dalam
mencetak generasi bangsa yang cerdas dan memiliki potensi intelektualitas yang
tinggi. Kebutuhan akan adanya pendidikan sangat dibutuhkan khususnya dalam
membentuk karakter seseorang.1
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya
proses pembelajaran. Kenyataan ini berlaku untuk semua jenis mata pelajaran. Dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran para pendidik disamping harus menguasai
bahan dan materi pelajaran, tentu pula harus mengetahui bagaimana cara materi
pelajaran itu disampaikan dan mengetahui karakteristik setiap peserta didik yang
menerima materi pelajaran tersebut. Oleh sebab itu guru perlu memiliki pengetahuan
tentang pendekatan dan teknik-teknik pembelajaran dengan memahami teori-teori
belajar dan teknik mengajar yang baik dan tepat guna menunjang prestasi belajar
peserta didik.
1
Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan (Yogyakarta: Suka Press, 2014), hlm.
1.
2
peserta didik agar tetap mempunyai semangat yang berlipat ganda dalam menuntut
ilmu dan belajar apa saja tentang kehidupan ini.2
Dalam proses belajar mengajar dikenal ada beberapa macam metode antara
lain, metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonsrasi, dan lain-lain. Pada dasarnya
semua metode tersebut dapat diaplikasikan didalam proses belajar mengajar termasuk
menggunakan metode ceramah. Dalam melaksanakan perannya sebagai penyampai
informasi, sering guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama.
2
Muhammad Takir Ilahi, Revitalitas Pendidikan Berbasis Moral (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), hlm. 51.
3
Cecep Kustandi, Media Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 7.
4
Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009),
hlm. 199.
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), hlm. 97.
3
fun). Untuk mencapai tujuan tersebut setiap guru berhak memilih metode manakah
yang tepat untuk digunakannya.6
B. Pembahasan
6
Roestiyah, Didaktik Metodik (Jakarta: Bumi Aksara, 1982), hlm. 67.
7
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 66.
8
Sobry Sutikno, Belajar Dan Pembelajaran (Bandung: Prospect, 2009), hlm. 94.
4
Proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, perhatian
terpusat pada guru sedangkan siswa hanya menerima secara pasif. Metode ini
hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi, untuk memberi
pengantar dan untuk menyampaikan materi yang berkenaan dengan
pengertian atau konsep-konsep. Di samping itu, metode ceramah akan efektif
bila digunakan untuk menghadapi siswa yang berjumlah banyak, dan guru
dapat memberikan motivasi atau dorongan belajar kepada siswa untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Menurut Djamarah “Penggunaan
metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik,
pada suatu kondisi tertentu seorang anak akan merasa bosan dengan metode
ceramah maka guru perlu mengalihkan suasana dengan menggunakan metode
lain seperti metode tanya jawab, diskusi atau metode penugasan sehingga
kebosanan dapat terobati dan suasana kegiatan pengajaran jauh dari
kelesuan”.9
Sutarsih berpendapat bahwa, “Ceramah bervariasi adalah metode
mengajar yang dalam pelaksanaannya menuntut banyak keterli-
batan/kreatifitas siswa. Siswa dituntut untuk aktif baik bertanya kepada guru
maupun berdiskusi/berinteraksi dengan teman-temannya. Dalam proses pem-
belajaran setiap siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat
serta memecahkan masalah secara bersama-sama dalam bentuk diskusi.
Sedangkan guru berperan sebagai pembimbing, dan mengarahkan siswa untuk
bekerjasama dalam diskusi. Disebut ceramah bervariasi karena dalam metode
ini terdapat beberapa komponen yaitu: variasi metode ceramah (tanya jawab,
diskusi dan tugas), variasi media (alat indera siswa dilibatkan sebanyak
9
Djamarah, Strategi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 98.
5
mungkin dalam proses belajar mengajar), variasi penampilan (gerak, ekspresi,
suara, selingan diam, dan kontak pandang), serta variasi bahan sajian.10
Metode ceramah bervariasi yang dimaksud disini adalah
gabungan/kombinasi dari beberapa metode mengajar seperti metode ceramah,
tanya jawab, diskusi dan tugas. Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa ceramah bervariasi adalah kombinasi/gabungan dari
beberapa metode mengajar yang dalam pelaksanaannya tidak hanya guru yang
berperan aktif tetapi lebih banyak melibatkan aktivitas siswa. Dengan
menggabungkan beberapa metode mengajar dalam kegiatan pembelajaran
siswa akan terhindar dari kejenuhan, rasa ngantuk, dan dapat membangkitkan
minat serta motivasi siswa untuk belajar sehingga hasil belajar yang di
targetkan dapat tercapai secara maksimal.
10
Sri Sutarsih, “Pengaruh Penerapan Metode Ceramah Bervariasi Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di SMK Al-Hidayah Lestari” (UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013), hlm. 2.
11
Afifatu Rohmawati, “Efektivitas Pembelajaran,” Jurnal Pendidikan Usia Dini 9, no. 1
(2015): hlm. 148.
6
c) Merangsang peserta didik untuk belajar mendiri dan menumbuhkan
rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar
d) Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara
gamblang.
e) Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya
menjelaskan prosedur - prosedur yang harus ditempuh peserta didik.
Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar - benar dapat
dipertanggung jawabkan12
7
Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang
spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan
strategi pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran Ceramah
tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat
tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu,
atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan
kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru
tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi
Ceramah.13
b) Prinsip Komunikasi.
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses
komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari
seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang
(penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah
materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan
tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi
sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
Bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan
pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem
komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah
ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem
komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak
dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan
menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise)
yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat
gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa)
tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang
13
Suprihadi Saputro, Strategi Pembelajaran (Malang: Universitas Negeri Malang, 2014),
hlm. 89.
8
ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi
merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya,
bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat
menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses
komunikasi.14
c) Prinsip Kesiapan.
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita
berikan, terlebih dahulu, kita harus memosisikan mereka dalam
keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima
pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa
belum siap untuk menerimanya.
Dalam hal ini, ada beberapa cara dan strategi guru sehingga siswa
siap menerima pelajaran. Pertama kita ciptakan suasana belajar yang
nyaman sehingga siswa tidak merasa tertekan dan merasa diwajibkan
untuk menghadapi pelajaran; kedua, dalam memberikan apersepsi, guru
menyiapkan materi apersipsi yang menarik dan kontekstual sesuai dengan
keadaan lingkungan sekitar siswa; ketiga, guru meminta siswa untuk
terlebih dahulu mempersiapkan materi yang akan diajarkan dalam bentuk
tugas mandiri yang dapat dikerjakan siswa di rumah dengan mencari
informasi dari lingkungan sekitar.15
d) Prinsip Berkelanjutan.
Proses pembelajaran Ceramah harus dapat mendorong siswa
untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan
hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu
14
Ibid, hlm. 92.
15
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif , Dan
Kontekstual : Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/KTI) (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm. 59.
9
selanjutnya. Ceramah yang berhasil adalah manakala melalui proses
penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan
(disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
Keberhasilan penggunaan strategi Ceramah sangat tergantung pada
kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.16
16
Supardi, Sekolah Efektif, Konsep Dasar Dan Praktiknya (Jakarta: Rajawali Press, 2013),
hlm. 121.
17
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendeketan Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), hlm. 107.
10
penggunaan bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan
siswa, dan (4) menggunakan joke-joke yang menyegarkan.18
Pada tahap ini ada tiga langka yang harus dilakukan:
1) Langka Pembukaan
2) Langka Penyajian
3) Penggunaan Contoh/melakukan asosiasi perbandingan
Memaksimalkan pemahaman dan ingatan
c) Menyimpulkan
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah di pahami dan
dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran.19
18
Ibid, hlm. 111.
19
Ibid, hlm. 115.
20
Syahraini Tambak, “Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam,” Jurnal Tarbiyah 21, no. 2 (2014): hlm. 378.
11
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan dimintakan kepada
peserta didik lain untuk menjawabnya atau oleh guru pendidikan agama Islam
itu sendiri (bila dianggap perlu). Teknik lain ialah dapat berbentuk penugasan
kepada peserta didik dengan membuat laporan, observasi, membaca bahan
bacaan suplementasi dan sebagainya. 21
Pada siklus ini juga menjadi perhatian penting bagi guru pendidikan
agama Islam di samping mengevaluasi tingkat penguasaan materi peserta
didik juga adalah untuk mengevaluasi penggunaan metode yang
dipergunakan. Hal ini pulalah yang sering diabaikan oleh seorang guru untuk
memberikan umpan balik terhadap keberhasilan metode pembelajarannya.
Dengan mengadakan evaluasi terhadap penguasaan materi peserta didik dan
keberhasilan penggunaan metode maka guru pendidikan agama Islam akan
selalu melakukan perbahan dan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang
dilangsungkan. Dampaknya proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan
agama Islam akan selalu berpacu dengan kualitas. Kualitas proses
pembelajaran yang didasarkan pada keinginan untuk membangun peserta
didik yang berkualitas dengan cara yang bijak, akuntabel, dan ikhlas.
21
Abin Syamsuddin Makmum, Psikologi Kependidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 240.
12
g) Peserta didik dapat langsung menerima ilmu pengetahuan
22
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: IAIN Sunan
Kalijaga, 2002), hlm. 193.
23
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Renika Cipta, 2010), hlm.
177.
13
C. Kesimpulan
Metode ceramah adalah suatu cara atau langkah-langkah yang digunakan
seorang gurudalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan penjelasan
lisansecara langsung terhadap siswa. Proses pembelajaran yang menggunakan metode
ceramah, perhatian terpusat pada guru sedangkan siswa hanya menerima secara pasif.
Metode ini hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi, untuk memberi
pengantar dan untuk menyampaikan materi yang berkenaan dengan pengertian atau
konsep-konsep.
Metode ceramah bervariasi yang dimaksud disini adalah gabungan/kombinasi
dari beberapa metode mengajar seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan
tugas. Dapat disimpulkan bahwa ceramah bervariasi adalah kombinasi/gabungan dari
beberapa metode mengajar yang dalam pelaksanaannya tidak hanya guru yang
berperan aktif tetapi lebih banyak melibatkan aktivitas siswa.
D. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada makalah ini mengenai Metode
Group to Group Exchange, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Penulis banyak berharap para pembaca mau memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan juga pada
pembaca pada umumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairul. Hakikat Manusia Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Suka Press, 2014.
Djamarah. Strategi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta, 2010.
Ilahi, Muhammad Takir. Revitalitas Pendidikan Berbasis Moral. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.
Kustandi, Cecep. Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.
Makmum, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Muhibbin, Syah. Psikologi Pendidikan Suatu Pendeketan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995.
Nata, Abudin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
2009.
Roestiyah. Didaktik Metodik. Jakarta: Bumi Aksara, 1982.
Rohmawati, Afifatu. “Efektivitas Pembelajaran.” Jurnal Pendidikan Usia Dini 9, no.
1 (2015): 15–32.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2013.
Saputro, Suprihadi. Strategi Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang,
2014.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006.
Supardi. Sekolah Efektif, Konsep Dasar Dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Press,
2013.
Sutarsih, Sri. “Pengaruh Penerapan Metode Ceramah Bervariasi Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di SMK Al-Hidayah
Lestari.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Sutikno, Sobry. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Prospect, 2009.
Tambak, Syahraini. “Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam Pembelajaran
15
Pendidikan Agama Islam.” Jurnal Tarbiyah 21, no. 2 (2014): 375–401.
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif ,
Dan Kontekstual : Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum
2013 (Kurikulum Tematik Integratif/KTI). Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.
Zaini, Hisyam. Strategi Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: IAIN
Sunan Kalijaga, 2002.
16