Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pasti membutuhkan apa yang dinamakan pendidikan untuk

kelangsungan hidupnya, karena manusia adalah “Homo Educondus” atau makhluk

yang selalu membutuhkan pendidikan, karena hanya manusia makhluk Allah

SWT yang dikarunia akal dan pikiran diantara makhluk-makhluk Allah yang

lainnya. Dengan adanya akal itulah manusia bisa berkembang dari tidak tahu

menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa yaitu dengan melalui pendidikan, karena

pendidikan itu sangat penting bagi seluruh manusia. Suatu negara dapat dikatakan

maju apabila penduduknya memiliki pendidikan yang bagus dan berkualitas,

melihat begitu pentingnya pendidikan bagi umat manusia, banyak pandangan

manusia yang mewajibkan masyarakat untuk menjaga keberlangsungan

pendidikan.

Dilihat dari perkembangan zaman seperti sekarang ini pendidikan dituntut

untuk bisa mengembangkan atau meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Sedangkan pendidikan memegang peranan penting. Sumber daya manusia yang

sesuai dengan kebutuhan pembangunan bangsa hanya akan lahir dari system

pendidikan yang berdasarkan filosofis bangsa itu sendiri. System pendidikan yang

mengadopsi dari luar tidak akan mampu memecahkan problem yang dihadapi

bangsa itu sendiri. Oleh karena itu, upaya untuk melahirkan suatu system

1
pendidikan nasioal yang berwajah Indonesia dan berdasarkan pancasila harus

terus dilaksanakan, dan semangat untuk itu harus terus menerus diperbaharui.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di sekolah menengah

tingkat pertama terutama di SMP Negeri I Batu ini sangat mempunyai nilai yang

sangat tinggi, karena sebagian besar kehidupan dari siswa berada dalam

masyarakat. Maka siswapun dituntut untuk bisa mempelajari ilmu agama karena

agama menyangkut dalam kehidupan sehari-hari baik individu maupun kelompok.

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam banyak

hal yang perlu dipertimbangkan diantaranya adalah dalam hal penyampaian materi

dari seorang guru terhadap siswa melalui metode tertentu. Sedangkan metode

yang digunakan di sekolah dirasakan masih kurang menciptakan suasana yang

kondusif, hal ini menyebabkan siswa secara mentalitas menganggap bahwa

Pendidikan Agama Islam sebagai pelajaran yang sukar dipahami sehingga siswa

kurang bergairah dalam belajar.

Untuk itu perlu diterapkan suatu metode yang tepat dalam pembelajaran.

Diantara metode yang dapat digunakan oleh seseorang guru adalah seperti metode

Diskusi, Tanya Jawab, Resitasi dan sebagainya. Dan pada pembahasan ini peneliti

akan menitik beratkan pada metode Diskusi dan Tanya Jawab sebagai salah satu

elemen alternatif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam rangka

meningkatkan Motivasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

2
B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat mengambil

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan Penerapan Metode Diskusi dan Tanya Jawab dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa Mata Pelajaran PAI kelas VIII-A

SMP Negeri I Batu?

2. Bagaimana Metode Diskusi dan Tanya Jawab diterapkan sehingga dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa Mata Pelajaran PAI kelas VIII-A

SMP Negeri I Batu ?

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan pada Rumusan Masalah diatas,penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui Apakah dengan Penerapan

Metode Diskusi dan Tanya Jawab dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa Mata Pelajaran PAI kelas VIII-A SMP Negeri I Batu?

2. Untuk mengetahui Bagaimana Metode Diskusi

dan Tanya Jawab diterapkan sehingga dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa Mata Pelajaran PAI kelas VIII-A SMP Negeri I Batu ?

D. Hipotesis.

Dari uraian diatas, maka Penulis mempunyai dugaan yang nantinya perlu

dibuktikan, yaitu : Dengan Penerapan Metode Diskusi dan Tanya Jawab dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa, Mata Pelajaran PAI kelas VIII-A SMP

Negeri I Batu.

3
E. Manfaat Penelitian.

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam

Penerapan Metode Diskusi dan Tanya Jawab dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa Mata Pelajaran PAI kelas VIII-A SMP Negeri I Batu pada khususnya

(Tempat dimana dilaksanakan proses pembelajaran dan penelitian ini) dan Siswa

Siswi SMP Negeri I Batu pada umumnya.

Adapun secara detail kegunaan dan manfaat dari penelitian ini adalah

untuk :

1. Bagi Lembaga, untuk dijadikan bahan pertimbangan dan tambahan

informasi dalam menentukan langkah-langkah penggunaan metode

pembelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya dan Mata Pelajaran yang

lain pada umumnya.

2. Bagi Guru, sebagai bahan pertimbangan Guru untuk memilih metode yang

tepat bagi siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Bagi Penulis, supaya dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

masukan yang nantinya dapat digunakan setelah menjadi tenaga pendidik

yang sesungguhnya.

4. Bagi Siswa, untuk mempermudah siswa dalam menerima pelajaran.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode.

Dalam pengertian letterlisk, kata metode berasal dari bahasa Greek yang

terdiri dari “ Meta “ yang berarti jalan yang dilalui (Arifin : 1991 : 97). Pada

dasarnya istilah metode telah tercakup dalam pengertian metodologi menurut

Team Didoktik Kurikulum IKIP Jakarta (1986: 39). Pernyataannya sebagai

berikut: Metodologi adalah sebagai kumpulan dari metode didalam pengajaran.

Sedangkan metode dalam pengertian istilah telah banyak dikemukakan

oleh pakar dalam dunia pendidikan sebagaimana berikut ini:

1. Prof. Dr. Hasan Langgunung, mengatakan bahwa “ Metode adalah suatu cara

atau jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan” (Hasan Langgulung

1986: 39).

2. Direktoran Pembina PTAI “ Metode adalah suatu cara siasat penyampaian

bahan pengajaran tertentu dari suatu mata pelajaran agar siswa dapat

mengetahui, memahami, mempergunakan dan dengan kata lain menguasai

bahan pelajaran tersebut” (Direktorat Pembina PTAI 1985: 1).

Menurut W. J. Spoer Wodarminto Metode adalah cara yang telah diatur

atau teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai suatu tujuan atau maksud.

Demikian juga menurut buku “Methodik Khusus Pendidikan Agama” diterangkan

bahwa metode adalah pelaksanaan cara mengajar atau guru menyampaikan bahan

pelajaran kepada murid.

5
Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode

merupakan suatu cara atau alat untuk mencapai tujuan, selain itu metode adalah

suatu bagian dari komponen proses pendidikan. Oleh karenanya guru harus

berusaha semaksimal mungkin didalam menerapkan suatu metode yang nantinya

diharapkan dapat mencapai tujuan didalam pengajaran.

B. Metode Diskusi.

1. Pengertian Metode Diskusi

Yang dimaksud dengan metode diskusi adalah suatu kegiatan kelompok

dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Dan diskusi tidak

sama dengan berdebat, diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang

menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan

yang dapat diterima oleh anggota dalam kelompoknya (Abu Ahmadi, 1986: 114).

Sedangkan menurut Muhibbin. 1999, metode diskusi adalah metode

mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memcahkan masalah

(Problem Solving), metode ini lazim disebut sebagai diskusi kelompok (group

discussion) dan resitasi bersama (socialitized recitation). Dan metode diskusi

sendiri dimaksudkan untuk merangsang pemikiran serta berbagai jenis pandangan

(Muhaimin, dkk, 1996: 83).

2. Jenis-jenis Diskusi

Untuk dapat malaksanakan diskusi di kelas, seorang Guru harus

mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam

pelaksanaannya nanti dapat menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan.

6
Ditinjau dari sudut formalitas dan jumlah peserta yang mengikutinya, diskusi

digolongkan menjadi:

a. Diskusi Formal

Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi

pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis

serta pembicara yang diatur secara formal, contoh: sidang DPR 9 (Abu

Ahmadi, 1986: 114). Sedang menurut Muhibbin Syah, aturan yang dipakai

dalam diskusi ini biasanya ketat dan rapi. Jumlah peserta siswa yang

menjadi peserta pun umumnya lebih banyak bahkan dapat melibatkan

seluruh siswa kelas. Ekspresi spontan dari peserta biasanya dilarang sebab

tiap peserta yang akan berbicara harus seizin moderator untuk menjamin

ketertiban lalu lintas diskusi.

b. Diskusi Informal

Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada yang dipakai dalam

diskusi-diskusi lainnya, karena sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya

bias dalam diskusi keluarga, dan dalam belajar mengajar dilaksanakan

dalam kelompok-kelompok belajar dimana satu sama lain bersifat “Face to

face relationship”.

c. Diskusi Panel

Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan non

aktif. Peserta aktif langsung melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan

peserta non aktif hanya menjadi pendengar. Adakalanya peserta non aktif

7
ini terdiri dari beberapa kelompok yang memiliki wakil-wakil yang ditugasi

berbicara atas nama kelompoknya.

d. Diskusi dalam bentuk Symposium

Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja diskusi

symposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih (umumnya

lebih). Pemrasaran secara bergiliran menyampaikan uraian pandangannya

mengenai topic yang sama atau salah satu dari topic yang sama tersebut.

Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.

e. Lecture Discussion

Diskusi ini dilaksanakan denga membeberkan suatu persolan, kemudian

didiskusikan. Disini biasanyan hanya satu pandanan atau satu persoalan

saja.

Sedangkan bila distinjau dari segi pola pemusatan orang yang berperan

dalam diskusi di sekolah, metode ini terbagi dua yaitu :

1. Pola diskusi Teacher Centrallity (terpusat pada guru)

2. Pola diskusi student cenrtrality (terpusat pada siswa).

Masing-masing mempunyai ciri khas sendiri, terapi tidak mengurangi

kontribusi aktif para siswa peserta.

1. Pola Teacher Centrallity (terpusat pada guru)

Peranan guru disini adalah :

- Indikator : Peserta yang menampilkan agenda masalah yang akan

dijadikan topik diskusi.

8
- Direktur : Peserta yang mengarahkan pembicaraan pada agenda

masalah yang akan dibicarakan.

- Moderator : peserta yang diberi wewenang yang mengatur laju

pembicaraan para partisipan (siswa peserta)

- Evaluator: penilai partisipasi dan kemajuan para partisipan baik

sebagai individu dan kelompok.

2. Pola Student Centrallity (terpusat pada siswa)

Peran siswa partisipan adalah sebagai berikut :

- Sebagai moderator : yang layak memimpin diskusi

- Kontributor : pemberi kontribusi pertanyaan, sanggahan, saran dan

sebagainya.

- Encourager : pemberi dorongan dan kesempatan kepada sesama

partisipan untuk turut aktif memberi kontribusi

- Evaluator : penilai jalannya pembahasan dan keputusan /

kesimpulan / jawaban yang disodorkan oleh guru sebagai

moderator.

3. Aplikasi Metode Diskusi

Pada dasarnya metode diskusi diaplikasikan dalam Proses Belajar

Mengajar untuk :

a. Mendorong siswa berpikir kritis.

b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas

c. Mendorong siswa mengembangkan pikirannya untuk memecahkan

masalah bersama.

9
d. Mengambil satu alternatif jawaban/beberapa alternatif jawaban untjuk

memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama

e. Membiasakan peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipu

berbeda dengan pendapatnya sendiri

f. Membiasakan bersikap toleran

Dari apa yang telah diuraikan, sesungguhnya aplikasi metode diskusi

mempunyai sisi positif dan sisi negatif.

- Sisi positif

1. Suasana belajar mengajar di kelas akan berkembang. Hal itu dapat

di ketahui karena konsentrasi siswa akan terfokus kepada masalah

yang sudah didiskusikan. Sehingga partisipasi siswa dalam metode

ini sangat dituntut pertanyaannya.

2. Memberikan pelajaran bersikap toleran, demokrat, kritis dan

berfikir sistematis kepada siswa.

3. Kesimpulan-kesimpulan dari masalah yang sedang didiskusikan

dapat secara mudah diingat siswa. Hal itu disebabkan karena siswa

mengikuti alur berfikir diskusi.

4. Memberikan pengalaman kepada siswa tentang etika

bermusyawarah.

- Sisi Negatif

1. Jalannya diskusi akan lebih sering didominasi oleh siswa yang

pandai. Sehingga mengurangi peluang siswa yang lain untuk

berpartisipasi

10
2. Jalannya diskusi sering dipengaruhi oleh pembicaraan yang

menyimpang dari topik pembahasan masalah, sehingga

pembahasan melebar kemana-mana.

3. Diskusi biasanya lebih banyak memboroskan waktu, sehingga

tidak sejalan dengan prinsip efisiensi (Barlow, 1985; Darajat,

1985).

Mengingat adanya kelemahan-kelemahan di atas, maka Guru yang

berkehendak menggunakan metode diskusi sebaiknya mempersiapkan

segala sesuatunya dengan rapi dan sistematis terlebi dahulu. Dan

dalam hal ini, peran seorang Guru sebagai encourager yang memberi

encouragement (dorongan semangat dan membesarkan hati) sangat

diperlukan, terutama oleh peserta yang tergolong kurang pintar atau

pendiam.

C. Metode tanya jawab.

Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh

guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini

dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu agar para murid

memusatkan lagi perhatiannya tentang sejumlah kemajuan yang telah dicapai

sehingga dapat melanjutkan pada pelajaran berikutnya dan untuk merangsang

perhatian murid. Metode ini dapat digunakan sebagai spersepsi, selingan, dan

evaluasi. (Drs. Imansjah Ali Pandie; 1984, 79).

11
Penggunaan metode tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang

cukup wajar dan tepat, apabila penggunaannya dipergunakan untuk:

1. Merangsang agar perhatian anak terarah pada suatu bahan pelajaran

yang sedang dibicarakan.

2. Mengarahkan proses berfikir dan pengamatan anak didik.

3. Meninjau atau melihat penguasaan anak didik terhadap materi/bahan

yang telah diajarkan sebagai bahan pertimbangan untuk melanjutkan

materi berikutnya

4. Melaksanakan ulangan, evaluasi dan memberikan selingan dalam

ceramah (Zuhairini, 1993)

Kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab

Sebagai salah satu metode interaksi edukatif, metode tanya jawab

mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya. Di

samping terdapat kelemahan-kelemahannya. Menurut Imansyah Ali Pandie

kelebihan metode tanya jawab terletak pada:

1. Suasana kelas lebih hidup karena murid-murid berpikir aktif.

2. Sangat positif untuk melatih anak untuk berani mengemukakan

pendapat secara lisan dan teratur.

3. Murid yang biasanya malas memperhatikan menjadi lebih hati-hati

dan sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.

4. Walaupun pelajaran berjalan agak lambat tetapi guru dapat

melakukan kontrol terhadap pemahaman murid.

12
Sedangkan kelemahan terdapat apabila:

1. Terjadi perbedaan pendapat/jawaban maka akan terjadi perdebatan

sengit sehingga mamakan waktu banyak untuk menyelesaikan,

terkadang murid mengalahkan pendapat guru.

2. Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan.

3. Memakan waktu yang lama untuk merangkum bahan pelajaran.

D. Motivasi Belajar

1. Pengertian motivasi belajar dan macam-macam motivasi

Kata “Motif’ diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. “motif” dapat dikatakan sebagai daya penggerak

dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

demi mencapai seuatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi

intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” maka motivasi dapat

diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi

aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

dirasa sangat mendesak.

Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak, sehingga ia mau

melakukan belajar. Motivasi dapat tumbuh dari dalam diri individu.

(instrinsik) dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya (eksternal)

a. Motivasi Instrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri

tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.

13
Dalam belajar terkandung tujuan menambah pengetahuan. “intrinsic

motivations are inherent in the learning situation and meet pupil need and

purposes”.

a. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri

individu. Apakah karena adanya ajakan, suruhan, paksaan dari orang lain

sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu

atau belajar.

Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya

berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan

motivasi ekstrinsik dalam rangka menumbuhkan motivasi intrinsik.

1. Kompetisi (persaingan, guru berusha

menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan

prestasi belajar)

2. Pace making, pada awal KBM guru hendaknya

menyampaikan trik pada siswa.

3. Tujuan yang jelas untuk mencapai pembelajaran

4. Mengadakan penilaian/tes, pada umumnya

siswa mau belajar dengan tujuan mendapat nilai yang baik (Muh

Uzer Usman: 1989, 24-25)

2. Teori motivasi.

14
Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki,

yakni motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas

yakni:

1) Kebutuhan fisiologis

2) Kebutuhan akan keamanan

3) Kebutuhan akan cinta kasih

4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri

Tingkat yang di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi

tingkat motivasi yang di bawahnya.

3. Bentuk-bentuk motivasi.

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik

maupun ekstrinsik sangat diperlukan.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah:

1) Memberikan angka/nilai

2) Hadiah

3) Saingan/kompetisi

4) Ego-involment

5) Memberi ulangan

6) Mengetahui hasil

7) Memberi pujian

8) Memberi hukuman

9) Hasrat untuk belajar

15
10) Minat

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian.

Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri I Batu yang terletak di Jln.

K.H. Agus Salim No. 55 Kota Batu di bawah naungan Departemen Pendidikan

Nasional.

Penelitian ini akan difokuskan pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri I Batu

yang berjumlah dari 38 siswa. Penelitian dilakukan pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang waktu pembelajarannya selama 2 Jam pelajaran

dalam 1 Minggu.

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 kali pertemuan dengan menerapkan

metode yang telah direncanakan.

B. Rencana Tindakan.

1. Perencanaan Tindakan.

16
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dipakai model siklus yang

dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan, sehingga diharapkan semakin

lama akan semakin menunjang hasil yang ingin dicapai.

Langkah-langkah kegiatan yang harus dipersiapkan dalam Penelitian

Tindakan Kelas ini adalah :

a. Observasi

b. Konsultasi dengan Guru Pamong.

c. Identifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar.

d. Merumuskan Metode atau Strategi yang sesuai dengan Pembelajaran.

e. Melakukan pemilihan metode atau strategi yang sesuai.

f. Melaksanakan Tindakan Kelas.

Penelitian dilaksanakan selama 5 kali pertemuan pada satu kelas, yaitu

Kelas VIII-A SMP Negeri I Batu yang dimulai pada Hari Jum’at tanggal 05

Agustus 2005 sampai Hari Jum’at 09 September 2005.

2. Implementasi Tindakan.

Adapun kegiatan atau Tindakan yang dilaksanakan di kelas selama

pertemuan sebagai berikut :

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok.

c. Menyampaikan materi secara garis besar.

d. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Metode Diskusi dan

Tanya Jawab.

3. Observasi dan Interpretasi.

17
Dalam kegiatan pembelajaran, Peneliti melakukan pengamatan dengan

pengambilan data hasil belajar dan kinerja siswa. Hal tersebut antara lain :

a. Kegiatan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.

b. Kreativitas siswa baik individu maupun kelompok.

4. Analisis dan Refleksi.

Data yang diperoleh dari tindakan kelas yang telah dilaksanakan akan di

Analisis untuk memastikan bahwa dengan menggunakan metode Diskusi dan

Tanya Jawab dapat meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Siswi kelas VIII SMP

Negeri I Batu terhadap Mata Pelajaran PAI.

Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknik-teknik yang

sesuai dengan dengan tujuan yang akan dicapai, yakni memberikan kesempatan

kepada masing-masing Siswa untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru

dalam upaya meningkatkan motivasi belajar Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri I

Batu terhadap Mata Pelajaran PAI.

C. Siklus Penelitian.

Siklus Penelitian Tindakan Kelas ini dipersiapkan untuk 5 kali pertemuan

yang semuanya dibentuk dalam skenario pembelajaran untuk tiga pokok bahasan.

Tindakan kelas ini dimulai pada Hari Jum’at tanggal 30 Juli 2005 sampai Hari

Jum’at tanggal 09 September 2005.

D. Pembuatan Instrumen.

18
Pada penelitian ini Peneliti menjadi instrument kunci, dimana peneliti

menjadi pengumpul data pada Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti juga menjadi

perencana dan pelaksana tindakan kelas yang nantinya akan terlibat langsung

dengan siswa dalam proses penelitian.

Instrumen pendukung lain yang dapat digunakan untuk memperoleh data

ialah Lembar Observasi dan Skala Penilaian terhadap siswa didalam performance

dan keaktifan siswa dalam diskusi dan Tanya jawab.

E. Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan Peneliti dalam Penelitian

Tindakan Kelas adalah :

1. Obeservasi

Observasi / pengamatan ini dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti

mengajar di kelas, dengan menggunakan Metode Diskusi dan Tanya Jawab.

Sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat

menentukan Metode Diskusi dan Tanya Jawab yang lebih baik pada

pertemuan berikutnya

2. Skala Penilaian

Penilaian disini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

diterapkannya Metode Diskusi dan Tanya Jawab.

F. Indikator Kinerja.

19
Penelitian yang dilaksanakan 5 kali pertemuan sudah cukup digunakan

untuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengambil topik tentang

“Penerapan metode Diskusi dan Tanya Jawab dalam meningkatkan Motivasi

belajar siswa Kelas VIII-A SMP I Batu” maksudnya adalah dengan menggunakan

Metode Diskusi dan Tanya Jawab dalam proses belajar mengajar siswa akan lebih

giat belajar baik belajar di sekolah ataupun belajar di rumah. Serta bersemangat

dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru atau sebaliknya, siswa

akan malas dan tidak bersemangat. Di sini indikator yang ditentukan selama

penelitian menerapkan Metode Diskusi dan tanya Jawab ini adalah bahwa

sebagian besar siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh karena mereka

ingin menjawab pertanyaan yang akan peneliti ajukan. Setelah penjelasan materi

selesai dan mereka juga belajar di rumah itu terlihat ketika peneliti memberikan

pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

20
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 5 kali pertemuan yang disajikan dalam

bentuk siklus. Hasil dari penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut :

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas VIII-A SMP Negeri I

Batu terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Maka pada siklus

yang pertama ini mencoba menerapkan metode Diskusi dan Tanya Jawab.

b. Pelaksanaan

Pada siklus yang pertama ini dilaksanakan pada pertemuan pertama dan

kedua tepatnya pada hari Jum’at tanggal 05 dan 12 Agustus 2005. Apa yang

21
diagendakan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan, yaitu Penerapan

metode Diskusi dan Tanya Jawab dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

Kelas VIII-A SMP Negeri I Batu. Adapun perincian dari pelaksanaan tindakan

tersebut adalah sebagai berikut :

Pertemuan Pertama (Sabtu 05 Agustus 2005)

Pendahuluan

- Guru Memberi Salam

- Guru Menginstruksikan / Menyuruh Siswa Berdo'a

- Guru Mengabsen Siswa

- Guru Memberikan Apersepsi

Inti

- Guru Menguji Siswa dalam kelancaran membaca Al-

Qur'an, untuk menentukan Siswa yang akan ditunjuk menjadi Tutor

Sebaya dan sekaligus untuk dibuat kelompok.

- Siswa dianjurkan untuk membaca Surah At-Tin untuk

persiapan diskusi minggu yang akan datang.

Penutup

- Guru Mengoreksi secara umum hal-hal yang berkaitan

dengan kegiatan pada hari itu.

- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengungkapkan kesulitan dan menanyakan hal-hal yang tidak

dimengerti berkenaan dengan kegiatan pada hari itu.

22
- Guru memberikan pengarahan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan tugas-tugas yang akan diberikan untuk minggu

depan.

Pertemuan Kedua (Sabtu 12 Agustus 2005 )

Pendahuluan

- Guru Memberi Salam

- Guru Menginstruksikan / Menyuruh Siswa Berdo'a

- Guru Mengabsen Siswa

- Guru Memberikan Apersepsi

Inti

- Guru Menyuruh Siswa berkumpul pada kelompoknya

masing-masing.

- Guru menyuruh Siswa membaca Al-Qur'an selama 10

menit dan dibimbing oleh Tutor masing-masing kelompok.

- Guru menyuruh tiap kelompok untuk mendiskusikan

tentang Surah At-Tin (meliputi Tajwid dan kandungan ayat).

- Guru menyuruh tiap-tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

- Guru menyampaikan materi secara Garis besarnya saja.

- Guru mengadakan seassion Tanya Jawab.

Penutup

23
- Guru Mengoreksi secara umum hal-hal yang berkaitan

dengan kegiatan pada hari itu.

- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengungkapkan kesulitan dan menanyakan hal-hal yang tidak

dimengerti berkenaan dengan kegiatan pada hari itu.

- Guru memberikan pengarahan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan Ulangan yang akan diberikan untuk minggu depan.

c. Pengamatan

Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya mencoba menggunakan /

menerapka metode Diskusi dan Tanya Jawab untuk meningkatkan motivasi

belajar Siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Batu, dan setelah diterapakan metode

seperti itu hasilnya bisa dikatakan berhasil, hal ini bisa dilihat dari hasil yang

diperoleh siswa waktu ulangan dan tugas. Adapun perinciannya adalah sebagai

berikut.

DAFTAR NILAI KELAS VIII-A SMPN I BATU

KOMPETENSI DASAR I

NO NAMA KEAKTIFAN UH LKS


01 Adynnoor Rieza 90 93 90
02 Bagus Adi Kurniawan 90 98 70
03 Cynthia Arientha Anggi F. 90 79 90
04 Dani Dwi Cahyono 90 93 90
05 Rahma Fatihah 90 79 100
06 Amalia Beladinna Arifa 80 96 -

24
07 Amanda Khoirunnisa 90 80 90
08 Anantha Hardiyas Falevi 90 95 80
09 Apprilian Kurniawan 90 90 80
10 Arum Candra Pinangsih 90 76 80
11 Rizky Amalia Widiani 90 76 80
12 Bangkit Sholehudin 90 95 70
13 Kemala Indradini 90 79 80
14 Lucky Wijaya 90 90 70
15 Susilo Candra Wati 90 78 80
16 Yuyun Sofi Karlina 90 88 90
17 Bahaduri Goncang M. 90 95 90
18 Nikmatus Sa’diah 90 76 90
19 Rizky Novitasari 90 99 100
20 Vini Ekasari 90 97 100
21 Wisnu Pambudi 90 86 100
22 Afrida Amellya 90 96 100
23 Agung Bagus Kusumo 90 94 90
24 Andri Nugroho Tan Mario 90 93 20
25 Ines Puspita Rani 90 99 100
26 Okky Ariska Amelia 90 100 100
27 Yoga Adtya Agassi V. 90 84 100
28 Alimia Arif Meutia 90 82 90
29 Andhika Adi Santoso 90 95 -
30 Cita Anggraeni 90 89 100
31 Faurora Ayu Prima SD. 90 84 90
32 Hindy Alfri Ajis Prasetya 90 96 90
33 Alda Khairunnisa 90 87 90
34 Arif Bagus Wilyanto 90 78 -
35 Avinta Putri Agistasari 90 85 90
36 Dini Wijayati 90 97 90
37 Febriaristika Dwi Setiasari 90 80 100
38 Hilfandani Helmiansyah 90 90 100

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan Peneliti ternyata penerapan metode Diskusi dan

Tanya Jawab ini bisa dikatakan mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar

siswa.

25
2. Siklus Kedua

a. Perencanaan

Setelah melihat hasil dari observasi pada siklus yang pertama, Peneliti

pada siklus yang kedua ini masih tetap akan menggunakan metode Diskusi dan

Tanya Jawab, hal ini dikarena peneliti merasa apa yang coba dilakukan ada

hasilnya.

b. Pelaksanaan

Siklus yang kedua ini dilaksanakan pada pertemuan dan ketiga dan

keempat, dan akan Peneliti uraikan sebagai berikut:

Pertemuan Ketiga (Jum’at Tanggal 19 Agustus 2005):

Pendahuluan

- Guru Memberi Salam

- Guru Menginstruksikan / Menyuruh Siswa Berdo'a

- Guru Mengabsen Siswa

- Guru Memberikan Apersepsi

Inti

- Guru Menyampaikan materi secara garis besarnya saja.

- Guru menyuruh Siswa berdiskusi tentang materi

Qalqalah, Lam dan Ra' sesuai dengan kelompok yang sudah

ditentukan.

- Guru mengadakan seassion Tanya Jawab.

Penutup

26
- Guru Mengoreksi secara umum hal-hal yang berkaitan

dengan kegiatan pada hari itu.

- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengungkapkan kesulitan dan menanyakan hal-hal yang tidak

dimengerti berkenaan dengan kegiatan pada hari itu.

- Guru memberikan pengarahan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan tugas-tugas yang akan diberikan untuk minggu

depan.

Pertemuan Keempat (Jum’at Tanggal 26 Agustus 2005):

Pendahuluan

- Guru Memberi Salam

- Guru Menginstruksikan / Menyuruh Siswa Berdo'a

- Guru Mengabsen Siswa

- Guru Memberikan Apersepsi

Inti

- Guru Menyuruh siswa membaca Al-Qur'an dan di

dampingi Tutor masing-masing kelompok.

- Guru menyampaikan materi

- Guru mengadakan seassion Tanya Jawab.

27
Penutup

- Guru Mengoreksi secara umum hal-hal yang berkaitan

dengan kegiatan pada hari itu.

- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengungkapkan kesulitan dan menanyakan hal-hal yang tidak

dimengerti berkenaan dengan kegiatan pada hari itu.

- Guru memberikan pengarahan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan Ulangan yang akan diberikan untuk minggu depan.

c. Pengamatan

Pada siklus yang kedua ini peneliti tetap memekai metode Diskusi dan

Tanya Jawab, hal ini dikarenakan dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan

ternyata metode Diskusi dan Tanya Jawab bisa dikatakan berhasil dalam

meningkatkan motivasi belajar Siswa kelas VIII-A SMP Negeri I Batu terhadap

mata pelajaran PAI, sehingga hal ini juga berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa. Hal ini bisa kita lihat hasil yang diperoleh oleh siswa.

DAFTAR NILAI KELAS VIII-A SMPN I BATU

KOMPETENSI DASAR II

NO NAMA KEAKTIFAN UH LKS


01 Adynnoor Rieza 90 90 70
02 Bagus Adi Kurniawan 80 90 -

28
03 Cynthia Arientha Anggi F. 90 75 65
04 Dani Dwi Cahyono 90 100 80
05 Rahma Fatihah 90 78 90
06 Amalia Beladinna Arifa 70 90 -
07 Amanda Khoirunnisa 90 100 -
08 Anantha Hardiyas Falevi 90 85 60
09 Apprilian Kurniawan 90 90 60
10 Arum Candra Pinangsih 90 90 75
11 Rizky Amalia Widiani 90 80 80
12 Bangkit Sholehudin 90 90 70
13 Kemala Indradini 90 78 60
14 Lucky Wijaya 90 90 -
15 Susilo Candra Wati 90 90 70
16 Yuyun Sofi Karlina 90 95 85
17 Bahaduri Goncang M. 90 100 60
18 Nikmatus Sa’diah 90 78 95
19 Rizky Novitasari 90 95 70
20 Vini Ekasari 90 87 80
21 Wisnu Pambudi 90 80 75
22 Afrida Amellya 90 90 75
23 Agung Bagus Kusumo 90 100 90
24 Andri Nugroho Tan Mario 90 85 -
25 Ines Puspita Rani 90 100 85
26 Okky Ariska Amelia 90 95 75
27 Yoga Adtya Agassi V. 90 100 70
28 Alimia Arif Meutia 90 90 -
29 Andhika Adi Santoso 90 100 -
30 Cita Anggraeni 90 80 80
31 Faurora Ayu Prima SD. 90 95 60
32 Hindy Alfri Ajis Prasetya 90 80 -
33 Alda Khairunnisa 90 78 75
34 Arif Bagus Wilyanto 90 90 -
35 Avinta Putri Agistasari 90 100 60
36 Dini Wijayati 90 100 85
37 Febriaristika Dwi Setiasari 90 75 80
38 Hilfandani Helmiansyah 90 90 100

DAFTAR NILAI KELAS VIII-A SMPN I BATU

29
ULANGAN BLOK I

NO NAMA NILAI
01 Adynnoor Rieza 78
02 Bagus Adi Kurniawan 84
03 Cynthia Arientha Anggi F. 76
04 Dani Dwi Cahyono 82
05 Rahma Fatihah 90
06 Amalia Beladinna Arifa 77
07 Amanda Khoirunnisa 90
08 Anantha Hardiyas Falevi 82
09 Apprilian Kurniawan 83
10 Arum Candra Pinangsih 90
11 Rizky Amalia Widiani 93
12 Bangkit Sholehudin 82
13 Kemala Indradini 82
14 Lucky Wijaya 78
15 Susilo Candra Wati 78
16 Yuyun Sofi Karlina 78
17 Bahaduri Goncang M. 90
18 Nikmatus Sa’diah 93
19 Rizky Novitasari 90
20 Vini Ekasari 92
21 Wisnu Pambudi 82
22 Afrida Amellya 95
23 Agung Bagus Kusumo 80
24 Andri Nugroho Tan Mario 80
25 Ines Puspita Rani 83
26 Okky Ariska Amelia 95
27 Yoga Adtya Agassi V. 82
28 Alimia Arif Meutia 88
29 Andhika Adi Santoso 81
30 Cita Anggraeni 79
31 Faurora Ayu Prima SD. 75
32 Hindy Alfri Ajis Prasetya 81
33 Alda Khairunnisa 77
34 Arif Bagus Wilyanto 82
35 Avinta Putri Agistasari 75
36 Dini Wijayati 84
37 Febriaristika Dwi Setiasari 83
38 Hilfandani Helmiansyah 84

30
d. Refleksi

Dari hasil pengamatan peneliti ternyata dengan adanya penerapan metode

Diskusi dan Tanya Jawab sedikit demi sedikit bisa dikatakan bisa meningkatkan

motivasi belajar siswa yang juga nantinya akan berdampak terhadap prestasi

belajar siswa.

3. Siklus Ketiga

a. Perencanaan

Setelah melihat dari hasil yang ada pada siklus pertama dan kedua, maka

Peneliti semakin yakin bahwa metode Diskusi dan Tanya Jawab bisa

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri I Batu. Maka dari

itu cara seperti ini akan lebih dioptimalkan lagi.

b. Pelaksanaan

Siklus yang ketiga ini dilaksanakan pada Peertemuan Kelima, dan akan

peneliti uraikan sebagai berikut :

Pertemuan Kelima (Jum’at Tanggal 09 September 2005)

Pendahuluan

- Guru Memberi Salam

- Guru Menginstruksikan / Menyuruh Siswa Berdo'a

- Guru Mengabsen Siswa

31
- Guru Memberikan Apersepsi

Inti

- Guru Memberikan ilustrasi materi sesuai topic

pembahasan disertai gambaran obyektif penerapan di lapangan.

- Guru membagikan kertas kepada tiap siswa.

- Guru menyuruh Tiap siswa untuk menulis sebuah

pertanyaan tentang materi yang sedang dipelajari pada kertas yang

telah diberikan.

- Guru menyuruh seluruh siswa untuk mengumpulkan

pertanyaannya.

- Guru mengacak seluruh pertanyaan dari siswa dan

kemudian dibagikan kembali pada masing-masing siswa.

- Guru menyuruh siswa untuk membaca pertanyaan

dikertas masing-masing, sambil berpikir bagaimana jawabannya.

- Guru menyuruh beberapa siswa untuk maju ke depan dan

membacakan pertanyaan yang ada di tangannya serta memberikan

jawaban / penjelasan atas pertanyaan yang dibacakan, dan bagi siswa

yang tidak maju bisa memberikan tanggapan atau tambahan dari

jawaban temannya.

Penutup

32
- Guru Mengoreksi secara umum hal-hal yang berkaitan

dengan kegiatan pada hari itu.

- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengungkapkan kesulitan dan menanyakan hal-hal yang tidak

dimengerti berkenaan dengan kegiatan pada hari itu.

- Guru memberikan pengarahan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan tugas-tugas yang akan diberikan untuk minggu

depan.

c. Pengamatan

Pada Siklus yang ketiga ini Peneliti mencoba lebih mengoptimalkan lagi

tentang penerapan Metode Diskusi dan Tanya Jawab karena menurut Peneliti,

Metode ini semakin dioptimalkan hasilnya semakin bagus.

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan yang Peneliti lakukan, mulai dari Siklus pertama

sampai siklus kedua ini ternyata Metode Diskusi dan Tanya Jawab berhasil

meningkatkan Motivasi Belajara siswa kelas VIII-A SMP Negeri I Batu.

B. Pemabahasan

Dalam proses belajar mengajar bukan hanya menyampaikan ilmu

pengetahuan saja, akan tetapi pemberian motivasi sangatlah penting karena

33
secara psikologis anak akan merasa senang apabila mereka diperhatikan. Salah

satu cara memberikan perhatian adalah dengan memotivasi.

Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak

saja, akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan

metode yang tepat dan memberinya motivasi.

Banyak cara yang dapat dilakukan untk memberikan motivasi kepada

anak didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian mulai

dilakukan oleh guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak

yang nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya

dan anak yang nilainya bagus akan semakin giat dalam belajar.

Dalam hal ini Peneliti mengambil suatu sara / langkah yaitu dengan

menggunakan Metode Diskusi dan Tanya Jawab. Dan hasilnya ternyata Penerapan

Metode Diskusi dan Tanya Jawab bisa meningkatkan Motivasi belajar siswa kelas

VIII-A SMP Negeri I Batu.

34
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa, keefektifan penerapan metode

Diskusi dan Tanya Jawab ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-A

SMP Negeri I Batu. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan motivasi

siswa yang nanti ada indikasinyaterhadap hasil belajar siswa Selanjutnya dapat

diambil suatu kesimpulan yang patut dicermati, yaitu:

1. Untuk dapat meningkatkan Motivasi belajar siswa perlu suatu metode

yang efektif dan kreatif.

2. Metode Diskusi dan Tanya Jawab adalah salah satu dalam metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa selain juga

dapat mengasah daya nalar dan kritis siswa.

35
3. Untuk merangsang daya fikir dan minat siswa perlu adanya stimulus-

stimulus yang dapat menggugah perasaan mereka, sehingga respon yang

terjadi mempunyai dampak positif.

B. Saran

Kami di sini selaku peneliti dan penulis dalam hal ini, mempunyai

beberapa saran yang bersifat konstruktif dan positif untuk kelangsungan laju

Pendidikan SMP Negeri I Batu, utamanya dalam Mata Pelajaran PAI. Adapun

saran-saran tersebut adalah:

1. Dalam menyampaikan materi, gunakanlah Metode dan Pendekatan

yang Relevan dengan kondisi siswa di kelas, sehingga siswa tidak merasa

Bosan, Jenuh dan Monoton untuk menmperhatikan Penjelasan Guru.

2. Diharapkan bagi semua Guru untuk menyiapkan segala sesuatu

yang berkaitan dengan pembelajaran dengan Secermat, Seefektif dan

Seefisien mungkin.

36
37

Anda mungkin juga menyukai