Anda di halaman 1dari 13

METODE DISKUSI

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metode Pembelajaran PGMI
Dosen Pengampu : Dr. Nanang Hasan Susanto, M.Pd.

Disusun Oleh :
AHMAD IBROHIM
NIM : 50322002

KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
PASCASARJANA
UIN KH. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
2023

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi
keberhasilan kegiatan belajar mengajar menjadi penting bagi seorang pendidik
untuk memilih metode mana yang efektif. Pada dasarnya semua metode yang
digunakan dalam mengajar adalah baik, namun dalam pelaksanaannya sangat
bergantun pada guru. Metode yang kurang baik di tangan seorang guru dapat
menjadi metode yang baik sekali di tangan guru yang lain, dan metode yang
baik akan jelek di tangan guru yang tidak menguasai tehnik pelaksanaannya.
Jadi jelas bahwa guru sangat berperan dalam memilih dan menggunakan
metode mengajar yang baik.
Salah satu metode pengajaran yang digunakan adalah metode diskusi.
Metode diskusi merupakan metode yang membuat para siswa aktif karena
semua siswa memperoleh kesempatan berbicara atau berdialog satu sama lain
untuk bertukar pikiran dan informasi tentang suatu topik atau masalah, atau
mencari kemungkinan fakta dan pembuktian yang dapat digunakan bagi
pemecahan suatu masalah. Dengan menggunakan metode diskusi dalam
proses belajar mengajar matematika diharapkan agar siswa lebih aktif dalam
belajar, sehingga siswa lebih bergairah dan bersemangat dalam mempelajari
matematika serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan macam-macam metode diskusi?
2. Apakah tujuan dan keguanaan metode diskusi?
3. Bagaimana langkah-langkah metode diskusi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam metode diskusi?
2. Untuk mengetahui tujuan dan keguanaan metode diskusi?
3. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah metode diskusi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Diskusi


Metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah
teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada murid di dalam kelas. Baik secara individual atau
secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.Makin baik metode mengajar, makin
efektif pula pencapaian tujuan1. Menurut Sudjana bahwa metode mengajar
ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsungnya pengajaran2.
Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode
dalam bahasa arab, dikena dengan istilah thariqah yang berarti langkah-
langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan3.
Kata “diskusi” menurut Armai Arief berasal dari bahasa latin, yaitu
“discussus” yang berarti “to examine”. Secara umum pengertian diskusi
adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi
secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi (information
sharing), saling mempertahankan pendapat (self maintenance) dalam
memecahkan sebuah masalah tertentu (problem solving)4.
metode diskusi adalah interaksi antara siswa dan siswa atau siswa
dengan guru, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang
bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan bersama, dimana guru memberi kesempatan
kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan

1
Ahmadi, Abu. 2005. Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Jakarta: Terang
2
Sudjana, Nana. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar baru
3
Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta : Kalam Mulia, 2013) hlm. 191
4
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002),
hal.145

2
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan,
atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah5.
B. Macam-macam Metode Diskusi
Untuk dapat melaksanakan diskusi di kelas, seorang Guru harus
mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam
pelaksanaannya dapat menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan
digunakan. Ditinjau dari sudut formalitas dan jumlah peserta yang
mengikutinya, diskusi digolongkan menjadi:
1. Diskusi Formal
Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi
pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan
penulis serta pembicara yang diatur secara formal, contoh: siding
DPR6. Sedangkan menurut M. Syah, aturan yang dipakai dalam diskusi
ini ketat dan rapi. Jumlah peserta umumnya lebih banyak bahkan dapat
melibatkan seluruh siswa kelas. Ekspresi spontan dari peserta biasanya
dilarang sebab tiap peserta yang akan berbicara harus dengan izin
moderator untuk menjamin ketertiban diskusi.
2. Diskusi Informal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada diskusi-diskusi
lainnya, karena sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya bisa dalam
diskusi keluarga, dan dalam belajar mengajar dilaksanakan dalam
kelompok-kelompok belajar dimana satu sama lain bersifat “Face to
face relationship”.
3. Diskusi Panel
Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan
non aktif. Peserta aktif langsung melibatkan diri dalam diskusi,

5
Dayang Yuliana Suhandi, M. Yusuf Ibrahim,Dan Gusti Budjang, Efektivitas Penggunaan
Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di Sma Negeri 2 Sungai Ambawang,
https://Jurnal.Untan.ac.id/Index.Php/Jpdpb/Article/Download/3129/3139 Prodi Pendidikan
Sosiologi FKIP Untan Pontianak
6
Abu Ahmadi, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT. Bima Aksara, 1986), hlm.
114

3
sedangkan peserta non aktif hanya menjadi pendengar. Adakalanya
peserta non aktif ini terdiri dari beberapa kelompok yang memiliki
wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.
4. Diskusi dalam bentuk Symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja
diskusi symposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih
(umumnya lebih). Pemrasaran secara bergiliran menyampaikan uraian
pandangannya mengenai topik yang sama atau salah satu dari topik
yang sama tersebut. Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari
kebenaran tertentu.
5. Lecture Discussion
Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan,
kemudian didiskusikan. Disini biasanya hanya satu pandangan atau
satu persoalan saja.
6. Whole Group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal
apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.
7. Buzz Group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil,
terdiri dari 4-5 orang. tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka
dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah atau di
akhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran,
memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
8. Sundicate Group
Suatu kelompok (kelas) dibagi mejadi beberapa kelompok kecil
terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan
tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kepada
siswa, guru menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap
kelompok (sydicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek
tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi
lain.

4
9. Rain Storming Group
Dalam diskusi ini setiap kelompok harus menyumbangkan ide-ide
baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan
pendapatnya. Hasi belajar yang diharapkan agar anggota kelompok
belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya
pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya
yang dianggap benar.
10. Fish Bowl
Diskusi ini dipimpin oleh satu orang yang mengetahui sebuah
diskusi dan tujuan diskusi ini adalah untuk mengambil suatu
kesimpulan. Dalam diskusi ini tempat duduk diatur setengah lingkaran
dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap ke peserta diskusi.
Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-
olah melihat ikan yang berada dalam mangkok (fish bowl)7.
C. Tujuan dan manfaat Metode diskusi
Dalam proses belajar mengajar, metode diskusi mempunyai beberapa
tujuan antara lain :
1) Menanamkan dan mengembangkan keberanian untuk mengemukakan
pendapat sendiri.
2) Mencari kebenaran secara jujur melalui pertimbangan pendapat yang
mungkin saja berbeda antara satu dengan yang lain.
3) Belajar menemukan kesepakatan pendapat melalui musyawarah.
4) Memberikan kehidupan kelas yang lebih mendekati kegiatan hidup
yang sebenarnya.
Metode diskusi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa
kegunaan, antara lain :
1) Memberi kesempatan pada siswa untuk menyalurkan kemampuan
masing-masing, dapat mendorong anank untuk mengemukakan ide
baru.
7
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), hlm.
20-23

5
2) Dapat memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
3) Membantu siswa untuk dapat mengetrapkan pengalaman teoritis dan
pengalaman praktis dalam berbagai pengetahuan di sekolah.
4) Membantu siswa untuk dapat menilai kemampuan dirinya, teman-
temannya dan juga siswa dapat menghargai pendapat teman.
5) Mengembangkan inovasi anank untuk belajar lebih lanjut.
D. Langkah-langkah Metode Diskusi
Metode diskusi bisa berjalan dengan baik karena mempunyai
langkah-langkah yang sudah di siapkan, langkah-langkah metode diskusi
adalah sebagai berikut: Menurut Taniredja, dkk (2011:33) langkah-
langkah metode diskusi adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
1. Merumuskan tujuan intruksional, mengapa atau alasan diadakan
diskusi.
2. Menjelaskan pentingnya diadakan diskusi kelas.
3. Menjelaskan hasil yang akan dicapai dari diskusi kelas.
4. Menjelaskan tugas masing-masing kelompok, seperti:
1. Membuat makalah sesuai dengan tema perolehan undian;
2. Menyiapkan bahan penyajian berupa power point;
3. Mencari bahan/ materi untuk pengayaan/ melengkapi
makalah;
4. Memperbanyak makalah sesuai dengan kebutuhan;
5. Presentasi makalah sekitar 15 menit;
6. Menjawab pertanyaan-pertanyaan audien pada saat diskusi.
5. Merumuskan pokok pembicaraan dengan jelas dan ringkas:
1. Mengumpulkan fakta dan informasi mengenai pokok
bahasan;
2. Menyusun bahan diskusi dalam urutan yang logis dan
praktis.
6. Mempertimbangkan latar belakang konsep dan pengalaman yang
telah dimiliki siswa:

6
1. Apakah yang telah mereka ketahui, rasakan, pikirkan, alami
mengenai tema/permasalahan;
2. Memprediksikan apabila dimungkinkan adanya hambatan-
hambatan tertentu yang dapat terjadi pada saat diskusi,
masalah-masalah perbedaan pendapat yang tajam.
7. Menyiapkan kerangka diskusi secara terperinci:
1. Menentukan aspek-aspek yang perlu dijadikan pokok-
pokok pembicaraan;
2. Menetukan waktu yang diperlukan untuk membahas tiap
aspek (lamanya masing-masing kelompok
mempresentasikan makalah, lamanya diskusi, termasuk
peraturan jalannya diskusi/aturan main diskusi);
3. Menjelaskan tema/ materi diskusi secara singkat dan jelas
berdasarkan aspek-aspek pembicaraan yang telah
ditentukan;
4. Memperjelaskan secara singkat dan jelas rumusan
maslah/pokok masalah yang harus didiskusikan;
5. Membagi pokok pembicaraan dengan cara undian.
8. Menyiapkan fasilitas:
1. Memperbanyak bahan diskusi;
2. Menentukan lokasi diskusi;
3. Mendesain denah ruang diskusi;
4. Mempersiapkan referensi atau alat yang dibutuhkan
sewaktu diskusi berlangsung;
5. Menyiapkan sarana dan prasarana diskusi, audio visual
yang diperlukan
9. Pembagian kelompok:
1. Siswa memilih / atau membentuk kelompok sendiri;
2. Banyak kelompok di tentukan sesuai dengan jumlah siswa;
3. Pengundian materi / pokok bahasan.

7
10. Mendesain ruangan agar semua peserta diskusi maupun penyaji
dapat berhadap-hadapan, sehingga lebih komunikatif dan interaktif
b. Pelaksanaan
1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran,mengomunikasikan
pokok masalah yang akan di diskusikan, menerangkan prosedur
diskusi (presentasi, tanya jawab/ diskusi alokasi waktu,
menejelaskan aturan main).
2. Kelompok penyaji menyajikan makalah, atau bahan untuk di
diskusikan, paling lama 15 menit tiap kelompok.
3. Moderator (semetara guru) memberikan kesempatan bertanya
kepada audien per termin, tiap termin tiga penanya. Banyaknya
termin di sesuaikan waktu yang tersedia. Penanya harus
memperkenalkan diri, pertanyaan ditujukan kepada kelompok
penyaji yang mana, pertanyaan harus lugas dan jelas.
4. Pemberian kesempatan kepada kelompok penyaji untuk
menanggapi pertanyaan audien.
5. Pada saat pelaksanaan, terutama pada diskusi-diskusi kelas tahap
awal, tugas guru sebagai moderator adalah:
1) Mengendalikan anggota yang terlalu banyak bicara,
2) Mengusahakan anggota pemalu untuk berpartisipasi aktif,
3) Bijaksana menghadapi sumbagan pikiran yang tidak
relevan,
4) Mencegahkan perdebatan yang berorientasi pribadi,
5) Mengarahkan pembicaraan agar tidak menyimpang.
c. Penutup
1. Moderator menyimpulkan dan merefleksi hasil diskusi.
2. Evaluasi pelaksanaan diskusi, memberi kesempatan pada
kelompok lain untuk memberikan evaluasi pelaksanaan diskusi
demi kebaikan diskusi selanjutnya.
3. Guru memberi umpan balik dan penguatan

8
4. Guru mengingat pelaksanaan diskusi berikutnya kepada calon-
calon kelompok penyajian agar mempersiapkan diri lebih awal dan
lebih baik.
Keberhasilan metode diskusi banyak ditentukan oleh adanya tiga unsur
yaitu: pemahaman, kepercayaan diri sendiri dan rasa saling menghormati8.
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode diskusi
Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Suatu metode tentunya
memliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula metode diskusi ini juga
memilki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari metode diskusi adalah
sebagai berikut: Menurut Bahri & Zain (2006: 88) kelebihan metode
diskusi adalah sebagai berikut:
a. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide gagasan-prakarsa,
dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
b. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
c. Memperluas wawasan.
d. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam
memecahkan suatu masalah.
Dari beberapa kelebihan metode diskusi yang telah di paparkan diatas
metode diskusi juga mempunyai kekurangan, kekurangannya adalah
sebagai berikut:
a. Tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya
sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-
anggotanya.
b. Memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya.
c. Jalanya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang
menonjol.
d. Tidak semua topik dapat di jadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal
yang bersifat problematik saja yang dapat didiskusikan.

8
Muhaimin, dkk. Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), hlm. 83-84

9
e. Diskusi yang mendalam perlu waktu yang banyak. Siswa tidak boleh
merasa dikejar-kejar waktu. Perasaan dibatasi waktu menimbulkan
kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat.
f. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani
mengemukakan buah pikiran mereka, biasa sulit untuk membatasi
pokok masalahnya.
g. Sering terjadi dalam diskusi murid tidak berani megemukan
pendapatnya. h. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu banyak akan
mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan
pendapatnya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru
memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi
kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan
teman-temannya. Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat,
menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan
saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.
Dalam proses belajar mengajar, metode diskusi mempunyai beberapa
tujuan antara lain : Menanamkan dan mengembangkan keberanian untuk
mengemukakan pendapat sendiri, Mencari kebenaran secara jujur melalui
pertimbangan pendapat yang mungkin saja berbeda antara satu dengan yang
lain, Belajar menemukan kesepakatan pendapat melalui musyawarah,
Memberikan kehidupan kelas yang lebih mendekati kegiatan hidup yang
sebenarnya.
Metode diskusi dimaksudkan untuk merangsang pemikiran serta
berbagai jenis pandangan. Ada 3 langkah utama dalam metode diskusi:
Penyajian, Bimbingan, dan Pengikhtisaran, yaitu rekapitulasi pokok-pokok
pikiran penting dalam diskusi.
B. Saran
Setiap menerapkan metode apapun dalam kegiatan mengajar, peran
gurudan siswa saling mempengaruhi. Sebagian seorang guru dalammengajar
hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat menguasai metode
yangdigunakan nantinya pada saat mengajar. Berhasil tidaknya proses
mengajar akan sangat dipengaruhi olehkemapuan guru pada saat mengajar.
Setiap guru diharapakan mampumemberikan motivasi dalam pembelajaran
agar siswa tidak merasa jenuh dalammengikuti pelajaran di dalam kelas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, 1986, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT. Bima
Aksara,)
Ahmadi, Abu. 2005. Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Jakarta: Terang
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.
Intermasa, 2002)
Bahri, D. & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Hadari, Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
Hamdani. (2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Nasution.
2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Renika Cipta.
Hasibuan dan Moedjiono, 1986, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja
Rosdakarya,)
Muhaimin, dkk. 1996, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: CV. Citra Media,)
Ramayulis, 2013, Psikologi Agama (Jakarta : Kalam Mulia, )
Sudjana, Nana. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar baru
Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan -
kuantitatif,kualitatif dan R&D). Bandung:Alfabeta.
Taniredja, dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta
Tim Penyusun FKIP. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.
Yamin, Martinis. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta:
Referensi

12

Anda mungkin juga menyukai