Anda di halaman 1dari 16

METODE CERAMAH BERVARIASI

Disusun Oleh: Kelompok 7

Lenda Wiransyah (2120202205)

Ajid Farhan (2120202208)

Dosen Pengampu:

Dr. Ermis Suryana, S. Ag., M. Pd. I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2023
METODE CERAMAH BERVARIASI

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu hak dasar manusia sebagai insan yang
dikaruniai akal pikiran, manusia membutuhkan pendidikan dalam proses hidupnya.
Pendidikan merupakan sebuah sarana yang menduduki posisi penting dalam
mencetak generasi bangsa yang cerdas dan memiliki potensi intelektualitas yang
tinggi. Kebutuhan akan adanya pendidikan sangat dibutuhkan khususnya dalam
membentuk karakter seseorang.1

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya
proses pembelajaran. Kenyataan ini berlaku untuk semua jenis mata pelajaran. Dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran para pendidik disamping harus menguasai
bahan dan materi pelajaran, tentu pula harus mengetahui bagaimana cara materi
pelajaran itu disampaikan dan mengetahui karakteristik setiap peserta didik yang
menerima materi pelajaran tersebut. Oleh sebab itu guru perlu memiliki pengetahuan
tentang pendekatan dan teknik-teknik pembelajaran dengan memahami teori-teori
belajar dan teknik mengajar yang baik dan tepat guna menunjang prestasi belajar
peserta didik.

Kemajuan suatu pendidikan, sesungguhnya tidak lepas dari metode yang


digunakan dalam proses pembelajaran. Metode merupakan salah satu tujuan untuk
mencapai kualitas pembelajaran yang diharapkan mampu mendukung proses
tercapainya pembentukan generasi yang berkualitas. Tidak heran bila metode
pendidikan dalam pengajaran menjadi sangat vital bagi pengembangan potensi

1
Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan (Yogyakarta: Suka Press, 2014), hlm.
1.

2
peserta didik agar tetap mempunyai semangat yang berlipat ganda dalam menuntut
ilmu dan belajar apa saja tentang kehidupan ini.2

Cecep Kustandi menyampaikan bahwa guru sekurang-kurangnya dapat


menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana tetapi merupakan
keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.3 Metode
dalam sebuah proses belajar-mengajar sangat penting karena sebuah penghayatan dan
pemahaman yang benar dan kokoh antara lain harus disertai dengan pemahaman dan
wawasan yang benar yang dihasilkan melalui kegiatan pembelajaran. Hal ini akan
terjadi apabila pengajaran tersebut dilakukan secara benar, efektif, dan efisien dan
ditunjukkan bukan semata- mata untuk memahami sebuah konsep atau teori,
melainkan dilanjutkan dengan menghayati dan mengamalkannya.4

Dalam proses belajar mengajar dikenal ada beberapa macam metode antara
lain, metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonsrasi, dan lain-lain. Pada dasarnya
semua metode tersebut dapat diaplikasikan didalam proses belajar mengajar termasuk
menggunakan metode ceramah. Dalam melaksanakan perannya sebagai penyampai
informasi, sering guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama.

Metode ceramah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk


menyampaikan materi pembelajaran, dalam metode ini peserta didik diarahkan untuk
dapat berkonsentrasi mendengarkan apa yang disampaikan guru.5 Tingkatan formal
Sekolah Dasar masih tergolong pada anak-anak yang masih cenderung senang
bermain. Karena hal itu kegiatan belajar harus bersifat menyenangkan (learning is

2
Muhammad Takir Ilahi, Revitalitas Pendidikan Berbasis Moral (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), hlm. 51.
3
Cecep Kustandi, Media Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 7.
4
Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009),
hlm. 199.
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), hlm. 97.

3
fun). Untuk mencapai tujuan tersebut setiap guru berhak memilih metode manakah
yang tepat untuk digunakannya.6

Dalam proses pembelajaran berlangsung jika dilihat secara kasat mata,


pembelajaran sudah terlihat berjalan sesuai dengan apa yang di inginkan. Akan tetapi,
segala sesuatu yang telah direncanakan belum sepenuhnya berjalan secara maksimal,
disini masih terlihat beberapa peserta didik yang tidak fokus mengikuti proses
pembelajaran, antara lain mengobrol dengan teman ataupun menganggu teman yang
sedang belajar.

B. Pembahasan

1. Pengertian Metode Ceramah Bervariasi


Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode
tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar.
Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada anak
didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam
kegiatan pengajaran. Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran
secara lisan.7 Menurut Sutikno metode ceramah merupakan “metode
pembelajaran yang dilakukan dengan penyajian materi melalui penjelasan
lisan oleh seorang guru kepada siswa-siswanya”.8
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
ceramah adalah suatu cara atau langkah-langkah yang digunakan seorang
gurudalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan penjelasan
lisansecara langsung terhadap siswa.

6
Roestiyah, Didaktik Metodik (Jakarta: Bumi Aksara, 1982), hlm. 67.
7
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 66.
8
Sobry Sutikno, Belajar Dan Pembelajaran (Bandung: Prospect, 2009), hlm. 94.

4
Proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, perhatian
terpusat pada guru sedangkan siswa hanya menerima secara pasif. Metode ini
hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi, untuk memberi
pengantar dan untuk menyampaikan materi yang berkenaan dengan
pengertian atau konsep-konsep. Di samping itu, metode ceramah akan efektif
bila digunakan untuk menghadapi siswa yang berjumlah banyak, dan guru
dapat memberikan motivasi atau dorongan belajar kepada siswa untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Menurut Djamarah “Penggunaan
metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik,
pada suatu kondisi tertentu seorang anak akan merasa bosan dengan metode
ceramah maka guru perlu mengalihkan suasana dengan menggunakan metode
lain seperti metode tanya jawab, diskusi atau metode penugasan sehingga
kebosanan dapat terobati dan suasana kegiatan pengajaran jauh dari
kelesuan”.9
Sutarsih berpendapat bahwa, “Ceramah bervariasi adalah metode
mengajar yang dalam pelaksanaannya menuntut banyak keterli-
batan/kreatifitas siswa. Siswa dituntut untuk aktif baik bertanya kepada guru
maupun berdiskusi/berinteraksi dengan teman-temannya. Dalam proses pem-
belajaran setiap siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat
serta memecahkan masalah secara bersama-sama dalam bentuk diskusi.
Sedangkan guru berperan sebagai pembimbing, dan mengarahkan siswa untuk
bekerjasama dalam diskusi. Disebut ceramah bervariasi karena dalam metode
ini terdapat beberapa komponen yaitu: variasi metode ceramah (tanya jawab,
diskusi dan tugas), variasi media (alat indera siswa dilibatkan sebanyak

9
Djamarah, Strategi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 98.

5
mungkin dalam proses belajar mengajar), variasi penampilan (gerak, ekspresi,
suara, selingan diam, dan kontak pandang), serta variasi bahan sajian.10
Metode ceramah bervariasi yang dimaksud disini adalah
gabungan/kombinasi dari beberapa metode mengajar seperti metode ceramah,
tanya jawab, diskusi dan tugas. Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa ceramah bervariasi adalah kombinasi/gabungan dari
beberapa metode mengajar yang dalam pelaksanaannya tidak hanya guru yang
berperan aktif tetapi lebih banyak melibatkan aktivitas siswa. Dengan
menggabungkan beberapa metode mengajar dalam kegiatan pembelajaran
siswa akan terhindar dari kejenuhan, rasa ngantuk, dan dapat membangkitkan
minat serta motivasi siswa untuk belajar sehingga hasil belajar yang di
targetkan dapat tercapai secara maksimal.

2. Tujuan Metode Ceramah Bervariasi


Tujuan metode ceramah digunakan adalah:
a) Menyampaikan informasi atau materi pelajaran
b) Membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar
c) Memperjelas materi pelajaran11
Menurut Abdul Majid secara spesifik metode ceramah bertujuan
untuk:
a) Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk
ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga pesertadidik dapat
belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah.
b) Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahanyang
terdapat dalam isi pelajaran

10
Sri Sutarsih, “Pengaruh Penerapan Metode Ceramah Bervariasi Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di SMK Al-Hidayah Lestari” (UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013), hlm. 2.
11
Afifatu Rohmawati, “Efektivitas Pembelajaran,” Jurnal Pendidikan Usia Dini 9, no. 1
(2015): hlm. 148.

6
c) Merangsang peserta didik untuk belajar mendiri dan menumbuhkan
rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar
d) Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara
gamblang.
e) Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya
menjelaskan prosedur - prosedur yang harus ditempuh peserta didik.
Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar - benar dapat
dipertanggung jawabkan12

Jadi, dikarenakan metode ceramah ini divariasikan atau


dikombinasikan dengan beberapa metode mengajar seperti tanya jawab,
diskusi, dll maka dapat disimpulkan tujuan dari metode ceramah bervariasi ini
adalah untuk menyampaikan materi secara menyeluruh tetapi dikombinasikan
dengan tanya jawab agar siswa tidak merasa jenuh dan pelaksanaannya tidak
hanya guru yang berperan aktif tetapi juga melibatkan aktivitas siswa.

3. Prinsip Metode Ceramah Bervariasi


a) Berorientasi pada Tujuan.
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama
dalam strategi pembelajaran Ceramah melalui metode ceramah, namun
tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran.
Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam
penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan
terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara
jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran
harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau
berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
12
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 203.

7
Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang
spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan
strategi pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran Ceramah
tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat
tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu,
atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan
kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru
tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi
Ceramah.13
b) Prinsip Komunikasi.
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses
komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari
seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang
(penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah
materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan
tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi
sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
Bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan
pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem
komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah
ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem
komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak
dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan
menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise)
yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat
gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa)
tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang

13
Suprihadi Saputro, Strategi Pembelajaran (Malang: Universitas Negeri Malang, 2014),
hlm. 89.

8
ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi
merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya,
bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat
menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses
komunikasi.14
c) Prinsip Kesiapan.
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita
berikan, terlebih dahulu, kita harus memosisikan mereka dalam
keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima
pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa
belum siap untuk menerimanya.
Dalam hal ini, ada beberapa cara dan strategi guru sehingga siswa
siap menerima pelajaran. Pertama kita ciptakan suasana belajar yang
nyaman sehingga siswa tidak merasa tertekan dan merasa diwajibkan
untuk menghadapi pelajaran; kedua, dalam memberikan apersepsi, guru
menyiapkan materi apersipsi yang menarik dan kontekstual sesuai dengan
keadaan lingkungan sekitar siswa; ketiga, guru meminta siswa untuk
terlebih dahulu mempersiapkan materi yang akan diajarkan dalam bentuk
tugas mandiri yang dapat dikerjakan siswa di rumah dengan mencari
informasi dari lingkungan sekitar.15

d) Prinsip Berkelanjutan.
Proses pembelajaran Ceramah harus dapat mendorong siswa
untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan
hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu

14
Ibid, hlm. 92.
15
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif , Dan
Kontekstual : Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/KTI) (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm. 59.

9
selanjutnya. Ceramah yang berhasil adalah manakala melalui proses
penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan
(disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
Keberhasilan penggunaan strategi Ceramah sangat tergantung pada
kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.16

4. Langkah Penerapan Metode Ceramah Bervariasi


a) Pendahuluan
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran. Dalam strategi ceramah, langkah persiapan
merupakan langkah yang sangat penting.17
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di
antaranya adalah:
1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3) Bukalah file dalam otak siswa.
b) Penjelasan/Penyajian Materi
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran
sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru
dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan
mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1)

16
Supardi, Sekolah Efektif, Konsep Dasar Dan Praktiknya (Jakarta: Rajawali Press, 2013),
hlm. 121.
17
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendeketan Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), hlm. 107.

10
penggunaan bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan
siswa, dan (4) menggunakan joke-joke yang menyegarkan.18
Pada tahap ini ada tiga langka yang harus dilakukan:
1) Langka Pembukaan
2) Langka Penyajian
3) Penggunaan Contoh/melakukan asosiasi perbandingan
Memaksimalkan pemahaman dan ingatan
c) Menyimpulkan
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah di pahami dan
dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran.19

5. Metode Ceramah Bervariasi di Materi Pendidikan Agama Islam


Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia anak didik, lebih cocok lagi jika diterapkan ke jenjang
tingkat Sekolah Dasar. Adapun materi PAI yang bisa diterapkan dengan
menggunakan metode pembelajaran ini adalah semua aspek mata pelajaran
PAI. Dengan demikian penulis mengambil dari salah satu aspek materi PAI
yaitu materi fiqh tentang halal dan haram.20

6. Evaluasi Metode Ceramah Bervariasi


Untuk mendapatkan umpan balik (feed back) dari peserta didik, guru
pendidikan agama Islam dapat menggunakan beberapa teknik antara lain
dengan jalan bertanya kepada peserta didik dan menunjuk beberapa dari
mereka secara acak (random) untuk menjawabnya; atau memberikan

18
Ibid, hlm. 111.
19
Ibid, hlm. 115.
20
Syahraini Tambak, “Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam,” Jurnal Tarbiyah 21, no. 2 (2014): hlm. 378.

11
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan dimintakan kepada
peserta didik lain untuk menjawabnya atau oleh guru pendidikan agama Islam
itu sendiri (bila dianggap perlu). Teknik lain ialah dapat berbentuk penugasan
kepada peserta didik dengan membuat laporan, observasi, membaca bahan
bacaan suplementasi dan sebagainya. 21
Pada siklus ini juga menjadi perhatian penting bagi guru pendidikan
agama Islam di samping mengevaluasi tingkat penguasaan materi peserta
didik juga adalah untuk mengevaluasi penggunaan metode yang
dipergunakan. Hal ini pulalah yang sering diabaikan oleh seorang guru untuk
memberikan umpan balik terhadap keberhasilan metode pembelajarannya.
Dengan mengadakan evaluasi terhadap penguasaan materi peserta didik dan
keberhasilan penggunaan metode maka guru pendidikan agama Islam akan
selalu melakukan perbahan dan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang
dilangsungkan. Dampaknya proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan
agama Islam akan selalu berpacu dengan kualitas. Kualitas proses
pembelajaran yang didasarkan pada keinginan untuk membangun peserta
didik yang berkualitas dengan cara yang bijak, akuntabel, dan ikhlas.

7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah Bervariasi


Terdapat kelebihan metode ceramah menurut Hisyam Zaini dalam
buku Strategi Pembelajaran Aktif yaitu:
a) Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan
b) Efisiensi dari sisi waktu dan biaya
c) Dapat menyampaikan materi yang banyak
d) Mendorong guru atau dosen menguasai materi
e) Lebih mudah mengontrol kelas
f) Peserta didik tidak perlu persiapan

21
Abin Syamsuddin Makmum, Psikologi Kependidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 240.

12
g) Peserta didik dapat langsung menerima ilmu pengetahuan

Adapun kelemahan dari metode ceramah bervariasi adalah:


a) Membosankan
b) Peserta didik cenderung tidak aktif
c) Informasi hanya satu arah
d) Feed back relative rendah
e) Menggurui dan melelahkan
f) Kurang melekat pada ingatan peserta didik
g) Kurang terkendali, baik waktu maupun materi
h) Monoton
i) Tidak mengembangkan kreatifitas peserta didik
j) Menjadikan peserta didik hanya sebagai objek didik.22

Sedangkan kelebihan metode ceramah menurut Syaiful Bahri


Djamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi Belajar Mengajar, adalah:

a) Guru mudah menguasai kelas.


b) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
c) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
d) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
e) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
Kelemahan dari metode ini adalah:
a) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
b) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada
ceramahnya, ini sukar sekali.
c) Menyebabkan siswa menjadi pasif.23

22
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: IAIN Sunan
Kalijaga, 2002), hlm. 193.
23
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Renika Cipta, 2010), hlm.
177.

13
C. Kesimpulan
Metode ceramah adalah suatu cara atau langkah-langkah yang digunakan
seorang gurudalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan penjelasan
lisansecara langsung terhadap siswa. Proses pembelajaran yang menggunakan metode
ceramah, perhatian terpusat pada guru sedangkan siswa hanya menerima secara pasif.
Metode ini hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi, untuk memberi
pengantar dan untuk menyampaikan materi yang berkenaan dengan pengertian atau
konsep-konsep.
Metode ceramah bervariasi yang dimaksud disini adalah gabungan/kombinasi
dari beberapa metode mengajar seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan
tugas. Dapat disimpulkan bahwa ceramah bervariasi adalah kombinasi/gabungan dari
beberapa metode mengajar yang dalam pelaksanaannya tidak hanya guru yang
berperan aktif tetapi lebih banyak melibatkan aktivitas siswa.

D. Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada makalah ini mengenai Metode
Group to Group Exchange, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Penulis banyak berharap para pembaca mau memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan juga pada
pembaca pada umumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairul. Hakikat Manusia Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Suka Press, 2014.
Djamarah. Strategi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta, 2010.
Ilahi, Muhammad Takir. Revitalitas Pendidikan Berbasis Moral. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.
Kustandi, Cecep. Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.
Makmum, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Muhibbin, Syah. Psikologi Pendidikan Suatu Pendeketan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995.
Nata, Abudin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
2009.
Roestiyah. Didaktik Metodik. Jakarta: Bumi Aksara, 1982.
Rohmawati, Afifatu. “Efektivitas Pembelajaran.” Jurnal Pendidikan Usia Dini 9, no.
1 (2015): 15–32.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2013.
Saputro, Suprihadi. Strategi Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang,
2014.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006.
Supardi. Sekolah Efektif, Konsep Dasar Dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Press,
2013.
Sutarsih, Sri. “Pengaruh Penerapan Metode Ceramah Bervariasi Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di SMK Al-Hidayah
Lestari.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Sutikno, Sobry. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Prospect, 2009.
Tambak, Syahraini. “Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam Pembelajaran

15
Pendidikan Agama Islam.” Jurnal Tarbiyah 21, no. 2 (2014): 375–401.
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif ,
Dan Kontekstual : Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum
2013 (Kurikulum Tematik Integratif/KTI). Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.
Zaini, Hisyam. Strategi Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: IAIN
Sunan Kalijaga, 2002.

16

Anda mungkin juga menyukai