Anda di halaman 1dari 358

IRHAM FAJRIANSYAH (1711010071)

1. METODE DISKUSI (TAUHID)

A. Pengertian Metode Diskusi

Metode berasal dari bahasa Yunani “Metodos”. Kata ini terdiri dari dua
suku kata, yaitu: “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang
berarti jalan atau cara.1 Secara istilah, sebagaimana yang disampaikan oleh Armai
Arief bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan
pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan bagian dari
komponen dari proses pendidikan serta merupakan bagian yang integral dengan
sistem pengajaran, maka dalam perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan
komponen sistem pengajaran yang lain.

Kata “diskusi” menurut Armai Arief berasal dari bahasa latin, yaitu
“discussus” yang berarti “to examine”. “Discussus” terdiri dari akar kata “dis” dan
“cuture”. “Dis” artinya terpisah, sementara “cuture” artinya menggoncang atau
memukul. Secara etimologi, “discuture” berarti suatu pukulan yang memisahkan
sesuatu. Atau dengan kata lain membuat sesuatu menjadi jelas dengan cara
memecahkan atau menguraikannya (to clear away by breaking up or cuturing).
Secara umum pengertian diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua
individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar
informasi (information sharing), saling mempertahankan pendapat (self
maintenance) dalam memecahkan sebuah masalah tertentu (problem solving).2
Jadi pengertian metode diskusi menurut Armai Arief adalah salah satu alternatif,
metode / cara yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat
memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat siswa.Metode diskusi
dimaksudkan untuk merangsang pemikiran serta berbagai jenis pandangan. Ada 3
langkah utama dalam metode diskusi:

1
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Intermasa,
2002), hal. 40
2
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam …,hal.145

1
a. Penyajian, yaitu pengenalan terhadap masalah atau topik yang meminta
pendapat, evaluasi dan pemecahan dari murid.
b. Bimbingan, yaitu pengarahan yang terus-menerus dan secara bertujuan
yang diberikan guru selama proses diskusi. Pengarahan ini diharapkan
dapat menyatukan pikiran-pikiran yang telah dikemukakan.
c. Pengikhtisaran, yaitu rekapitulasi pokok-pokok pikiran penting dalam
diskusi.

Keberhasilan metode diskusi banyak ditentukan oleh adanya tiga unsur yaitu:
pemahaman, kepercayaan diri sendiri dan rasa saling menghormati.3

B. Macam-Macam Diskusi

Untuk dapat malaksanakan diskusi di kelas, seorang Guru harus


mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam
pelaksanaannya dapat menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan.
Ditinjau dari sudut formalitas dan jumlah peserta yang mengikutinya, diskusi
digolongkan menjadi:

1. Diskusi Formal

Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi


pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis serta
pembicara yang diatur secara formal, contoh: sidang DPR.4 Sedangkan menurut
M. Syah, aturan yang dipakai dalam diskusi ini ketat dan rapi. Jumlah peserta
umumnya lebih banyak bahkan dapat melibatkan seluruh siswa kelas. Ekspresi
spontan dari peserta biasanya dilarang sebab tiap peserta yang akan berbicara
harus dengan izin moderator untuk menjamin ketertiban diskusi.

2. Diskusi Informal

Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada diskusi-diskusi lainnya,
karena sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya bisa dalam diskusi keluarga, dan

3
Muhaimin, dkk. Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), hlm. 83-
84
4
Abu Ahmadi, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT. Bima Aksara,
1986), hlm. 114

2
dalam belajar mengajar dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar dimana
satu sama lain bersifat “Face to face relationship”.

3. Diskusi Panel

Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan non
aktif. Peserta aktif langsung melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan peserta non
aktif hanya menjadi pendengar. Adakalanya peserta non aktif ini terdiri dari
beberapa kelompok yang memiliki wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama
kelompoknya.

4. Diskusi dalam bentuk Symposium

Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja diskusi
symposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih (umumnya lebih).
Pemrasaran secara bergiliran menyampaikan uraian pandangannya mengenai
topik yang sama atau salah satu dari topik yang sama tersebut. Dan diskusi
symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.

5. Lecture Discussion

Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, kemudian


didiskusikan. Disini biasanya hanya satu pandangan atau satu persoalan saja.

6. Whole Group

Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila
jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.

7. Buzz Group

Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri dari
4-5 orang. tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran
dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah atau di akhir pelajaran dengan maksud
menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan.

3
8. Sundicate Group

Suatu kelompok (kelas) dibagi mejadi beberapa kelompok kecil terdiri dari
3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru
menjelaskan garis besarnya problema kepada siswa, guru menggambarkan aspek-
aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (sydicate) diberi tugas untuk
mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-
sumber informasi lain.

9. Rain Storming Group

Dalam diskusi ini setiap kelompok harus menyumbangkan ide-ide baru


tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasi
belajar yang diharapkan agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat
orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan
ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar.

10. Fish Bowl

Diskusi ini dipimpin oleh satu orang yang mengetahui sebuah diskusi dan
tujuan diskusi ini adalah untuk mengambil suatu kesimpulan. Dalam diskusi ini
tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong
menghadap ke peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi
kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam mangkok (fish
bowl).5

C. Tujuan Penggunaan Metode Diskusi

Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan pada


persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau
satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam
cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik.

Tambahan pula banyak masalah di dunia dewasa ini yang memerlukan


pembahasan oleh lebih satu orang saja, yakni masalah-masalah yang memerlukan

5
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1986), hlm. 20-23

4
kerjasama dan musyawarah. Dan apabila demikian maka musyawarah atau
diskusilah yang memberikan kemungkinan pemecahan yang terbaik.

Adapun tujuan penggunaan metode diskusi adalah:

1. Berpikir secara demokratis.

2. Pemecahan masalah secara demokratis.

3. Partisipasi peserta didik.

D. Manfaat Metode Diskusi

Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga


terhadap belajar siswa, antara lain:

a. Membantu siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih


baik daripada memutuskan sendiri.
b. Siswa tidak terjebak kepada jalan pemikiran sendiri yang kadang-kadang
salah, penuh prasangka dan sempit.
c. Diskusi kelompok/kelas memberi motifasi terhadap berfikir dan
meningkatkan perhatian kelas terhadap apa yang sedang mereka pelajari.
d. Diskusi juga membantu mengerahkan atau mendekatkan hubungan antara
kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari pada
anggota kelas.
e. Untuk mencari suatu keputusan suatu masalah.
f. Untuk menimbulkan kesanggupan pada siswa dalam merumuskan
pikirannya secara teratur sehingga dapat diterima orang lain.
g. Untuk membiasakan siswa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya sendiri, dan membiasakan sikap toleran.6

Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi merupakan cara belajar


yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan
pelepasan ide-ide, uneg-uneg dan pendalaman wawasan mengenai sesuatu

6
Zuhairini, dkk., Metode Khusus Pendidikan Agama (Solo: Ramadhan, 1983), hlm. 89-90

5
sehingga dapat pula mengurangi ketegangan-ketegangan batin dan mendatangkan
keputusan dalam mengembangkan kebersamaan kelompok sosial.

E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

1. Kelebihan metode diskusi.

a. Suasana kelas lebih hidup sebab siswa mengarahkan perhatian atau


pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan yaitu partispasi
siswa dalam metode ini lebih baik.
b. Dapat menaikkan prestasi individu seperti: toleransi, demokrasi, berpikir
kritis, sabar dansebagainya.
c. Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa karena para siswa
mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada kesimpulan.
d. Para siswa dilatih belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib
dalam suatu masalah musyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang
sebenarnya.
e. Rasa sosial mereka dapat dikembangkan karena bisa saling membantu
dalam memecahkan soal atau masalah dan mendorong rasa kesatuan.
f. Memperluas pandangan.
g. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.

2. Kekurangan metode diskusi

a. Kemungkinan ada siswa yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-
anak ini, diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri
dari tanggung jawab.
b. Sulit menduga hasil yang dicapai karena waktu yang digunakan
untuk diskusi cukup panjang.
c. Kadang-kadang terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi
masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi
penyimpangan, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
d. Dalam diskusi menghendaki pembuktian yang logis.

6
e. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
f. Peserta mendapat informasi yang terbatas.
g. Dalam peleksanaan diskusi mungkin dikuasai oleh orang-orang
yang suka berbicara.
h. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.7

F. Aplikasi Metode Diskusi

Pada dasarnya metode diskusi diaplikasikan untuk:

a. Mendorong siswa berpikir kritis.


b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa mengembangkan pikirannya untuk memecahkan
masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban/beberapa alternatif jawaban
untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang
seksama.
e. Membiasakan siswa suka mendengar pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri.
f. Membiasakan bersikap toleran.8

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya aplikasi metode


diskusi mempunyai sisi positif dan sisi negatif.

1. Sisi positif

a. Suasana belajar mengajar di kelas akan berkembang.


b. Memberikan pelajaran bersikap toleran, demokrat, kritis dan
berfikir sistematis kepada siswa.
c. Kesimpulan-kesimpulan dari masalah yang sedang didiskusikan
dapat secara mudah diingat siswa.

7
Zuhairini, dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama…, 90-91
8
Zuhairini, dkk., Metode Khusus Pendidikan Agama…, 103

7
d. Memberikan pengalaman kepada siswa tentang etika
bermusyawarah.

2. Sisi negatif

a. Jalannya diskusi akan lebih sering didominasi oleh siswa yang


pandai.
b. Jalannya diskusi sering dipengaruhi oleh pembicaraan yang
menyimpang dari topik pembahasan masalah, sehingga
pembahasan melebar kemana-mana.
c. Diskusi biasanya lebih banyak memboroskan waktu, sehingga
tidak sejalan dengan prinsip efisiensi.

Mengingat adanya kelemahan-kelemahan di atas, maka Guru yang


berkehendak menggunakan metode diskusi sebaiknya mempersiapkan segala
sesuatunya dengan rapi dan sistematis terlebih dahulu. Dan dalam hal ini, peran
seorang Guru sebagai encourager yang memberi encouragement (dorongan
semangat dan membesarkan hati) sangat diperlukan, terutama oleh siswa yang
tergolong kurang aktif atau pendiam.

G. Penerapan Metode Diskusi Pada Mata Kuliah PAI (Tauhid).

Untuk menerapkan metode diskusi pada mata kuliah pai hendaknya seorang
pendidik membuat terlebih dahulu yaitu RPP, agar pemebelajaran lebih terarah
dan ketika diskusi para peserta didik tidak keluar dari topik pembahahasan.
Berikut ini adalah langkah-langkah ketika seorang ingin menggunakan metode
diskusi:

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini langkah yang harus ditempuh oleh guru adalah :

a. Merumuskan Tujuan diskusi ( disini seorang pendidik harus menjelaskan


tujuan diskusi contohnya adalah ketika berdiskusi mengenai tauhid maka
pendidik menjelaskan tujuan berdiskusi tersebut yaitu untuk meyakini

8
bahwasannya hanya allah swt. Tuhan di alam semesta ini tidak ada tuhan
selain allah. Itu adalah contoh mengenai penjelasan tujuan diskusi
mengenai materi tauhid).
b. Menentukan Mekanisme dan tata tertib diskusi ( sebelum seorang pendidik
memulai diskusi hendak seorang pendidik memberitahukan aturan-aturan
atau tata tertib yang harus di patuhi seorang peserta didik seperti tidak
boleh keluar dari topik pembahsan jika pembahasan mengenai materi
tauhid maka tidak boleh diskusi tersebut keluar dari materi yang telah
ditentukan oleh pendidik tersebut).
c. Merumuskan masalah atau topik yang akan didiskusikan (langkah
selanjutnya adalah menentukan masalah atau topik yang akan didiskusikan
pada tahap ini seorang pendidik hendaknya menentukan topik yang akan
didiskusikan seperti tauhid hal tersebut dapat dijadikan sebagai topik yang
akan didiskusikan oleh para peserta didik)
d. Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan diskusi.(dan selanjutnya
adalah menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan diskusi, hendaknya
pendidik menentkan waktu dan tempat yang akan digunakan untuk
berdiskusi agar diskusi dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya
hambatan ataupun masalah).

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahapan pelaksanaan langkah yang harus dilakukan seorang guru dalam
metode diskusi adalah:

a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi


kelancaran diskusi.(hendaknya seorang pendidik mengecek kembali segala
persiapan yang diperlukan dalam berdiskusi seperti mengecek kembali
peserta didik, buku-buku sumber yang diperlukan ketika berdiskusi dan
karena disini berkaitan dengan tauhid hendaknya pendidik meminta
peserta didik untuk membawa sumber-sumber yang akan diperlukan ketika
berdiskusi tentang tauhid seperti buku-buku tentang tauhid atau jurnal-
jurnal yang berkaitan dengan tauhid).

9
b. Menunjuk dan menentukan petugas diskusi seperti (Pemimpin, moderator,
Sekretaris, dan Anggota ).(dan pada tahap ini seorang pendidik harus
memilih para petugas yang akan memandu jalannya diskusi, agar diskusi
terlaksana dengan lancar dan terarah)
c. Memotivasi peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi.(disini
pendidik hendaknya memberikan dorongan ataupun motivasi kepada para
peserta diksusi agar aktif berpartisipai mengemukakan pendapat-
pendapatnya mengenai materi tauhid, karena tidak semua pesereta didik
itu akan aktif ketika berdiskusi. Oleh karena itu, pendidik harus
memberikan dorongan dan motivasi untuk aktif berpartisipasi).
d. Membangun kondisi, suasana dan iklim belajar yang menyenangkan.
(pendidik hendaknya bisa membuat kondisi dan suasana yang
menyenangkan ketika berjalannya diskusi agar tidak monoton dan
membosankan dan peserta didik pun akan bergairah mengikuti diskusi jika
suasana dan kondisi menyenangkan).
e. Membuat catatan – catatan ide ide dan saran- saran yang penting. (pada
tahap ini juga hendaknya pendidik meminta peserta didik untuk membuat
catatan berupa saran ataupun ide yang akan dikeluarkan mengenai tauhid
jika seumpama waktu diskusi hanya tinggal beberapa menit saja hingga
tidak memungkinkan untuk melanjutkan diskusi).
f. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang
dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah
pembahasan menjadi melebar dan tidak focus.( disini pendidik hendaknya
mengawasi jalannya diskusi agar tidak keluar dari topik pembahasan jika
membahas mengenai tauhid maka pembahasan tidak boleh keluar dari
topik pembahasan tersebut).
g. Melakukan reinforcement ( penguatan ) terhadap peserta didik yang aktif
maupun memberikan saran dan masukan.

3. Tahap Tindak Lanjut diskusi/ menutup ataupun evaluasi diskusi

Pada tahap ini langkah langkah yang harus dilakukan seorang guru adalah:

10
a. Membuat Resume dan kesimpulan hasil diskusi( jika diskusi telah
dilaksanakan hendaknya pendidik meminta para peserta diskuksi untuk
membuat resume ataupun kesimpulan dari diskusi tersebut dan disini
diskusi mengenai tauhi maka peserta diskusi hendaknya membuat
kesimpulan ataupun resume tentang tauhid tersebut).

b. Membacakan dan menggarisbawahi hasil diskusi untuk diadakan koreksi.(


disini pendidik bertanggung jawab untuk menggarisbawahi inti dari
diskusi tersebut ataupun jika memang ada suatu maslah yang tidak dapat
dijawab oleh peserta diskusi maka pendidik hendaknya menjawab masalah
tersebut).
c. Membuat penilaian terhadap jalannya diskusi baik terhadap petugas
diskusi maupun terhadap peserta diskusi, dengan membandingkan
bagaimana seharusnya diskusi yang ideal dengan kenyataan diskusi yang
telah dilaksanakan.
d. Memberikan saran perbaikan untuk pelaksanaan diskusi untuk masa- masa
berikutnya.(hendaknya sebelum pendidik menutup sebuah diskusi
pendidik harus mengevalusi jalan nya diskusi agar ketika mengadakan
sebuah diskusi, diskusi tersebut akan terlaksana dengan lebih baik lagi)

Kesimpulan

Metode diskusi adalah salah satu alternative, metode/cara yang dapat


dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu
masalah berdasarkan pendapat siswa. Macam-macam diskusi : Diskusi Formal,
Diskusi Informal, Diskusi Panel, Diskusi dalam bentuk Symposium, Lecture
Discussion, Whole Group, Buzz Group, Sundicate Group, Rain Storming Group
dan Fish Bowl. Adapun tujuan penggunaan metode diskusi adalah untuk berpikir
secara demokratis. Pemecahan masalah secara demokratis. Partisipasi peserta
didik dalam proses pembelajaran serta membimbing peserta didik untuk saling
menghormati dan menerima pendapat orang lain.

11
Manfaat metode diskusi salah satu diantaranya ialah Untuk membiasakan
siswa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya
sendiri, dan membiasakan sikap toleran

Dalam metode diskusi juga terdapat kelebihan dan kekurangan tersendiri


dan metode ini pun diaplikasikan salah satunya untuk mendorong siswa berpikir
secara kritis

Metode diskusi sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia,


karena metode diskusi menjadikan siswa untuk berpikir secara rasional dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.

Metode diskusi merupakan salah satu metode yang berhasil dalam


memotivasi belajar siswa sehingga siswa antusias dan ikut berpartisipasi dalam
proses pembelajaran khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.

12
KURFATI AMINUN (1711010073)

2. METODE DEMONSTRASI (MEMBACA AL-QUR’AN YANG BAIK


DAN BENAR)

1. Metode Demonstrasi

a. Pengertian
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang sesuatu proses, situasi,
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. 1
Metode demonstrasi juga digunakan dalam pembelajaran aktif, sebab
bersentuhan dengan bagaimana siswa memperagakan sesuatu. Metode
pembelajaran ini memperlihatkan bagaimana ia melakukan sesuatu yang
kemudian diamati dan dibahas.2
Dari penjelasan diatas yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah
suatu cara yang digunakan oleh seorang guru untuk menyajikan pelajaran dengan
cara memperagakan suatu proses atau situsi agar para siswa dapat mengerti apa
yang disampaikan guru.
Dalam mengerjakan praktek-praktek agama, Nabi Muhammad Saw juga
banyak mempergunakan Metode Demonstrasi. Seperti mengajarkan bagaimana
cara-cara wudhu, sholat, dan sebagainya. Seluruh cara-cara ini dipraktekan oleh
Nabi Muhammad Saw, barulah dikerjakan oleh umatnya.
Tidak semua ajaran agama bisa menggunakan Metode Demonstrasi, misalnya
masalah Aqidah (keimanan kepada Allah, Malaikat, Syurga, Neraka, adanya siksa
kubur, dan sebagainya). Metode Demonstrasi banyak digunakan dalam hal Ibadah
dan Akhlak.

b. Metode Demonstrasi bisa dilakukan apabila memenuhi beberapa syarat,


yaitu:

1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Prenadamedia Group, h. 152, 2006
2
Hamzah B. Uno, Nurdin Muhammad, Belajar Dengan Pendekatan Paikem: Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, Jakarta: Bumi Aksara, h. 98, 2017

13
 Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat
memberi motifasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
 Pertimbangkanlah baik-baik pilihan metode tersebut mampu menjamin
tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.
 Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi
yang berhasil, bila tidak guru harus mengambil kebijaksanaan lain.
 Guru harus mempersiapkan dan meneliti alat-alat dan bahan yang akan
digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatny. Juga erlu mengenal baik-
baik, atau telah mencoba terlebih dahulu agar demonstrasi itu berhasil.
 Guru harus menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
 Guru harus memperhatikan waktu dalam melaksanakan demonstrasi,
sehingga guru dapat memberi keterangan bila perlu, dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertaanya terhadap pelajaran yang sedang berlangsung.
 Guru perlu melakukan evaluasi, apakah demonstrasi yang dilakukan itu
berhasil dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.

c. Kemampuan Guru Yang Dapat Menunjang Keberhasilan Penggungaan


Metode Demonstrasi

 Mampu secara proses tentang topik yang dipraktekan


 Mampu mengelolah kelas, menguasai siswa secaara menyeluruh
 Mampu menggunakan alat bantu yang telah disediakan
 Mampu melaksankan penilaian proses

d. Kondisi Dan Kemampuan Siswa Yang Dapat Menunjang Keberhasilan


Penggungaan Metode Demonstrasi

 Siswa memiliki motifasi, perhatian dan minat terhadap topik yang


didemonstrasikan.
 Memahami tentang tujuan atau maksud yang akan didemonstrasikan
 Mampu mengamati proses yang dilakukan oleh guru.
 Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi

e. Manfaat Metode Demonstrasi

14
 Merupakan cara mengajar yang efektif
 Merangsang atau memotifasi kegiat belajar mengajar
 Menumbuhkan kepercayan pda diri sendiri, karena bisa menguasi materi
secara mudah

f. Kelebihan Metode Demonstrasi

Dalam pelaksanaan suatu metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,


begitu pula metode demonstrasi memiliki kelebihan yaitu:
 Metode demonstrasi terjadinya verbalisasi akan dapat dihindari, sebab siswa
disuruh langsung memperthatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
 Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
 Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk memandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa
akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.3

g. Kekurangan Metode Demonstrasi

Ada beberapa kekurangan dalam metode Demonstrasi salah satunya adalah


memerlukan alat-alat khusus yang sesuai dengan mata pelajaran yang
disampaikan, dan terkadang alat itu sulit didapatkan. Seperti pendapat dibawah
ini.
 Untuk mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat yang khusus, kadang-
kadang alat itu sukar didapat.
 Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan
diperlukan pemusatan perhatian. Hal ini banyak diabaikan oleh siswa.
 Tidak semua dapat didemonstrasikan dikelas.
 Memerlukan banyak waktu dan terkadang hasilnya tak sesuai.4

h. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

1) Tahap Persiapan

3
Wina Sanjaya, Ibid h.152
4
Tim Didaktif Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, h.109

15
 Rumuskan tujuan yang hendak dicapai oleh siswa stelah proses demonstrasi
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan,
sikap, atau keterampilan tertentu.
 Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
Garis besar langkah-langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan.
 Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.

2) Tahap Pelaksanaan
a. Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
diantaranya:
 Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
 Kemukakan tujuan yang harus dicapai siswa.
 Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi.

b. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi


 Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang
siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi.
 Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
 Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasidengan
memperhatikan reaksi seluruh siswa.

 Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi ini.

16
c. Langkah Mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini
diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu
atau tidak. Selain melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses
demonstrasi itu untuk perbaiakan selanjutnya.5

2. Alquran
a. Pengertian Alquran
Dari segi kebahasaan, Alquran berasal dari bahasa Arab yaitu qara’a, yaqra’u,
iqra’a yang memiliki arti “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”.
Kata Alquran merupakan bentuk kata benda, dari kata kerja qara’a yang
artinya”membaca”. Menurut istilah pengertian Alquran adalah kitab suci umat
islam yang berisi firman Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dengan perantara Malaikat Jibril dan membacanya bernilai ibadah.
Dan Muhammad Ali menjelaskan tentang penegertian Alquran yaitu:
“Alquran adalah firman Allah SWT yanng tiada tandingannya, diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantarakan
Malaikat Jibril a.s, dan ditulis dalam mushab-mushab yang kemudian
disampaikan kepada kita secara mmutawatir, serta membaca dan
memmpelajarinya merupakan ibadah, dimulai dengan surah Al-Fatihah dan
ditutup dengan surah An-Nas”.
Dengan defenisi diatas sebagaimana diercaya kaum muslim, firman Allah
yang diturunkan kepada selain Nabi Muhammad, seperti kitab Zabur diberikan
kepada Nabi Daud, kitab Taurat diberikan kepada Nabi Musa, dan injil diberikan
kepada nabi isa, itu semua bukanlah Alquran. Alquran hanya diberikan kepada
Nabi Muhammad dan para pengikutnya (kaum Muslim).

5
Wina Sanjaya ,opcit h.153-154

17
b. Nama lain dari Alquran
Begitu banyak nama lain dari Alquran yang telah dijelaskan dalam ayat
Alquran untuk mencerminkan kemuliaan yang ada didalamnya. Diantaranya
yaitu:
1. Al-Furqan
Alquran sering disebut dengan kata Al-Furqan yang berarti pemberi petunjuk bagi
semua umat islam.
2. Al-huda
Alquran disebut dengan kata Al-Huda sebab, Alquran merupakan pedoman hidup
umat islam untuk membedakan antara yang hak dan yang bathil
3. Al-Mau-idhah
Alquran disebut dengan kata Al-Mau-idhah sebab, Alquran merupakan pelajaran
dan nasihat bagi orang-orang yang mau mempelajarinya dan mengamalkannya.
4. Asy-Syifaa
Asy-Syifaa berarti penyembuh. Alquran merupakan penyembuh bagi hati-hati
manusia yang penuh dengan keburukan, dan penyembuh bagi jasmani yang sakit.
5. Al-Hukm
Alquran juga sering disebut sebagai Al-Hukm, karena didalam Alquran begitu
banyak membahas mengenai hukum-hukum Allah SWT, yang dapat dijadikan
pedoman umat islam agar dapat menjauhi segala larangannya dan menjalankan
apa yang diperintahnya.

c. Fungsi Alquran
 Alquran sebagagai petunjuk
 Alquran sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil
 Alquran sebagai obat perawat bagi manusia
 Alquran sebagai pembersih jiwa manusia
6

 Alquran sebagai pelurus akidah dan keyakinan


 Alquran sebagai sumber dari segala sumber hukum

6
http;// Makalah Al-Quran, 11 Mei 2019, 08.35

18
d. Landasan untuk membaca Alquran dengan baik dan benar
Allah telah menurunkan Alquran dengan sangat sempurna baik makhraj
maupun tajwidnya, sehingga manusia harus membaca Alquran secara baik dan
benar, sesuai dengan makhraj maupun ilmu tajwidnya.
Ada banyak landasan untuk membaca Alquran secara bbaik dan benar yaitu:

 Firman Allah didalam Qs.Al-Muzammil: ayat 4


‫لا‬
َ َ‫وَرَتَلََالَقَرَائَنََتَرَتَي‬
“Dan bacalah Alquran dengan tartil”.

Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kita untuk


membaca Alquran secara tartil, tartil adalah membaca Alquran denagn
perlahan sesuai makhraj dan tajwid yang telah ditentukan sehingga bacaan
Alquran bisa baik dan benar.

 Sabda Rosulullahََ Saw

‫اقرؤواَالقرءانَبلحونَالعربَوَائصوَاتها‬
“bacalah Alquran dengan dialek dan suara orang Arab (yang fasih)”.
(HR.Thabrani(

Dari Hadist tersebut menjelaskan bahwa dalam membaca Alquran bacalah


seperti dialeq orang Arab (yang fasih), yaitu pas dalam penggunaan makhraj
maupun pas dalam penggunaan ilmu tajwid.

 Dan menurut salah satu pakar Ilmu tajwid dan Qiroat menjelaskan:
Membaca Alquran dengan tajwid adalah wajib. Siapa yang tidak
membacanya dengan tajwid. Ia berdosa. Karena Allah menurunkannya
dengan tajwid. Dan demikian Alquran dari-Nya sampai kepada kita”. (mattan
imam ibnu jazair).7

7
http;// Makalah Al-Quran, 11 Mei 2019, 08.35

19
3. Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Membaca Alquran Dengan
Baik Dan Benar
Cara pelaksanaan Metode Demonstrasi dalam Membaca Alquran dengan baik dan
benar. Yaitu:
1) Tahap Persiapan
 Rumuskan tujuan.
Tujuan saya adalah setelah pembelajaran berakhir, semua siswa dapat
membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai dengan makhraj dan ilmu
tajwid.
 Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi:
a. Pemberian materi mengenai ilmu tajwid daan makhraj
b. Seorang guru akan memperaktekan bagaimana menggunakan ilmu tajwid
dan makhraj yang benar.
c. Guru menyuruh siswa untuk mengulanginya sebagaimana yang telah
dipraktekan.
d. Guru akan menunjuk beberapa murid untuk mengulanginya
e. Guru akan menyuruh seluruh siswa untuk membaca Alquran sesuai dengan
makhraj dan ilmu tajwidnya..
f. Guru akan mengevaluasi hasil pembelajaran.
 Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba Peralatan yang dibutuhkan sesuai
judul yang saya buat yaitu:
a. Buku ilmu tajwid
b. Alquran

2) Tahap Pelaksanaan
a. Langkah Pembukaan
 Guru akan mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
 Guru akan mengemukakan tujuan yang harus dicapai siswa.
Tujuannya yaitu: semua siswa dapat membaca Alquran dengan baik dan
benar sesuai dengan makhraj dan ilmu tajwid.

20
 Guru memberikan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, yaitu
siswa disuruh untuk mencatat apa saja materi yang berhubungan den
membaca Alquran yang baik dan benar.

b. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi


 Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang
siswa untuk berfikir, seperti melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi. Misalnya Guru memberikan pertanyaan
bagaimana cara membaca apabila nun sukun bertemu dengan huruf ba’a.
 Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang
menegangkan. Misalnya diawali dengan permainan.
 Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memperhatikan reaksi seluruh siswa.
 Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi ini. Misalnya
memperaktekan membaca Alquran dengan perlahan agar siswa dapat berfikir
tentang pelajaran tersebut.

c. Langkah Mengakhiri demonstrasi


Apabila demonstrasi telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini
diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu
atau tidak. Selain melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses
demonstrasi itu untuk perbaiakan selanjutnya.8 Misalnya seorang guru
memberikan tugas kepada siswa untuk membaca Alquran surah Al-Baqarah ayat
30 dirumah, dan dipertemuan selanjutnya siswa harus membaca surat itu dengan
baik dan benar dihadapan guru dan akan diberi nilai. Setelah seluaruh siswa telah
maju, maka guru akan melakukan evaluasi terhadap pembelajaran dilihat dari nilai
hasil membaca Alquran para siswa.

8
Wina Sanjaya ,opcit h.153-154

21
Kesimpulan
 Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang sesuatu proses,
situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
 Syarat melakukan Metode Demonstrasi
 Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional
 Pertimbangkanlah baik-baik pilihan metode.
 Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu
demonstrasi yang berhasil.
 Guru harus mempersiapkan dan meneliti alat-alat dan bahan yang akan
digunakan.
 Guru harus menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
 Guru harus memperhatikan waktu dalam melaksanakan demonstrasi,
 Guru perlu melakukan evaluasi.
 Metode Demonstrasi memiliki kelebihan yaitu:
 Metode demonstrasi terjadinya verbalisasi akan dapat dihindari.
 Proses pembelajaran akan lebih menarik.
 Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk memandingkan antara teori dan kenyataan.
 Ada beberapa kekurangan dalam Metode Demonstrasi
 Kadang-kadang alat itu sukar didapat.
 Diperlukan pemusatan perhatian. Hal ini banyak diabaikan oleh siswa.
 Tidak semua dapat didemonstrasikan dikelas.
 Memerlukan banyak waktu dan terkadang hasilnya tak sesuai.

 Alquran adalah kitab suci umat islam yang berisi firman Allah SWT, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril
dan membacanya bernilai ibadah.
 Nama lain dari Alquran yaitu:
1. Al-Furqan
2. Al-huda
3. Al-Mau-idhah

22
4. Asy-Syifaa
5. Al-Hukm
 Cara pelaksanaan Metode Demonstrasi dalam Membaca Alquran dengan baik
dan benar. Yaitu:
1. Tahap Persiapan
 Rumuskan tujuan.
 Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi:
 Lakukan uji coba demonstrasi
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah Pembukaan
 Guru akan mengatur tempat duduk semua siswa
 Guru akan mengemukakan tujuan yang harus dicapai siswa.
 Guru memberikan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa
3. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
 Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang
siswa untuk berfikir.
 Ciptakan suasana yang menyejukan
 Guru memperhatikan reaksi seluruh siswa.
 Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi ini.
4. Langkah Mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi. Dan melakukan evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi itu untuk perbaiakan selanjutnya.

23
LAELA NABILA(1711010074)

3. METODE CERAMAH (SEDEKAH)

1. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah cara yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada pelajar, karena penyampaian itu berlangsung
dalam interaksi edukatif. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang
dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada
saat berlangsungnya pengajaran.
Pengajaran dikatakan efektif bila guru dapat membimbing anak-anak
untuk memasuki situasi yang memberikan pengalaman yang dapat
menimbulkan kegiatan belajar pada anak itu. Guru secara terus menerus
membimbing anak untuk berpartisipasi secara aktif dan tekun mengikuti
pengajaran secara sukarela. Oleh karena itu pengalaman belajar yang
diberikan oleh guru dalam kegiatan demonstrasi harus relevan dengan
kehidupan dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang lalu maupun
pengalaman yang akan datang.1
Agar metode ceramah berhasil maksimal, maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.

2. Tahap Perencanaan
1). Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
Menyampaikan materi yang akan dibahas pada peserta didik
2). Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
Pokok materi dengan tema “Sedekah”
3). Mempersiapkan alat bantu.

1
Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. (Jakarta : Rineka Cipta 2002),
hal. 12

24
3. Tahap Pelaksanaan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sedekah
Secara bahasa kata sedekah berasal dari bahasa Arab shodaqoh yang
secara bahasa berarti tindakan yang benar. Pada awal pertumbuhan islam,
sedekah diartikan sebagai pemberian yang disunahkan. Tetapi, setelah
kewajiban zakat disyariatkan dalam Al-Qur’an sering disebutkan dengan kata
shadaqah maka shadaqah mempunyai dua arti. Pertama, shadaqah sunah atau
tathawwu’ (sedekah) dan wajib (zakat). Sedekah sunah atau tathawwu’ adalah
sedekah yang diberikan secara sukarela (tidak diwajibkan) kepada orang
(misalnya orang yang miskin/pengemis), sedangkan sedekah wajib adalah
zakat, kewajiban zakat dan penggunaanya telah dinyatakan dengan jelas dalam
Al-Qur’an dalam surat At-Taubat ayat 60 yang artinya “Zakat merupakan
ibadah yang bersifat kemasyarakatan, sebab manfaatnya selain kembali
kepada dirinya sendiri (orang yang menunaikan zakat), juga besar sekali
manfaatnya bagi pembangunan bangsa negara dan agama”.
Sedangkan secara syara’ (terminologi), sedekah diartikan sebagai sebuah
pemberian seseorang secara ikhlas kepada orang yang berhak menerima yang
diiringi juga oleh pahala dari Allah. Contoh memberikan sejumlah uang, beras
atau benda-benda lain yang bermanfaat kepada orang lain yang membutuhkan.
Berdasarkan pengertian ini, maka yang namanya infak (pemberian atau
sumbangan) termasuk dalam kategori sedekah.2
Di dalam al-Qura’n banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum
muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Demikian pula di dalam
sunnah. Hadis yang menganjurkan sedekah tidak sedikit jumlahnya. Di dalam
salah satu hadis, Rasulullah bersabda : “Sebaik-baik orang di antara kamu
adalah yang memberi makan dan menjawab salam” (HR Ahmad bin Hanbal
atau Imam Hanbali).

B. Dasar Hukum Sedekah


2
Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, Sedekah Sebagai Bukti Keimanan dan Penghapus Dosa
(tt. Pustaka at-Taqwa, 2009), hlm, 36.

25
Sedekah dibolehkan pada waktu dan disunahkan berdasarkan Al-Qur’an
dan As-Sunnah, diantaranya :
Dalam Al-Qur’an yang artinya : “Barang sapa yang mau memberi pinjaman
kepada Allah Swt. pinjaman yang baik (manafkahkan hartanya di jalan Allah),
maka Allah Swt. akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat
ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan
kepada-Nya lah kamu dikembalikan”.
(QS.Al-Baqarah :245)

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu


menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-
Baqarah :195)

Dalam As-Sunah yang hadistnya “Barang siapa yang memberi orang lapar,
Allah Swt akan memberinya makan dari buah-buah surga. Barang siapa
memberi minum orang dahaga, Allah Swt Maha Tinggi akan memberinya
minum pada hari kiamat dengan wangi-wangian yang dicap. Barang siapa
yang memberi pakaian orang yang telanjang, Allah Swt akan memakaikan
pakaian surga yang berwarna hijau”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

C. Hukum Yang Terkait Dengan Sedekah


Pada dasarnya sedekah dapat diberikan kepada dan dimana saja tanpa
terikat oleh waktu dan tempat. Namun ada waktu dan tempat tertentu yang
lebih diutamakan yaitu lebih dianjurkan pada bulan Ramadhan. Dijelaskan
pula dalam kitab Kifayat al-Akhyar, sedekah sangat dianjurkan ketika sedang
menghadapi perkara penting, sakit atau berpergian, berada dikota Mekkah dan
Madinah, peperangan, haji, dan pada waktu-waktu yang utama seperti sepuluh
hari di bulan Dzulhijah, dan hari raya.
Sedekah juga dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan,
namun ada beberapa kelompok orang yang lebih utama yaitu kepada family
yang paling memusuhi, family yang jauh hendaklah didahulukan dari tetangga

26
yang bukan family. Karena selain sedekah, pemberian itu akan saling
mempererat hubungan silaturahmi. Selain itu dalam menggunakan cara kita
juga harus memilih cara yang lebih baik dalam bersedekah yaitu dengan cara
sembunyi-sembunyi. Hal itu lebih utama dibandingkan terang-terangan.3

D. Harta Yang Paling Utama Untuk Sedekah


Harta yang paling utama untuk di sedekahkan adalah kelebihan dari
usaha dan hartanya untuk kebutuhan sehari-hari. Sebaliknya, jika memberikan
sedekah dari harta yang masih dikategorikan kurang untuk memenuhi
kebutuhan sendiri, lebih baik untuk tidak bersedekah. Dalam hadist disebutkan
yang artinya “Sedekah yang paling baik adalah sesuatu yang keluar dari orang
kaya dan telah mencukupi kebutuhannya”. (Muttafaq alaih)
Kaya pada hadist diatas tidak berarti kaya dalam materi, tetapi orang yang
kaya hati, yakni sabar atas kefakiran. Ada hadist yang menyebutkan “Cukup
bagi seseorang dikatakan dosa apabila menghilangkan makanan pokoknya”.
(HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i dari Abu Hurairah). Dengan kata lain
sedekah disunahkan bagi seseorang atas kelebihan nafkahnya.

E. Hadist-Hadist Mengenai Sedekah


Hadist-hadist yang berkenaan dengan sedekah diantaranya adalah sebagai
berikut:
“Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya
delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua
puluh dan silaturahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat”. (HR.
Al-Hakim)

“Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh
jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang
lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya”. (HR.
Muslim)
3
Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah Untuk IAIN, STAIN, PTAIS,dan Umum, (Bandung:CV
Pustaka Setia, 2004), hlm. 253-254.

27
“Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang
miskin ibarat ijtihad dijalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak
merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka”.
(HR. Al-Bukhari)
“ Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan
sodaqoh”. (HR. Al-Baihaqi)
“Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sodaqohnya”. (HR.
Ahmad)

“Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau dia
tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw menjawab,”Bekerja dengan keterampilan
tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya
lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi menjawab:”menolong orang
yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka bertanya:”Bagaimana
kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab:”Menyuruh berbuat ma’ruf.”
Mereka bertanya:”Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi Saw
menjawab.”Mencegah diri dari kejahatan itulah sodaqoh”. (HR. Al-Bukhari-
Muslim)
“Sodaqoh paling afdhlol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang
bersikap memusuhi”. (HR. Atthabrani dan Abu Dawud).4

F. Sedekah Yang Tidak Dibolehkan


Sedekah hukumnya dibolehkan selama benda yang disedekahkan itu
adalah milik sendiri dan benda itu dari segi zatnya suci dan diperoleh dengan
cara yang benar, meskipun jumlahnya sedikit. Maka jika barang itu statusnya
milik bersama atau orang lain, maka tidak sah benda itu untuk disedekahkan
karena barang yang disedekahkan harus di dasari oleh keikhlasan dan kerelaan
dari pemiliknya. Berkaitan dengan ini, maka tidak boleh seorang istri
menyedekahkan harta suaminya kecuali ada izin darinya. Tetapi, jika telah
berlaku kebiasaan dalam rumah tangga seorang istri boleh menyedekahkan
4
Abdul Rahman Ghazali, Ghufron Ihsan dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010) hlm. 149.

28
harta tertentu seperti makanan, maka hukumnya boleh tanpa minta izin kepada
suaminya terlebih dahulu. Dalam hal ini, bukan hanya istri yang mendapatkan
pahala tetapi suamipun mendapatkan pahala.
Demikian halnya, haram menyedekahkan benda yang secara zat dihukumi
haram seperti babi, dan anjing. Atau barang itu diperoleh dengan cara yang
diharamkan seperti mencuri, merampok atau korupsi karena hal itu bukan
miliknya secara sah, dan Allah juga tidak menerima sedekah dari yang haram
atau bersumber dari cara yang haram sebagaimana dijelaskan dalam sebuah
hadist bahwa “Sesungguhnya Allah itu Suci tidak menerima kecuali yang suci
pula” (HR. Muslim). Kemudian, Rasulullah menyebutkan seorang laki-laki
yang lama berkelana dengan rambutnya yang kusut, pakaiannya yang berdebu,
menadahkan tangannya ke langit seraya berkata, Ya Tuhanku, Ya Tuhanku,
padahal makanannya haram, pakaiannya haram, minumannya haram, dan
dibesarkan dari sesuatu yang haram, maka bagaimana doanya dapat
dikabulkan? (HR. Muslim).
Hal ini yang perlu diperhatikan dalam bersedekah adalah faktor
kebutuhan. Orang yang memiliki sesuatu tetapi, sesuatu itu dibutuhkan untuk
menafkahi keluarganya atau untuk membayar utangnya maka sesuatu itu tidak
boleh untuk disedekahkan. Sedekah hendaknya disalurkan tepat sasaran
artinya orang yang menerima adalah mereka yang benar-benar berhak dan
sangat membutuhkan seperti fakir miskin. Maka orang kaya tidak
diperbolehkan menerima sedekah dengan cara memperlihatkan dirinya sebagai
orang fakir. Demikian halnya, dengan orang yang sehat dan mampu bekerja
dengan baik haram baginya meminta-minta sedekah kepada orang lain dan
sedekah yang diterima itu hukumnya harta haram, demikian menurut imam al-
Mawardi. Disunahkan dalam penyaluran zakat itu dikhususkan kepada mereka
yang ahli kebaikan dan orang-orang yang benar membutuhkannya. Makruh
hukumnya bagi orang yang telah menyedekahkan sesuatu kepada orang lain
kemudian ia mengambil alih sesuatu itu menjadi miliknya baik dengan cara
hibah atau mengganti dan haram menyebut-nyebut sedekahnya, hal ini akan
membatalkan pahala sedekahnya.

29
Dalam Al-Qur’an surat Al-Taubah ayat 60 secara tegas ada beberapa
golongan yang berhak menerima sedekah yang artinya “Sesungguhnya zakat-
zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
maka Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Al-Taubah :8/60).
Menurut mufasir yang dimaksud :
1. Orang kafir : orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta
dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2. Orang miskin : orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam
keadaan kekurangan.
3. Pengurus zakat : orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan
membagikan zakat.
4. Mualaf : orang kafir yang adea harapan masuk Islam dan orang yang baru
masuk islam yang imannya masih lemah.
5. Memerdekakan budak : mencakup juga untuk melepaskan muslim yang
ditawan oleh orang-orang kafir.
6. Orang berutang : orang yang berutang karena untuk kepentingan yangt
bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya.
7. Pada jalan Allah (sabilillah) : yaitu untuk pertahanan islam dan kaum
muslimin, diantara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu
mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan
sekolah dan rumah sakit.
8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.
Selain kedelapan diatas tersebut, sedekah juga dapat diberikan kepada istri,
anak dan pelayan.

G. Sedekah Orang Yang Memiliki Utang


Disunatkan bagi orang yang memiliki utang tidak memberikan sedekah.
Lebih baik baginya membayar utang. Menurut ulama Syafi’iyah, haram

30
hukumnya memberikan sedekah bagi orang yang memiliki utang atau tidak
mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari, antara lain
didasarkan pada hadist “Cukup bagi seseorang dikatakan dosa apabila
menghilangkan makanan pokoknya”. (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i dari
Abu Hurairah). Mereka berpendapat bahwa mebayar utang adalah wajib, maka
tidak boleh meninggalkan yang wajib untuk melaksanakan hal yang sunnah.5

H. Sedekah Dengan Uang Haram


Menurut ulama Hanafiyah, sedekah dengan harta yang haram Qath’i,
seperti daging bangkai atau hasilnya dipakai membangun mesjid dengan
harapan akan mendapat pahala atau menjadi halal adalah kufur sebab meminta
halal dari suatu kemaksiatan adalah kufur. Akan tetapi, tidak dipandang kufur,
jika seseorang mencuri uang Rp. 100.000 kemudian mencampurkan dengan
hartanya untuk disedekahkan. Namun demikian, tetap tidak dapat
dimanfaatkan sebelum uang curian tersebut diganti.

I. Perkara Yang Membatalkan Sedekah


Ada beberapa perkara yang dapat menghilangkan pahala sedekah
diantaranya adalah : Al-Mann (membangkit-bangkitkan) artinya menyebut-
nyebut dihadapan orang banyak.
Al-Adza (menyakiti) artinya sedekah itu dapat menyakiti perasaan orang lain
yang menerimanya baik dengan ucapan atau perbuatan. Mereka ini tidak
mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat
pahala diakhirat.
Poin satu dan dua didasari oleh Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 264 yang
artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima)”. (Q.S.Al-Baqarah :2/264)

5
Musjfuk Zuhdi, Studi Islam Jilid III : Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1993), hlm. 82-83.

31
J. Bentuk-Bentuk Sedekah
Dalam islam sedekah memiliki arti luas bukan hanya berbentuk materi
tetapi mencakup semua kebaikan baik bersifat fisik maupun non fisik.
Berdasarkan hadist, para ulama membagi sedekah menjadi :
 Berbuat baik dan menahan diri dari kejahatan.
 Berlaku adil dalam mendamaikan orang yang sedang bersengketa.
 Membantu orang lain yang akan menaiki kendaraan yang akan
ditumpanginya.
 Membantu mengangkat barang orang lain kedalam kendaraannya.
 Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu dari tengah jalan seperti
duri, batu kayu
 Melangkahkan kaki ke jalan Allah.
 Menngucapkan zikir seperti tasbih, takbir, tahmid, tahlil dan istighfar.
 Menyuruh orang lain berbuat baik dan mencegahnya dari kemungkaran.
 Membimbing orang buta, tuli dan bisu serta menunjuki orang yang
meminta petunjuk tentang sesuatu seperti alamat rumah.
 Memberikan senyuman kepada orang lain.

Dari uraian diatas tentang sedekah maka ada beberapa perbedaan antara
sedekah dengan zakat dilihat dari tiga aspek :

Orang yang melakukan, sedekah dianjurkan kepada semua orang beriman


baik yang memiliki harta atau tidak karena bersedekah tidak mesti harus
orang yang berharta sedangkan zakat diwajibkan kepada mereka yang
memiliki harta.

Benda yang disedekahkan bukan hanya terbatas pada harta secara fisik tetapi
mencakup semua macam kebaikan. Adapun zakat, benda yang dikeluarkan
terbatas hanya harta kekayaan secara fisik seperti uang, hasil pertanian,
peternakan, perdagangan, dan hasil profesi lainnya.

Orang yang menerima, sedekah untuk semua orang tetapi zakat dikhususkan
kepada delapan golongan sebagaimana telah disebutkan.

32
K. Hikmah Sedekah
Sedekah memiliki nilai sosial yang tinggi. Orang yang bersedekah
dengan ikhlas ia bukan hanya mendapatkan pahala tetapi juga memiliki
hubungan sosial yang baik. Hikmah yang dapat dipetik ialah sebagai berikut :
1. Orang yang bersedekah lebih mulia dibanding orang yang menerimanya
sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist “Tangan diatas lebih baik
dari tangan yang dibawah”.
2. Mempererat hubungan sesama manusia terutama kepada kaum fakir
miskin, menghilangkan sifat bakhil dan egois, dan dapat membersihkan
harta serta dapat meredam murka Tuhan.
3. Orang yang bersedekah senantiasa didoakan oleh kedua malaikat.
Sebagaimana hadist yang artinya “Tidaklah seorang laki-laki berada
dipagi hari kecuali dua malaikat berdoa, Ya Allah berilah ganti orang
yang menafkahkan (menyedekahkan) hartanya dan berikanlah
kehancuran orang yang menahan hartanya”. (HR. Bukhari-Muslim).

L. Keutamaan Dan Manfaat Sedekah


1. Amalan yang Utama
Rasulullah SAW telah bersabda: “Tangan yang di atas lebih baik
daripada tangan yang di bawah. Tangan diatas adalah yg memberi
dan tangan di bawah adalah yang menerima.” (HR. Muslim)
Umar Bin Khathtab pernah berkata: “Sesungguhnya amalan-amalan
itu saling membanggakan diri satu sama lain, maka sedekahpun
berkata (kepada amalan- amalan lainnya),’Akulah yang paling utama
diantara kalian.”

2. Melindungi Dari Bencana


Rasulullah SAW pernah bersabda seperti dibawah ini: “Obatilah
orang sakit diantara kalian dengan sedekah.”
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan: “Sesungguhnya
sedekah bisa memberikan pengaruh yg menakjubkan utk menolak

33
berbagai macam bencana sekalipun pelakunya orang yang fajir
(pendosa), zhalim atau bahkan orang kafir, karena Allah SWT akan
menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantara sedekah
tersebut…”

3. Berlipat Ganda Pahalanya


Allah SWT telah berfirman: “Perumpamaan (infak yg dikeluarkan
oleh) orang-orang yg menginfakan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dg sebutir benih yg menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-
tiapbulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yg
Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.”(QS.Al-Baqarah:261)
Rasulullah SAW juga bersabda : “Barangsiapa bersedekah senilai
satu biji kurma yg berasal dari mata pencaharian yg baik—dan Allah
tidak akan menerima kecuali yg baik—maka sesungguhnya Allah
akan menerimanya dg tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara untuk
pemiliknya, sebagaimana seseorang diantara kalian memelihara anak
kuda, sehingga sedekah itu menjadi (besar) seperti gunung”

4. Dapat Menghapus Dosa dan Kesalahan


Rasul SAW bersabda: “Bersedekahlah kalian, meski hanya dengan
sebiji kurma. Sebab, sedekah dapat memenuhi kebutuhan orang yang
kelaparan, dan memadamkan kesalahan, sebagaimana air
memadamkan api.”
Beliau juga menasehatkan kepada para pedagang: “Wahai sekalian
pedagang,sesungguhnya setan dan dosa menghadiri jual beli kalian,
maka sertailah jual beli kalian dengan sedekah.”

5. Menjadikan Harta Berkah dan Terus Berkembang


Allah SWT berfirman: “Katakanlah,’Sesungguhnya Rabb-ku
melapangkan rejeki bagi siapa yg dikehendaki diantara hamba-
hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yg dikehendaki-Nya). Dan

34
apa yg kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah
pemberi rejeki sebaik-baiknya.”(QS.Saba’:39)
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah akan
mengembangkan sedekah kurma atau sepotong makanan dari seorang
diantara kalian, sebagaimana seseorang diantara kalian memelihara
anak kuda atau anak untanya, sehingga sedekah tersebut menjadi
besar seperti bukit Uhud.”

6. Melapangkan Jalan ke Surga dan Menyumbat Jalan ke Neraka


“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada
surga yg luasnya seluas langit dan bumi yg di sediakan utk orang-
orang yg bertakwa. (Yaitu) orang-orang yg menginfakkan (hartanya),
baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yg menahan
amarahnya dam memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang yg berbuat kebajikan.”(QS. Ali Imron:133-134)
Rasulullah SAW bersabda: “Buatlah penghalang antara dirimu dan
api neraka walau hanya dg separuh butir kurma.”

7. Menjadi Bukti Keimanan


Di dalam sebuah Hadits Rasulullah bersabda: “Sedekah adalah
menjadi burhan (bukti).” (HR.Muslim)
Maksudnya, sedekah adalah bukti keimanan
pelakunya.Sesungguhnya orang munafik menolak keberadaan
sedekah karena tidak meyakininya. Barang siapa yg mau bersedekah,
maka hal itu menunjukkan kebenaraan imannya.
Rasul SAW juga bersabda: “Sifat iman dan kikir tidak akan
berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.”

8. Membawa Keberuntungan dan Merupakan Pintu Gerbang Semua


Kebaikan

35
Allah SWT berfirman : “Dan barang siapa yg dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yg beruntung.” (QS. Al
Hasyr : 9)
Dalam ayat lain, Allah juga menegaskan:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menginfakkan sebahagian harta yg kamu cintai, dan
apa saja yg kamu infakkan, maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.”( QS.Ali Imran: 92)

9. Akan Mendapat Naungan di Padang Mahsyar


Sedekah akan menolong pelakunya dari kesengsaraan dalam
perjalanan menuju alam akhirat, Rasulullah SAW bersabda: “Setiap
orang akan berada dibawah naungan sedekahnya, hingga
diputuskannya perkara-perkara diantara manusia.”
Didalam hadits lain Beliau juga bersabda: “Naungan seorang mukmin
di hari kiamat adalah sedekahnya.” (Shahih Ibnu Khuzaimah 4/95)

10. Pahalanya Akan Mengalir Terus Walaupun Telah Mati


Rasul SAW bersabda: “Pahala amalan dan kebaikan yg bakal
menghampiri seorang mukmin sepeninggalnya—Beliau menyebutkan
diantaranya--,(yakni)musyaf yg ia tinggalkan,masjid yg ia
bangun,rumah untuk orang yg dalam perjalanan yg ia bangun, sungai
yg ia alirkan, atau sedekah yg ia keluarkan dari hartanya dikala sehat
dan hidupnya, maka ia akan bakal menghampirinya
sepeninggalnya.”6
4. Evaluasi
a. Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan, apabila ada
yang bisa menjawab maka akan diberikan riwerd
b. apabila ada peserta didik tidak mengerti, maka diberikan penjelasan
lebih singkat agar mudah dipahami

6
Ibid, hlm 149.

36
5. Contoh Sedekah Dalam Metode Ceramah
Memberi Makan dan Minum
Berdasarkan sabda beliau :
« َ‫صدقةَ أفضل‬
َّ ‫» الماءَ سقيَ ال‬
“Sebaik-baik sedekah adalah memberi air minum.” (HR. Muslim).
Sesunggunya Nabi ketika ditanya bagaimana islam yang baik itu. Beliau
menjawab :
َّ ‫» تَعرفَ لمَ ومنَ عرفتَ منَ على السَّلمَ وتقرأَ ال‬
« َ‫طعامَ تطعم‬
“Engkau beri makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu
kenal maupun yang tidak kamu kenal.” (Terdapat dalam Ash-Shahihain).

Kesimpulan

Metode ceramah ialah cara yang digunakan oleh guru untuk


menyampaikan pelajaran kepada pelajar, karena penyampaian itu berlangsung
dalam interaksi edukatif. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang
dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat
berlangsungnya pengajaran.
Dalam metode ceramah terdapat beberapa tahap yang akan dilaksanakan oleh
seorang pendidik,
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
Materi Tentang Sedekah
Sedekah secara bahasa kata sedekah berasal dari bahasa Arab shodaqoh
yang secara bahasa berarti tindakan yang benar. Pada awal pertumbuhan
islam, sedekah diartikan sebagai pemberian yang disunahkan.
Dasar hukum tentang sedekah Dalam Al-Qur’an yang artinya : “Barang
sapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah Swt. pinjaman yang baik
(manafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah Swt. akan melipat
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya lah kamu
dikembalikan”. (QS.Al-Baqarah :245). Dijelaskan pula dalam kitab Kifayat al-

37
Akhyar, sedekah sangat dianjurkan ketika sedang menghadapi perkara
penting, sakit atau berpergian. Keutamaan dan manfaat sedekah : Amalan
yang Utama, Melindungi Dari Bencana, Berlipat Ganda Pahalanya, Dapat
Menghapus Dosa dan Kesalahan, Menjadikan Harta Berkah dan Terus
Berkembang, Melapangkan Jalan ke Surga dan Menyumbat Jalan ke Neraka,
Menjadi Bukti Keimanan, Akan Mendapat Naungan di Padang Mahsyar,
Pahalanya Akan Mengalir Terus Walaupun Telah Mati, Membawa
Keberuntungan dan Merupakan Pintu Gerbang Semua Kebaikan.
3. Evaluasi
a. Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan, apabila ada yang
bisa menjawab maka akan diberikan riwerd
b. apabila ada peserta didik tidak mengerti, maka diberikan penjelasan lebih
singkat agar mudah dipahami.

38
LAILA SETIANI (1711010075)

4. METODE DEMONSTRASI (TATA CARA MEMANDIKAN


JENAZAH)

A. Pengertian metode demonstari

Istilah demostrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan


suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan
suatu kerja fisik atau pengoprasian peralatan barang atau benda. Kerja
fisik itu telah di lakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu
sebelum didemostrasika orang yang mendemonstrasikan ( pendidik.
Peserta didik atau orang luar ) mempertunjukan sambil menjelaskan
tentang sesuatu yang di demostrasikan

Dalam mengajarkan peraktek peraktek agama, nabi Muhammad


sebagai pendidik agung banyak mempergunakan metode ini. Seperti
mengajarkan cara cara wudh, shalat haji dan sebagainya. Seluruh cara
cara ini di peraktekan oleh nabi Muhammad, kemudian baru lah
dikerjakan umatnya

Dalam suatu Hadist pernah nabi menerangkan kepada umatnya:


Sabda Rasulullah SAW.;

Sembahyanglah kamu sebagaimana kamu lihat, aku sembahyang (


H.R, Bukhori ).

Bila kita perhatikan Hadist tersebut, nyatalah bahwa cara cara


sembahyang tersebut pernah diperaktekan dan didemostrasikan oleh
nabi Muhammad SAW.

Sabda Raulullah SAW :

Dari Djabir. Katanya : “ Saya melihat NabiBesar


MuhammadSAW. Melontarkan jumrah diatas kendaraan beliau pada
hari raya Haji,lalu beliau berkta : “ Hendaklah kamu turut cara cara

39
ibadat sebagaimana yang aku kerjakan ini, karena sesungguhnya aku
tidak mengetahu apakah aku akan dapat menjalankan haji lagi sesudah
ini.”1

B. Memandikan jenazah
a. Mengurus jenazah

Sebelum Jenazah dishalatkan, maka yang harus dilakukan


adalah memandikannya. Memandikan jenazah dimaksudkan agar
segala bentuk hadas dan najis yang ada pada jenazah tersebut hilang
dan bersih, sehingga jenazah yang akan dikafani terus dishalatkan telah
suci dari hadas dan najis. Pada dasarnya memandikan jenazah sama
saja dengan mandinya orang yang hidup, namun perbedaannya adalah
orang yang hidup mandi sendiri sedangkan jenazah harus dimandikan.

Walaupun demikian ada sedikit perbedaan dalam memandikan


jenazah, tidak saja meratakan air keseluruh tubuh, namun dalam
memandikannya juga harus dengan hati-hati dan lemah lembut.

Memandikan jenazah adalah hal yang harus dilakukan atas


jenazah seorang muslim, sebelum ia dishalatkan. Mandi ini dilakukan
dengan cara membersihkan segala najis yang ada di badannya dahulu,
utamanya bagian kemaluan, kemudian meratakan air ke seleruh
tubuhnya, ini harus di usahakan dengan hati-hati upaya mayat tersebut
tidak membawa kotoran ke hadapan Allah

Dalam memandikan mayat wajib adanya niat mendekatkan diri


kepada Allah SWT, karena ia termasuk bagian dari ibadah. Demikian
pula muthlak, suci dan halalnya air. Menghilangkan najis dari badan
mayat terlebih dahulu, dan tidak adanya penghalang yang dapat
mencegah sampainya air ke kulit mayat, semua itu harus dipenuhi
dalam memandikan mayat

1
Zakiah daradjat, metodelogi pengajaran agama islam ( Jakarta : bumi aksara 1996 ) hal.144

40
b. Syarat memandikan jenazah
Adapun syarat wajib memandikan jenazah yaitu :
a. mayat itu islam
b. Lengkap tubuhnya atau ada bahagian tubuhnya walaupun
sedikit
c. Jenazah tersebut bukan mati syahid (mati dalam
peperangan membela agama Allah).
c. hukum memandikan Jenazh
Jumhur Ulama atau golongan terbesar dari ulama berpendapat
bahwa memandikan mayat muslim, hukumnya adalah fardhu kifayah
artinya bila telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah
kewajiban seluruh mukallaf.

d.klarifikasi dalam memndikan jenazah


Klasifikasi ini bertujuan untuk memberikan perbedaan dalam
memandikan jenazah. Hal ini disebabkan bahwa tidak semua jenazah
yang ada dapat atau harus dimandikan. Berikut 2 hal yang perlu untuk
diperhatikan dalam memandikan jenazah.

e. Jenazah yang boleh dimandikan


Jenazah yang wajib dimandikan adalah orang Islam dan orang
yang meninggal bukan karena mati syahid di Medan pertempuran

f. Jenazah yang tidak perlu dimandikan


Jenazah yang tidak boleh dimandikan adalah jenazah yang mati
syahid di medan pertempuran karena setiap luka atau setetes darah akan
semerbak dengan bau wangi pada hari Kiamat. Jenazah orang kafir tidak
wajib dimandikan. Ini pernah dilakkan Nabi saw terhadap paman beliau
yang kafir . Juga berdasarkan firman Allah SWT: “Dan janganlah sekali-
kali kamu menyalatkan jenazah salah seorang yang mati diantara
mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya.”Janin

41
yang dibawah usia empat bulan tidak perlu dimandikan, dikafani, dan
dishalatkan. Cukup digali lubang dan dikebumikan.

g. Orang Yang Berhak Memandikan


Tidak semua orang berhak dalam memandikan jenazah, hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kerahasian aib atau cacat penyakit yang
masih ada di dalam tubuh jenazah tersebut. Tujuan menjaga dan
membatasi bagi orang yang ingin memandikan jenazah adalah agar tidak
terjadi fitnah yang dapat memalukan keluarga jenazah tersebut. Adapun
Orang yang berhak memandikan Jenazah Adalah:

 Apabila mayat itu laki-laki, hendaklah memandikannya laki-laki


pula, perempuan tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali
istri dan muhrimnya. Jika mayat perempuan, hendaklah dimandikan
permpuan pula, laki-laki tidak boleh memandikan mayat perempuan
kecuali suami atau muhrimnya.
 Orang Yang berhak memandikan Jenazah adalah orang yang telah
ditunjuk oleh si mayit sendiri sebelum wafatnya (berdasarkan
wasiatnya)
 Kemudian bapaknya, sebab ia tentu lebih tahu mengenali si mayit
daripada anak si mayit tersebut. Kemudian keluarga terdekat si mayit.
 Jenazah wanita dimandikan oleh pemegang wasiatnya. Kemudian
ibunya lalu anak perempuannya setelah itu keluarga terdekat.
 Seorang suami boleh memandikan jenazah istrinya berdasarkan sabda
Nabi saw kepada’Aisyah Radhiallahu ‘Anha: “Tentu tidak ada yang
membuatmu gundah, sebab jika kamu wafat sebelumku, akulah yang
memandikan jenazahmu”

C. Perencanaan dan Persiapan Metode Demonstrasi tata cara memandikan


jenazah
Setiap metode pembelajaran harus direncanakan dan dipersiapkan
agar tujuan pembelajaran tercapai, begitu pula dengan metode

42
demontrasi. Menurut Djamarah (2010 : 403) hal-hal yang perlu
mendapat perhatian pada Iangkah ini antara Iain:
1. Penentuan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan dalam hal ini
pertim
bangkanlah apakah tujuan yang akan dicapai siswa dengan belajar
melalui
demonstrasi itu tepat dengan menggunakan metode demontrasi.
2. Materi yang akan didemontrasikan terutama hal-hal yang
penting ingin di
Tonjolkan yaitu tatacara memndikan jenazah .
3. Siapkanlah fasilitas penunjang demonstrasi seperti peralatan,
tempat, peralatan memandikan jenazah yaitu :

 Boneka sebagai mayat


 Sarung tangan atau kain untuk dipakai orang yang
memandikan agar terjaga dari najis, kotoran dan penyakit
 Masker penutup hidung juga untuk menjaga orang yang
memandikan agar terjaga dari penyakit
 Spon penggosok atau kain untuk membersihkan badan
mayit
 Kapur barus yang sudah digerus untuk dilarutkan dengan
air
 Daun sidr (bidara) jika ada, yang busanya digunakan
untuk mencuci rambut dan kepala mayit. Jika tidak ada,
maka bisa diganti dengan sampo
 Satu ember sebagai wadah air
 Satu embar sebagai wadah air kapur barus
 Gayung
 Kain untuk menutupi aurat mayit

4. Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik.

43
5. pertimbangkanlah jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang
akan
didemons-trasikan agar siswa dapat melihatnya dengan jelas.
6. Buatlah garis besar langkah atau pokok-pokok yang akan
didemonstrasikan
secara berurutan dari tertulis pada papan tulis atau pada kertas
lebar, agar
dapat dibaca-kan siswa dan guru secara keseluruhan.
7. Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan sebaiknya
demonstrasi
Yang direncanakan dicoba terlebih dahulu.
Berdasarkan penjelasan diatas pembelajaran menggunakan
demonstrasi harus diper-siapkan secara matang agar tidak terjadi
kegagalan dalam pelaksanaannya. Agar siswa dapat mengetahui
dengan jelas semua obyek yang didemonstrasikan
D. PeIaksanan Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah (2010 : 91) setelah segala sesuatu direncanaan
dan disiapkan, langkah berikutnya ialah mulai melaksanakan
demonstrasi beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Guru sebelum memulai persiapkanlah sekali lagi kesiapan
peralatan yang akan didemonstarsikan, pengaturan
tempat,keterangan tentang garis besar langkah dan pokok-pokok
yang akan didemonstrasikan. dan lain-Iain yang diperlukan.
2. Siapkanlah siswa, barangkali ada hal-hal yang perlu mereka
catat.
3. Mulailah demontrasi tatacara memandikan jenazah sebagai
berikut

 Niat memandikan jenzah


 Meletakkan jenazahn ( boneka ) diatas dipan atau meja,
usahakan kepala lebih tinggi dari kaki
 Tempat jenazah harus tertutup, baik dinding maupun
atapnya agar aurat dan cela jenazah tidak terlihat.

44
 Menutup aurat jenazah dengan handuk besar dan kain.
Untuk jenazah putra dari pusar sampai lutut, sedangkan
untuk jenazah perempuan dari dada sampai mata kaki.
 Bersihkan kotoran dengan cara mengangkat pundak dan
kepala sambil menekan perut dan dada
 Memiringkan ke kanan dan ke kiri sambil ditekan dengan
mempergunakan sarung tangan atau kain perca dan disiram
berkali-kali agar kotoran hilang.
 Basuhlah jenazah sebagaimana cara berwudhu
 Siram dari mulai yang kanan anggota wudhu dengan
bilangan gasal menggunakan air dan daun bidara, kemudian
seluruh tubuh jenazah diberi sabun termasuk pada lipatan-
lipatan yang ada.
 Bersihkan tubuhnya dengan air dan miringkan ke kanan
serta ke kiri.
 Selama memandikan, aurat jenzah harus senantiasa agar
tidak terlihat
 Kemudian, rambut jenazah dikeramas dan disiram agar
bersih. Dan jika jenazahnya wanita, setelah rambutnya
dikeringkan kemudian dipintal menjadi tiga.
 Siramkan pada siraman yang terakhir dengan kapur barus
dan miringkan ke kanan dan ke kiri agar air keluar dari
mulutnya dan dari lubang yang lain.
 Setelah selesai, badannya dikeringkan dengan handuk,
kewmudian ditutup dengan kain yang kering agar auratnya
tetap tertutup.
 Bersihkan segala najis yang ada di badannya, utamanya
bagian kemaluan, kemudian meratakan air ke seluruh tubuh
atau sebaiknya tiga kali yaitu dengan air yang bersih, air
sabun dan air yang bercampur dengan kapur barus. Apabila
sudah selesai kesemuanya yang terakhir adalah di
wudhukan.

45
 Setiap mayat muslim itu wajib di mandiakn dengan tiga
kali ; pertama dengan air yang dicampur sedikit kapur dan
bidara ; kedua dengan air yang dicapur sedikit kapur
kecuali yang mati dalam keadaan ihram, maka tidak boleh
dicampur dengan kapur ; ketiga dengan aiir murnbi tanpa
dicampur apapun. Daun bidara dan kapur yang dicampur
dengan air itu jangan terlalu banyak, karena dikhawatirkan
air tersebut menjadi air mudhaf, sehingga tidak dapat
menyucikan.Antara tiga kali mandi tersebut, diwajibkan
pula tertib antara anggota tubuh yang tiga, yakni dimulai
dengan kepala berikut leher, lalu anggota tubuh yang
kanan, dan ketiga anggota tubuh yang kiri.

5. Pada waktu berjalannya demonstrasi, sekali-kali perhatikanlah


keadaan siswa, apakah semua mengikuti dengan baik
6. Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang
harmonis
7. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya
dalam bentuk mengajukan pertanyaan, membandingkannya
dengan yang lain atau dengan pengalaman Iain, serta men-coba
melakukannya sendiri dengan bimbingan guru
Jadi dalam pelaksanaan metode demonstrasi guru dituntut
membuat siswa aktif, Ajak siswa untuk mau menanyakan apa yang
kurang dimengerti. Bagian yang dipandang terpenting dari sesuatu
yang dipertunjukan atau dijelaskan harus
diulang berkali-kali agar siswa benar-benar mengetahui seluk
beluknya. Setelah selesai mendemons-trasikan guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa untuk mengecek sampai dimana siswa
telah dapat memahami atau mengikuti demonstrasi yang harus
selesai diper-tunjukan. Siswa diarahkan untuk mengamati dengan
penuh perhatian kepada sesuatu obyek yang didemonstrasikan,

46
maka diperlukan konsentrasi dari seluruh pikiran, perasaan, dan
kemauan seseorang terhadap obyek yang dipertunjukan

E. Keunggulan dan Kelemahan Metode Demostrasi


Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan
kelemahan termasuk
metode demonstrasi. Adapun keunggulan dan kelemahan metode
demonstrasi
sebagai berikut:
1. Keunggulan
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki
keunggulan,
diantaranya:
a. Melalui metode demonstarsi terjadinya verbalisme akan dapat
dihindari, sebab siswa langsung memperhatikan bahan pelajaran
yang dijelaskan.

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya


mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki


kesempatan

untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.


d. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
Sedangkan menurut Syaiful (2010: 210) kelebihan metode
demonstrasi ini adalah:
a. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan
Iebih kongkret.
Sehingga dapat menghindarkan verbalisme.
b. Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa yang
dipelajari
c. Proses pengajaran akan lebih menarik

47
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan
kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
e. Melalui metode ini dapat disajikan materi pelajaran yang tidak
mungkin
kurang sesuai dengan menggunakan metode lain.

Dari kelebihan-kelebihan di atas metode demonstrasi dapat


menanamkan keyakinan pada siswa akan kepastian sesuatu karena metode
demonstrasi merupakan cara yang wajar atau alamiah sesuai dengan
proses perkembangan jiwa anak untuk belajar memahami sesuatu atau
obyek perbuatan. Dengan melihat

sendiri obyeknya timbul hasrat untuk mengetahui lebih dalam dan


terperinci tentang obyek yang dilihatnya. Dengan demikian siswa di didik
untuk mengamati sesuatu dengan sikap kritis.

Mengamati sesuatu dengan cermat, baik dengan alat indera mata,


telinga maupun indera lainnya bukan pekerjaan yang mudah bagi siswa
kalau tempat duduknya tidak berpindah-pindah maka siswa hanya melihat
dari satu pihak saja, obyek yang didemonstrasikan. Hal ini dapat
menimbulkan kekeliruan tanggapan dan pengertian mengenai obyek yang
diamati. Apabila siswanya hanya dengan berpindah-pindah tempat dapat
menibulkan kegaduhan. Untuk mengatasinya guru

harus menentapkan garis-garis besar, langkah-langkah demonstrasi


yang akan dilaksanakan.

2. Kelemahan

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki


beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dijabarkan oleh beberapa ahli,
diantaranya: Menurut Sanjaya W (2006:153) kekurangan metode
demonstrasi adalah:

48
1. Metode demonstrsi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan
metode ini tidak efektip lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilkan pertun-jukan suatu proses tertentu, guru harus bisa
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan
waktu yang banyak.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai yang bearti menggunakan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, se
hingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu
metode demonstrasi juga memerlukan kemampuan dan motivasi guru
yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Sedangkan menurut Syaiful (2010: 210) kekurangan metode ini adalah:

1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karna


tanpa di tunjang dengan hal-hal itu,pelaksanaan metode demonstrasi
akan tidak efektip.
2. Pasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak
selalu
tersedia dengan baik.
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di
samping sering memerlukan waktu yang cukup panjang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

Dari kelemahan-kelemahan di atas sebaiknya guru mengarahkan


demonstrasi itu sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh pengertian
dan gambaran yang benar tentang apa yang sedang didemonstrasikan
sebaiknya sebelum demonstrasi itu di-mulai guru telah mengadakan uji

49
coba supaya kelak dalam pelaksanaan nya tepat dan secara otomatis
metode demonstrasi dalam pembelajaran.

F. Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi


1. Guru harus terampil dalam melakukan demonstrasi
2. Melangkapi sumber alat dan media untuk melakukan
metode demontasi
3. Mengatur waktu sebaik mungkin.
4. Membuat rancangan serta persiapan sebaik mungkin.2

G. Evaluasi
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering
diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini
dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab
pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan
peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang
dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapka

KESIMPULAN

Metode demonstrasi adalah cara yang digunakan oleh guru dalam


meyajikan materi pembelajaran kepada siswanya dengan memperagakan atau
mempertunjukkan secara langsung dengan menggunakan alat bantu yang
sebenarnya atau tiruan. Dalam demonstrasi ini juga harus menggunakan
eksperiman, karena dengan tambahan eksperiman siswa dapat mengikuti jalannya
demonstrasi yang ditunjukkan oleh guru. Dan juga ketika melakukan demonstrasi
guru juga harus memperhatikan aspek-aspek supaya murid bisa mengikuti
demonstrasi tersebut.
Dalam metode demonstrasi dapat digunakan apabila:
1. Memantapkan keterampilan tertentu.
2. Akan memudahkan penjelasan, karena penggunaan bahasa lisan/tertulis
terbatas.

2
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Documents/BAB%20II_2.pdf

50
3. Akan memperlihatkan kepada murid-murid proses jalannya suatu
peristiwa kejadian.
Sama halnya dengan metode-metode yang lain, demonstrasi juga mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Dari kelebihan dan kelemahan tersebut diharapkan guru
bisa mempertimbangkan metode demonstrasi ini digunakan ketika dalam materi
apa supaya kelemahan yang ada pada metode ini bisa diminimalisir.
Dalam metode demonstrasi juga harus memperhatikan langkah-
langkahnya dan langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi yaitu terdiri
dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

51
LAILATUL FAJRIAH (1711010076)

5. METODE DEMONSTRASI (BERWUDHU)

A. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memeragakan dan menunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas
dari metode penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam
metode demonstrasi siswa hanya sekedar memperhatikan. 1
Menurut drajat metode demonstrasi merupakan metode yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas atau pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta lain.
Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang efektif, karena peserta
didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian
pembelajaran dengan meragakan dan mempertunjukan suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipetunjukan oleh guru atau
sumber belajar lain di depan seluruh siswa.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati guru
selama proses pembelajaran langsung.
Adapun penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar
siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu
misalnya dalam materi pai tata cara berwudhu.
B. Langkah-langkah Penerapan Demonstrasi
Metode Demonstrasi sangat memegang peranan penting dalam
mendukung keberhasilan belajar pada suatu materi yang diajarkan.
Langkah-langkah penerapan metode demonstrasi dapat dilihat pada saat

1
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tenik Pmbelajaran Agama
Islam (Bndung : PT Refika Aditama, 2009) h.49

52
terjadinya proses belajar mengajar antar peserta didik pada suatu
pembelajaran.
Langkah-langkah persiapan yang harus ditempuh agar metode demonstrasi
dapat dilaksanakan dengan baik adalah :
1. Tahap persiapan
Pada tahap perisapan ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu :
a) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah
proses demonstrasi berakhir
b) Persiapan garis besar langkah-langkah demonstasi yang
akan dilakukan
c) Memperhitungkan waktu yang digunakan
d) Melakukan uji coba demonstrasi
2. Tahap Pelaksanaan
a. Tahap pembukaan
Sebelum Demonstrasi dilakukan ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, diantaranya :
1) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan
semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa
yang didemonstrasikan.
2) Mengemukakan tujuan yang harus dicapai oleh
siswa
3) Mengemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan
siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat
hal-hal yang dianggap penting pada saat
pelaksanaan demonstrasi.
4) Merumuskan dengan jelas kecakapan atau
keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh
siswa sesudah demonstrasi dilakukan.
5) Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan
demonstrasi dengan jelas
6) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan

53
7) Menerapkan rencana untuk menilai kemajuan
siswa2
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi
1) Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya
melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung
teki-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi
2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan
menghindari suasana yang menegagkan
3) Menyakinkan bahwa semua siswa yang mengikuti
jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi
seluruh siswa
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih
aktif
c. Langkah mengakhiri demonstrasi
1) Mengakhiri dan memberikan tugas-tugas tertentu
yang berkaitan dengan apa yang didemonstrasikan
2) Mengakhiri kegiatan dengan diskusi
3) Melakukan evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi untuk perbaikan selanjutnya
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya :
1. Perhatian anak didik dipusatkan, yang diamati oleh pendidik
2. Jika anak didik ikut aktif dalam metode ini maka menambah
pengalaman anak didik.
3. Perhatian anak didik dipusatkan kepada hal-hal yang penting.
4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
5. Beberapa maslah akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat dijawab pada metode ini.
2
Muhammad zein, metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta : AK group dan Indra
Buana, 1995), h.57

54
Dan ada pula kekurangan pada metode demonstrasi, yaitu :
1. Jika siswa banyak metode ini sulit dicapai
2. Begantung pada alat bantu
3. Bila tidaak sistematis, demonstrasi tidak berhasil
4. Banyak siswa yang kurang berani
D. Cara Mengatasi Kekurangan
1. Guru harus terampil dalam melakukan demonstrasi
2. Melengkapi sumber alat dan media untuk melakukan metode
demonstrasi
3. Mengatur waktu sebaik mungkin
4. Membuat rancangan serta persiapan sebaik mungkin.
5.
E. Berwudhu
Pengertian wudhu
Di dalam kamus bahasa arab “al Wudhu” dengan
dhommah, berarti pekerjaan bersuci dan dengan huruf wawunya
(Wadhu), berarti air yang di pergunakan untuk berwudhu.3
Wudhu menurut bahasa artinya bersih dan indah, sedang
menurut syara’ artinya membersihkan anggota wudhu untuk
menghilangkan hadats kecil.
Al Imam Ibnu Atsir Al-Jazary rohimahumullah ( seorang
ahli bahasa) menjelaskan bahwa jika dikatakan wadhu’ maka yang
dimaksud adalah air yang digunakan berwudhu. Bila dikatakan
wudhu, maka yang diinginkan di situ adalah perbuatannya. Jadi,
wudhu adalah perbuatan sedang wudhu adalah air wudhu.
Al-Hafizh ibnu Hajar Asy-syafi’iy rohimahulloh, kata
wudhu terambil dari kata al-wadho’ah / kesucian. Wudhu disebut
demikian, karena orang yang sholat membersihkan diri dengannya.
Akhirnya, ia menjadi orang yang suci.

3
Abubakar Muhammad, terjemah Subulus Salam, (Surabaya : Al ikhlas, 1998) h.95

55
Jadi definisi wudhu bila ditinjau dari sisi syariat adalah
suatu bentuk peribadatan kepada Allah Ta’ala dengan mensuci
anggota tubuh tertentu dengan tata cara yang khusus.
Dasar di syari’atkan melakukan wudhu ditegaskan berdasarkan 3
macam alasan, yakni sebagai berikut :
a. Firman Allah dalam surat Al-maidah (5) : 6

َّ ‫ياَأيُّهاَالَّذينَآمنواَإذاَقمتمَإلىَال‬
َ‫صلةَفاغسلَواَوَجوهكَمَوأيديَكمَإلىَالمرافق‬
َ‫وامسحواَبرءوسكمَوأرجلكمَإلىَالكعبين‬

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak


mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki”
b. Sabda Rasullulah
Artinya : ‘ Allah tidak menerima shalat salah seorang
diantaramu bila ia berhadats, sehingga ia berwudhu”. (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
c. Ijma’
Telah terjalin kesepakatan kaum muslim atas
disyari’atkannya wudhu semenjak zaman Rosululloh
hingga sekarang ini, sehingga tidak dapat disangkal lagi
bahwa ia adalah ketentuan yang berasal dari agama. 4
1. Rukun Wudhu
Rukunnya Wudhu itu ada enam perkara. Dari keenam rukun
wudhu tersebut perinciannya adalah sebagai berikut :
a. Niat
Hendaknya berniat (menyengaja) menghilangkan
hadats atau menyangga berwudhu. Niat ini berdasarkan
hakikatnya ada di dalam hati yang dimaksudkan pada
sesuatu yang dilafalkan bersamaan dengan mengerjakan

4
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah I, (Bandung : Al Maarif, 1987), Cet. Ke-6 h. 87

56
nya (sesuatu tersebut dalam hal ini adalah wudhu), lafal niat
wudhu :
“Nawaitul-wudhuu’a liraf’il-hadatsil-ashghari fardhal
lillahi ta’aaalaa”
“Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil,
fardhu karena Allah Ta’ala”
Niat dalam wudhu dilakukan saat membasuh muka
(wajah), dalam hal ini bersamaan dengan membasuh wajah
bukan pada saat sebelum membasuh muka dan juga bukan
sesudah membasuh muka. Bagi orang yang sedang
berwudhu, maka ia harus berniat menghilangkan diri dari
hadats dari sekian banyak hadats yang ditanggungnya. Atau
niat menunaikan syarat agar diperbolehkan mengerjakan
sesuatu yang di dahului dengan wudhu untuk bersuci, dan
juga niat untuk menunaikan rukunnya wudhu.
Jadi, apabila orang yang sedang berwudhu tidak
mengucapkan niat menghilangkan hadats maka dianggap
tidak sah wudhunya, sengangkan apabila ada orang yang
sedang wudhu berniat seperti niat yang sesuai dengan niat
wudhu yang semestinya dan disertai niat membersihkan
badan atau berniat agar badannya segar maka wudhunya
dianggap sah.
b. Membasuh Muka
Adapun batas dari muka yang harus dibasuh adalah
mulai dari atas tempat tumbuhnya rambut kepala sampai
pada bagian bahwa kedua tulang dagu yaitu kedua tulang
yang temapatnya tumbuh gigi bagian bawah, dimana kedua
tulang itu permulaannya berkumpul (bertemu) di dagu,
sedang pada bagian akhirnya ada di sekitar telinga. Adapun
batas lebarnya (muka), yaitu mulai dari telinga kanan
hingga sampai telinga kiri.

57
Adapun jika terdapat jenggot laki-laki yang tumbuh
lebat, sekiranya orang yang berbicara didepannya tidak
dapat melihat kulit (dagunya) dari sela-sela jenggot, maka
cukup membasuh pada bagian muka (yang tampak) saja.
Namun, jika jenggot yang tumbuh itu jarang-jarang (tipis),
yaitu sekiranya orang yang berbicara dapat melihat kulit
dari dagunya, maka wajib membasuh hingga air itu sampai
mengenai bagian kulitnya.
Seluruh bagian muka tersebut wajib dibasuh, tidak
boleh tertinggal sedikitpun, bahkan wajib dilebihkan sedikit
agar yakin jika sudah terbasuh semuanya, sebab hal
tersebut termasuk dalam hal yang membuat sempurnanya
pembasuh bagian muka.
c. Membasuh kedua tangan sampai kedua siku
Kalau ada seseorang yang tidak memiliki siku-siku,
maka yang harus dibasuh adalah bagian yang diperkirakan
sebagai siku-sikunya. Wajib pula membasuh bagian-bagian
yang ada di dua tangan seperti rambut (bulu), uci-uci
(daging yang tumbuh dibadan), jari-jari tambahan dan
kuku-kuku (sekalipun panjang). Dan wajib pula
menghilangkan kotoran (benda) yang terdapat bagian
bawah kuku yang bisa mencegah air sampai mengena pada
kuku.
d. Mengusap kepala
Dalam hal ni maksudnya mengusap sebagian kepala
bagi laki-laki maupun perempuan atau setidaknya
mengusap sebagian rambut yang masih ada pada batas-
batas kepala. Sedangkan dalam hal mengusap ini, tidak
harus dengan tangan, tetapi bisa saja memakai secarik kain
yang lainnya. Dan seandainya ada orang yang tidak
mengusap kepala, tetapi sebagai gantinya ia membasuhnya,
maka diperbolehkan, dan demikian pula seandainya ada

58
orang yang hanya meletakkan tangannya yang sudah
dibasahi tanpa menggerak-menggerak kannya itupun boleh-
boleh saja hukumnya sah.
e. Membasuh kedua kaki sampai dengan kedua mata kaki
Wajib pula membasuh sesuatu yang terdapat pada
kedua kaki tersebut seperti rambut (bulu yang tumbuh) uci-
uci, jari tambahan dan kotoran (benda) yang terdapat
dibagian bawah kuku yang bisa mencegah air sampai
mengena pada kuku, sebagaimana ketika membasuh kedua
tangan.
Apabila seorang sedang berwudhu dan memakai
kedua khufnya (sepatnya), maka diperbolehkan mengusap
kedua khufnya (sepatutnya).
f. Tertib
Berurutan yakni membasuh anggota wudhu satu
persatu dan mendahulukan rukun wudhu yang harus dahulu
dan mengakhirkan rukun wudhu yang harus diakhirkan.
Hanafiyan dan Malikiyah menganggap tertib
membasuh anggota wudhuitu hanya sunnah muakkad saja.
Sedangkan syafi’iyah dan Hanabilah tetib dalam wudhu itu
wajib, tetapi tidak wajib dalam mandi.
Jadi kalau orang yang berwudhu lupa tidak tertib
tidak sesuai ketentuan urutan-urutan pada rukun wudhu
maka tidak sah wudhunya.
2. Syarat-syarat Wudhu
Syarat-syarat wudhu ada dua yaitu syarat-syarat yang
mewajibkan orang-orang mukhallaf untuk berwudhu.
a. Syarat-syarat wajib wudhu
1) Berakal sehat, tidak wajib bagi orang gila dan orang
yang pingsan atau sedang tidur
2) Baligh, tidak wajib wudhu bagi anak-anak yang
belum baligh

59
3) Beragama Islam, ini syarat wajib menurut Hnafiyah
dan syarat sah menurut jumhur
4) Mampu menggunakan air suci secara sempurna
5) Suci dari haid dan nifas atau junub
6) Telah masuk waktu shalat
b. Sedangkan Syarat sah wudhu, antara lain :
1) Adanya air yamg suci dan mensucikan untuk
berwudhu
2) Tidak ada sesuatu benda yang menghalangi air
sampai ke kulit anggota wudhu
3) Tidak ada susuatu yang berlawanan dengan wudhu
4) Orang yang mumayyiz, tidak sah wudhu anak yang
mumayyiz
Syafi’yah menambah 3 syarat lagi yaitu :
1) Mengetahui cara-cara berwudhu
2) Dapat membedakan yang fardhu dengan
yang sunnah, kecuali orang awam
3) Niatnya harus tetap dari awal sampai akhir
wudhu
Hanabilah juga menambah 3 syarat, yaitu :
1) Adanya air yang halal
2) Niat wudhu. Berwudhu tanpa niat, wudhu
menjadi tidak sah
3) Mendahulukan istinja’ dari wudhu
3. Hal-hal yang dimakruh kan dalam berwudhu
a) Berwudhu ditempat bernajis, karena dikhawatirkan najis itu
akan mengenai pelakunya
b) Lebih dari 3 basuhan
c) Berlebih-lebihan dalam menggunakan air, karena
Rasulullah berwudhu dengan air satu mud (0,688 liter)
sepenuh dua telapak tangan. Sedangkan berlebih-lebihan

60
dalam mengerjakan segala sesuatu termasuk perbuatan
yang dilarang.
d) Meninggalkan salah satu atau beberapa sunnah wudhu,
karena dengan meninggalkannya berarti telah mengabaikan
suatu pahala, yang tidak sepantasnya diabaikan.
e) Berwudhu dengan air lebihan dari air yang dipakai bersuci
oleh istri.5
4. Hal-hal yang membatalkan wudhu
a) Adanya sesuatu yang keluar dari dua lubang (qubul atau
dubur), seperti : Air seni, madzi, wadi, kotoran (tinja) atau
kentut yang berbunyi ataupun yang tidak berbunyi, semua
itu disebut dengan hadats.
b) Tertidur lelap, jika pelakunya iti tertidur dalam keadaan
berbaring.
c) Tertutupnya akal dan hilangnya perasaan (kesadaran) sebab
pingsan, mabuk atau gila, karena saat akal itu tertutup,
niscaya seseorang tidak akan mengetahui apakah wudhunya
itu batal dengan keluarnya kentut misalnya, atau tidak.
d) Memegang kemaluan dengan bagian dalam telapak tangan
serta jari-jari tangan.
e) Murtad, misalnya mengatakan sesuatu perkataan yang
menyebabkan kufur. Jika seseorang mengatakan perkataan
itu, niscaya wudhunya dihukumi batal dan seluruh amal
ibadahnya terhapus.
f) Memakan daging unta
g) Menyentuh wanita disertai syahwat (birahi), karena
menginginkan syahwat itu sama dengan seperti adanya
syahwat tersebut yang membatalkan wudhu dengan dalil
bahwa seseorang yang menyentuh kemaluan diperintahkan
berwudhu, karena menyentuh kemaluan dapat
membangkitkan syahwat.
5
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri, Minhajul Muslim, (Madinah : Maktabah al-Ulum
wa al-Hakim, Cet VI tahun 1419 H). h. 342

61
5. Faktor penyebab dianjurkan Berwudhu
a) Orang yang bepenyakit hadats, yakni seseorang yang pada
kebanyakan waktunya tidak henti-hentinya buang kotoran
dan mengeluarkan kentut. Bagi seseorang yang menderita
hal tersebut sangat dianjurkan supaya berwudhu pada tiap-
tiap shalat dianalogikan kepada seorang wanita yang
mengalami istihadhah, (terus menerus mengeluarkan darah
penyakit dari vagina nya)
b) Wanita yang mengalami istihadhah, yakni wanita yang
terus menerus mengeluarkan darah dari vaginanya di luar
hari-hari kebiasaan menstruasinya. Bagi seorang wanita
yang menderita hal tersebut sangat dianjurkan supaya
berwudhu pada tiap-tiap shalat sebagaimana layaknya
seseorang yang berpenyakit hadats.
c) Orang yang memandikan dan memikul jenazah. 6
6. Hikmah Berwudhu
Allah memerintahkan kita untuk berwudhu, bukan untuk
memberatkan kita dengan sesuatu yang berat. Namun untuk
mewujudkan jalan manfaat dan kebaikan bagi kita sendiri. Yakni
mensucikan kita dari kecemaran yang lahir dan dari kerendahan
kemungkaran dan itikad-itikad yang rusak. Gunanya supaya kita
menjadi orang yang bersih luar dan batin, yang sehat tubuh dan
yang tinggi jiwa. Memang kerapkali Allah memakai kata bersuci
(mensucikan) di dalam Al-Qur’an untuk memfardhukan suci lahir
dan untuk memfardhukan suci batin. Dibeberapa tempat pula Allah
memakai kata bersuci itu, untuk kebersihan kedua-duanya.

6
Ibid, h.344

62
F. Contoh Metode Demonstrasi pada Penyampaian Materi Wudhu
Salah satu metode demonstrasi pada penyampaian materi tentang
berwudhu dengan cara menggunakan alat yaitu berupa gambar/ contoh yang jelas
untuk memperjelas dan agar bisa lebih paham lagi.

Setelah guru menerangkan penjelasan tentang taca cara berwudhu yang


baik yang benar, guru harus menanyakan kembali kepada peserta didik atas apa
yang disampaikan agar kita dapat mengetahui apakah peserta didik mengerti atau
paham atas yang dijelaskan oleh pendidik.

KESIMPULAN

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan


memeragakan dan menunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode
penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam metode demonstrasi
siswa hanya sekedar memperhatikan.

63
Di dalam kamus bahasa arab “al Wudhu” dengan dhommah, berarti
pekerjaan bersuci dan dengan huruf wawunya (Wadhu), berarti air yang di
pergunakan untuk berwudhu.
Hubungan metode demonstrasi ini sangat erat dalam penyampaian materi
wudhu karena dalam penyampaian materi wudhu sangatlah diperlukan karena
guru tidak hanya menjelaskan tetapi harus ada gambar yang jelas agar peserta
dapat lebih paham atas materi tersebut.

64
LAILATUL ULYA (1711010077)

6. METODE DEMONSTRASI (TAYAMUM)

Metode Demonstrasi

A. Pengertian Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan
memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode
penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam metode demonstrasi
siswa haya sekedar memperhatikan.1
Menurut Drajat metode demonstrasi merupakan metode yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas atau pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta lain. Demonstrasi
merupakan metode pembelajaran yang efektif, karena peserta didik dapat
mengetahui secara langsung penerapan materi tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.
Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran
dengan meragakan dan memeprtunjukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk
tiruan yang yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain di depan
seluruh siswa.
Terjadinya proses belajar mengajar yakni keterpaduan proses belajar anak
dengan proses mengajar guru. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih
baik, seorang guru harus mempersiapkan perencanaan pembelajaran dan
menyesuaikan metode yang sesuai dengan materi pelajaran.
Sejalan dengan itu Sukartawi mengatakan ada sepuluh tahapan persiapan
atau pembelajaran yang perlu dilakukanya yaitu:
1. Mempelajari Silabus
2. Menetapkan tujuan dan kelompok sasaran

1
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelaaran Agama
Islam(Bandung:PT Refika Aditama, 2009 ) hal.49

65
3. Memuat satuan pembelajaran
4. Memilih metode
5. Membuat evaluasi
6. Menempatkan waktu dan tempat tujuan
7. Menetapkan buku wajib dan pilihan
8. Membagi hand out
9. Melakukan pengajaran yang baik
10. Melaksanakan evaluasi2
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik
dan sempurna. Siswa dapat mengamati dan memperlihatkan pada apa yang
diperlihatkan oleh guru selama pelajaran berlangsung. Adapun penggunaan
metode demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang tata
cara melakukan atau menyusun sesuatu, dan membuat sesuatu. Dengan
demonstrasi siswa dapat mengamati bagian bagian dari sesuatu benda atau alat
yang digunakan dalam demonstrasi tersebut. Siswa bisa menyaksikan kerjanya
suatu alat, bila siswa melakukan sendiri demonstrasi itu maka ia dapat mengerti
juga tentang cara menggunakan alat itu.

B. Kelebihan Metode Demonstrasi


Ada beberapa kelebihan metode demonstrasi dalam pelaksanaan
pembelajaran antara lain:
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,
sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya
mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.3

2
Sukartawi, Meningkatkan Efektifitas Mengajar, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995) h. 40-45
3
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2006) h. 152

66
4) Pengertian akan mudah dicapai. Peserta didik dalam menanggapi suatu
proses adalah dengan mempergunakan alat pendengar, penglihat, dan
bahkan dengan perbuatan sehingga memudahkan pemahaman peserta
didik dan menghilangkan sifat perbalisme dalam belajar.
5) Pemahaman peserta didik dapat dipusatkan dan sesuatu yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati oleh peserta didik seperlunya.
6) Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak
menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi kalau
penjelasan tentang suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi, disamping
penjelasan dengan lisan juga dapat memberikan gambaran kongkrit.
7) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam
diri peserta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik mengamati
preses demonstrasi
8) Menghindari “coba-coba dan gagal” yang banyak memakan waktu
belajar, disamping praktis dan fungsional, khususnya bagi peserta didik
yang berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya sesuatu.4
Dengan demikian pengajaran agama Islam melalui metode demonstrasi ini
akan dapat hasil yang diharapkan. Adapun penggunaan metode demonstrasi
mempunyai tujuan agar siswa dapat mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda
atau alat yang digunakan dalam metode demonstrasi tersebut.

C. Kekurangan Metode Demonstrasi


Dalam metode demonstrasi ini juga mempunyai kelemahan
diantarnya yaitu:
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
mennyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali
mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang
banyak.

4
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia 2005) h. 246

67
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional.
Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemampuan dan motivasi
guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

D. Langkah-Langkah Dalam Penggunaan Metode Demonstrasi


Langkah ini merupakan langkah awal sebelum melaksanakan
demonstrasi. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :
1) Materi yang akan didemonstrasikan terutama hal-hal yang penting
yang akan ditonjolkan,Seorang guru yang akan melaksanakan metode
demonstrasi harus memilih dan menetapkan mana yang penting dan mana
yang harus ditonjolkan dalam demonstrasi.
2) Siapkanlah fasilitas penunjang demonstrasi. Agar demonstrasi dapat
berjalan dengan lancer, maka seorang guru hendaknya mempersiapkan
peralatan, tempat dan juga biaya, jika memerlukan biaya sebelum
melaksanakan demonstrasi tersebut dilaksanakan.
3) Pertimbangan jumlah siswa. Jumlah siswa hendaknya disesuaikan
dengan metode demonstrasi yang akan digunakan. Sebab jumlah siswa
yang terlalu besar akan menyulitkan bagi siswa untuk mengamati dengan
jelas tentang materi yang didemonstrasikan itu, dan juga siswa tidak
memperoleh kesempatan secara keseluruhan untuk mencoba demonstrasi
tersebut.
4) Buatlah garis besar langkah-langkah atau pokok-pokok yang akan
didemonstrasikan secara berurutan. Garis besar langkah atau pokok-pokok
bahan yang akan didemonstrasikan ditulis pada papan tulis atau kertas
lebar untuk dibaca oleh siswa dan juga oleh guru.

68
5) Untuk menghindari kegagalan dalam pelaksanaannya, sebaiknya
demonstrasi yang direncanakan dicoba terlebih dahulu.5
Kegagalan dalam pelaksanaan demonstrasi kemungkinan bisa saja terjadi
karena hal kecil, seperti penempatan peralatan yang kurang strategis. Oleh
karena itu, langkah baiknya dicoba terlebih dahulu
E. Tahap Pelaksanaan demonstrasi
a). Langkah pembukaan
sebelum demonstrasi dimulai atau dilaksanakan ada
beberapa yang harus diperhatikan, diantaranya:
1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan metode demonstrasi.

b). Langkah pelaksanaan demonstrasi


1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa
untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyan yang mengandung
teka-teki sehingga mendorong siswa untuk memperhatikan pelaksanaan
demonstrasi
2) Ciptakan suasana yang menyejukkan jalannya demonstrasi dengan
memperhatikan reaksi siswa.
3) Yakinkan bahwa semua sisiwa mengikuti jalanya demonstrasi dengan
memperhatikan reaksi seluruh siswa.
4) Berikan kesempatan pada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.

c). Langkah Mengakhiri demonstrasi


Apabila demonstrasi sudah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannaya

5
Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya) h.134

69
dengan pelaksanaan metode demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk menyajikan apakah siswa
memahami proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
Untuk menggunakan metode demonstrasi ini guru memperlihatkan
terlebih dahulu sesuatu yang meragukan harus diulang kembali supaya
jangan menyimpang dari persoalannya, apa yang didemonstrasikan itu
hendaknya dapat dilihat dengan jelas dan apa yang diucapkan juga harus
terang didengar. Dengan demikian metode demonstrasi itu dapat dilakukan
hampir pada semua mata pelajaran.

F. Tindak Lanjut dan Evaluasi Demonstrasi


Drs. Sudirman mengatakan bahwa : “Sebagai tindak lanjut setelah
dilaksanakan suatu demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan
belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas tertentu,
misalnya tugas membuat laporan, tugas menjawab pertanyaan atau
masalah, dan tugas mengadakan latihan atau percobaan lebih lanjut yang
mungkin diselesaikan siswa, apakah di sekolah atau di rumah”
“Guru dapat juga bersama siswa mengadakan evaluasi terhadap
demonstrasi yang telah dilakukan, apakah berjalan efektif sesuai dengan
tujuan yang diharapkan, ataukah ada kelemahan-kelamahan tertentu
beserta factor penyebabnya. Evaluasi dapat dilakukan dalam segala aspek
yang terlibat dalam demonstrasi tersebut, yang mencakup perencanaan dan
persiapan demonstrasi, pelaksanaannya dan tindak lanjut”.
Dari berbagai macam pendapat para ahli mengenai langkah langkah diatas
maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hal – hal yang perlu
ditempuh oleh guru dalam pelaksanaan metode demonstrasi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu Kemampuan guru
dalam menggunakan metode, Penguasaan guru tentang bahan sebelum
demonstrasi, waktu yang memadai, alat-alat dan bahan yang cukup atau
lengkap, jumlah siswa, kesiapan guru dalam melakukan demonstrasi.

1. Tayamum

70
A. Pengertian Tayamum
Secara etimologi kata Tayamum bermakna “menyengaja”. Sedangkan
secara terminology Syar’i, kata tayamum bermakna “menyapu muka serta dua
tangan dengan tanah, sesuai dengan aturan yang telah ditentukan”. Tayamum
menjadi pengganti bersuci dengan air ketika seseorang tidak sanggup bersuci
dengan air sesuai dengan ketentuan-ketentuan syara’.

B. Sebab-sebab Tayamum
Tayamum menjadi pengganti bersuci dengan air jika seseorang dalam
keadaan sebagai berikut:
1. Tidak mendapatkan air, baik ketika berada di tempat (mukim) maupun
ketika berpergian dan telah berusaha mencarinya, dan tetap tidak
mendapatkannya.
2. Memiliki air, tetapi air itu dibutuhkan untuk minum serta memasak,
sedangkan jika dipakai untuk bersuci maka ia akan menghadapi kesulitan
dalam memenuhi kehidupannya.
3. Khawatir akan mendatangkan kemudharatan pada dirinya jika
menggunakan air, sehubungan dengan keadaan dirinya yang sedang sakit
atau hanya akan memperlambat kesembuhannya ari penyakit yang sedang
dideritanya.
4. Tidak sanggup menggunakan air karena lumpuh dan disampingnya tidak
ada orang yanng menemani, sedangkan ia khawatir waktu sholat akan
berlalu (habis)

C. Waktu Diperbolehkan Tayamum

Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu dimuka bumi ini dengan tata
aturan yang indah, begitu juga dengan apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh dilakukan. Tayamum adalah hal yang diperbolehkan, namun hal tersebut
harus sesuai dengan ketentuan kapan waktu-waktu yang tepat dan
diperbolehkannya melakukan tayamum.

 Ketika sedang safar

71
 Tidak ada air yang tersedia / sulit mendapatkan air
 Air yang membahayakan suhunya seperti air panas misalnya
 Persediaan air menipis, dan hanya ada untuk minum
 Sakit dan tidak diperbolehkan terkena air

D. Syarat Sah Tayamum

Allah SWT mencintai hambanya yang selalu menjaga wudhu, dan seorang
hamba juga harus paham benar seperti apa syarat sah dari wudhu. Namun
bagaimana jika tidak ada air yang bisa digunakan untuk berwudhu? Tayamum
adalah hal yang boleh dilakukan apabila tidak ada air untuk berwudhu, tapi
tetap perhatikan bagaimana syarat sah melakukan tayamum.

 Jam sudah memasuki waktu sholat


 Bersuci dengan debu dari najis
 Alasan bertayamum tepat dan tidak dibuat-buat
 Sudah berusaha mencari air

E. Sunnah Tayamum

Dalam segala sesuatu alangkah baiknya jika kita mengawali sesuatu


dengan bacaan basmallaah, begitu juga dengan saat melakukan tayamum.
Adapun sunnah-sunnah yang ada pada tayamum adalah sebagai berikut.

 Membaca basmallah dan doa bertayamum

ً ‫صالَ ِة فَ ْر‬
‫ض ِهللِ تَعَالَى‬ ْ ‫نَ َويْتُ التَّيَ ُّم َم ِال‬
َّ ‫ستِبَا َح ِة ال‬

Artinya:
Sengaja aku bertayammum untuk melakukan shalat fardhu karena Allah
Ta’ala

 Menghadap kea rah kiblat


 Melakukan tata cara bertayamum dengan baik dan benar

72
F. Perkara yang membatalkan Tayamum

Tayamum adalah pengganti wudhu, dan untuk itu kita juga harus tahu apa
saja perkara yang dapat membatalkan tayamum.

 Seluruh perkara yang membatalkan wudhu, akan sama seperti perkara


yang membatalkan tayamum.
 Melihat air sebelum shalat, kecuali karena sakit.
 Bepura-pura tidak ada air.

G. Contoh Metode Demonstrasi Pada Penyampaian Materi Tayamum

Salah satu metode demonstrasi pada penyampaian materi tentang


tayamum dengan cara menggunakan alat yaitu berupa gambar/contoh yang
jelas untuk memperagakan atau mempraktikannya.

1. Membaca basmalah

73
2. Tempelkan kedua telapak tangan dengan merengganggkan jari pada tanah
atau debu.
3. Angkat tangan mu dan tiup kedua telapak tangan yang sudah menempel
pada debu, atau usapkan pada pakaian secara perlahan. ( Jika meniup,
tiuplah kearah lain dari tempat mengambil debu )
4. Baca do’a atau niat tayamum.
5. Usapkan debu pada wajah.
6. Usapkan debu pada telapak tangan.
7. Ambil debu lagi dan lakukan seperti langkah ke 3 diatas.
8. Usapkan debu ke lengan kanan dan kiri

KESIMPULAN

Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan


memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode
penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru.

Secara etimologi kata Tayamum bermakna “menyengaja”. Sedangkan


secara terminology Syar’i, kata tayamum bermakna “menyapu muka serta dua
tangan dengan tanah, sesuai dengan aturan yang telah ditentukan”. Tayamum
menjadi pengganti bersuci dengan air ketika seseorang tidak sanggup bersuci
dengan air sesuai dengan ketentuan-ketentuan syara’.

74
LARAS SETYAWAN (1711010078)

7. METODE CERAMAH ( MENJAGA KEBERSIHAN)

Pengertian Metode Ceramah

Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk


menyampaikan pelajaran kepada pelajar, karena penyampaian itu berlangsung
dalam interaksi edukatif. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang
dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat
berlangsungnya pengajaran.
Pengajaran dikatakan efektif bila guru dapat membimbing anak-anak
untuk memasuki situasi yang memberikan pengalaman yang dapat menimbulkan
kegiatan belajar pada anak itu. Guru secara terus menerus membimbing anak
untuk berpartisipasi secara aktif dan tekun mengikuti pengajaran secara sukarela.
Oleh karena itu pengalaman belajar yang diberikan oleh guru dalam kegiatan
demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan dengan
pengalaman yang lalu maupun pengalaman yang akan datang.
Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak
digunakan dalam prosesbelajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan
cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau
dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi
pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta
didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan
telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh
dikatakan sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak dulu
Metode ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam
menyampaikan materi pelajaran.
Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya
patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun
penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah.

75
Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat
menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual
lainnya.
Definisi lain ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin)
yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru
menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran
dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method ataumetode
ceramah.Metode ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak pengertian
dan jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah, antara lain :
1. Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal maupun
informal.
2. Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal dari bahasa
latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian
diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan
pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan
penggunaan buku.
3. Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap
kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian
yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai pada
proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke
tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai
metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu
hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas
penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan
akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.1
Definisi metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan
tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil yang didapat
dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi
dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru sejarah menggunakan metode
ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah seharusnya.

1
Zonainfosemua.blogspot.com

76
1. Kelebihan Metode Ceramah
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan, yaitu:
 Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah
dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap,
berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan
mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian
tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
 Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran
yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam
waktu yang singkat.
 Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
 Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena se-penuhnya
kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
 Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat
duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.

2. Kelemahan metode cerama


Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya:
 Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada
apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan,
sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang
dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
 Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme
 Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara
fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak

77
mengikuti jalannya proses pembelajaran, pikirannya melayang ke mana-mana,
atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
 Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi
kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu
tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
Pengertian Menjaga Kebersihan Dalam Metode Ceramah

ِ ‫ظافَةُ ِمن إَاْل إي َم‬


‫ان‬ َ َّ‫الن‬
“Kebersihan adalah Sebagian dari Iman”

Ungkapan itu mengandung makna bahwa menjaga kebersihan merupakan bukti


atau buah keimanan seorang muslim.
Kebersihan merupakan sesuatu yang dicintai Allah SWT. Sebagaimana
disebutkan dalam hadist yang di riwayatkan oleh Tarmizi RA, “Sesungguhnya
Allah Ta’ala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai
kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai
kedermawanan, maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu
menyerupai orang Yahudi.”
Kandungan hadist diatas menyatakan perintah untuk menjaga kebersihan karena
Allah mencintai kebersihan. Untuk mendapatkan cinta Allah upayakan untuk
selalu bersih. Bersih diri, bersih hati, bersih lingkungan.
Ada beberapa jenis bersih yang harus kita jaga :
Pertama, Bersih diri
Kebersihan dimulai dari diri sendiri. Jika hendak menghadap Allah dalam
Shalat, kita diharuskan dalam keadaan suci dan bersih. Bersih diri, pakaian dan
tempat. Aktifitas menjaga kebersihan diri diwajibkan dalam syariat, sebagaimana
diungkapkan dalam Hadist; “Ath-thahuuru syatrul iiman”, yang artinya
Bersuci/Thaharah itu sebagai dari iman.
Suci (Thahir) adalah keadaan tanpa najis/hadas, baik besar maupun kecil
pada badan, pakaian, tempat, air dan sebagainya. Sedangkan bersuci merupakan

78
aktifitas seseorang untuk mencapai kondisi suci, seperti berwudhu, tayyamum dan
mandi junub.2
Kedua, Bersih Lingkungan
Kebersihan lingkungan erat kaitanya dengan masalah kesehatan.
Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat. Kelalaian dalam menjaga
kebersihan lingkungan merupakan awal dari mewabahnya berbagai penyakit.
Banyak wabah penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Menjaga
kebersihan lingkungan dimulai dari kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya, sebagimana ajaran mulia yang menyetarakan membuang sampah
dengan sedekah, “Watumithul adza minathariqi shadaqah” yang artinya
Memungut duri/sampah dijalan termasuk sedekah. Perintah membersihkan
lingkungan, tempat tinggal dan tempat ibadah secara tersirat diperintahkan pada
Nabi Ibrahim untuk selalu menjaga kebersihan Baitullah tempat beribadah, rumah
Allah. Hendaklah perintah ini ditauladani juga bagi segenap muslim dalam
menjaga kebersihan lingkungan.
Ketiga, Bersih hati
Bersihkan hati dengan ikhlas. Makna ikhlas adalah menjernihkan dan
membersihkan hati dari segala sesuatu yang mengotorinya. Ikhlas adalah segala
kecenderungan pada Allah, menjadikan keridhaan Allah sebagai alasan
mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan.
Allah berfirman dalam surat Albayyinah ayat 5:
ُ ‫الز َكاة َ ۚ َو َٰ َذلِكَ د‬
‫ِين‬ َّ ‫صينَ لَهُ الدِينَ ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال‬
َّ ‫ص ََلة َ َويُؤإ تُوا‬ َ َّ ‫َو َما أ ُ ِم ُروا إِ ََّّل ِليَ إعبُدُوا‬
ِ ‫َّللا ُم إخ ِل‬
‫ا إلقَيِ َم ِة‬
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
Itulah agama yang lurus.
Terakhir, Bersih Harta
Tazzkiyah adalah mensucikan harta dengan Zakat. Zakat adalah rukun
ketiga dari rukun Islam. Secara harfiah Zakat berarti Tumbuh, Berkembang,
Menyucikan atau Membersihkan. Sedangkan secara terminologi syari’ah, Zakat

2
Http://dalamislam/.com>infoislam

79
merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan
perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.
Perintah menunaikan zakat yang terdapat dalam Al-Qur’an diantaranya
sebagaimana tercantum dalam surat Albaqarah ayat 43:
َّ ‫ار َكعُوا َم َع‬
َ‫الرا ِكعِين‬ ‫الز َكاة َ َو إ‬ َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬
َّ ‫ص ََلة َ َوآتُوا‬
Artinya : dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-
orang yang ruku’.
Zakat merupakan sarana membersihkan harta yang kita miliki karena
sesungguhnya di sebahagian harta itu terdapat hak orang lain yang dititipkan
melalui rezki yang kita peroleh. Dengan mengeluarkan zakat, harta menjadi bersih
dan pemanfaatannya akan memberikan berkah yang lebih baik.
Demikianlah Islam agama yang lurus dan terang memberi tuntunan pada
umatnya. Untuk selalu menjaga kebersihan, memahami maknanya,
mengagungkannya, menjadikannya kebiasaan hidup, karena sesungguhnya Allah
itu bersih dan mencintai kebersihan. Amat mudah menggapai cinta-Nya,
bersihkan diri, bersihkan lingkungan, bersihkan hati dan bersihkan harta. Rasakan
betapa dekatnya Yang Maha Agung, lebih dekat dari pada detak jantung. Rasakan
kehangatan dekapan-Nya, lebih hangat dari pada aliran darah. Subhanallah, Maha
Suci Allah, jadikanlah kami orang-orang yang “bersih”. Menjaga lingkungan
sangat dianjurkan dalam agama Islam, alasannya Tuhan SWT membuat
lingkungan membuat bumi ini untuk kebutuhan insan semua. Maka dari itu insan
wajib hukumnya untuk selalu menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.

Adapun manfaat dari menjaga kebersihan lingkungan ini cukup banyak,


diantaranya suasana pandang mata menjadi nyaman, udara tidak terkotori dengan
ada banyaknya sampah, sumber-sumber penyakit yang dari kotoran tidak ada, dan
masih banayk lagi manfaat dari menjaga kebersihan lingkungan.

Menjaga kebersihan dapat dimulai dari hal yang paling sepele yang ada
didalam rumah kita, kita senantiasa menjaga kebersihan rumah dengan cara
menyapu, mengepel, membuang sampah pada tempatnya. Sedangkan menhjaga
kebesihan lingkungan sekitar dapat kita lakukan dengan cara bergotong royong

80
dengan warga masyarakat, contohnya mengadakan kerja bakti untuk satu
kampung.

Keutamaan Kebersihan Dalam Islam

1. Mentaati Perintah Allah

Keutamaan yang pertama jelas adalah mentaati perintah Allah Ta’ala. Allah
tidak menyukai sesuatu yang kotor ataupun najis. Maka itu, umat islam harus
bersuci sebelum sholat dan baca Al-Quran. Serta sebaiknya bersuci juga ketika
hendak berdizikir.

Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai
hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia
yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu
bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. Tirmizi)

2. Mengamalkan Sunnah Rasul

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah teladan bagi umat islam. Maka
itu sudah selayaknya kita mengikuti apa-apa yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, termasuk dalam hal menjaga
kebersihan yang merupakan bagian dari gaya hidup sehat Rasulullah. Dalam
banyak hadist shahih disebutkan bahwa Rasul adalah tipe orang yang menyukai
kebersihan. Beliau gemar bersiwak atau menggosok gigi untuk menjaga kesehatan
mulutnya.

Diriwayatkan Abu Hurairah r.a. dia berkata : Rasulullah saw bersabda : Jika aku
tidak menjadikan berat umatku, maka sungguh aku perintahkan bersiwak
(menggosok gigi) setiap hendak shalat”. (HR Bukhari)

“Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhoi oleh Allah.” (HR. An
Nasa’i, Ahmad)

81
3. Dicintai Allah

Seseorang yang memelihara kebersihan maka kesehatannya juga akan lebih


terjaga. Dalam hadist dijelasakan bahwa Allah Ta’ala lebih menyukai mukmin
yang sehat dan kuat daripada yang lemah.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda:

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada
Mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah
untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan
kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau
merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata,
Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi
katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allâh, dan Allah berbuat apa saja yang Dia
kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.”
(HR. Muslim).

4. Sebagai cara meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT

Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda, “Kebersihan adalah sebagian dari iman dan bacaan
hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi
walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya dan
shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah pedoman
bagimu.” (HR. Muslim).

”Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman.”(HR. Ahmad, Muslim, dan


Tirmidzi)

5. Fitrah Manusia

Menjaga kebersihan juga termasuk fitrah manusia. Ini termasuk merawat


tubuh, mencukur bulu di badan, memotong kuku, mandi dan sebagainya.

82
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Ada lima macam fitrah , yaitu : khitan, mencukur bulu kemaluan,
memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari dan
Muslim).

6. Mendapatkan Ampunan dari Allah

Seseorang yang menjaga kebersihan ketika hendak sholat jumat, termasuk


mandi, memakai wewangian dan baju yang bagus maka dijanjikan akan diampuni
dosa-dosanya.

Dari Salman al-Farisi, dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seseorang mandi dan bersuci semampunya pada hari Jum’at, memakai
minyak rambut atau memakai minyak wangi di rumahnya kemudian keluar lalu
dia tidak memisahkan antara dua orang (dalam shaff) kemudian mengerjakan
shalat dan selanjutnya dia diam (tidak berbicara) jika khatib berkhutbah,
melainkan akan diberikan ampunan kepadanya (atas kesalahan yang terjadi)
antara Jum’atnya itu dengan Jum’at yang berikut-nya.” (HR. Al-Bukhari).

7. Menghindari Laknat Allah

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda, “Waspadalah dengan dua orang yang terkena laknat.” Mereka berkata,
“Siapakah yang kena laknat tersebut?” Beliau menjawab, “Orang yang buang
hajat di tempat orang lalu lalang atau di tempat mereka bernaung.” (HR.
Muslim).

8. Menghindari Penyakit

Menjaga kebersihan juga berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Seseorang


yang menyukai kebersihan maka lebih berisiko rendah terkena penyakit.
Badannya cenderung sehat sebab jika tubuh atau lingkungan bersih maka kuman
juga tidak akan bersarang.

9. Terhindar Dari Hal-Hal yang Najis

83
Islam memerintahkan umatnya untuk menjaga kebersihan. Ini sangat
penting, sebab orang-orang yang beribadah harus dalam kondisi suci. Apabila ada
najis di tubuh maka ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala. Maka itu,
Anda harus benar-benar memperhatikan kebersihan. Dengan menjaga tubuh dan
lingkungan tetap bersih maka bisa memimalisir risiko badan terkena najis.
Efeknya ibadah juga lebih enak dan yakin. Enggak perlu was-was atau takut
ibadahnya sia-sia. Selain itu, kondisi tubuh yang suci juga lebih disukai oleh Allah
Ta’ala.

10. Menjadikan Lingkungan Lebih Nyaman untuk Ditinggali

Sebuah lingkungan yang bersih tentu akan membuat penghuninya lebih


nyaman untuk tinggal. Udaranya sejuk, tidak ada sampah berserakan dan
pemandangan juga terlihat asri. Sehingga dipandang pun juga lebih enak. Berbeda
dengan lingkungan yang kotor tentunya bikin tidak betah. Banyak sampah dan
lalat bertebaran. Aromanya tidak sedap. Kondisi tersebut juga bisa menjadi
pemicu beragam penyakit.

Cara Menjaga Kebersihan yaitu

1. Mulai Dari Lingkungan Rumah

Hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan adalah dengan menjaga kebersihan rumah dan halaman. Karena
kebersihan rumah dan halaman akan membuat kita menjadi lebih terbiasa untuk
membersihkan lingkungan lainnya. Pastikan kita selalu menyapu rumah
setidaknya 2 kali sehari. Sapu juga halaman rumah setidaknya 2 kali dalam
seminggu.

2. Mendaur Ulang

Ada banyak jenis sampah yang akan mengotori lingkungan sekitar yang
sebenarnya bisa didaur ulang dengan baik. Misalnya saja memanfaatkan kaleng
dan botol bekas untuk dijadikan wadah apapun. Kaleng bekas bisa dirubah

84
menjadi sebuah pot bunga dan kita bahkan bisa menghiasnya. Ini akan menjadi
hal yang positif dibandingkan membiarkannya menjadi sampah yang menumpuk.

3. Pembuatan Pupuk Kompos

Pupuk kompos bisa dibuat dari sampah organik. Daripada membiarkannya


terbengkalai dan membusuk hingga menimbulkan bibit penyakit, lebih baik jika
diolah menjadi pupuk kompos yang berguna bagi pertanian dan perkebunan.

4. Tidak Membuang Sampah Sembarangan

Hal terpenting dalam menjaga kebersihan lingkungan adalah untuk tetap


membiasakan hal-hal baik seperti kebiasaan membuang sampah apada tempatnya.
Jangan membiarkan sampah bertebaran dimana-mana tanpa peduli untuk
membuangnya ditempatnya.

Bahkan, jika memungkinkan selalu menanamkan pada diri kita masing-masing


untuk tetap menjaga kebersihan dengan memungut sampah yang berserakan di
jalanan. Membuangnya pada tempat yang seharusnya walaupun kita bukanlah
petugas kebersihan.

5. Memisahkan Jenis Sampah

Menggunakan jenis tong sampah yang berbeda untuk sampah an organik dan
sampah organik adalah hal yang baik. Karena sampah organik adalah sampah
yang bisa diolah dan dijadikan pupuk. Sedangkan sampah an organik sebagian
dari sampah tersebut juga bisa dijadikan furniture tertentu. Memisahkan kedua
jenis sampah ini akan membantu dalam proses pengolahan.

6. Kegiatan Gotong Royong

Hal penting lainnya adalah untuk selalu rutin membiasakan kebiasaan gotong
royong sesama warga. Ini tidak hanya membantu membersihkan lingkungan
sekitar, namun juga akan membantu dalam mempererat jalinan kerja sama antar
warga.

85
Biasanya kegiatan gotong royong ini akan dilakukan setidaknya sekali dalam
seminggu agar lingkungan benar-benar bersih dari sampah. Jadi, sangatlah
penting untuk menjaga kekompakan antar warga agar bisa sama-sama untuk
mewujudkan kebersihan lingkungan yang dibutuhkan oleh semua orang.

7. Meremukkan Sampah

Kebanyakan sampah anorganik seperti botol plastik maupun kedus dan lainnya
akan membuat volume sampah menjadi lebih banyak. Jadi, hal penting yang bisa
dilakukan untuk mengurangi jumlah volume sampah adalah dengan
meremukkannya.

Meremukkan sampah ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang ada,
namun juga berperan untuk meminimalisir penggunaan ulang sampah yang
merugikan. Misalnya saja oknum yang menggunakan sampah botol minuman
untuk digunakan kembali tanpa proses sterilisasi.

8. Penghijauan

Siapa sangka untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, rindang dan asri bisa
dilakukan dengan mudah. Salah satunya adalah dengan proses penghijauan.
Ajaklah tetangga untuk menanam banyak bibit pohon di lingkungan sekitar.

Dengan banyaknya pepohonan yang ada maka lingkungan akan menjadi makin
bersih dan asri. Tanaman akan mendaur ulang udara yang tidak sehat menjadi
lebih sehat dan membuat kita menjadi lebih mudah mendapatkan udara yang
bersih.

9. Penutupan Saluran Air

Menutup saluran-saluran air yang ada juga merupakan tindakan yang bisa
dilakukan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Karena biasanya saluran
air yang terbuka akan memicu banyak orang membuang sampah sembarangan dan
menjadikan saluran tersebut sebuah sarang sampah dan sumber berbagai penyakit.

86
10 Buat Lubang Sampah

Anda bisa emmbuat lubang khusus yang disediakan untuk memasukan sampah
organik, hingga nantinya bisa terdaur ulang dan meminimalisir bau. Kita tahu
bahwa sampah organik akan emmbusuk dan akan menimbulkan bau yang tak
sedap, oleh karena itu masukan kedalam lubang dan timbun kembali.

11. Memperbanyak Tong Sampah

Orang-orang seringkali membuang sampah semabarangan dikarenakan kurangnya


jumlah tong sampah yang tersedia. Jadi, perbanyaklah jumlah tong sampah di
jalanan maupun di sekitar lingkungan perumahan.

12. Sosialisasi

Melakukan penyuluhan atau sosialisasi adalah hal yang diperlukan agar orang-
orang mengetahui bagaimana pentingnya upaya menjaga kebersihan lingkungan.
Ini akan menyadarkan banyak orang akan bahaya lingkungan kotor dan
memotivasi agar bisa menjaga kebersihan lingkungan.3

3
Skapedecrew.blogspot.com

87
LINGGA ARDI GALABI (1711010079)

8. METODE CERAMAH (TASAWUF DAN PERKEMBANGANNYA DI


INDONESIA)

A. Pengertian Tasawuf
Tasawuf yakni melatih jiwa dengan berbagai kegiatan spiritual sehingga
muncul sebuah kesadaran murni yang mengarahkan jiwa secara benar kepada
perbuatan yang sungguh-sungguh yang dapat membebaskan diri dari pengaruh
kehidupan didunia dalam rangka mendekat kan diri kepada sang khalik secara
langsung tanpa ada penghubung. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana cara membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT sedekat-dekatnya. Bertasawuf artinya mematikan nafsu kedirian secara
berangsur-angsur untuk menjadi diri yang sebenar-benarnya.
Asal usul kata tasawuf:
1. Ahlush Shuffah yakni sekelompok orang dimasa Rasulullah yang hidupnya
banyak berdiam diri di serambi-serambi masjid untuk mengabdikan hidupnya
kepada Allah SWT.
2. Shafa yakni orang-orang yang membersihkan hati dan tindakannya dihadapan
Allah SWT.
3. Shaf yakni orang orang sufi selalu berada pada barisan pertama didepan Allah
SWT karena besarnya keinginan mereka akan Allah dan kecenderungan hati
mereka terhadap-Nya.
4. Shuf yakni orang-orang yang memakai pakaian hanya untuk menutupi
ketelanjangan mereka dengan bahan yang terbuat dari kain kasar atau wol.
5. Shufanah yakni sebangsa buah-buahan kecil berbulu banyak tumbuh
dipadang pasir tanah Arab.
6. Sufiyyun yakni bermakna Hikmah (kebijaksanaan).

B. Sejarah Perkembangan Tasawuf di Indonesia


Tasawuf di Indonesia banyak diminati lantaran kebudayaan lama bangsa
Indonesia yang bersifat mistik-mistik maupun mitos-mitos yang banyak

88
berkembang sebagai mana diutarakan pada kebudayaan bangsa Indonesia sebelum
Islam. Tasawuf mudah masuk pada kebudayaan masyarakat Indonesia yang
bercorak Mistis, hal ini dikarenakan hanya kemiripan dalam ajaran Tasawuf
dengan kebudayaan lama bangsa Indonesia, kemiripan itu ada metode pendekatan
dengan Tuhan, yakni pendekatan dengan Tuhan suatu simbol kesempurnaan, yang
dapat dikatakan peleburan (kesatuan antara Tuhan dan manusia).
Hal ini sebagai tingkatan tertinggi baik pada paham Al-hulul yang di
bawa Al-Halaj maupun paham Wahdah Al-Wujud yang dibawa oleh Muhyudin
Al-Arabi maupun paham Ma’rifah yang tokoh terkenalnya Robiah Al-Adawiyah.
Semua merupakan bagian dari suatu metode agar bagaimana dapat dekat, bersatu,
melebur menjadi Tuhan (menjadi satu kesatuan). Hal ini hampir menyerupai
dengan metode keagamaan Hindu maupun Budha dalam upaya mencapai kepada
tingkatan tertingginya yakni menjadi brahmana, seorang yang hendak mencapai
brahmana harus mempunyai kriteria-kriteria tertentu. Bedanya Hindu maupun
Budha yaitu terletak pada penyatuan dengan tuhannya yang berbeda. Hal ini jelas
karena perbedaan agama maupun tuhan yang berbeda.
Tasawuf di Indonesia terbagi berdasarkan teritorial wilayah. Beberapa
wilayah yang sudah berkembang dan sudah banyak pengikutnya yaitu Pulau Jawa,
Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Dengan tokoh-tokohnya di pulau Jawa seperti
Wali Sanga, Sumatra oleh Hamzah Fansuri, Kalimantan oleh Syekh Ahmad
Khatib As-Sambasi, Sulawesi oleh Syekh Yusuf Tajul Khalawati Al-Makasari.
1. Perkembangan Tasawuf di Pulau Jawa
Tasawuf masuk di Pulau Jawa di tandai dengan berdirinya kerajaan Islam
pertama di Pulau Jawa. Tepatnya di Demak Jawa Tengah pada tahun 1479 M.
sekitar abad terakhir ke-XV M. Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa Oleh Para
Wali Sanga melalui pendekatan mistik. Hal ini merupakan strategi pendekatan
dan pembauran dengan masyarakat, corak budaya yang begitu kental membuat
sulit penyebaran Islam, sehingga para Wali berusaha mengadakan pendekatan
dengan menggunakan kebudayaan di sekitarnya untuk mengislamkan masyarakat
di pulau Jawa, karena di ketahui penduduk mempunyai latar belakang kebudayaan
Hindu Budha yang sangat kental. Cara ini ternyata banyak di minati oleh
penduduk sehingga banyak yang memeluk agama Islam.

89
Pada perkembangannya Tasawuf di Indonesia lebih dikenalkan oleh Syekh
Siti Jenar yang mengatakan bahwa “ajaran Islam itu tidak perlu, yang perlu
hanyalah hakikat, Tuhan dan muhammad adalah satu, kerena Muhammad adalah
Nur, sedangkan Nur adalah Tuhan”. Meskipun dalam perkembangannya ajaran
Syekh Siti Jenar dianggap sesat oleh Para Wali.

2. Perkembangan Tasawuf di Pulau Sumatra


Pekembangan Tasawuf di Sumatra sama halnya di Pulau Jawa, yakni
untuk mengislamkan penduduk sumatra. Ulama sufi yang sangat berpengaruh
ialah Hamzah Pansuru yang berfaham Wahdatul Wujud. Hamzah pansuri terkenal
dengan tulisannya sehingga membuat ajaran Tasawuf banyak dikenal oleh banyak
orang. Kemudian muridnya Syekh Samsudin bin Abdillah As-Sumatrani yang
bermukim di Aceh, tokoh sufi lainnya yang berpengaruh dalam penyebaran Islam
di Sumatra ialah Syekh Abdul Rau’uf bin Ali Al-Fansuri yang menyebarkan
Tarekat Satariyah dan kemudian diikuti oleh murid-muridnya. Ulama sufi yang
lainnya adalah Syekh Abdussamad Al-Palembangi. Perkataannya yang sering
dikatakan tentang sufi yaitu “seorang sufi tidak boleh hanya mengajar dan berzikir
saja tetapi ia harus berani membela agama Islam dengan fisik”.

3. Perkembangan Tasawuf di Kalimantan


Perkembangan Tasawuf di Kalaimantan sama halnya perkembangan di
pulau-pulau lain di nusantara salah seorang sufi yang terkemuka di Kalimantan
ialah Syekh Khatib As-Sambasi, ketika belajar di Mekkah beliau lebih dikenal
dengan nama Ahmad Khatib bin Abdul Ghafar As-sambasi Al-Jawi. Beliau
dipandang oleh gurunya sebagai ahli Fiqih, Ilmu Hadits, Ilmu Tasawuf dan
penghapal Quran. Sementara di Kalimantan Selatan Sufi di kembangkan oleh
Syekh Muhammad Nafi’ Idris bin Husaen Al-banjari yang di beri gelar oleh
pengikutnya dengan nama maulana Al-Alamah Al-Mursad Ila Tarikis Salamah
yang hidup semasa dengan Syekh Muhammad Ar-Syad bin Abdillah Al-Banjari,
tetapi mereka berbeda keahliannya dalam hal agama. Dimana Syekh Muhammad
Nafis sangat mendalami Ilmu Tasawuf sadangkan Syekh Muhammad Ar-Syad
lebih mendalami kepada Syari’at. Tarikat yang lebih mencolok pada Syekh

90
Muhammad Nafis ialah dilihat dari segi teologi yakni Asy’ariyah dan dari segi
mazhab Figih lebih kepada Mazhab Syafi’i.1
C. Tarekat-tarekat yang Berkembang di Indonesia
Adapun tarekat-tarekat yang masuk dan berkembang di Indonesia yaitu :
1. Tarekat Qadariyah
Qadariyah adalah nama tarekat yang diambil dari nama pendirinya yaitu
Abdul al-Qadir Jailani yang terkenal dengan sebutan Syeikh Abd al-Qadir Jila al-
Gawast al-Auliya. Beliau lahir di sebuah kota kecil, Jailan, Thabaristan pada
tahun 471 H (1077 M). Tarekat ini menempati posisi yang amat penting dalam
sejarah spritualitas Islam, karena tidak saja sebagai pelopor lahirnya organisasi
tarekat, tetapi juga cikal bakal munculnya berbagai cabang tarekat di dunia.
Kedati struktur organisasinya baru muncul beberapa dekade setelah kematiannya.
2. Tarekat Syaziiliyah
Pendirinya yaitu Abu al-Hasan Al-Syadzili. Nama lengkapnya adalah Ali
ibn Abdullah bin Abd Jabbar Abu Al-Hasan alsyadzili. Beliau dilahirkan di desa
Ghumarra. Tarekat ini berkembang pesat antara lain di Tunisia, Mesir, Sudan,
suriah dan semenanjung Arabiyah, masuk Indonesia khususnya di Wilayah Jawa
tengah dan Jawa Timur. Adapun pemikiran tarekat al-Syaziliyah antara lain:
a. Tidak menganjurkan kepada muridnya untuk meninggalkan profesi dunia.
Pandangannya mengenai pakaian, makanan dan kendaraan, akan
menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT. Meninggalkannya yang
berlebihan akan menimbulkan hilangnya rasa syukur, dan berlebihan dalam
memanfaatkan dunia akan membawa kepada kezaliman.
b. Tidak mengabaikan dalam menjalankan syariat Islam.
c. Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada dasarnya zuhud adalah
mengosongkan hati dari selain Tuhan..
d. Tidak ada larangan bagi kaum salik untuk menjadi Miliuner yang kaya raya,
asalkan hatinya tidak tergantung pada harta yang dimilikinya. Seorang boleh
saja mencari harta, namun jangan menjadi hamba dunia.

1
H. M. Laili Mansur, Ajaran dan Teladan Para Sufi, (Jakarta: Srigunting, 1996), h. 96

91
e. Berusaha merespon apa yang sedang mengancam kehidupan umat, berusaha
menjembatani antara kekeringan spiritual yang dialami oleh banyak orang
yang hanya sibuk dengan urusan duniawi.2
Menurut ajaran tarekat Syaziliyah mudah dalam perkara ilmu dan akal.
Ajaran serta latihan–latihan penyucian dirinya tidak rumit dan tidak berbelit-belit.
Yang dituntut dari para pengikutnya adalah meninggalkan maksiat, harus
memelihara segala yang diwajibkan oleh Allah SWT dan mengerjakan ibadah-
ibadah yang disunnahkan sebatas kemampuan tanpa paksaan. Bila telah mencapai
tingkat yang lebih tinggi, maka wajib melakukan zikrullah sekurang-kurangnya
seribu kali dalam sehari semalam dan juga harus beristigfar sebanyak seratus kali
dan membaca shalawat terhadap nabi Muhammad SAW sekurang kurangnya
seratus kali sehari semalam.
3. Tarekat Naqsyabandiyah
Pendiri tarekat ini adalah Muhammad bin Muhammad Bah al-Din al-
Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi. Lahir di Qashrul Arifah.3 Ia mendapat gelar Syah
yang menunjukkan posisinya yang penting sebagai pemimpin spiritual. Ia belajar
Ilmu Tarekat pada Amir Sayyid Kulal al-Bukhari. Dari sinilah ia pertama belajar
tarekat. Pada dasarnya tarekat ini bersumber dari Abu Ya’qub Yusuf al-Hamdani,
seorang sufi yang hidup sezaman dengan Abdul Qadir Jailani. Pusat
perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah adalah di Asia Tengah, ke Turki, India,
Mekkah termasuk ke Indonesia, melalui Jemaah Haji yang pulang ke Indonesia.
Dalam perkembangannya mengalami pasang surut. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain: Gerakan Pembaharuan dan politik. Penaklukan
Makkah oleh Abd al-Aziz bin Saud berakibat besar terhambatnya perkembangan
tarekat Naqsabandiyah. Karena sejak saat itu kepemimpinan di Makkah diperintah
oleh kaum Wahaby yang mempunyai pandangan buruk terhadap tarekat.

2
H. M. Laili Mansur, Ibid, h.204.

3
H.A Fuad Said, Hakekat Tarekat Naqsyabandiyah, (Jakarta: Al-Husna Zikra, 1996), h.
23.

92
Sejak itu tertutuplah kemungkinan untuk mengajarkan tarekat ini di
Makkah bagi Jamaah haji khususnya dari Indonesia yang setiap dari generasi
banyak dari mereka masuk tarekat.
Tarekat Naqsabandiyah mempunyai beberapa tata cara peribadatan, teknik
spiritual dan ritual tersendiri, antara lain adalah: Pertama, Husydar dam, suatu
latihan konsentrasi dimana seorang harus menjaga diri dari kekhilafan dan
kelapangan ketika keluar masuk nafas, supaya hati selalu merasakan kehadiran
Allah SWT. Kedua, Nazhar bar Qadam, “Menjaga langkah”. Seorang murid yang
sedang menjalani khalwat suluk, bila berjalan harus menundukkan kepala melihat
ke arah kaki. Dan apabila duduk, tidak memandang ke kiri atau ke kanan. Ketiga,
Safar dar wathan.” Melakukan perjalanan di tanah kelahirannya”. Maknanya
melakukan perjalanan bathin dengan meninggalkan segala bentuk ketidak
sempurnaannya sebagai manusia menuju kesadaran akan hakikatnya sebagai
mahluk yang mulia. Keempat, Khalwat dari anjuman, “Sepi di tengah
keramaian”. Kelima, Yad krad, “Ingat atau menyebut”. Berzikir terus menerus
mengingat Allah, baik zikir Ism al-Dzat (menyebut nama Allah) maupun zikir naïf
Itsbat (Menyebut La Ilaha Illa Allah).
4. Tarekat Khalwatiyah
Nama tersebut diambil dari nama seorang sufi ulama dan pejuang
Makassar yaitu Muhammad Yusuf bin Abdullah Abu Mahasin al-Taj al-Khalwaty
al-Makassari. Sekarang terdapat dua cabang terpisah dari tarekat ini yang hadir
bersama kita. Keduanya dikenal dengan nama Tarekat Khalwatiyah Yusuf dan
Khalwatiyah Samman.4
Tarekat Khalwatiyah ini hanya menyebar dikalangan orang Makasar dan
sedikit orang bugis. Para khalifah yang diangkat terdiri dari orang Makasar
sehingga secara etnis tarekat ini dikaitkan dengan suku tersebut. Beliau yang
pertama kali menyebarkan tarekat ini ke Indonesia. Guru beliau Syaikh Abu al-

4
Azyumard Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII
dan XVIII: Melacak Akar-Akar Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia, (Bandung:
Mizan, 1998), h. 212.

93
Baraqah Ayyub al-Khalwati al-Quraisy bergelar” Taj al-Khalwaty” sehingga
namanya menjadi Syaikh Yusuf Taj al-Khalwaty.
Al-Makassary dibai’at menjadi penganut Tarekat Khalwatiyah di
Damaskus. Ada indikasi bahwa tarekat yang diajarkan merupakan penggabungan
dari beberapa tarekat yang pernah ia pelajari, walaupun Tarekat Khalwatiyah tetap
yang paling dominan.
Adapun dasar ajaran Tarekat khalwatiyah adalah:
a. Yaqza maksudnya kesadaran akan dirinya sebagai makhluk yang hina di
hadapan Allah Swt. yang maha Agung.
b. Taubat mohon ampun atas segala dosa.
c. Muhasabah, menghitung-hitung atau introspeksi diri.
d. Inabah, berhasrat kembali kepada Allah.
e. Tafakkur merenung tentang kebesaran Allah.
f. I’tisam selalu bertindak sebagai Khalifah Allah di bumi.
g. Firar Lari dari kehidupan jahat dan keduniawian yang tidak berguna.
h. Riyadah melatih diri dengan beramal sebanyak-banyaknya.
i. Tasyakur, selalu bersyukur kepada Allah dengan mengabdi dan memujinya.
j. Sima’ mengkonsentrasikan seluruh anggota tubuh dan mengikuti perintah-
perintah Allah terutama pendengaran.5
5. Tarekat Syattariyah.
Pendirinya tarekat Syaikh Abd Allah al-Syathary. Jika ditelusuri lebih
awal lagi tarekat ini sesunggguhnya memiliki akar keterkaitan dengan tradisi
Transoxiana, karena silsilahnya terhubungkan kepada Abu Yazid al-Isyqi, yang
terhubungkan lagi kepada Abu yazid al- Bustami dan Imam Ja’far Shadiq. Tidak
mengherankan kemudian jika tarekat ini dikenal dengan nama Tarekat Isyqiyyah
di Iran, atau Tarekat Bistamiyah di Turki Utsmani.
Sekitar abad ke 5 cukup popular di Wilayah Asia Tengah, sebelum
akhirnya memudar dan pengaruhnya digantikan oleh Tarekat Naqsabandiyah.
Tarekat Syattariyah menonjolkan aspek dzikir dalam ajarannya. Para pengikut

5
Abu Hamid, Syeikh Yusuf Tajul Khalwat; Suatu Kajian Antropologi Agama, (Ujung Pandang:
Universitas Hasanuddin, 1990), h. 181

94
tarekat ini mencapai tujuan-tujuan mistik melalui kehidupan asketisme atau
zuhud. Untuk menjalaninya, seseorang terlebih dahulu harus mencapai
kesempurnaan pada tingkat akhyar (orang yang terpilih) dan Abrar (orang yang
terbaik). Ada sepuluh aturan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tarekat
Syattariyah ini, Sebagaimana yang di kutip dalam Ensiklopedi Islam yaitu : Tobat,
Zuhud, Tawakkal, Qanaah, Uzlah, Muraqabah, Sabar, Ridha, Dzikir dan
Musyaahadah (menyaksikan keindahan, kebesaran dan kemuliaan Allah SWT).
Dzikir dalam Tarekat Syattariyah terbagi ke dalam tiga kelompok
yaitu: Kesatu, Menyebut nama-nama Allah SWT yang berhubungan dengan
keagungan-Nya. Kedua, menyebut nama-nama Allah SWT yang berhubungan
dengan keindahan-Nya. Ketiga, menyebut nama-nama Allah SWT yang
merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut.
6. Tarekat Sammaniyah
Didirikan oleh Muhammad bin Abdul Karim al-Madani al-Syafi’i al-
samman, lahir di Madinah dari keluarga Quraisy. Di kalangan muridnya ia lebih
di kenal dengan nama al-Sammany atau Muhammad Samman. Beliau banyak
menghabiskan hidupnya di Madinah dan tinggal di rumah bersejarah milik Abu
Bakar As-siddiq. Guru–guru beliau Muhammad Hayyat seorang muhaddits di
Haramain sebagai penganut tarekat Naqsyabandiyah, Muhammad bin Abdul
Wahhab, seorang penentang bid’ah dan praktik-praktik syirik serta pendiri
Wahabiyah.
Mustafa bin kamal Al-Din al-Bakri (Mustafa Al-Bakri) adalah guru bidang
tasauf dan tauhid dan merupakan Syaikh Tarekat Khalwatiyah yang menetap di
Madinah. Samman membuka cabang tarekat Al-Muhammadiyah. Samman belajar
tarekat Khalwatiyah, Naqshabandiyah, Qadiriyah, Syadziliyah. Dengan masuk
menjadi murid tarekat Qadiriyah ia dikenal dengan nama Muhammad Bin Abdul
Karim Al-Qadiri Al-Samman dalam perjalanan belajarnya itu ternyata tarekat
Naqsabandiyah juga banyak mempengaruhinya, sementara itu tarekat Syadziliyah
juga dipelajari oleh Samman sebagai Tarekat yang mewakili tradisi tasauf
Maghribi. Dari beberapa ajaran tarekat yang dipelajarinya, Samman akhirnya
meracik tarekat tersebut, termasuk memadukan tekhnik-tekhnik zikir, bacaan
bacaan, dan ajaran mistis lainnya, sehingga menjadi satu nama tarekat yaitu

95
tarekat Sammaniyah. Tarekat Sammaniyah ini juga berkembang di Nusantara,
menurut keterangan dari Snouck Haugronje selama tinggal di Aceh, ia
menyaksikan tarekat ini telah dipakai oleh masyarakat setempat.6
Selain itu tarekat ini juga banyak berkembang di daerah lain terutama di
Sulawesi selatan. Dan menurut keterangan Sri Muliyati bahwa dapat dipastikan
bahwa di daerah Sulawesi Selatanlah Tarekat Sammaniyah yang terbanyak
pengikutnya hingga kini.
Ajaran-ajaran pokok yang terdapat Tarekat ini adalah :
a. Tawassul, memohon berkah kepada pihak-pihak tertentu yang dijaadikan
wasilah (perantara) agar maksud bisa tercapai. Objek tawasul tarekat ini
adalah Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, asma-asma Allah,
para auliya, para ulama Fiqih, para ahli Tarekat, para ahli Makrifat, kedua
orang tua.
b. Wahdat al-Wujud, merupakan tujuan akhir yang mau di capai oleh para sufi
dalam mujahadahnya.Wahdatul wujud merupakan tahapan dimana ia menyatu
dengan hakikat alam yaitu hakikat Muhammad atau nur Muhammad
c. Nur Muhammad. Nur Muhammad merupakan salah satu rahasia Allah yang
kemudian diberinya maqam. Nur Muhammad adalah pangkal terbentuknya
alam semesta dan dari wujudnya terbentuk segala makhluk.
d. Insan Kamil, dari segi syariat. Wujud Insan kamil adalah Muhammad sedang
dari segi hakekat adalah Nur Muhammad atau hakekat Muhammad. Orang
Islam yang berminat menuju Tuhan sampai bertemu sampai bertemu
denganya harus melewati koridor ini yaitu mengikuti jejak langkah
Muhammad.
7. Tarekat Tijaniyah
Didirikan oleh syaikh Ahmad bin Muhammad al-Tijani, lahir di ‘Ain
Madi, Aljazair Selatan, dan meninggal di Fez, Maroko. Syaikh Ahmad Tijani
diyakini sebagai wali agung yang memiliki derajat tertinggi, dan memiliki banyak
keramat. Menurut pengakuannya, Ahmad Tijani memiliki Nasab sampai kepada
Nabi Muhammad. Silsilah dan garis nasabnya adalah Sayyid Ahmad bin

6
Abu Hamid, Op-Cit., h. 181

96
Muhammad bin Salim bin al-Idl bin salim bin Ahmad bin Ishaq bin Zain al
Abidin bin Ahmad bin Abi Thalib, dari garis sitti Fatimah al-Zahra binti
Muhammad Rasulullah SAW. Ahmad Tijani lahir dan di besarkan dalam
lingkungan tradisi keluarga yang taat beragama. Beliau memperdalam ilmu
kepada para wali besar di berbagai Negara seperti Tunis, Mesir, Makkah,
Medinah, Maroko. Kunjungan itu untuk mecari ilmu-ilmu kewalian secara lebih
luas, sehingga ia berhasil mencapai derajat kewalian yang sangat tinggi.
Selanjutnya tarekat ini berkembang di Negara Afrika seperti Sinegal,
Mauritania, Guinea, Nigeria, dan Gambia, bahkan sampai ke luar Afrika termasuk
Saudi Arabia dan Indonesia.
Tarekat Tijaniyah masuk ke Indonesia tidak diketahui secara pasti, tetapi
ada fenomena yang menunjukkan gerakan awal Tarekat Tijaniyah yaitu:
Kehadiran Syaikh Ali bin Abd Allah al-Thayyib dan adanya pengajaran Tarekat
Tijaniyah di Pesantren Buntet Cirebon. Kehadiran Syaikh Ali bin Abd Allah al-
Thayyib tidak diketahui secara pasti tahunnya. Menurut penjelasan GF. Pijper
dalam buku Fragmenta Islamica: Beberapa tentang Studi tentang Islam di
Indonesia abad 20 sebagaimana yang di kutip oleh Sri Muliyati bahwa Syaikh Ali
bin Abd Allah al-Thayyib datang pertama kali ke Indonesia, saat menyebarkan
Tarekat Tijaniyah ini di Tasikmalaya.
Berdasarkan kehadiran Syaikh Ali bin Abd Allah al-Thayyib ke pulau
Jawa, maka tarekat Tijaniyah ini diperkirakan datang ke Indonesia pada awal abad
ke 20 M. Namun menurut Pijper, sebelum tahun 1928 Tarekat Tijaniyah belum
mempunyai pengikut di pulau jawa. Pijper menjelaskan bahwa Cirebon
merupakan tempat pertama diketahui adanya gerakan tarekat Tijaniyah. Pada
bulan Maret 1928 pemerintah Kolonial mendapat laporan bahwa ada gerakan
keagamaan yang dibawa oleh guru agama ( Kiyai) yang membawa ajaran Tarekat
baru yaitu Tijaniyah.
Tarekat ini pada dasarnya hampir sama dengan tarekat-tarekat yang telah
berkembang sebelumnya pendekatan kepada Allah melalui Dzikir. Ajaran Tarekat
ini cukup sederhana, yaitu perlu adanya perantara wasilah antar manusia dan
Tuhan. Perantara itu adalah dirinya sendiri dan para pengganti/wakil/naibnya.

97
Pengikut-pengikutnya dilarang keras mengikuti guru-guru lain yang manapun,
bahkan ia dilarang pula untuk memohon kepada wali dimanapun selain dirinya.
Secara umum amalan zikir (wirid) dalam Tarekat Tijaniyah terdiri dari tiga
unsur pokok yaitu, Istigfar, Shalawat, dan Hailalah. Inti ajaran zikir dalam tarekat
Tijaniyah yaitu sebagai upaya mengosongkan jiwa dari sifat-sifat lupa terhadap
Allah dan mengisinya secara terus menerus dengan menghadirkan jiwa kepada
Allah Swt. melalui zikir terhadap zat, sifat-sifat, hukum-hukum dan perbuatan
Allah. Zikir tersebut mencakup dua bentuk, yaitu zikir bil al-Lisan dan zikir bi al-
Qalb.
Adapun bentuk amalan wirid tarekat Tijaniyah terdiri dari dua jenis yaitu,
wirid Wajibah dan wirid Ikhtiyaariyah. Wirid Wajibah yakni wirid yang wajib
diamalkan oleh setiap murid Tijaniyah, tidak boleh tidak dan menjadi ukuran sah
atau tidaknya menjadi murid Tijaniyah. Wirid Ikhtiyariyah yakni Wirid yang tidak
mempunyai ketentuan kewajiban untuk mengamalkannya, dan tidak menjadi
ukuran syarat sah atau tidaknya menjadi murid Tijaniyah. Wirid Wajibah ini
terbagi lagi menjadi tiga yaitu (1)Wirid Lazimah, (2)Wirid Wadzifah, (3)Wirid
hailalah.
8. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah
Tarekat ini adalah merupakan tarekat gabungan dari tarekat Qadariyah dan
Tarekat Naqsyabandiyah (TQN). Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang
terdapat di Indonesia. Tarekat ini lebih merupakan sebuah tarekat yang baru dan
berdiri yang di dalamnya unsur-unsur pilihan dari Qadiriyah dan juga
Naqsyabandiyah telah dipadukan menjadi sesuatu yang baru. Tarekat ini didirikan
oleh Orang Indonesia Asli yaitu Ahmad Khatib Ibn al-Ghaffar Sambas, yang
bermukim dan mengajar di Makkah pada pertengahan abad kesembilan belas.7
Bila dilihat dari perkembangannya Tarekat ini bisa juga disebut “Tarekat
Sambasiyah”. Tapi nampaknya Syaikh al-Khatib tidak menamakan tarekatnya

7
Martin Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, (Bandung: Mizan
Cet:IV,1996), h. 89.

98
dengan namanya sendiri. berbeda dengan guru-gurunya yang lain yang
memberikan nama tarekatnya sesuai dengan nama pengembangnya.8
Ahmad Khatib berangkat ke Makkah untuk belajar Ilmu-ilmu Islam
termasuk tasawuf dan mencapai posisi yang sangat di hargai diantara teman-
temannya dan kemudian menjadi seorang tokoh yang berpengaruh di seluruh
Indonesia. Diantara gurunya adalah Syaikh Daud bin Abd Allah bin Idris al
Fatani, Syaikh Muhammad Shalih Rays, selain itu ia juga banyak mengikuti dan
menghadiri kuliah-kuliah yang diberikan oleh Syaikh Bishry al-Jabaty, Sayyid
ahmad al-Marzuki, Sayyid abd Allah ibn Muhammad al- Mirghany.
Tarekat Qadariyah sendiri dibangun oleh Abd Qadir Jailani yang mengacu
pada tradisi Mazhab Iraqy yang dikembangkan oleh al-Junaid, sedangkan Tarekat
Naqsyabandiyah dibangun oleh Muhammad bin Muhammad Bah al-Din al-
Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi yang didasarkan kepada tradisi al-Khurasany
yang dipelopori oleh al-Bisthami. Di samping itu keduanya juga mempunyai cara-
cara yang berbeda terutama dalam menerapkan cara dan teknik berzikir.
Qadiriyah lebih mengutamakan pada penggunaan cara-cara zikir keras dan jelas
(dzikr Jahr), dalam menyebutkan Nafy dan Itsbath, yakni Kalimat La Ilaaha Illa
Allah.9
Sementara Naqsyabandiyah lebih suka memilih dzikir dengan cara yang
lembut dan samar (Dzikr Khafy), pada pelafalan Ism al-Dzat,Yakni Allah-Allah-
Allah. Tarekat ini mengajarkan tiga syarat yang harus dipenuhi orang yang sedang
berjalan menuju Allah, yaitu zikir diam dalam mengingat, merasa selalu diawasi
oleh Allah di dalam hatinya dan pengabdian kepada Syaikh.

KESIMPULAN
Tasawuf di Indonesia terbagi berdasarkan teritorial wilayah. Beberapa
wilayah yang sudah berkembang dan sudah banyak pengikutnya yaitu Pulau Jawa,
Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Dengan tokoh-tokohnya di pulau Jawa seperti

8
Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik
Antikolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah di Pulau Jawa,(Bandung, Pustaka Hidayah,
Cet: I, 2002), h 49

9
Martin Van Bruinessen,Op-Cit, h. 90

99
Wali Sanga, Sumatra oleh Hamzah Fansuri, Kalimantan oleh Syekh Ahmad
Khatib As-Sambasi, Sulawesi oleh Syekh Yusuf Tajul Khalawati Al-Makasari.
Adapun tarekat-tarekat yang masuk dan berkembang di Indonesia yaitu :
1. Tarekat Qadariyah pendirinya yaitu Abdul al-Qadir Jailani
2. Tarekat Syaziiliyah pendirinya yaitu Abu al-Hasan Al-Syadzili
3. Tarekat Naqsyabandiyah pendiri tarekat ini adalah Muhammad bin
Muhammad Bah al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi.
4. Tarekat Khalwatiyah pendirinya yaitu Muhammad Yusuf bin Abdullah
Abu Mahasin al-Taj al-Khalwaty al-Makassari.
5. Tarekat Syattariyah pendirinya tarekat Syaikh Abd Allah al-Syathary.
6. Tarekat Sammaniyah didirikan oleh Muhammad bin Abdul Karim al-
Madani al-Syafi’i al-samman.
7. Tarekat Tijaniyah didirikan oleh syaikh Ahmad bin Muhammad al-Tijani.
8. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Tarekat ini adalah merupakan
tarekat gabungan dari tarekat Qadariyah dan Tarekat Naqsyabandiyah.
Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang terdapat di Indonesia. Tarekat ini
didirikan oleh Orang Indonesia asli yaitu Ahmad Khatib Ibn al-Ghaffar
Sambas, yang bermukim dan mengajar di Makkah pada pertengahan abad
ke-19.

100
LISA MUTIA (1711010080)

9. METODE SIMULASI (KISAH NABI YUSUF AS)

A. Langkah-Langkah Metode Simulasi


1. Tahap Perencanaan Metode Simulasi
a) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;1
b) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM;
c) Guru menunjuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang;
d) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam
pembelajaran;
e) Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan scenario yang sudah
dipersiapkan;
f) Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, sambil memperhatikan dan
mengamati skenario yang sedang diperagakan;
g) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk dibahas;
h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;
i) Guru memberikan kesimpulan secara umum;
j) Evaluasi;
k) Penutup
2. Tahap Pelaksanaan Metode Simulasi
a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.2
b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan.
d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang
disimulasikan.
3. Penutup

1
Hamzah B. Uno, Belajar dengan Pendekatan Pailkem, (Jakarta: Bumi Aksara, cet. VII 2017),
hlm. 86.
2
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Jakarta. CV Wacana Prima, 2009)hlm. 100-101.

101
a. Guru dan siswa melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun
materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat
memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
b. Guru merumuskan kesimpulan
Untuk terlaksananya tahapan kegiatan simulasi sebagaimana yang diharapkan,
seorang guru perlu mengetahui sumber bahan, seperti buku pelajaran, surat kabar,
majalah, radio, televisi, problemaproblema kehidupan sehari-hari di sekolah,
buku-buku khusus tentang simulasi dan alat-alat simulasi seperti, gambar-
gambar, foto, peta, maket, benda model, tiruan alat, alat-alat khusus sesuai dengan
topik, perangkat keras, audio visual aids; radio, vidio, tape, kaset, recorder, dan
lain-lain.

B. Merancang Strategi Pembelajaran Aktif


Untuk menjadikan pembelajaran menjadi aktif, maka ini tidak tercipta begitu
saja, tetapi ada rancangan yang sengaja dibuat, yang dalam bahasa instruksional
terjadi skenario guru dalam pembelajaran. Dalam panduan DBE2 melalui program
ALIS (Active Learning In School) beberapa hal yang harus dilakukan guru
meliputi (1) membuat rencana secara hati-hati dengan memperhatikan detail
berdasarkan atas sejumlah tujuan yang jelas yang dapat dicapai, (2) memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar secara aktif dan mengaplikasikan
pembelajaran mereka dengan metode yang beragam sesuai dengan konteks
kehidupan nyata siswa, (3) secara aktif mengelola lingkungan belajar agar tercipta
suasana yang nyaman, tidak bersifat mengancam, berfokus pada pembelajaran
serta dapat membangkitkan ide yang pada gilirannya dapat memaksimalkan
waktu, sumber-sumber yang menjamin pembelajaran aktif berjalan, serta (4)
menilai siswa dengan cara-cara yang dapat mendorong siswa untuk menggunakan
apa yang telah mereka pelajari di kehidupan nyata, dalam hal ini disebut penilaian
otentik.3

Dalam kaitan ini, guru menghalau siswanya agar dapat melibatkan


pembelajaran bersama ataupun membentuk grup belajar untuk mendorong
pembelajaran antarsiswa. Selain itu, pembelajaran aktif dapat juga dilakukan

3
Op Cit, Hamzah B. Uno, hlm. 77-78.

102
dengan basis individu ataupun grup besar. Peran guru dalam hal ini juga dapat
membantu siswa menghubungkan apa yang mereka pelajari disekolah dengan apa
yang mereka lakukan atau akan lakukan di kehidupan nyata.

Suasana pengelolaan kelas dapat dilihat sebagai gabungan antara praktik


dan prosedur yang digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman
dan bersifat mengembangkan kemampuan serta memaksimalkan waktu belajar.
Pengelolaan kelas merupakan segala sesuatu yang dilakukan guru untuk mengatur
siswa, ruang, waktu dan materi sehingga pembelajaran siswa dapat berlangsung
dengan baik. Yang termasuk dalam praktik dan prosedur adalah aturan perilaku,
strategi pengelolaan waktu, prosedurvuntuk mengatur dan mengorganisir grup
secara efektif, prosedur untuk membagi dan mengumpulkan materi secara efisien,
serta untuk mengatur meja dan kursi, pusat belajar dan perabotan lain yang
digunakan untuk belajar.

C. Naskah Percakapan Nabi Yusuf AS


Disini guru menjadi sutradara bagi siswanya yang dimana alur cerita
dijalankan oleh guru.

Pada suatu pagi, ketika Yusuf berkata kepada ayahnya.4

Yusuf : Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat 11 buah


bintang, matahari, dan bulan, kulihat semuanya bersujud kepadaku.

Ya’qub : Hai anakku, janganlah kamu certikan mimpimu itu kepada


saudara saudaramu.

Yusuf : Mengapa aku tidak boleh ayah?

Ya’qub : Karena mereka akan membuat cara untuk membinasakanmu.


Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

4
SSkyCloud, Drama “Siti Zulaikha”, https://sskycloud.wordpress.com/2016/10/01/drama-siti-
zulaikha-pai/, (Diakses pada 14 Mei 2019 pukul 14..48 WIB)

103
Yusuf dengan saudara saudaranya.

Saudara I : Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya lebih dicintai oleh


ayah kita daripada kita sendiri.

Saudara II : Betul apa yang kau katakan saudaraku. Padahal kita ini adalah
satu golongan yang kuat.

Saudara III : Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.

Saudara I : Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah yang tidak
dikenal supaya perhatian ayahmu teralihkan kepadamu saja.

Saudara II : Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar


sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak
berbuat.

Saudara saudara Yusuf meminta izin pada ayah mereka Ya’qub untuk
membawa Yusuf pergi bersama mereka.

Saudara III : Wahai ayah, kami akan membawa Yusuf bersama kami besuk
pagi.

Ya’qub : Bisakah kamu tidak membawanya?

Saudara I : Ayah, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap


Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang orang yang menginginkan
kebaikan baginya.

Saudara II : Biarkanlah dia pergi bersama kami besuk pagi, agar dia dapat
bersenang senang dan bermain main, sesungguhnya kami pasti menjaganya.

Ya’qub : Sesungguhnya kepergianmu bersama Yusuf amat menyedihkanku


dan aku khawatir kalau kalau dia dimakan serigala. Sedangkan kau sedang lengah
terhadap Yusuf.

104
Saudara III : Jika ia benar benar dimakan serigala, sesungguhnya kalau
demikian kami adalah orang orang pengecut yang hidupnya tidak ada artinya.

Keesokan harinya Yusuf dan saudara saudaranya pergi. Sesampainya mereka


di suatu daerah yang jarang dilewati oleh orang orang mereka memasukkan
Yusuf ke dasar sumur lalu mereka meninggalkannya.

Saudara I : Maafkan kami Yusuf, tapi kami harus melakukan ini terhadapmu.

Yusuf diam dan pasrah diri pada Allah SWT ketika saudara saudaranya
memasukkannya ke dasar sumur. Sore harinya mereka pulang dengan membawa
berita bohong pada ayahnya sambil menangis.

Saudara II : Wahai ayah, sesungguhnya kami pergi berlomba lomba dan kami
tinggalkan Yusuf di dekat barang barang , lalu dia dimakan serigala.

Saudara III : Dan kamu sekali kali tidak akan percaya pada kami, sekalipun
kami adalah orang orang yang benar.

Saudara I : Lihatlah baju gamis ini ayah. Baju gamis berlumuran darah ini
adalah miliknya.

Ya’qub : Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan


yang buruk itu. Maka kesabaran itulah yang baik. Dan Allah SWT sajalah yang
dimohon pertolongan atas apa yang kamu ceritakan.

Datanglah sekelompok musafir keesokan paginya melewati sumur tempat


Yusuf dibuang. Mereka berhenti sejenak, lalu mereka menyuruh seorang
mengambil air.

Musafir I : Oh! Kabar gembira, ini disini terdapat seorang anak muda!

Mereka para musafir menyembunyikan Yusuf sebagai barang dagangan


mereka. Musafir tersebut membawa Yusuf ke pasar dan menjualnya sebagai
budak dengan harga yang sangat murah.

105
Musafir II : Akan kamu jual berapa anak muda ini?

Musafir I : Berapapun yang orang minta kita berikan saja dia. Kita tidak tahu
siapa dia. Bagaimana nanti bila pemiliknya datang dan mengambil anak ini.

Musafir II : Baiklah jika seperti itu.

Datanglah orang Mesir yang membeli Yusuf. Ternyata orang yang membeli
Yusuf itu adalah Raja Mesir saat itu bernama Qithfir.

Qithfir : Berapa harga budak ini?

Musafir I : Berapapun yang kau inginkan Tuan.

Qithfir : 10 dirham?

Musafir II : Baiklah Tuan. Budak ini milkimu sekarang. Terima kasih.

Qithfir berkata pada istrinya.

Qithfir : Berikan ia tempat yang baik, siapa jadi dia bermanfaat pada kita
atau kita pungut dia sebagai anak.

Zulaikha : Baiklah akan kusediakan.

Sudah beberapa tahun lamanya ia tinggal di rumah Qithfir. Yusuf tumbuh


menjadi seorang yang dewasa. Saat itu Qithfir sedang tidak berada di rumah.
Zulaikha datang kepada Yusuf dengan maksud supaya Yusuf menundukkan diri
kepadanya.

Zulaikha : (berjalan masuk ke kamar Yusuf dengan langkah menggoda


sambil menutup pintu pintu) Marilah ke sini.

Yusuf : Sadarlah! Mohon ampunlah pada Allah. Aku berlindung kepada


Allah, sungguh selama ini Qithfir telah memperlakukanku dengan sangat baik.

Zulaikha : (berjalan mendekati Yusuf) Tidak apa untuk sekali ini.

106
Sesungguhnya Zulaikha dan Yusuf telah bermaksud untuk melakukan
perbuatan itu andaikata Yusuf tidak melihat tanda dari Tuhannya. Yusuf diberi
kekuatan keimanan oleh Allah SWT.

Yusuf : (berlari menuju ke pintu)

Zulaikha : (mengejar Yusuf yang berlari ke pintu, menarik gamis Yusuf dari
belakang hingga sobek)

Ketika Yusuf berhasil membuka pintu, didapati Qithfir sudah berada di depan
pintu.

Zulaikha : Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat


sesuatu dengan istrimu selain dipenjarakan atau dihukum dengan azab yang
pedih?

Yusuf : Tidak Tuan! Dia menggodaku untuk menundukkan diriku


terhadanya.

Qithfir : Aku tidak tahu apa yang telah terjadi pada kalian disini. Mari
tanyakan ini pada seorang yang ahli.

Qithfir memanggil seorang ahli untuk didatangkan ke rumahnya.

Qithfir : Apakah bisa kamu jelaskan yang telah terjadi pada mereka?

Ahli Peramal : (melihat Yusuf dan Zulaikha dan pakaian mereka) Jika baju
gamisnya sobek di depan, maka benar wanita ini telah digoda oleh Yusuf, tetapi
jika gamisnya sobek di belakang maka wanita inilah yang telah menggoda Yusuf.

Qithfir : (melihat baju gamis Yusuf yang ternyata sobek di belakang)


Sesungguhnya kajadian ini adalah tipu daya kamu, istriku.

Zulaikha : (menunduk bersalah, menyesal)

107
Qithfir : Rahasiakanlah kejadian ini Yusuf. Dan kamu istriku mohon
ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya telah berbuat salah.

Yusuf pun dipenjara atas kesalahan yang tidak diperbuatnya. Dan wanita
wanita di kota bergosip gossip tentang istri Qithfir.

Wanita I : Isteri Raja menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya


kepadanya, sungguh cinta ia kepada bujangnya itu sangat mendalam.

Wanita II : Oh! Apakah benar berita itu. Bujang yang selama ini dianggap
anaknya sendiri telah digodanya?

Wanita III : Lalu bagaimana dengan Raja yang mendapati istrinya telah
menggoda anaknya?

Ketika Zulaikha mendengar gossip gossip yang beredar tentang dirinya di


kota, diundanglah wanita wanita itu ke rumahnya.

Wanita I : Assalamualaikum.

Zulaikha : Waalaikumsalam. Silahkan masuk.Duduklah duduklah.

Wanita II : Terima kasih.

Wanita III : Ada keperluan apa kami diundang kemari?

Zulaikha : Tidak ada sesuatu yang penting hanya ingin mengundang kalian
untuk makan apel.

Disediakanlah apel dan pisau untuk mengupasnya. Lalu ketika mereka sedang
mengupas apel. Zulaikha menyuruh Yusuf untuk keluar.

Zulaikha : Keluarlah. Nampakkanlah dirimu kepada mereka.

Wanita I : Masya Allah!

Wanita II : Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia.

108
Wanita III : Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.

Zulaikha : Itulah dia orang yang kamu cela, karena aku tertarik kepadanya
dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya padaku
akan tetapi dia menolak.

Yusuf : Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi


ajakan mereka kepadaku. Jika Engkau tidak hindarkan aku dari tipu daya mereka
tentu aku akan memenuhi keinginan mereka dan aku termasuk orang orang bodoh.

Setelah itu Yusuf kembali dimasukkan ke dalam penjara. Di dalam penjara,


Yusuf berdakwah pada dua orang budak yang juga di penjara.

Pemuda I : Hai Yusuf, aku bermimpi bahwa aku memeras anggur.

Pemuda II : Sesungguhnya aku bermimpi membawa roti diatas kepalaku, lalu


sebagiannya dimakan burung.

Yusuf : Salah satu diantara kalian berdua akan memberi minum tuannya
dengan khamar, adapun yang seorang lagi akan disalib, lalu burung memakan
sebagian kepalanya.

Yusuf : Hai kedua temanku, manakah yang lebih baik, tuhan tuhan yang
bermacam macam itu ataukah Allah yang Maha Esa?

Pemuda I : Aku menyembah nenek moyang kami yang agung.

Pemuda II : Aku menyembah patung patung nenek moyang kami.

Yusuf : Kamu menyembah nama nama yang nenek moyang kamu telah
buat di zaman dahulu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan apapun tentang
nama nama itu. Allah telah memerintahkan agar tidak menyembah selain Dia.
Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Yusuf : Terangkanlah keadaanku pada tuanmu.

109
Pemuda yang dimintai tolong oleh Yusuf, lupa untuk memeberi tahu keadaan
Yusuf pada tuannya karena Syaitan menjadikannya lupa. Karena itu Yusuf tetap
dipenjara hingga beberapa tahun lamanya. Suatu hari Raja bermimpi.

Qithfir : Sesungguhnya aku bermimpi melihat 7 ekor sapi betina gemuk


dimakan oleh 7 sapi betina kurus kurus dan 7 bulir gandum yang hijau dan 7 bulir
gandum yang kering. Terangkanlah kepadaku tentang tabir mimpiku.

Orang I : Itu adalah mimpi yang kosong dan kami tidak tahu tentang
mentabirkan mimpi.

Orang II : Aku akan memberitahukan kepadamu tentang orang yang dapat


mentabirkan mimpi. Utuslah aku kepadanya.

Qithfir : Temuilah orang yang dapat mentabirkan mimpi itu.

Orang II : Hai Yusuf, terangkanlah kepada kami tentang 7 ekor sapi betina
yang gemuk gemuk dimakan oleh 7 ekor sapi betina yang kurus kurus dan 7 bulir
gandum yang hijau dan 7 bulir gandum yang kering.

Yusuf : Artinya adalah supaya kamu bertanam 7 tahun lamanya


sebagaimana biasanya, gandum yang dipanen biarkanlah tetap dibulirnya kecuali
sedikit untuk dimakan. Sesudah itu akan datang 7 tahun yang sangat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun
yang padanya manusia diberi hujan yang cukup.

Orang itu kembali kepada Qithfir untuk memberitahu tabir mimpi yang
disampaikan oleh Yusuf.

Qithfir : Bawalah dia kepadaku.

Orang II : Yusuf kamu diminta menemui Raja.

Yusuf : Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah padanya tentang


wanita wanita yang telah melukai tangannya.

110
Qithfir : Bagaimana? Apakah ia terpengaruh oleh godaan atau tidak ketika
kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya kepadamu.

Zulaikha : Sekarang jelaslah kebenara itu, akulah yang menggodanya untuk


menundukkan dirinya kepadaku, sesungguhnya dia termasuk orang orang yang
benar.

Yusuf : Demikianlah cara agar Qithfir mengetahui bahwa sesungguhnya


aku tidak berkhianat padanya di belakang. Dan aku tidak membebaskan diriku
dari kesalahan. Sesungguhnya nafsu selalu menyuruh pada kejahatan. Kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Allah.

Qithfir : Bawalah Yusuf kepadaku agar aku memilih dia sebagai orang
yang setia kepadaku. Kamu mulai hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
tinggi dan kami percayai.

Yusuf : Jadikanlah aku bendaharawan Mesir. Sesungguhnya aku adalah


orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.

Dan Demikianlah Allah memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir. Ia


berkuasa penuh dan dapat pergi kemana saja ia hendaki di bumi Mesir itu. Allah
melimpahkan rahmat kepada yang Dia hendaki. Dan Allah tidak menyia nyiakan
pahala orang yang berbuat baik. Sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik
bagi orang orang yang beriman dan selalu bertaqwa.

Setelah bermain peran sang guru akan memberikan waktu kepada siswa yang
tidak bermain peran untuk berdiskusi kelompok. Berdiskusi tentang pelajaran apa
yang bisa diambil hikmahnya. Setelah itu, menunjuk perkelompok secara acak
untuk memaparkan yang telah di diskusikan. Lalu guru memberikan kesimpulan
kepada siswanya.

111
KESIMPULAN

Dalam menciptakan strategi pembelajaran PAILKEM (pembelajaran aktif,


inovatif, lingkungan, kreatif, efektif dan menarik) kita harus mengetahui metode
yang akan digunakan ke siswa. Salah satu pembelajaran dari PAILKEM adalah
menggunakan metode simulasi yang dimana siswa dilibatkan dalam
pembelajaran. Metode simulasi sudah memenuhi PAILKEM dan dengan
ditambah guru menjadi sutradara bagi siswanya pembelajaran akan
menyenangkan tidak membosankan. Terkadang metode simulasi ini menjadi
bahan lawakan para siswa karena ada siswa yang memerankannya salah. Tetapi
kembali lagi kepada sang guru jika pengelolaan kelasnya baik pasti tujuan
pembelajaran akan tercapai.

112
LULU HIDAYATUN NAFIAH (1711010081)

10. METODE DEMONSTRASI ( ILMU TAJWID )

A. Pengertian Metode Demontrasi


Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui penggunaan media pengajaran yang
sesuai dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.1 Menurut
Zakiyah Daradjat dkk “metode demonstrasi adalah metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik”.2
Adapun materi yang berhubungan dengan tajwid, maka pokok tujuannya
adalah dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Maka tentunya
dalam mengajarkan tajwid selain memberikan materi tentang tajwid, juga
perlu dipraktekkan langsung tata cara membacanya dengan cara menyuruh
siswa satu persatu untuk membacakal al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai
dengan ketentuan baca sebagaimana telah diatur cara bacanya dalam ilmu
tajwid.
Demonstrasi dalam pembelajaran tajwid akan menjadi aktif jika dilakukan
dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat
dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-
menerus dan berulang-ulang oleh siswa.
Adanya penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran tajwid akan
menimbulkan proses penerimaan peserta didik pada pelajaran secara
mendalam dan lebih berkesan sehingga akan membentuk pengertian,
pengetahuan dengan baik serta sempurna. Dalam hal ini, siswa dapat
mengamati, meneliti, melihat, memperhatikan pada apa yang dipertunjukkan
oleh guru ketika proses baca al-Qur’an berlangsung. Dengan begitu, maka

1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hal. 208.
2
Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), hal. 296.

113
siswa juga akan mendemontasi atau mempraktekkan bacaan sebagaimana
yang telah di dengan atau di ajarkan oleh guru disekolah.

B. Hukum dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid


Sebagaimana diketahui bahwa al-Qur’an merupakan sumber hukum yang
wajib dipelajari oleh setiap umat Islam dengan maksud dan tujuan adalah agar
dapat diamalkan terhadap isi kandungan yang ada didalamnya. Oleh sebab itu,
mempelajari ilmu tajwid merupakan kewajiban bagi orang Islam.
Hukum mempelajari dan memperdalam ilmu tajwid adalah fardhu Kifayah
(Fardhu yang apabila dalam sebuah kampung ada seseorang yang
mengerjakan maka gugur kewajiban yang lain). Sedangkan hukum
mengamalkannya adalah fardhu ‘Ain (diwajibkan bagi seluruh umat Islam).3
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa hukum
mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah sedangkan mengamal atau
membaca al-Qur’an dengan bertajwid adalah fardhu ‘ain.
Ilmu Tajwid bertujuan untuk memberikan tuntunan bagaimana cara
pengucapan ayat yang tepat, sehingga lafal dan maknanya terpelihara.
Pengetahuan tentang makhraj huruf memberikan tuntunan bagaimana cara
mengeluarkan huruf dari mulut dengan benar. Pengetahuan tentang sifat huruf
berguna dalam pengucapan huruf. Dalam ahkamul maddi wal qashr berguna
untuk mengetahui huruf yang harus dibaca panjang dan berapa harakat
panjang bacaannya. Ahkamul waqaf wal ibtida’ ialah cara untuk mengetahui
dimana harus berhenti dan dari mana dimulai apabila bacaan akan dilanjutkan.
Menurut A. Nawawi Ali, beliau menjelaskan bahwa: mempelajari ilmu
tajwid bertujuan untuk mendapatkan pengucapan yang tepat bagi al-Qur’an
sehingga kalamullah yang terkandung di dalamnya tetap terpelihara dan
terjaga dari segala cacat baik segi lafaz maupun maknanya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa mempelajari ilmu
tajwid bertujuan untuk dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar
menurut ketentuan baca sebagaimana yang telah diatur dalam ilmu tajwid.

3
Megah Tinambun, Otodidak Cepat Pintar Belajar Tajwid,(Bekasi: Checklist,2016)h.14-
15

114
C. Macam-Macam Hukum Tajwid
a. Hukum Bacaan Nun Mati Atau Tanwin
1. Pengertian Izhar Halqi (‫)رإظها‬
Disebut Izhar halqi apabila bertemu dgn salah satu huruf izhar maka
cara melafazkan atau mengucapkannya harus jelas, apabila nun mati
atau tanwin bertemu dengan huruf Halqi (tenggorokan) misalnya : (‫)ء‬,
(‫)ح‬, (‫)خ‬, (‫)ع‬, (‫)غ‬, (‫)ﮬ‬. Izhar Halqi ini mempunyai arti dibaca jelas.
2. Idgham (‫)امغدإ‬
a) Idgham Bighunnah mempunyai arti (dilebur dengan disertai
dengung) Yaitu memasukkan atau meleburkan salah satu huruf nun
mati atau tanwin (َ‫ ـاـٍـ‬/ َ‫ )ن‬kedalam huruf sesudahnya dgn disertai
(ber)dengung, jika bertemu dgn salah satu huruf empat ini yaitu: ‫ن‬
‫يوم‬
b) Idgham Bilaghunnah mempunyai arti (dilebur tanpa dengung)
Yaitu memasukkan atau meleburkan huruf nun mati atau tanwin (َ‫ـاـٍـ‬
/ َ‫)ن‬kedalam huruf sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu
dgn salah satu huruf lam atau ra (،‫ )ل ر‬Contoh: َ‫منَ لم‬
3. Iqlab
Hukum bacaan ini terjadi apabila ada huruf nun mati atau tanwin
bertemu dengan huruf ba’ (‫)ب‬. Di dalam bacaan ini, bacaan nun mati
ََّ ‫لي ۢنبذ‬
atau tanwin berubah menjadi bunyi mim (‫)م‬. Contoh: ‫ن‬
4. Ikhfa’
Hukum bacaan ini apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dgn
huruf-huruf seperti (‫)ت‬, (‫)ث‬, (‫)ج‬, (‫)د‬, (‫)ذ‬, (‫)ز‬, (‫)س‬, (‫)ش‬, (‫)ص‬, (‫)ض‬, (‫)ف‬,
(‫)ق‬, (‫)ك‬,(‫)ظ‬,(‫ )ط‬maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan
Idgham). Contoh: َ‫نقعاا فوسطن‬
b. Hukum Bacaan Tajwid (mim mati)
Selain hukum nun mati dan tanwin adapula hukum bacaan tajwid lainnya
dalam mempelajari dan membaca Al Quran yaitu Hukum mim mati, yang
disebut hukum mim mati jika bertemu dgn huruf mim mati (َ‫ )م‬yang
bertemu dgn huruf hijaiyah tertentu.
1. Ikhfa Syafawi

115
Apabila ada huruf mim mati (َ‫ )م‬bertemu dgn huruf ba (‫)ب‬, maka cara
membacanya harus dengan cara samar-samar di bibir dan dibaca dgn
didengungkan. Contoh: (‫)فاحكم بينهم‬
2. Idgham Mimi
Apabila ada huruf mim mati (َ‫ )م‬bertemu dgn huruf mim (‫)م‬, maka cara
membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau
ditasyidkan dan wajib anda baca dengung. Idgham mimi disebut juga
dgn idgham mislain atau mutamasilain. Contoh : (َ‫)أم من‬
3. Izhar Syafawi
Apabila ada huruf mim mati (َ‫ )م‬bertemu dgn salah satu huruf hijaiyyah
selain huruf mim (َ‫ )م‬dan ba (‫)ب‬, maka cara membacanya harus dgn
jelas di bibir dan mulut anda tertutup.
c. Hukum bacaan Tajwid (mim dan nun tasydid)
Hukum bacaan mim dan nun tasydid disebut juga dgn wajib al-ghunnah
(yang memiliki makna bahwa orang yang membacanya di wajibkan untuk
mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya
adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun
yang memiliki tanda syadda atau bertasydid (‫ َّﻡ‬dan َ‫)ن‬.
d. Hukum Bacaan Tajwid (idgham)
Hukum Idgham (‫ )ﺎﻡﻏﺩﺇ‬adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf
atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yg lain. Oleh karena itu
bacaan idgham harus dilafazkan dgn cara meleburkan suatu huruf kepada
huruf setelahnya. Ada tiga jenis idgham yaitu:
1. Idgham mutamathilain (yang serupa) adalah bertemunya antara dua
huruf yg sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu
dal dan sebagainya. Hukumnya adalah wajib utk di idghamkan.
2. Idgham mutaqaribain (yang hampir) adalah bertemunya dua huruf yg
sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf
bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal.
3. Idgham mutajanisain (yang sejenis) adalah bertemunya antara dua
huruf yg sama makhrajnya akan tetapi tdk sama sifatnya seperti ta’ dan
tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha.

116
e. Hukum Bacaan Tajwid (mad)
Hukum bacaan Mad yg mempunyai arti yaitu melanjutkan atau
melebihkan. Dari segi istilah Ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna
memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari
huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far’i.
Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf tersebut
haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur
dengan menggunakan harakat.
f. Hukum Bacaan Tajwid (Qalqalah)
Hukum Qalqalah yaitu bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi
seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf
(‫)ق‬, tha (‫)ط‬, ba’ (‫)ب‬, jim (‫)ج‬, dan dal (‫)د‬. Qalqalah terbagi menjadi dua
jenis:
1. Qalqalah kecil yaitu jika salah satu dari huruf qalqalah itu berbaris
mati dan baris matinya adlh asli karena harakat sukun dan bukan
karena waqaf.
2. Qalqalah besar yaitu jika salah satu dari huruf qalqalah itu dimatikan
karena waqaf atau berhenti. Dlm keadaan ini, qalqalah dilakukan
apabila bacaan di waqafkan tetapi tdk di qalqalahkan apabila bacaan
diteruskan.4

D. Langkah-Langkah Metode Demostrasi Dengan Materi Tajwid


1. Perencanaan :
a. Menentukan tujuan demonstrasi dalam membaca al-qur’an dengan
tajwid yang benar
b. Menetapkan langkah-langkah pokok demonstrasi dalam mepelajari dan
mebaca al-quran dengan tajwid yang benar
c. Menyiapkan alat atau bahan yang digunakan dalam mempelajari tajwid
seperti buku panduan tajwid dan Al-Qur’an
2. Pelaksanaan :

4
Megah Tinambun, Otodidak Cepat Pintar Belajar Tajwid,(Bekasi: Checklist,2016)h.51

117
a. Pertama Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa
dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Selanjutya pendidik menjelaskan dan kemudian mempraktikannya
dengan membacakan ayat Al-Qur’an disertai dengan tajwid dan
makhraj yang benar.
c. Kemudian jika sudah, maka dilanjutkan kepada peserta didik untuk
membaca ayat Al-qur’an tersebut
d. Setelah itu mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir, dengan pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi seperti menjelaskan apa saja bacaan
tajwid yang ada didalam ayat Al-Qur’an yang telah dibaca tersebut.
e. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana
yang menegangkan.
f. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu
3. Evaluasi :
a. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran yaitu dengan cara peserta didik menulis ayat Al-Qur’an
kemudian peserta didik mencari bacaan tajwid yang ada di ayat terebut
dan jelaskan apa saja bacaanya dan bagaimana hukumnya. Hal ini
diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses
demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada
baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

E. Kelebihan Dan Kekeurangan Metode Demonstrasi


Demonstrasi dan eksperimen sebenarnya adalah dua macam metode yang
sering pula dijadikan dalam satu nama saja;yang keduanya adalah berbeda
tetapi banyak persamaan serta berhubungan yang sangat erat.

118
Demonstrasi tekanannya lebih berat pada memperlihatkan (show) tentang
proses berjalan/berlangsung sesuatu, mereka hanya melihat dan
memperlihatkan,mengamati dengan teliti.
1. Kelebihan Metode Demonstrasi
a. Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati secara tajam.
b. Perhatian anak didik akan lebih terpusat kepada apa yang
didemonstrasikan, jadi proses belajar anak didik akan lebih terarah dan
akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
c. Apabila anak didik ikut aktif dalam sesuatu percobaan yang bersifat
demonstratif, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang
melekat pada jiwanya dan ini berguna dalam pengembangan kecakapan.
d. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting
oleh pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal-hal yang
penting.pehatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar
dan tidsk tertuju kepada hal lain.
e. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru. Sebab siswa
memperoleh presepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.
f. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat
dijawab waktu mengamati proses demonstrasi
Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstrasi, maka
dalam bidang study agama, banyak yang dapat didemonstrasikan,
terutanma dalam bidang pelaksanaan obadat, seperi pelaksanaan shalat,
zakat, rukun haji, dll.
2. Kekurangan Metode Demonstrasi
a. Bila jumlah siswa banyak, efektivitas demonstrasi sulit dicapai;
b. Bergantung pada alat bantu;
c. Bila tidak sistematis, demonstrasi tidak berhasil;
d. Banyak siswa yang kurang berani. Dapat menimbulkan berpikir
konkret saja;
e. Bila jumlah siswa banyak, efektivitas demonstrasi sulit dicapai;

119
f. Bergantung pada alat bantu;
g. Bila tidak sistematis, demonstrasi tidak berhasil;
h. Banyak siswa yang kurang berani.5
F. Cara Mengatasi Kekurangan Dan Pengembangan Nya Di Pembelajaran
Pai Beserta Contohnya
Tindakan mengamati segi segi yang kurang baik lalu memperbaikinya,
akan memberi kesan terhadap dalam diri anak didik, karena guru berati telah
memberi pengalaman kepada anak didik, bagi anak didik yang menjalankan
demonstrasikan ataupun bagi yang menyaksikan. Dengan tambahan
pengalaman ini akan menjadi dasar pengembangan kecakapan dan
ketrampilan dari anak didik yang kita asuh.
Jadi metode ini merupakan cara yang sangat serasi untuk dilaksanakan.
Dalam pelaksanaanya, guru perlu lebih dulu menjelaskan tertib urutan-urutan
langkah yang mesti dilakukan dalam demonstrasi itu, misalnya berwudhu.
Kemudian murid-murid itu disuruh mengulangi kembali sesuatu apa yang
telah didemonstrasikan itu.
Jika terdapat kesalahan/ kekurangan atau penyimpangan segera
diperbaiki/dibetulkan. Semestinya pula sebelum demonstrasi dilaksanakan,
seyogiannya para murid telah memahami tentang dasar-dasar atau materi dari
bahan-bahan pelajaran tersebut secara garis besarnya, yang dijelaskan melaui
metode-metode lain seperti ceramah,tanya jawab, dan sebagainya.

Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi antara lain:

1. Guru harus terampil dalam melakukan demonstrasi


2. Melengkapi sumber alat dan media untuk melakukan metode demonstrasi.
3. Mengatur waktu sebaik mungkin.
4. Membuat rancangan serta persiapan sebaik mungkin.
Demonstrasi sebagai metode mengajar ialah dengan jalan guru atau
orang lain dan dapat pula dengan seorang/atau beberapa murid
memperlihatkan kepada semua murid-murid di dalam kelas tentang sesuatu
proses, misalnya bagaimana berlangsungnya sesuatu, atau bagaimana

5
https://ruhilfida.wordpress.com/2012/01/04/hello-world/

120
melaksanakan suatu ibadah, seperti manasik haji, gerakan-gerakan yang benar
dalam shalat, sembhayang 2 hari raya,shalat jenazah, dan lain-lain.6

KESIMPULAN

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan


barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui penggunaan media pengajaran yang
sesuai dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

Demonstrasi dalam pembelajaran tajwid akan menjadi aktif jika dilakukan


dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat
dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-
menerus dan berulang-ulang oleh siswa.

Adanya penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran tajwid akan


menimbulkan proses penerimaan peserta didik pada pelajaran secara mendalam
dan lebih berkesan sehingga akan membentuk pengertian, pengetahuan dengan
baik serta sempurna. Dalam hal ini, siswa dapat mengamati, meneliti, melihat,
memperhatikan pada apa yang dipertunjukkan oleh guru ketika proses baca al-
Qur’an berlangsung. Dengan begitu, maka siswa juga akan mendemontasi atau
mempraktekkan bacaan sebagaimana yang telah di dengan atau di ajarkan oleh
guru disekolah.

6
http://metodikkhususpembelajarapai.blogspot.com/2015/06/vbehaviorurldefaultvmlo_61.
html

121
LUSI WIDIYASTUTI (1711010082)
11. METODE CERAMAH (MAWARIS)

A. Pengertian Metode Ceramah


Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode
tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar.
Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada anak
didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam
kegiatan pengajaran.
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan
(Sudjana, 2010: 77). Menurut Sutikno (2009: 94) metode ceramah
merupakan “metode pembelajaran yang dilakukan dengan penyajian
materi melalui penjelasan lisan oleh seorang guru kepada siswa-
siswanya”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
ceramah adalah suatu cara atau langkah-langkah yang digunakan seorang
guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan penjelasan
lisan secara langsung terhadap siswa.
Proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah,
perhatian terpusat pada guru sedangkan siswa hanya menerima secara
pasif. Metode ini hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi,
untuk memberi pengantar dan untuk menyampaikan materi yang
berkenaan dengan pengertian atau konsep-konsep. Di samping itu, metode
ceramah akan efektif bila digunakan untuk menghadapi siswa yang
berjumlah banyak, dan guru dapat memberikan motivasi atau dorongan
belajar kepada siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Menurut Djamarah dalam Sinta dan Gafur (2015: 98) berpendapat
bahwa “Penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat
menggairahkan belajar anak didik, pada suatu kondisi tertentu seorang
anak akan merasa bosan dengan metode ceramah maka guru perlu
mengalihkan suasana dengan menggunakan metode lain seperti metode

122
tanya jawab, diskusi atau metode penugasan sehingga kebosanan dapat
terobati dan suasana kegiatan pengajaran jauh dari kelesuan”.
Sutarsih (2013: 2) berpendapat bahwa, “Ceramah bervariasi adalah
metode mengajar yang dalam pelaksanaannya menuntut banyak
keterlibatan/kreatifitas siswa. Siswa dituntut untuk aktif baik bertanya
kepada guru maupun berdiskusi/berinteraksi dengan teman-temannya.
Dalam proses pembelajaran setiap siswa diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapat serta memecahkan masalah secara bersama-
sama dalam bentuk diskusi. Sedangkan guru berperan sebagai
pembimbing, dan mengarahkan siswa untuk bekerjasama dalam diskusi.
Disebut ceramah bervaraiasi karena dalam metode ini terdapat beberapa
komponen yaitu: variasi metode ceramah (tanya jawab, diskusi dan tugas),
variasi media (alat indera siswa dilibatkan sebanyak mungkin dalam
proses belajar mengajar), variasi penampilan (gerak, ekspresi, suara,
selingan diam, dan kontak pandang), serta variasi bahan sajian.
Metode ceramah bervariasi yang dimaksud disini adalah
gabungan/kombinasi dari beberapa metode mengajar seperti metode
ceramah, tanya jawab, diskusi dan tugas. Berdasarkan pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa ceramah bervariasi adalah kombinasi/gabungan
dari beberapa metode mengajar yang dalam pelaksanaannya tidak hanya
guru yang berperan aktif tetapi lebih banyak melibatkan aktivitas siswa.
Dengan menggabungkan beberapa metode mengajar dalam kegiatan
pembelajaran siswa akan terhindar dari kejenuhan, rasa ngantuk, dan dapat
membangkitkan minat serta motivasi siswa untuk belajar sehingga hasil
belajar yang di targetkan dapat tercapai secara maksimal.

B. Karakteristik Ceramah Bervariasi


Menurut Sutarsih (2013: 7) ada beberapa karakteristik penggunaan
ceramah bervariasi sebagai berikut :
1. Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung,
2. Penyajian materi pelajaran sistematis (tidak berbelit-belit),
3. Untuk merangsang siswa aktif,
4. Untuk memberikan feed back (balikan),

123
5. Untuk memberikan motivasi belajar.

Jadi, pada penggunaan ceramah bervariasi guru dapat membimbing siswa


untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa akan
lebih mudah menangkap materi pelajaran karena pada proses
penyampaiannya tidak berbelit-belit, sehingga dapat merangsang siswa
untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran1.

C. Kelebihan Dan Kelemahan Penggunaan Metode Ceramah


Setiap metode pelajaran pasti memiliki kelebihan maupun kelemahan.
Adapun kelebihan yang diperoleh dari penggunaan metode ceramah
adalah2:
1. Suasana kelas berjalan dengan tenang, karena murid melakukan
aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus
secara komprehensif.
2. Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama,
dengan waktu yang cukup singkat murid dapat menerima pelajaran
sekaligus secara bersama.
3. Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang
sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
4. Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik
sehingga mereka dapat menangkap dan enyimpulkan isi ceramah
dengan cepat dan tepat.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode ceramah ialah antara lain:


1. Interaksi cenderung bersifat Centered (berpusat pada guru)
2. Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah
menguasai bahan ceramah.
3. Mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda
dengan apa yang dimaksudkan guru.

1
http://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-pembelajaran-
ceramah-bervariasi/

2
http://www.sarjanaku.com/2011/08/metode-ceramah.html

124
4. Siswa kurang menangkap apa yang dimaksud oleh guru, jika ceramah
berisi ceramah-ceramah yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa
dan akhirnya mengarah verbalisme.

Untuk itu usaha-usaha yang harus dilaksanakan untuk mengatasi


kelemahan metode ceramah adalah:
1. Memberi penjelasan dengan memberikan keterangan-keterangan,
dengan gerak-gerik, dengan memberikan contoh atau dengan
menggunakan alat peraga.
2. Selingilah metode ceramah dengan mmetode yang lain untuk
menghilangkan kebosanan anak-anak.
3. Susunlah ceramah itu secara sistematis.

D. MAWARIS
1. Pengertian Mawaris
Kata waris berasal dari bahasa Arab, yaitu miras. Bentuk jamaknya
adalah mawaris, yang berarti harta peninggalan orang meninggal yang
akan dibagikan kepada ahli warisnya.
Mawaris berarti hal-hal yang berhubungan dengan waris dan warisan.
Ilmu yang mempelajari mawaris disebut ilmu faraid. Ilmu artinya
pengetahuan dan faraid berarti bagian-bagian yang tertentu. Jadi, ilmu
faraid adalah ilmu pengetahuan yang menguraikan cara membagi harta
peninggalan seseorang kepada ahli waris yang berhak menerimanya.
“Pelajarilah ilmu faraid dan ajarkanlah dia kepada manusia, karena
faraid itu separuh ilmu, ia akan dilupakan orang kelak dan ia pulalah
yang mula-mula akan tercabut dari umatku.” (HR. Ibnu Majah dan
Ad-Daruqutni)3.
2. Rukun dan Syarat Mawaris

3
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm 140.

125
Didalam hukum kewarisan terdapat beberapa rukun yang bisa
menyebabkan terjadinya mawaris. Sebagaimana yang ditulis oleh
Sayyid Sabiq adalah sebagai berikut4 :
a. Ahli waris
Adalah orang yang mendapatkan warisan dari pewaris, sesuai
dengan bagiannya masing-masing.
b. Pewaris
Yaitu seseorang yang meninggal dunia tersebut, baik meninggal
hakiki maupun hukum, seperti yang telah hilang, yang oleh hakim
dinyatakan telah meninggal dunia.
c. Warisan
Dinamakan juga dengan tirkah atau mirats atau mauruts yaitu harta
atau hak yang berpindah dari si pewaris kepada ahli waris.

Sedangkan yang menjadi syarat mawaris ialah:


a. Meninggalnya orang yang mewariskan.
b. Ahli waris benar-benar masih hidup, ketika orang yang
mewariskan meninggal dunia.
c. Diketahui hajatnya dalam mewarisi, atau posisi penerima warisan
diketahui dengan jelas, sehingga bagian-bagian yang diperoleh
sesuai dengan ketentuan faraid. Pihak-pihak penerima warisan
antara lain karena hubungan keturunan/kekerabatan, hubungan
pernikahan, hubungan perbudakan, dan hubungan agama Islam5.

3. Sebab-sebab yang Berhubungan dengan Mawaris


a. Sebab-sebab ahli waris berhak memperoleh harta warisan, yaitu:
 Kekeluargaan (Q.S An-Nisa, 4:7).
Artinya : “Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta
peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, dan bagi
perempuan ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan

4
Suparman Usman dan Yusuf Somawinata, Fiqih Mawaris Hukum Kewarisan Islam,
(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), hlm 23
5
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2008), hlm 241

126
kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak
menurut bagian yang telah ditetapkan”.
 Ikatan pernikahan
Yaitu akad yang sah yang menghalalkan berhubungan
dengan istri, kendati suaminya belum menggaulinya dan
belum berduaan dengannya.
“Dan bagi kalian (para suami) seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh istri-istri kalian.” (Q.S An-Nisa [4]: 12).
Suami istri dapat saling mewarisi saat dalam status talak
raj’i, sedangkan dalam talak ba’in (dapat saling mewarisi)
jika suami menalak isterinya pada masa sakitnya, dimana
dia meninggal dunia pada masa sakitnya tersebut.
 Wala’, yaitu berhak mendapat bagian dari harta warisan
karena memerdekakan budak. Lalu jika budak yang
dimerdekakannya itu meninggal dunia sementara dia tidak
meninggalkan ahli waris, maka pihak yang memerdekakan
berhak mewarisinya sebagai ganti pemerdekaannya.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Hubungan orang
yang memerdekakan dengan hamba yang dimerdekakannya
itu seperti hubungan turunan dengan turunan, tidak dijual
dan tidak diberikan.” (HR. Ibnu Khuzaemah, Ibnu Hibban,
dan Al-Hakim).
 Hubungan seagama, yakni sama-sama Islam. Rasulullah
SAW bersabda yang artinya: “Saya (Rasulullah SAW)
menjadi waris bagi pewaris yang tidak mempunyai ahli
waris”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)6.

b. Sebab-sebab ahli waris tidak berhak memperoleh harta warisan,


yaitu:
 Beda agama atau Kafir. Orang yang tidak beragama Islam
(kafir) tidak berhak menerima harta warisan peninggalan

6
Syamsuri, Op.cit, hlm 140-141

127
keluarganya yang beragama Islam. Demikian juga
sebaliknya, orang Islam tidak berhak mewarisi harta pusaka
peninggalan keluarganya yang tidak beragama Islam.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Seorang muslim
tidak berhak mewarisi harta peninggalan orang kafir, dan
orang kafir tidak berhak pula mewarisi harta peninggalan
orang Islam”. (HR. Al-Jama’ah).
 Membunuh. Rasulullah SAW bersabda: “Yang membunuh
tidak berhak mewarisi harta peninggalan keluarga yang
dibunuhnya.” (HR. An-Nasa’i)
 Budak belian (hamba), jika mereka diberi bagian dari harta
warisan, maka bagiannya itu akan menjadi milik tuannya.
Jadi, seorang budak tidak mewarisi dan tidak pula dapat
diwarisi.
 Perzinaan. Jadi, anak dari hasil zina tidak dapat mewarisi
bapaknya, dan bapaknya pun tidak dapat mewarisinya. Dia
hanya dapat mewarisi ibunya, dan ibunya pun dapat
mewarisinya, tanpa bapaknya.
 Li’an. Jadi, anak suami-istri yang melakukan li’an tidak
dapat mewarisi bapaknya yang tidak mengakui status anak
tersebut, dan bapaknya juga tidak bisa mewarisinya, karena
diqiyaskan dengan anak hasil zina.
 Tidak beristihlal (tangisan bayi waktu dilahirkan). Jadi bayi
yang dilahirkan ibunya dalam keadaan meninggal dunia
sehingga tidak menangis ketika proses kelahiran itu tidak
dapat mewarisi dan diwarisi oleh orangtuanya, kerna tidak
adanya kehidupan yang disudahi dengan kematian,
sehingga terjadi hal mewarisi.

128
4. Pengahalang (Hijab)
Hijab berarti tabir atau penghalang bagi ahli waris untuk menerima
harta warisan karena ada ahli waris yang lebih dekat atau yang lebih
berhak. Hijab atau penghalang dibagi menjadi dua macam:
a. Hijab Nuqsan, adalah hijab yang dapat mengurangi bagian dari
harta warisan bagi ahli waris tertentu karena bersama-sama dengan
ahli waris tertentu pula. Misalnya, jika si pewaris hanya
meninggalkan ahli waris istri dan ahli waris lain, tetapi tidak
meninggalkan anak/cucu, besarnya bagian harta warisan istri
adalah ¼ dari harta warisan. Meskipun demikian, apabila pewaris
meninggalkan anak/cucu, bagian istri berubah menjadi 1/8 dari
harta warisan. Dalam hal ini anak/cucu menjadi hijab nuqsan bagi
istri.
b. Hijab Hirman atau Isqath, adalah yang menyebabkan ahli waris
kehilangan haknya atas harta warisan karena terhalang oleh ahli
waris yang lebih dekat atau lebih berhak, antara lain sebagai
berikut :
 Cucu laki-laki tidak berhak memperoleh harta warisan, apabila
ada anak laki-laki.
 Kakek tidak berhak memperoleh harta warisan selama ada
bapak.
 Nenek tidak berhak memperoleh harta warisan selama ada ibu.
 Saudara seibu sebapak tidak berhak memperoleh harta warisan
selama ada anak laki-laki dan bapak.
5. Hal-hal yang Dilakukan Sebelum Pembagian Warisan
a. Zakat
Jika harta warisan belum dizakati, padahal sudah memenuhi syarat-
syarat wajibnya, maka hendaknya harta itu dizakati dulu sebelum
dibagi-bagikan kepada ahli waris yang berhak menerimanya.
b. Biaya Kepengurusan Jenazah

129
Biaya kepengurusan jenazah, termasuk seperti membeli kain kafan,
menyewa ambulans, dan biaya pemakaman. Bahkan, bisa
digunakan untuk biaya perawatan sewaktu sakit.
c. Utang
Jika almarhum atau almarhumah meninggalkan utang, hendaknya
utang tersebut dilunasi dengan harta peninggalannya.
d. Wasiat (1/3 harta)
Wasiat adalah pesan si pewaris sebelum meninggal dunia agar
sebagian harta peninggalannya, kelak setelah ia meninggal dunia,
diserahkan kepada seseorang atau suatu lembaga (dakwah atau
sosial) Islam. Wasiat seperti tersebut harus dipenuhi dengan syarat
jumlah harta peninggalan yang diwasiatkannya tidak lebih dari 1/3
harta peninggalannya. Kecuali jika disetujui oleh seluruh ahli
waris, maka harta peninggalan yang diwasiatkan itu boleh lebih
dari 1/3 harta peninggalannya. Selain itu, tidak dibenarkan
berwasiat kepada ahli waris, seperti anak kandung dan kedua
orangtuanya, karena ahli waris tersebut sudah tentu akan mendapat
bagian waris yang telah ditetapkan syara’. Berwasiat kepada ahli
waris bisa dilakukan apabila disetujui oleh ahli waris yang lain.
Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak boleh berwasiat bagi ahli waris, kecuali bila ahli waris
yang lain menyetujuinya”. (HR. Ad-Daruqutni)

Apabila harta warisan sudah dikeluarkan untuk empat macam


keperluan diatas, maka barulah harta warisan itu dibagi-bagikan
kepada ahli waris yang berhak menerimanya.
6. Tujuan dan Hikmah Mawaris
Secara umum, tujuan mawaris adalah untuk memahami juga
melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang berhak
menerimanya sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Tetapi secara
khusus, tujuan mawaris ini antara lain :

130
a. Untuk mengetahui secara jelas orang yang berhak menerima harta
warisan dan berapa bagiannya.
b. Untuk menentukan pembagian harta warisan secara adil dan benar.
c. Untuk menghindari perselisihan dan perebutan harta peninggalan
akibat ketidakjelasan aturan main dalam pembagian harta warisan.
d. Untuk memperingan beban dan tanggung jawab si pewaris (mayit).

Sedangkan hikmah dari mawaris antara lain:


a. Memperkuat keyakinan bahwa Allah Swt itu Maha Adil, karena
keadilan Allah tidak hanya terdapat pada alam ciptaanNya, tetapi
juga pada hukum-hukum yang telah ditetapkanNya, seperti hukum
waris Islam. Pembagian harta warisan menurut hukum waris Islam
sesuai dengan prinsip-prinsip mawaris Islam, sehingga tidak ada
ahli waris yang merasa dirugikan.
b. Mematuhi hukum waris Islam dengan dilandasi rasa ikhlas karena
Allah dan untuk memperoleh ridhoNya tentu akan dapat
menghilangkan sifat-sifat tercela yang mungkin timbul dari para
ahli waris. Misalnya sifat tamak, iri hati, dengki, dan mau menang
sendiri. Dengan hilangnya sifat-sifat tercela tersebut, hubungan
yang harmonis dan dinamis antara sesama ahli waris pun dapat
terwujud.

E. Langkah-langkah Metode Ceramah dalam Materi Mawaris


1. Persiapan
a. Menciptakan kondisi belajar siswa
Dalam mempersiapkan materi mawaris dengan menggunakan
metode ceramah, maka sebaiknya seorang pendidik harus
menciptakan kondisi yang baik di dalam kelas, yang dapat
memancing peserta didik agar dapat mempersiapkan diri dan
mengikuti materi mawaris yang akan disampaikan.

131
2. Pelaksanaan
a. Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan/materi pelajaran
(metode ceramah). Dalam menyampaikan materi mawaris,
sebaiknya mungkin diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang
memancing peserta didik untuk masuk ke dalam situasi belajar.
Seperti menanyakan ‘di sini sudah ada yang tahu belum apa itu
mawaris?’ dan pertanyaan yang lain-lain.
b. Asosiasi/komparasi, artinya memberi kesempatan pada siswa untuk
menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah
diterimanya, melalui tanya jawab (metode tanya jawab).
Sebagai lanjutan dari proses penyajian, maka asosiasi atau
komparasi ini tidak berbeda jauh. Diselingi dengan metode tanya
jawab, agar materi mawaris ini dapat dipahami oleh para peserta
didik di dalam kelas dan agar penyampaian materi mawaris ini
menjadi tidak membosankan, bahkan menjadi menarik perhatian
peserta didik.
c. Generalisasi/kesimpulan, memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat kesimpulan melalui hasil ceramah (metode tugas).
Dalam materi mawaris atau materi lain dalam metode ceramah
perlu adanya pemberian tugas untuk peserta didik agar memberi
kesimpulan terhadap materi mawaris yang sudah disampaikan oleh
pendidik. Hal ini dilakukan agar peserta didik bisa memaparkan
apa yang telah ia dengar dengan cara lisan maupun tulisan. Dan
juga agar peserta didik benar-benar mengerti materi mengenai
mawaris yang cakupannya cukup luas dan detail.
3. Evaluasi
a. Mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai
bahan yang telah diterimanya, melalui tes lisan dan tulisan atau
tugas lain.
Dalam mengevaluasi materi mengenai mawaris, maka perlu
diadakan sebuah evaluasi dalam bentuk lisan atau tertulis. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik dapat mengerti, paham serta dapat

132
mengimplikasikan materi mawaris sesuai dengan ajaran agama
Islam. Dan evaluasi ini sangat berpengaruh terhadap nilai dari
masing-masing peserta didik. Tujuannya agar para peserta didik
bersemangat dalam mempelajari materi mawaris, yang pasti akan
berguna baginya kelak.

KESIMPULAN

Metode ceramah adalah suatu cara atau langkah-langkah yang


digunakan seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
dengan penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Ada pula yang
disebut dengan ceramah bervariasi adalah kombinasi/gabungan dari
beberapa metode mengajar yang dalam pelaksanaannya tidak hanya guru
yang berperan aktif tetapi lebih banyak melibatkan aktivitas siswa. Dengan
menggabungkan beberapa metode mengajar dalam kegiatan pembelajaran
siswa akan terhindar dari kejenuhan, rasa ngantuk, dan dapat
membangkitkan minat serta motivasi siswa untuk belajar sehinggahasil
belajar yang di targetkan dapat tercapai secara maksimal.
Sama halnya dengan metode yang lain, metode ceramah pun
memiliki kelebihan dan kelemahan. Dan diharapkan agar metode ceramah
ini digunakan dalam situasi dan kondisi yang tepat dan kelemahan yang
ada pun dapat terminimalisir.
Langkah-langkahnya pun kurang lebih sama dengan metode yang
lain, yaitu meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

133
LUTFIA NUR AZIZAH (1711010083)

12.METODE CERAMAH (AKHLAK TERPUJI TERHADAP DIRI


SENDIRI)

A. Perencanaan dalam metode ceramah materi akhlak terpuji pada diri


sendiri.
1. Guru harus menguasai materi tentang akhlak terpuji terhadap diri sendiri
dengan baik supaya tidak ada kesalahpahaman Penerimaan dari peserta
didik.
2. Perintahkan murid untuk mengatur tempat duduknya dengan bentuk letter
U supaya semua murid terjangkau oleh guru, dan mereka dapat faham.
3. Sampaikanlah ceramah dengan penuh semangat, gugahlah semangat
mereka dengan menggunakan ayat ayat Al-Qur’an. Dengan intonasi dan
mimic yang pas, jangan lupa interaksi dengan audiens supaya mereka
tidak bosan, jika mereka mulai bosan atau mengantuk coba selingilah
dengan lagu2 islami yang menggugah yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan atau bertepuk tangan.
B. Pelaksanaan
1. Diawali dengan salam tentunya, dan sapaaan sapaan terhadap peserta
didik supaya tertarik terhadap materi ceramah yang akan kita
sampaikan.
2. Sampaikan materi secara sistematis. Missal dari pengertian, macam
macam, manfaat dari setiap akhlak terpuji terhadap diri sendiri.
Sebelum guru menyampaikan materi sebaiknya guru itu memberikan
pertanyaan terlebih dahulu, gunanya untuk merangsang pengetahuan
pribadi dari masing masing peserta didik. Dan jangan lupa gunakan
bahasa yang sesuai atau bahasa yang dapat dimengerti oleh peserta
didik.
3. Setelah itu masuk kedalam penyampaian materi, selalu selingkan
dengan sapaan atau pertanyaan-pertanyaan mudah kepada peserta didik
atau lakukan komunikasi kepada audiens supaya ada interaksi antara
pendidik dengan peserta didik.

134
4. Salah satu interaksi dalam pembelajaran selain pertanyaan ertanyaan
kecil atau sapaan, maka cobalah perintahkan anak didik untuk
membaca ayat Al-Quran dari materi yang akan kita sampaikan . karena
dari situlah mereka akan mengingat- ingat dan termotivasi.
5. Selipkan juga tentang kisah kisah zaman Rosullullah yang berkaitan
dengan materi yang dibahas, atau pengalaman pengalaman dari
pendidik dalam hidup. Supaya mereka lebih tersentuh.
6. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memberikan pertanyaan, supaya pendidik tau apakah materi yang
disampaikan sudah dimengerti apa belum oleh peserta didik.

Assalammualaikum Wr. Wb.

Selamat Pagi anak-anak

Apa kabarnya ?

Masih semangat ?

….

Hari yang cerah ini alangkah baiknya jika kita akan membahas sesuatu yang baik-
baik, supaya semangat.

Setuju …??

masyaAllah

Pagi hari ini ibu ingin membahas tentang akhlak, yaitu akhlak terpuji .

Apa ?

Ada yang tau dalam Islam itu akhlak dibagi menjadi berapa ?

Nahh benar sekali akhlak dibagi menjadi 2 yaitu akhlak terpuji atau mahmudah
dan akhlak tercela atau akhlak mahmudah.

Anak anak, kira kira kalian suka dengan akhlak terpuji atau tercela ?

135
Yaa bagus sekali akhlak terpuji, tandanya kita termasuk ciri ciri umat Nabi
Muhammad SAW.

Ada yang tau tidak apa contoh akhlak terpuji itu ?

Ada yang tau ??

Akhlak terpuji terdiri dari banyak macam seperti Amanah, Istiqomah, Malu,
Sabar, dan Pemaaf.

Apakah anak anak sudah tau gimana si sebenernya supaya kita bisa menjadi orang
yang berakhlak seperti macam akhlak diatas ?

Kalau belum tau kalian harus memperhatikan penjelasan ibu, dan yang sudah tau
supaya lebih tau lagi. Setuju ??

1. Kita bahas dari pegertian akhlak.

Ahklak berasal dari bahasa Arab yaitu khuluq yang artinya budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat. Jadi pengerian akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa manusia, jika melakukannya tanpa memerlukan pertimbangan atau pemikiran
lebih dahulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar. Jadi kalau kita berakhlak
maka kalau kita melakukan sesuatu itu tidak pandang bulu, lakukan perbuatan itu
tanpa memandang siapa orang itu. Disini ada yang seperti itu ? MasyaAllah luar
biasa kalian.

Lalu sebenernya siapa si yang seharusnya kita jadikan sebagai contoh teladan
dalam berakhlak ? apa artis korea ?

Artis yang cantik ?

Artis yang tampan ?

Jawabanya seseorang yang kita jadikan teladan dalam hidup adalah Nabi
Muhammad SAW.

Allah berfirman dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 21 :

‫لقدَكانَلكمَفيَرسولَهللاَأسوةَحسنةَلمنَكانَيرجوَهللاَواليومَاآلخرَوذكرَهللاَكثيرا‬

136
Artinya : “sesngguhnya telah ada dalam diri Rosullullah itu surutauladan yang
baik bagi kita “

Mudah-mudahan kalau kita itu menjadikan Rosul sebagai Suritauladan kita maka
hidup kita akan lurus selamat didunia juga selamat diakhirat. Aamiin Ya Robbal
alamin. Buat apa cantik kalau tidak berakhlak, buat apa kaya kalau tidak
berakhlak, buat apa pandai kalau tidak berakhlak, semua akan sia sia jika kita
tidak memililiki akhlak. Kemungkinan untung didunia tapi buntung diakhirat.
Tapi yang kita harapkan untung didunia dan untung diakhirat. InsyaAllah

2. Terpuji adalah sesuatu yang baik. Sesuatu yang menguntungkan diri kita.

Meskipun terkadang keuntungan itu tidak kita peroleh dari manusia tapi
keberuntungan itu kita peroleh dari Allah SWT.

Macam-macam akhlak terpuji terhadap diri sendiri yaitu:

1. Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong.
Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan yang benar lahir
batin; benar hati (shidq al-qalb), benar perkataan (shidq al-hadist), dan
benar perbuatan (shidqh al-amal). Antara hati dengan perkataan harus
sama, tidak boleh befbeda, apalagi antara perkataan dengan perbuatan.
Benar hati apabila hati dihiasi dengan iman kepada Allah SWT dan bersih
dari penyakit hati.
Benar perkataan apabila semua yang diucapkan adalah kebenaran bukan
kebatilan.
Benar perbuatan, apabila yang dilakukan sesuai denga syariat Islam.
Bentuk-bentuk shidiq
Seorang muslim harus mampu bersikap benar, kapan, dimana dan kepada
siapapapun. Terdapat lima bentuk-bentuk shidiq yaitu :
a. Benar dalam perkataan (shidq al-hadist)
b. Benar pergaulan (shidqh al-muamalah)
c. Benar kemauan (shidqh al-azam)
d. Benar janji (shidqh al-wa’ad)

137
e. Benar kenyataan (sidh al-hal)
Jadi daalam menyampaikan materi sidiq ini, coba seorang pendidik
menyampaikan pengalaman pengalaman tentang apabila kita kita memiliki
sifat sidqh. Suapaya peserta didik tidak tegang dalam memahami materi
ini.
2. Amanah
Amanah artinya dipercaya. Sifat amanah memang lahir dari
kekuatan iman. Semakin menipis kekuatan iman seseorang semaki pudar
pada sifat amanah.
Bentuk-bentuk amanah
Dari pengertian diatas dapatlah kita kemukakan beberapa bentuk amanah
yaitu :
a. Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula
b. Menjaga rahasia
c. Menunaikan kewajiban dengan baik
d. Memelihara semua nikmat daari Allah
3. Istiqomah
Secara etimologi istiqomah berasal dari kata istiqoma-yastaqimu
yang berarti tegak lurus. Dala terminology akhlak, istiqpmah adalah sikap
teguh dalam memperthankan keimanan keislaman sekalipun menghadapu
bernagai macam tantangan dan godaan. Seseoramh yang istiqomah adalah
laksana batu karang ditengah-tengah lautan yang tidaak tergeser sedikitpun
walaupun dipukul oleh gelombang yang bergulung-gulung. Perintah kita
untuk istiqomah sebagaimana Allah berfirman dala Q.S. Fushilat ayat 6
yang berbunyi ;
‫قلَإنماَأناَبشرَمثلكمَيوحىَإليَأنماَإلهكمَإلهَواحدَفاستقيمواَإليهَواستغفروهَوويلَللمشركين‬
Artinya : “ katakanlah: Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia
seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah
Tuhan yang Maha Esa, maka istiqomahlah menuju kepada-Nya dan
mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-
orang yang mempersekutukannya.
Buah dari istiqomah

138
Dalam Q.S.Fushilat ayat 30-32 , dijelaskan bahwa orang yang
beristiqomah dijaukan oleh Allah dari rasa takut dan sedih yang negative.
Dia tidak takut menghadapi masa depan dan tidak sedih dengan yang
terjadi pada masa lalu. Dia dapat menguasai rasa sedih karena musibah
yang menimpanya sehingga tidak hanyut dibawa arus kesedihan. Dia tidak
pula gentar daan waswas menghadapi kehidupan masa yang akan dating
sekalipun dia pernah mengalami kegagalan pada masa lalu.
Orang yang beristiqomah akan mendapatkab kesuksesan di dalam
kehidupan di dunia, karena dia dilindungi oleh Allah SWT . Begitu juga di
akhirat dia akan bahagia menikmati karunia Allah didalam surga.
4. Tawadhu
Tawadhu artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur.
Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari oranglain,
sementara orang yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan.
Rendah hati tidak sama rendah diri, karena rendah diri berarti kehilangan
kepercayaan dirinya. Sekalipun dalam praktiknya orang yang rendah hati
cenderung merendahkan dirinya dihadapan orang lain, tetapi sikap tersebut
bukam lahir dari sikap percaya diri.
Sikap tawadhu’ terhadap sesama manusia adalah sifat mulia yang lahir
dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah SWT atas segala hamba-Nya.
Manusia adalah makhluk lemah yang tidak berarti apa-apa dihadapan
Allah SWT manusia membutuhkan karunia, ampunan dan rahmad dari
Allah. Manusia tidak akan bisa bertahan hidup, bahkan tidak akan pernah
ada di atas permukaan bumi ini. Orang yang tawadhu menyadari bahwa
apa saja yang dia miliki, baik bentuk rupa yang cantik atau tampan , ilmu
pengetahuan, harta, kekayaan, maupun pangkat dan kedudukan dan lai-
lain sebagainya, semuanya itu adalah karunia dari Allah SWT. Allah
berfirman dalam Q.S.An-Nahl; 53
‫وماَبكمَمنَنعمةَفمنَهللاَثمَإذاَمسكمَالضرَفإليهَتجأرون‬
Artinya: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah
(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan,maka hanya
kepada Allah kamu meminta pertolongan”

139
Keutamaan Tawadhu’
Sikap tawadhu’ tidak akan membuat derajat seseorang menjadi rendah,
malah dia dihormati dan dihargai. Masyarakat akan senang dan tidak ragu
bergaul dengannya. Bahkan lebih dari itu derajatnya dihadapan Allah
SWT semakin tinggi. Firman Allah dalam Q.S.Furqon ayat 63
‫وعبادَالرحمنَالذينَيمشونَعلىَاألرضَهوناَوإذاَخاطبهمَالجاهلونَقالواَسلما‬
Artinya: “Dan hamba hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati.
Bentuk-bentuk tawadhu
a. Tidak menonjolkan diri dari orang-orang yang level atau statusnya
sama, kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi
agama atau umat.
b. Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang
dirinya lebih dari mereka.
c. Mau mengunjungi orang lain sekalipun rendah sosialnya
d. Mau duduk-duduk bersama fakir miskin , orang-orang cacat tubuh, dan
kaum dhuafa lainnya, serta bersedia mengabulkan undangan mereka.
e. Tidak makan minum berlebihan dan tidak memakai pakaian yang
menunjukkan kemegahan dan kesombongan.
5. Malu
Malu (alhaya’) adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan
keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Orang yang
memiliki rasa malu, apabila melakukan sesuatu yang tidak patut, rendah
atau tidak baik dia akan terliat gugup,atau mukanya merah. Sebaliknya
orang yang tidak punya rasa malu , akan melakukannya dengan tenang
tanpa ada rasa gugup sedikitpun.
Sifat malu adalah akhlak terpuji yang menjadi kesitimewaan ajaran islam,
malu dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Malu kepada Allah
Seseorang yang malu kepada Allah, apabila ia tidak mengerjakan
perintahNya, tidak menjauhi laranganNya, serta tidak mengikuti
petunjukNya.

140
b. Orang yang malu terhadap Allah dengan sendirinya akan malu
terhadap diri sendiri. Ia malu melakukan perbuatan salah sekalipun
tidak ada orang lain yang melihatnya atau menegurnya. Penolakan
datang dari dalam dirinya sendir. Ia akan mengendalikan hawa
nafsunya dari keinginan-keinginan yang tidak baik.
c. Malu kepada orang lain
Setiap keinginan untuk mengerjakan perbuatan yang rendah muncul. Ia
teteguran, tertahan, dan akhirnya membatalkan keinginnya tersebut.
setelah malu pada dirinya sendiri, ia akan malu melakukan sesuatu
yang merugikan orang lain.
Ketiga rasa malu di atas harus ditumbuhkan dan dipelihara terus
menerus oleh seorang muslim. Lebih-lebih lagi malu terhadap Allah
SWT, karena malu kepada Allah inilah yang menjadi sumber dari jenis
malu lainnya.
Malu dan iman
Malu adalah suatu refleksi iman. Bahkan malu dan iman akan selalu
hadir bersama-sama. Apabila salah satu hilang yang lain juga ikut
hilang. Semakin kuat iman seseorang, semakin teballah rasa malunya,
demikian pula sebaliknya. Sebagaimana sabda Rosuullah yang artinya
:” malu itu sebagian dari iman, dan iman itu di dalam surge. Lidah
yang keji itu adalah termasuk kebengisan, dan kebengisan itu di dalam
neraka”. (H.R.Tirmidzi)

Akibat hilangnya malu


Rasa malu berfungsi mengontrol dan mengendalikan seseorang dari
segala sikap dan perbuatan yang dilarang oleh agama. Tanpa control
rasa malu seseorang akan bebas melakukan apa saja yang diinginkan
oleh hawa nafsunya. Hilangnya sifat malu adalah awal dari kehancuran
dan kebinasaaan.
6. Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang
lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas.

141
Dalam bahasa arab sifat pemaaf tersebut disebut dengan al-afuwu yang
secara etimologis berarti kelebihan atau yang berlebih. Kata al-afuwu
kemudian berkembang maknanya menjadi menghapus. Dalam konteks ini
memaafkan berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka yang ada dalam
hati.
Islam mengajarkan kepada kita untuk dapat memaafkan kesalahan
orang lain tanpa harus menunggu permohonan maaf dari yang bersalah.
Menurut Quraish shihab, tidak ditemukan satu ayatpun yang yang
menganjurkan untuk meminta maaf, tetapi yang ada adalah perintah untuk
memberi maaf.
Cara agar dapat memaafkan adalah sebagai berikut :
a. Lapang Dada
Tindakan memberi maaf sebaiknya diikuti dengan tindakan berlapang
dada. Didalam ayat Al-Qur’an perintah memaafkab diikuti dengan
perintah berlapang dada. Allah berfirman dalam Q.S.Al-Maidah ayat
13 yang berbunyi:
‫َفاعفَعنهمَواصفحَإنَهللاَيحبَالمحسنين‬
Artinya: “ Maafkan mereka dan berlapang dadalah, sesungguhnya
Allah senang kepada orang-orang yang berbuat kebajikan (terhadap
yang melakukan kesalahan kepadanya).

b. Tidak dendam
Lawan dari pemaaf adalah dendam, yaitu memelihara rasa
permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk
membalas. Seorang yang pendendam tidak akan mau meminta maaf
kepadanya. Bagi dia tidak ada maaf sebelum dia dapat kesempatan
membalaskan sakit hatinya. Dia bersedia menunggu dalam waktu yang
lama bahkan berusaha dengan susah payah sekedar untuk dapat
membalaskan sakit hatinya. Orang yang enggan memberi maaf pada
hakikatnya enggan memperoleh pengampunan dari Allah swt. Allah
sendiri Yang Maha Kuasa berjanji akan memberikan maaf dan

142
ampunan kepaa setiap orang yang meminta ampun kepada Nya. Apa
alasan manusia yang dhaif untuk tidak memberikan maaf kepada
sesama. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nur ayat 22 yang berbunyi :
َ‫والَيأتلَأولواَالفضلَمنكمَوالسعةَأنَيؤتواَأوليَالقربىَوالمساكين‬
‫والمهاجرينَفيَسبيلَهللاَوليعفواَوليصفحواَأالَتحبونَأنَيغفرَهللاَلكمَوهللاَغفورَرحيم‬
Artinya : “dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan
kelapangan di antara kamu versumpah bahwa mereka (tidak) akan
memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang
miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan
hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kaum
tidak ingin bahwa Allah mengampuninya ? Dan Allah adalah Maha
Pengampun Lagi Maha Penyayang.
Andaikata seseorang tidak mampu menguasai amarahnya segera
terhadap orang lain yang menyakiti atau menyinggung perasaanya, dia
boleh menghindar untuk menenangkan dan menguasai nafsu
amarahnya. Rosullullah saw memberi waktu 3 hari, karena 3 hari
tersebut dianggap sudah cukup meredakan kemarahan. Setelah itu ia
wajib kembali menyambung tali persaudaraan dan persahabatan
sesame muslim. Rosullullah bersabda :
“Tidaklah halal bagi seseorang muslim mendiamkan saudaranya lebih
dari tiga hari, keduanta bertemu tapi saling memalingkan mukanya.
Dan yang paling baik diantara kediuanya ialah yang memulai lebih
mengucapkan salam.” (Mutafaqunalaihi)
C. Evaluasi

Evaluasi atau penilaian dilakukan untuk mengetahui seberapa faham


peserta didik mengingat dan memahami materi yang disampaikan oleh
pendidik .

Dalam metode ceramah evaluasi dapat dilakukan dengan cara :

1. Setelah pendidik selesai dalam menerangkan materi, pendidik


harus memberikan pertanyaan kepada peserta didik seputar materi
yang dibahas.

143
2. Pendidik memerintahkan kepada peserta didik secara acak untuk
menjelaskan kembali materi yang baru saja disampaiakn dengan
menggunakan pendapat masing-masing siswa.
3. Beriakan soal tertulis kepada peserta didik merupakan bentuk
evaluasi.
4. Perintahkan peserta didik menyanpaiakan pengalaman yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan. Karena dari situ kita
juga dapat mengetahui apakah peserta didik ini memahami atau
tidak dengan materi yang disampaikan oleh guru.

Jika ternyata peserta didik itu tidak memahami terhadap materi


yang disampaikan, maka seorang pendidik tentunya introspkesi diri
apakah memang pendidik tersebut sudah maksimal atau belum dalam
menyampaikan materi. Apabila ketika pendidik ini sudah maksimal dalam
menyampaikan materi tetapi peserta didik itu tidak juga dapat memahami
materi yang disampaikan maka tugas pedidik untuk melakukan pendekatan
pribadi. Dan jangan lupa, pada saat evaluasi telah usai, cobalah pendidik
memberikan hadiah kepada peserta didik yang mampu menerangkan
kembali materi yang disampaikan oleh pendidik.

144
M. FAQIH MUZAKI (1711010087)

13. METODE KISAH (KISAH KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW)

A. Pengertian Metode Kisah

Metode kisah disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan
mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan
dari sumber pokok sejarah islam, yakin Al-qur’an dan Hadits.
Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi
pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya
sesuatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah
merupakan salah satu metode yang mashur dan terbaik, sebab kisah ini mampu
menyentuh jiwa jika didasarkan oleh ketulusan hati yang mendalam.1
Metode cerita atau kisah adalah pendidikan dengan membacakan sebuah
cerita yang mengandung pelajaran baik.Dengan metode ini, peserta didik dapat
menyimak kisah-kisah yang diceritakan oleh guru, kemudian mengambil
pelajaran dari cerita tersebut.2
Metode mendidik dengan bercerita yaitu dengan mengisahkan peristiwa
hidup sejarah manusia masa lampau yang menyangkut ketaatannya dan
kemungkarannyadalam hidup terhadap perintah dan larangan Tuhan yang
dibawakan nabi atau rasul yang hadir di tengah mereka. Misalnya sebuah ayat
yang mengandung nilai pendagogis dalam sejarah digambarkan Tuhan sebagai
berikut:
Artinya: “Sesungguhnya di dalam kisah-kisah terdapat ibarat bagi orang yang
berakal”(Q.S Yusuf:111).

Artinya: “Aku menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan


mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu. Dan sesungguhnya kamu sebelum “Aku
mewahyukan” adalah termasuk orang-orang yang melupakan.” (Q.S Yusuf:3).3

1
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(Ciputat Pers: Jakarta, 2002),
hlm. 160
2
Nurhasanah Bakhtiar, Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum, (Aswaja Pressindo:
Yogyakarta, 2013), hlm.182.
3
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner), (PT Bumi Aksara: Jakarta, 2009), cet. IV, hlm. 71-72.

145
Metode cerita banyak terdapat di dalam Al-Qur’an, yang tujuan pokoknya
adalah untuk menunjukkan fakta kebenaran.Kebanyakan dalam surah Al-Qur’an
terdapat cerita tentang kaum terdahulu baik dalam makna sejarah yang positif
maupun negative. Terdapat 30 surah yang dinamakan menurut tema pokok cerita
didalamnya, seperti surah Yusuf, Surah Ibrahim, Surah Bani Israel, Surah Jinn,
Surah Al Kahfi, Surah Hud, Surah Yunus, Surah Maryam, Surah Luqman, Surah
Muhammad, dan Surah Al Fiil. Di antaranya mengandung cerita yang sepenuhnya
bertemakan pokok sesuai tokoh yang diceritakan seperti Surah Yusuf.Sedang
banyak yang lainnya hanya berisikan salah satu pengulangan suatu tema cerita,
misalnya cerita tentang Fir’aun dan Nabi Musa disebutkan lebih kurang 18
surah.Cerita tentang bangsa-bangsa (umat atau kaum) terdahulu tidak begitu
diulang-ulang seperti cerita tentang Bani Israel, Kaum Aad, dan kaum Tsamud.
Pengulangan suatu cerita menunjukkan bahwa cerita tersebut amat besar
bagi manusia untuk dijadikan ingatan dan peringatan serta bahan pelajaran yang
diambil hikmahnya bagi kehidupan generasi berikutnya.Seluruh cerita dalam Al-
Qur’an adalah mengandung iktibar yang bersifat mendidik manusia.
Allah memerintahkan manusia agar menceritakan kasus-kasus sejarah
bangsa-bangsa yang lampau agar dijadikan bahan pemikiran seperti firman-Nya:
Artinya: “….maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir” (Q.S Al-
A’raf: 176).

Dari segi Psikologis, metode cerita mengandung


makna reinforcement(penguatan) kepada seseorang untuk bertahan uji dalam
berjuang melawan keburukan.Khusus bagi Nabi Muhammad cerita dalam Al-
Qur’an adalah untuk menguatkan tekad nabi dalam perjuangan melawan musuh-
musuh, yaitu kaum kafir dan musyrikin.4
B. Langkah-Langkah Metode Kisah
Seorang guru dalam mengajarkan sejarah dapat mengikuti prosedur berikut:
1. Apersepsi
Guru dapat memberikan apersepsi yang menarik perhatian anak untuk
mendengarkan cerita. Misalnya guru menggunakan metode tanya jawab.

4
Ibid, hlm. 155-156.

146
2. Penyajian
Guru dalam menyajikan cerita sejarah hendaknya menggunakan gaya bahasa
cerita, yaitu ia harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Hendaknya guru menggunakan gaya bahasa yang menarik.
b. Penyajian sejarah hendaknya secara periodisasi, yang setiap periodenya
merupakan bagian yang tak terpisahkan dan diselingi dengan pertanyaan-
pertanyaan untuk memantapkan isi pokok dari masing-masing periode.
c. Menulis judul periode pada papan tulis sebelum atau sesudah penyajian.
d. Menuliskan nama-nama tokoh yang berperan dalam cerita yang diuraikan,
agar nama-nama tersebut menjadi ingatan pelajar dan memudahkan mereka
mengingatkannya.
e. Dalam penyajian, guru harus memperhatikan usaha mengkongkretkan
pengertian melalui mimic dan pantomimic agar tergugah perasaan siswa untuk
mencintai dan meneladani tokoh pemeran sejarah tersebut.

3. Korelasi
Menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah dengan
realisasi kehidupan sekarang dan topik-topik pendidikan agama yang lain, ataupun
dengan bidang studi lainnyabila ada kesempatan.
Di samping itu, guru juga harus mengaitkan sejarah dengan kehidupan
modern, guna menggerakkan kecenderungan yang kuat pada diri siswa untuk
memiliki semangat kehidupan masyarakat muslim yang sejahtera.
4. Kesimpulan
Guru menyuruh agar siswa-siswa mengulang cerita, dan menanyakan kepada
mereka peristiwa-peristiwa, periode demi periode. Setelah itu guru mencatat di
papan tulis pokok-pokok kesimpulan dari setiap periode sebagai ihtisar.Dalam hal
ini termasuk rangkuman-rangkuman nilai-nilai luhur, moral, dan ajaran-ajaran
yang berkesan dengan disertakan sedikit penjelasan tentang keteladanan serta
saran-saran yang berguna.
5. Evaluasi
Guru mengadakan diskusi dengan siswa mengenai semua materi yang baru
diberikan untuk mengetahui sampai dimana mereka dapat menguasai pelajaran,

147
atau dapat juga merekadisuruh menulis bagian-bagian pelajaran yang
mengandung nilai moral, atau mendramatisasikan di depan kelas atau di pentas
yang tersedia, atau menyuruh siswa menuliskan perasaa mereka terhadap tokoh
sejarah dan sejauh mana mereka terpengaruh dengan kepribadian dan tingkah laku
tokoh tersebut. Dapat juga guru menyuruh beberapa siswa mengulangi cerita
tersebut dalam bentuk yang baik, yang dapat merangsang semangat kompetisi
positif dikalangan siswa sendiri.

6. Alat-alat peraga
Hendaknya guru menyiapkan bermacam-macam alat peraga dan
menggunakannya bilamana perlu. Dalam menguraikan peristiwa hijrah nabi
misalnya, guru dapat menggunakan slide atau film kalau tersedia,
memperdengarkan rekaman tentang drama yang sering diputar di pemancar radio
pada hari-hari besar Islam seperti maulid, hijrah ataupun Isra’ Mi’raj. Mungkin
juga dapat diambilkan naskah/pita kaset dari pemancar-pemancar yang ada.Atau
salah seorang siswa disuruh merekamnya dari salah satu pemancar yang dapat
ditangkap di daerah tersebut. 5
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kisah
Kelebihan metode kisah yaitu antara lain:
1. Guru mudah menguasai kelas
2. Guru dapat meningkatkan kosentrasi siswa dalam waktu yang relative.
3. Mudah menyiapkannya.
4. Mudah melaksanakannya.
5. Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah banyak.
Kekurangan metode kisah antara lain:
1. Siswa terkadang terbuai dengan jalannya cerita sehingga tidak dapat
mengambil intisarinya.
2. Hanya guru yang pandai bermain kata-kata atau kalimat.
3. Menyebabkan siswa pasif karena guru aktif.
4. Siswa lebih cenderung hafal isi cerita daripada sari cerita yang dituturkan.

5
Muhammad Abdul Qadir Muhammad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Rineka Cipta:
Jakarta, 2008), hlm. 170-172.

148
D. Cara Mengatasi Kekurangan/Pengembangan dalam Pembelajaran PAI

1. Guru dapat Menyimpulkan intisari dari cerita tersebut dan meminta siswa
agar dapat menyimpulkan isi dari cerita tersebut, dengan metode ini diharapkan
bahwa siswa dapat memahami isi cerita dan intisari cerita tersebut dengan baik.
2. Guru dapat membuat sesi tanya jawab agar membuat siswa menjadi aktif.6

Contoh metode kisah (Nabi Muhammad SAW)

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Kota Makkah. Bayi Muhammad lahir dalam
keadaan yatim dari seorang janda bernama Aminah yang ditinggal mati suaminya,
Abdullah, saat usia kehamilannya baru memasuki bulan ke-3.

Lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awal bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571
Masehi atau lebih dikenal dengan sebutan tahun Gajah.

Sebutan tahun Gajah muncul karena pada tahun tersebut pasukan tentara
menunggangi gajah di bawah pimpinan Abrahah yang berasal dari Abessinia,
sebuah kerajaan Nasrani dari Yaman, menyerbu Makkah untuk menghancurkan
Ka’bah. Serangan itu gagal atas kehendak Allah SWT. yang mengirimkan
pasukan burung ababil.

Nama Nabi Muhammad SAW diberikan oleh sang kakek, Abdul Muththalib, yang
kala itu adalah salah seorang yang terpandang di Makkah.

Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

6
http://metodikkhususpembelajarapai.blogspot.com/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo_98.html

149
Dalam kisah sejarah Nabi Muhammad SAW, bahwa Nabi Muhammad SAW lahir
dari keturunan seorang pahlawan Suku Quraisy yang berasal dari Bani Ismail di
pihak ayah dan ibu, dapat dikatakan merupakan golongan bangsawan.

1. Ibu Susuan

Sudah menjadi adat kebiasaan pada masa itu, bahwa bayi para bangsawan akan
disusukan dan dititipkan kepada wanita badiyah (sebuah dusun di padang pasir).
Hal ini dilakukan agar para bayi dapat menghirup udara yang bersih dan terhindar
dari penyakit yang ada di kota, serta dapat berbicara secara murni dan fasih.

Hingga usia 5 tahun, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Halimah Sa’diyah, ibu
susuannya, sebelum kemudian dikembalikan kepada ibunya, Aminah.

2. Kematian Ibu dan Kakek

Memasuki usia 6 tahun, Nabi Muhammad SAW dibawa oleh ibunya ke Madinah
untuk dikenalkan pada keluarga nenek dari pihak ibu dan untuk berziarah ke
makam ayahnya. Setelah satu bulan tinggal di Madinah, rombongan ibu dan anak
harus berhenti di tempat bernama Abwa’ dalam perjalanan kembali ke Makkah.
Aminah meninggal di sana.7

Menjadi yatim piatu, Nabi Muhammad SAW kemudian berada dalam asuhan
Abdul Muththalib. Dua tahun mendapatkan curahan kasih sayang dari sang kakek,
Abdul Muththalib wafat dalam usia 80 tahun.

3. Dalam Asuhan Sang Paman, Abu Thalib

Sesuai dengan wasiat dari Abdul Muththalib, hak asuh Nabi Muhammad SAW
diserahkan kepada Abu Thalib. Dalam asuhan pamannya inilah, Nabi Muhammad
SAW mendapatkan pelajaran hidup dengan ikut berdagang bersama sang paman
dan menggembalakan kambing.

Pernikahan Dengan Khodijah

7
https://www.romadecade.org/sejarah-nabi-muhammad-saw/

150
Memasuki usia dewasa, Nabi Muhammad SAW mulai mencukupi kebutuhannya
sendiri dengan berdagang. Barang dagangan yang dibawanya berasal dari
Khodijah, seorang janda kaya. Nabi Muhammad SAW membawa barang
dagangan ke Syam dengan ditemani oleh salah seorang kepercayaan Khodijah.

Sekembalinya dari Syam dengan keuntungan yang sangat besar, Khadijah jatuh
hati pada Nabi Muhammad SAW. Ditambah dengan laporan yang diterimanya,
bahwa Nabi Muhammad SAW sama sekali tidak mengatakan satu kebohongan
pun akan barang yang dijualnya. Hal yang tidak lazim dilakukan oleh seorang
pedagang.

Maka sejarah Nabi Muhammad SAW mencatat babak baru – Khadijah melamar
Nabi Muhammad SAW yang pada saat itu berusia 25 tahun, sementara Khadijah
sendiri sudah berusia 40 tahun.

Gelar Al-Amin

Al-Amin artinya orang yang dapat dipercaya. Gelar ini disematkan kepada
Muhammad yang terkenal memiliki sifat jujur, berbudi luhur, dan kepribadian
tinggi. Tidak pernah sekali pun melakukan perbuatan tercela.

Selain itu dalam sejarah Nabi Muhammad SAW dikisahkan sebagai pribadi yang
cerdas dan memiliki bakat kepemimpinan yang kuat. Muhammad pernah
mendamaikan perselisihan para pemimpin Quraisy yang berebut untuk
meletakkan Batu Hitam (Al Hajarul Ashwad) pada saat mereka merenovasi
Ka’bah.

Dengan kecerdasannya, Muhammad membentangkan selembar kain dan


meletakkan Batu Hitam di atasnya, lalu meminta para pemimpin Quraisy untuk
mengangkat tiap ujungnya.

Perjalanan Nabi Muhammad Setelah Diangkat Menjadi Rosul

151
Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rosul pada saat menginjak usia 40
tahun. Pada malam 17 Ramadhan yang bertepatan dengan 6 Agustus 610 Masehi,
Muhammad didatangi oleh Jibril saat berdiam diri di Gua Hira, menurunkan
wahyu yang pertama, Qur’an Surat Al-‘Alaq ayat 1 – 5.

Setelah peristiwa tersebut, Beliau mulai mengemban tugas sebagai Rosul yang
tidak mudah dan melalui beberapa lika-liku dalam perjalanannya. Berikut ini
ulasan selangkapnya perjalanan dan lika-liku Nabi Muhammad SAW dalam
berdakwah :

1. Dakwah Islam di Makkah

Nabi Muhammad SAW tidak serta merta langsung menerima bahwa dirinya telah
terpilih sebagai pembawa perubahan, tidak hanya bagi kaumnya namun bagi
dunia. Merasa bahwa tugas tersebut terlalu berat. Hingga turun wahyu yang
kedua, Qur’an Surat Al-Muddatsir ayat 1 – 7, Nabi Muhammad SAW mengurung
diri di dalam rumah.

Dengan dorongan semangat dari sang istri, yang menjadi pemeluk Islam pertama,
Nabi Muhammad SAW mulai mensyiarkan ajaran baru yang dibawanya. Dimulai
dengan keluarga dan sahabat dekatnya.

Perlahan namun pasti, satu persatu pemeluk Islam bertambah dan bertambah. Hal
ini disebabkan karena akhlak dan budi pekerti Nabi Muhammad SAW yang tidak
bercela dan tidak mungkin berkata bohong.

2. Tahun Kesedihan

152
Tiga belas tahun berdakwah menyiarkan Islam di Makkah, bukan tanpa halangan.
Mulai dari kehilangan harta, diasingkan, tudingan sebagai orang gila, hingga
hujatan diterima dari kaum Quraisy.

Yang paling parah adalah pemboikotan yang dilakukan kepada keluarganya, Bani
Hasyim dan Bani Muththalib, baik yang sudah Islam maupun yang memberikan
bantuan terhadap usaha Nabi Muhammad SAW.

Belum kering luka yang diterima akibat pemboikotan terhadap keluarganya, sang
paman yang telah mengasuh dan membesarkannya meninggal dunia dalam usia 87
tahun. Tak beselang lama, Khodijah sang istri menyusul.

3. Isra’ dan Mi’raj

Di saat penderitaan akan dakwah Islam tengah berada di puncaknya, turun


perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk melakukan
perjalanan isra’ dari Makkah ke Baitul Maqdis di Palestina dan mi’raj naik hingga
langit ke tujuh sampai Sidratul Muntaha. Di sinilah perintah akan sholat lima
waktu disampaikan.

Peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab tahun ke-11 kenabian. Menurut para ahli
sejarah Nabi Muhammad SAW, hikmah peristiwa isra’ dan mi’raj ini adalah
untuk memperkuat iman dan keyakinan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan
rosul yang menyiarkan agama Islam. Serta bentuk ujian ketaatan bagi kaum
Muslim.

4. Berhijrah Ke Madinah

Madinah, yang kala itu bernama Yastrib, adalah tempat yang berjarak 14 hari
perjalanan ke sebelah utara Makkah. Di Yastrib, praktik keagamaan lebih mudah
diterima dan jumlah pemeluk Islam di sana jauh lebih besar dibandingkan di
Makkah.

Islam tersebar ke Yastrib melalui para jamaah haji yang berkunjung ke Makkah
dan meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW. Melihat perkembangan

153
Islam di Yastrib, perlahan Nabi Muhammad SAW memerintahkan para sahabat
untuk berhijrah ke sana.

Sejarah Pancasila

Kabar akan rencana kepindahan Nabi Muhammad SAW terdengar oleh kaum
Quraisy, sehingga disusunlah rencana pembunuhan. Namun, rencana tersebut
tidak berhasil karena atas perintah Allah, Nabi Muhammad SAW mempercepat
keberangkatan beliau.

Peristiwa berhijrah berdasarkan sejarah Nabi Muhammad SAW terjadi pada tahun
ke-13 kenabian. Tanggal 8 Rabi’ulawal tahun 1 Hijrah, Muhammad mendirikan
Masjid Quba, sekitar 10 kilometer dari Yastrib. Dan pada 12 Rabi’ulawal pada
tahun yang sama, tibalah Nabi Muhammad bersama dengan Abu Bakar dan Ali
bin Abi di Yastrib.

Nama Yastrib berubah menjadi Madinatun Nabi (kotanya Nabi) dan dikenal
dengan sebutan Madinah.

5. Haji Wada’ dan Wafatnya Muhammad

Perkembangan dakwah Islam mencapai puncaknya setelah masa hijrah. Di bawah


kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, Madinah berkembang menjadi kota yang
beradab dalam segala segi, baik ekonomi, politik, hingga keamanan militer. Para
utusan kabilah-kabilah Arab datang untuk menyatakan keislaman.

Tahun ke-10 setelah hijrah, Muhammad bermaksud melakukan Haji dengan


diikuti oleh 100.000 kaum muslimin. Pada saat berpidato di bukit ‘Arafah tanggal
9 Dzulhijah tahun 10 Hijrah, turunlah wahyu yang terakhir, Qur’an Surat Al-
Maidah Ayat 3 yang berisi tentang kesempurnaan Islam.

Selesailah sudah tugas Nabi Muhammad SAW di dunia. Peristiwa ini dikenal
dengan nama Haji Wada’ (Haji Perpisahan). Sekitar tiga bulan setelahnya, Nabi

154
Muhammad SAW jatuh sakit dan tiga hari kemudian wafat pada tanggal 12
Rabi’ulawal tahun 11 Hijrah dalam usia 63 tahun.

Nabi Muhammad SAW meninggalkan peninggalan yang sangat berharga setelah


kepergiannya. Tak hanya Islam, peninggalan Nabi Muhammad SAW lainnya
adalah beralihnya bangsa Arab dari kumpulan masyarakat yang bodoh dan tidak
beradab menjadi bangsa yang terpandang di dunia.

Sejak diIslamkan oleh Nabi Muhammad SAW, tidak ada lagi penyembahan
berhala di tanah Arab. Adab masyarakatnya pun berkembang, alih-alih
persengketaan yang berakhir dengan pertumpahan darah, mereka akan
mengembalikannya sesuai ajaran Islam dan tuntunan Rosul SAW.

Mental masyarakat pun berubah dengan menyadari pentingnya disiplin dan


taat. Dari segi politik, kepemimpinan Nabi Muhammad SAW mewariskan sebuah
negara Islam yang memiliki satu pemimpin. Tak ada lagi peperangan dan
pertikaian antar suku dan/atau kabilah. Yang adalah persaudaraan sebagai sesama
muslim.

Capaian sejarah Nabi Muhammad SAW ini tak akan pernah bisa dicatat ulang
oleh manusia lain. Tak ada manusia lain selain Nabi Muhammad SAW yang
berhasil melakukan perubahan adab suatu bangsa hanya dalam kurun waktu 23
tahun saja. Maha Kuasa Allah atas segala kehendak-Nya.

Manfaat dirasah (mempelajari) Siroh Nabawi

Mempelajari Siroh (sejarah hidup) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi


wasallam berguna sebagai nutrisi bagi hati dan sumber keceriaan bagi jiwa serta
penyejuk bagi mata. Bahkan hal itu merupakan bagian dari agama
Allah Ta’ala dan ibadah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Sebab, kehidupan
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sarat merupakan kehidupan
dengan mobilitas tinggi, ketekunan, kesabaran, keuletan, penuh harapan, jauh
dari pesimisme dalam mewujudkan ubudiyah (penghambaan diri) kepada
Allah Ta’ala dan mendakwahkan ajaran agama-Nya.

155
Faedah dan manfaat mempelajari Sirah Nabawi tersimpulkan pada poin-poin
berikut:

1. Mengenal teladan terbaik bagi seluruh manusia dalam aqidah, ibadah dan
akhlak. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah“. (QS. Al-
Ahzab/33:21).
Dan usaha meneladani Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam tidak bisa lepas dari mengetahui sejarah hidup dan petunjuk-
petunjuk beliau.
2. Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi mizan (timbangan)
amal perbuatan manusia. Tentang ini, Imam Sufyan Ibnu
‘Uyainah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam adalah timbangan paling inti. Maka, segala sesuatu
ditimbang dengan akhlak, siroh dan petunjuk beliau. Yang sesuai, maka
itulah yang benar, dan yang berlawanan dengannya, maka itulah
kebatilan”. (Diriwayatkan al-Khathib al-Baghdadi dalam muqaddimah
kitab al-Jami li Akhlaqir Rawi wa Adabi as-Sami’).
3. Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membantu dalam
memahami Kitabullah, karena kehidupan Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam merupakan pengamalan nyata terhadap al-Qur`an. Hal
ini berdasarkan keterangan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha ketika ditanya tentang akhlak beliau, “Akhlak beliau adalah al-
Qur`an”. Dan yang dimaksud dengan akhlak di sini adalah pengamalan
agama beliau, beliau telah mengerjakan petunjuk al-Qur`an dengan
sempurna, dalam hal perintah dan larangan serta adab-adab al-Qur`an.
4. Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memperkuat cinta
seorang Muslim kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Penanaman cinta dan penguatannya pada hati seorang Muslim
menuntutnya untuk mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, supaya cintanya kian subur di hatinya terhadap sosok yang

156
mulia ini. Dan selanjutnya, cinta tersebut akan mendorongnya menuju
setiap kebaikan dan ittiba’ kepada beliau.
5. Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan pintu
menuju peningkatan keimanan.
6. Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membantu
memudahkan memahami Islam dengan baik dalam aspek aqidah, ibadah
dan akhlak. Dan sejarah telah mencatat bahwa beliau memulai dakwah
dengan tauhid dan perbaikan aqidah dan menekankan pada masalah
tersebut.
7. Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menggariskan manhaj
(metodologi) dalam berdakwah di atas bashirah (ilmu). Dan seorang dai
sejati adalah orang yang menguasai petunjuk, langkah dan sejarah hidup
beliau. Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku,
aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah
dengan hujjah yang nyata” (QS. Yusuf/12:108)
8. Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri sudah merupakan bukti
kebenaran nubuwwah dan kerasulan beliau.
9. Mempelajari Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan pintu
berkah menuju gerbang kebahagiaan. Bahkan kebahagiaan seseorang
tergantung pada sejauh mana ia mengetahui petunjuk-petunjuk Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebab tidak ada jalan menuju kebahagiaan
bagi seorang hamba di dunia dan di akhirat kecuali melalui petunjuk para
rasul.
10. Siroh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan bahwa perilaku
dan sejarah hidup beliau shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan jalan
hidup bagi setiap Muslim yang mengharap kebaikan dan kehidupan
mulia di dunia dan akhirat. Generasi Islam akan mengalami kemerosotan
bila sebagian mereka lebih mengenal sejarah hidup orang-orang yang
tidak pantas diteladani.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Allah Subhanahu wa


Ta’ala menggantungkan kebahagiaan dunia dan akhirat pada ittiba kepada

157
beliau, dan menjadikan celaka di dunia dan akhirat disebabkan menentang
beliau”. (Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibad 1/36).

Ibnul Qayyim rahimahullah juga mengklasifikasikan sikap manusia terhadap


sejarah hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi tiga
golongan: mustaktsir (banyak tahu), muqill (kurang peduli), mahrum (jauh
darinya). Tiga jenis manusia yang disebutkan Ibnul Qayyim ini otomatis
menjadi realita yang ada di tengah umat.

َ‫اللَّه َّمَإنَّاَنسألكَإيمانااَالَيرتد َُّونعي اماَالَينفدَوَمرافقةَمح َّمدٍَصلَّىَهللاَعليهَوسلَّمَفيَأَعلىَجَنَّةَالخلد‬.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keimanan yang tidak akan
lepas, nikmat yang tidak pernah habis dan menyertai Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam di Surga Khuld yang paling tinggi”. (HR. Ahmad dan lainnya.
Al-Albani menilai hadits ini berderajat hasan. Ash-Shahihah no.2301).8

Kesimpulan
Metode mendidik dengan bercerita yaitu dengan mengisahkan peristiwa
hidup sejarah manusia masa lampau yang menyangkut ketaatannya dan
kemungkarannyadalam hidup terhadap perintah dan larangan Tuhan yang
dibawakan nabi atau rasul yang hadir di tengah mereka.
Metode cerita banyak terdapat di dalam Al-Qur’an, yang tujuan
pokoknya adalah untuk menunjukkan fakta kebenaran.Kebanyakan dalam surah
Al-Qur’an terdapat cerita tentang kaum terdahulu baik dalam makna sejarah yang
positif maupun negative.
Sejarah Nabi Muhammad SAW banyak menyita perhatian dunia, karena
berlatar belakang keluarga yang sederhana di tempat yang sangat jauh dari pusat
peradaban pada waktu itu.
Dalam sejarah Nabi Muhammad SAW terdapat beberapa manfaat dalam
kehidupan kita pada zaman sekarang. Didalam makalah terdapat 10 manfaat
sejarah Nabi Muhammad SAW yang tettunya bermanfaat bagi umat Islam.

8
https://muslim.or.id/21507-manfaat-belajar-sejarah-hidup-nabi-muhammad.html

158
M. SHAFA FIRDAUS (1711010088)

14. METODE CERAMAH (ZAKAT)

A. Metode ceramah

Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya


minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga
anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode atau model
pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah maupun
metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, yang saling melengkapi satu sama lain.

Metode ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan
jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah, antara lain :

1. Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan


penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan
murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang
dikemukakan oleh guru.
2. Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal
maupun informal.
3. Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal
dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati
membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai
akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan
mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
4. Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru
terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk
memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini
sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari
tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode

159
seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk
melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi
bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode
ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga
berdampak pada prestasi siswa.
5. Metode ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi
dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian
informasi atau materi kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode
tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan
arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau
salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang
berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang
pandai dalam menyampaikan informasi atau materi kepada siswa. Jenis-
jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode
ceramah campuran dan metode ceramah asli.

Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya


patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun
penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah
bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta
didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat
menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual
lainnya. Definisi lain ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin)
yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru
menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran
dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method atau metode
ceramah.

Definisi metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan


tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil yang didapat
dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi

160
dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru sejarah menggunakan metode
ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah seharusnya.

Metode ceramah dalam proses belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat


dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini dikarenakan model pengajaran ini
seperti yang dijelaskan diatas terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat
dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang
menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan
mendongeng. Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar
mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain :

Kelebihan dan kekurangan metode ceramah

 Kelebihan
1. Guru mudah menguasai kelas.
2. Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
3. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
6. Lebih ekonomis dalam hal waktu.
7. Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman,
pengetahuan dan kearifan.
8. Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
9. Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh
perhatian.
10. Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan
meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang akademik.
11. Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain

161
 Kekurangan
1. Mudah menjadi verbalisme.
2. Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-
benar menerimanya.
3. Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan.
4. Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang
menggunakannya.
5. Cenderung membuat siswa pasif

B. Pengertian zakat

Zakat (Bahasa Arab: ‫ زكاة‬transliterasi: Zakah) dalam segi istilah adalah


harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan
diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya). Zakat dari segi bahasa berarti 'bersih', 'suci', 'subur', 'berkat' dan
'berkembang'. Menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Zakat
merupakan rukun keempat dari rukun Islam.

Menurut kebahasaan, zakat itu bisa ditilik dari kata ‫( زكى‬zakā), yang kalau
dirangkaikan pada kalimat, yaitu ‫( يزكو الشيء زكا‬sesuatu itu bertambah dan
tumbuh), atau bisa pula ‫( الزرع زكا‬tanaman itu tumbuh),[1] dan pada yang lain
seperti: ‫( التجارة زكت‬perniagaan itu tumbuh dan berkembang).[2] Inilah yang
masuk ke dalam definisi awal zakat yang artinya adalah "tumbuh", "suci", dan
"berkah". Dengan makna kebahasaan di atas, yakni "tumbuh" dan "suci", menurut
Ibnu Hajar Al 'Asqalani, sesuai tinjauan syariat, maka itulah yang akan
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan pada harta dan pahala, terlebih
juga, zakat itu berkaut pula dengan perdagangan dan pertanian.

Adapun secara makna, ia berarti nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah
Ta'ala yang dikeluarkan kepada fakir miskin, ini ditunjukkan oleh sebuah riwayat
di mana Nabi Muhammad mengutus Mu'adz bin Jabal ke Yaman, untuk

162
mengambil sebagian harta orang yang kaya agar diberikan kepada orang yang
papa di antara mereka. Adapun secara keistilahan, makna zakat dalam syariat
Islam ialah arti seukuran tertentu beberapa jenis harta, yang wajib diberikan
kepada golongan-golongan tertentu, dengan syarat-syarat yang tertentu pula.
Bagian dari harta inilah yang dinamai zakat, dan didoakan oleh penerimanya agar
diparingi keberkatan dari Allah. Tak jauh dengan ketentuan di atas, ia
dikecualikan dari bani Hasyim dan bani Muthalib, dan wajib dikeluarkan bagi
yang berakal, baligh, dan merdeka. Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun
1999, disebutkan bahwasanya zakat merupakan harta yang wajib disisihkan oleh
orang Muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang
berhak menerimanya.

Dalil-dalil berzakat

 Al Qur'an
Di dalam Al-Quran, ada banyak sekali dalil soal berzakat. Diantaranya Al-
Baqarah ayat 177, Al-Ma'idah ayat 55, At-Taubah ayat 5, 34-35, Al-Mu'minun
ayat 1-4, An-Naml ayat 2-3, Luqman ayat 3-4, serta Fushshilat ayat 6-7.

Di bawah ini, adalah beberapa dalil Quran sehubungan dengan kewajiban zakat:

“...dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang


yang ruku'". (Al-Baqarah 2:43)”

“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada
mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (At-Taubah 9:35)”

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka..." (At-Taubah 9:103)”

163
“...dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya pada hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada
fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan." (al-An'am 6:141)”

 Hadits
Artikel utama: Hadits Jibril

Ada beberapa hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari tentang zakat ini.
Contohnya:

“Dari Ibnu Umar RA berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam


bersabda, "Pokok-pokok iman ada 5 perkara: yakni persaksian bahwa tidak ada
Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan ibadah haji, dan puasa
bulan Ramadhan."1

“Dari Abu Ayyub RA, bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah,
dan berkata: "Beritahukan kepadaku suatu amal yang bisa memasukkanku ke
dalam Surga!" Orang ada yg berkata padanya: "Ada apa dengannya, ada apa
dengannya?" Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Ia punya
kepentingan (berupa perkara yang sangat besar, yaitu) engkau menyembah Allah
dan tidak menyekutukanNya, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan
mempererat tali kekerabatan."2

1
HR Bukhari, jilid 1, hlm.82, no.8. Pada riwayat Imam Muslim dalam riwayat Sa'd bin Ubadah dari
Ibnu Umar, puasa lebih dulu disebutkan sebelum haji.
2
Al 'Asqalani (2004), jilid 8, hlm.3. Hadits no.1396

164
Syarat-syarat zakat

Syarat pertama, berkaitan dengan muzakki: (1) islam, dan (2) merdeka.3

Adapun anak kecil dan orang gila –jika memiliki harta dan memenuhi syarat-
syaratnya- masih tetap dikenai zakat yang nanti akan dikeluarkan oleh walinya.
Pendapat ini adalah pendapat terkuat dan dipilih oleh mayoritas ulama.4

Syarat kedua, berkaitan dengan harta yang dikeluarkan: (1) harta tersebut
dimiliki secara sempurna, (2) harta tersebut adalah harta yang berkembang, (3)
harta tersebut telah mencapai nishob, (4) telah mencapai haul (harta tersebut
bertahan selama setahun), (5) harta tersebut merupakan kelebihan dari kebutuhan
pokok.5

Berikut rincian dari syarat yang berkaitan dengan harta.

1. Dimiliki secara sempurna.


Pemilik harta yang hakiki sebenarnya adalah Allah Ta’ala sebagaimana
disebutkan dalam sebuah ayat,

َ‫اَّللَورسولهَوأنفقواَم َّماَجعلكمَمستخلفينَفيهََفالَّذينَآمنواَمنكمَوأنفقواَلهمَأجرَكَبير‬
َّ ‫آمنواَب‬

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian


dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-
orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya

3
Shahih Fiqh Sunnah, 2: 11-12.
4
Fiqh Sunnah, 2: 12-13 dan Az Zakat, 64-66.
5
Fiqh Sunnah, 2: 13 dan Az Zakat, 63.

165
memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7) Al Qurthubi menjelaskan,
“Ayat ini merupakan dalil bahwa pada hakekatnya harta adalah milik Allah.
Hamba tidaklah memiliki apa-apa melainkan apa yang Allah ridhoi. Siapa saja
yang menginfakkan hartanya pada jalan Allah sebagaimana halnya seseorang
yang mengeluarkan harta orang lain dengan seizinnya, maka ia akan mendapatkan
pahala yang melimpah dan amat banyak.”6َ

Harta yang hakikatnya milik Allah ini telah dikuasakan pada manusia. Jadi
manusia yang diberi harta saat ini dianggap sebagai pemegang amanat harta yang
hakikatnya milik Allah.

Sedangkan yang dimaksud dengan syarat di sini adalah harta tersebut


adalah milik di tangan individu dan tidak berkaitan dengan hak orang lain, atau
harta tersebut disalurkan atas pilihannya sendiri dan faedah dari harta tersebut
dapat ia peroleh.7

Dari sini, apakah piutang itu terkena zakat? Pendapat yang tepat dalam hal ini,
piutang bisa dirinci menjadi dua macam:

1. Piutang yang diharapkan bisa dilunasi karena diutangkan pada orang yang
mampu untuk mengembalikan. Piutang seperti ini dikenai zakat,
ditunaikan segera dengan harta yang dimiliki oleh orang yang member
utangan dan dikeluarkan setiap haul (setiap tahun).
2. 2. Piutang yang sulit diharapkan untuk dilunasi karena diutangkan pada
orang yang sulit dalam melunasinya. Piutang seperti ini tidak dikenai zakat
sampai piutang tersebut dilunasi.

2. Termasuk harta yang berkembang.


Yang dimaksudkan di sini adalah harta tersebut mendatangkan keuntungan
dan manfaat bagi si empunya atau harta itu sendiri berkembang dengan
sendirinya. Oleh karena itu, para ulama membagi harta yang berkembang menjadi
dua macam: (a) harta yang berkembang secara hakiki (kuantitas), seperti harta

6
Tafsir Al Qurthubi, 17: 238
7
Az Zakat, 67.

166
perdagangan dan hewan ternak hasil perkembangbiakan, (b) harta yang
berkembang secara takdiri (kualitas).

Dalil dari syarat ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

َ‫ليسَعلىَالمسلمَصدقةَفىَعبدهَوالَفرسه‬

“Seorang muslim tidak dikenai kewajiban zakat pada budak dan kudanya.”8َ

Dari sini, maka tidak ada zakat pada harta yang disimpan untuk kebutuhan pokok
semisal makanan yang disimpan, kendaraan, dan rumah.

3. Telah mencapai nishob.


Nishob adalah ukuran minimal suatu harta dikenai zakat. Untuk masing-masing
harta yang dikenai zakat, ada ketentuan nishob masing-masing yang nanti akan
dijelaskan.

4. Telah mencapai satu haul.


Artinya harta yang dikenai zakat telah mencapai masa satu tahun atau 12
bulan Hijriyah. Syarat ini berlaku bagi zakat pada mata uang dan hewan ternak.
Sedangkan untuk zakat hasil pertanian tidak ada syarat haul. Zakat pertanian
dikeluarkan setiap kali panen.9

5. Kelebihan dari kebutuhan pokok.


Harta yang merupakan kelebihan dari kebutuhan pokok, itulah sebagai
barometer seseorang itu dianggap mampu atau berkecukupan. Sedangkan harta
yang masih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka seperti ini
dikatakan tidak mampu. Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
kebutuhan pokok adalah apabila kebutuhan tersebut dikeluarkan, maka seseorang
bisa jadi akan celaka, seperti nafkah, tempat tinggal, dan pakaian.

8
HR. Bukhari no. 1464

9
Az Zakat, 70-71.

167
 macam macam zakat

Zakat tediri dari dua macam. Yang pertama adalah zakat fitrah. Zakat fitrah
adalah zakat yang wajib dilakukan bagi para muslim menjelang hari raya Idul Fitri
atau pada bulan Ramadhan. Zakat fitrah dapat dibayar yaitu setara dengan 3,5 liter
(2,5 kilogram) makanan pokok dari daerah yang bersangkutan. Makanan pokok di
Indonesia adalah nasi, maka yang dapat dijadikan sebagai zakat adalah berupa
beras.

Yang kedua adalah zakat maal. Zakat maal (harta) adalah zakat penghasilan
seperti hasil pertanian, hasil pertambangan, hasil laut, hasil perniagaan, hasil
ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis penghasilan memiliki
perhitungannya sendiri.

Dalam Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat No. 38 tahun 1998, pengertian


zakat maal adalah bagian dari harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau
badan yang dimiliki orang muslim sesuai ketentuan agama untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya. Undang-undang tersebut juga menjelaskan
tentang zakat fitrah, yaitu sejumlah bahan pokok yang dikeluarkan pada bulan
Ramadhan oleh setiap muslim bagi dirinya dan bagi orang yang ditanggungnya,
yang memiliki kewajiban makan pokok untuk sehari pada hari raya idul fitri.

 Orang-orang yang berhak menerima zakat

Fakir: Golongan orang yang hampir tidak memiliki apapun sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Miskin: Golongan orang yang memiliki sedikit harta, tetapi tidak bisa mencukupi
kebutuhan dasar untuk hidupnya.

Amil: Orang yang mengumpulkan dan membagikan zakat.

Mu'allaf: Orang yang baru masuk atau baru memeluk agama Islam dan
memerlukan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru.

Hamba Sahaya: Orang yang ingin memerdekakan dirinya.

168
Gharimin: Orang yang berhutang untuk memenuhi kebutuhannya, dengan catatan
bahwa kebutuhan tersebut adalah halal, akan tetapi tidak sanggup untuk
membayar hutangnya.

Fisabilillah: Orang yang berjuang di jalan Allah.

Ibnus Sabil: Orang yang kehabisan biaya dalam perjalanannya.

Kebaiakan orang-orang yang berzakat

 Mempererat tali persaudaraan antara masyarakat yang kekurangan dengan


yang berkecukupan

 Mengusir perilaku buruk yang ada pada seseorang

 Sebagai pembersih harta dan juga menjaga seseorang dari ketamakan akan
hartanya

 Ungkapan rasa syukur atas nikmat Allah SWT. yang telah diberikan pada
umatnya

 Untuk pengembangan potensi diri bagi umat islam

 Memberi dukungan moral bagi orang yang baru masuk agama Islam

Langkah-langkah metode ceramah

Tahap Persiapan

a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.


b. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
c. Mempersiapkan alat bantu.

Tahap Pelaksanaan

a. Langkah Pembukaan

169
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang
menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah
ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan, yaitu:

1. yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai,


2. lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi
pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.

b. Langkah Penyajian

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan


cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru
harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang
sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat
dilakukan antara lain:

1. menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa,


2. gunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna siswa,
3. sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat, agar
mudah ditangkap oleh siswa,
4. tanggapilah respon siswa dengan segera,
5. jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.

c. Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah

Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan
dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan yang memungkinkan
siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
keperluan tersebut adalah:

1. membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi


pelajaran yang baru saja disampaikan,
2. merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan
tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan,

170
3. melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai
materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.

171
MELANI PUTRI (1711010091)
15. METODE DEMONSTRASI
(QURBAN)

1. PENGERTIAN METODE DEMONSTRASI


Istilah metode demonstrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu
“metha” dan “hodos”. Metha berarti melalui dan hodos berarti jalan atau
cara, jadi metode adalah jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai
tujuan.1
Ada beberapa ahli mengemukakan mengenai definisi demonstrasi :
 Tayar Yusuf, demonstrasi berasal dari kata demonstratioon
(to slow) yang berarti memperagakan atau memperlihatkan
proses kelangsungan sesuatu.2
 Pius A. Partanto, “demonstrasi berarti unjuk rasa, tindakan
bersama-sama untuk menyatakan proses pertunjukan
mengenai cara penggunaan suatu hal”.3
 Metode demonstrasi adalah “suatu metode mengajar
dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta
murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang
sesuatu proses suatu kaifah melakukan sesuatu”.4
 Metode demonstrasi adalah “cara penyajian bahan pelajaran
dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada
peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan yang
sering disertai penjelasan lisan”.
 Metode demonstrasi merupakan “teknik mengajar yang
sudah tua dan digunakan sejak lama. Seorang ibu yang
mengajarkan cara memasak atau makanan kepada anak-
anaknya atau dengan mendemonstrasikan di muka mereka”.

1
Armai Arif, pengantar ilmu metodelogi pendidikan islam, (Jakarta:Ciputat Pers,2002), hlm.40
2
Tayar Yusuf dkk, metodelogi pengajaran agama dan bahasa arab, (Jakarta: RajaGrafindo,2000),
hlm.45
3
Pius A. Pratanto, kamus ilmiah populer, (Surabaya:Arkola:,2001),hlm.100
4
Muhammad Zein, metodelogi agama, (yogyakarta: AK Group dan Indra Buana, t.th),hlm. 177

172
Jadi, Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
dengan menerapkn dan menunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi
aau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas
dari metode penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru, walau dalam
metode demonstrasi siswa hanya sekedar memperhatikan.5
Menurut drajat metode demonstrasi merupakan metode yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas atau pengertian atau untuk
memperlihakan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta didik.
Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang efektif, karena pserta
didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.6
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran diharapkan akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga
membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat
mengamati guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Adapun penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar
siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu
misalnya dalam materi PAI.

2. FUNGSI METODE DEMONSTRASI


Demonstrasi sebagai suatu metode mengajar tentunya mempunyai
fungsi dalam proses pembelajaran antara lain:
a. Memberi gambaran yang jelas dan pengertian yanf konkrit
tentang suatu proses atau keterampilan dalam mempelajari
konsep ilmu.
b. Menunjukkan dengan jelas langkah-langkah suatu proses atau
keterampilan-keterampilan ibadah pada peserta didik.
c. Lebih mudah dan efesien dibanding dengan metode lainnya
karena peserta didik bisa mengamati langsung.

5
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajran agama islam,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2009)hlm.49
6
Miftahul Huda, model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (yogyakarta: Pustaka Belajar,2013)
hlm.233

173
d. Memberi kesempatan dan sekaligus melatih peserta didik
mengamati sesuatu dengan cermat.
e. Melatih peserta didik untuk mencoba mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan guru.

3. TEKNIK METODE DEMONSTRASI


Teknik demonstrasi adalah teknik yang digunakan untuk
membelajarkan peserta didik terhadap suatu bahan belajar dengan cara
memperlihatkan, menceritakan, dan memperagakan bahan belajar itu.
Teknik demonstrasi dapat dibagi menjadi dua teknik yaitu
pertama teknik proses, digunakan untuk menunjukan atau memoeragakan
suatu proses atau rangkaian langkah-langkah kegiatan. Kedua teknik hasil,
digunakan untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari suatu
kegiatan (proses).
Teknik demonstrasi dilakukan dengan langkh-langkah sebagai
berikut:
 TAHAP PERSIAPAN
A. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai:
1) Pendidik, bersama peserta didik menyusun bahan belajar
untuk didemonstrasikan. Bahan tersebut disusun
berdasarkan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang
tersedia, program/kurikulum yang telah disusun, tujuan
belajar yang akan dicapai, dan waktu kegiatan belajar yang
disediakan.
2) Pendidik, bersama peserta didik, menyiapkan fasilitas
belajar (tempat dan perlengkapan) dan alat-alat bantu yang
diperlukan seperti parabot, poster, model barang hasil
produksi dan bend sebenarnya.
3) Lakukan uji coba demonstrasi.

 TAHAP PELAKSANAAN
A. Langkah pembukaan

174
1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa
dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan.
2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh
siswa
B. Pada saat kegiatan pembelajaran:
1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang
siswa untuk berfikir.
2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari
suasana yang menegangkan.
3) Pastikan siswa dapat mengikuti jalannya demonstrasi dan
memperhatikannya.
4) Berikan kesempatan peserta didik untuk ikut berpartisipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
5) Pendidik memberi contoh dengan mendemonstrasikan
proses dan/atau hasil sesuatu sebagaimana tercantum dalam
bahan belajar yang telah disusun.
6) Pendidik meminta peserta didik melakukan kembali
demonstrasi itu dengan memberikan tugas kepada peserta
didik. Pendidik membantu mereka untuk menyusun bahan
belajar yang akan mereka demonstrasikan.
7) Peserta didik mendemonstrasikan bahan belajar yang telah
mereka susun.
8) Pendidik bersama peserta didik mendiskusikan hal-hal yang
timbul dalam kegiatan pembelajaran

175
 TAHAP AKHIR
Pada akhir kegiatan pembelajaran, pendidik bersama
peserta didik melakukan penilaian terhadap bahan belajar dan
terhadap proses serta hasil penggunaan teknik ini.7

4. KETERAMPILAN QURBAN
a. Pengertian keterampilan qurban
Keterampilan secara bahasa berartikecakapan, kecekatan,
atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat
dengan keahlian.8
Qurban bahasa arabnya adalah ‫( أ الضحية‬al-udhiyah) diambil
dari kata adh-ha. Makna adh-ha adalah permulaan siang setelah
terbitnya matahari dan dhuha yang selama ini sering kita gunakan
untuk sebuah nama sholat, yaitu sholat dhuha di saat terbitnya
matahari hingga menjadi putih cemerlang.
Adapun ‫( أ الحضية‬al-udhiyah/qurban) menurut syariat adalah
sesuatu yang disembelih dari binatang ternak yang berupa unta,
sapi dan kambing untuk mendekatkan diri kepada Allah yang
disembelih pada hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik. Hari
Tasyrik adalah hari ke 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
“Semua hari-hari Tasyriq adalah (waktu) menyembelih
qurban” (HR. Ad-Daruquthni dan Al Baihaqi di dalam As-Sunanul
Kubro).

b. Hukum Qurban
Qurban adalah amalan yang dianjurkan setiap tahun sekali
seperti puasa Arafah, yaitu amalan yang dianjurkan setiap tahun
sekali. Artinya setiap kali datang bulan haji, maka setiap dari kita
diperintahkan untuk berqurban. Bukan seperti pemahaman

7
Sudjana, metode dan teknik pembelajaran partisipatif,(bandung: Falah Production,2001),
hlm.155-156
8
Muhibbin Syah, peiskologi pendidikan dengan pendekatan baru¸(Bandung: remaja Roda
Karya,2000) hlm.119

176
sebagian orang yang menganggap bahwa qurban itu dianjurkan
sekali seumur hidup.
Hukum menyembelih qurban menurut madzhab Imam
Syafi’i dan jumhur Ulama adalah sunnah yang sangat diharap
dan dikukuhkan. Ibadah Qurban adalah termasuk syiar agama yang
memupuk makna kasih sayang dan peduli kepada sesama yang
harus digalakkan.

Sunnah disini ada 2 macam :


1. Sunnah ‘Ainiyah, yaitu : Sunnah yang dilakukan oleh setiap
orang yang mampu.
2. Sunnah Kifayah, yaitu : Disunnahkan dilakukan oleh sebuah
keluarga dengan menyembelih 1 ekor atau 2 ekor atau lebih
untuk semua keluarga yang ada di dalam rumah.

c. kapan Qurban Menjadi Wajib Dalam Mazhab Imam Syafi’i


dan Jumhur Ulama?
Qurban akan menjadi wajib dengan 2 hal :
1.) Dengan bernadzar, seperti : Seseorang berkata: “Aku wajibkan
atasku qurban tahun ini.” Atau “Aku bernadzar qurban tahun ini.”
Maka saat itu qurban menjadi wajib bagi orang tersebut.
2.) Dengan menentukan, maksudnya: Jika seseorang mempunyai
seekor kambing lalu berkata: “Kambing ini aku pastikan menjadi
qurban atau Aku jadikan kambing ini kambing kurban”. Maka saat
itu qurban dengan kambing tersebut adalah wajib.
Dalam hal ini sangat berbeda dengan ungkapan seseorang:
“Aku mau berqurban dengan kambing ini.” Maka dengan
ungkapan ini tidak akan menjadi wajib karena dia belum
memastikan dan menentukan. Dan sangat berbeda dengan kalimat
yang sebelumnya, yaitu “Aku jadikan kambing ini kambing
qurban.”

177
Qurban Wajib : Jika qurban telah menjadi wajib karena di
nadzarkan maka orang yang berqurban tidak boleh mengambil dari
daging qurban biarpun sedikit. Dan semua daging qurban harus
dibagikan dan diantara orang yang menerima daging qurban, harus
ada orang fakirnya.

d. waktu menyembelih hewan qurban


Waktu menyembelih qurban itu diperkirakan dimulai dari
setelah terbitnya matahari di hari raya qurban dan setelah selesai 2
roka’at sholat hari raya idul adha dan 2 khutbah ringan (mulai
matahari terbit + 2 rokaat + 2 khutbah), maka tibalah waktu untuk
menyembelih qurban. Bagi yang tidak melakukan sholat hari raya,
ia harus memperkirakan dengan perkiraan tersebut atau menunggu
selesainya sholat dan khutbah dari masjid yang ada di daerah
tersebut atau disekitarnya. Waktu menyembelih qurban berakhir
saat terbenamnya matahari di hari ketiga hari tasyrik tanggal 13
Dzulhijjah.
Sebaik-baik waktu menyembelih qurban adalah setelah
sholat dan khutbah hari Idul Adha. Dari Barra’ bin Malik
radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda: “Barangsiapa menyembelih hewan kurban setelah shalat
Idul Adha, maka sembelihannya telah sempurna dan ia sesuai
dengan sunnah kaum muslimin.” (HR. Bukhari no. 5545)

f. syarat orang yang berqurban


Sangat dikukuhkan dan dianjurkan untuk melakukan
qurban bagi orang yang telah memenuhi syarat berikut ini:
1. Seorang muslim / muslimah
2. Usia baligh
Baligh ada 3 tanda, yaitu :
a) Keluar mani (bagi anak laki-laki dan perempuan)
pada usia 9 tahun hijriah.

178
b) Keluar darah haid usia 9 tahun hijriah (bagi anak
perempuan)
c) Jika tidak keluar mani dan tidak haid maka di tunggu
hingga umur 15 tahun. Dan jika sudah genap 15 tahun
maka ia telah baligh dengan usia yaitu usia 15 tahun.
3. Berakal
Maka orang gila tidak diminta untuk melakukan qurban,
akan tetapi sunnah bagi walinya untuk berqurban atas nama
orang gila tersebut atau diambilkan dari harta orang gila
tersebut jika walinya adalah ayah atau kakeknya.
4. Merdeka
Seorang budak tidak di tuntut untuk melakukan qurban.
5. Mampu
Mampu disini adalah punya kelebihan dari makanan pokok,
pakaian dan tempat tinggal untuk dirinya dan keluarganya di hari
raya Idul Adha dan hari Tasyrik.
6. Rosyid
Bukan orang yang Mahjur Alaih (orang yang tidak
diperkenankan bertransaksi dengan hartanya baik karena tidak
sempurna akalnya (‫ )السفه‬atau karena pailit, terlilit hutang, hingga
semua hartanya pun tidak akan cukup untuk membayar
hutangnya).

Maka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat tersebut


telah masuk dalam golongan orang yang dianjurkan untuk bisa
berqurban dan akan menggugurkan sunnah kifayah bagi yang
lainnya.
Jika ada anak yang belum baligh maka tidak diminta untuk
melakukan qurban, akan tetapi sunnah bagi walinya untuk
berqurban atas nama anak tersebut dari harta walinya atau dari
harta anak tersebut jika walinya adalah ayah atau kakek. Akan
tetapi tidak menggugurkan sunnah kifayah bagi yang lainnya

179
g. macam-macam hewan yang boleh dijadikan hewan qurban
1. Unta, diperkiraan umurnya 5 – 6 tahun.
2. Sapi, atau kerbau diperkirakan umurnya 2 tahun ke atas.
3. Kambing / domba dengan bermacam - macam jenisnya,
diperkirakan umurnya 1 - 2 tahun.
Jika belum sampai pada umur tersebut di atas akan tetapi
secara fisik menyamai atau lebih besar dari yang sampai umur
maka hal tersebut diperkenankan.
Himbauan Pemilihan Binatang Qurban
Dihimbau agar berqurban dengan binatang yang gemuk dan Sehat,
dengan warna apapun, dan jenis kelamin apapun.

h. sifat-sifat hewan yang tidak boleh dijadikan hewan qurban


1. Bermata sebelah / buta
2. Pincang yang sangat
3. Yang amat kurus, karena penyakit.
4. Berpenyakit yang parah.
Dari Al Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam pernah berdiri di tengah-
tengah kami dan berkata, “Ada empat cacat yang tidak dibolehkan
pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali
kebutaannya, (2) sakit dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan
tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-sampai seolah
tidak berdaging dan bersum-sum.” (Dikeluarkan oleh yang lima
(empat penulis kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad).
Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban )

i. keterampilan yang diberikan dalam pembelajaran


qurban

 TATA CARA PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

180
1. Hendaknya mulai awal bulan Dzulhijjah tanggal 1
hingga saat menyembelih qurban di sunnahkan agar tidak
memotong / mencabut rambut atau kukunya, seperti yang
disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“ jika masuk bulan Dzulhijjah dan salah seorang dari
kalian ingin menyembelih qurban, maka hendaklah ia tidak
memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.” (H.R.
Muslim)
2. Jika bisa, menyembelih sendiri bagi yang mampu
3. Dalam keadaan bersuci
4. Menghadap qiblat
5. Mempertajam kembali pisau
6. Membaca
7. membaca shalawat Nabi SAW dan bacaan
bismillahi, Allahuakbar, Allahumma hadzaamanka,
walaka...
Dan setelah itu berdoa allahumma taqabbal
minna
Artinya: "Ya Allah terimalah qurban dariku ini."
(Ini jika menyembelih sendiri)

 Kalau untuk mewakili nama orang :


Allahumma taqabbal min...
Artinya: "Ya Allah terimalah qurban ini dari hambu-Mu
(disebut namanya)."
8. Mempercepat cara penyembelihan
9. Di depan warga, agar semakin banyak yang
mendo’akannya.
10. Untuk qurban yang sunnah (bukan nadzar)
disunnahkan bagi yang nadzar untuk mengambil
bagian dari daging qurban biarpun hanya sedikit.

181
 TATA CARA MEMBAGI HEWAN QURBAN
Jika qurban wajib karena nadzar. Maka semua dari
daging qurban harus dibagikan, dan diantara mereka yang
menerima harus ada fakir miskinnya dan tidak harus
semuanya fakir miskin. Jika orang yang berqurban atau
orang yang wajib dinafkahinya ikut makan, maka wajib
baginya untuk menggantinya sesuai dengan yang
dimakannya.
Adapun jika qurban sunnah : Maka tidak
disyaratkan sesuatu apapun dalam pembagiannya, asalkan
ada bagian untuk orang fakir miskin, seberapapun bagian
tersebut. Dan dianjurkan untuk bisa membagi menjadi 3
bagian. 1/3 untuk keluarga, 1/3 untuk dihidangkan tamu,
1/3 untuk dibagikan kepada fakir miskin. Pembagian seperti
ini tidaklah harus, Semakin banyak yang dikeluarkan,
semakin banyak pahalanya.
Disebutkan dalam hadits yang artinya: "Makanlah,
hidangkanlah dan simpanlah untuk keluargamu". (HR.
Bukhori).9

i. Hikmah Berqurban
1. Mendekatkan diri kepada Aallah SWT dengan
berqurban. karena Allah SWT berfirman pada Qur’an
Surah Al-Kautsar ayat 2, yang artinya “maka dirikanlah
shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah.”
2. Menghidupkan sunnah imamul muwahhidin, Ibrahim
Al-Khalil a.s. Allah SWT telah mewahyukan kepadanya
untuk menyembelih putranya, Ismail a.s, lalu Allah
menggantikannya dengan domba, yang kemudian
domba itu disembelih ibrahim a.s sebagai pengganti

9
Buya Yahya, fiqih Qurban, ( Cirebon : Pustaka Al-Bahjah), hlm.19

182
Ismail. Sebagaimana dikisahkan oleh Allah SWT dalam
firmanNya Qur’an Surah Ash-Shaffat ayat 107.
3. Memperbanyak pemberian untuk keluarga pada Hari
Ied dan sebagai ungkapan kasih sayang kepada kaum
fakir miskin.
4. Bersyukur kepada Allah SWT yang telah menundukkan
hewan ternak bagi kita, sebagaimana dalam firmanNya
Qur’an Surah Al-Hajj ayat 36-37.10

KESIMPULAN

1. Pengertian Metode Demonstrasi


Istilah metode demonstrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu
“metha” dan “hodos”. Metha berarti melalui dan hodos berarti jalan atau
cara, jadi metode adalah jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai
tujuan.
Tayar Yusuf, demonstrasi berasal dari kata demonstratioon (to
slow) yang berarti memperagakan atau memperlihatkan proses
kelangsungan sesuatu.
Jadi, Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
dengan menerapkn dan menunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi
aau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas
dari metode penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru, walau dalam
metode demonstrasi siswa hanya sekedar memperhatikan.
Adapun penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar
siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu
misalnya dalam materi PAI.
2. Fungsi Metode Demonstrasi
Demonstrasi sebagai suatu metode mengajar tentunya mempunyai
fungsi dalam proses pembelajaran antara lain:

Abu Bakar Jabir Al-Jaza ‘iri, minhajul muslim konsep hidup ideal dalam islam, (Madinah :
10

Maktabah al-ulum wa al-hikam, 1419H), hlm.596

183
A. Memberi gambaran yang jelas dan pengertian yang konkrit
tentang suatu proses.
B. Menunjukkan dengan jelas langkah-langkah suatu proses.
C. Lebih mudah dan efesien.
D. Memberi kesempatan dan sekaligus melatih peserta didik.
E. Melatih peserta didik untuk mencoba mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan guru.
3. Teknik Metode Demonstrasi
Teknik demonstrasi adalah teknik yang digunakan untuk
membelajarkan peserta didik terhadap suatu bahan belajar dengan cara
memperlihatkan, menceritakan, dan memperagakan bahan belajar itu.
Teknik demonstrasi dilakukan dengan langkh-langkah sebagai
berikut:
 TAHAP PERSIAPAN
A. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai:
1) Pendidik, bersama peserta didik menyusun bahan belajar
untuk didemonstrasikan.
2) Pendidik, bersama peserta didik, menyiapkan fasilitas
belajar (tempat dan perlengkapan) dan alat-alat bantu yang
diperlukan.
3) Lakukan uji coba demonstrasi.
 TAHAP PELAKSANAAN
A. Langkah pembukaan
1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa
dapat memperhatikan.
2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh
siswa
B. Pada saat kegiatan pembelajaran:
1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang
siswa untuk berfikir.

184
2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari
suasana yang menegangkan.
3) Pastikan siswa dapat mengikuti jalannya demonstrasi dan
memperhatikannya.
4) Berikan kesempatan peserta didik untuk ikut berpartisipasi
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
5) Pendidik memberi contoh dengan mendemonstrasikan
proses dan/atau hasil sesuatu sebagaimana tercantum dalam
bahan belajar yang telah disusun.
6) Pendidik meminta peserta didik melakukan kembali
demonstrasi itu dengan memberikan tugas kepada peserta
didik.
7) Peserta didik mendemonstrasikan bahan belajar yang telah
mereka susun.
8) Pendidik bersama peserta didik mendiskusikan hal-hal yang
timbul dalam kegiatan pembelajaran
 TAHAP AKHIR
Pada akhir kegiatan pembelajaran, pendidik bersama
peserta didik melakukan penilaian terhadap bahan belajar dan
terhadap proses serta hasil penggunaan teknik ini.

185
MELLA AINI SASQIA P (1711010093)

16. METODE CERAMAH (TOLONG MENOLONG DALAM ISLAM/


TAAWUN)

1. METODE CERAMAH
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara
atau jalan yang ditempuh. Sehubung dengan upaya ilmiah, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode adalaah car yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusuan secara optimal.
Metode ceramah adalah penerangan dan penutupan secara lisan
oleh pendidik terhadap kelas. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan,
metode ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau
penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan
oleh pendidik terhadap perserta didik. Dalam memperjelas atau
menuturkan penjelasaannya, pendidik dapat menggunakan alat bantu,
seperti: bendanya, gambar, sket peta dan sebagainya.
Metode ceramah dalam proses belajar mengajar sesungguhnya
tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini dikarenakan model
pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas terdiri dari beberapa jenis,
yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode
ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik
yang terkesan mendongeng.1 Metode ceramah dalam penerapannya di
dalam proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan, antara lain :
a. Kelebihan
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.

1
Ramayulis. Metodelogi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Kalam Muslim.2010) hlm
299

186
4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
6) Lebih ekonomis dalam hal waktu.
7) Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan
pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
8) Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
9) Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan
penuh perhatian.
10) Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan
dan meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang
akademik.
11) Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa
sumber lain
b. Kekurangan
1) Mudah menjadi verbalisme.
2) Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan)
yang benar-benar menerimanya.
3) Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat
bosan.
4) Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang
menggunakannya.
5) Cenderung membuat siswa pasif2

2. TOLONG MENOLONG DALAM ISLAM ATAU TAAWUN


a. Pengertian Tolong Menolong

Tolong menolong dalam bahasa Arabnya adalah Ta’awun.


Sedangkan menurut istilah, pengertian Ta’awun adalah sifat tolong
menolong di antara sesama manusia dalam hal kebaikan dan takwa.
Dalam ajaran Islam, tolong menolong merupakan kewajiba muslim.
Sudah semestiya konsep tolong menolong ini dikemas sesuai dengan
syariat Islam, dalam artian tolong menolong hanya diperbolehkan
2
Engkoswara. Dasar Dasar Metodelodi Mengajar. (Jakarta: Bima Aksara, 1984). Hlm 32

187
dalam kebikan dan takwa, dan tidak diperbolehkan tolong menolong
dalam hal dosa atau permusuhan.
Tolong menolong dalam kebaikan adalah sifat yang terpuji,
sedangkan tolong menolong dalam kejelekan dan permusuhan adalah
sifat yang tercela. Rosulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam adalah
seorang yang senang dan bersemangat untuk menolong orang lain.
Tidak ada suatu kebaikan pun melainkan telah ditunjukkan oleh
Rosulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak ada suatu kejelekan
pun melainkan telah diperingatkan olehnya. Dan jalan – jalan
kebaikan itu sangatlah banyak, diantaranya adalah membantu
memenuhi kebutuhan manusia. Banyak kita jumpai disekitar kita
orang yang membutuhkan bantuan. Ada diantara mereka yang
membutuhkan bantuan harta, ada yang membutuhkan bantuan tenaga
dan yang lainnya. Namun dikarenakan kemampuan manusia dalam
memberikan bantuan pun tidaklah sama dan demikian pula kebutuhan
setiap orang juga berbeda – beda,maka hendaknya kita membantu
sesuai dengan kemampuan kita dan kita perlu pula memperhatikan
kebutuhan orang yang akan kita bantu.Maka dari sini kita mengetahui
bahwasanya islam menganjurkan untuk saling tolong menolong
diantara sesama manusia. Dan dengan tolong menolong ini akan
terjalin tali persaudaraan yang kokoh.

b. Dalil Tentang Tolong Menolong

1) Dalil dalam Al-Quran


Q.S Al-Maida ayat 2:
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Sebab Turunya Ayat:
Menurut Zaid bin Aslam menuturkn, bahwa ayat ini diturunkan
berkenaan dengan Rasulullah dan para sahabat saat berada di

188
Hudaibiyyah, yang di halangi orang-orang musyrikinuntuk sami ke
Baitullah, keadaan ini membuat sahabat marah, suatu ketika, dari
arah timur, beberapa orang musyrikin yang akan umrah berjalan
melintasi mereka. Para sahabat pun berkata, bagimana jika kita
juga menghalangi mereka, sebagaimana kita pernah di halang-
halangi.3
Penjelasan Ayat:
Makna al-birru (َ‫ )البر‬dan at-taqwa (‫ ) التَّقوى‬Dua kata ini, memiliki
hubungan yang sangat erat.Karena masing-masing menjadi bagian
dari yang lainnya.
Secara sederhana, al-birru (َ‫ ) البر‬bermakna kebaikan. Kebaikan
dalam hal ini adalah kebaikan yang menyeluruh, mencakup segala
macam dan ragamnya yang telah dipaparkan oleh syariat.
“Al-Birru adalah satu kata bagi seluruh jenis kebaikan dan
kesempurnaan yang dituntut dari seorang hamba. Lawan katanya
al-itsmu (dosa) yang maknanya adalah satu ungkapan yang
mencakup segala bentuk kejelekan dan aib yang menjadi sebab
seorang hamba sangat dicela apabila melakukannya”.(Imam Ibnul
Qayyim)
Allah Subḥānahu wa Ta’ālā mengajak untuk saling tolong-
menolong dalam kebaikan dengan beriringan ketakwaan kepada-
Nya. Sebab dalam ketakwaan, terkandung ridha Allah. Sementara
saat berbuat baik, orang-orang akan menyukai. Barang siapa
memadukan antara ridha Allah dan ridha manusia, sungguh
kebahagiaannya telah sempurna dan kenikmatan baginya sudah
melimpah.4
“Allah Subḥānahu wa Ta’ālā memerintahkan hamba-hamba-Nya
yang mukmin agar saling berta’awun di dalam aktivitas kebaikan

3
Departemen agama RI, Al-Quran Tafsir Per Kata Tajwid, (Kalim, Pondok Karya
Permai, Banten, tth). Hlm 111
4
Abu ‘AbduAllah Ibn Ahmad Ibn Abu Bakar Ibn farh al-Anshari al-Khazraji Syamsy al-
Din, Al-Jâmi’ li Ahkâmil-Qur‘ân, tahqîq: ‘Abdur-Razzaq al-Mahdi, (Dâr Al-Kitab Al-‘Arabi,
Bairut, Cetakan 2, Tahun 1421H ), Juz 6, hlm. 45

189
yang mana hal ini merupakan al-Birr, kebajikan) dan agar
meninggalkan kemungkaran yang mana hal ini merupakan at-
Taqwa. Allah melarang mereka dari saling bahu membahu di
dalam kebatilan dan tolong menolong di dalam perbuatan dosa dan
keharaman.”( Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’anil
Azhim)
2) Dalil dalam Hadis
Sebagai contoh sikap saling menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan.Diriwayatkan dari Musadad, diriwayatkan
dari Mu’tamar, dari Anas. Anas berkata: Rasulullah bersabda:
Bantulah saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat zhalim
atau sedang teraniaya. Anas berkata: Wahai Rasulullah, kami akan
menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong orang yang
sedang berbuat zhalim?” Beliau menjawab: “Dengan
menghalanginya melakukan kezhaliman. Itulah bentuk bantuanmu
kepadanya. 5
Orang berilmu membantu orang lain dengan ilmunya. Orang kaya
membantu dengan kekayaannya. Dan hendaknya kaum Muslimin
menjadi satu tangan dalam membantu orang yang membutuhkan.
Jadi, seorang Mukmin setelah mengerjakan suatu amal shalih,
berkewajiban membantu orang lain dengan ucapan atau tindakan
yang memacu semangat orang lain untuk beramal.
Hubungan kedua, antara seorang hamba dengan Rabbnya tertuang
dalam perintah ‘Dan bertakwalah kamu kepada Allah’. Dalam
hubungan ini, seorang hamba harus lebih mengutamakan ketaatan
kepada Rabbnya dan menjauhi perbuatan untuk yang
menentangnya.
Kewajiban pertama (antara seorang hamba dengan sesama) akan
tercapai dengan mencurahkan nasehat, perbuatan baik dan

5
Muhammad bin Isma’il abu “abdullah Bukhari al-Jak”fi, tahqiq: Mustofa, al-Jami sahih
al-Muhtasar, (Dar ibnu Katsir, Bairut. Cetakan ke3, 1407-1987). Juz 6, Hadits 2312

190
perhatian terhadap perkara ini. Dan kewajiban kedua (antara
seorang hamba dengan Rabbnya), akan terwujud melalui
menjalankan hak tersebut dengan ikhlas, cinta dan penuh
pengabdian kepada-Nya.
Hendaknya ini dipahami bahwa sebab kepincangan yang terjadi
pada seorang hamba dalam menjalankan dua hak ini, hanya
muncul ketika dia tidak memperhatikannya, baik secara
pemahaman maupun pengamalan. 6
c. Aplikasi Taawun Dalam Kehidupan Sehari-Hari
1) Mengajak dalam ketaqwaan kepada Allah Subḥānahu wa
Ta’ālā. Ta’awun (tolong menolong) yang dianjurkan adalah
ta’awun (tolong menolong) dalam mengajak saudara sesama
muslim untuk bertaqwa kepada Allah Swt, mengajak bersama-
sama menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
2) Loyal terhadap sesama kaum muslimin. Loyalitas dalam
pemikiran berarti selalu ber-husnudzan atau berprasangka baik
kepada sesama muslim. Tidak mengira atau menuduh seorang
muslim lain dengan sangkaan buruk. Loyal terhadap perkataan,
memiliki arti saling menasihati dalam kebaikan.Loyal secara
perbuatan terhadap sesama muslim adalah melakukan tindakan
amar ma’ruf nahi munkar dan mengajak saudara sesama
muslim untuk melakukannya.
3) Saling melindungi dan bersatu diantara kaum muslimin.
Kokohnya agama Islam layaknya sebuah bangunan, yang di
dalamnya semua umat muslim harus bersatu dalam
menegakkan kebenaran dan ketaqwaan. Jika umat muslim yang
memang mengaku sebagai Islam tidak mampu menjaga
kekokohan agamanya, maka hancurlah agama tersebut. Maka

6
Zahil, “tafsir surat al-maidah ayat2”dalam http://blog.wordpress.com/2012/05/30/tafsir-
surat-al-maidah-ayat-2/.html

191
dari itu, saling melindungi diantara sesama umat muslim sangat
dianjurkan sebagai bentuk ta’awun.
4) Saling berwasiat (tawaashi) dalam kebenaran dan kebaikan.
Ta’awun pada sesama muslim adalah saling berwasiat di dalam
kebaikan dan kebenaran antara satu pribadi dengan pribadi
lainnya.
5) Saling membantu dan menjalankan i’tikad yang baik kepada
sesama muslim. Jangan ada perasaan benci diantara sesama
umat muslim. Terkadang kita bisa tersulut kebenciannya hanya
karena perbedaan madhab yang dianut atau perbedaan cara
beribadah yang tidak seragam. Asalkan seseorang masih
mengaku tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
Rasulullah, menjalankan kelima rukun Islam sesuai tuntunan,
maka mereka adalah saudara kita sesama muslim.7
d. Hikmah Dari Tolong Menolong
Tolong-menolong dapat memberi keringanan antara satu
sama lain. Di samping itu tolong menolong juga dapat
mengeratkan kasih sayang yang dipupuk dibalik pekerjaan yang
sama sama dilakukan, serta mewujudkan sikap saling hormat
menghormati di antara individu dalam masyarakat. Maka dengan
demikian suatu ummah itu dengan sendirinya akan kukuh dan
dipandang mulia oleh bangsa lain. Berdasarkan apa yang
dimaksudkan oleh Imam Malik tadi, seseorang itu tidak boleh
mengabaikan pertolongan terhadap orang lain melainkan dia
hendaklah memulakan terlebih dahulu akan segala kebaikan
sebelum orang lain melakukan kebaikan kepadanya.
Rasulullahs.a.w. amat gembira sekiranya umat Islam dapat
memberi pertolongan dan menjamin kesempitan ekonomi orang
lain dalam mengharungi kehidupan yang serba gawat, sepertimana
satu kisah yang terjadi pada Rasulullah sendiri yang menceritakan
keadaan kegawatan terhadap satu kaum.

7
http://gardapen.blogspot,com/2015/09/tolong-menolong-dalam-islam.html

192
Suatu kisah yang diriwayatkan oleh 'Umar bin Jabir, pada
suatu hari, di waktu tengah hari beliau ('Umar bin Jabir) sedang
beristirahat bersama-sama Rasulullah, tiba-tiba datang satu kaum
yang sangat miskin dalam kehidupan seharian pekerjaan mereka
sebagai pemburu, keadaan ekonomi sangat lemah. Rasulullah
amat simpati dan berubah wajah menampakkan kesedihan. Oleh
kerana kaum ini sangat mundur dan berhajat kepada pertolongan
pada waktu itu, maka Rasulullah s.a.w. masuk ke dalam rumah
kediamannya, kemudian beliau keluar dan menyuruh Bilal
melaungkan azan dengan tujuan memanggil orang ramai supaya
berkumpul. Kemudian Rasulullah sembahyang sunat dua rakaat
dan baginda terus berpidato dengan tujuan meminta orang ramai
agar memberi pertolongan dan bantuan kepada kaum yang datang
supaya dapat melapangkan keadaan ekonomi kaum tersebut.
Tidak lama kemudian datanglah seorang lelaki bersedekah dengan
memberi uang, pakaian dan juga bahan-bahan makanan, selepas
itu diikuti beberapa orang lelaki yang terdiri dari pada golongan
Ansar dengan memberi bantuan seperti makanan, pakaian yang
secukupnya kepada kabilah tersebut, sehinggalah Rasulullah
s.a.w. berkata, "Bersedekahlah kamu walaupun sebiji buah
tamar", kata kata Rasulullah itu memperlihatkan wajahnya
kembali bersinar putih bersih tanda kegembiraan di atas sambutan
oleh orang ramai itu, kemudian Rasulullah bersabda:‘Siapa saja
yang menyumbang ke arah pembangunan Islam akan satu
sumbangan yang baik, maka baginya pahala di atas apa yang
disumbangkan dan pahala sesiapa yang beramal dengan
sumbangan tersebut dengan tidak mengurang sedikit pun pahala
mereka, dan siapa saja yang menyumbang dalam Islam ke arah
keburukan adalah baginya dosa dan dosa orang yang beramal
dengannya selepas dari mereka, tanpa mengurang sedikit pun dosa
mereka yang sedia ada.’ (Riwayat Muslim).

193
Dari hadis di atas dapat difahami bagaimana Rasulullah
membuka jalan sebagai komando kepada orang Islam untuk
menolong saudaranya yang kesusahan dalam, kegawatan
ekonomi, menghadapi situasi mengarungi arus kehidupan, serta
membasmi kemiskinan dan kefakiran dengan apa saja yang
mampu diberi sebagai tanda simpati serta menghulur bantuan
sama ada makanan, pakaian ataupun uang.
e. Balasan Tolong Menolong
Tolong-menolong merupakan salah satu ibadah dalam
kehidupan muslim yang sangat dianjurkan oleh syariat Islam
untuk memberi pertolongan secara ikhlas dan Allah SWT.
memberi ganjaran yang sama di akhirat sebagaimana disebutkan
dalam hadis Rasulullah s.a.w.: “Orang Islam adalah bersaudara,
sesama Islam tidak boleh menzaliminya dan membebani dengan
sesuatu yang memberatinya dan siapa yang menunaikan sesuatu
hajat saudaranya, maka Allah akan menunaikan hajatnya, dan
siapa yang melepaskan sesuatu bala orang Islam, Allah akan
melepaskan segala bala kesusahannya di akhirat, dan siapa yang
menutup suatu aib orang Islam, Allah akan menutup aibnya di hari
kiamat.” (Riwayat Bukhari)
Berdasarkan hadis di atas diterangkan betapa besar
ganjaran orang-orang yang suka memberi pertolongan kepada
orang lain, sekiranya pertolongan itu adalah ikhlas karenaAllah
SWT. Di samping itu juga dalam melakukan pertolongan
diperlukan adanya sifat ihsan, baik hati dan lemah lembut berserta
dengan perasaan belas kasihan, karena ini akan membawa kepada
sikap bertanggung jawab, tidak angkuh dan ini merupakan kriteria
orang-orang yang berakhlak mulia, seperti yang digambarkan
melalui sifat dan akhlak Rasulullah s.a.w. ‘Sesungguhnya akhlak
Rasulullah itu ialah seperti yang terdapat dalam al- Quran.’
(Riwayat Bukhari Muslim)

194
Dan akhlak yang tersirat dalam hadis ini merupakan suatu
akhlak yang tinggi di sisi Allah dan dijanjikan balasannya di hari
kiamat serta dibebaskan dari segala kesusahan dan rintangan di
hari pembalasan. Untuk mendapat semua yang tersebut tadi kita
mesti melaksanakannya dengan penuh kesabaran, andainya ada
kesalahan dari segi kata yang disengaja atau tutur kata yang tidak
sengaja mestilah dimaafkan karena sifat saling memaafkan ini
adalah semulia-mulianya sifat dalam Islam, orang yang bersifat
pemaaf juga amat mudah dimustajabkan segala doanya oleh
Allah, karena dengan sifat pemaaf ini ia tidak pernah menzalimi
atau menganiaya orang lain.

3. LANGKAH LANGKAM MEMPERSIAPKAN METODE CERAMAH


Agar metode ceramah berhasil maksimal, maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap
pelaksanaan.

A. Tahap Persiapan

1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.


2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3) Mempersiapkan alat bantu.

B. Tahap Pelaksanaan

1) Langkah Pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah


yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat
ditentukan oleh langkah ini. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam langkah pembukaan, yaitu:

a) Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai,

195
b) Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan
materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan.
2) Langkah Penyajian

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran


dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode
pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap
terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk
menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara
lain:

a) Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa,


b) Gunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna siswa,
c) Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-
loncat, agar mudah ditangkap oleh siswa,
d) Tanggapilah respon siswa dengan segera,
e) Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk
belajar.
3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah

Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami


dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan yang
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut adalah:

a) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum


materi pelajaran yang baru saja disampaikan,
b) Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi
semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah
disampaikan,
c) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.8

8
Engkoswara. Dasar Dasar Metodelodi Mengajar. (Jakarta: Bima Aksara, 1984). Hlm 47

196
4. EVALUASI
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya metode ceramah sering
diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat
berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,
mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik
mengadakan evaluasi terhadap metode ceramah yang dilakukan, apakah
sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.

5. KESIMPULAN
Metode ceramah adalah penerangan dan penutupan secara lisan
oleh pendidik terhadap kelas. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan,
metode ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau
penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan
oleh pendidik terhadap perserta didik. Dalam memperjelas atau
menuturkan penjelasaannya, pendidik dapat menggunakan alat bantu,
seperti: bendanya, gambar, sket peta dan sebagainya.
Sama halnya dengan metode-metode yang lain, mrtode ceramah
juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Dari kelebihan dan kelemahan
tersebut diharapkan guru bisa mempertimbangkan metode demonstrasi ini
digunakan ketika dalam materi apa supaya kelemahan yang ada pada
metode ini bisa diminimalisir.
Dalam metode ceramah juga harus memperhatikan langkah-
langkahnya dan langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi yaitu
terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

197
MERI APRIA (1711010094)

17. METODE DEMONSTRASI (ADAB MAKAN DAN MINUM)

1. Pengertian Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan
memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas
dari metode penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam
metode demonstrasi siswa haya sekedar memperhatikan.1
Menurut Drajat metode demonstrasi merupakan metode yang
menggunakanperagaan untuk memperjelas atau pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta lain.
Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang efektif, karena peserta
didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.2
Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian
pembelajaran dengan meragakan dan memeprtunjukkan suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruanyang yang dipertunjukkan oleh
guru atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati guru
selama proses pebelajaran berlangsung. Adapun penggunaan metode
demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara
mengatur atau menyusun sesuatu misalnya dalam materi pai tata cara
tayamum, tata cara sholat baik fardu, sunnah, dan sebagainya.

1
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelajaran Agama Islam Bandung:PT Refika
Aditama, 2009. hal.4

2
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013. Hal 233

198
2. Karakteristik Dan Prosedur Metode Demonstrasi
a. Karakteristik Metode Demonstrasi
karakteristik metode demontrasi dapat terlihat dari kegiatan proses
belajar mengajar yang meliputi adanya alat bantu/peraga yang
digunakan, mempertunjukan objek yang sebenarnya, terjadinya proses
pengamatan dan penganalisaan kegiatan secara proses oleh peserta
didik, serta terjadinya proses peniruan oleh peserta didik .
b. Prosedur Metode Demonstrasi
Prosedur dalam menerapkan metode demonstrasi adalah sebagai
berikut.
Mempersiapkan alat bantu peraga yang akan digunakan untuk
melakukan demonstrasi. Lamanya persiapan alat dan bahan tergantung
pada tingkat kesulitan materi ajar yang akan didemontrasikan.
Terutama jika guru pengajar tidak berada di lingkungan yang
mendukung untuk mendapatkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran.
Penyamaian tuuan pembelajraran erat kaitannya dengan tujuan dan
fokus peserta didik saat mengamati proses demonstrasi yang sedang
dilakukan. Tanpa aanya penyampaian tujuan pembelajaran, maka
peserta didik akan megalami bias atau , karena peserta didik tidak
mengetahui tujuan mereka saat mengikuti kegiatanbelajar mengajar
Penguatan melalui diskusi atau tanya jawab terhadap hasil
demonstrasi. Penguatan ini dilakukan untuk mengkonfirmasi apa saja
yang didapat dan tertinggal dari metode demonstrasi yang sudah
dilakukan. Daya serap tiap peserta didik tidaklah sama, sehingga perlu
dikuatkan kembali melalui diskusi atau tanya jawab.
Prosedur terakhir adalah kesimpulan. Penyimpulan hasil dan proses
demontrasi dilakukan untuk mempertegas dan menguatkan kembali
apa yang telah peserta didik dapatkan dari kegiatan yang sudah
didemontrasikan.

3. Tujuan Metode Demonstrasi

199
Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi menurut Roestiyah
(2008:83) adalah “untuk memperjelas pengertian konsep, dan
memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses
terjadinya sesuatu”. Ditinjau dari sudut tujuan penggunaannya dapat
dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan metode yang dapat
diimplementasikan dalam proses belajar mengajar secara independen.
Melihat kenyataan tersebut, maka metode demonstrasi ini tepat digunakan
apabila bertujuan untuk:
a) Memberikan ketrampilan tertentu,
b) Penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas,
c) Menghindari verbalisme, menbantu peserta didik dalam memahami
dengan jelas, jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih
menarik.
Dengan melihat uraian diatas bahwa metode demonstrasi bertujuan
untuk memberikan gambaran atau memperlihatkan suatu proses terjadinya
suatu peristiwa sesuai dengan materi ajar agar peserta didik dengan mudah
untuk memahaminya.

4. Langkah-langkah Peggunaan Metode Demonstrasi


Adapun langkah-langkah dalam penggunaan metode demonstrasi
antara lain:

a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsan peserta


didik untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertayaan yang
mengandung teka teki sehingga mendorong peserta didik untuk tertarik
memperhatika demonstrasi.

b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang


menegangkan.

c) Yakin bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi


dengan memperhatikan seluruh reaksi peserta didik.

200
d) Berikan kesempatan pada peserta didik untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yag dilihat dari proses demonstrai itu.

Berikutnya adalah cara mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan


menggunaka metode demonstrasi adalah dengan memberikan tugas-tugas
tertentu yang ada kaitannya dengan metode demonstrasi dan proses
pencapaian tujuan pembelajaran, hal ini untuk meyakinkan apakah peserta
didik memahami proses demonstrai atau tidak. Selain memberikan tugas
yang relevan, ada baiknya guru dan peserta didik melakukan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan
selajutnya. Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses
interaksi mengajar belajar dikelas. Keuntungan yang diperoleh ialah :
dengan demonstrasi perhatian siswa lebih terpusatka pada pelajaran yang
sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran
diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit.
Sehingga yang diterima oleh siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama
dalam jiwanya. Jadi dengan metode demonstrasi itu siswa dapat berpartisi
pasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat
mengembagkan kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga
kelemahan pada metode ini.

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi


a. Kelebihan metode demonstrasi
1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit,
sehingga menghindari verbalisme.
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3) Proses pengajaran lebih menarik.
4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan, dan mencobanya melakukannya sendiri.
b. Kekurangan Metode Demonstrasi
1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena
tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak
efektif.

201
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di
samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. 3
c. Cara Mengatasi Kekurangan Metode Demonstrasi
1) Guru harus terampil dalam melakukan demonstrasi
2) Melengkapi sumber alat dan media untuk melakukan metode
demonstrasi.
3) Mengatur waktu sebaik mungkin.
4) Membuat rancangan serta persiapan sebaik mungkin.4

6. Penerapan Metode Demonstrasi


Menurut Hasibuan dan Mudjiono (2006:31) dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi ada tiga
tahap yaitu pembukaan, inti dan penutup.
a. Kegiatan pembukaan
1) Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
2) Guru mengabsen siswa, berdoa dan memotivasi siswa untuk belajar.
3) Guru menyampaikan apersepsi untuk merangsang pengetahuan siswa
sebagai pengantar sebelum masuk ke materi inti.
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menuliskan materi.

b. Inti
1) Mulai melakukan demonstrasi sesuai yang telah direncanakan guru.
2) Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal penting dari pelaksanaan
demonstrasi.
3) Berikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis, bertanya dan
menyampaikan pendapatnya berdasarkan hasil pengamatan selama

3
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 hal 90-91
4
Zakiah daradjat, metodik khusus ajaran islam, jakrta : Bumi Aksara2004, hal,296

202
demonstrasi berlangsung.

c. Penutup
1) Guru bersama siswa merangkum materi yang telah selesai di pelajari.
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum dipahami.
3) Melakukan evaluasi hasil belajar dan proses demonstrasi.
4) Tindak lanjut berupa tugas-tugas sebagai pendalaman materi.

7. Adab Makan Dan Minum


Adab-adab makan dan minum meliputi tiga hal yaitu: adab
sebelum makan, adab ketika makan dan adab setelah makan.5
a. Adab Sebelum Makan
1) Hendaknya berusaha (memilih untuk) mendapatkan makanan dan
minuman yang halal dan baik serta tidak mengandung unsur-unsur
yang haram, berdasarkan firman Allah:

‫ت َما َرزَ إقنَا ُك إم‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكلُوا ِم إن‬
ِ ‫طيِبَا‬

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik


yang Kami berikan kepadamu…” [Al-Baqarah/2: 172]

2) Meniatkan tujuan dalam makan dan minum untuk menguatkan


badan, agar dapat melakukan ibadah, sehingga dengan makan
minumnya tersebut ia akan diberikan ganjaran oleh Allah.

3) Mencuci kedua tangannya sebelum makan, jika dalam keadaan kotor


atau ketika belum yakin dengan kebersihan keduanya.

4) Meletakkan hidangan makanan pada sufrah (alas yang biasa dipakai


untuk meletakkan makanan) yang digelar di atas lantai, tidak
diletakkan di atas meja makan, karena hal tersebut lebih
mendekatkan pada sikap tawadhu’. Hal ini sebagaimana hadits dari
Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata:

5
Jabir al-Jazairi, Abu Bakar, Minhajul Muslim Konsep Hidup Ideal Dalam Islam, Jakarta: Darul Haq. 2011. Hal 63-65

203
.ٍ‫س ُك ُّر َجة‬ ٍ ‫سلَّ َم َعلَى ِخ َو‬
ُ ‫ان َوَّلَ فِ إي‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ إي ِه َو‬ ُ ‫َما أ َ َك َل َر‬
َ ِ‫س إو ُل هللا‬

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah makan di atas meja


makan dan tidak pula di atas sukurrujah .” [HR. Al-Bukhari no. 5415]
5) Hendaknya duduk dengan tawadhu’, yaitu duduk di atas kedua
lututnya atau duduk di atas punggung kedua kaki atau berposisi
dengan kaki kanan ditegakkan dan duduk di atas kaki kiri. Hal ini
sebagaimana posisi duduk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang didasari dengan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

.ُ‫س إالعَ إبد‬ ُ ‫َّلَ آ ُك ُل ُمت َّ ِكئا إِ َّن َما أَنَا َع إب ٌد آ ُك ُل َك َما يَأ إ ُك ُل إالعَ إب ُد َوأَجإ ِل‬
ُ ‫س َك َما يَجإ ِل‬

“Aku tidak pernah makan sambil bersandar, aku hanyalah seorang hamba,
aku makan sebagaimana layaknya seorang hamba dan aku pun duduk
sebagaimana layaknya seorang hamba.” [HR. Al-Bukhari no. 5399]
6) Hendaknya merasa ridha dengan makanan apa saja yang telah
terhidangkan dan tidak mencela-nya. Apabila berselera
menyantapnya, jika tidak suka meninggalkannya. Hal ini
sebagaimana hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu :

.ُ‫ط ِإ ِن ا إشت َ َهاهُ أ َ َكلَه ُ َو ِإ إن ك َِر َههُ ت ََر َكه‬


ُّ َ‫طعاَما ق‬
َ ‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ إي ِه َو‬
َ ِ‫س إو ُل هللا‬
ُ ‫اب َر‬
َ ‫َما َع‬

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan,


apabila beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berselera, (menyukai makanan
yang telah dihidangkan) beliau memakannya, sedangkan kalau tidak suka
(tidak berselera), maka beliau meninggalkannya.”

7) Hendaknya makan bersama-sama dengan orang lain, baik tamu,


keluarga, kerabat, anak-anak atau pembantu. Sebagaimana hadits
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

.‫ار إك لَ ُك إم فِ إي ِه‬ َ ‫اِجإ ت َِمعُ إوا َعلَى‬


ِ َ‫طعا َ ِم ُك إم يُب‬

“Berkumpullah kalian dalam menyantap makanan kalian (bersama-sama),


(karena) di dalam makan bersama itu akan memberikan berkah kepada

204
kalian.” [HR. Abu Dawud no. 3764, hasan. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-
Shahiihah no. 664]

c. Adab Ketika Sedang Makan


1) Memulai makan dengan mengucapkan, ‘Bismillaah.’ Berdasarkan
hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ِ ‫ بِس ِإم هللاِ أ َ َّولَهُ َو‬:‫ي أ َ َّو ِل ِه فَ إليَقُ إل‬


.ُ‫آخ َره‬ َ ‫ فَإِذَا نَ ِس‬،‫ِإذَا أ َ َك َل أ َ َح ُد ُك إم فَ إليَ إذ ُك ِر اس َإم هللاِ ت َ َعالَى‬
‫ي أ َ إن يَ إذ ُك َر اس َإم هللاِ فِ إ‬

“Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka ucapkanlah:


‘Bismillaah’, dan jika ia lupa untuk mengucapkan bismillaah di awal
makan, maka hendaklah ia mengucapkan: ‘Bismillaah awwaalahu wa
aakhirahu’ (dengan menyebut Nama Allah di awal dan akhirnya).”

2) Hendaknya mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah,


sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ُ ،ٍ‫غي ِإر َح إو ٍل ِمنِ إي َوَّلَ قُ َّوة‬


‫غ ِف َر لَهُ َماتَقَد ََّم ِم إن‬ ‫ي أَ إ‬
َ ‫طعَ َمنِ إي َهذَا َو َرزَ قَنِ إي ِه ِم إن‬ ‫ ا َ إل َح إم ُد ِِِهللِ الَّ ِذ إ‬:َ‫طعَاما َوقَال‬
َ ‫َمنَ أ َ َك َل‬
.‫ذَ إنبِ ِه‬

“Barangsiapa sesudah selesai makan berdo’a: ‘Alhamdulillaahilladzi


ath‘amani hadza wa razaqqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin
(Segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan ini kepadaku dan
yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku),’ niscaya
akan diampuni dosanya yang telah lalu.”

3) Hendaknya makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan.


Menyedikitkan suapan, memperbanyak kunyahan, makan dengan apa
yang terdekat darinya dan tidak memulai makan dari bagian tengah
piring, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

. َ‫هللا َو ُك إل بِيَ ِم إينِكَ َو ُك إل ِم َّما يَ ِليإك‬ َ ‫غَلَ ُم‬


َ ‫س ِم‬ ُ ‫يَا‬

205
“Wahai anak muda, sebutlah Nama Allah (bismillaah), makanlah dengan
tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.”
Dan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pula:

َ ‫طعَ ِام فَ ُكلُ إوا ِم إن َحافَت َ إي ِه َوَّلَ ت َأ إ ُكلُ إوا ِم إن َو‬


.‫س ِط ِه‬ َّ ‫ط ال‬ َ ‫إالبَ َر َكةُ ت َ إن ِز ُل َو‬
َ ‫س‬

“Keberkahan itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari


pinggir-piring dan janganlah memulai dari bagian tengahnya.”

4) Hendaknya menjilati jari-jemarinya sebelum dicuci tangannya,


sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

.‫سحإ يَ َدهُ َحت َّى يَ إلعَقَ َها أ َ إو ي إُل ِع َق َها‬ َ ‫إِذَا أ َ َك َل أ َ َح ُد ُك إم‬
َ ‫طعَاما فََلَ يَ إم‬

“Apabila salah seorang di antara kalian telah selesai makan, maka


janganlah ia mengusap tangannya hingga ia menjilatinya atau minta
dijilatkan (kepada isterinya, anaknya).”

5) Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, maka hendaknya


dibersihkan bagian yang kotornya kemudian memakannya.
Berdasarkan hadits:

.‫ان‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫ط ما َ َكانَ بِ َها ِم إن أَذَى ث ُ َّم ِليَأ إ ُك إل َها َوَّلَ يَ َد إع َها ِلل‬
َ ‫ش إي‬ ‫ت ِم إن أ َ َح ِد ُك إم اللُّ إق َمةُ فَ إلي ُِم إ‬ َ َ‫سق‬
‫ط إ‬ َ ‫ِإذَا‬

“Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang di antara kalian terjatuh,
maka hendaklah dia membersihkan bagiannya yang kotor, kemudian
memakannya dan jangan meninggalkannya untuk syaitan.”
6) Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak
memakannya hingga menjadi lebih dingin. Tidak boleh juga, untuk
meniup pada minuman yang masih panas, apabila hendak bernafas
maka lakukanlah di luar gelas sebanyak tiga kali sebagaimana hadits
Anas bin Malik.

.‫ب ثََلَثا‬
ِ َ ‫شر ا‬ ُ َّ‫َكانَ يَتَنَف‬
َّ ‫س فِي ال‬

206
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika minum, beliau bernafas
(meneguknya) tiga kali (bernafas di luar gelas).”

Begitu juga hadits Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu:

.‫ب‬ ُّ ‫نَ َهى َع ِن النَّ إفخِ فِي ال‬


ِ ‫ش إر‬

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk meniup (dalam


gelas) ketika minum.”

Adapula hadits dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu:

.‫س فِي اإ ِْلنا َ ِء أ َ إو يُ إنفَ َخ فِ إي ِه‬


َ َّ‫نَ َهى أ َ إن يُتَنَف‬

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang untuk menghirup udara


di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.”

7) Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas.


Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“‫لشرابهَ وثلثَ لطعَامهَ فثلثَ يفعلَ لمَ فإنَ صلبهَ يقَمنَ لقيماتَ آدمَ ابنَ حسبَ بطنهَ منَ ش ًّرا وعا اَء آدميَ ملَ ما‬
َ‫لنفسهَ وثلث‬.”

“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya,
cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan
tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia
dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman
dan sepertiga lagi untuk nafasnya.”

8) Hendaknya memulai makan dan minum dalam suatu jamuan makan


dengan mendahulukan (mempersilahkan mengambil makanan terlebih
dahulu) orang-orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih memiliki
derajat keutamaan. Hal tersebut merupakan bagian dari adab yang
terpuji. Apabila tidak menerapkan adab tersebut, maka berarti
mencerminkan sifat serakah yang tercela.

207
9) Hendaknya tidak memandang kepada temannya ketika makan, dan
tidak terkesan mengawasinya karena itu akan membuatnya merasa
malu dan canggung. Namun sebaiknya menundukkan pandangan dari
orang-orang yang sedang makan di sekitarnya dan tidak melihat ke
arah mereka karena hal itu menyinggung perasaannya atau
mengganggunya.

10) Hendaknya tidak melakukan sesuatu yang dalam pandangan manusia


dianggap menjijikkan, tidak pula membersihkan tangannya dalam
piring, dan tidak pula menundukkan kepalanya hingga dekat dengan
piring ketika sedang makan, mengunyah makanannya agar tidak jatuh
dari mulutnya, juga tidak boleh berbicara dengan ungkapan-ungkapan
yang kotor dan menjijikkan karena hal itu dapat mengganggu teman
(ketika sedang makan). Sedangkan mengganggu seorang muslim
adalah perbuatan yang haram.

11) Jika makan bersama orang-orang miskin, maka hendaknya


mendahulukan orang miskin tersebut. Jika makan bersama-sama
teman-teman, diperbolehkan untuk bercanda, senda gurau, berbagi
kegembiraan, suka cita dalam batas-batas yang diperbolehkan. Jika
makan bersama orang yang mempunyai kedudukan, maka hendaknya
ia berlaku santun dan hormat kepada mereka.

d. Adab Setelah Makan


1) Menghentikan makan dan minum sebelum sampai kenyang, hal ini
semata-mata meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
menghindarkan diri dari kekenyangan yang menyebabkan sakit perut
yang akut dan kerakusan dalam hal makan yang dapat menghilangkan
kecerdasan.
2) Hendaknya menjilati tangannya kemudian mengusapnya atau mencuci
tangannya. Dan mencuci tangan itu lebih utama dan lebih baik.

208
3) Memungut makanan yang jatuh ketika saat makan, sebagai bagian dari
kesungguhannya dalam menerapkan adab makan dan hal itu termasuk
cerminan rasa syukurnya atas limpahan nikmat yang ada.
4) Membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela giginya, dan
berkumur untuk membersihkan mulutnya, karena dengan mulutnya
itulah ia berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan berbicara dengan
teman-temannya.
5) Hendaknya memuji Allah Azza wa Jalla setelah selesai makan dan
minum. Dan apabila meminum susu, maka ucapkanlah do’a setelah
meminumnya, yaitu:

.ُ‫ار إك لَنَا فِ إي َما َرزَ إقتَنَا َو ِز إدنَا ِم إنه‬


ِ َ‫اَلل ُه َّم ب‬

“Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah
Engkau rizkikan kepada kami dan tambahkanlah (rizki) kepada kami
darinya.”

Jika berbuka puasa di rumah seseorang, hendaklah dia berdo’a

.ُ‫ت َعلَ إي ُك ُم إال َمَلَئِ َكة‬


‫صلَّ إ‬ َ ‫صائِ ُم إونَ َوأ َ َك َل‬
ُ ‫طعَا َم ُك ُم اإألَب َإر‬
َ ‫ار َو‬ َ ‫ا َ إف‬
َّ ‫ط َر ِع إن َد ُك ُم ال‬

“Telah berbuka di rumahmu orang-orang yang berpuasa, telah makan


makananmu orang-orang baik dan semoga para Malaikat bershalawat
(berdo’a) untukmu.”

8. Perencanaan, Persiapan Dan Evaluasi Metode Demonstrasi Pada


Adab Makan Dan Minum
a. Perencanaan
 Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau
kegiatanyang diharapkan dapat ditempuh setelah metode
demonstrasi berakhir.
 Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilaksanakan
 Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan

209
 Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya
instropeksi diri apakah: keterangan-keterangannya dapat didengar
dengan jelas oleh peserta didik, semua media yang digunakan
ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap pesarta didik
dapat melihat dan peserta didik disarankan membuat catatan yang
dianggap perlu.
 Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.
b. Pelaksanaan
 Memeriksa hal-hal yang diatas untuk yang kesekian kalinya.
 Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.
 Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai sasaran.
 Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik.
 Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk aktif
memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya
dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
 Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu
menciptakan suasana yang harmonis.
c. Evaluasi
sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering
diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini
dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab
pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan
peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang
dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan yang
diharapkan.

9. Contoh metode demonstrasi adab makan dan minum


Agar pembelajaran lebih menarik dan sesuai dengan Kompetensi
Dasar yang diharapkan, maka metode yang digunakan adalah metode
demonstrasi. Pada minggu sebelumnya seluruh siswa kelas 6 telah

210
diberitahu untuk membawa makanan dan minuman yang akan digunakan
untuk praktek (demonstrasi) adab makan dan minum yang sesuai dengan
ajaran Islam.
Jam pelajaran ke-2 sampai ke-3 adalah waktu yang ditunggu-
tunggu oleh seluruh siswa kelas 6 karena mereka akan melaksanakan
praktek adab makan dan minum bersama.
Langkah awal adalah menata bangku sehingga setiap kelompok
siswa yang terdiri dari 5 sampai 7 siswa dapat saling berhadap-hadapan
seolah sedang menghadapi makan bersama. Sebelum kegiatan makan
bersama dimulai, dibacakan dulu adab makandan minum yang sesuai
dengan ajaran Islam.
 Mencuci tangan sebelum makan
 Membaca doa sebelum makan
 Duduk dengan tenang, tidak tergesa-gesa dan menggunakan tangan
kanan
 Makan makanan yang halal, bergizi, dan tidak berlebihan
 Tidak bercanda atau tertawa
 Mengambil makanan yang dekat dan tidak boleh mengambil yang
jauh kecuali minta tolong pada temannya
 Tidak menyisakan makanan
 Tidak berebut makanan
 Membaca doa sesudah makan
 Menjilat jari-jari tangan sehabis makan bila tidak memakai sendok
 Mencuci tangan bila selesai makan
 Merapikan dan membersihkan tempat makan
 Tidak mecela makanan
 Mengunyah makanan hendaknya perlahan-lahan
 Berbicara secara baik-baik
 Sopan kepada teman
 Tidak membuang makanan
 Tidak menggunakan air minum untuk berkumur

211
 Jika ada makanan yang terselip di antara gigi, kita mengambil sisa
makanan tersebut dengan jari atau tusuk gigi sambil menutup mulut
dengan tangan atau sapu tangan atau tisu.
Setelah menerima penjelasan, siswa akhirnya mempraktekkan
makan bersama sesuai dengan tata cara yang telah dipelajari sebelumnya.
Namun ternyata ada beberapa siswa yang tidak sabar dan langsung makan
sebelum berdoa. Sebelum memulai makan bersama, siswa diminta untuk
menggeser makanan yang dimilikinya ke arah kanannya agar makanan itu
dimakan oleh temannya.
Metode demonstrasi ini ternyata lebih efektif karena siswa terlibat
dan mengalami langsung. Seusai praktik, siswa diajak untuk
mendiskusikan beberapa hal yang telah dipraktikkan.Ada begitu banyak
metode dalam mengajar, namun tidak semua metode dapat diterapkan
pada materi ajar yang ada. Penguasaan berbagai jenis metode
pembelajaran menjadi hal yang harus dilakukan oleh guru. Selain itu
variasi dalam menggunakan metode juga perlu dilakukan agar kegiatan
mengajar di dalam kelas tidak monoton.
Salah satunya adalah dengan menerapkan metode ajar berikut ini.
Metode ini memiliki peran penting dalam menguatkan konsep abstrak
yang sebelumnya hanya dipahami peserta didik dalam bentuk teori
menjadi sesuatu yang konkret dan dapat mereka amati secara langsung di
depan mata. Metode ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada
peserta didik.

Kesimpulan
Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian
pembelajaran dengan meragakan dan memeprtunjukkan suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruanyang yang dipertunjukkan oleh
guru atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa.
Dalam metode demonstrasi terdapat kelemahan, kelebihan,
karakteristik, prosedur dan lain sebagainya. Mengaitkan metode ini dengan

212
adab makan dan minum sangat tepat karena sebagai umat muslim sudah
seharusnya mengikuti adab berkonsumsi yang telah diajarkan oleh agama
islam.

213
MIDIA YUSARANI (1711010095)

18. METODE KISAH (KISAH FATIMAH AZ-ZAHRAH)

A. Pengertian Metode Kisah


Metode kisah disebut juga dengan metode cerita yakni cara mendidik dengan
mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulisdengan menyampaikan [esan dari
sumber pokok sejarah islam, yakni Al-Qur’an dan Hadis. Metode kisah mengandung arti
suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis
tentang bagaimana terjadinya suatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya
rekaan saja. Metode kisah merupakan salah satu metode yang mashur dan terbaik, sebab
kisah ini mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh ketulusan hati yang mendalan
Metode cerita atau kisah adalah pendidikan dengan membacakan sebuah cerita yang
mengandung pelajaran baik. Dengan metode ini, peserta didik dapat menyimak kisah-
kisah yang diceritakan oleh guru, kemudian mengambil pelajaran dari cerita tersebut.
Meode mendidik dengan bercerita yaitu dengan mengisahkan peristiwa hidup sejarah
manusia masa lampau yang menyangkut ketaatannya dan kemungkarannya dalam hidup
terhadap perintah dan larangan Tuhan yang dibawakan Nabi atau Rasul yang hadir
ditengan mereka.

Misalnya sebuah ayat yang mengandung nilai pedagogis dalam sejarah digambarkan
Tuhan sebagai serikut :

“sesungguhnya didalam kisah-kisah terdapat ibarat bagi orang yang berakal” (Q.S Yusuf
: 111)

Metode cerita banyak terdapat didalam Al-Qur’an, yang bertujuan pokoknya adalah
untuk menunjukkan fakta kebenaran. Kebanyakan dalam sebuah A-Qur’an terdapat cerita
tentang kaum terdahulu baik dalam makna sejarah yang positif maupun negatif. Terdapat
30 surat yang dinamakan menurut tema pokok cerita didalamnya, seperti surat Yusuf,
surat Ibrahim, surat Bani Israel, surat Jinn, surat Al Kahfi, surat Hud, surat Yunus, surat
Maryam, surat Luqman, surat Muhammad, surat Al Fiil. Diantaranya mengandung cerita
yang sepenuhnya bertemakan pokok sesuai tokoh yang diceritakan seperti surat Yusuf.
Sedangkan banyak yang lainnya hanya berisikan salah satu pengulangan suatu tema
cerita, misalnya cerita tentang Fir’aun dan Nabi Musa disebut lebih kurang 18 surat.

214
Cerita tentang bangsa-bangsa (umat atau kaum) terdahulu tidak begitu diulang-ulang
seperti cerita tentang Bani Israel, Kaum Aad, dan Kaum Tsamud.

Pengulangan suatu cerita menunjukkan bahwa cerita tersebut amat besar bagi manusia
untuk dijadikan ingatan dan peringatan serta bahan pelajaran yang diambil hikmahnya
bagi kehidupan generasi berikutnya. Seluruh cerita dalam Al-Qur’an adalah mengandung
ikhtibar yang bersifat mendidik manusia.

Dari segi psikologis, metode cerita mengandung makna reinforcement (penguatan)


kepada seseorang untuk bertahan uji dalam berjuang melawan keburukan. Khusus bagi
Nabi Muhammad SAW cerita dalam Al-Qur’an adalah untuk menguatkan tekad Nabi
dalam perjuangan melawan musuh-musuh, yaitu kaum kafir dan musrikin.1

B. Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Kisah


Kelebihan metode kisah antara lain sebagai berikut :
1. Guru mudah menguasai kelas.
2. Guru dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam wakti yang relevan.
3. Mudah menyiapkannya.
4. Mudah melaksanakannya.
5. Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah banyak.
Kekurangan dari metode kisah yaitu sebagai berikut :

1. Siswa kadang terbuai dengan jalannya cerita sehingga tidak dapat mengambil
intisarinya.
2. Hanya guru yang pandai bermain kata-kata atau kalimat.
3. Menyebabkan siswa pasif sedangkan guru aktif.
4. Siswa lebih cendrung hafal isi cerita dari pada sari cerita yang dituturkan.2

C. Tujuan dan Fungsi Metode Kisah


a. Tujuan Metode Kisah
1. Melatih daya tangkap dan daya berfikir.
2. Elatih daya konsentrasi.

1
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2005), H. 5
2
Armal Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), H. 160

215
3. Menciptakan suasana menyenangkan dikelas.
4. Membantu perkembangan fantasi dikelas.
5. Menghibur anak dan menyenangkan mereka dengan cerita yang baik.
6. Membantu pengetahuan siswa secara umum.
7. Mengembangkan imajinasi.
8. Memdidik akhlak.
9. Mengasah rasa.
b. Fungsi Metode Kisah
Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar bagi siswa berlatig
mendengar. Melalui mendengar anak akan memperoleh informasi tentang
pengetahuan, nilai dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk mananamkan
kejujuran, keramahan, ketulusan dan sifat lainnya dalam lingkungan keluarga,
sekolah maupun diluar sekolah.
Dengan menggunakan metode cerita memungkinkan anak akan
mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik dan juga kemampuan efektif
bagi masing-masing anak. Bila sering mendengan dengan baik maka ia akan
terbentuk menjadi pendengar pendengar yang kreatif dan kritis. Karena bercerita
itu menciptakan pengalaman belajar yang unik yang dapat menggetarkan perasaan
dan memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan keagamaan.3

D. Cara mengatasi Kekurangan Metode Kisah


1. Guru dapat menyimpulkan intisari cerita tersebut dan meminta siswa agar dapat
menyimpulkan isi dari cerita tersebut, dengan metode ini diharapkan bahwa siswa
dapat memahami isi cerita dan inti sari cerita tersebut dengan baik.
2. Guru membuat sesi tanya jawab agar siswa menjadi aktif.4

E. Langkah-Langkah Metode Kisah


1. Apersepsi
Guru dapat memberikan apersepsi yang menarik perhatian anak untuk
mendengarkan cerita. Misalnya guru menggunakan metode tanya jawab.

3
Ibid, H. 177
4
Nurhasanah Bakhtiar, Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum, (Yogyakarta : Aswwaja Pressido,
2013), H. 182

216
2. Penyajian
Guru dalam menyajikan cerita sejarah hendaknya menggunakan gaya bahasa
cerita, yaitu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Hendaknya guru menggunakan gaya bahasa yang menarik.
b. Penyajian sejarah hendaknya secara priodisasi, yang setiap priodenya
merupakan bagian yang tak terpisahkan dan diselingi dengan pertanyaan-
pertanyaan untuk memantapkan isi pokok dari masing-masing priode.
c. Menulis judul priode pada papan tulis sebelum atau sesudah penyajian.
d. Menulus nama-nama tokoh yang berperan dalam cerita yang diuranikan, agar
nama-nama tersebut menjadi ingatan pelajaran dan memudahkan mereka
mengingatkannya.
e. Dalam penyajian guru harus memperhatikan usaha mengkongkretkan
pengertian malalui mimic dan pantomimic agar tergugah perasaan siswa untuk
mencintai tokoh pemeran sejarah tersebut.
3. Korelasi
Menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah dengan
realitas kehidupan sekarang dan topik-topik pendidikan agama yang lain, ataupun
dengan bidang studi yang lainnya bila ada kesempatan.
Disamping itu guru juga harus mengaitkan sejarah dengan kehidupan modern,
guna menggerakkan kecendrungan yang kuat pada diri siswa untuk memiliki
semangat kehidupan masyarakat muslim yang sejahtera.
4. Kesimpulan
Guru menyuruh agar siswa-siswa mengulang cerita, dan menanyakan kepada
mereka peristiwa-peristiwa, priode demi priode. Setelah itu guru mencatat
dipapan tulis pokok-pokok kesimpulan dari setiap priode sebagai ihtisar. Dalam
hal ini termasuk rangkuman-rangkuman nilai-nilai luhur, moral dan ajaran-ajaran
yang terkesan dengan disertakan sedikit penjelasan tentang keteladanan serta
saran-saran yang berguna.
5. Evaluasi
Guru mengadakan diskusi dengan siswa mengenai semua materi yang baru
diberikan untuk mengetahui sampai dimana mereka dapat menguasai pelajaran,
atau dapat juga mereka disuruh menulis bagian-bagian pelajaran yang
mengandung nilai moral atau mendramatisasikan didepan kelas atau dipentas yang
tersedia atau menyuruh siswa menuliskan perasaan mereka terhadap tokoh sejarah

217
dan sejauh mana mereka terpengaruh denga kepribadian dan tingkah laku tokoh
tersebut. Dapat juga guru menyuruh beberapa siswa mengulang cerita tersebut
dalam bentuk yang baik yang dapat merangsang semangat kompetensi positif
dikalangan siswa sendiri.
6. Alat-alat Peraga
Hendaknya guru menyiapkan bermacam-macam alat peraga dan
menggunakannya bilamana perlu. Dalam menguraikan peristiwa Hijrah Nabi
misalnya, guru dapat menggunakan slide atau film kalau tersedia,
memperdengarkan rekaman tentang drama yang sering diputar dipemancar radio
pada hari-hari besar islam seperti maulid, hijrah ataupun Isra’Mi’raj. Mungkin
juga dapat diambilkan naskah/pita kaset dari pemancar-pemancar yang ada. Atau
salah seorang siswa disuruh merekamnya dari salah satu pemancar yang dapat
ditangkap di daerah tersebut.5

F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Metode Kisah


a. Tahap Perencanaan
1. Merumuskan rumusan yang harus dicapai.
2. Mempersiapkan alat bantu bila perlu.
3. Persiapkan langkah-langkah garis besar bercerita.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Memberikan pengantar pengajaran.
Sebelum guru berkisah, perlu menyusun rencana fokus yang
maksudnya untuk menarik perhatian anak-anak agar menyimak bahan kisah.
Ha lini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengenalkan tokoh-
tokoh.
2. Menyajikan bahan pengajaran.
Kisah yang disajikan oleh guru harus dipilih secara matang
berdasarkan pada bahan pelajaran. Kisah tersebut dapat berbentuk episode
atau secara kronologis dari mulai awal sampai akhir dari sebuah kisah. Yang

5
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan Interdisipliner),
(Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2009), H.71-71

218
penting dalam penerapan kisah tersebut benar-benar dapat menyentuh
kebutuhan kognitif, efektif dan psikomotorik anak.6
(Kisah Fatimah Az-Zaahra)
Fatimah Az-Zaahra binti Rasulallah SAW adalah putri bungsu Nabi
Muhammad SAW. Fatimah Az-Zaahra dilahirkan pada hari jum’at 20 Jumadi
Akhir, delapan tahun sebelum Hijrah di Mekkah. Ibunya adalah Khadijah binti
Khuwailid, istri pertama Nabi Muhammad SAW. Fatimah tumbuh besar
dibawah naungan wahyu ilahi, di tengah kancah pertarungan sengit antara
islam dan jahiliyah, dikala sedang hebatnya perjuangan para petisi iman
melawan penyembah berhala. Kelahiran Fatimah disambut gembira oleh
Rasulallah SAW dengan memberi nama Fatimah dan julukan Az-Zahra.
Selain mendapat julukan Az-Zaahra yang dimaknai cemerlang.
Fatimah juga mendapat gelar Al-Batuul artinya yang memusatkan
perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingannya dalam hal-hal keutamaan,
ilmu, akhlak, adab dan nasab.
Fatimah dibesarkan dibawah asuhan ayahnya. Fatimah adalah anak
yang paling dicintai Nabi SAW sehingga beliau bersabda : “ Fatimah adalah
darah dagingku, apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan apa
yang mengganggunya juga menggangguku.” (Ibnu Abdil Barr dalam “Al-
Istii’aab”). Beliau merupakan anak kesayangan Nabi Muhammad SAW. Hal
itu terbukti ketikan Fatimah Lahir, beliau sangat gembira dan kemudian
berkata kepada khadijah : “Wahai Khadijah sesungguhnya dia (Fatimah)
adalah manusia yang diberkati dan sesungguhnya Allah SWT. Memberi
keturunan darinya.” Fatimah pada masa kecilnya tinggal diMekkah bersama
ayah dan ibunya, jadi Fatimah telah mengetahui sejak kecil bagaimana
ayahnay mendapat perlakuan kasar dari kaum Quraisy.
Meningkat usia 5 tahun, beliau telah ditinggal pergi ibunya. Tidak
secara langsung beliau menggantikan tempat ibunya dalam melayani,
membantu dan membela Rrasulallah SAW, sehingga beliau mendapat gelar
Ummu Abiha yang artinya ibu dari ayahnya. Dan selama beliua masih kanak-
kanak, beliau juga telah dihadapkan kepada berbagai uji bobaan. Bahkan
dalam suatu riwayat Fatimah pernah melihat dengan langsung bagaimana

6
Muhammad Aabdul Qadir Muhammad, Metodologi Pengajaran Islam, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), H. 170-
172

219
kaum Quraisy memperlakukan ayahnya dengan kasar tanpa tata krama, tetapi
Nabi Muhammad SAW tetap sabar dan tabah atas prilaku kaum Quraisy.
Sementara orang-orang kafir Quraisy yang memperlakukan ayahnya secara
tidak baik tertawa merasa bangga dan puas atas perlakuan yang diberikan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Fatimah bangga karena mempunyai seorang ayah yang sabar dalam
menjalankan dakwah demi menegakkan agama Allah SWT. Dalam bimbingan
ayahnya yang sekaligus menjadi utusan Allah SWT, Fatimah menjadi seorang
wanita yang berbudi tinggi, ramah-tamah, sopan serta dapat membedakan
mana yang benar dan mana yang salah. Setelah ibunya meninggal, Fatimah
semakin tambah berbakti kepada ayahnya, maka tidak salah jika Nabi
Muhammad SAW begitu menyayanginya. Setelah Fatimah tumbuh menjadi
wanita dewasa, banyak dari sahabat Nabi SAW yang berupaya meminangnya.
Diantara nya ada Abu Bakar dan Umar. Rasulallah SAW menolak semua
pinangan mereka. Kepada mereka beliau berkata, ”saya menunggu keputusan
wahyu dalam urusannya (Fatimah).”
Kemudian Jibril datang untuk mengabarkan kepada Rasulallah SAW
bahwa Allah telah menikahkan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib. Tak lama
setelah itu, Ali datang menghadap Rasulallah dengan perasaan malu
menyelimuti wajahnya untuk meminang Fatimah. Sang ayah pun
menghampiri putri tercintanya untuk meminta pendapatnya seraya
mengatakan, “wahai Fatimah, Ali adalah orang yang engkau kenal
kekerabatannya, keutamaannya, dan keimanannya. Sesungguhnya aku telah
memohonkan kepada Tuhanku agar menjodohkan engkau dengan sebaik-baik
mahluk-Nya dan seorang pencinta sejati-Nya. Ia telah datang menyampaikan
pinangannya atasmu, bagaimana pendapat mu atas pinangan ini?” Fatimah
diam, lalu Rasulallah pun mengangkat suaraseraya bertakbir.
Acara pernikahan dilangsungkan dengan sederhana. Saat itu, Ali tidak
memiliki sesuatu yang bisa diberikan sebagai mahar kepada sang istri selain
pedang dan perisainya. Untuk menutupi keperluan mahar itu, ia bermaksud
menjual pedangnya. Tetapi Rasulallah SAW mencegahnya, karena islam
memerlukan pedang itu dan tidak setuju apabila Ali menjual perisainya.
Dengan mas kawin hanya 400 dirham, dia memulakan penghidupan dengan
wanita yang sangat dimuliakan Allah didunia dan diakhirat. Dan Ali pun

220
menikahi Fatimah, dengan menggadaikan baju besinya kepada Utsman bin
Affan, dan rumah yang semula ingin disumbangkan kepada kawan-kawan nya
tetapi Rasulallah bersikeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.
Bersuamikan Ali bukanlah satu kebanggaan yang menjanjikan harta,
karena Ali adalah salah seorang dari pada empat sahabat yang sangat rapat
dengan Rasulallah merupakan sahabar yang sangat miskin berbanding dengan
yang lain yaitu Abu Bakar, Umar bin Khataab dan Ustman bin Affan. 7
3. Sarana yang dipakai.
Dalam bercerita, maka sarana yang dipakai seharusnya disesuaikan
dengan bentuk atau kisah cerita yang dituturkan guru. Pada dasarnya ada
beberapa sarana yang bisa digunakan guru dalam hal ini yaitu bercerita dengan
menggunakan ilustrasi gambar, bercerita dengan membaca buku.
c. Tahap Evaluasi
1. Menarik kesimpulan dari cerita.
a. Fatimah seorang wanita yang sederhana.
Kesederhanaan Fatimah terlihat ketika dia telah menikah dengan Ali.
Seatu ketika Nabi berkunjung ke rumah Fatimah. Ketika itu Fatimah
kelihatan lelah dengan pekerjaan rumah tangganya. Beliau kemudia
memberi nasehar kepada Fatiamh, agar tetap menjalaninya dengan sabar
dan iklas, agar mendapat rahmad Allah SWT.
b. Fatimah seorang wanita yang jujur.
c. Gemar bersedekah.
d. Tidak mengenal putus asa.
Meskipun Fatimah hidup sederhana bahkan dikatakan hidup kekurangan
dia tidak pernah putus asa melainkan selalu berusaha untuk kuat.
e. Iklah dan tulus.
Ketika membantu orang lain dia selau iklas dan tulus. Dia selalu
mengedepankan kepentingan orang lain diatas kepentingan dia sendiri.
2. Diakhiri dengan pemberian tugas.
Diakhir pembelajaran atau bercerita guru memberikan tugas kepada siswa.
Guru mengadakan diskusi dengan siswa mengenai cerita yang baru
disampaikan untuk mengetahui sampai dimana mereka paham dengan cerita

7
Sibel Eraslan, Fatimah Az-Zaahra, (Jakarta : Kaysa Media, 2013), H. 5-48

221
tersebut, atau dapat juga mereka disuruh menulis bagian-bagian pelajaran yang
mengandung nilai moral atau mendramatisasikan didepan kelas atau dipentas
yang tersedia atau menyuruh siswa menuliskan perasaan mereka terhadap
tokoh sejarah dan sejauh mana mereka terpengaruh denga kepribadian dan
tingkah laku tokoh tersebut. Dapat juga guru menyuruh beberapa siswa
mengulang cerita tersebut dalam bentuk yang baik yang dapat merangsang
semangat kompetensi positif dikalangan siswa sendiri.8

KESIMPULAN

Metode mendidik dengan bercerita yaitu dengan mengisahkan


peristiwa hidup sejarah manusia masa lampau yang menyangkut ketaatannya
dan kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah dan larangan Tuhan yang
dibawakan Nabi atau Rasul yang hadis di tengah mereka. Metode kisah
terdapat di dalam Al-Qur’an yang tujuan pokok nya adalah untuk
menunjukkan fakta kebenaran . kebanyakan dalam surat Al-Qur’an terdapat
cerita tentang kaum terdahulu baik dalam makna sejarah yang positif maupun
negatif.

8
Op Cit, H. 173-175

222
MIFTAH KHOIRUL F (1711010096)

19. METODE CERAMAH (LAILATUL QODAR)

A. Pengertian malam lailatul qadar


Malam lailatul qadar adalah salah satu malam bulan Ramadan yang paling
agung derajatnya karena malam itu lebih baik dari seribu bulan (QS 97:3) menurut
beberapa sumber referensi terpercaya yaitu memiliki makna malam ketetapan (dalam bahasa
arab: َ‫) ليلة َالقدر‬. Lailatul Qadar atau Lailatul Qad'r merupakan salah satu malam penting yang
terjadi di sebuah malam pada bulan Ramadhan.
Beberapa pendapat meyakini bahwa terjadinya malam Lailatul Qadaradalah di saat-
saat 10 malam terakhir pada bulan Ramadhan, hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah yang
mengatakan : " Rasulullah ShallAllahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terkahir
bulan Ramadan dan beliau bersabda: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada
10 hari terakhir bulan Ramadhan" " (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)1
Dalam Al Qur'an dijelaskan mengenai makna serta keistimewaan dari Malam Lailatul
Qadar yaitu suatu malam yang dimana malam ini adalah merupakan malam yang memiliki
keutamaan dan keistimewaan yang luar biasa, yaitu malam yang lebih baik daripada 1000
bulan atau bisa juga dikatakan sebagai malam yang penuh kemuliaan. Mulia disini karena
memiliki pemahaman malam diturunkannya Al Quran yang memiliki kemuliaan, lewat
Malaikat yang juga memiliki kemuliaan yang diturunkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW seorang manusia yang paling mulia di muka bumi ini.
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bercerita kepada para sahabat
mengenai seorang Bani Israil yang sangat saleh. Dikisahkan bahwa Bani Israil tersebut telah
menghabiskan waktunya selama 1.000 bulan untuk berjihad fi sabilillah di jalan Allah. Saat
mendengar cerita dari Sang Baginda Rasulullah kemudian para sahabat pun merasa iri karena
mereka tak akan pernah bisa memiliki kesempatan untuk beribadah dalam kurun waktu
selama itu. Hal tersebut dikarenakan umur umat Nabi Muhammad jauh lebih pendek
dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya. Dalam riwayat yang lain pernah dikisahkan
bahwa Rasulullah pernah merenungi hal itu. Nabi Muhammad SAW pun bersedih hati karena

1
http://id.wikipedia.org/wiki/Lailatul_Qadar.

223
sangatlah mustahil jika umatnya dapat menandingi amal ibadah dari umat-umat terdahulu
yang bisa mencapai ratusan bahkan ribuan tahun.
Kemudian hadirlah Malam Lailatul Qadar yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
umat Nabi Muhammad pada sebuah malam di bulan puasa Ramadhan. (Maulana Muhammad
Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitab Fadha'il Ramadhan.). Menurutnya, Lailatul Qadar
adalah suatu malam dimana karunia Allah dengan segala kebaikan serta keberkahan
didalamnya.

B. Dalil Dasar Lailatul Qadar

Dalil dari Al-Quran dan hadits (sunnah) tentang malam lailatul qadar adalah sebagai
berikut:

- QS Al-Qadar 97:1-5

ُّ ‫)َتَن َّزل َالملئكة َو‬3(َ ‫)َوماَأدراك َماَليلة َالقدر َليَلة َالقدر َخير َمن َألف َشَه ٍر‬1(َ ‫إنَّاَأنزلناه َفيَليلة َالقدر‬
َ‫الروح َفيهاَبإذن‬
َ‫ربهمَمنَكلَأم ٍرَسلمَهيَحتَّىَمطلعَالفجر‬

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam


kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik
dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar.

- QS Al-Dukhan 44: 3-5

َ َ‫لَأمَ ٍرَحكيمٍ أم اراَمنََعندناَإنَّاَكنَّاَمرسلين‬


َُّ ‫إنَّاَأنزلناهَفيَليلةٍَ ُّمباركةٍَإنَّاَكنَّاَمنذرينَفيهاَيفرقَك‬

Artinya: sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan
yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah
Yang mengutus Rosul-rosul

224
- QS Al-Baqarah 2:185

َّ ‫ت َمن َالهَدى َوَالفرقَان َفمن َشهد َمَنكم َال‬


َ‫شهر َفليصمه َومن َكَان‬ ‫شهر َرمضان َالَّذي َأنزل َفيه َالقرآن َهد ا‬
ٍ ‫ى َللنَّاس َوبينا‬
َّ
َ‫واََّللا َعلىَما‬ َّ ‫مريضا اَأو َعلىَسف ٍر َفعدَّة َمن َأي ٍَّام َأخر َيريد‬
‫ََّللا َبكم َاليسَر َوَالَيريدَ َبكم َالعسرَ َولتكملواَالعدَّة َولتكبَر‬
َ‫هداكمَولعلَّكمَتشكرون‬

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

- QS Al-Thariq 86: 2-3

َّ ‫وماَأدراكَم‬
َ‫اَالطارقَالنَّجمَالثَّاقب‬

Artinya: tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (yaitu) bintang yang
cahayanya menembus.

10 (sepuluh) hari terakhir bulan Ramadan lebih spesifik lagi pada malam-malam ganjil bulan
Ramadan yaitu tanggal 21, 23, 25, 27, 29. Hal ini berdasarkan sebuah hadits riwayat Bukhari
& Muslim:

‫تحرواَليلةَالقدرَفيَالوترَمنَالعشرَاألواخرَمنَرمضان‬.

225
Artinya: Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan

Dari Ibnu Umar ra, ada beberapa orang sahabat Nabi Saw yang bermimpi bahwa
Lailaitul Qadar akan datang pada pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah
SAW bersabda: "Aku juga melihat ru'yah kalian pada tujuh malam terakhir bulan tersebut.
Maka barang siapa yang menginginkannya, dapatkanlah malam tersebut pada tujuh malam
terakhir"

Lailatul Qadar mempunyai kedudukan yang istimewa dalam Islam, karena malam
tersebut diakui sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam tersebut
turunlah para malaikat (termasuk malaikat Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Malam tersebut akan penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajar.

Seperti halnya kematian, malam Lailatul Qadar juga dirahsiakan


keberadaannya oleh Allah supaya manusia mempergunakan seluruh waktunya untuk
beribadah dan mengingatnya dengan tetap mempersiap diri setiap saat, selalu berbuat
kebaikan dan taat kepada Tuhannya.

"Aku juga melihat Lailatul Qadar dalam mimpi seperti kalian yaitu
pada tujuh malam terakhir" (dengan mempergunakan kalimat Tawaata'a). Hadis ini
bersamaan dengan sebuah hadis yang berbunyi: "Seseorang telah melihat malam Lailatul
Qadar pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan, maka Nabi bersabda: "Dapatkanlah
malam mulia itu, pada tujuh malam erakhir" (Dengan mempergunakan kata Ra'a). Riwayat
Muslim menyatakan bahwa Lailatul Qadar jatuh pada tujuh malam terakhir sedang riwayat
Bukhari ada yang melihat jatuh pada malam ketujuh dan ada yang melihat sepuluh terakhir.

Karena perbedaan kalimat pada kedua hadis tersebut (dalam riwayat Muslim
mempergunakan kalimat Tawata'a sedangkan riwayat Bukhori tidak mempergunakan kalimat
tersebut), timbullah perbedaan pendapat di antara para ulama dalam menentukan datangnya
malam Lailatul Qadar, ada yang mengatakan pada tujuh malam terakhir dan ada juga yang
mengatakan sepuluh malam terakhir. Padahal secara tidak langsung bilangan tujuh masuk ke
dalam sepuluh, maka Rasulullah pun menentukan bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada
tujuh malam terakhir, karena makna Tawaata'a pada hadis yang diriwayatkan Muslim
berarti Tawaafuq (sesuai atau sama).

226
Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuh di sini adalah tujuh
malam terakhir bulan Ramadhan. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Ali ra, bahwasanya
Rasulullah SAW

bersabda: "Dapatkanlah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir bulan


Ramadhan, seandainya kalian kehilangan hari-hari sebelumnya maka jangan sampai kalian
melewatkan malam-malam terakhir bulan tersebut"

Diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra, ia berkata, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
"Dapatkanlah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, apabila kalian
merasa lemah atau tidak mampu melaluinya maka jangan sampai kalian kehilangan tujuh
malam berikutnya" Dari berbagai versi hadis yang ada, telah terbukti bahwa Lailatul Qadar
jatuh pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam dua puluh dua
dan paling akhir jatuh pada malam dua puluh delapan, berdasarkan sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Bukhori dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Dapatkanlah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi
malam Lailatul Qadar sendiri jatuh pada malam ke sembilan, tujuh dan lima Ramadhan
(bilangan ganjil).

Dari riwayat hadis yang berbeda lahirlah pendapat para ulama yang beragam (tidak
kurang dari empat puluh pendapat). Malam Lailatul Qadar mempunyai ciri dan keistimewaan
tersendiri yang tidak dapat kita kenali kecuali setelah berlalunya malam tersebut.

Salah satu ciri atau keistimewaan tersebut adalah; terbitnya


matahari seperti biasa akan tetapi memancarkan cahaya redup (tidak bersinar terang seperti
biasa), berdasarkan sebuah hadis: dari Zur Bin Hubaisy, ia berkata: "Aku mendengar Ubay
Bin Ka'ab berkata: "Barang siapa yang bangun di tengah malam selama satu tahun ia akan
mendapatkan Lailatul Qadar" Ayahku berkata: "Demi Allah tidak ada Tuhan selain dia,
malam itu terdapat di bulan Ramadhan, demi Tuhan aku mengetahuinya, tapi malam
manakah itu? Malam dimana Rasulullah memerintahkan kita untuk bangun untuk beribadah.
Malam tersebut adalah malam ke dua puluh tujuh, yang ditandai dengan terbitnya matahari
berwarna putih bersih tidak bercahaya seperti biasanya".

Diriwayatkan dari Ibnu Khuzaimah dari hadis Ibnu Abbas: "Ketika


Lailatul Qadar pergi meninggalkan, bumi tidak terasa dingin, tidak

227
juga panas, dan matahari terlihat berwarna merah pudar" dan dari Hadits Ahmad: "Pada hari
itu tidak terasa panas ataupun dingin, dunia sunyi, dan rembulan bersinar" Dari hadis kedua
kita dapat menyimpulkan bahwa ciri-ciri tersebut hanya ada pada waktu malam hari.

Malam Lailatul Qadar bukanlah malam yang penuh dengan bintang yang bersinar
(sebagaimana diperkirakan orang) akan tetapi Lailatul Qadar adalah malam yang mempunyai
tempat khusus di sisi Allah. Dimana setiap Muslim dianjurkan untuk mengisi malam tersebut
dengan ibadah dan mendekatkan diri padanya.

Imam Thabari mengatakan: "Tersembunyinya malam Lailatul Qadar sebagai bukti


kebohongan orang yang mengatakan bahwa pada malam itu akan datang ke dalam
penglihatan kita sesuatu yang tidak akan pernah kita lihat pada malam-malam yang lain
sepanjang Tahun, sehingga tidak semua orang yang beribadah sepanjang tahunnya mendapat
Lailatul Qadar" Sedangkan Ibnu Munir mengatakan bahwa tidak sepantasnya kita
menghukumi setiap orang dengan bohong, karena semua ciri-ciri tersebut dapat dialami oleh
sebagian golongan umat, selayaknya karamah yang Allah berikan untuk sebagian hambanya,
karena Nabi sendiri tidak pernah membatasi ciri-ciri yang ada, juga tidak pernah menafikan
adanya karamah.

Ia meneruskan: Lailatul Qadar tidak selamanya harus diiringi


keajaiban atau kejadian-kejadian aneh, karena Allah lebih mulia kedudukannya untuk
membuktikan dan memberikan segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Sehingga ada
yang mendapatkan malam Lailatul Qadar hanya dengan beribadah tanpa melihat adanya
keanehan, dan ada sebagian lain yang melihat keanehan tanpa di sertai ibadah, maka
penyertaan ibadah tanpa disertai keanehan kedudukannya akan lebih utama di sisi Tuhan.

Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa salah satu ciri


datangnya malam Lailatul Qadar adalah melihat segala sesuatu yang ada di bumi ini
tertunduk dan sujud ke hadirat-Nya. Sebagian lain mengatakan pada malam itu dunia terang
benderang, dimana kita dapat melihat cahaya dimana-mana sampai ke tempat-tempat yang
biasanya gelap. Ada juga yang mengatakan orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar
dapat mendengar salam dan khutbahnya malaikat, bahkan ada yang mengatakan bahwa salah
satu ciri tersebut adalah dikabulkannya do'a orang yang telah diberikannya taufik.

C. Tanda-Tanda/Ciri-Ciri Lailatul Qadar

228
Setidaknya ada 4 (empat) tanda bahwa pada malam itu adalah malam lailatul
qadar yaitu:
1. Malam itu tidak panas dan tidak dingin.
2. Malam itu terang walaupun tanpa cahaya lampu.
3. Banyak malaikat pada malam lailatul qadar.
4. Matahari terbit pada pagi harinya sinarnya agak lemah.
Hal ini berdasar hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban:

‫َتصبحَالشمسَيومهاَحمراءَضعيفة‬،َ‫ليلةَالقدرَليلةَطلقةَالَحارةَوالَباردة‬

D. Amalan Pada Malam Lailatul Qadar


Apa yang sebaiknya dilakukan oleh seornag muslim pada malam lailatul qadar
adalah memperbanyak beribadah kepada Allah dengani'tikaf, shalat sunnah
seperti witir dan tahajud, membaca Quran dan berdzikir.

E. Fadhilah/Keutamaan Malam Lailatul Qadar


Allah Ta’ala telah memberikan kekhususan dan kemuliaan yang banyak
terhadap bulan Ramadhan serta mengutamakannya dari bulan-bulan yang lainnya. Di
dalamnya, Allah Ta’ala menurunkan Al-Quran Al-Karim sebagai petunjuk dan cahaya
bagi hamba-hambaNya. Allah Ta’ala menurunkannya di malam yang penuh
kemuliaan, yaitu malam Lailatul Qadar. Malam yang kedudukannya lebih baik dari
seribu bulan.
Allah Ta’ala berfirman:

ُّ ‫َتَن َّزل َالملئكةَو‬،‫َليلةَالقدرَخير َمنَألف َشه ٍر‬،‫َوماَأدراك َماَليلة َالقدر‬،‫إنَّاَأنزلناه َفيَليلة َالقدر‬
َ‫الروح َفيهاَبإذنَربهمَمن‬
َ‫َسلمَهيَحتَّىَمطلعَالفجر‬،‫كلَأم ٍر‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan


tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS Al-
Qadr [97]: 1-5)

229
Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Di antara keistimewaan malam Lailatul Qadar adalah:

1. Satu malamnya lebih baik dari seribu bulan


Maknanya adalah satu malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari 30.000 (tiga
puluh ribu) malam, atau setara dengan 83 (delapan puluh tiga) tahun lebih. Andai saja
kita dipanjangkan umurnya hingga mencapai 83 tahun, maka belum tentu kita bisa
menghabiskannya hanya untuk beribadah dan berbuat ketaatan kepada Allah. Oleh
karena itu, Lailatul Qadar merupakan kesempatan emas yang Allah Ta’ala berikan
kepada kita untuk meraih keutamaan yang agung dariNya.
2. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa, yang
dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah keutamaannya yang setara
dengan seribu bulan. Maka dari itu, amalan yang dikerjakan di malam tersebut lebih
baik dari amalan yang dikerjakan pada seribu bulan yang tidak ada malam Lailatul
Qadar-nya. (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, cetakan Ad-Dar Al-‘Alamiyyah,
halaman 1186.) Para malaikat turun pada malam Lailatul Qadar
Di malam Lailatul Qadar yang mulia, para malaikat turun dari langit
dikarenakan keberkahan yang begitu banyak yang terdapat pada malam itu. Para
malaikat turun bersamaan dengan turunnya keberkahan dan rahmat dari Allah,
sebagaimana juga mereka turun pada majelis-majelis dzikir dan halaqah Al-Quran.

3. Diselimuti kesejahteraan hingga fajar


Di dalam malam Lailatul Qadar terdapat begitu banyak kesejahteraan yang
akan senantiasa ada hingga tiba waktu fajar. Dan ini tentunya tidak terjadi di malam-
malam yang lainnya.
4. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah

Syaikh ‘Abdurrazaq Al-Badr hafidzahullah menjelaskan bahwa pada malam Lailatul


Qadar yang penuh berkah, Allah mentakdirkan apa-apa yang akan terjadi di tahun tersebut,
tentu semuanya dengan seizinNya. Maksud dari takdir di sini adalah takdir yang sifatnya
tahunan (taqdir sanawiy). Adapun takdir secara umum telah ditentukan dan dituliskan di
Lauhul Mahfudz sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Hal ini
sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih.
230
5. Shalat di malam Lailatul Qadar bisa menghapus dosa-dosa yang telah lalu

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ‫منَقامَليلةَالقدرَإيمانااَواحتسابااَغفرَلهَماَتقدَّمَمنَذنبَه‬

“Barangsiapa yang berdiri (untuk melaksanakan shalat) pada malam Lailatul Qadar
dengan penuh keimanan dan mengharap pahala (dari Allah), maka diampunilah dosa-dosanya
yang telah lalu.” (HR Al-Bukhari, no. 1901 dan An-Nasai, no. 2195)

6. Malam diturunkannya Al-Quran


Hal ini dijelaskan oleh Allah Ta’ala di beberapa ayat, di antaranya adalah
firmanNya:

َ‫إنَّاَأنزلناهَفيَليلةَالقدر‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan.” (QS


Al-Qadr [97]: 1)

Dan juga firmanNya:

َ‫إنَّاَأنزلناهَفيَليلةٍَ ُّمباركةٍَإنَّاَكنَّاَمنذرين‬

“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam yang diberkahi


dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS Ad-Dukhan [44]: 3)

Kapan Terjadinya Lailatul Qadar?

Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Hal ini
sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

َ‫تح َّرواَليلةَالقدرَفيَالعشرَاألواخرَمنَرمضان‬

“Carilah malam Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”
(HR Al-Bukhari, no. 2020 dan Muslim, no. 1169)

231
Lebih memungkinkan lagi terjadi pada malam-malam yang ganjil dari sepuluh malam
terakhir dari bulan Ramadhan, yaitu pada sembilan, tujuh, atau lima malam yang tersisa.
Namun perlu diperhatikan, bahwa Allah Ta’ala sengaja menyembunyikan (merahasiakan)
kapan waktu terjadinya Lailatul Qadar agar kita bersemangat dalam mencarinya. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫التمسوهاَفيَالعشرَاألواخرَمنَرمضانَليلةَالقدرَفيَتاسعةٍَتَبقىَفيَسابعةٍَتبقىَفيَخامسةٍَتبقى‬

“Carilah malam Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, yaitu
pada sembilan, tujuh, atau lima malam yang tersisa.” (HR Al-Bukhari, no. 2021 dan Muslim,
no. 1165)

Hikmah Dirahasiakannya Waktu Terjadinya Lailatul Qadar

Para ulama telah menjelaskan bahwa hikmah dari dirahasiakannya malam Lailatul
Qadar adalah agar kaum Muslimin bersungguh-sungguh dalam beribadah di seluruh malam
terakhir dari bulan Ramadhan tersebut, baik itu dalam mengerjakan shalat, membaca Al-
Quran, berbuat kebaikan, atau bentuk-bentuk ketaatan yang lainnya.

Jika seandainya waktu terjadinya Lailatul Qadar diberitahukan, maka manusia bisa jadi hanya
akan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu saja. Sedangkan di malam yang
lainnya, mereka akan malas-malasan dan tidak bersemangat.

Karena keutamaannya yang sangat agung, maka setiap dari kita hendaknya
bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mencari malam Lailatul Qadar ini. Sungguh
beruntung bagi mereka yang bisa menjumpai malam yang penuh kemuliaan ini, dan sungguh
merugi bagi mereka yang tidak bisa menjumpai malam tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:

َ َّ ‫َوالَيحرمَخيرهاَإ‬،‫َمنَحرَمهاَفقدَحرمَالخيرَكلَّه‬،‫شهرَقدَحضركمَوفيهَليلةَخيرَمنَألفَشه ٍر‬
َ‫الَمحروم‬ َّ ‫إ َّنَهذاَال‬

“Sesungguhnya bulan Ramadhan ini telah menghampiri kalian. Dan di dalamnya


terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang dari

232
menjumpainya, maka sungguh dia telah terhalang dari seluruh kebaikan. Dan tidaklah
terhalang dari menjumpainya kecuali orang-orang yang merugi.” (HR Ibnu Majah, no. 1644)

Doa ketika Menjumpai Malam Lailatul Qadar

Seorang Muslim disunnahkan untuk memperbanyak doa ketika dirinya menjumpai


malam Lailatul Qadar. Hal tersebut dikarenakan saat itu adalah waktu dikabulkannya doa.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya beliau
berkata:

َ‫ياَرسولَهللاَأرأيتَإنَوافقتَليلةَالقدرَماَأدعو؟َقال‬:

”Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai malam Lailatul Qadar, doa apa yang harus aku
baca?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ucapkanlah …

‫اللَّه َّمَإنَّكَعفوَتحبُّ َالعفوَفاعفَعني‬

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan menyukai maaf, maka
maafkanlah aku.” (HR Ibnu Majah, no. 3850)

Seperti disebut dalam hadits di atas, ibadah pada malam lailatul qadar akan dimaafkan
dosa-dosa di masa lalu. Yang dimaksud dosa masa lalu adalah dosa-dosa kecil. Sedang dosa-
dosa besar harus melalui prosestaubat nasuha.

Siapa yang mendapat pahala pada malam lailatul qadr?

Ada dua pendapat dalam masalah ini:

1.Yang dapat hanyalah yang beribadah di malam itu dalam keadaan dia mengetahui bahwa
malam itu adalah Lailatul Qadr. Ini adalah pendapat mayoritas ulama dan yang dikuatkan
oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar.

233
2. Pahala yang dijanjikan tetap akan didapatkan bagi orang yang beribadah di dalamnya
walaupun dia tidak mengetahui kalau malam itu adalah Lailatul Qadr. Ini adalah pendapat
Ath-Thabari, Al-Muhallab, Ibnul Arabi, dan sekelompok ulama lainnya.

hanya bersabda, “Barangsiapa yang melakukan qiyamullail pada Lailatul Qadr karena
iman dan mengharapkan pahala maka akan diampuni semua dosanya yang telah lalu.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) Jadi syaratnya hanya iman dan mengharapkan
pahala, beliau tidak mempersyaratkan orang itu harus tahu bahwa malam itu adalah Lailatul
Qadr.rYang kuat adalah pendapat yang kedua dan ini yang dikuatkan oleh Asy-Syaikh Ibnu
Al-Utsaimin. Karena Nabi [Lihat Al-Fath no. 2022, Subulus Salam: 4/192, dan Asy-Syarhul
Mumti’: 6/497]

F. Bacaan Doa Dzikir Untuk Malam Lailatul Qadar


Selain ibadah-ibadah yang disebut di atas Anda juga dapat berdoa apapun
dengan bahasa sendiri. Ada juga bacaan-bacaan doa khusus tuntunan dari Nabi
sebagai berikut:
DOA1:MOHON AMPUN

‫اللَّه َّمَإنَّكَعفوَكريمَتحبُّ َالعفوَفاعفَعني‬

DOA 2: MINTA REZEKI

َ
َ‫اللهمَإنَكانَرزقيَفيَالسماءَفأنزلهَوإنَكانَفيَاألرضَفأخرجهَوإنَكانَبعيداَفقربهَوإنَكانَقريباَفيسرهَوإن‬
‫كانَقليلَفكثرهَوإنَكانَكثيراَفباركَليَفيه‬

DOA 3:

َ
‫ َوغلبة َالدين َوقهر َالرجال‬،‫ َوالجبن َوالبخل‬،‫ َوالعجز َوالكسل‬،‫اللهم َإني َأعوذ َبك َمن َالهم َوالحزن‬

234
MIRA SUSANTI (1711010098)

20. METODE DEMONSTRASI (PUASA)

Pengertian Metode Demonstrasi

Ditinjau dari segi etimologi (bahasa) metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“methodos”, yang terdiri dari kata ”metha” yang berarti melalui atau melewati dan
“hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode mempunyai arti suatu jalan yang
dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang
telah ditentukan.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam
sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Suatu
strategi pembelajaran dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan
dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Peranan metode mengajar
sebagai alat untuk menciptakan proses belajar dan mengajar. Melalui metode diharapkan
tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik

sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Terciptanya interaksi edukatif ini, guru
berperan sebagai penggerak dan pembimbing. Sedangkan peserta didik berperan sebagai
penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan lebih baik jika peserta
didik banyak aktif dibandingkan dengan guru. Metode mengajar yang baik adalah metode
yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik.

Ada beberapa metode dalam pembelajaran. Salah satu metode yang digunakan adalah
metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang sangat efektif,
karena dapat membantu peserta didik untuk melihat secara langsung proses terjadinya
sesuatu. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau

235
benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai
penjelasan lisan.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar di mana seorang guru atau orang lain yang
sengaja diminta peserta didik sendiri memperlihatkan kepada seluruh anak di dalam kelas,
suatu kaifiyah melakukan sesuatu.

Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu
metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain bahkan murid sendiri
memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan atau jalannya suatu
proses perbuatan tertentu.

2. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar metode


demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah:

a. Perencanaan

Hal yang dilakukan adalah:

Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan
dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir.

Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.

Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.

Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah:

- Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik.

- Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap peserta
didik dapat melihat.

- Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.

Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.

b. Pelaksanaan

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

236
Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.

Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.

Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai


sasaran.

Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan


baik.

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang
apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan.

Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana
yang harmonis.

c. Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-
kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat
laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan
peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah sudah
berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.

Sedangkah langkah-langkah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

Persiapkan alat-alat yang diperlukan.

Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa yang akan
dikerjakan.

Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan, serta memberikan


penjelasan yang cukup singkat.

Guru mengulang kembali selangkah demi selangkah dan menjelaskan alasan alasan setiap
langkah.

Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri langkah demi
langkah dan disertai penjelasan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode demonstrasi

237
a. Kelebihan metode demonstrasi

Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, siswa disuruh langsung memperhatikan bahan
pelajaran yang dijelaskan.

Proses pembelajaran akan lebih menarik

Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan.

b. Kekurangan metode demonstrasi

Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

Memerlukan waktu yang banyak.

Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan.

Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan
waktu untuk mendemonstrasikan.

Dalam buku Ramayulis menyebutkan kebaikan dan kelemahan metode demonstrasi adalah
sebagai berikut:

a. Kebaikan Metode Demonstrasi

Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau ada peserta didik yang
diikutsertakan.

Pengalaman peserta didik bertamba.

Dapat membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang
disampaikan, karena peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi melihat dan
mempraktekkannya secara langsung.

Dapat memfokuskan pengertian peserta didik terhadap materi pelajaran dalam waktu
relatif singkat.

Dapat memusatkan perhatian anak didik.

238
Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit.

Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena mereka
ikut serta berperan secara langsung.

Menghindari "coba-coba/gagal" yang banyak memakan waktu belajar.

b. Kelemahan Metode Demonstrasi

Memerlukan waktu yang cukup lama, tempat dan peralatan yang cukup.

Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efektif.

Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama alat.

Membutuhkan tenaga dan kemampuan yang optimal dari pendidik dan peserta didik.

Bila peserta didik tidak aktif, metode demonstrasi tidak efektif.

demikianlah pembahasan artikel tentang Pengertian, Langkah-Langkah dan Kelebihan serta


Kekurangan Metode Demonstrasi. semoga bermanfaat.

Menjelaskan pada siswa tentang materi yang akan dipelajari secara singkat. Siswa
diminta untuk membaca buku pedoman materi puasa khususnya tentang:a.Definisi
PuasaKata puasa merupakan terjemahan dari bahasa Arab, yaitu Siyamyang artinya
“menahan diri”, tetapi oleh sebagian ulama tidak hanya diartikan “menahan diri” tapi
Siyamjuga dipahami sebagai “mengendalikan diri”. Menahan diri memiliki arti yang
lebih dekat dengan perilaku jasmani seperti makan dan minum, sedangkan
mengendalikan diri mencakup pembatasan perilaku seluruh anggotatubuh, hati dan
pikiran dari perbuatan dosa.Berdasarkan uraian di atas maka pengertian puasa adalah
ibadah dengan tidak makan dan tidak minum dari terbit fajar sampai terbenam matahari
karena Allah. Selanjutnya dalam berpuasa kita juga harus mengendalikan diri dari perbuatn
maksiat.b.Macam Puasa dan Hukum PuasaSebenarnya antara macam dan hukum puasa
itu berkaitan, karena kedudukan hukum puasa sekaligus dijadikan nama puasa itu
sendiri. Oleh karena itu nama dan hukum puasa dalam Maksum (2004: 91) dibagi menjadi
tiga, yaitu:

239
1)Puasa wajib

Puasa wajib merupakan puasa yang hukumnya wajib untuk dilaksanakan oleh umat
Islam.Dalam puasa wajib ada hal-hal yang harus diperhatikan,yaitu: Syarat puasa, Rukun
puasa, Hal-hal yang membatalkan puasa dan Sunah puasa.

2)Puasa sunah

Puasa sunah merupakan puasa yang jika dilaksanakan mendapatkan pahala, tetapi jika
ditinggalkan tidak apa-apa.

3)Puasa haram

Puasa haram merupakan hari-hari tertentu yang diharamkan menjalankan ibadah


puasa, misalnya pada tanggal 1 Syawal.

4)Rukun Puasa

Rukun puasa adalah hal-hal yang tidak boleh ditinggalkan pada saat menjalankan ibadah
puasa(Maksum, 2004: 89). Rukun puasa adalah sebagai berikut:

a)Niat, dilakukan pada malam hari menjelang besok puasa dan dilakukan sebelum fajar
terbit.

b)Menahan diri dari semua yang membatalkan puasa sejak dari terbit fajar sampai
terbenam matahari.

5)Syarat Sah

PuasaSyarat sah puasa adalah sesuatu yang harus dipenuhi agar puasa seseorang diterima
oleh Allah(Maksum, 2004: 88). Syarat sah puasa antara lain:

a)Islam

b)Mumayiz atau baligh

c)Suci dari haid dan nifas

d)Tidak pada hari yang dilarang puasa

240
6)Hal-hal Membatalkan Puasa

Beberapa hal yang membatalkan puasamenurut Maksum (2004: 90) antara lain:

a)Makan dan minum dengan sengaja

b)Nifas

c)Haid

d)Berubah akal (gila) mabuk, pingsan

e)Muntah dengan sengaja

f)Murtad (keluar dari Islam)

g) Hubungan suami istri saat puasa

Selanjutnya guru membagikan card questpada setiap siswa. Siswa diminta untuk
menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari atau dibaca. Card
questselanjutnya dikumpulkan dan dikocok untuk dibagikan kembali kepada siswa secara
acak. Siswa diberikan waktu untuk memikirkan dan menemukan jawaban dari
pertanyaan yang diperolehnya.Setiap siswa diberikan kesempatan untuk
menyampaikan jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya. Siswa lain yang tidak
menyampaikan jawaban diminta untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan pada
siswa yang sedang menyampaikan jawabannya, sehingga terjadi diskusi kelas.

Langkah-langkah pelaksanaan siklus Iterdiri atas:

1)Menjelaskan pada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2)Guru menerangkan materi definisi puasa, macam puasa, hukum puasa, rukun puasa, syarat
sah puasa dan hal-hal yang membatalkan puasasecara singkat.

3)Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membaca materi definisi puasa, macam
puasa,hukum puasarukun puasa, syarat sah puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa.

Guru memberikan evaluasi bersama dengan siswa tentang evaluasi proses dan hasil untuk
siklus.

241
KESIMPULAN

Metode demonstrasi adalah metode mengajar di mana seorang guru atau orang lain yang
sengaja diminta peserta didik sendiri memperlihatkan kepada seluruh anak di dalam kelas,
suatu kaifiyah melakukan sesuatu.

Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar metode demonstrasi
dapat dilaksanakan dengan baik adalah:

A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Evaluasi.

242
MUHAMMAD ZUBAIRI (1711010099)

21. METODE CERAMAH (IMAN KEPADA HARI KIAMAT)

1. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

Iman menurut bahasa adalah "Percaya atau Meyakini". Sedangkan hari akhir adalah
dimana seluruh alam semesta akan hancur, dan ketentuan itu sudah dirumuskan oleh Allah
SWT. Jadi beriman kepada Hari Akhir adalah meyakini dan mempercayai bahwasanya hari
akhir pasti akan tiba yang sesuai dengan keterangan-keterangan Allah melalui firman-firman
dalam Al-quran.

Beriman kepada hari akhir termaksud salah satu rukun yang ke enam, kita wajib
beriman pada suatu saat Allah akaan menentukan hari kiamat atau hari akhir, yakni
hancurnya alam semesta tanpaa ada yang ketinggalan sedikitpun, sebagai awaladanya alam
akhir. Sesuatu yang telah dijanjikan oleh Allah pasti adanya firman Allah dalam surat Al-
Haji ayat 7. yang atrinya : (Dan sesungguhnya hari kiamat pasti akan datangnya dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orng didalamkubur).

Hari kiamat adalah hari kebangkitan manusia dari kubur kemudian dihisab atau
dihitung amal perbuatan semasa hidupnya,amal baik memperoleh balasan baik, sedangkan
amal jahat memperoleh balasan siksa. Pada hari itu merupakan hari perhisapan dunia yang
sesudahnya tidak ada lagi dan sebagai awal hari akhirat yang ditunggu manusia, karena hari
akhir adalah hari kelanjutan dunia, kapanka hari kiamat itu? Sesungguhnya hanya Allah yang
maha mengetahui.

Kedahsyatan hari kiamat mampu meluluhkan segala yang ada dialam semesta ini. Al-
Quran telah memberikan gambaran dalam surat Al-qoriah ayat 1-4 : yang artinya : (Hari
Kiamat, apakah hari kiamat itu ? Taukah kamu apakah hari kiamat itu ? Pada hari itu
manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang
dihamburkan).

Setelah semua makhluk mati dan hancur, maka digantikanlah dengan alam lain yang
baru sama sekali, ssebagaimana disebut dalam Al-Quran surat Ibrohim Ayat 48,yang artinya
: ( Pada hari itu bumi diganti dengan bumi lain, dan demikian pula langit diganti dengan
langit yang lain. Mereka semuanya berkumpul (dipadang masyar) mengharap keadiran Allah
yang maha esa lagi maha perkasa).

2. Landasan Hukum Iman Kepada Hari Akhir

Surat Al-Baqarah ayat 177,yang artinya : Kebajikan itu bukan mengharapkan


wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sungguhnya kebajikan itu
ialah beriman kepada Allah, hari Akhir,Malaikat-Malaikat, Kitab-Kitab dan Nabi-Nabi
....(Al-Baqarah 2:177).

243
3. Hukum Beriman Kepada Hari Akhir

Beriman dengan hari akhir hukumnya wajib bagi setiap muslim karena merupakan
salah satu diantara enamrukun iman. Bahkan, di antara rukun iman yang ke enam, iman
kepada hari akhir merupakan salah satu yang banyak dibicarakan didalam ayat-ayat
makkiyah dan yang banyak didakwahkan oleh Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam di
awal-awal masa kenabian beliau. Hal tersebut menunjukan bahwa keimanan kepada hari
akhir merupakan hal yang sangat penting dan paling mendasar di dalam Isalam. Terdapat
banyak sekali ayat yang menyatakan wajibnya beriman dengan hari akhir. Bahkan di dalam
banyk ayat pula, Allah menyebutkan keimanan kepada Allah dari keimanan kepada hari
akhir secara bergandengan. Semisal dalam surat An Nisa` ayat 62, Allah berfirman (yang
artinya), " Dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, orang-orang itu lah yang akan Kami berian kepada mereka
pahala yang besa". Digandengkan keimanan kepada Allah dan keimanan kepada hari akhir
menunjukkan betapa pentingnya keimanan kepada hari akhir di dalam Islam.

4. Hal-hal Yang Berhubungan dengan Hari Akhir

Macam-Macam Hari Akhir dan Tanda-tandanya

a. Kiamat Sugra (Kiamat Kecil)

Yaitu kehancuran, kematian, atau berakhirnya kehidupan setiap makhluk yang


bernyawa. Firman Allah SWTdalam surat Ar-Rahman ayat 26-27 : Artinya :
" Semuayang ada di bumi akan biasa, dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan."

Tanda-tanda kiamt sugra (kecil), yang sebagian di antarnya sudah tampak dalam
kehidupan sekarang ini :

1. Ajaran islamkurang diperhatikan dan bahkan ditinggalkan oleh kaum


Muslim.

2. Jumlah ulama (ahli agama) yang sesungguhnya semakin sedikit, sebaliknya


banyak orang yang mengaku ulama dari menyesatkan umat.

3.Perzinahan dilakukan terang-terangan dan sudah menjadi suatu kebiasaan


masyarakat luas.

4. Begitu pula mabuk-mabukkan yang banyak dilakukan seolah bukan


perbuatan yang diharamkan.

` 5. Jumlah wanita semakin lebih banyak dibandingkan dengan pria, dan


mereka sudah tidak malu berpakaian setengah telanjang.

6. Banyak wanita yang berdandan berpenampilan seperti pria, begitu


sebaliknya.

244
7. Umat manusia berloma menumpuk kekayaan denganjalan yang tidak halal
serta maraknya praktek riba.

8. Para orang tua menjadi budak dan perlakukan sewenang-wenang oleh anak-
anaknya.

9. Semakin banyak fitnah yang menimpa umat islam.

10.Sering terjadi becana alam, pembunuhan dan peperangan.

11. Banyaknya perceraian.

12. Bermewah-mewah dalam membangun masjid sementara jamaahnya


sedikit,serta saling membanggakan keindahan masjid.

b. Kiamat Kubra (kiamat besar)

Yaitu peristiwa besar atau hancur binasanya alam semesta beserta isinya (makhluk)
sebagai awal dimulainya kehidupan akhirat. Kiamat pasti terjadi tetapi tidak
seorang pun mengetahui waktu terjadinya kiamat, termaksud para nabi dan rasul-
Nya karena kiamat itu didatangakan secara tiba-tiba dan hanya Allah SWT yang
mengetahuinya Firman Allah SWT dalam surat Al-A'raf ayat 187 : Artinya
:"Mereka menanykan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, "Bilakah
terjadinya?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada
sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannyaa.
selain Dia. Kiamat itu amat berat (bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat
itu tidak akan datang kepadanya, melaikan dengan tiba-tiba.

Tanda-tanda kiamat kubra (besar)

1. Waktu berputar semakin cepat,sehingga setahun terasa sebulan,sebulan


terasa seminngu.

2. Matahari terbit disebelah barat.

3. Keluarnya Dajjal,yaitu sosok pembohong yang menutupi kebenaran.

4. Adanya Ya'juj dan Ma'jul, yaitu segolongan umat manusia yang


mempunyaikekuatan besar dan berpikiran sesat.

5. Turunya Iman Mahdi ke dunia untuk meluruskan syari'at Islam dan


menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah saw.

6. Turunya Nabi Isa as, dari langit yang akan memperjuangkan kebesaran
bersama Imam Mahid. Dialah yang menumpas Dajjal serta mengajak
manusia mengesahkan Allah swt dan menyambah-Nya.

7. Hilangnya Al-Quran dari mashaf san hati umat manusia hingga hilang
pedoman.

245
Tanda-tanda kecil datanya hari kiamat secara umum datang lebih dahulu dari
tanda- tanda besar, sertaa sebagiannya sudah terjadi. Jika tanda-tanda besar muncul
telah muncul satu, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya,yaitu yang pertama
kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat. Demikianlah kita sebagai umat
manusia hendaknya mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan taat dan takwa
kepada Allah swt, karena bagaimanapun juga tanda-tanda kecil datangnya kiamat
telah banyak terjadi daan itu manusia sadar dan bertaubat.

5. Perilaku Yang Mencerminkan Pada Hari Akhir

1. Menjadikan seorang lebih meyakini adanya kehidupan berikutnya (kebangkitan).

2. Meyakini bagian-bagian dari peristiwa hari akhir, seperti adanya hisab


(perhitungan), mizan (timbangan amal), surga dan nerakasebagai konsekuensi
sebagai manusia untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatan-perbuatannya
selama hidup di dunia.

3. Memberi dorongan untuk bersikapdisiplin, taat, dan patuh menjalankan perintah


Allah dan menjauhi larangan-Nya serta takut terhadap azab Allah.

4. Mendorong untuk selalu berbuat baik (beramal saleh) karena semua amal perbuatan
manusia selama hidup didunia akan mendapatkan balasan.

5. Iman kepada hari akhir akan memiliki nilai positif bagi hidup dan kehidupan
manusia di dunia melalui kesadarannya untuk beperilaku sebagai berikut :

1). Selalu bertindak hati-hati dengan mendasarkan kesdaran yang tinggi dan
iman yang lebih sesuai dengan ajaran islam.

2). Selalu berdisiplin dan memathui ajaran agama Allah, karena mengetahui
segala perbuatan akan selalu dipantau, dicatat, dan diperhitungkan pada
pengadilan akhirat kelak.

3). Memiliki pandangan hidup optimis dan raja ataupenuh pengharapan bahwa
kelak Allah pasti kan memberi balasan yang setimpal atas perbuatan
manusia sesuai dengan janji-Nya.

4). Memiliki dorongan untuk merasakan kenikmatan dan merasakan siksaan


adanya gambaran surga dan neraka akan membuatnya selalu ingin
melaksanakan kebaikan dan tidak melaksanakan dosa dan kemaksiatan.

5). Menyadarkan manusia dari sifat lupa diri terhadap kesenangnya dunia dan
berusaha menyelaraskan kebutuhan duniawih dan ukhrawi.

246
6). Menghilngkan sifat egois dan berusaha memupuk sifat sosial agamis, yakni
mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi atau
berbuat demi kemaslahantan teman.

6. Hikmah Iman Kepada Hari Akhir

1. Memperoleh ketentraman dan ketenangan.

2. Memperoleh keyaakinan bahwa Allah SWT akan membalas segala perbuatan


manusia, baik maupun buruk.

3. Berperilaku baik.

4. Berani dalam membela kebenaran dan rela berkorban.

5. Tidak iri terhadap kenikmatan orang lain.

6. Terhindar dari sifat tamak, rakus dan kikir.

KESIMPULAN :

a. Iman kepada Hari Akhir adalah meyakini dan mempercayai bahwanya hari akhir
pasti akan tiba yang sesuai dengan keterangan-keterangan Allah melalui firman-
firmannya dalam Al-Quran.

b. Tanda-tanda hari akhir :

1. Matahari terbit dari arah barat.

2. Turunya Imam Mahdi.

3. Datanya Dajjal.

4. Turunya Nabi Isa AS.

c.Peristiwa sesudah hari akhir

1. Adanya masyar dan hisab

2. Shirod (jembatan).

3. Surga dan Neraka.

d. Fungsi iman kepada Hari Akhir

1. Berlaku seimbang antara dunia dan akhirat.

2. Harapan memperoleh keadilan yang hakiki.

3. Mencegah orang berbuat maksiat.

247
e. Balasaan orang taqwa, sabar dan beramal sholeh adalah Surga, sedangkan balsan
orang yang berbuat dosa adalah Neraka.

248
MUHAMMAD SARKONI (1711010100)

22. METODE KISAH (KHALID BIN WALID)

1. Meneladani Silsilah dan Kepribadian Khalid bin Al-Walid Dengan Menggunakan


Metode Al-Kisah
1.1 pengertian metode Al-Kisah
metode kisah disebut juga dedngan metode cerita yakni cara mendidik dengan
menggunakan bahasa, baik baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan
dari sumber pokok sejarah islam, yakni Al-Qur’an dan Sunnah.
Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi
pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu
hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah merupakan
salah saru metode yang mashur dan terbaik, sebab kisah ini mampu menyentuh jiwa
jika didasarkan oleh ketulusan hati yang mendalam.1
Metode kisah atau cerita adalah pendidikan dengan membacakan sebuah cerita
yang mengandung pelajran baik. Dengan metode ini, peserta didik dapat menyimak
kisah-kisash yang diceritakan oleh guru, kemudian mengambil cerita tersebut.2
1.2 Langkah-Langkah meetode kisah/sejarah
Seorang guru dalam mengajarkan sejarah dapat mengikuti prosedur berikut:
1. Apersepsi
Guru dapat memberikan apaersepsi yang menarik perhatian anak untuk
mendengarkan cerita. Misalnya guru menggunakan metode tanya jawab.
2. Penyajian
Guru dalam menyajikan cerita sejarah hendaknya menggunakan gay bahasa cerita,
yaitu iya harus memperhatikan hal-hala sebagai berikut:
a. Hendaknya guru menggunakan gaya bahasa yang menarik.
b. Penyajian sejarah hendaknya secara periodisasi, yang setiap periodenya
merupaka bagian yang tak terpisahkan dan diselingi dengan pertanyaan-
pertanyaan untuk memantapkan isi pokok dari masing-masing periodenya.
c. Menulis judul periode pada papan tulis sebelum atau sesudah penyajian.

1
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam,( ciputat pers:jakarta,2002),hlm. 160
2
Nurhasanah Bakhtiar, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum,(Aswaja, Pressindo: Yogyakarta,
2013 ),hlm. 182

249
d. Menuliskan nama-nama tokoh yang berperan dalam cerita yang diuraikan,
agar nama-nama tersebut menjadi igatan pelajar dan memudahkan mereka
mengingatnya.
e. Dalam penyajian guru harus memperhatikan usaha mengkongkretkan
pengertian melalui mimic dan meneladani tokoh pameran sejarah tersebut.
3. Korelasi
Menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah dengan realisasi
kehidupan sekarang dan topik-topik pendidikan agama yang lain, ataupun dengan
bidang studi lainya bila ada kesempatan.
Disamping itu, guru juga harus mengaitkan sejarah dengan kehidupan modern,
guna menggerkkan kecenderungan yang kuat pada diri siswa untuk memiliki
semangat kehidupan masyarakat muslim yang sejahtera.
4. Kesimpulan
Guru menyuruh agar siswa-sisswa mengulang cerita, dan menyakan kepada
mereka peristiwa-peristiwa, periode demi periode. Setelah itu guru mencatat di
papan tulis pokok-pokok kesimpulan dari setiap periode sebagi intisar. Dalam hal
ini termasuk rangkuman-rangkuman nilaai-nilai luhur, moral, dan ajaran-ajaran
yang berkesan dengan disertakan sedikit penjelasan tentang keteladanan serta
saran-saran berguna.
5. Evaluasi
Guru mengadakan diskusi dengan siswa mengenai semua materi yang baru
diberikan untuk mengatahi sampai dimana mereka dapat menguasai pelajaran,
atau dapat juga mereka disuruh menulis bagian-bagian pelajaran yang
mengandung nilai moral, atau mendramatisirkan di depan kelas atau di pentas
yang tersedia, atau menyuruh siswa menuliskan perasan mereka terhadap tokoh
sejarah dan sejauh mana mereka terpengaruh dengan kepribadian dan tingkah
laku tokoh tersebut. dapat juga guru menyuruh beberapa siswa mengulangi cerita
tersebut dalam bentuk yang baik, yang dapat merangsang semangat kompetisi
positif di kalangan siswa sendiri.
6. Alat peraga

Hendaknya guru menyiapkan bermacam-macam alat peraga dan


menggunakannya bilaman perlu, dalam mengiuraikan peristiwa hijrah nabi
misalnya, guru dapat menggunkan slide atau film kalu tersedia memperdengarkan

250
rekaman tentang drama yang sering diputar di pemancara radio pada hari-hari
besar islam seperti maulid, hijrah ataupun isra’mi’ raj. Mungkin juga dapat
diambilkan naskah/pita kaset dri pemancar-pemancar yang ada. Atau salah
seorang siswa disuruh merekamnya dari salaha satu pemancar yang dapat
ditangkap di daerah tersebut.3

1.3 kelebihan dan kekurangan metode kisah


kelebihan metode kisah yaitu antara lain:
1. guru mudah menguasai kelas.
2. guru dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam waktu yang relative.
3. mudah menyiapkannya.
4. mudah melaksanakannya.
5. dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah banyak.

Adapun kekurangan nya antara lain:

1. siswa terkadang terbuai dengan jalnnya cerita sehingga tidak dapat megambil
intisarinya.
2. Hanya guru yang pandai bermain kata-kata atau kalimat.
3. Menyebabkan siswa pasif karena guru aktif.
4. Siswa lebih cenderung hafal isi cerita daripada intisari cerita yang dituturkan.
Untuk mengatasi kekurangan dalam pembelajaran dengan metode alkisah
tersebut ada dua cara yang dapat di lakukan oleh guru:
1. Guru dapat menyimpulkan intisari dari cerita tersebut dan meminta siswa agar
dapat menyimpulkan isi carita tersebut, dengan metode ini diharapkan bahwa
dapat memahami isi cerita dan intisari cerita tersebut dengan baik.
2. Gurudapat mebuat sesi tanya jawab agar mebuat siswa menjadi aktif.
Untuk pengamplikasiannya disini pemakalah telah mencantumkan kisah
sahabat Nabi yakni panglima perang Khalid Bin Walid diharapkan agar gur dapat
menyampaikan kisah keteladanan Khalid Bin Walid dengan memperhatikan
l;anglah-langkah dengan menggunakan metode Al-kisah.

1.4 Silsilah Khalid bin Al-Walid

3
M.Arifin ,Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teorotis Dan Prkatis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner), (Pt Bumi Aksara:Jkarta 2009), Cet.IV,Hlm.71-72.

251
Khalid bin Al-Walid lahir di Mekkah. Ia berusia 27 tahun saat penngutusan
Rasulullah SAW. Ayah Khalid bernama Al-Walid bin Al-Mughirah. Ibunya bernama
Lubabah Ash-Shughra binti Al-Harits dari Bani Hilal bin Amir. Nasabnya, Khalid bin
Al-Walid bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqzhah bin
Murrah, pada nasab Murrah ini bertemu dengan Rasulullah SAW. Ia dijuluki dengan
nama Abu Sulaiman dan juga dengan nama Abu Walid.
Khalid bin Al-Walid lahir di Makkah. Ketika pengutusan Rasullah SAW, ia
berusia dua puluh tahun. Menurut Ibnu Asakir dalam Tarikh-nya menyebutkan bahwa
Khalid bin Al-Walid seumuran dengan Umar bin Khattab. Khalid bin Walid sendiri
merupakan paman Umar bin Khattab dari pihak ibu.
Keluarga Khalid bin Al-Walid memiliki kedudukan penting dan terhormat di
kalangan suku Quraisy. Mereka termasuk dalam kabilah Bani Makhzum. Ketika Islam
datang dan umat Islam tersebar untuk berjihad, maka Bani Makhzum berpindah ke
berbagai daerah seperti Syam, Mesir, dan Bisyah. Di Bisyah, Bani Makhzum hidup
selama beberapa lama dan bersamaan dengan berjalannya waktu nama mereka
berubah menjadi Khalid bin Al-Walid. Hal ini bukanlah sesuatu yang aneh. Sebab
banyak dari kabilah-kabilah Arab dipanggil dengan sosok yang terkenal di antara
mereka.
1.5 Kepribadian Khalid bin Al-Walid
Sebagai seorang komandan, Khalid bin Al-Walid belum pernah kalah semasa
hidupnya. Ia memiliki keistimewaan berupa kegeniusannya, pengalamannya dalam
berperang, mampu merumuskan strategi perang yang terprogram baik, mampu
mempertimbangkan dan menimang kekuatan musuhnya, mengintai situasi dan kondisi
medan tempur, perang gerilya, melancarkan serangan dan kemudian melarikan diri,
menghancurkan kekuatan pasukan musuh, mampu mengendalikan jalannya
peperangan, dan mengarahkannya demi kepentingannya dalam waktu singkat
sehingga mampu menghancurkan kekuatan musuh dengan leih cepat, hingga musuh-
musuhnya meyakini bahwa Khalid bin Al-Walid memiliki pedang dari Allah SWT
untuk berperang dan meraih kemenangan.
Di antara faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian Khalid bin Al-Walid adalah bahwasanya ia hidup dalam komunitas
masyarakat dan kabilah Arab yang kuat. Sebab ayahnya Khalid, Al-Walid bin Al-
Mughirah Al-Makhzumi pernah memimpikan untuk dapat meraih penghargaan dan
penghormatan dari masyarakat Arab di mana apabila nabi umat ini berasal dari salah

252
satu kedua pemimpin Arab terkemuka di Mekkah dan Tha’if. Maksud salah satu dari
kedua tokoh utama Arab adalah Al-Walid bin Al-Mughirah dari Mekkah atau Urwah
bin Mas’ud Ats-Tsaqafi dari Tha’if. Hal itu sebagaimana yang dikemukakan oleh para
pakar safir. 4
2. Khalid bin Al-Walid Saat Sebelum Masuk Islam dan Sesudah Masuk Islam
2.1. Khalid bin Al-Walid Sebelum Masuk Islam
Khalid bin Al-Walid sudah menjadi panglima perang bahkan sebelum masuk
Islam. Perang Uhud menjadi perang pertama Khalid bin Al-Walid sebagai komandan
perang pasukan Suku Quraisy melawan kaum muslimin. Pada awalnya kemenangan
berada di tanagan kamu muslimin. Akan tetapi, ketika pasukan muslimin
menyimpang dan melawan perintah Rasulullah SAW dan berani meninggalkan
posisi-posisi strategis mereka untuk mengejar kaum Quraisy, maka hanya Rasulullah
SAW beserta tiga puluh sahabat yang senantiasa menemani Rasulullah SAW dan
enggan untuk bergabung dengan orang-orang yang tergiur dengan harta rampasan
perang dan penjarahan.
Di antara ketiga puluh sahabat tersebut adalah para sahabat yang paling dekat
dengan Rasulullah dan mengikutnya, ialah Abu Bakar Ash-Shidiq, Ali bin Abi
Thalib, Sa’ad bin Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah, Abdurrahman bin
Auf, Abu Dujanah, dan Mush’ab bin Umair. 5
Khalid melakukan penyergapan bersama beberapa pasukan kavaleri kaum
Quraisy dan berhasil menguasai posisi-posisi pasukan pemanah umat Islam. Pasukan
kavaleri kaum Quraisy pun mulai menyerang umat Islam. Tak segan-segan, Abu
Sufyan dan Khalid bin Al-Walid mengambil keputusan untuk memperkuat tekanan
terhadap Rasulullah SAW dan membunuhnya jika dimungkinkan. Oleh karena itu,
sejumlah pasukan infranti dari kaum uraisy yang kuat merangsek maju dan
menyerang Rasulullah SAW hingga para sahabat yang berupaya melindungi beliau
dipaksa untuk bertempur dengan sengit dan totalitas di tengah-tengah kerumunan
mereka.
Ketika pasukan utama umat Islam melarikan diri ke daratan tinggi, maka
sebagian besar kamu Quraisy sibuk dnegan rampasan perang dari para syahid umat
Islam. Sedangkan umat Islam yang melindungi Rasulullah SAW tidak mendapati
kaum Quraisy di dekat mereka. Melihat jalan sepi dari pasukan Quraisy, maka

4
Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Ath-Thabari, dan Tafsir Al-Qurthubi
5
Khalid bin Al-Walid: Panglima yang Tak Terkalahkan, hlm. 168.

253
Rasulullah SAW menarik diri bersama pasukannya menuju celah yang membelah
lembah. Hanya sebagian kecil dari pasukan Quraisy yang mengejar beliau. Akan
tetapi, para sahabat menghadang mereka dan membunuh satu atau dua orang dari
mereka.
Khalid bin Walid juga melihat pergerakan Rasulullah SAW bersama para
sahabat beliau menuju celah di pegunungan. Akan tetapi, ia tidak berupaya
menghadangnya. Sebab ia sibuk mengejar pasukan umat Islam dari divisi infranti. 6
Begitulah Rasulullah SAW tidak mendapatkan kesulitan berarti untuk mencapai
tempat di celah perbukitan itu. Begitu pulalah Khalid bin Al-Walid mengubah
kekalahan kaum Quraisy menjadi sebuah kemenangan atas kaum Islam. Kekalahan
ini pun harus ditelan oleh umat muslim.
2.2. Khalid bin Al-Walid Sesudah Masuk Islam
Diceritakan bahwasanya pada peristiwa Umrah Qadha, Khalid bin Al-Walid
tidak berada di Mekkah ketika Nabi bersama para sahabatnya masuk ke Mekkah
untuk melaksanakan umrah sesuai perjanjian Hudaibiyah. Nabi menanyakan Khalid
kepada saudaranya yang telah masuk Islam, Al-Walid lalu meninggalkan surat untuk
Khalid di mana isi surat itu kelak berpengaruh pada keislaman Khalid. Setelah
menerima surat dari Rasulullah, Khalid memutuskan untuk mendatangi Rasulullah
SAW dengan maksud memeluk agama Islam. Ia menggunakan pakaian terbaiknya
untuk bertemu dengan Nabi. Mendengar Khalid ingin masuk Islam, Rasulullah
sangat gembira. Beliau lalu mengucapkan salam kenabian dan kalimat syahadat
yang diikuti oleh Khalid dengan wajah yang cerah.
Khalid mendatangi Rasulullah dan masuk Islam di Madinah pada bulan Shafar
tahun 8 H. Sejak islamnya Khalid, ia selalu mengikuti musyawarah-musyawarah
dengan Rasulullah mengenai urusan-urusan yang dihadapi. 7
Perang Mu’tah ialah perang pertama Khalid sebagai tentara umat Islam. Dalam
perang ini, Khalid belum diangkat menjadi panglima oleh Rasulullah SAW. Perang
ini disebabkan oleh dibunuhnya salah satu utusan Rasulullah ke negeri Romawi
yakni Al-Harits untuk menyeru mereka masuk Islam. Ketika Al-Harits singgah di
Mu’tah, ia dihadang oleh salah seorang panglima Kaisar Romawi dari suku
Ghassasinah. Ia dibunuh dan surat dari Rasulullah disobek-sobek. Rasulullah yang
mendengar utusannya dibunuh murka. Beliau lalu mempersiapkan 3000 pasukan

6
Khalid bin Al-Walid: Panglima yang Tak Terkalahkan, hlm. 173.
7
Ibid

254
Islam ke Mu’tah untuk memerangi orang-orang Romawi dan Ghassasinah.
Rasulullah mempercayakan panji perang kepada tiga orang dan menjadikannya
komandonya secara berurutan. Rasulullah bersabda, “Jika Zaid bin Haritsah terluka,
maka digantikan Ja’far bin Abi Thalib, lalu Abdullah bin Rawwahah.”8
Mereka disambut pasukan Heraklius yang merupakan gabungan dari pasukan
Romawi dan Masyarif. Dua pasukan bertemu dan terjadilah pertempuran yang sengit
antara kedua belah pihak. Panglima pasukan Islam yang pertma terbunuh dalah Zaid
bin Haritsah dalam kondisi maju ke depan. Kemudian Ja’far bin Abi Thalib dengan
kdua tangannya yang terputus. Disusul Abdullah bin Rawwahah yang mengambil
bendera dan maju menaiki kudanya untuk melanjutkan peperangan hingga ia gugur.
Kabar gugurnya ketiga panglima ini telah terlebih dahulu diketahui oleh Rasulullah
melalui wahyu dari Allah. Beliau mengabari para sahabat bahkan sebelum utusan
datang untuk mengabari wafatnya mereka bertiga. Air mata Rasulullah menetes
melihat ketiga panglima pasukan Islam itu gugur.
Mengetahui bahwa ketiga komando pasukan Islam telah gugur, Khalid bin
Walid mengambil bendera sekaligus mengambil alih komando pasukan. Ia ingin
menyelamatkan pasukan Islam dengan taktik yang bisa mempertahankan
eksistensinya dan pamornya. Khalid mendapatkan solusi dengan menarik mundur
pasukan Islam pasukan setelah menakut-nakuti pasukan musuh dengan mengelabui
mereka dengan datangnya bala tentara baru yang dikirim. Khalid terus bertahan
sampai malam hari dan menggunakan kesempatan gelapnya malam untuk
menyerang pusat-pusat pasukan musuh.
Rasulullah diperlihatkan oleh Allah SWT adegan Perang Mu’tah ini, lalu beliau
naik ke atas mimbar guna mendoakan gugurnya ketiga panglima perang pasukan
Islam serta mendoakan kemenangan Khalid. Dalam doanya, Rasulullah bersabda,
“Ya Allah, sesungguhnya Khalid adalah pedang dari pedang-pedang-Mu, maka
tolonglah ia.” Sejak saat itulah, Khalid dijuluki sebagai Saifullah atau Pedang Allah
yang Terhunus Terhadap Musuh.
Berkat do’a Rasulullah dan kecakapan Khalid dalam mempimpin, pasukan
Islam menang besar dalam Perang Mu’tah. Pasukan Islam yang berjumlah 3.000
orang menang melawan pasukan musuh yang berjulah 200.000 orang. 9
3. Khalid bin Al-Walid pada Masa Rasulullah SAW

8
HR. Al-Bukhari dan Muslim
9
Khalid bin Al-Walid: Panglima yang Tak Terkalahkan, hlm. 263.

255
Khalid bin Al-Walid turut serta menemani Rasulullah dalam penaklukan Kota
Mekkah. Rasulullah menyerbu Mekkah bukan hanya semata-mata untuk merebut
kekuasaan dari kaum Quraisy. Melainkan karena kaum Quraisy sendiri telah melanggar
Perjanjian Hubaidiyah pada 8 H. Pasukan Islam memasuki Kota Mekkah dari segala
penjuru dan tidak mendapati perlawanan yang berarti dari kaum Quraisy kecuali di daerah
Khandmah. Di sana Ikrimah bin Abi Jahal dan Shafwan bin Umayyah memimpin orang-
orang-orang kecil Quraisy untuk melakukan perlawanan terhadap pasukan Islam. Mereka
memerangi pasukan di bawah pimpinan Khalid bin Al-Walid. Meskipun Khalid adalah
teman dekat Ikrimah dan Shafwan, Khalid tetap memerangi pasukan mereka dengan
sengit sehingga pasukan Quraisy menderita kekalahan telak. Dengan takluknya Mekkah
ini, Rasulullah dapat masuk ke dalam dengan keadaan yanga aman, tenang, dan menang.
Setelah menaklukan Kota Mekkah, Rasulullah mengutusa Khalid bin Al-Walid
untuk menghancurkan berhala Al-Uzza yang disembah oleh kaum musyrik Mekkah pada
zaman Jahilliyah. Berhala itu dihancurkan pada tanggal 25 Ramadhan 8 H. 10
Lalu, Rasulullah mengirimkan pasukan ke kabilah-kabilah yang tinggal di dekat
Mekkah untuk menyeru mereka memeluk Islam. Khalid bin Al-Walid ditugaskan untuk
mempimpin pasukan ke daerah Tihamah sampai selatan Mekkah. Dalam perjalanannya,
Khalid berjumpa dengan kabilah Jadzimah. Keduanya terlibat cekcok karena ketika
Khalid menyeru untuk meletakkan senjata mereka karena orang-orang telah masuk Islam,
kabilah Jadzimah menolak untuk meletakkan senjata. Penolakan ini dianggap sebagai
isyarat bahwa kabilah Jadzimah telah keluar dari Islam sehingga Khalid menyerang
kabilah ini sampai beberapa diantaranya mati terbunuh. Padahal kenyataannya kabilah
Jadzimah tidaklah murtad. Bani Jadzimah hanya tidak mempercayai ucapan Khalid yang
notabene adalah mantan panglima perang Quraisy. Untuk menembus kesalahan Khalid,
Rasulullah mengirim Ali untuk membayarkan denda bagi keluarga mereka yeng terbunuh
dan ganti rugi bagi harta mereka yang rusak.
Perang Hunain termasuk perang yang diikuti oleh Khalid bin Al-Walid bersama
Rasulullah SAW. Perang ini terjadi setelah peristiwa Fathu Mekkah. Khalid berada paling
depan di barisan depan pasukan berkuda Bani Sulaim yang berjumlah ratusan semenjak
keluar dari Mekkah. Khali bin Walid tetap bersama Bani Sulaim hingga tiba di Thaif.
Lalu, sesampainya di Thaif, ia menantang dari pasukan musuh untuk berduel dengannya
satu lawan satu. Hingga ia menyerukan untuk ketiga kalinya, tidak ada yang berani

10
Tarikh Ath-Thabari

256
melawan Khalid. Hal ini karena Khalid bin Al-Walid terkenal akan ketangkasannya
dalam berduel. Umar bin Khattab pun pernah kalah saat berduel melawan Khalid ketika
muda dulu.
Perang terakhir yang diikiuti oleh Khalid bersama Rasulullah SAW ialah Perang
Tabuk. Dalam perang ini, Rasulullah mengutus Khalid untuk menawan seorang
pemimpin daerah di sekitar Tabuk bernama Ukaidar bin Malik yang berasal dari
Daumatal Jandal. Khalid menangkap Ukaidar dan dijaganya jangan sampai terbunuh
hingga ia dapat membawanya kepada Rasulullah SAW untuk menaklukan Daumatul
Jandal. Rasulullah membuat perjanjian damai dengan penduduk Daumatal Jandal dengan
membayar sejumlah denda. Khalid lalu membawa Ukaidar dan keluarganya keluar
menemui Rasulullah. Rasul kemudian juga membayar jizyah dan menjaga nyawa mereka.
Rasulullah SAW kemudian mengutus Khalid bin Al-Walid di bulan Rabi’ul Awal 10
H ke Bani Al-Harits bin Ka’ab di Najran. Rasulullah memerintahkan Khalid untuk
menyeru mereka masuk Islam dan menunggu mereka selama tiga hari sebelum
memerangi mereka. Para penduduk Najran menerima seruan Khalid ini dan masuk Islam.
Mereka diajarkan tentang Islam, Al-Qur’an, dan sunnah Nabi oleh Khalid sebagaimana
yang diperintahkan oleh Rasulullah.
Khalid bin Al-Walid menghadap kepada Nabi Muhammad SAW bersama dengan
delegasi-delegasi lain dalam misi pasukan sariyah (pasukan penyeru Islam). Pertemuan
ini menandakan berakhirnya misi pasukan sariyah dan selesailah tugas-tugas Khalid bin
Al-Walid di masa Rasulullah SAW.

4. Khalid bin Al-Walid pada Masa Abu Bakar Ash-Sidiq


4.1. Perang Melawan Orang-orang Murtad dan Nabi Palsu
Dalam perjalanannya sebagai Pedang Allah yang Terhunus, Khalid telah
melawan banyak orang-orang yang murtad pasa masa Abu-Bakar, salah satunya
berasal dari kabilah Bazzakhah. Khalid tinggal di Bazzakhah selama satu bulan guna
menjalankan tugas dari Abu Bakar untuk menumpas kemurtadan di sana. Selama
sebulan itu, ia melakukan pencarian, pengejaran, dan strelisasi wilayah untuk
menangkap orang-orang yang memberontak, memerangi kaum muslimin, dan
memperlihatkan kemurtadan mereka di depan kaum muslimin. Di antara mereka ada
yang dihukum dibakar hidup-hidup, dilempari batu, dan sebagian lagi dilemparkan

257
dari tebing-tebing curam di pegunungan. Semua hukuman ini terpaksa diterapkan,
supaya orang-orang Arab yang murtad jika mendengar berita ini, mereka dapat
mengambil pelajaran.11
Khalid juga menumpas beberapa nabi palsu pada masa Khalifah Rausyidin
pertama ini, salah satunya ialah Thulaihah Al-Asadi. Thulaihah ini bersembunyi di
belakang Bani Asad dan Bani Ghaftan. Ia mengirim pasukan kepada Bani Jadilah,
Bani Al-Ghauts, dan Bani Thayyi untuk menyeru mereka supaya mengikuti
ajarannya dan meninggalkan Islam. Dengan segenap keuletannya, Khalid melawan
pergerakan Thulaihah sampe akar-akarnya. Ia membuat Thulaihah bertaubat dan
masuk Islam kembali sedangkan para pengikutnya sebagian mengikuti Thulaihah
untuk kembali memeluk Islam sebagian tidak.
Selain menumpas Thulaihah, Khalid bin Al-Walid atas perintah Abu Bakar
Ash-Sidiq menumpas nabi-nabi palsu lain yang mulai muncul pada abad itu. Mereka
adalah Ummu Zumal Salamah binti Malik bin Khudzaifah, Sajah binti Al-Harits, dan
Musailimah Al-Khadzdzab. Khalid juga berhasil menumpas orang-orang yang tidak
mau membayar zakat, kemurtadan penduduk Bahrain, Oman, dan Mahrah Yaman.
4.2. Penaklukan Khalid bin Al-Walid Terhadap Negeri-negeri Persia dan Irak
Khalid memiliki peranan penting dalam ekspansi wilayah Islam pada masa
Abu Bakar Ash-Sidiq. Ia ditunjuk langsung oleh Abu Bakar untuk menyeru
masyarakat Irak agar masuk Islam. Apabila mereka menolaknya, mereka harus
membayar jizyah atau diperangi. Ketika Khalid telah sampai di Al-Hirah dan
menyampaikan maksudnya kepada masyarakat di tempat itu. Mereka memilih untuk
tetap berada di agama mereka dan membayar jizyah sebesar 90.000 dirham.
Khalid lalu menyerang Irak yang berada di bawah kekuasaan Persia melalui
daratan tingginya dari selatan Irak. Hal ini tidak pernah diperhitungkan oleh bangsa
Persia karena biasanya apabila Persia diserang maka penyerangnya melalui jalur
utara. Hal ini difaktori oleh keadaan geografis daerah selatan yang sudah dilalui dan
bangsa Persia sendiri meremehkan kekuatan bangsa Arab. Mereka menganggap
bangsa Arab adalah bangsa yang hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya dan tidak memiliki pengalaman di bidang peperangan dan pengaturan
pasukan.

11
Khalid bin Al-Walid: Panglima yang Tak Terkalahkan, hlm. 410.

258
Khalid bin Al-Walid juga menggunakan taktik perang yang sangat cepat
sehingga mengejutkan bangsa Persia yang telah maju. Perjalanan perang yang
biasanya dicapai delapan malam dari Al-Mashikh ke Ats-Tsina menjadi satu malam
saja oleh pasukan Islam. Ia juga menggunakan taktik baru dalam peperangan, yaitu
dengan menyembunyikan sebagian pasukan. Ketika pasukan Persia dan Islam
bertempur dan semangat kedua pasukan mulai terkuras habis, Khalid berisyarat
kepada kedua pasukan yang bersembunyi untuk menyerang pasukan Persia dari
belakang. Ini adalah kemenangan besar pasukan Islam.
Selain perang yang diceritakan di atas, Khalid juga berperan pada perang-
perang lain seperti Perang Dzatussalasil, Perang Al-Midzar, Perang Alais dan Sungai
Darah, Penaklukan Al-Anbar dan Perang Dzatul Uyun, Perang Ain At-Tamar, Perang
Daumatul Jandal, Perang Al-Hashid dan Al-Madhih, serta Perang Al-Firadh.
4.3. Khalid bin Al-Walid dalam Menaklukan Syam
Sebelumnya Syam masih berada di bawah kekuasaan Byzantium. Setelah
kemenangan besar pasukan Islam di bawah pimpinan Khalid atas pasukan Persia,
Abu Bakar mengirim Khalid bin Al-Walid untuk menyeru masyarakat Syam
memeluk Islam.
Sebelum mengirim Khalid, Abu Bakar telah mengirim pasukan-pasukan di
bawah pimpinan komandan perang lainnya seperti Abu Ubaidah, Amru bin Al-Ash
dan Syarahbil bin Hassanah.12 Namun, pasukan yang dibawa keduanya hanyalah
berjumlah 24.000 pasukan. Itu tidaklah cukup untuk melawan Romawi yang telah
bersiaga dengan 120.000 pasukan. 13Maka, Amru bin Al-Ash mengirim surat kepada
Abu Bakar untuk meminta bantuan pasukan. Khalifah Abu Bakar lalu mengirim bala
bantuan sebesar 9.500 pasukan di bawah pimpinan Khalid bin Al-Walid. Beliau juga
memerintahkan Khalid untuk menjadi pemimpin umum pasukan Islam jika ia sudah
bergabung dengan pasukan Islam lainnya di Syam.
Ketika pasukan Islam dan Romawi berhadapan, kedua pasukan sudah
mencoba jalan perdamaian. Pasukan Romawi diwakili oleh Mahan berkata. “Kami
telah mengetahui bahwa yang membuat kalian keluar dari negri kalian adalah
kepayahan dan kelaparan. Maka kita berdamai saja, aku akan memberikan sepuluh
dinar, makanan, serta minuman setiap tahunnya kepada kalian. Silakan kembali ke

12
Syarahbil Hassanah dijukuli Katib Rasulullah (juru tulis Rasulullah)
13
Al-Bidayah wa An-Nihayah

259
negara kalian.” Khalid yang menganggap perkataan Mahan sebagai sebuah hinaan
lalu menolak perdamaian dan memutuskan untuk perang.
Perang di antara keduanya tidak dapat dihindari, pasukan Islam berjuang mati-
matian menghadapi tentara Romawi yang menyerang laksana gunung roboh. Dalam
mengahadapi Romawi, Khalid menggunakan strategi perang yang belum pernah
diterapkan oleh orang-orang Arab. Khalid membagi pasukannya menjadi 36-40
batalion. Setiap batalion memiliki seribu orang dan satu pemimpin batalion. Khalid
juga menempatkan kaum perempuan di barisan terakhir. Hal ini dilakukan supaya
tentara Islam yang mundur dari pertempuran akan malu melihat kaum perempuan
bertempur sehingga ia kembali ke tempatnya dan melanjutkan pertempuran.
Saat Perang Yarmuk ini sedang panas-panasnya, Khalid mendapatkan surat
dari Hijaz yang berisi bahwa Abu Bakar Ash-Sidiq telah meninggal dan digantikan
oleh Umar bin Khattab. Di surat itu pula berisi perintah Umar untuk menggantikan
Khalid dengan Abu Ubaidah. Khalid menyimpan surat itu di tabung tempat anak
panahnya dan berencana memberitahu pasukan Islam setelah perang selesai. Langkah
Khalid ini dilakukan untuk mencegah perpecahan tentara Islam saat perang.
Setelah tentara Romawi perlahan mundur dari pertempuran, pasukan Islam
mulai bergembira. Khalid menghabisi semua pasukan Romawi yang berusaha untuk
kabur. Hal ini dilakukan agar tidak ada serangan susulan dan pasukan Islam bisa
merasakan kemenangan penuh.
Kegembiraan yang diperoleh kaum muslimin atas kemenangan Perang
Yarmuk setimpal dengan kesedihan mereka atas meninggalnya Abu Bakar Ash-
Sidiq. Namun demikian, kaum muslimin telah mendapat gantinya dari Allah SWT
yaitu Umar bin Khattab. Setelah kemenangan di Yarmuk ini, Khalid kembali ke
posisinya semula yaitu menjadi tentara Islam di bawah pimpinan komandan perang
Abu Ubaidah.
5. Khalid bin Al-Walid pada Masa Umar bin Khattab
“Aku tidak akan mengangkat Khalid bin Al-Walid untuk mengemban tugas
selamanya,” ialah perkataan pertama yang Umar bin Khattab katakan setelah
menjadi khalifah. Dengan ini, Umar telah mencopot kedudukan Khalid di Perang
Yarmuk sebagaimana yang telah disebutkan. Beliau juga telah mengambil separuh
harta Khalid.
5.1. Khalid dan Penaklukan Damaskus 13 H

260
Terjadi perdebatan di antara komandan pasukan Islam mengenai cara
penaklukan Damaskus. Hal ini karena pasukan Islam di bawah pimpinan Khalid
menyerang Damaskus melewati tembok pagar di malam hari dan berhasil
menaklukan mereka. Sedangkan Abu Ubaidah yang merupakan pemimpin pasukan
Islam secara umum telah berhasil menaklukan lewat gerbang depan dengan cara
perdamaian.
Para pemimpin tentara Islam bermusyawarah untuk menentukan bagaimana
kemenangan atas Damaskus didapatkan, apakah melalui pertempuran Khalid bin Al-
Walid atau melalui perdamaian Abu Ubaidah. Setelah perselisihan pendapat, mereka
sepakat bahwa setengah Damaskus dikuasai dengan cara perdamaian dan setengah
lainnya dikuasai melalui pertempuran. Sehingga masing-masing kelompok memiliki
apa yang sudah ada di tangan mereka dengan kemenangan yang diraihnya.
5.2. Sepak Terjang Khalid bin Al-Walid saat dan pasca Perang Yarmuk
Kegeniusaan Khalid bin Al-Walid dalam Perang Yarmuk telah diakui oleh
para ahli sejarah. Khalid telah sukses memadamkan api pemberontakkan orang-orang
murtad, menyerang pukulan telak ke jantung pasukan musuh, menyatukan
kepemimpinan pasukan Islam di Syam dalam menyerang Romawi, kemudian
memukul mundur mereka jauh hingga perbatasan mereka sendiri. Sepak terjang
Khalid dalam mengepung, menghindar, dan berdamai dimaksudkan untuk
menghancurkan kekuataan musuh yang sulit dihancurkan. Sepak terjang inilah yang
layak dicatat sebagai ‘Langkah-langkah Khalidisme’.
Langkah Khalidisme yang diperankan oleh Khalid pasca Perang Yarmuk di
medan-medan pertempuran di Syam adalah di Maraj Romawi dan Qansarin.
Kehebatan Khalid ini bukan berarti mengharamkan tangan-tangan lain untuk
berjuang demi Islam. Sesungguhnya Islam tidak akan kuat hanya bertumpu dengan
satu tangan Khalid tanpa peran tangan-tangan yang lain, betapapun kuat satu tangan
ini dalam keunggulan dan superiornya.14
5.3. Perang Qansarin
Setelah Abu Ubaidah menguasai Homsh, maka ia mengutus Khalid bin Al-
Walid berangkat ke Qansarin. Mendengar berita ini, pasukan Romawi menghasut
penduduk Qnasarin untuk memerangi Khalid dan pasukannya. Pertempuran tk dapat
dihindari. Khalid melawan penduduk Qansarin dan berhasil membunuh para pejuang

14
‘Aqbariyah Khalid bin Al-Walid,Abbas Mahmud Al-Aqqad

261
Qansarin. Khalid juga berhasil membunuh pemimpin pasukan Romawi di Qansarin
yaitu Mitas.
Melihat kenyataan ini, para penduduk pedalaman Qansarin meminta berdamai
dengan Khalid. Ketika Khalid menerima uzur mereka, mereka bergeas pergi ke Al-
Balad lalu membentuk benteng-benteng pertahanan dan berlindung di sana. Mereka
senantiasa bertahan di sana sampai Allah membukakan Al-Balad untuk kaum
muslimin setelah Khalid mendobrak pertahanan mereka secara paksa. Pada tahun ini,
Heraklius menarik prajuritnya meninggalkan Syam menuju daerah Romawi.
Abu Ubaidah kemudian meninggalkan Khalid untuk menjadi pemegang
otoritas pemerintahan Qansarin yang masih di bawah Homsh. Abu Ubaidah sendiri
ialah pemegang otoritas pemerintahan di Homsh. Misi penempatan Khalid bin Al-
Walid di Qansarin adalah untuk mengawasi pergerakan Romawi di wilayah utara.
5.4. Pencopotan Khalid bin Al-Walid dari Wali Qansiran
Umar bin Khattab mengeluarkan keputusan pemecatan Khalid dari Wali
Qansarin setelah mendengar kabar bahwa Khalid telah membagi-bagikan harta
kepada Al-Asy’ats bin Qais dari harta ghanimahnya. Abu Ubaidah diperintahkan
untuk memberhentikan Khalid dari jabatannya, menggabungkan wilayah Khalid ke
wilayah kekuasaannya dan mengambil septuh harta Khalid.
Abu Ubaidah mengumpulkan orang-orang dan mengambil posisi di atas
mimbar dengan Khalid bin Al-Walid berada di depannya. Ia bertanya kepada Khalid,
"Wahai Khalid, apakah kamu memberinya uang sepuluh ribu dirham itu dari hartamu
sendiri atau dari harta yang kamu peroleh dari harta yang dibawa musuh yang kamu
musuh?" Khalid tidak langsung menjawabnya, ia terdiam hingga Abu Ubaidah harus
mengulangi pertanyaannya beberapa kali. Hingga Bilal bin Rabah mendekati Khalid
dan mengambil topi tanda jabatannya seraya berkata, "Apakah harta itu dari hartamu
sendiri atau harta yang kamu peroleh dari harta yang dibawa musuh yang kamu
bunuh?"
Khalid menjawab, “Tidak! Bahkan ia dari hartaku sendiri.”
Meskipun itu merupakan hartanya sendiri, Khalid tetap melepaskan atributnya
dan mengikuti perintah Amirul Mukminin Umar bin Khattab untuk mundur dari
jabatannya. Khalid lalu pergi ke Qansarin untuk berpamitan dengan para pekerja di
sana.
Pada tahun 15 H, Umar menetapkan program penggajian pegawai pemerintah
dan pahlawan Islam. Gaji mereka berbeda-beda tergantung markas tugasnya dan

262
jasanya. Gaji mereka yang telah memeluk Islam setelah Perjanjian Hubaidiyah
mendapat 3.000 dirham/tahun. Sebesar itulah gaji yang diperoleh Khalid. Memang
gaji itu cukup untuk menghidupi keluarga sederhana. Akan tetapi, keluarga Khalid
bukanlah keluarga yang sederhana, ia memiliki sekitar 40 anak. Hal itu membuatnya
pindah ke Homsh yang mana biaya hidupnya lebih murah. Khalid membeli rumah di
sana dan menetap sampai akhir khayatnya.
6. Wafatnya Khalid bin Al-Walid
Setelah memeluk Islam, Khalid mengikuti banyak peperangan demi mendapatkan
kesyahidan. Namun Allah SWT berkata lain, Khalid selalu selamat dari pertempuran
yang ia lewati.
Khalid pernah dilengserkan dua kali. Pertama, ketika ia sedang memimpin Perang
Yarmuk. Umar bin Khattab melengserkan Khalid dari posisinya sebagai komandan
pasukan menjadi tentara biasa. Kedua, ketika Khalid menjadi wali di Qansarin. Umar bin
Khattab melengserkan Khalid dari jabatannya. Setelah dilengserkan, Khalid hidup di
Homsh bersama keluarganya. Khalid hidup di Homsh kurang lebih empat tahun sebelum
ajal menjemput.
Khalid bin Al-Walid wafat pada tahun 21/22 H dalam usia 58 tahun. Sebagai
Panglima Islam yang tak pernah terkalahkan semasa hidupnya, kematian Khalid cukup
mengherankan. Hal ini dikarenakan ia wafat di atas tempat tidurnya sedangkan para
pahlawan lain banyak yang mati syahid di medan pertempuran. Di dalam tubuh Khalid,
tak ada bagian yang selamat dari luka. Itu menunjukkan banyaknya perang yang pernah
Khalid ikuti.
Khalid adalah orang pertama yang berhasil mengalahkan tentara Islam saat Perang
Uhud. Khalid juga orang pertama yang telah berhasil menundukkan dua kekaisaran
agung, Byzantium dan Persia. Strategi perang dan gerakan militernya ialah hasil
pertimbangan dan pemikiran yang matang. Hampir seluruh pertempurannya menjadi
referensi dalam seni memimpin pertempuran terutama pertempuran Uhud, Yarmuk, Al-
Waljah, Al-Mushikh, Ajnadin, dan Yarmuk.
Khalid menderita sakit ketika berumur 58 tahun. Ia senantiasa berbaring di atas
tempat tidurnya. Hingga sahabat lamanya datang menjenguk Khalid yang sedang sakit
dan sedih karena Khalid merasa ia telah gagal meninggal dengan syahid di jalan Allah.
Sang sahabat lama pun berkata, “Wahai Khalid, kamu harus tahu bahwasanya pada saat
Rasulullah SAW memberimu julukan dengan sebutan Pedang Allah, sesungguhnya itu
menjadi ketetapan bagimu untuk tidak meninggal di medan perang. Seandainya engkau

263
meninggal di tangan orang kafir, maka itu artinya pedang Allah telah berhasil dipatahkan
oleh musuh Allah, dan itu tidak akan mungkin terjadi.”
Penafisran teman lamanya itu membuat Khalid tenang demikian pula dengan orang-
orang yang merasa heran mengapa Khalid tidak memperoleh kematian syahid. Ketika
Khalid meninggal, tidak ditemukan banyak hal di rumahnya selain seekor kuda, senjata,
dan seorang budak yang ia miliki. Khalid mengutus Umar bin Khattab sebagai orang yang
bertanggung jawab melaksanakan wasiatnya. 15
7. Keturunan Khalid bin Al-Walid
Seperti yang telah disebutkan bahwasanya Khalid memiliki banyak anak, hampir 40
anak atau bahkan lebih. Namun sayangnya, banyak di antara mereka yang meinggal
karena wabah penyakit yang menimpa Homsh. Orng yang pertama kali menggulirkan isu
tentang keterputusan keturunan Khalid adalah Mush’ab bin Abdullah bin Al-Mush’ab bin
Az-Zubair. Ia mengatakan keturunan Khalid telah musnah, tidak satupun dari mereka
yang tersisa dan Ayyub bin Salamah mewarisi rumah Khalid yang ada di Madinah. 16
Selain Mush’ab, beberapa ahli sejarah juga berpikir demikian. Di antaranya
Abdullan bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah Al-Muqaddasi. Muncul juga
pendapat ahli sejarah yang lain yang isinya sama, yaitu Ibnul Atsir.
Persoalan tidak berhenti sampai disitu, mereka bahkan sampai menyebutkan
bahwasanya Khalid bin Al-Walid tidak memiliki keturunan dan itu merupakan sebuah
kezhaliman yang dilakukan terhadap Khalid.
Hal ini jelaslah salah karena seperti yang telah diketahui sejarah bahwasanya Bani
Khalid terkenal akan kesuburannya. Ayah Khalid, Al-Walid juga memiliki 10 anak laki-
laki dan 10 anak perempuan. Bani Khalid juga dikenal sebagai Bani dengan jumlah
keluarga paling banyak di Syam. Jadi, ialah hal yang tidak mengherankan apabila Khalid
memiliki banyak keturunan dan mengatakan bahwa Khalid tidak memiliki keturunan
merupakan pezhaliman. Bahkan menyebutkan jika keturunan Khalid telah meninggal
semua juga merupakan penyimpangan karena pada faktanya, anak-anak Khalid ada yang
masih hidup bahkan setelah wabah penyakit melanda. Mereka adalah Abdurrahman,
Abdullah, Sulaiman, dan Muhammad.

KESIMPULAN

15
Tarikh Ath-Thabari
16
Nasab Quraisy, Mush’ab bin Abdullah Az-Zubairi

264
Beliau adalah panglima tentara Islam yang tidak pernah terkalahkan semasa
hidupnya. Khalid bin Al-Walid lahir dari suku Quraisy di Mekkah. Ia dibesarkan dengan
kondisi lingkungannya yang keras sehingga secara alami membentuk kepribadian militer.

Khalid adalah orang pertama yang bisa mengalahkan pasukan Islam saat
Perang Uhud terjadi. Beliau masuk Islam akan kehendaknya sendiri setelah menerima
surat dari Rasulullah SAW. Setelah itu, Khalid berjuang di agama Allah dengan
mengikuti berbagai pertempuran untuk mencari kesyahidannya. Namun Allah
berkehendak lain, Khalid bin Al-Walid, Sang Pedang Allah Yang Terhunus
meninggal dalam keadaan sakit di atas tempat tidurnya di Homsh pada usia 58 tahun.

265
MUKHAMMAD SHIDDIQ (1711010102)
23. METODE DEMONSTRASI ( HAJI )
Metode demonstrasi. yah,, metode demonstrasi ini sudah sangat populeh,sudah
banyak digunakan oleh guru-guru pada saat mengajar di kelas, adapun lebih jelasnya silahkan
baca artikel dibawah ini. Ditinjau dari segi etimologi (bahasa) metode berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “methodos”, yang terdiri dari kata ”metha” yang berarti melalui atau melewati
dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode mempunyai arti suatu jalan yang
dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah
ditentukan.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam sistem
pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Suatu
strategi pembelajaran dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan
hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Peranan metode
mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar dan mengajar. Melalui metode
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik sehubungan dengan kegiatan
mengajar guru. Terciptanya interaksi edukatif ini, guru berperan sebagai penggerak dan
pembimbing. Sedangkan peserta didik berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan lebih baik jika peserta didik banyak aktif dibandingkan
dengan guru. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan
belajar peserta didik.

Ada beberapa metode dalam pembelajaran. Salah satu metode yang digunakan adalah
metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang sangat efektif,
karena dapat membantu peserta didik untuk melihat secara langsung proses terjadinya
sesuatu. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai penjelasan lisan.

266
Metode demonstrasi adalah metode mengajar di mana seorang guru atau orang lain
yang sengaja diminta peserta didik sendiri memperlihatkan kepada seluruh anak di dalam
kelas, suatu kaifiyah melakukan sesuatu.

Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu
metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain bahkan murid sendiri memperlihatkan
kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan atau jalannya suatu proses perbuatan
tertentu. Contohnya proses Manasik Haji.

Haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “ al-qashdu” atau “
menyengaja” sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology) berarti bersengaja
mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang
tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang di tentukan
Mengunjungi Makkah untuk mengajarkan ibadah thawaf ,sa’i , Wuquf di ‘Arafah dan
serangkaian ibadah lain nya dalam rangka memenuhi perintah Allah dan karena
mengharapkan keridhoan-nya. Haji merupakan salah satu dari rukun islam yang lima dan
merupakan suatu kewajiban. Jumhurul ulma lebih condong kepada pendirian bahwa ibadah
haji tersebut telah diwajibkan sejak tahun ke-6 hijriyah, karena pada tahun itu turun ayat oleh
syara , semata-mata mencari ridho Allah .

Adapun secara bahasa, haji itu berarti menuju ke suatu tempat berulang kali atau
berkunjung kepada suatu tempat yang di besarkan.

Dengan istilah lain1

‫واتمواالحجَوالعمرةَهلل‬

“Dan sempurnakanlah haji dan umroh karena Allah”

(Q.S AL BAQARAH : 196)2

1
T.A Lathief Rousydiy, manasik haji dan umrah Rasulullah saw, ( Medan : “Rimbow” Firma, 1985M ),
hlm.2.
2
.Q.S. AL BAQARAH : ayat 196.

267
Namun demikian ibnu qayyim menguatkan pendapat kewajiban haji itu di mulai pada tahun
ke-9 atau ke-10 hijriah.

Adapun Umroh artinya menurut bahasa ialah berziarah atau berkunjung. Sedangkan menurut
istilah syara’ umroh bermakna menziarahi ka’bah dan thawaf di sekelilingnya.sa’i antara
shafa dan Marwah, kemudian memenuhi tahallul dengan bercukur atau menggunting rambut.

Syarat-Syarat wajib Haji dan Umroh.

a.yang wajib haji dan umroh.

Para fuqaha sependapat bahwa yang wajib pergi haji itu ialah orang-orang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:

1.Beragama islam

2.Baliqh

3.Berakal

4.Merdeka

5.Berkesanggupan

Syarat-syarat islam, baliqh dan berakal adalah syarat yang menentukan taklif (di bebani
hukum) dalam segala macam jenis ibadah. Orang yang tidak islam , belum baliqh dan tidak
berakal, maka mereka tidak di bebani hukum dan kewajiban untuk melaksanakan suatu
ibadah.dan adapun soal merdeka yang dijadikan syarat adalah karena ibadah haji itu
menghendaki waktu yang panjang dan kesempatan yang luas, sedangkang seorang hamba
sibuk dengan urusan tuan nya dan tidak mungkin dapat pergi berhari-hari berminggu-minggu
bahkan berbulan-bulan. 3

Tentang kesanggupan ini di dasarkan kepada firman Allah SWT:

‫وهللَعلَالناسَحجَالبيتَمنَاستطاعَاليهَسبيل‬

3
.Ibid., hlm. 24.

268
“ Dan menjadi kewajiban bagi manusia terhadap Allah berhaji ke Baitullaah, yakni orang-
orang yang sanggup mengunjunginya di antara mereka” (Q.S. ALI IMRAN : 97).4

b.Pengertian sanggup haji.

Di dalam beberapa kitab tafsir nya dan kitab fiqih disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan memiliki kesanggupan itu ialah:

1.Sehat jasmani dan ruhani. Sebab itu orang yang sudah sangat tua lagi udzur orang
yang ia wajib cacat, orang-orang keadaan phisiknya tidak mengizinkan lagi maka
tidaklah untuk pergi haji.

2.Keamanan terjamin, jiwa, harta benda dan kehormatannya, baik selama dalam
perjalanan maupun di tempat yang di tuju.

3.Memiliki perbelanjaan yang cukup bagi keperluan memelihara kesehatan tubuhnya


dan kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawab nya, baik yang ikut
menunaikan ibadah ibadah haji itu, maupun yang ditinggalkan. Janganlah karena
keinginan hendak pergi haji lantas ia menjual harta bendanya yang di perlukan dalam
menjamin nafkah hidupnya sekeluarga, sehingga sepulangnya dari haji nanti ia
menjadi fakir dan miskin. Dan janganlah berhutang atau mengemis –ngemis ke sana
ke mari untuk keperluan haji itu.

Menurut hadits dari Abdullah bin Abi Aufa, ujarnya :

)‫الَ(رواهَالبيهق‬:َ‫ساءلتَرسولَهللاَعنَالرجلَلمَيحجَاؤيستقرَضَللحجَ؟َقال‬

“Saya bertanya kepada rasulallah saw mengenai orang yang belum menunaikan haji,
apakah ia boleh berhutang buat berhaji ?. Jawab Rasulallah s.a.w. : “Tidak!!!

( H.R. BAIHAQI ).

4. Ada alat pengangkutan untuk pergi dan pulang, baik di darat, laut dan udara. Sebab
itu tidak lah wajib haji bagi orang yang tidak sanggup berjalan kaki, karena jauh nya
jarak yang wajib di tempuh.

4
Q.S. ALI IMRAN : 97

269
5. Tidak ada ritangan dan halangan yang menghambat perjalanan nya ke tanah suci
Makkah misalnya karena penguasa dzalim dan lain sebagainya. Menurut yang di
tafsirkan oleh para ahli tafsir dan menurut yang disimpulkan oleh ahli-ahli fiqih.

c. Menggantikan orang lain untuk haji.

Mengenai kebolehan menggantikan orang lain untuk mengerjakan haji, karena yang
bersanggkutan telah meninggal dunia sebelum haji atau karena sudah terlalu tua dan ‘udzur
sehingga keadaan jasmaninya tidak mengizinkan lagi untuk melakukan perjalanan jauh atau
menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang meminta ketahanan jasmaninya ,terdapat dalil-dalilnya
dalam hadist-hadits nabi.

Antaranya :

“Bahwa seorang wanita dari juhainah datang ke pada Nabi saw bertanya : “Ibuku telah
bernazar untuk haji, tetapi ia meninggal sebelum menunaikannya. Apakah saya boleh haji
atas namanya ? Nabi menjawab : “ya, hajilah engkau menggantikan nya. Bagaimana mana
pendapatmu, jika ibu berhutang, apakah engkau akan membayarkannya ?. Bayarlah hutang
kepada Allah, karena hutang kepada Allah itu lebih patut untuk dibayar”. ( H.R. BUKHARI )

Pada hadits lainnya dari Fadlal bin ‘Abbas, ujar nya :

“Bahwa seorang wanita dari khats’am bertanya : Ya, Rasulallah, kewajiban haji yang di
fardlukan oleh Allah atas hamba-Nya, kebetulan bapakku sudah tua bangka sehingga tidak
sanggup lagi naik kenderaan, apakah saya boleh haji atas namanya ?. “ Boleh “ Jawab Rasul.
Dan peristiwa itu terjadi pada haji wada’ “.( H.R. JAMA’AH, menurut turmudzi : hadits
hasan lagi shahih ). Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.

a.Menurut Turmudzi, bahwa Ats Tsauri, Ibnu Mubarak, Syafi’i, Ahmad dan ishaq
berpendapat boleh menghajikan orang yang sudah mati.

b.Golongan syafi’i berpendapat, bahwa haji itu dapat diganti, karena itu wajib atas
orang yang tidak sanggup berhaji, menggantikan diri nya dengan orang lain untuk
mengerjakan haji itu, baik dengan cara mengupah ataupun dengan cara memberikan
biaya secukupnya untuk ongkos haji. ketidak sanggupan ada karena berpenyakit,
karen sangat tua, karena sakit yang tidak dapat lagi disembuhkan berdasarkan
keterangan dokter atau dengan pengetahuan sendiri.

270
c.Golongan Hanafi, haji dapat diganti. Karenanya barang siapa yang tidak sanggup
mengerjakan haji sendiri, Wajib menyuruh oang lain menggantikanya (mengerjakan
atas nama nya). Dan haji itu sah untuknya dengan syarat-syarat tertentu.5

d.Haji dengan harta yang haram.

Dalam penjelasan kita tentang haji yang mabrur telah di kemukakan, bahwa salah satu
dari faktor yang dapat menentukan haji itu mabrur atau ma’zur (tidak mabrur) ditentukan
antara lainnya oleh biaya yang dipergunakan untuk menunaikan ibadat haji itu. Hendaklah
segala perbelanjaan yang digunakan untuk keperluan naik haji itu, mulai dari ONH,
perbekalan, persiapan-persiapan lain nya sampai kepada keperluan yang sekecil-kecilnya
yang mempunyai kaitan dengan haji itu, haruslah berasal dari sumber duit yang halal.

Namun demikian di kalangan para ulama timbul perbedaan faham, apakah haji itu dengan
harta yang tidak halal itu sah atau tidak.

Sebagian ulama menyatakan haji nya sah, tetapi dia berdosa. Sebagian ulama lainnya,
terutama Imam Ahmad dengan tegas menyatakan, bahwa haji orang yang bersangkutan tidak
sah. Pendapat ini yang lebih kuat, karena di dasarkan kepada hadits :

Dari sa’ad yang menerangkan, bahwa rasulullah s.a.w. bersabda :

“Sesungguhnya Allah itu baik, menyukai kebaikan, bersih, menyukai kebersihan, pemurah,
suka kepada kepemurahan, dermawan, suka kepada kedermawanan. Sebab itu bersihkan lah
pekarangan rumah mu dan janganlah kamu menyerupai yahudi”.

Dalam hadits lainnya dengan lafazh :

“Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima kecuali yang baik”.

Sebab itu jika ingin haji nya diterima, mabrur, ma’jur dan maqbul, maka usahakanlah supaya
segala perbekalan dan perbelanjaan yang di pakai untuk haji itu berasal dari sumber dan duit
yang jelas halal nya.

C.Rukun Haji.

5
Ibid., hlm. 28

271
Yang dimaksud rukun disini ialah ketentua-ketentuan pelaksanaan haji dan’ umrah yang
apabila salah satu rukun tersebut ditinggalkan, maka ibadah haji dan umrah nya tidak
sah.Mengenai rukun haji ada perbedaan faham antara golongan fuqoha.

a.Mnurut golongan Syafi’i Maliki dan ahmad rukun haji itu terdiri dari :

1.Ihrom

2.Wuquf di Arafah.

3.Thawaf.

4.Sa’i antara Safa dan Marwah.

b.Dalam madzhab Syafi’i di tambahkan lagi :

5.bercukur dan bergunting.

6.Tertib, berturut menunaikan rukun.

Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar metode demonstrasi
dapat dilaksanakan dengan baik adalah:

1. Perencanaan

Hal yang dilakukan adalah:

 Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang
diharapkan dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir.
Jadi disini menentukan tujuan dari di laksanakan demostrasi dari praktek haji
ini ke peserta didik agar peseta didik paham dan serius dalam
menjalaankaannya. Diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik
sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Terciptanya interaksi edukatif
ini, guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing.

 Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.

272
Jadi pendidik memberi tahu terlebih dahulu apa-apa yang akan di lakukan
nanati saat pelaksanaan berlangsung contoh dari garis besar tersebut adalah :

1.Ihrom

2.Wuquf di Arafah.

3.Thawaf.

4.Sa’i antara Safa dan Marwah.

Dalam madzhab Syafi’i di tambahkan lagi :

5.bercukur dan bergunting.

6.Tertib, berturut menunaikan rukun.

 Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.


Seorang pendidik menentukan hari dan jam keberapa acara demostrasi ini
akan di lakukan agar dalam acara tersebut kondusif.

 Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah:


 Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik.
 Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga
setiap peserta didik dapat melihat.
 Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.

 Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.


Seorang pendidik pun haruslah menetapkan apa-apa saja yang akan di nilai
dari pelaksanaan tersebut dan memberitahukannya ke peserta didik agar
peserta didik berlomba-lomba menampilkan yang terbaik.

2. Pelaksanaan

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

 Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.


Seorang pendidik menanyakan kesiapan dan kepahaman dari para peserta
didik, atas apa-apa yang akan di lakukan.

273
 Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.
Jadi seorang pendidik juga ikut membersamai peserta didik dalam pelaksanaan
demostrasi tersebut fungsinya adalah untuk :
 Menilai peserta didik.
 Membenarkan apa yang salah nantinya di dalam pelaksanaan
demonstrasi.
 Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi
mencapai sasaran.
 Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi
dengan baik.
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut
tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
 Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana
yang harmonis.

3. Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-
kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat
laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta
didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah sudah berjalan
efektif sesuai dengan yang diharapkan.Sedangkah langkah-langkah penerapan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut :

 Persiapkan alat-alat yang diperlukan.


 Miniature kakbah
 Baju ihram.

 Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa yang akan
dikerjakan.

Jadi pendidik memberi tahu terlebih dahulu apa-apa yang akan di lakukan nanati saat
pelaksanaan berlangsung contoh dari garis besar tersebut adalah :

274
 1.Ihrom
 2.Wuquf di Arafah.
 3.Thawaf.
 4.Sa’i antara Safa dan Marwah.
o Dalam madzhab Syafi’i di tambahkan lagi :
 5.bercukur dan bergunting.
 6.Tertib, berturut menunaikan rukun.

 Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan, serta memberikan


penjelasan yang cukup singkat.
 Guru mengulang kembali selangkah demi selangkah dan menjelaskan alasan alasan
setiap langkah.
 Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri langkah demi
langkah dan disertai penjelasan.

275
MUNAWAROH HIDAYAH (1711010103)

24. METODE KISAH (KEIMANAN NABI IBRAHIM A.S. KEPADA ALLAH


SWT.)
A. Pengertian Metode Kisah
Metode kisah, secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu kata qashash
merupakan bentuk jamak dari qishash, masdar dari qassa, yaqussu, artinya adalah
menceritakan dan menelusuri/mengikuti jejak. Dalam Al-Qur’an lafaz qashash
mempunyai makna yaitu kisah atau cerita. Qashash artinya berita Al-Qur’an tentang
umat terdahulu.
Metode kisah adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran
secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik. Dalam kegiatan
pelaksanaannya metode kisah dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan,
memberikan keterangan, atau penjelasan tentang hal-hal baru dalam rangka
menyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai kompetensi
dasar.1
Kisah juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku
di masayarakat. Metode kisah oleh Nur Uhbiyati disebut yaitu dengan mengisahkan
peristiwa sejarah hidup manusia di masa lampau yang menyangkut ketaatannya atau
kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi
Muhammad SAW atau Rasul yang hadir di tengah mereka,2 Sementara Samsul Nizar
dan Zaenal Efendi Hasibuan menyebutkan metode kisah digambarkan sebagai metode
dengan menggunakan cerita-cerita yang dapat menghubungkan materi pelajaran
dengan kajian masa lampau agar lebih dapat dan mudah dipahami oleh peserta didik
dalam alam lebih nyata.
Menurut Poerwadarminta, seperti dikutip Samsul Nizar dan Zaenal Efendi
Hasibuan, metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi
pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu
hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja.
Dengan demikian dengan menggunakan metode kisah dalam pembelajaran
PAI yang bersumber dari al-Qur’an akan menjadi semacam kilas balik di mana murid-

1 Dhieni, 2008. Materi Pokok Metode Pengembangan Bahasa, cet. 8. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),
hlm. 66
2 Nur Uhbiyat dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Hlm. 111

276
murid dapat bercermin tentang kejadian masa lalu sambil melihat pada masa
sekarang. Al-Qur’an pun banyak mengabadikan kisah-kisah penting dan bermanfaat
yang terjadi dalam sejarah dengan menghidupkan dalam firman-Nya untuk
memberanikan hati manusia dalam kehidupan, meningkatkan semangat perjuangan,
motivasi belajar, dan menumbuhkan sikap optimistis.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat ditegaskan di sini bahwa metode
bercerita dalam pembelajaran PAI adalah cara penyajian materi pembelajaran secara
lisan dengan menceritakan peristiwa sejarah hidup manusia di masa lampau yang
menyangkut ketaatan untuk diteladani atau kemungkaran untuk ditinggalkan yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits menggunakan alat peraga pendidikan untuk
meningkatkan pemahaman dan pembinaan kepribadian peserta didik.

B. Dasar Metode Kisah Dalam Al-Qur’an


Allah SWT dalam memberikan pelajaran pada manusia banyak menggunakan
metode kisah yakni menceritakan kisah-kisah yang baik untuk diteladani dan
menceritakan kisah-kisah yang buruk untuk dihindarkan. Hal ini misalnya dapat
dilihat pada sebuah ayat yang menggambarkan nilai pedagogis dalam sejarah
diungkapkan oleh Allah SWT dan ini sekaligus sebagai landasan metode berserita
dalam al-Qur’an, sebagai berikut:
Artinya: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan
Al-Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan)nya
adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui”. (QS. Yusuf, 12: 3).
Materi pembelajaran yang diajarkan dengan metode bercerita itu adalah kisah
yang paling baik yaitu yang terdapat dalam wahyu Allah SWT al-Qur’an. Kisah
adalah upaya mengikuti jejak peristiwa yang benar-benar terjadi atau imajinatif sesuai
dengan urutan kejadiannya dan dengan jalan menceritakannya satu episode atau
episode demi episode.3

C. Kelebihan Metode Kisah


1. Mengaktifkan dan Membangkitkan Semangat Peserta didik
Penggunaan metode kisah dalam kelebihan ini dapat membangkitkan
semangat peserta didik dalam proses pembelajaran. Semangat peserta didik

3Shihab, Tafsir al-Mishbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an Volume 6, cet. V. (Jakarta:
Lentera Hati), hlm. 12
277
dalam belajar menjadi hal penting untuk dibangkitkan hingga dapat belajar
dengan baik sesuai dengan harapan yang sesungguhnya. Hal ini juga harus
diperhatikan dalam proses penggunaan metode kisah dalam aktivitas belajar
pendidikan agama Islam.
2. Membekas Dalam Jiwa dan Menarik Perhatian
Ketika memberikan pelajaran kepada para sahabat Rasulullah SAW
seringkali menggunakan metode kisah tentang kehidupan masa lalu. Metode
ini dianggap akan lebih membekas dalam jiwa orang-orang yang
mendengarkannya serta lebih menarik perhatian dan konsentrasi peserta didik.
3. Mengarahkah Emosi
Emosi peserta didik menjadi bagian penting sebagai kelebihan dari
metode kisah ini. Sebab biasanya cerita itu yang tersentuh adalah emosi
peserta didik dan ini pulalah yang harus dibangkitkan oleh guru pendidikan
Agama Islam. Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan kesadaran
pembaca tanpa cerminan kesantaian dan keterlambatan sehingga dengan kisah,
setiap pembaca akan senantiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai
situasi kisah tersebut sehingga pembaca terpengaruh oleh tokoh dan topik
kisah tersebut.

D. Kekurangan Metode Kisah


Di samping kelebihan terdapat pula kelemahan yang dimiliki metode kisah.
Kelemahan ini sekaligus juga untuk dihindari oleh guru PAI dalam proses
penggunaannya dan juga untuk diminimalisir hal tersebut dalam proses pembelajaran.
Kekurangan metode bercerita ini dapat dilihat pada hal-hal berikut.
1. Pemahaman Peserta Didik Menjadi Sulit Ketika Cerita Itu Telah Terakumulasi
Oleh Masalah Lain
Pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode kisah
seringkali kisah tersebut kurang konsisten dengan alur yang telah ditentukan.
Kisah seringkali terakumulasi dengan masalah lain sesuai dengan pengalaman
guru PAI dalam pemahaman kiah. Bahkan kisah yang disampaikan bisa
meluas ke masalah lain hingga substansi kisah semakin jauh dan waktu pun
banyak terbuang. Akumulasi cerita bisa muncul dari aspek pemahaman dan

278
latar belakang guru PAI tersebut dan ini tak jarang mempengaruhi kisah yang
sedang disampaikan guru dalam proses pembelajaran. Kisah yang
terakumulasi maksudnya adalah isi kisah yang sedang disampaikan kepada
peserta didik tercampur dengan cerita lain yang tak berhubungan dan
mempengaruhi substansi kisah yang sedang diajarkan.
Kisah yang terakumulasi akan memberikan dampak negatif bagi
pemahaman peserta didik karena mereka akan sulit untuk mengambil intisari
dari kisah tersebut. Bila hal ini terjadi, maka peserta didik pun akan sulit untuk
memahami kisah yang disampaikan oleh guru PAI. Imbasnya tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya akan jauh dari ketercapaian
maksimal. Kesulitan pemahaman inilah kemudian yang perlu untuk
diperhatikan oleh guru dalam proses penggunaan metode ini. Bahkan hal ini
pulalah yang mesti dihindari oleh guru PAI dalam proses menunjang kualitas
pembelajaran PAI tersebut.
2. Bersifat Monolog Dan Menjenuhkan Peserta Didik
Penggunaan metode kisah dalam proses pembelajaran biasanya hanya
menjadikan guru sebagai one man show dan aktif dalam menyampaikan ksah.
Bersifat monolog menggambarkan bahwa hanya guru PAI saja yang dapat
memberikan interaksi satu arah kepada peserta didik sementara peserta didik
hanyalah pendengar setia. Peserta didik hanyalah menjadi pendengar setia
yang tak boleh berisik dan sikap buruk lainnya karena mengganggu pada
konsentrasi kisah. Bila penggunaan metode kisah yang dilangsungkan guru
dalam proses pembelajaran kurang baik maka peserta didik akan merasa jenuh
dan bosan.
Dapat ditegaskan di sini bahwa apabila guru PAI tidaklah seorang
pencerita ulung atau pendongeng yang baik kemungkinan hal itu akan menjadi
penghambat dalam menggunakan metode kisah. Sebab guru dalam
memberikan pembelajaran bersifat monolog maka dibutuhkan kemampuan
guru dalam teknik-teknik menggunakan metode kisah. Terkadang karena
penggunaan metode kisah yang bersifat monolog mengakibatkan peserta didik
bosan hingga motivasi dan gairah belajar pun akan menurun.
3. Waktu Banyak Terbuang Bila Kisah Kurang Tepat
Penggunaan yang tidak tepat guna dalam metode kisah akan menjadi
penghalang kelancaran jalannya proses pembalajaran PAI sehingga banyak

279
waktu dan tenaga terbuang sia-sia, tanpa hasil yang memuaskan. Oleh karena
itu metode yang diterapkan dikatakan berhasil, jika mampu dipergunakan
waktu secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terkadang seorang guru PAI terlalu asyik bercerita yang berawal dari konteks
yang sesungguhnya dalam silabus pembelajaran namun bila tidak terkontrol
bisa merembet ke alur kisah kekinian yang jauh dari alur kisah awal.
Kisah biasanya memang sangat asyik dilakukan oleh seorang guru
PAI dan ini sangatlah lumrah dan terlihat sudah terbiasa. Semua kita sangat
senang bercerita tak terkecuali juga guru PAI di sekolah, dan karena kebiasaan
bercerita itu tak jarang alur cerita bergeser ke mana-mana. Dampaknya waktu
pun akan tersita banyak dan terbuang sia-sia hanya untuk menceritakan
selembar isi kisah. Hal inilah yang perlu untuk diantisipasi oleh guru PAI
dalam menggunakan metode kisah pada setiap pembelajaran yang
dilangsungkan.

E. Perencanaan Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


1. Menetapkan Tujuan
Langkah pertama adalah menetapkan tujuan dari metode kisah. Agar
proses pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan mencapai sasaran, maka
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah menentukan tujuan
dari pembelajaran tersebut. Hal ini pulalah yang menjadikan bahwa setiap
kegiatan harus dituntut menetapkan tujuan yang jelas demikian juga halnya
dalam metode kisah pada setiap kegiatan pembelajaran pendidikan Agama
Islam. Penetapan tujuan akan menjadi semacam pelurus langkah dalam
meneruskan perjalanan dalam penggunaan metode kisah.
Penetapan tujuan dalam metode kisah tidak lepas dari tujuan
pembelajaran yang diawali dari indikator pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Indikator yang telah ada sekaligus menjadi seleksi bagi seorang
guru PAI atau calon guru lainnya dalam pemelihan metode pembelajaran yang
tepat untuk diterapkan pada saat proses pembelajaran PAI. Oleh karena itu
siapapun yang akan mengajarkan materi PAI haruslah berhati-hati dan teliti
dalam memilah indikator yang ada. Penetapan tujuan dalam metode ini sudah
menjadi hal lumrah yang harus ditetapkan oleh guru PAI dalam setiap jenis
metode yang dipergunakan.
280
2. Memilih Jenis Kisah
Guru PAI hendaknya memilih jenis kisah yang sangat ia kuasai.
Seorang guru PAI tetap dituntut untuk menguasai penceritaan berbagai jenis
dongeng tentunya dengan latihan yang dilakukan terus-menerus. Jenis kisah
terkadang memang guru PAI yang menentukan, namun di sisi lain bila
memang indikator pembelajaran PAI menceritakan kisah Nabi Ibrahim a,s,
misalnya maka tidak dapat tidak seorang guru PAI harus menyesuaikan
dengan indikator tersebut hingga tidak ada alasan lain untuk memilih jenis
kisah yang sesuai. Di sini berarti terdapat dua hal penting dalam jenis kisah ini
yaitu kisah di mana indikator pembelajarannya telah ditentukan jenis kisah,
dan kisah di mana dalam indikator tidak disebutkan jenis kisah.
Ada faktor lain yang dapat membantu dalam pemilihan kisah, yaitu
situasi dan kondisi peserta didik. Situasi dan kondisi peserta didik sangatlah
penting untuk diperhartikan dalam hal memilih jenis kisah yang akan
diajarkan. Kejelian guru PAI dalam memperhatikan situasi dan kondisi peserta
didik tersebut dapat berdampak pada kesuksesna dalam pembelajaran PAI
yang sedang dilangsungkan. Sebagai catatan bagi guru, harus diingat bahwa
dalam penyampaian cerita yang lucu dan sedih, ia harus bercerita dengan
menggunakan cara yang tepat agar murid tidak salah mengapresiasikan.

3. Menyiapkan Alat Peraga


Alat peraga dalam kisah sangat penting untuk dipersiapkan. Sebab
kisah itu dapat dibagi menjadi dua yaitu kisah tanpa menggunakan alat peraga
dan kisah dengan menggunakan alat peraga. Di saat bercerita tanpa
menggunakan alat peraga tentu tidak ada yang harus dipersiapkan terkait
dengan alat peraga, hanya yang perlu dipersiapkan adalah suara yang baik dan
stamina yang cukup. Sedang bercerita dengan menggunakan alat peraga, inilah
yang harus dipersiapkan alat peranganya. Guru PAI yang baik dalam proses
pembelajaran apapun sejatinya harus menggunakan alat peraga, demikian juga
halnya dalam penggunaan metode kisah.
Alat peraga yang perlu dipersiapkan dalam metode kisah adalah
disesuaikan dengan jenis kisah yang akan diajarkan. Penggunaan alat peraga
dapat mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran PAI yang sedang
dilangsungkan. Secara umum alat peraga yang perlu dipersiapkan guru PAI
281
dalam mensukseskan pembelajarannya adalah; papan planel, buku cerita,
boneka, gambar berseri, lotto, poster, dan lainnya. Semua ini dipilih oleh guru
PAI yang sesuai dengan jenis certa yang akan diajarkan.
4. Memperhatikan Posisi Duduk Peserta didik
Langkah selanjutnya menggunakan metode kisah adalah perhatikan
posisi duduk peserta didik. Ketika bercerita, yang diharapkan adalah perhatian
para peserta didik dengan sepenuh hati dan pikiran mereka. Oleh karena itu
guru harus dapat menguasai kisah yang disampaikan dengan baik. Ketika
penceritaan berlangsung, para peserta didik hendaknya diposisikan secara
khusus, tidak seperti waktu mereka belajar menulis dan membaca. Hubungan
guru dengan para peserta didiknya dalam kisah hendaknya seperti hubungan
tuan rumah dengan tamuanya. Oleh karena itu, sangatlah dianjurkan bila posisi
duduk para peserta didik dekat dengan guru. Posisi duduk yang baik bagi para
peserta didik dalam mendengarkan kisah adalah berkumpul mengelilingi guru
dengan posisi setengah lingkaran atau mendekati setengah lingkaran. Guru
harus dapat memastikan bahwa para peserta didik merasa bebas
jiwanya.Untuk dapat mengundang perhatian mereka, sebaliknya guru tidak
langsung duduk ketika mulai bercerita, tetapi memulainya dengan berdiri, lalu
pada menit-menit selanjutnya secara perlahan-lahan ia bersiap untuk duduk
pada saat menyampaikan pembukaan kisah, kemudian setelah itu barulah ia
duduk.
Posisi duduk peserta didik ini dianjurkan bahwa seluruh mereka dapat
dengan jelas melihat guru bergerak ke bagian kiri, kanan, dan tengah kelas.
Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan kisah yang disampaikan dapat
didengar dan diperhatikan dengan baik oleh semua peserta didik. Di samping
juga untuk melihat guru PAI karena gerakan guru PAI dapat mempengaruhi
perhatian dan gairah para peserta didik dalam mendengar kisah. Oleh karena
itu sebelum kisah dimulai maka seorang guru PAI harus memperhatikan
sampai pada kursi peserta didik sebagai tempat duduk mereka apakah
bermasalah atau sudah nyaman bagi mereka.

F. Pelaksanaan Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


1. Menarik Perhatian Peserta Didik Dalam Penyimakan

282
Penyimakan adalah pemahaman peserta didik secara penuh terhadap
apa yang didengarnya dari kisah-kisah yang disampaikan oleh guru. Dalam
ilmu jiwa, setiap kata atau ungkapan yang didengar atau dibaca oleh manusia
akan memberi pengaruh dalam jiwanya, meliputi gambaran, arti, dan peristiwa
seperti yang ia ingat dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman setiap individu
dalam memaknai gambaran, arti, dan peristiwa jelas berbeda sesuai
kecerdasan masing-masing.
Anak-anak pada usia dini sulit menahan perhatiannya dalam waktu
yang lama. Mereka juga tidak akan bertahan lama duduk dalam satu tempat.
Untuk itu, kami ingatkan agar guru PAI selalu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Perhatian peserta didik timbul biasanya karena pengaruh kisah, rangkaian
peristiwa, dan cara penyampaiannya. Keberlangsungan perhatian itu
bergantung pada keinginan si peserta didik sendiri.
b. Sulit untuk membuat peserta didik tetap berada di satu tempat duduk
sepanjang cerita berlangsung. Jika para peserta didik mulai terlihat bosan
dan banyak bergerak maka guru harus mulai mencari penyebabnya
c. Berbagai peristiwa dalam kisah haruslah merupakan satu rangkaian yang
tidak terputus agar menjadi satu kisah yang utuh.
d. Dalam proses penyimakan, para peserta didik membayangkan diri mereka
bermain.bersama para tokoh dalam kisah dengan peran yang berbeda-beda.
Mereka terlihat mulai khayalannya mengikuti jalannya kisah.
e. Di pertengahan penyimakan itu, para peserta didik juga mengikuti
perasaan guru yang bercerita dengan perasaan mereka sendiri, baik ketika
sedih, gembira, atau marah.
f. Setelah mendengar kisah, para peserta didik diharapkan dapat
menceritakan kembali sebagian atau seluruhnya dari kisah yang telah
didengarnya, dengan menggunakan salah satu metode pengungkapan.
g. Kisah biasanya tidak membutuhkan peralatan menulis. Untuk itu, jika
memungkinkan, guru bisa mengajak murid keluar kelas dan bercerita di
udara bebas.
2. Menceritakan Isi Cerita Dengan Lengkap
3. Menggunakan Gaya Bahasa Yang Baik Dan Mudah Dimengerti Peserta Didik
Dalam proses bercerita, menggunakan bahasa yang baik dan mudah,
memiliki gaya bahasa yang sesuai bagi guru. Ia bisa saja menambah atau
283
mengurangi ungkapan yang dirasanya cukup baik agar para peserta didik lebih
mudah memahami jalannya kisah. Bahasa dalam bercerita hendaknya
menggunakan gaya bahasa yang lebih tinggi dari gaya bahasa peserta didik
sehari-hari tetapi lebih ringan dibandingkan gaya bahasa kisah dalam buku.
4. Membuat Puncak Konflik
Puncak konflik ini dapat dilihat dari isi kisah dan ini memang harus
betul-betul diperhatikan oleh guru PAI. Puncak konflik ini harus dapat
digambarkan oleh guru PAI dengan suara, intonasi, dan mimik ekspresi guru
PAI yang menunjukkan bahwa kisah tersebut memang ada konflik. Konflik
dapat diekspresikan guru PAI dengan suara keras, gerakan yang menunjukkan
ada konflik, tatapan yang menggambarkan ada konflik.

G. Evauasi Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


1. Menyimpulkan Isi Kisah
Isi dari kisah yang telah disampaikan sebelumnya secara bersama-sama
guru PAI dengan peserta didik membuat kesimpulan. Kesimpulan yang
diambil secara bersama-sama dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik memberikan kesimpulan terhadap materi yang dipelajari.
Kesimpulan pembelajaran ini sangat penting artinya bagi peserta didik untuk
memberikan pemahaman yang sama terhadap kisah yang disampaikan
sekaligus memberikan aspek-aspek penting yang harus diingat dan diteladani
dalam kehidupan sehari-hari. Penyimpulan isi kisah ini dapat dilakukan
dengan; guru PAI meminta satu atau dua orang peserta didik untuk
memberikan pendapat apa yang diketahuinya sesuai dengan indikator yang
ditetapkan; setelah itu guru merangkum pendapat-pendapat peserta didik
tersebut dan meramunya menjadi sebuah kesimpulan dari cerita yang
disampaikan.
2. Mengadakan Evaluasi
Setelah secara bersama-sama menyimpulkan isi pembelajaran kisah
maka tahap selanjutnya adalah mengevaluasi hasil pembelajaran yang
diketahui oleh peserta didik. Evaluasi pembelajaran ini dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat penguasaan bahan pembelajaran peserta didik dengan
menggunakan metode bercerita tersebut. Evaluasi pembelajaran ini dapat

284
dilakukan dengan dua hal yaitu; evaluasi dengan menggunakan secara lisan;
dan evaluasi dengan menggunakan secara tertulis.
3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut ini sangat penting dalam sebuah pembelajaran, sebab tak
jarang hal ini diabaikan oleh kebanyakan guru PAI. Evaluasi yang telah
dilakukan terkadang hanya tinggal di situ, tak ada tindak lanjut nyata sebagai
perbaikan terhadap kekurangan dan kelebihan yang telah diperoleh dari
keseluruhan kegiatan pembelajaran. Tindak lanjut diperlukan sebagai bagian
dari usaha perbaikan bagi seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan
sekaligus juga untuk kegiatan pendidikan secara umum.

H. Contoh Metode Kisah (Kisah Keimanan Nabi Ibrahim a.s. kepada Allah SWT.)
Iman kepada Allah SWT. Meupakan tongat kehidupan seeorang. Karena
dngan beriman kepada Allah SWT., hidupnya tidak akan tersesat. Banyak cara yang
ditempuh seeorang untuk mendapatkan hidayah supaya dapat beriman kepada Allah
SWT. dengan benar.diantaranya dengan mengikuti pengajian-pengajian dan mambaca
buku-buku Agama. Demikian halnya dengan kisah pencarian Tuhan yang dilakukan
Nabi Ibrahim a.s. berikut. Petiklah hikmah yag erkandung di dalamnya!
Nabi Ibrahim a.s. sebelum menjadi rasul, baginda mencari siapakah Tuhan
alam ini. walaupun dia masih belum tahu Allah, tapi dia tau tindakan bapaknya dan
masyarakat yang ketik itu menyembah batu-bauberhala adalah salah. Mana mungkin
batu batu yang tidak boleh bergerak dan berkata dijadikan Tuhan. Lalu baginda
bertanya, sebagaimana dalam Surah Maryam: (41-48) yang artinya, Wahai bapakku
mengapa enggkau menyembah sesuatu yang tidak bisa mendengar, tidak melihat, dan
tidak dapat menolongmu sdikitpun?, Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang
kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku,
niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku janganlah
engkau menyembah setan, sesungguhnya aku khawatir engkau akan ditimpa azab dri
Tuhan yang Maha Pemurah, maka engkau menjadi kawan bagi setan.
Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibahim? Jika kamu tidak berhenti,
niscaya kamu akn kurajam dan tinggalkanlah untuk waktu yag lama.
Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu. Aku akan meminta ampunan
untukku kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan
menjauhkan diri darimu dan apa yang kamu seru selain Allah dan aku akan berdoa
285
kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan bedoa kepada
Tuhanku.
Ketika malam telah menjadi gelap, ia melihat sebuah bintang dan kemudian
berkata, inilah Tuhanku. Tetapi ketika bintang itu tenggelam, maka ia berkata. Aku
tidak suka kepada yang tenggelam.
Kemudian ketika ia melihat bulan terbit, maka ia berkata, Inilah Tuhanku.
Tetapi setelah bulan itu terbenam ia berkata. Sesungguhnya jika Tuhanku tidak
memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat. Selanjutnya,
ketika ia melihat matahari terbit, ia berkata, Inilah Tuhan, ini yang lebih besar. Maka
ketika matahari itu terbenam ditelan kegelapan ia tidak percaya lagi.
Nabi Ibrahim a.s. sangat kecewa. Lalu baginda bersungguh-sungguh berdoa
agar dipertemukan dengan Tuhan. Baginda tidak ingin jadi orang yang tidak
mmendapatkan dan termasuk hidayah. Orang yang sesat. Dan pada suatu hari Allah
SWT. telah menurunkan wahyu yang memperkenalkan Allah SWT. sebagai Tuhan
melalui tanda-tanda keagungan-Nya. Kemudian Nabi Ibrahim a.s. berkata, Hai
kaumku,sesungguhnya aku melepaskan diri dari apa yang kalian persekutukan.
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan
bumi dengan cenderung kepada Agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
Dan demiianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan
(Kami yang terdapat) dilangt dan dibumi. Dan Kami memperhatikannya agar Ibrahim
itu termasuk orang-orang yang yakin. (QS Al An’am: 75).4

KESIMPULAN

Metode kisah dalam pembelajaran PAI adalah cara penyajian materi


pembelajaran secara lisan dengan menceritakan peristiwa sejarah hidup manusia di
masa lampau yang menyangkut ketaatan untuk diteladani atau kemungkaran untuk
ditinggalkan yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Hadits menggunakan alat peraga
pendidikan untuk meningkatkan pemahaman dan pembinaan kepribadian peserta
didik.
Kisah mempunyai daya tarik yang dapat menyentuh perasaan anak. Sebab
kisah itu pula kenyataannya dapat merajut hati manusia dan dapat mempengaruhi

4
Multahim, Pendidikan Agama Islam Penuntun Akhlak, (Jakarta Timur: Yudhistira, 1988), hlm. 24

286
perasaan dan pula kehidupan mereka. Cerita tentang kisah-kisah yang mengandung
hikmah sangat efektif untuk menarik perhatian anak dan merangsang otaknya agar
bekerja dengan baik, bahkan metode ini dianggap baik dalam merangsang pola pikir
anak. Karena dengan mendengar kisah, pemikiran dan emosional anak terangsang
sehingga tertarik menyerap pesan yang disampaikan tanpa dipaksakan. Cara seperti
ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sejak dahulu, “beliau sering bercerita
tentang kisah-kisah kaum terdahulu kepada sahabatnya dengan tujuan dapat
mengambil hikmah dan pelajaran”.
Allah SWT dalam memberikan pelajaran pada manusia banyak menggunakan
metode kisah yakni menceritakan kisah-kisah yang baik untuk diteladani dan
menceritakan kisah-kisah yang buruk untuk dihindarkan.

287
NANA ALAMSYAH (17110101O4)

25. METODE DRILL (PEMBELAJARAN IBADAH)

A. Pengertian Metode Drill


Proses pembelajaran metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
upaya pencapaian tujuan, karena metode merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh
yang sesuai, dan serasi untuk menyajikan suatu hal, sehingga akan tercapai suatu tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien.

Metode drill merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada
kegiatan latihan yang dilakukan berulang-ulang secara terus menerus untuk menguasai
kemampuan atau keterampilan tertentu.

Landasan metode drill terdapat dalam sebuah hadis yang: Artinya: “Sesungguhnya
Nabi Muhammad Saw, ketika bersabda,mengulangi kalimatnya tiga kali, sehingga
mereka (sahabat) paham.”

Berdasarkan pendapat Roestiyah NK, metode drill adalah teknik yang dapat diartikan
sebagai suatu metode mendidik dimana peserta didik melakukan kegiatan latihan agar
peserta didik mempunyai keterampilan lebih tinggi dari yang dipelajari.1

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditegaskan bahwa metode drill merupakan
salah satu metode yang dilakukan atau diterapkan dengan memberi latihan-latihan kepada
peserta didik dengan berulang-ulang hingga keterampilan tertentu dapat dikuasai. Metode
ini menekankan kepada kebiasaan yang diperoleh melalui latihan- latihan yang
dilakukan sehingga penguasaan keterampilan tersebut semakin berkembang dan
akhirnya dapat dikuasai dengan baik.

B. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Drill


1. Kegiatan guru
a. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah beserta
jawabannya.

1
Roestiyah, NK, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm. 23

288
b. Mengajukan pertanyaan secara lisan, tertulis, atau memberikan perintah untuk
melakukan sesuatu.
c. Mendengarkan jawaban lisan atau memeriksa jawaban tertulis atau melihat
gerakan yang dilakukan.
d. Mengajukan kembali berulang-ulang pertanyaan atau perintah yang telah diajukan
dan didengar jawabannya.
2. Kegiatan murid
a. Mendengarkan baik-baik pertanyaan atau perintah yang diajukan guru kepadanya.
b. Menjawab secara lisan atau tertulis atau melakukan gerakan seperti yang
diperintahkan.
c. Mengulang kembali jawaban atau gerakan sebanyak permintaan guru.
d. Mendengarkan pertanyaan atau perintah berikutnya.
e. Kekurangan dan Kelebihan Metode Drill 2

C. Kelebihan Dan kekurangan Metode Drill


1. Kelebihan
a. Dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh penguasaan dan ketrampilan
yang diharapka Hal ini terjadi karena intensitas latihan yang
cukup dan pengulangan-pengulangan yang terjadi sehingga
siswa dapat menguasai keterampilan atau kemampuan yang diajarkan.
b. Akan tertanam pada setiap pribadi siswa kebiasaan belajar secara rutin dan
disiplin. Hal tersebut berkat kebiasaan yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran keterampilan. Kemudian guru juga memiliki peran dalam
mendisiplinkan siswa karena metode drill tidak akan berjalan sukses tanpa peran
guru yang memiliki wibawa dan keahlian.
2. Kekurangan
a. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius
mudah sekali menimbulkan kebosanan.
b. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel
tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa
mogok belajar/latihan.

2
Abdul Mujib Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm. 57

289
c. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri
murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
d. Latihan yang selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat
melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.3
D. Ibadah
1. Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi,
tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
a. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui
lisan para Rasul-Nya.
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang
paling tinggi.
c. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai
Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun
yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf
(takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah
(senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati).
Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah
ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad
adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-
macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.4
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-
lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-
Dzaariyaat: 56-58]

3
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995),
hlm.145

4
Lihat al-‘Ubudiyyah oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, tahqiq ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid hlm 221-222

290
Allah Azza wa Jalla memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan
manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla.
Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang
membutuhkan-Nya, karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka barangsiapa
yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang beribadah
kepada-Nya tetapi dengan selain apa yang disyari’atkan-Nya, maka ia adalah
mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan barangsiapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan
apa yang disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan
Allah).
2. Syarat Diterimanya Ibadah
Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang
disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak
disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak) sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan
tersebut tertolak.” 5
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa
dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
a. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
b. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah,
karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik
kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad
Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syari’atnya dan
meninggal-kan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-nya dan tidak ada
rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” [Al-Baqarah: 112]
Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada
Allah. Wahua muhsin (berbuat kebajikan) artinya mengikuti Rasul-Nya Shallallahu
‘alaihi wa sallam.

5
HR. Muslim (no. 1718 (18)) dan Ahmad (VI/146; 180; 256), dari hadits ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma

291
Syaikhul Islam mengatakan, “Inti agama ada dua pilar yaitu kita tidak
beribadah kecuali hanya kepada Allah, dan kita tidak beribadah kecuali dengan apa
yang Dia syari’atkan, tidak dengan bid’ah.”
Sebagaimana Allah berfirman:
“Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaknya ia
mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan sesuatu pun dalam
beribadah kepada Rabb-nya.” [Al-Kahfi: 110]
Hal yang demikian itu merupakan manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat
syahadat Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah.
Pada yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada yang
kedua, bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan-Nya yang
menyampaikan ajaran-Nya. Maka kita wajib membenarkan dan mempercayai
beritanya serta mentaati perintahnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
menjelaskan bagaimana cara kita beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang kita dari hal-hal baru atau bid’ah. Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa semua bid’ah itu sesat.
Bila ada orang yang bertanya: “Apa hikmah di balik kedua syarat bagi sahnya
ibadah tersebut?”
a. Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah kepada-Nya
semata. Maka, beribadah kepada selain Allah di samping beribadah kepada-Nya
adalah kesyirikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.” [Az-Zumar:]
b. Sesungguhnya Allah mempunyai hak dan wewenang Tasyri’ (memerintah dan
melarang). Hak Tasyri’ adalah hak Allah semata. Maka, barangsiapa beribadah
kepada-Nya bukan dengan cara yang diperintahkan-Nya, maka ia telah melibatkan
dirinya di dalam Tasyri’.
c. Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama bagi kita [8]. Maka, orang
yang membuat tata cara ibadah sendiri dari dirinya, berarti ia telah menambah
ajaran agama dan menuduh bahwa agama ini tidak sempurna (mempunyai
kekurangan).
d. Dan sekiranya boleh bagi setiap orang untuk beribadah dengan tata cara dan
kehendaknya sendiri, maka setiap orang menjadi memiliki caranya tersendiri
dalam ibadah. Jika demikian halnya, maka yang terjadi di dalam kehidupan
manusia adalah kekacauan yang tiada taranya karena perpecahan dan pertikaian

292
akan meliputi kehidupan mereka disebabkan perbedaan kehendak dan perasaan,
padahal agama Islam mengajarkan kebersamaan dan kesatuan menurut syari’at
yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya.6

3. Keutamaan Ibadah
Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan
diridhai-Nya. Karenanyalah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul
dan menurunkan Kitab-Kitab suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan
yang enggan melaksanakannya dicela.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan Rabb-mu berfirman, ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku
perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau
beribadah kepada-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.’”
[Al-Mu’min: 60]
Ibadah di dalam Islam tidak disyari’atkan untuk mempersempit atau
mempersulit manusia, dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam
kesulitan. Akan tetapi ibadah itu disyari’atkan untuk berbagai hikmah yang agung,
kemashlahatan besar yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Pelaksanaan ibadah
dalam Islam semua adalah mudah.
Di antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mensucikan jiwa dan
membersihkannya, dan mengangkatnya ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan
manusiawi.
Termasuk keutamaan ibadah juga bahwasanya manusia sangat membutuhkan
ibadah melebihi segala-galanya, bahkan sangat darurat membutuhkannya. Karena
manusia secara tabi’at adalah lemah, fakir (butuh) kepada Allah. Sebagaimana
halnya jasad membutuhkan makanan dan minuman, demikian pula hati dan ruh
memerlukan ibadah dan menghadap kepada Allah. Bahkan kebutuhan ruh
manusia kepada ibadah itu lebih besar daripada kebutuhan jasadnya kepada
makanan dan minuman, karena sesungguhnya esensi dan subtansi hamba itu
adalah hati dan ruhnya, keduanya tidak akan baik kecuali dengan menghadap
(bertawajjuh) kepada Allah dengan beribadah. Maka jiwa tidak akan pernah
merasakan kedamaian dan ketenteraman kecuali dengan dzikir dan beribadah
kepada Allah. Sekalipun seseorang merasakan kelezatan atau kebahagiaan selain
6
Ibid.

293
dari Allah, maka kelezatan dan kebahagiaan tersebut adalah semu, tidak akan
lama, bahkan apa yang ia rasakan itu sama sekali tidak ada kelezatan dan
kebahagiaannya.
Adapun bahagia karena Allah dan perasaan takut kepada-Nya, maka itulah
kebahagiaan yang tidak akan terhenti dan tidak hilang, dan itulah kesempurnaan
dan keindahan serta kebahagiaan yang hakiki. Maka, barangsiapa yang
menghendaki kebahagiaan abadi hendaklah ia menekuni ibadah kepada Allah
semata. Maka dari itu, hanya orang-orang ahli ibadah sejatilah yang merupakan
manusia paling bahagia dan paling lapang dadanya.
Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan
seseorang merasakan kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada
Allah semata. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak ada kebahagiaan,
kelezatan, kenikmatan dan kebaikan hati melainkan bila ia meyakini Allah sebagai
Rabb, Pencipta Yang Maha Esa dan ia beribadah hanya kepada Allah saja, sebagai
puncak tujuannya dan yang paling dicintainya daripada yang lain.[9]
Termasuk keutamaan ibadah bahwasanya ibadah dapat meringankan
seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan kemunkaran.
Ibadah dapat menghibur seseorang ketika dilanda musibah dan meringankan
beban penderitaan saat susah dan mengalami rasa sakit, semua itu ia terima
dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.
Termasuk keutamaannya juga, bahwasanya seorang hamba dengan ibadahnya
kepada Rabb-nya dapat membebaskan dirinya dari belenggu penghambaan kepada
makhluk, ketergantungan, harap dan rasa cemas kepada mereka. Maka dari itu, ia
merasa percaya diri dan berjiwa besar karena ia berharap dan takut hanya kepada
Allah saja.7
4. Makna Ibadah
Ibadah adalah segala sesuatu yang mencakup semua hal yang dicintai dan
diridhai Allah Ta’ala, baik berupa ucapan dan amalan, yang nampak dan yang
tersembunyi.
Maka shalat, zakat, puasa, hajji, berkata benar, menyampaikan amanat,
berbakti kepada kedua orang tua, silaturrahim, menepati janji, amar ma’ruf nahi
mungkar, jihad menghadapi orang kafir dan munafiq, berbuat baik kepada

7
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 2005), hlm. 79

294
tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil, budak, hewan piaran, berdoa,
berzikir, membaca al Quran, dan yang semisalnya termasuk ibadah. Demikian
juga mencintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu Alaihi
Wasallam, takut dan inabah kepada-Nya, ikhlas hanya kepada-Nya, bersabar atas
hukum-Nya, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, ridha dengan qadha-Nya,
bertawakkal kepada-Nya, mengharap rahmat-Nya, takut kepada azab-Nya, dan
yang semisalnya termasuk dalam ibadah.8
5. Hakikat Ibadah
Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada
Allah SWT. Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-
Islam Ibnu Taimiyah adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang
dicintai dan diridhai oleh Allah SWT berupa perkataan atau perbuatan baik
amalan batin ataupun yang dhahir (nyata). Adapun hakekat ibadah yaitu:
a. Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-dzariat
ayat 56, yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah
kepada Allah.
b. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai
dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
c. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya
d. Hakikat ibadah sebagai cinta.
e. Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).
f. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk
dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
g. Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang
mengisi waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan, baik dengan
melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah
tujuan hidupnya akan terwujud.9
6. Fungsi Ibadah
Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk
beramal sholeh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia
tidak hanya terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan

8
A Rahman Ritonga Zainuddin, FIQH IBADAH,(Jakarta:Gaya Media Pratama,1997), hlm. 1
9
Ibid. hlm. 2

295
yang nyata. Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam,
Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh
yang dilakukan karena Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk
mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk
mewujudkan hubungan antar sesama manusia. Islam mendorong manusia untuk
beribadah kepada Allah SWT dalam semua aspek kehidupan dan aktifitas. Baik
sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat. Ada tiga aspek fungsi
ibadah dalam Islam.
a. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dapat
dilakukan melalui “muqorobah”[7] dan “khudlu”[8]. Orang yang beriman
dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya
menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap
itu seseorang muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah,
bertaubat, serta menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah
SWT. Demikianlah ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Qur’an surat
Al-Fatihah ayat 5
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami
meminta pertolongan.”
Atas landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaan
terhadap manusia, harta benda dan hawa nafsu.
b. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah
anggota masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan
memberi nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara
tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan
pribadi dan masyarakat. Contohnya:
Ketika Al-Qur'an berbicara tentang sholat, ia menjelaskan fungsinya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

296
Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi sholat adalah
mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar
adalah suatu perbuatan merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan
sholat diharapakan manusia dapat mencegah dirinya dari perbuatan yang
merugikan tersebut.
Ketika Al-Qur'an berbicara tentang zakat, Al-Qur'an juga menjelaskan
fungsinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Zakat berfungsi untuk membersihkan mereka yang berzakat dari
kekikiran dan kecintaan yang berlebih-lebihan terhadap harta benda. Sifat
kikir adalah sifat buruk yang anti kemanusiaan. Orang kikir tidak akan disukai
masyarakat
zakat juga akan menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati pemberinya dan
memperkembangkan harta benda mereka. Orang yang mengeluarkan zakat
hatinya akan tentram karena ia akan dicintai masyarakat. Dan masih banyak
ibadah-ibadah lain yang tujuannya tidak hanya baik bagi diri pelakunya tetapi
juga membawa dapak sosial yang baik bagi masyarakatnya. Karena itu Allah
tidak akan menerima semua bentuk ibadah, kecuali ibadah tersebut membawa
kebaikan bagi dirinya dan orang lain. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa yang sholatnya tidak mencegah dirinya dari perbuatan keji dan
munkar, maka dia hanya akan bertambah jauh dari Allah” (HR. Thabrani)
c. Melatih diri untuk berdisiplin
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita
untuk berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan
sholat, mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-
aturan lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya
sesama muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun perbuatan,
tidak mau membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan tidak
menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan “amar ma'ruf

297
nahi munkar”, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa
menyelamatkannya dari siksa Allah SWT.10

E. Penggunaan Metode Drill Dalam Materi Ibadah


Penggunaan metode drill dalam pembelajaran ibadah adalah sebagai
penguatan dari materi yang disampaikan dengan metode ceramah. Melalui
penggunaan metode ini diharapkan murid dapat mengidentifikasi ayat-ayat al-Qur’an
yang mengandung tafsiran ibadah sehingga mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran.
pada proses pembelajaran ibadah, langkah-langkah penggunaan metode drill
sebagai berikut: pendidik menjelaskan materi pembelajaran, pendidik bertanya terkait
materi yang belum dipahami, pendidik memberikan latihan kepada murid, pendidik
mengkoreksi dan mengklarifikasi jawaban setiap murid. 11
Metode dapat dimaknai sebagai jalan yang ditempuh oleh seseoarang supaya
sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau periagaan maupun dalam
kaitan ilmu pengetahuan dan lainnnya. pendapat Roestiyah NK, metode drill adalah
teknik yang dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik dimana peserta didik
melakukan kegiatan latihan agar peserta didik mempunyai keterampilan lebih tinggi
dari yang dipelajari.

Kelebihan
a. Dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh penguasaan dan ketrampilan
yang diharapka Hal ini terjadi karena intensitas latihan yang
cukup dan pengulangan-pengulangan yang terjadi sehingga
siswa dapat menguasai keterampilan atau kemampuan yang diajarkan.
b. Akan tertanam pada setiap pribadi siswa kebiasaan belajar secara rutin dan
disiplin. Hal tersebut berkat kebiasaan yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran keterampilan. Kemudian guru juga memiliki peran dalam
mendisiplinkan siswa karena metode drill tidak akan berjalan sukses tanpa peran
guru yang memiliki wibawa dan keahlian.
Kekurangan
a. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius
mudah sekali menimbulkan kebosanan.

10
Ibid. hlm. 2-4
11
Husna Husnul Khotimah, Penggunaan Metode Drill Dalam Pembelajaran Ibadah, (Surakarta: 2016), hlm. 234

298
b. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel
tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa
mogok belajar/latihan.
c. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri
murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
d. Latihan yang selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat
melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
Penggunaan metode drill dalam pembelajaran ibadah adalah sebagai penguatan
dari materi yang disampaikan dengan metode ceramah. Melalui penggunaan metode
ini diharapkan murid dapat mengidentifikasi ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung
tafsiran ibadah sehingga mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
pada proses pembelajaran ibadah, langkah-langkah penggunaan metode drill
sebagai berikut: pendidik menjelaskan materi pembelajaran, pendidik bertanya terkait
materi yang belum dipahami, pendidik memberikan latihan kepada murid, pendidik
mengkoreksi dan mengklarifikasi jawaban setiap murid.

299
NIKITA AYU ROSALIANA (1711010105)

26. METODE CERAMAH (AMANAH)

1. Pengertian metode ceramah


Menurut Armai Arief metode ceramah adalah cara menyampaikan sebuah
materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai,
sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman yang dimaksud dengan metode ceramah
adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh para
guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara
lisan oleh guru bilamana diperlukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan yang dimaksud dengan metode ceramah adalah cara belajar mengajar yang
menekankan pada pemberitahuan satu arah dari pengajar kepada pelajar (pengajar
aktif, pelajar pasif).
Menurut Muhibbin Syah., metode ceramah merupakan sebuah metode
mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada
sejumlah siswa yang pada umumnya mengitu secara pasif. Dalam hal ini guru
biasanya memberikan uraian mengenai topic (pokok bahasan) tertentu di tempat
tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu.
Metode ceramah adalah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan
guru secara monolog dan hubungan satu arah (one way communication). Aktifitas
siswa dalam pengajaran yang menggunakan metode ini hanya menyimbak sambil
sesekali mencatat. Meskipun begitu, para guru yang terbuka terkadang memberi
peluang bertanya kepada sebagian kecil siswanya. Metode ceramah dapat dikatakan
sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk mrnyampaikan informasi.
Disamping itu, metode ini juga paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature
atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham siswa. Dari
beberapa pengertian diatas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode
ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepada siswa secara lisan.
Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak disukai oleh
kebanyakan guru, karena paling mudah mengatur kelas maupun mengorganisirnya.
Bila guru dalam menyampaikan pesaan (dalam hal ini materi pelajaran) dilakukan
secara lisan kepada siswa, maka guru tersebut telah dapat dikatakan memberi
ceramah.
2. Karakteristik Metode Ceramah

300
 Digunakan apabila proses pembelajaran lebih bersifat pemberian informasi
berupa fakta atau konsep-konsep sederhana
 Proses pembelajaran secara klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak
 Bersifat menonton, guru lebih banyak berbicara
 Memerlukan adanya dukungan yang efektif dari guru seperti suasana
emosional yang dapat membangkitkan motivasi dan perhatian dari siswa
selama mendengarkan ceramah
3. Teknik Penggunaan Ceramah
Adapun teknik penggunaan ceramah secara procedural dapat dilakukan
dengan lngkah-langkah dibawah ini :
a. Memperkenalkan topik ceramah
b. Membuka ceramah dengan memperkenalkan bahan pengait
c. Menyebutkan tujuan pembelajaran secara singkat tetapi jelas bagi
siswa
d. Menyebutkan garis besar materi ceramah dalam bentuk ide-ide pokok,
atau topik inti
e. Ceramahkan topik inti secara berurutan mulai pertama dan selanjutnya
dengan selalu mengaitkan dengan bahan pengait yang relevan.
Jelaskan rincian masing-masing materi dengan disertai contoh dan
ilustrasi dan alat bantu untuk topik-topik yang memerlukan
f. Susunlah rangkuman atau ringkasan tiap-tiap sajian topik inti dan
jangan lupa pertanyaan atau pemberian kesempatan bertanya untuk
siswa sebagai masukan guru
g. Gunakan teknik membuka yang benar tiap-tiap akan memulai topic inti
yang baru dan diakhiri dengan rangkuman pertanyaan
h. Rangkuman menyeluruh setelah akhir ceramah sangat diperlukan
untuk membulatkan pemahaman siswa terhadap bahan ceramah secara
menyeluruh.
4. Tujuan Penggunaan Metode Ceramah
Penggunaan metode ceramah memiliki beberapa tujuan. Tujuan penggunaan
metode ceramah untuk pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengarahkan siswa memperoleh pemahaman yang jelas tentang
masalah yang dihadapi

301
b. Untuk membantu siswa memahami generalisasi, prinsip bedasar
penalaran dan objektivitas
c. Untuk melibatkan siswa dalam berpikir melalui pemecahan masalah
d. Memperoleh umpan balik dari siswa tentang kualitas pemahamannya
dan mengatasi kesalahpahaman
e. Untuk membantu siswa dalam apresisi dan memproses penalaran serta
penggunaan bukti dalam memecahkan keraguaan
5. Prinsip-Prinsip Penggunaan Metode Ceramah
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya:
a. Penyiapan bahan ceramah secara matang
b. Pemberitahuan kepada siswa tujuan belajar yang akan dicapai
c. Penggunaan bahan pengait untuk memahamkan anak tentang
keterkaitan bahan ceramah dengan pengetahuan yang telah dipahami
anak sebelumnya
d. Penyajian penjelasan awal secara garis besar (review) materi yang
akan diceramahkan
e. Penjajagan pengetahuan prasyarat yang telah dikuasai siswa
f. Penyajian bahan ceramah diselingi tanya jawab, penggunaan paraga,
ilustrasi dam contoh relevan
g. Penilaian secara bertahap pada setiap satuan bahasan
h. Pemberian kesempatan kepada anak untuk mengajukan pertanyaan,
tanggapan dan kritik
i. Penciptaan hubungan guru-siswa secara harmonis, terbuka, penuh
humor dan kegembiraan
j. Penciptaan iklim sosio-emosional kelas secara hangat
k. Memberikan rangkuman, kesimpulan pada setiap akhir suatu bahasan
dan akhir ceramah.
6. Situasi Penggunaan
Metode ceramah tidaklah dapat dipergunakan untuk semua situasi
pembelajaran akan tetap harus memperhatikan situasi tertentu. Metode ceramah dapat
dipergunakan dalam situasi:
Pertama, kalau guru akan menyampaikan fakta atau pendapat dimana tidak
terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta yang dimaksud. Di sini fakta harus
disampaikan secara jelas sementara bahan bacaan terhadap fakta tersebut tidak
302
tersedia disekolah maka harus diajarkan dengan penuturan kata melalui cermah.
Terkadang persoalan bahan ini menjadi tugas penting untuk ditemukan oleh murid
dan guru agar pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.
Kedua, jika guru akan menyampaikan pengajaran kepada sejumlah peserta
didik yang besar. Jumlah peserta didik yang besar menjadi perhatian utama dalam
proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan efektif. Metode ceramah dianggap
dapat menjabatani untuk kelangsungan pembelajaran dengan jumlah peserta didik
yang banyak namun dituntut kemampuan retorika ceramah yang baik dari seorang
guru.
Ketiga, kalau guru adalah oembicara yang bersemangat sehingga dapat
memberi motivasi kepada peserta didik untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dalam
keadaan tertentu, sebuah pembicaraan yang bersemangat akan menggerakkan hati
peserta didik untuk menimbulkan tekad baru.
Keempat, jika guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah
diajarkan, sehingga memungkinkan peserta didik untuk melihat lebih jelas hubungan
antara pokok yang satu dengan lainnya.
Kelima, kalau guru akan memperkenalkan pokok bahasan baru. Dalam sebuah
kelas, peserta didik telah sampai pada bagian tata bahasa yang membicarakan tata
kata. Untuk itu guru akan menjelaskan perbedaan anatara fonetik dan fonemik dengan
berbagai contoh. Pokok bahasan baru ini menunjukkan adanya hal baru yang perlu
untuk dijelaskan secara lebih rinci. Namun perlu ditegaskan di sini bahwa
pembelajaran dengan pokok bahasan baru itu tidak sekedar di awal pembelajaran saja,
tapi mencakup seluruh isi materi.
7. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
A. Kelebihan Metode Cermah
1) Suasana kelas berjalan dengan tenaga karena murid melakukan aktivitas yang
sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komprehensif.
2) Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu
yang singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan.
3) Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit
dapat diuraikan bahan yang banyak.
4) Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik
sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan
cepat dan tepat.
303
5) Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar.
6) Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan
waktu terbatas maka dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja,
sedangkan bila waktu masih panjang, dapat dijelaskan secara mendetail.
B. Kelemahan Metode Ceramah
1) Interaksi cenderung bersifat centered (berpusat pada guru).
2) Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah
menguasai bahan ceramah
3) Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika ceramah
berisi istilah-istilah yang kurang/tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya
mengarag kepada verbalisme
4) Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut seorang guru harus


mengusahakan hal-hal sebagai berikut:

a. Untuk menghilangkan kesalahpahaman siswa terhadap materi yang diberikan,


hendaknya diberi penjelasan beserta keterangan-keterangan, gerak-gerik, dan
contoh yang memadai dan bila perlu hendaknya menggunakan media yang
refresentatif.
b. Selinglah metode ceramah dengan metode lainnya untuk menghilangkan
kebosanan peserta didik.
c. Susunlah ceramah secara sistematis.
d. Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat
membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya.
e. Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.
8. Amanah
1) Pengertian Amanah
Amanah artinya dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah
memang lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang
semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya. Antara keduanya terdapat
kaitan yang sangat erat sekali.

304
Amanah dalam pengertian yang sempit adalah memelihara titipan dan
mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Sedangkan
dalam pengertian luas amanah mencakup banyak hal yaitu: menyimpan
rahasia orang, menjaga kehormatan orang lain, menjaga dirinya sendiri,
menunaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dan lain-lain sebagainya.
Tugas-tugas yang dipikulkan Allah kepada umat manusia, oleh Al-Qur’an
disebut sebagai amanah (amanah taklif). Amanah taklif inilah yang paling
berat dan besar. Makhluk-makhluk Allah yang besar, seperti langit, bumi,
matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, lautan, dan pohon-pohon
yang lainnya, tidak sanggup memikulnya. Lalu manusia karena kelebihan
yang diberikan Allah kepadanya berupa akal fikiran, perasaan, kehendak dan
sebagainya mau menanggungnya. Secara metaforis keadaan itu digambarkan
oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat
zalim dan Amat bodoh.”(QS. Al-Ahzab 33:72)

2) Bentuk-Bentuk Amanah
Dari pengertian amanah diatas dapatlah kita kemukakan beberapa
bentuk amanah sebagai berikut:
a) Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula
Apabila seorang muslim dititipi oleh orang lain, misalnya barang
berharga, karena yang bersangkutan akan pergi jauh ke luar negri, maka
titipan itu harus dipelihara dengan baik, dan pada saatnya dikembalikkan
kepada yang punya, utuh seperti semula. Bila yang menerima titipan punya
niat baik untuk mengembalikannya seperti semula, maka Allah akan
membantunya untuk memeliharanya. Nabi Muhammad SAW sejak
mudanya di Makkah sudah terkenal dengan gelar al-Amin adalah karena
beliau sangat dipercaya oleh penduduk Makkah untuk menyimpan dan
memelihara barang titipan, kemudian mengembalikannya seperti semula.
Bahkan sebelum hijrah pun Rasulullah saw menyuruh ‘Ali ibn Abi Thalib
berangkat hijrah belakangan supaya dapat mengembalikan beberapa
barang titipan yang masih ada pada beliau

305
Sekalipun tidak ada bukti atau transaksi tertulis dalam penitipan itu,
tetapi karena sifat amanah, seorang Muslim tetap akan mengembalikannya
seperti adanya.
b) Menjaga Rahasia
Apabila seseorang dipercaya untuk menjaga rahasia, apakah rahasia
pribadi, keluarga, organisasi atau lebih-lebih lagi rahasia Negara, dia wajib
menjaganya supaya tidak bocor kepada orang lain yang tidak berhak
mengetahuinya.
Apabila seseorang menyampaikan sesuatu yang penting dan rahasia
kepada kita, itulah amanah yang harus dijaga. Dalam sebuah keluarga,
suami isteri harus menjaga rahasia keluarga. Masing-masing tidak boleh
membeberkan rahasia keluarga kepada orang lain. Begitu juga
pembicaraan dalam sebuah pertemuan atau hasil keputusan yang
dinyatakan rahasia, tidak boleh dibocorkan kepada orang lain yang tidak
berhak. Orang yang menyaksikan peristiwa pembunuhan, perampokan dan
perzinaan, dibolehkan untuk melaporkannya kepada yang berwajib atau
pengadilan untu kepentingan penegakkan hukum. Khusus untuk perzinaan,
dia boleh melaporkannya kalau ada tiga orang saksi lagi selain dia. Kalau
tidak, dia diperintahkan untuk diam.
Begitulah seorang Muslim dituntut untuk selalu menjaga rahasia yang
diamanahkan kepadanya, baik rahasia pribadi, keluarga, organisasi, atau
lebih-lebih rahasia Negara
c) Tidak Menyalahgunakan Jabatan
Jabatan adalah amanah yang wajib dijaga. Segala bentuk
penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau
kelompoknya termasuk perbuatan tercela yang melanggar amanah.
Misalnya menerima hadiah, komisi, atau apapun yang tidak halal. Bentuk
lain dari menyalahgunakan jabatan adalah mengangkat orang-orang yang
tidak mampu untuk menduduki jabatan tertentu hanya karena dia sanak
saudara atau kenalannya, padahal ada orang lain yang lebih mampu dan
pantas menduduki jabatan tersebut. Secara obyektif menyerahkan suatu
tugas kepada orang yang tidak mampu memang mengundang kegagalan.
d) Menunaikan Kewajiban Dengan Baik

306
Allah SWT memikulkan ke atas pundak manusia tugas-tugas yang
wajib dia laksanakan, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT
maupun dengan sesama manusia dan makhluk lainnya. Tugas seperti itu
disebut taklif,manusia yang ditugasi mukhallaf, dan amanahnya disebut
amanah taklif. Amanah inilah secara metaforis digambarkan oleh Allah
SWT tidak mampu dipukul oleh langit, bumi, dan gunung-gunung karena
beratnya, tapi manusia bersedia memikulnya.
Semua tugas yang dipikulkan wajib dilaksanakan oleh manusia dengan
sebaik-baiknya karena nanti dia harus mempertanggungjawabkannya di
hadapan Allah SWT. Semua, betapapun kecilnya, akan dihisab oleh Allah
SWT.
e) Memelihara Semua Nikmat yang Diberikan Allah
Semua nikmat yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia adalah
amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Umur,
kesehatan, harta, benda, ilmu dan lain-lain sebagainya, termasuk anak-
anak, adalah amanah yang wajib dipelihara dan dipertanggungjawabkan.
Harta benda misalnya harus kita pergunakan untu mencari keridhaan
Allah, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga, maupun untuk
kepentingan umat. Semua harus dimanfaatkan secara halal dan baik, tidak
boleh mubazir atau menggunakannya untuk kemaksiatan. Segala nbentuk
penyalahgunaan dan penyia-nyiaan benda adalah pengkhianatan terhadap
amanah yang dipikulkan. Begitu jugalah halnya dengan ilmu, anak-anak
dan nikmat-nikmat Allah lainnya, semua adalah amanah yang harus
dipelihara.
3) Jenis-Jenis Amanah
Amanah yang diberikan kepada manusia adalah sebagai berkut:
a. Amanah Fithrah
Yaitu amanah yang diberikan oleh Allah SWT sejak manusia
dalam rahim ibunya, bahkan jauh sejak dimasa alam azali, yaitu
mengakui bahwa Allah SWT sebagai RABB/Pencipta, Pemelihara, dan
Pembimbing.
b. Amanah Syari’ah/Din
Yaitu untuk tunduk patuh pada aturan Allah SWT dan
memenuhi perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA, barang siapa
307
yang tidak mematuhi amanah maka ia zhalim pada dirinya sendiri, dan
bodoh terhadap dirinya maka ia akan bodoh terhadap dirinya maka ia
akan bodoh terhadap RABB-nya.
c. Amanah Hukum/Keadilan
Amanah ini merupakan amanah untuk menegakkan hukum
Allah SWT secara adil baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat
maupun bernegara. Maka adil adalah jauh dari sifar ifrat
(ekstrem/berlebihan) maupun tafrith (longgar/berkurangan)
d. Amanah Ekonomi
Yaitu bermu’amalah dan menegakkan system ekonomi sesuai
dengan aturan syariat Islam, dan menggantikan ekonomi yang
bertentangan dengan syariat serta memperbaiki kurang sesuai dengan
syariat.
e. Amanah Sosial
Yaitu bergaul dengan menegakkan system kemasyarakatan
yang Islami, jauh dari tradisi yang betentangan dengan nilai Islam,
menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar, menepati janji serta saling
menasehati dalam kebenaran, kesabaran, dan kasih sayang.
f. Amanah Pertahanan dan Keamanan
Yaitu membina fisik dan mental dan mempersiapkan kekuatan yang
dimiliki agar bangsa, Negara dan ummat tidak dijajah olejh
imperialisme kapitalis maupun komunis dan berbagai musuh Islam
lainnya.
9. Pelaksanaan Metode Ceramah Dengan Materi Amanah yang Efektif
A. Terlebih dahulu rumuskan tujuan khusus yang akan dipelajari para murid.
Contoh:

AMANAH

Tujuan mempelajari Amanah : dengan kita mempelajari Amanah diharapkan


kita bisa menjaga Amanah yang diberikan orang lain kepada kita, kita bisa
mengetahui amanah-amanah apa saja yang belum kita ketahui selama ini.

308
B. Setelah menetapkan secara jelas tujuan yang hendak dicapai hendaknya
diselidiki dan dipertimbangkan secara sungguh-sungguh apakah metode
ceramah benar-benar merupakan metode yang sangat tepat untuk dipakai.
C. Kemudian susunlah bahan ceramah. Dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
 Dapat membangkitkan minat dan menarik perhatian murid, karena itu
bahan harus disesuaikan dengan taraf perkembangan para zaman.
Contoh :

Pemimpin Yang Amanah

Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang setiap kali mengucapkan janji,
maka ia berusaha sekuat tenaga memenuhinya. Sekuat tenaga ia menjaga harta
kekayaan yang dititipkan di bawah kepemimpinannya, sekuat tenaga ia jauhi bujukan
untuk korupsi dan manipulasi.

Dengan begini akan menarik perhatian murid, karena di zaman sekarang banyak pemimpin-
pemimpin yang melakukan korupsi-korupsi.

 Dapat dimengerti dengan mudah dan jelas


 Dapat memberikan kesan dan pengertian kepada para murid bahwa
bahan yang dibicarakan itu sangat penting dan besar manfaatnya.
Contoh :
“Kepemimpinan diawali dengan amanah terhadap hal-hal kecil terlebih
dahulu. Seorang pemimpin tidak hanya sukses ditempat pekerjaannya
saja tetapi juga harus sukses memimpin dirinya sendiri dan keluarga.
Tidak ada seseorang sukses jika mereka tidak bisa menjaga amanah
dengan baik. Rasulullah saw bersabda : ‘Ketahuilah, setiap kalian
adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawabannya.
Seseorang imam adalah pemimpin bagi masyarakatnya dan akan
diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya’. Sungguh
sangat mulia amanah, jika kita bisa melaksanakan amanah dengan
baik.
D. Sikap, cara dan gaya guru harus menimbulkan rasa simpatik

309
E. Pemakaian metode ceramah hendaknya diselingi dengan variasi berupa audio-
visual, Tanya jawab dan sebagainya
F. Tanggaplah perhatian para murid dan arahkan kepada pokok yang
diceramahkan
G. Kemudian usahakan menanam pengertian yang jelas. Hal ini dapat dilakukan
dengan:

 Guru memulai suatu pembicaraan dengan memberikan suatu ringkas


tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Contoh :
1. Pengertian amanah
2. Bentuk-bentuk amanah
 Menguraikan serta menjelaskan mengenai pokok-pokok pelajaran
tersebut
1. Pengertian amanah
Amanah adalah dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah
memang lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan
seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya. Antara
keduanya terdapat kaitan yang sangat erat sekali.
2. Bentuk-bentuk amanah
Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula,
menjaga rahasia, tidak menyalahgunakan jabatan, menunaikan
kewajiban dengan baik, memelihara semua nikmat yang diberikan
Allah.
3. Menyimpulkan kembali pokok-pokok yang penting.
H. Lakukanlah penilaian dengan teknik evaluasi yang wajar untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan-tujuan ceramah tentang amanah tersebut. Contoh:
 Apakah murid-murid tertarik mengenai ceramah tentang amanah
tersebut?
 Apakah penggunaan bahasa serta cara penyampaiannya sudah selaras
dengan materi yang kita ambil?
 Apakah selama proses pembelajaran menggunakan metode ceramah
ada faktir-faktor yang menghambat atau mengganggu?
 Apakah murid-murid mengerti tujuan ceramah tersebut?

310
KESIMPULAN

Metode Ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepada siswa


secara lisan. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang
paling ekonomis untuk mrnyampaikan informasi.

Amanah adalah dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah memang
lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula
sifat amanah pada dirinya. Antara keduanya terdapat kaitan yang sangat erat sekali.

Hubungan metode ceramah ini sangat erat dalam penyampaian amanah karena
dengan menggunakan metode ceramah akan membuat siswa lebih paham tentang
amanah.

311
PUTRI RAHAYU NINGSIH (1711010121)

27. METODE SIMULASI ( CERITA TENTANG NABI IBRAHIM DAN NABI


ISMAIL )

1. Pengertian Metode Simulasi


Simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan
menggunakan situasi atau proses nyata, dengan peserta didik terlibat aktif dalam
berinteraksi dengan situasi di lingkungannya. Peserta didik mengaplikasikan
pengetahuannya yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini berguna untuk untuk
memberikan respons (membuat keputusan atau melakukan tindakan) untuk mengatasi
masalah /situasi dan menerima umpan balik tentang respons tersebut (Rheba de dan
Martha A. Thompson, 1987).
Menurut Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.22) metode simulasi merupakan salah satu
metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses
pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau
kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura.
Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.

2. Prasyarat Pengoptimalan Pembelajaran dengan Metode Simulasi

Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.24) penggunaan metode simulasi menuntut


beberapa kemampuan guru atau fasilitator, antara lain:
a) Mampu membimbing siswa atau warga belajar dalam mengarahkan teknik, prosedur
dan peran yang akan dilakukan siswa dalam simulasi,
b) Mampu memberikan ilustrasi,
c) Mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi,
d) Mampu mengamati proses simulasi yang dilakukan siswa atau warga belajar.

Adapun kondisi dan kemampuan siswa atau warga belajar yang harus diperhatikan
dalam penerapan metode simulasi adalah:
a) Kondisi, minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam bersimulasi,
b) Pemahaman terhadap pesan yang akan disimulasikan,
c) Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.
3. Tujuan Metode Simulasi

312
Tujuan metode simulasi yaitu membantu peserta didik mempraktekan
keterampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian masalah, mengembakan
kemampuan interaksi antarmanusia dan memberikan kesempatan peserta didik untuk
menerapkan berbagai prinsip,teori serta untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotor.

4. Tipe Metode Simulasi


Menurut Sandra de Young (1990), ada tiga tipe simulasi, yaitu simulation
exercise, simulation game, dan role playing. Berikut ini akan diuraikan metode simulation
exercise dan role playing.
a) Latihan simulasi
Latihan simulasi (simulation exercise) adalah metode pembelajaran simulasi yang
menyajikan situasi nyata yang terkontrol. Peserta didik dapat memanipulasi situasi
tersebut, sehingga pemahaman peserta didik menjadi lebih baik terhadap situasi
tersebut.
Simulasi latihan meliputi: writen simulation, simulasi dengan visual dan live
simulation patient.
b) Bermain peran
Bermain peran (role playing) adalah suatu bentuk drama dimana peserta didik
secara spontan memperagakan peran-peran dalam berinteraksi yang terkait dengan
masalah/ tantangan dan hubungan antarmanusia.
Metode simulasi tidak langsung dilakukan pada klien, tetapi dipraktikan
seakan-akan kondisinya nyata, sehingga kesalahan tidak bersifat fatal. Ada tiga
macam bentuk simulasi untuk bermain peran yaitu: kasus aktif, model dan klien. Pada
kasus aktif diberikan data tentang klien nyata yang memerlukan pengambilan
keputusan kemudian data ditambah untuk mengembangkan kemampuan pengambilan
keputusan.

5. Petunjuk Penggunaan Metode Simulasi


Berikut ini petunjuk apabila akan menggunakan metode pembelajaran simulasi.
 Simulasi harus meningkatkan pencapaian tujuan
 Perhatikan syarat simulasi tentang jumlah peserta didik, waktu
yangdiperlukan, alat, dan tempat.
 Pembimbing simulasi harus memahami jalannya simulasi
313
 Uji coba dilakukan pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh
pembimbing.
 Peserta didik mempunyai latar belakang teori dan keterampilan untuk berperan
serta dalam simulasi.
 Peserta didik harus mengerti tujuan peran serta mereka pada simulasi
 Petunjuk tertulis lengkap dan diberikan pada peserta didik
 Pembimbing bertanggungjawab untuk menginterupsi simulasi apabila waktu
telah lewat dan muncul masalah, atau peserta belum kompeten.

6. Prosedur Penggunaan Metode Simulasi

Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.23) prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan
metode simulasi adalah:
a. Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh pendidik,
b. Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas,
c. Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran
yang dimainkan,
d. Proses pengamatan pelaksanaan simulasi dapat dilakukan dengan diskusi,
e. Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan simulasi.

7. Proses Pembimbingan Pada Metode Simulasi


2 Menyampaikan tujuan simulasi
3 Menjelaskan jalannya simulasi
4 Mengatur peserta didik untuk untuk memerankan sesuai dengan perannya dalam
simulasi
5 Melakukan uji coba pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh pembimbing
6 Memberikan komentar setelah simulasi, bila ada masalah dan peserta didik
kurang menguasai
7 Melakukan diskusi untuk membahas proses simulasi

8. Karakteristik Metode Simulasi


Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.23) memaparkan tentang karakteristik metode
simulasi sebagai berikut:

314
a. Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan
bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi,
b. Metode ini menuntut lebih banyak aktivitas siswa,
c. Dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual, bahan
pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial, maupun
masalah-masalah sosial.

9. Kelebihan dan Kekurangan metode Simulasi:

1. Kelebihan

a) Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengalaman yang


tidak langsung diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah sosial.
b) Sekalipun bukan tujuan metode ini, melalui simulasi dapat dikembangkan
bakat dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh peserta didik,misalnya
dalam seni drama,bermain peran dan sebagainya.
c) Simulasi menuntut imajinasi peserta didik
d) Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya
e) Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial (merupakan
implementasi pembelajaran yang berbasis kontekstual),
2. Kekurangan
a) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sempurna
dengan kenyataan dilapangan atau dalam kehidupan
b) Tidak jarang simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sedangkan fungsinya
sebagai alat belajar jadi terabaikan
c) Pelaksanaan simulasi sering menjadi kaku, bahkan jadi salah arah, karena
kurangnya pengalaman keterampilan atau penguasan siswa terhadap masalah
sosial yang diperankan
d) Simulasi dipengaruhi oleh faktor-faktor emosional seperti rasa malu,ragu-ragu
atau takut yang dapat memengaruhi peserta didik dalam melakukan simulasi.

315
10. Contoh Metode Simulasi ( Cerita Tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail).

Sebagai contoh disini pemakalah akan mengambil tema tentang nabi Ibrahim
dan nabi ismail, yang dimana disini di perankan dan di peragakan secara langsung .

Kisahnya dijelaskan dalam ayat berikut:

َّ َ‫)َفب‬100(َ‫صالحين‬
َ‫)َفل َّماَبَلغَمعهَالسَّعي‬101(َ‫شرناهَبغل ٍمَحل ٍيم‬ َّ ‫)َربَهبَليَمنَال‬99(َ‫وقالَإنيَذاهبَإلىَربيَسيهدين‬
َ‫صابرين‬ َّ ‫ي َإنيَأرىَفيَالمنام َأنيَأذبحك َفانظر َماذاَترىَقالَ َياَأَبت َافعَل َماَتؤمر َسَتجدنيَإن َشاء‬
ََّ ‫ََّللا َمن َال‬ َّ ‫قال َياَبن‬
ُّ ‫)َقدَصدَّقت‬104(َ‫)َوناديناهَأنَياَإبراهيم‬103(َ‫)َفل ََّماَأسلماَوتلَّهَللجبين‬102(
َ‫)َإ َّن‬105(ََ‫َالرؤياَإنََّاَكذلكَنجزيَالمحسنين‬
َ‫)َكذلك‬109(َ‫)َسلم َعلىَإبَراهيم‬108(َ‫)َوتركناَعَليَه َفيَاآلخرين‬107(َ ‫)َوفديناه َبذبحٍَعظ ٍيم‬106(َ ‫هذاَلهو َالبلءَالمبين‬
)111(َ‫)َإنَّهَمنَعبادناَالمؤمنين‬110(َ‫نجزيَالمحسنين‬

“Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku,


dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku
(seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar
gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada
umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami
memanggilnya: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu,
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang
baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan
dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-
orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang
beriman.” (QS. Ash-Shaaffaat: 99-111)

316
Contoh naskah dalam metode simulasi

Pemain atau tokoh

Nabi Ibrahim : di perankan oleh……..

Nabi Ismail : di perankan oleh……...

Siti Sarah : di perankan oleh……...

Siti Hajar : di perankan oleh……...

Jibril : di perankan oleh………

Setan : di perankan oleh………

Suku Jurhum I : di perankan oleh………

Suku Jurhum II : di perankan oleh………

Narator : di perankan oleh………

317
Lahirnya Ismail dari rahim Siti Hajar ternyata membuat Siti Sarah merasa ada yang
berbeda dengan sikap Ibrahim. Siti Sarah tidak kuat merasakan kegundahan
hatinya.Siti Sarah meminta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkan dia dari
matanya dan menempatkannya di lain tempat.

Adegan I. Gurun Pasir.Mekah

Siti Hajar : (merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon
belas kasihnya). janganlahtinggalkan saya seorang diri di tempat yang kosong ini suamiku,
tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir.

Ibrahiim : Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya,


percayalah kepada kekuasaan dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu
ke sini dan Dialah yang akan melindungi dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini.

Siti Hajar : Haruskah saya berdiam diri disini suamiku?

Ibrahim : Percayalah. Allah akan selalu menjaga umat-Nya..

(kepergian Nabi Ibrahim dengan gejolak jiwanya)Siti Hajar melepas

Siti Hajar : Ya Allah, lindungilah hambamu dari semua mara bahaya. Selamatkanlah dia
dan bahagiakanlah rumahtangganya.

Adegan II. Rumah Ibrahim. Palestina

Ibrahim : assalamualaikum

Siti Sarah : waalaikumsalam suamiku, (menangis) maafkan aku suamiku.

Ibrahim : Itu perintah dari Allah swt. Tidak ada keragu-raguanku untuk
menjalankan perintah-Nya. Sekalipun harus membawa siti hajar ke tempat kosong di
tengah padang pasir.

Siti Ibrahim : kehendak Allah pasti yang terbaik untuk kehidupan kita semua. Tidak
usah menyesal dan menyalahkan dirimu sendiri. Berdoalah kepada sang pemberi kehendak.

Siti Sarah : bagaimana dengan kehidupannya?

318
Ibrahim : Semua sudah ada yang mengatur, hilangkan kesedihanmu istriku tercinta.

keadaan yang menyedihkan terjadi pada Siti Hajar dan Ismail, yang sudah
kehabisan bekal untuk meneruskan perjuangan hidup.

Adegan III.Gurun Pasir.Mekah

(Ismail menangis.lapar dan kehausan)

Siti Hajar : Sabarlah anakku

Siti Hajar berjalan melewati bukit Safa dan Marwa, kadang ia


berjalan,..kadang ia berlari sebanyak 7 kali dalam keadaan yang lemas dan tidak
berdaya, datanglah Malaikat Jibril hendak menolongnya .
Jibril : Siapakah sebenarnya engkau ini?
SitiHajar :Aku adalah hamba sahaya Ibrahim
Jibril : Kepada siapa engkau dititipkan di sini?
Siti Hajar : Hanya kepada Allah aku memohon perlindungan
Jibril : Jika demikian, maka engkau telah dititipkankepada Dzat Yang
Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu
dan tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya.

Kemudian dalam keadaan berbaring, Ismail menginjakkan kakinya di atas


tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan
kuasa Allah Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur
itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan segera pula
terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa
sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan
kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh
bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.
(Datanglah suku jurhum ketempat tersebut).

Suku Jurhum : (Girang). Allahu Akbar Alhahu Akbar Allahu Akbar.

Siti Hajar : Siapakah saudara-saudara ini?

Suku Jurhum I : Kami dari suku jurhum, kalian sendiri siapa? Keajaiban apa yang
telah terjadi, Darimana asal air ini, kalian hanya berdua?

319
Suku Jurhum II : Cukup! Apa yang sebenarnya terjadi saudaraku?

Siti Hajar : Sudah lama kami tinggal disini. Sampai saatnya kami merasa hidup
kosong.tanpa akar,pohon,ranting dan daun. Berkat pertolongan Allah, muncullah sumber air
ini.

Suku Jurhum : Mahasuci Allah dengan segala kekuasaanya.

Adegan IV. Rumah Ibrahim.Palestina

Ibrahim : (Bangun tidur) ampuni dan lindungilah hamba-Mu ini ya Allah.apa yang
harus hamba lakukan? (lalu Ibrahim mengunjungi rumah Siti Hajar dan Ismail untuk
menyampaikan mimipinya)

Nabi Ibrahim pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk Ismail di


tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepada putera yang
ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu terlarut bila mengenangkan
keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus, jauh
dari masyarakat kota dan pengaulan umum).

Adegan V.Rumah Ismail.Mekah

Ibrahim : Assalamu'alaikum,...wah sudah besar sekarang kamu nak,

Ismail : Iya Ayah,...ibu memelihara aku dengan baik, bagaimana kabar ayah?

Ibrahim : (ragu untuk mengutarakan mimpinya).

Siti Hajar datang menemui suami dan anaknya

Ibrahim : (kepada siti hajar) Tolong kamu pakaikan anak kamu Ismail pakaian yang
paling baik dan bagus kerana aku akan pergi berziarah dengannya.

datanglah setan untuk merayu nabi ibrahim

Setan : Apakah kamu tidak memerhatikan badannya yang gagah, parasnya yang
tampan dan perilakunya yang santun?

Ibrahim : itu semua benar, Ismail anak yang sholeh

320
Setan : Kenapa kau tega menyembelihnya? Siapa yang akan meneruskah
perjuanganmu?

Ibrahim : Allah takkan melenyapkan agama-Nya.

Setan : Bagaimana tidak lenyap kalau kau menyembelihnya? Ismail anak


tunggalmu.

Ibrahim : Ya, tetapi aku telah diperintah oleh Tuhanku untuk menyembelihnya.

setelahSiti Hajar memakaikan pakaian yang paling cantik kepada Ismail,


memberinya minyak rambut, lalu menyisir rambutnya. Kemudian, Nabi Ibrahim
a.s. pergi bersama Ismail dekat dengan kota Mina. Dia juga membawa tali dan
pisau yang tajam.

Siti Hajar : semoga keselamatan selalu menyertai wahai suami dan anakku.

Usaha merayu Ibrahim gagal. Setan mencoba merayu siti hajar

Setan : Bagaimana boleh kamu hanya duduk-duduk sahaja, sedangkan Ibrahim


pergi dengan anak kamu dan hendak menyembelih anak kamu?

Siti Hajar : Jangan berdusta! Aku tahu seorang ayah tidak akan sanggup menyembelih
anaknya sendiri!

Setan : Suami kamu membawa pergi anak kamu sambil membawa tali dan pisau.
Dia mengira Tuhannya telah menyuruhnya untuk itu.

Siti Hajar : Nabi tidak diperintahkan untuk mengerjakan sesuatu yang sia-sia. Tapi, jika
memang Allah s.w.t. telah memerintahkan perkara itu, aku sendiri bersedia untuk menurut
perintah itu dengan jiwaku. Bukan hanya jiwa, malah anakku rela kukorbankan demi Allah
swt!

usaha setan gagal lagi. Tetapi setan selalu berusaha.Dengan mencoba merayu
ismail.

Adegan VI.Tengah perjalalanan.Mekah

Setan : Hai Ismail, kamu nampak bersenang-senang, sedangkan saat ini ayah kamu
membawa tali dan pisau untuk menyembelih kamu.

321
Ismail : Jangan berdusta, hai iblis. Mengapa ayahku hendak menyembelihku?

Setan : Dia mengira bahawa Tuhannya telah menyuruhnya demikian.

Ismail : Aku memerhatikan dan mentaati perintah Tuhanku.

sebelum setan kembali berucap. Dilemparkan batu tepat dimata setan.setanpun


menghilang
Ibrahim : Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelih kamu Maka fikirkanlah apa pendapat kamu?

Ismail : Hai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada kamu. Insya Allah
s.w.t. kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.

Ibrahim : Bahagialah aku memiliki seorang putera yang taat kepada Allah, berbakti
kepada orangtua dan ikhlas menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah.

Ibrahimpun memeluk Ismail lalu mengikatnya dan membaringkannya dilantai.


Sambil mengasah pisaunya,air matanya menetes, agak lama ia melakukan itu,
seakan-akan terjadi pertarungan batin anatar ingin melaksanakn perintah Allah
dengan kecintaannya kepada anaknya
Ismail : Wahai ayahku, lepaskanlah ikatan tali di tangan dan kakiku agar Allah
s.w.t. tidak memandang aku sebagai orang yang terpaksa mentaati perintah-Nya.
Kemudian letakkan pisau itu di leherku agar malaikat-malaikat tahu bahawa putera
Ibrahim a.s. telah mentaati perintah Allah s.w.t. dengan ikhtiar (pilihan sendiri dan secara
sukarela).

Lalu, Nabi Ibrahim pun menelentangkan kedua-dua tangan Ismail dan


kedua kakinya yang tanpa ikatan serta memalingkan wajahnya ke tanah lalu
menekankan pisau dengan sekuat tenaganya. Namun dengan izin Allah s.w.t.,
ternyata pisau itu tidak boleh memotong leher Ismail
Ismail : Wahai ayahku, kekuatan kamu menjadi lemah kerana kamu masih
menyimpan cinta kamu untukku. Oleh kerana itulah, kamu tidak boleh menyembelih aku.
(Lalu Nabi Ibrahim a.s. memukulkan pisau itu pada batu dan batu itu pecah menjadi dua)

Ibrahim :Hai pisau, engkau mampu membelah batu itu, tetapi mengapa engkau
tidak mampu memotong leher anakku?

322
Jibril : wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu,
demikianlah Kami membalas orang-orang yg berbuat kebajikan.Sembelihlah kambing
sebagai ganti engkau menyembelih anakmu. Allah sudah menerima ketaatanmu, pahala
dan kebaikan akan senantiasa menyertaimu.
Ibrahim : La ilaaha illallaahu Allahu Akbar.

Ismail : Allahu akbar wa lillahil hamdu.

Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa Ismail telah diselamatkan itu, Allah
memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di
sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang
tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban
yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Aidiladha di seluruh pelosok
dunia.

Sekian.

Faedah Atau pelajaran yang dapat kita ambil dari Kisah tersebut adalah :

a. Kisah ini terjadi setelah Nabi Ibrahim diuji akan dilemparkan dalam api. Kemudian ia
diperintahkan berhijrah. Kisah Ibrahim ini menunjukkan keutamaan hijrah. Hijrah
pertama di muka bumi adalah hijrahnya Nabi Ibrahim dari Irak ke Syam.
b. Kecintaan pada Allah mesti dikedepankan daripada kecintaan pada istri dan anak
c. Orang beriman mesti diujin keimanannya.

Ibnu Taimiyah berkata, “Maksud dari perintah menyembelih di sini adalah Allah
memerintah kekasihnya (khalilullah) untuk menyembelih putranya di mana perintah
ini amatlah berat. Itulah ujian bagi Ibrahim untuk membuktikan kalau ia murni
mencintai Allah dan menjadikan ia khalilullah atau kekasih Allah seutuhnya. Itulah
tanda kecintaan yang sempurna pada Allah.” (Ar-Radd ‘ala Al-Mantiqin, hlm. 517-
518)

d. Wajibnya taat dan berbakti pada orang tua selama dalam kebaikan.

e. Mimpi para Nabi itu wahyu.

f. Disyari’atkannya ibadah qurban.

323
g. Orang yang dalam puncak kesulitan akan dibukakan jalan keluar.

Ibnu Katsir mengambil pelajaran dari kisah Ibrahim ini dengan mengatakan,
“Itulah balasan bagi orang yang mentaati kami ketika berada dalam kesulitan dan
kesempitan, maka dijadikan dalam urusan mereka jalan keluar. Dalilnya adalah
firman Allah,

َّ ‫)َويرزقهَمنَحيثَالَيحتسبَوَمنَيتو َّكلَعل‬2(َ‫ََّللاَيجعلَلهَمخر اجا‬


َّ ‫ىََّللاَفَهوَحسبَهَإ َّن‬
َّ ‫ََّللاَبَالغَأمرهَقدَجعل‬
َ‫ََّللا‬ ََّ ‫ومنَيتَّق‬
)3(َ‫لكلَشيءٍ َقد ارا‬

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya


jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-
Thalaq: 2-3)

h. Ada balasan besar bagi orang yang berbuat ihsan, sabar dan taat pada Allah.

i. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Dengan Contoh di atas maka Murid akan lebih mudah untuk menerima dan
Memahami pelajaran yang di berikan oleh guru.

Kesimpulan :

Simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan


situasi atau prises nyata, dengan peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi
di lingkungannya.

Metode simulasi ini bertujuan untuk membantu peserta didik mempraktekkan


ketrampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian masalah, mengembangkan
kemampuan interaksi antar manusia dan memberikan kesempatan peserta didik untuk
menerapkan berbagai prinsip, teori, serta untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotor.

324
MARIA ULFAH (1711010090)

28. METODE CERAMAH (AKHLAK TERCELA “SUM’AH”)

Q.S AL-Baqarah: 2

َ ََّ‫ي اَأ ي ُّه اَا ل َّ ذ ين َآم ن وا َ ال َت ب ط ل واَص د ق ات ك م َب ال م ن َو األ ذ ٰى َ كَ ا لََّ ذ يَي نَ ف ق َم ال ه َر ئَ اء َال ن َّ اس َو ال َي ؤ م ن َب اَّلل‬
َ ‫و ال ي و م َاآل خ ر َ َۖف م ث ل ه َك م ث ل َص ف و ا ٍن َع ل ي ه َت ر اب َف أ ص اب ه َوَ اب لَ َف ت رَ ك ه َص ل د اا َ َۖالَ َي ق د ر ون َع ل ٰى َ ش ي ٍء‬
َ‫م َّم اَك س ب وا َ َۗو َّللاَّ َال َي ه د يَال ق و م َال ك اف ر ين‬

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu
ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang kafir”.(Q.S Al-baqarah : 264)

A. SUM’AH SECARA ETIMOLOGI/BAHASA


Kata sum’ah (‫ )السمعة‬berasal dari kata ‫ سمع‬samma’a (memperdengarkan)
Kalimat samma’an naasa bi ‘amalihi digunakan jika seseorang menampakkan
amalnya kepada manusia yang semula tidak mengetahuinya.
B. PENGERTIAN SUM’AH SECARA TERMINOLOGI/ISTILAH
Penbegertian sum’ah secara istilah/terminologi adalah sikap seorang muslim
yang membicarakan atau memritahukan amal shalihnya -yang sebelumnya tidak
diketahui atau tersembunyi- kepada manusia lain agar dirinya mendapatkan
kedudukan dan/atau penghargaan dari mereka, atau mengharapkan keuntungan
materi.
Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani mengetengahkan pendapat Izzudin
bin Abdussalam yang membedakan antara riya dan sum’ah. Bahwa riya adalah sikap
seseorang yang beramal bukan untuk Allah; sedangkan sum’ah adalah sikap
seseorang yang menyembunyikan amalnya untuk Allah, namun ia bicarakan hal
tersebut kepada manusia. Sehingga, menurutnya semua riya itu tercela, sedangkan

325
sum’ah adalah amal terpuji jika ia melakukannya karena Allah dan untuk memperoleh
ridha-Nya, dan tercela jika dia membicarakan amalnya di hadapan manusia.
Di dalam buku akhlak tasawuf karya Nur Hidayat yang mengutip dari Alwan
Khoiri dkk. Bahwa K.H. Ahmad Rifa’i menjelaskan pengertian sum’ah sebagai
berikut;
Sum’ah menurut bahasa adalah diperdengarkan kepada orang lain, adapun
menurut istilah adalah melakukan ibadah dengan benar lahiriah ikhlas karena Allah
Yang Maha Pengasih dan Luhur kemudian amal kebajikannya diceritakan kepada
orang lain supaya orang lain memuliakan terhadap dirinya, itu sudah bercampur
dengan haram. Hatinya tidak ridha menuju kepada Allah melainkan batinnya menuju
karena dunia itulah sum’ah, haram hukumnya setelah melakukan amal kebajikan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa sum’ah adalah
memperdengarkan suatu amal atau ibadah yang dilakukannya dengan benar, lahiriah
ikhlas karena Allah SWT kepada orang lain dengan tujuan supaya orang tersebut
memuji, menghormati, dan memuliakan dirinya. Perbuatan seperti itu haram
hukumnya karena mencampur adukkan antara niat ikhlas karena Allah SWT dengan
niat ingin mendapat pujian, penghormatan, dan kemuliaan dari manusia.
Hal di atas sejalan dengan ungkapan Imam Ghazali yang dikutip oleh Nur
Hidayat dalam bukunya akhlak tasawuf sebagai berikut;

َ ‫َال تَ ْظه َُر ا ْلفَ ِضلَةَ كَا ْل ِع ْل ِم َوا ْل َطا‬


‫ع ِة‬

Artinya: “Janganlah kamu menampak-nampakkan sifat keutamaan ilmu dan ketaatan.”

Allah SWT berfirman di dalam surat An-Najm ayat 32, yang artinya sebagai berikut:

“(Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali
kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dia mengetahui
tentang kamu, sejak dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam
perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang
yang bertakwa.”

Dari beragai uraian di atas, maka timbul pertanyaan; bagaimana jika ada seseorang
menampakkan sifat keutamaannya baik ilmunya yang luas, budi pekerti yang luhur, dengan
tujuan agar orang lain mengikuti jejaknya atau agar orang lain mau melakukan perbuatan-
perbuatan yang utama?

326
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa sum’ah tergantung dari niatnya. Jika sum’ah
dengan niat demi kemaslahatan agama, maka sum’ah tersebut menjadi terpuji. Begitu juga
sebaliknya, jika sum’ah dilakukan dengan niat untuk memamerkan keutamaan dan
keistimewaan agar mendapat pujian dari manusia, maka sum’ah tersebut menjadi tercela.

1
Secara bahasa sum’ah adalah diperdengarkan kepada orang lain, adapun secara
istilah yaitu beribadah dengan benar dan ikhlas karena Allah, kemudian menceritakan amal
perbuatannya kepada orang lain. Adapun Sum’ah mempunyai hubungan erat sekali dengan
riya’, bahkan tergolong sama. Akan tetapi terdapat perbedaan antara keduanya, Perbedaan
antara riya’ dan sum’ah menurut Al-Hafizh yaitu: riya’ adalah memperlihatkan amal dan
perbuatan dengan maksud mendapatkan pujian seperti shalat, adapun sum’ah merupakan
amalan yang diperdengarkan kemudian menceritakan perbuatannya (sudah dikerjakan dengan
penuh keikhlasan, namun pada akhirnya mengharapkan pujian yang sifatnya duniawi).

2
Perbedaan riya’dan sum’ah ialah: Riya’ berarti beramal karena diperlihatkan kepada
orang lain, sedangkan sum’ah beramal supaya diperdengarkan kepada orang lain, Riya’
berkaitan dengan indra mata, sedangkan sum’ah berkaitan dengan indra telinga. Kata sum’ah
berasal dari kata samma’a (memperdengarkan). Kalimat samma’an naasa bi ‘amalihi
digunakan jika seseorang menampakkan amalnya kepada manusia yang semula tidak
mengetahuinya.

C. Faktor-faktor penyebab sum'ah

1. latar belakang kehidupan

Jika seorang anak tumbuh dalam asuhan keluarga yang memiliki


suasana riya dan sum'ah, atau ia tumbuh dalam lingkungan dengan tradisi
perilaku riya dan sum'ah yang kental, maka sangat besar kemungkinannya ia
juga terjangkit penyakit hati itu. Jika penyakit tersebut telah lama hinggap
padanya, sulit baginya untuk melepaskan diri dari riya dan sum'ah. Karenanya,
Rasulullah berpesan agar umatnya memilih pasangan hidup yang
islami. Kepada para ikhwan, beliau berpesan “...Maka pilihlah wanita

1
Muhammad Ahmad, tauhid ilmu kalam, (bandung:cv pustaka setia,1998),h.163

2
Daeratul Ma’arif Fil Qarnil Isyrin, jus VI,hal. 423

327
yang taat menjalankan agama, niscaya engkau akan beruntung.” (HR.
Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Kepada orang tua atau wali dari akhwat beliau berpesan, “Jika
didatangi oleh seseorang (untuk meminang putrimu) yang engkau ridha
akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah ia dengan putrimu)”. (HR.tirmidzi)

a. Persahabatan yang buruk

Persahabatan yang buruk juga bisa mengakibatkan riya dan


sum'ah. Terutama bagi orang yang lemah kepribadiannya sehingga
mudah terpengaruh. Bahkan bagi orang yang tidak terlalu lemah
sekalipun, jika ia biasa bergaul dan berinteraksi dengan teman-teman
yang suka riya dan sum'ah serta cenderung mencela “cacat” dan
“kekurangan” pada temannya, ia pun akan terpengaruh. Sangat
pentingnya persahabatan ini sehingga Rasulullah mengumpamakan
dengan penjual minyak wangi dan pandai besi. Kita bisa mendapat
“bau harum” dari pertemanan, kita juga bisa terkena “asap” dan “bau
tidak sedap” dari pertemanan. Maka memilih teman yang baik,
persahabatan dengan orang-orang shalih, memperkuat ukhuah
islamiyah, adalah hal penting yang harus dilakukan sejak dini
sebagaisolusi.

b. Tidak memiliki ma'rifatullah

Tidak memiliki ma'rifatullah menjadikan manusia bersikap riya


dan sum'ah. Sebab orang yang tidak mengenal Allah tidak dapat
bersikap benar terhadap-Nya. Jika seseorang memiliki ma'rifatullah
yang baik, ia akan beribadah ikhlas kepada Allah dan yakin ibadah itu
dilihat oleh Allah dan dinilai-Nya. Ia juga sadar jika niatnya sudah
beralih kepada pandangan manusia, Allah justru tidak memberinya
apa-apa.

c. Ambisi mendapatkan kedudukan atau kepemimpinan

Ini faktor penyebab yang kerap terjadi. Seseorang karena ingin


memiliki kedudukan tinggi dalam pandangan manusia atau supaya

328
orang lain menilai ia layak mendapatkan amanah kepemimpinan
menjadikannya bersikap riya dan sum'ah. Ia ingin segala amal
kebaikannya terekspos dan secara langsung mempengaruhi
pencitraannya. Ia dianggap baik, shalih, dihormati, dikagumi, dan
diangkat atau dipilih menjadi pemimpin.

d. Tamak terhadap milik orang lain

sikap rakus terhadap harta atau kepemilikan orang lain juga


bisa mengakibatkan riya dan sum'ah. Seperti orang yang berperang
tetapi niatnya mendapatkan ghanimah, atau popularitas. Sebagaimana
diriwayatkan Abu Musa bahwa Rasulullah pernah ditanya, “Ya
Rasulullah, ada seorang yang berperang untuk memperoleh ghanimah,
ada yang ingin disebut-sebut, dan ada yang ingin posisinya dilihat
manusia. Manakah diantara mereka yang berperang di jalan Allah?”
Rasulullah SAW menjawab, “Barangsiapa berperang dengan tujuan
meninggikan kalimat Allah, dialah mujahid fi sabilillah.”(HR.
Bukhari)

e. Suka dipuji dan disanjung

perangai suka dipuji dan disanjung akan mendorong seseorang


berlaku riya dan sum'ah. Berupaya menjadi buah bibir. Berusaha
menjadi news maker. Sikap ini harus dilawan dengan menyadari
bahwa pujian makhluk kerap mencelakakan, sementara kritik
justru akan membuatny majumenjadi lebih baik.

f. Terlalu ketat penilaian pemimpin/qiyadah

Dalam sebuah organisasi atau jamaah, jika pemipin atau


qiyadah terlalu ketat dalam menilai seseorang, bisa mengakibatkan
timbulnya riya dan sum'ah pada orang tersebut, khususnya yang tidak
memiliki jiwa besar.

g. Terlalu dikagumi orang lain

329
Terlalu dikagumi orang lain juga bisa bisa menjadi sebab
timbulnya riya dan sum'ah. Kekaguman bisa menjadi semacam candu.
Semakin dikagumi seseorang akan semakin berusaha agar kekaguman
orang lain bertahan atau meningkat. Karenanya Rasulullah
mengingatkan agar tidak memuji orang didepannya secara langsung.

h. Takut menjadi omongan orang lain

Ini juga bisa menyebabkan timbulnya riya dan sum'ah. Karena


takut dinilai jelek orang lain, atau menjadi bahan perbincangan,
menjadi obyek ghibah, maka seseorang kemudian berbuat yang baik
dan berupaya mengeksposnya, atau mendemonstrasikan kebaikandan
amalshalihnya.

i. Lalai terhadap dampak buruk riya dan sum'ah

Ketidaktahuan dan kelalaian seseorang terhadap dampak buruk


dan bahaya riya dan sum'ah menjadikannya tidak merasa salah atau
menyesal berlaku riya dan sum'ah, bahkan larut dalam sikap itu.
Sebaliknya, jika seseorang memahami dengan baik dampak riya dan
sum'ah, yang sangat merugikan dirinya di akhirat kelak, ia akan
berusaha menjaga diri agar terhindar dari riya dan sum'ah itu.

Contoh Perilaku sum'ah antara lain :

 Seseorang bersedekah, kemuadian orang tersebut menceritakan


kepada tetangga - tetangganya.

 Seseorang membersihkan masjid, kemudian ia menceritakanya


kepada orang lain.

 Seseorang berpuasa, kemudian ia menceritakanya dengan


dilebih - lebihkan kepada orang lain.

Anda harus sadar dan tahu bahwa yang anda perbuat itu benar dan baik. Untuk itu,
biasakan berfikir dan berupaya keras memutuskan dengan tepat setiap langkah Anda: apa
(yang Anda lakukan), bagaimana (Anda melakukan), dan kenapa (Anda lakukan). Jangan
berfikir sempit dan pendek, tapi usahakan selalu menggali dampak-dampak dan akibat-

330
akibat perbuatan Anda jauh ke depan: manfaat dan madlarratnya. Sehingga tidak ada alasan
untuk tidak bersikap tegas dan berani. Jika sudah mampu demikian, maka anda akan penuh
percaya diri dan mantap dalam setiap langkah. Jangan takut untuk berbeda, selama Anda
yakin apa yang Anda perbuat itu benar. Namun, jangan lantas merasa benar sendiri,
sehingga membenci orang lain yang Anda anggap salah. Dengan kata lain, ikhlas identik
dengan kemantapan, percaya diri, ketenangan dan kekokohan jiwa, juga kecerdasan,
sedangkan riya' (sum'ah, 'ujub) identik dengan keragu-raguan, keresahan, jiwa yang labil,
dan juga kebodohan.

a) Upayakanlah dalam setiap waktu untuk mengingat Allah; sesering


mungkin 'berbisik-bisik' dengan Allah (mengeluh dan mengadu
hanya kepada Allah). Luangkan waktu, di pagi dan sore tiap hari,
sekitar seperempat sampai setengah jam untuk dzikir dan instropeksi
diri: apa yang telah dan mau dilakukan.

b) Sadarlah bahwa Allah senantiasa mengetahui gerak-gerik Anda.


Bersamaan dengan itu, cukupkanlah kepuasan Anda dengan
pengetahuan Allah akan segala tindakan Anda. Anda akan puas
hanya dengan diketahui Allah jika Anda merasa takut dan berharap
hanya kpadaNYA.

c) Ketahuilah hanya Allah yang akan mengganjar semua amal


perbuatan kita semua.

d) Lakukan doa-doa dengan khusyuk. Senantiasa memohon agar


dikaruniai hati yang tulus dan ikhlas (Allahummarzuqnaa al-ikhlaas
wa al-istiqaamah wa hubba Allah wa hubba man ahabbah = Ya
Allah, karuniailah kami keikhlasan, istiqaamah, mencintai Allah,
dan orang-orang yang mencintaiNYA)

e) Kita senantiasa melihat orang lain lebih baik di sisi Allah dari diri
kita sendiri. Sebagai contoh: jika kita melihat orang yang lebih
muda daripada kita maka hendaklah kita berkata: Anak ini masih
muda usia, belum banyak berbuat maksiat kepada Allah sedangkan
aku sudah tua tentu telah banyak berbuat maksiat. Maka tidak syak
lagi bahwa ia lebih baik daripada aku di sisi Allah". Apabila kita

331
melihat orang yang lebih tua daripada kita maka hendaklah kita
berkata: Orang tua ini sudah beribadah kepaa Allah lebih dahulu
daripada aku maka tidak syak lagi bahwa ia lebih baik daripada
aku?. Apabila kita melihat orang alim, maka hendaklah kita berkata:
Orang alim ini telah dikurniakan kepadanya bermacam-macam
pemberian yang tidak dikurniakan kepadaku dan ia telah sampai ke
martabat yang aku tidak sampai kepadanya dan ia mengetahui
berbagai masalah yang tidak aku ketahui, maka bagaimana aku bisa
sepertinya? Apabila kita melihat orang yang bodoh, maka hendaklah
kita berkata: Orang ini bodoh lantas ia berbuat maksiat kepada Allah
dengan kejahilannya, tetapi aku melakukan maksiat dengan ilmuku,
maka bagaimana aku dapat menjawab di hadapan Allah nanti?
Apabila kita melihat orang kafir, maka hendaklah kita berkata Aku
tidak tahu, kemungkinan orang kafir ini akan beriman, memeluk
agama Islam dan akhirnya mempunyai husnul khatimah, sedangkan
aku tidak tahu apakah akan bisa menjaga keimanan ini hingga akhri
hayat dan mendapatkan husnul khatimah.

Selain itu, hendaknya kita berusaha untuk menjaga hati agar terhidar dari
penyakitsum’ah. Saudariku, inilah beberapa kiat yang dapat kita lakukan agar terhindar
dari sum’ah:

 Memohon dan selalu berlindung kepada Allah agar mengobati


penyakit sum’ah

 Mengenal sum’ah dan berusaha menghindarinya

 Kesamaran sum’ah menuntut seseorang yang ingin


menghindarinya agar mengetahui dan mengenal dengan baik
sum’ah dan penyebabnya. Selanjutnya, berusaha
menghindarinya. Adakalanya seorang itu terjangkit penyakit
sum’ah disebabkan ketidaktahuan dan adakalanya karena
keteledoran dan kurang hati-hati.

 Mengingat akibat jelek perbuatan sum’ah di dunia dan akhirat

332
 Duhai saudariku di jalan Allah, sifat sum’ah tidaklah
memberikan manfaat sedikitpun, bahkan memberikan madharat
yang banyak di dunia dan akhirat. Sum’ah dapat membuat
kemurkaan dan kemarahan Allah. Sehingga seseorang yang
sum’ah akan mendapatkan kerugian di dunia dan akhirat.

 Menyembunyikan dan merahasiakan ibadah

 Salah satu upaya mengekang sum’ah adalah dengan


menyembunyikan amalan. Hal ini dilakukan oleh para ulama
sehingga amalan yang dilakukan tidak tercampurisum’ah. Mereka
tidak memberikan kesempatan kepada setan untuk
mengganggunya. Para ulama menegaskan bahwa
menyembunyikan amalan hanya dianjurkan untuk amalan yang
bersifat sunnah. Sedangkan amalan yang wajib tetap
ditampakkan. Sebagian dari ulama ada yang menampakkan
amalan sunnahnya agar dijadikan contoh dan diikuti manusia.
Mereka menampakkannya dan tidak menyembunyikannya,
dengan syarat merasa aman darisum’ah. Hal ini tentu tidak akan
bisa kecuali karena kekuatan iman dan keyakinan mereka.

 Latihan dan mujahadah

 Saudariku, ini semua membutuhkan latihan yang terus menerus


dan mujahadah (kesungguhan) agar jiwa terbina dan terjaga dari
sebab-sebab yang dapat membawa kepada perbuatan sum’ah bila
tidak, maka kita telah membuka pintu dan kesempatan kepada
setan untuk menyebarkan penyakit sum’ah ini ke dalam hati kita.

 Belajar dari Para Salaf

 Duhai muslimah, berikut ini adalah kisah salaf yang


menunjukkan betapa mereka menjaga diri dari sum’ah. Mereka
tidak menginginkan ketenaran dan popularitas. Justru sebaliknya,
mereka ingin agar tidak terkenal. Mereka memelihara keikhlasan,
mereka takut jika hati mereka terkena ujub (bangga diri).

333
3
Abu Zar’ah yahya bin Abu ‘Amr bercerita: Pernah Adh-Dhahhak bin Qais keluar
untuk memohon hujan bersama-sama dengan orang-orang, tapi ternyata hujan tidak turun
dan beliau juga tidak melihat awan. Beliau berkata: “Dimana gerangan Yazid bin Al
Aswad?” (dalam satu riwayat: tidak seorang pun yang menjawab pertanyaan beliau. Beliau
pun bertanya lagi: “Dimana Yazid bin Al Aswad Al Jurasyi? Jika beliau mendengar, saya
sangat berharap beliau berdiri.”) “Ini saya”, seru Yazid. “Berdirilah dan tolonglah kami
ini di hadapan Allah. Jadilah kamu perantara(*) kami agar Allah menurunkan hujan
kepada kami.”, kata Adh-Dhahhak bin Qais. Kemudian Yazid pun berdiri seraya
menundukkan kepala sebatas bahu serta menyingsingkan lengan baju beliau kemudian
berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya hamba-hamba-Mu ini memohon syafaatku kepada-
Mu.” Beliau berdoa tiga kali dan seketika itu pula turunlah hujan yang sangat deras
sehingga hampir terjadi banjir. Kemudian beliau pun berkata: “Sesungguhnya kejadian ini
membuat saya dikenal banyak orang. Bebaskanlah saya dari keadaan seperti
ini.” Kemudian hanya berselang satu hari, yaitu Jum’at setelah peristiwa itu beliau pun
wafat. (Riwayat Ibnu Sa’ad (7/248) dan Al Fasawi (2/239-pada penggal yang terakhir).
Atsar ini shahih).

(*) Dalam keadaan ini, meminta perantara dalam berdo’a diperbolehkan, karena
Yazid bin Al Aswad Al Jurasyi yang menjadi perantara masih dalam keadaan hidup, dan
beliau adalah seorang yang shaleh. Bedakan dengan keadaan orang-orang yang berdo’a
meminta kepada orang yang dianggap shaleh yang sudah meninggal dunia di kubur-kubur
mereka! dan ini merupakan Syirik Akbar yang membuat pelakunya kekal di neraka jika
belum bertaubat. –ed

Berkata Hammad bin Zaid rahimahullah: “Saya pernah berjalan bersama Ayyub
tapi beliau melewati jalan-jalan yang membuat diriku heran dan bertanya-tanya kenapa
beliau sampai berbuat seperti ini (berputar-putar melewati beberapa jalan). Ternyata
beliau berbuat seperti itu karena beliau tidak mau orang-orang mengenal beliau dan
berkata: ‘Ini Ayyub, ini Ayyub! Ayyub datang, Ayyub datang!'” (Riwayat Ibnu Sa’ad dan
lainnya).

Hammad berkata lagi: “Ayyub pernah membawa saya melewati jalan yang lebih
jauh, maka sayapun berkata: ‘Jalan ini lebih dekat!’ Beliau menjawab: ‘Saya menghindari

3
Taufik Rahman, tauhid ilmu kalam, (bandung:cv pustaka setia, 2013), h.211

334
kumpulan orang-orang di jalan tersebut.’ Dan memang apabila dia memberi salam, akan
dijawab oleh mereka dengan jawaban yang lebih baik dari jawaban kepada yang lainnya.
Dia berkata: ‘Ya Allah sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku tidak
menginginkannya! Ya Allah sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku tidak
menginginkannya!'” (Riwayat Ibnu Sa’ad (7/248) dan Al Fawasi (2/239-pada penggal yang
terakhir). Atsar ini shahih).

Kita berlindung kepada Allah dari penyakit sum’ah. Semoga Allah menjadikan kita
seorang mukhlishah, senantiasa berusaha untuk menjaga niat dari setiap amalan yang kita
lakukan.

Amalan yang tercampur sum’ah :

1) Jika sum’ah ada dalam setiap ibadah, maka itu hanya ada pada orang
munafik dan orang kafir.

2) Jika ibadah dari awalnya tidak ikhlas, maka ibadahnya tidak sah dan
tidak diterima.

3) Niat awal dalam ibadahnya ikhlas, namun di pertengahan ia tujukan


ibadahnya pada makhluk, maka pada saat ini ibadahnya juga batal.

4) Niat awal dalam ibadahnya ikhlas, namun di pertengahan ia


tambahkan dari amalan awalnya tadi kepada selain Allah –misalnya
dengan ia perpanjang bacaan qur’annya dari biasanya karena ada
temannya-, maka tambahannya ini yang dinilai batal. Namun niat
awalnya tetap ada dan tidak batal. Inilah amalan yang tercampur
sum’ah.

KESIMPULAN

sum’ah adalah memperdengarkan suatu amal atau ibadah yang dilakukannya dengan
benar, lahiriah ikhlas karena Allah SWT kepada orang lain dengan tujuan supaya orang
tersebut memuji, menghormati, dan memuliakan dirinya. Perbuatan seperti itu haram
hukumnya karena mencampur adukkan antara niat ikhlas karena Allah SWT dengan niat
ingin mendapat pujian, penghormatan, dan kemuliaan dari manusia.

335
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa sum’ah tergantung dari niatnya. Jika sum’ah
dengan niat demi kemaslahatan agama, maka sum’ah tersebut menjadi terpuji. Begitu juga
sebaliknya, jika sum’ah dilakukan dengan niat untuk memamerkan keutamaan dan
keistimewaan agar mendapat pujian dari manusia, maka sum’ah tersebut menjadi tercela.

336
MELINIA RAHMADANI (17110092)

29. METODE CERAMAH (BIRRUL WALIDAIN)

1. Pengertian metode ceramah

Ceramah dari aspek bahasa adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru
pendidikan agama Islam terhadap peserta didiknya di dalam kelas. Alat interaksi yang
terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru
menyelipkan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan materi pendidikan agama Islam
yang diajarkan. Sementara kegiatan belajar peserta didik yang paling utama adalah
mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting yang dikemukakan oleh guru.
Guru pun dalam hal ini bisa saja mengabaikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, karena
metode ceramah bukanlah tanya jawab walau kadang muncul pertanyaan dari peserta didik,
namun bukan itu pelaksanaan yang sebenarnya.

Metode ceramah dari aspek istilah, menurut Armai Arif (2002:135-136), adalah cara
menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada peserta didik
atau khalayak ramai. Pengertian ini mengarahkan bahwa metode ceramah menekankan pada
sebuah pemberian materi pembelajaran dengan cara penuturan lisan. Lisan dijadikan sebagai
alat utama dalam menggunakan metode ceramah untuk mengajarkan sebuah materi
pembelajaran PAI pada peserta didik. Bila proses penyampaian itu yang diandalkan oleh guru
adalah penuturan lisan, maka guru PAI harus betul-betul memperhatikan kemampuan suara
dan tekniknya dalam penggunaan metode ceramah ini. Adapun menurut M. Basyiruddin
Usman (2002:34) yang dimaksud dengan metode ceramah adalah “teknik penyampaian pesan
pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan
sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru bilamana diperlukan”.
Pengertian ini tampaknya memiliki kemiripan bahkan kesamaan dengan defenisi yang
diutarakan oleh Armai Arif sebelumnya, di mana sama-sama menekankan penyampaian
materi pembelajaran dengan lisan. Hanya saja pendapat Usman ini ada semacam penegasan
“bila mana diperlukan”.

Hal ini barangkali disesuaikan dengan karakter materi, kondisi peserta didik, dan lingkungan
belajar peserta didik. Bila memang tidak sesuai dengan tiga hal itu maka metode ceramah

337
tidak diperlukan dalam proses penyampaian materi pembelajaran, bahkan bisa saja
menggunakan metode yang lain. Pengertian senada juga diungkapkan oleh Mahfuz
Sholahuddin dkk. (1986:43), bahwa metode ceramah adalah suatu cara penyampaian bahan
pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas atau kelompok. Pengertian ini memang masih
memiliki kemiripan dengan defenisi sebelumnya yaitu penyampaian bahan pelajaran secara
lisan.
Hanya saja pengertian ini lebih spesifik di mana penyampaian bahan pelajaran itu secara
lisan diberikan kepada peserta didik di depan kelas. Terdapat ruang khusus dalam
penggunaan metode ceramah tersebut yaitu ruangan kelas. Kelas menunjukkan suatu tempat
yang teratur di mana peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan
menyenangkan. Kelas itu menggambarkan strata, tingkatan, dan spesifikasi bahkan jenjang
tempat yang dilalui oleh peserta didik. Kelas menjadi tempat yang harus dipersiapkan oleh
guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Hal
ini diperlukan karena penuturan dengan lisan dalam menyampaikan materi pembelajaran PAI
menuntut suasana kondusif dan menyenangkan.
Menurut Abuddin Nata (2011:181-182), metode ceramah adalah penyampaian pelajaran
yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung di hadapan
peserta didik. Ceramah dimulai dengan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, menyingkap
garis-garis besar yang akan dibicarakan, serta menghubungkan antara materi yang akan
disajikan dengan bahan yang telah disajikan. Ceramah akan berhasil apabila mendapatkan
perhatian yang sungguhsungguh dari peserta didik, disajikan secara sistematik,
menggairahkan, memberikan kesempatan kepada peserta didik. Pada akhir ceramah perlu
dikemukakan kesimpulan, memberikan tugas kepada peserta didik serta adanya penilaian
akhir. Metode ceramah dengan demikian sebagai bagian dari penerapan dan penuturan secara
lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk
memperjelas uraian yang disampaikan kepada peserta didik. Metode ceramah ini sering kita
jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke
tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang
terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah
menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode ceramah
yaitu mengenai minat dan motivasi peserta didik, bahkan akhirnya juga berdampak pada
prestasi peserta didik. Menurut Nizar dan Hasibuan (2011:58), metode ceramah adalah
metode yang memberikan penjelasan-penjelasan sebuah materi. Biasa dilakukan di depan

338
beberapa orang peserta didik. Metode ini menggunakan bahasa lisan. Peserta didik biasanya
duduk sambil mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan pendidik.

Metode ceramah disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran
sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi kepada peserta didik serta hasil
dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah
oleh peserta didik. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap peserta didik yang berbeda-beda
atau di lain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan
informasi atau materi kepada peserta didik.
Jenis-jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode ceramah
campuran dan metode ceramah asli. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat ditegaskan di sini
bahwa yang dimaksud dengan metode ceramah dalam pembelajaran PAI adalah cara guru
menyampaikan materi pembelajaran pendidikan agama Islam dengan penuturan lisan secara
langsung kepada peserta didik di depan kelas disertai penggunaan media untuk mencapai
kompetensi dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan agar peserta didik dapat
memiliki pemahaman dan menerapkannya dalam kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.
Definisi yang dikemukan tentang metode ceramah dalam pembelajaran PAI di atas dapat
digali beberapa bagian penting untuk dijelaskan. Pertama, cara guru menyampaikan materi
pembelajaran pendidikan agama Islam dengan penuturan lisan. Di sini yang perlu
dikomentari adalah adanya ”penuturan secara lisan”.
Penutaran secara lisan menggambarkan bahwa materi yang diajarkan oleh guru PAI harus
diajarkan dengan penuturan menggunakan lisan. Berkata-kata yang baik dan teratur serta
sopan dalam menjelaskan materi pembelajaran pada peserta didik. Volume suara, tekanan
suara, intonasi suara, dan ekspresi diri menjadi sangat penting dalam penuturan lisan ini.
Maka seorang guru PAI dalam menggunakan metode ini harus memperhatikan teknik-teknik
komunikasi verbal.
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol
verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impressif (Muthmainnah dan
Fauzi, 1999:56). Pengertian ini apabila dikaitkan dengan pendidikan Islami di sekolah maka
bahasa merupakan proses awal pemberian pendidikan kepada peserta didik. Peserta didik
akan meniru bahasa yang didengar dari, guru PAI, orang tua dan lingkungannya. Itu berarti
kemampuan berbahasa memegang peranan penting dalam pendidikan komunikasi Islami dan
dapat mempengaruhi sikap peserta didik itu sendiri. Allah SWT juga mengutus rasul-rasul-

339
Nya disesuaikan dengan karakteristik kaum yang dibimbing. Penyesuaian itu terutama
diperhatikan adalah dari sisi bahasa, seperti firman Allah SWT. “Kami tidak mengutus
seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan
dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan
memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa
lagi Maha Bijaksana”. (QS. Ibrahim, 14: 4).
2. Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah

Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah:

1. Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan dengan cara sebagai berikut:
a) Menjelaskan tujuan lebih dulu kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik
mengetahui arah kegiatannya dalam belajar, bahkan tujuan itu dapat membangkitkan
motivasi belajar jika bertalian dengan kebutuhan mereka.
b) Setelah itu baru dikemukakan pokok-pokok materi yang akan dibahas. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik melihat luasnya bahan pelajaran yang akan dipelajarinya.
c) Memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang akan dipelajarinya.
Caranya ialah dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian mereka.

2. Menyajikan bahan baru dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:


a) Perhatian peserta didik dari awal sampai akhir pelajaran harus tetap terpelihara. Semangat
mengajar memberi bantuan sepenuhnya dalam memelihara perhatian peserta didik kepada
pelajarannya.
b) Menyajikan pelajaran secara sistematis, tidak berbelit-belit dan tidak meloncat-loncat.
c) Kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif, jangan membiarkan peserta didik
hanya duduk dan mendengarkan, tetapi berilah kesempatan untuk berpikir dan berbuat.
Misalnya pelatihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, atau melihat
peragaan.
d) Memberi ulangan pelajaran kepada response, jawaban yang salah dan benar perlu
ditanggapi sebaik-baiknya.
e) Membangkitkan motivasi belajar secara terus menerus selama perjalanan berlangsung.
Motivasi belajar akan selalu tumbuh jika sesuatu belajar menyenangkan.
f) Menggunakan media pelajaran yang variatif, yang sesuai dengan tujuan pelajaran.

340
3. Menutup pelajaran pada akhir pelajaran. Kegiatan perlu diperhatikan pada penutupan itu
adalah sebagai berikut:
a) Mengambil kesimpulan dari semua pelajaran yang telah diberikan, dilakukan oleh peserta
didik di bawah bimbingan guru.
b) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yang telah
diberikan terutama mengenai hubungan dengan pelajaran lain.
c) Melaksanakan penilaian secara komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku.
Dalam memberikan suatu ceramah seharusnya menggunakan gaya percakapan yang antusias,
dan ceramah juga harus disampaikan dengan suara yang cukup nyaring. Banyak guru yang
berbicara terlalu lemah, sehingga kelas gaduh. Hal ini dapat menimbulkan frustasi pada siswa
yang tidak pandai menangkap arti kata-kata yang di ucapkan oleh guru.
Bahaya lain yang tersembunyi yaitu kecenderungan guru-guru yang biasa menggunakan
bahasa yang hanya dipahami oleh kalangan tertentu. Ini sering dilakukan untuk menunjukan
bahwa mereka cerdas, berpendidikan tinggi. Padahal sebenarnya sebagian besar dari mereka
tidak memahaminya. Seharusnya jika ingin menggunakan kata-kata baru, terlebih dahulu
seorang guru harus memberikan definisinya.
Teknik lain yaitu menggunakan gerakan badan, karena banyak guru dalam pelaksanaan
mengajar hanya terpaku di mejanya. Mereka tidak pernah berjalan-jalan diantara tempat
duduk siswanya. Penceramah seharusnya bebas bergerak, dengan demikian, ia dapat menarik
perhatian siswa-siswanya (seperti sasaran yang bergerak), disamping dapat juga mengetahui
apa yang sedang dilakukan oleh siswa-siswanya.
Selanjutnya, begitu memulai pelajaran tataplah muka para siswa adakanlah kontak mata,
mereka akan lebih tertarik bila melihat gurunya memberikan perhatian kepada mereka. Selain
itu perlu juga dihindarkan kebiasaan-kebiasaan bicara yang kiranya dapat mengganggu
mereka. Karena bila digunakan secara berlebihan sudah pasti sangat merugikan. Nada suara
yang monoton pun dapat membelokan perhatian terhadap materi pelajaran.
Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain :
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah

Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.


o a. Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah
dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda
dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang

341
ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan
persiapan yang rumit.
o b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran
yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang
singkat.
o c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
o d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya
kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
o e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk
mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di
antaranya:
• a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada
apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa
yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan
tergantung pada apa yang dikuasai guru.
• b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
• c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walau pun secara fisik siswa
ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sa-ma sekali tidak mengikuti jalannya proses
pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya
bertutur guru tidak menarik.
• d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk
bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa
seluruhnya sudah paham.
4. Birrul Walidain
adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti (berbuat baik)
kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua ini hukumnya fardhu (wajib)

342
ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim. Setiap
muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya selama perintah tersebut tidak
bertentangan dengan perintah Allah. Birrul walidain merupakan bentuk silaturahmi yang
paling utama.
Dalam Islam tidak saja ditekankan harus menghormati kedua orang tua saja, akan tetapi ada
akhlak yang mengharuskan orang yang lebih muda untuk menghargai orang yang lebih tua
usianya dan yang tua harus menyayangi yang muda, seorang ulama dalam bukunya juga
menjelaskan hal yang serupa. Dalam segala kegiatan umat Islam diharuskan untuk
mendahulukan orang-orang yang lebih tua usianya, penjelasan ini berdasarkan perintah dari
Malaikat Jibril, karena dikatakan bahwa menghormati orang yang lebih tua termasuk salah
satu mengagungkan Allah. Akhlak ini telah dilakukan oleh para sahabat, mereka begitu
menghormati terhadap yang orang yang lebih tua meskipun umurnya hanya selisih satu hari
atau satu malam,atau bahkan lahir selisih beberapa menit saja.
Definisi
Al-Walidain maksudnya adalah kedua orang tua kandung. Al-Birr maknanya kebaikan,
berdasarkan hadits rasulullah: “Al-Birr adalah baiknya akhalak ”. Al-Birr merupakan hak
kedua orang tua dan kerabat dekat, lawan dari Al-‘Uquuq (durhaka), yaitu "kejelekan dan
menyia-nyiakan hak“. Al-Birr adalah mentaati kedua orang tua di dalam semua apa yang
mereka perintahkan kepada engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah, dan Al-‘Uquuq
dan menjauhi mereka dan tidak berbuat baik kepadanya.”

Dasar hukum
Dasar hukum disyariatkannya untuk berbakti kepada orang tua di dalam Al-Qur'an, adalah
firman Allah:
“Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan berbuat
baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak”.
— (An-Nisa’:36).
“...dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. “...dan

343
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
— (Al Isra’:23-24)
“...dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapanya,
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan
— (Luqman: 14)
“Katakan: Marilah kubacakan apa yang telah diharamkan kepada kalian oleh Rabb kalian
yaitu janganlah kalian mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah kepada kedua
orang tua.”
— (Al-An’am: 151)
Juga dalam As-Sunnah, rasulullah bersabda:
“Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada
pada kemurkaan orang tua”
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-
hidup anak perempuan, dan tidak mau memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah
membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa
diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang
harta”.
Kedudukan birrul walidain
Pengulangan perintah dan digandengkan dengan ayat perintah untuk mentauhidkan Allah
menunjukan begitu pentingnya kedudukan berbakti terhadap kedua orangtua di dalam Islam.
Allah meletakkan hak orangtua (untuk dibaktikan) setelah Hak Allah (untuk diibadahi) dalam
ayat Al-Qur'an surah An-Nisa: 36 dan Al-Isra: 23.
Kedudukan dan hak seorang ibu untuk diberikan bakti oleh seorang anak adalah lebih tinggi
tiga berbanding satu dibandingkan hak seorang ayah, padahal hak seorang Ayah terhadap
anaknya sangat besar. Dari Abu Hurairah ia berkata: "Ada seorang lelaki datang kepada
rasulullah, kemudian berkata, "wahai rasulullah, siapa manusia yang paling berhak
mendapatkan perlakuan baik dariku ?" Dia menjawab, "ibumu", ia berkata lagi, "kemudian
siapa lagi ?" Dia menjawab, "ibumu", ia pun berkata lagi, "kemudian siapa lagi ?" Dia
menjawab, "ibumu". Ia pun berkata lagi, "kemudian siapa lagi?" Dia menjawab, "bapakmu".
Berkata Imam Al-Qurthubi “Termasuk ‘Uquuq (durhaka) kepada orang tua adalah
menyelisihi/ menentang keinginan-keinginan mereka dari (perkara-perkara) yang mubah,
sebagaimana Al-Birr (berbakti) kepada keduanya adalah memenuhi apa yang menjadi
keinginan mereka. Oleh karena itu, apabila salah satu atau keduanya memerintahkan sesuatu,

344
wajib engkau mentaatinya selama hal itu bukan perkara maksiat, walaupun apa yang mereka
perintahkan bukan perkara wajib tapi mubah pada asalnya, demikian pula apabila apa yang
mereka perintahkan adalah perkara yang mandub (disukai/ disunnahkan).
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam kitab Zaadul Musaafir bahwa Abu Bakr
berkata: “Barangsiapa yang menyebabkan kedua orang tuanya marah dan menangis, maka dia
harus mengembalikan keduanya agar dia bisa tertawa (senang) kembali.
Bentuk-bentuk birrul walidain

Berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak. Sehingga kita
berkewajiban melaksanakan apa yang telah diperintahkan dalam Al Quran dan As Sunnah,
yaitu :
v Saat orang tua masih hidup :
• Mentaati perintah orang tua selama tidak bertentangan dengan syariat dan akidah.
• Berbakti dan merendah diri (tawadhu’) dihadapan orang tua.
• Tidak sombong dihadapan orang tua
• Mendahulukan berbakti kepada Ibu dari pada ayah.
• Berbicara dengan lembut dihadapan mereka.
• Menyediakan makanan untuk mereka.
• Meminta izin kepada orang tua sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.
• Memberi harta kepada orang tua menurut jumlah yang mereka inginkan, karena pada
hakikatnya semua harta kita adalah milik orang tua. Oleh karena itu berikanlah harta itu
kepada kedua orang tua, baik ketika mereka minta ataupun tidak.
• Membuat keduanya Ridho dengan berbuat baik kepada orang orang yang dicintai mereka.
• Memenuhi sumpah kedua orang tua.
• Tidak mencela orang tua atau tidak menyebabkan mereka dicela orang lain.
• Senantiasa berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap hormat, sopan santun, baik
dalam tingkah laku maupun bertutur kata, memuliakan keduanya, terlebih di usia senja.
v Ketika orang tua telah meninggal dunia, maka tidak ada yang diharapkan dari yang hidup
kecuali apa-apa yang bisa memberikan manfaat kepada akhirat¬nya, berupa pahala dan yang
dapat menyelamatkannya dari siksa. Di antara yang dapat memberikan manfaat kepada orang
tua setelah meninggalnya yang dapat dilakukan oleh sang anak dalam mewujudkan baktinya,
adalah:
• Menyelenggarakan pengurusan jenazahnya seperti: memandikannya, mengkafaninya,
mensolatakannya dan menguburkannya.

345
• Berdoa untuk keduanya (asshalatu’alaihima)
• Memohonkan ampun keduanya (wal isthugfarulahuma)
• Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti : wasiat, utang
piutang (wainfadu ahdihima). Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
َ‫َصامََعنهََوليُّه‬،‫منََماتََوعليهََصيام‬
“Barangsiapa yang meninggal dan masih menanggung hutang puasa, maka walinya (HR.
Bukhari, Muslim) yang menunaikannya.”
• Menghormati teman dan sahabat orang tua semasa keduanya masih hidup (waiqramu
shadiqihima).
• Menyambung kebiasaan baik orang tua semasa hidup, seperti sholat berjamaah di mesjid,
infaq dan shodaqoh, dll.
• Menyambung silaturrahim kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya.
Antara lain dengan kerabat, handai taulan, sahabat. Abdullah Ibnu ‘Umar
radhiyallahu'anhuma mengatakan, “aku mendengar Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda:
ََّ ‫إ‬
َ‫نَأب ََّرَالبرََصلةََالولدََأهلََودََأبيه‬
“Termasuk kebaikan yang paling baik adalah seorang anak menyambung hubungan dengan
(HR. Muslim: keluarga orang yang dicintai orang tuanya setelah meninggalnya”. 2552)
Bentuk-bentuk durhaka terhadap orang tua
1. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua, baik berupa perkataan atau pun perbuatan
yang membuat orang tua sedih atau sakit hati.
2. Berkata “ah” atau “cis” dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
3. Membentak atau menghardik orang tua.
4. Bakhil atau kikir, tidak mengurus orang tuanya, bahkan lebih mementingkan yang lain
daripada mengurus orang tuanya, padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya
memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
5. Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan
bodoh, “kolot”, dan lain-lain.
6. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan.
7. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik
orang tua.
8. Malu mengakui orang tuanya.
Pahala bagi orang yang berbakti kepada orang tua

346
Allah telah menjanjikan orang-orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dengan
kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat dan dia akan mendapatkan pahala yang besar di
akhirat, dan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pahala di Dunia
a. Dipanjangkan umurnya dan diperbanyak rizkinya
ََ‫َّللا َعليهَ َوسلَّمَ َيقولَ َمنَ َس َّرهَ َأنَ َيبسطَ َعليهَ َرزقهَ َأوَ َينسأَ َفي َأثرهَ َفليصل‬
ََّ َ ‫َّللا َصلَّى‬
ََّ َ َ‫عنَ َأنسَ َبنَ َمالكٍَ َقالَ َسمعتَ َرسول‬
َ‫رحمه‬
Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
'Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung tali silaturahim" . Silaturahmi di sini juga termasuk silaturahmi kepada orang
tua.
Dosa memutus silatu rahim
ََ‫ن َجبيرَ َبنَ َمطع ٍَم َأخبرهَ َأنَّه‬
ََّ ‫ن َمح َّمدَ َبنَ َجبيرَ َبنَ َمطع ٍَم َقالَ َإ‬
ََّ ‫ب َأ‬ ٍَ ‫حدَّثنا َيحيى َبنَ َبكي ٍَر َحدَّثنا َاللَّيثَ َعنَ َعقي‬
ٍَ ‫ل َعنَ َابنَ َشها‬
َ‫َّللاَعليهََوسلَّمََيقولََالََيدخلََالجنَّةََقاطع‬
ََّ َ‫يَصلَّى‬
ََّ ‫سمعََالنَّب‬
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits
dari 'Uqail dari Ibnu Syihab bahwa Muhammad bin Jubair bin Muth'im berkata; bahwa Jubair
bin Muth'im telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturrahmi."
b. Dikabulkan doanya
c. Anak dan cucunya akan berbakti kepadanya
d. Dicintai keluarganya dan tetangganya
e. Dijauhkan dari mati dalam keburukan
f. Dipuji oleh manusia dan mereka akan berterima kasih padanya
g. Allah akan meridhainya
2. Pahala di Akhirat
a. Berbakti adalah salah satu penyebab utama masuk surga
b. Dimasukan surga dengan orang-orang yang pertama kali dimasukkan surga.
c. Penebus dosa .
5. Persiapan
Menciptakan kondisi belajar siswa, Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan /materi
pelajaran (metode ceramah). Asosiasi/komparasi, artinya memberi kesempatan pada siswa
untuk menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya, melalui
tanya jawab (metode tanya jawab). Generalisasi/kesimpulan, memberikan tugas kepada siswa
untuk membuat kesimpulan melalui hasil ceramah (metode tugas). Mengadakan penilaian

347
terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diterimanya, melalui tes lisan dan
tulisan atau tugas lain.
6. Pelaksanaan
pelaksanaan Metode Ceramah
Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing
lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Cara ini kadang membosankan,
maka dalam pelaksanaannya memerlukan ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak
membosankan dan dapat menarik perhatian siswa. Namun kita masih mengakui bahwa
metode ceramah ini tetap penting dengan tujuan, agar siswa mendapatkan informasi tentang
suatu pokok atau persoalan tertentu.
Metode ini wajar dan dapat digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
Bahan pelajaran yang akan disampaikan cukup banyak sementara waktu yang tersedia sangat
terbatas.
Guru seorang pembicara yang baik yang memikat serta antusias.
Guru akn merangkum pokok penting pelajaran yang telah dipelajari, sehingga siswa
diharapkan bisa memahami dan mengerti secara menyeluruh.
Guru memperkenalkan pokok pelajaran yang baru dan menghubungkannya terhadap
pelajaran yang telah lalu (Asosiasi).
Jumlah siswa terlalu banyak sehingga bahan pelajaran sulit disapaikan melalui metode ini.
Langkah-langkah penerapan metode ceramah
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah
sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
Persiapan yang dimaksud disini adalah enjelaskan kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan
pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam pelajaran tersebut. Disamping itu, guru
memperbanyak bahan appersepsi untuk membantu mereka memahami pelajaran yang akan
disajikan.
b. Langkah Penyajian
Pada tahap ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan pokok-pokok masalah.
c. Langkah Generalisasi
Dalam hal ini unsur yang sama dan berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-
kesimpulan mengenai pokok-pokok masalah.
d. Langkah Aplikasi Penggunan

348
Pada langkah ini kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata
makna kesimpulan itu.
Namun perlu diketahui juga bahwa untuk menggunakan metode ceramah secara murni itu
sukar, maka dala pelaksanaannya perlu menaruh perhatian untuk mengkombinasikan dengan
teknik-teknik penyajian lain sehingga proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat
berlangsung dengan intensif.
7. Evaluasi
Dalam praktek pendidikan dan pengajaran yang sesungguhnya, evaluasi atau penelitian ada
baiknya dilaksanakan secara tidak tersendiri artinya setlahsebagaian bahan disajikan terus
diikuti dengan penilaian (misalnya dengan pertanyaan singkat). Tahap evaluasi dalam jalan
pengajaran metode ceramah dipisahkan dari tahap-tahap lain dengan maksud agar mudah
dipelajari. Dalam tahap ini guru menanyakan bahan yang tela disajikan. Pertanyaan-
pertanyaan hendaknya ada yang menuntut jawaban pikiran pikiran (menyimpulkan sesuatu).
Apabila ternyata ada bahan yang tidak dimengerti oleh pelajar maka guru perlu mengulangi,
menerangkan secara singkat tentang bahan tersebut itu.
Memberi tugas kepada siswa untuk :
a. Membuat kesimpulan diskusi,
b. Mencatat hasil diskusi,
c. Menilai hasil diskusi dan sebagainya.

KESIMPULAN
Metode ceramah disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran
sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi kepada peserta didik serta hasil
dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah
oleh peserta didik. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap peserta didik yang berbeda-beda
atau di lain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan
informasi atau materi kepada peserta didik.
Birrul Walidain Yang mana berbakti kepada orang tua ini hukumnya fardhu (wajib) ain bagi
setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim. Setiap muslim
wajib mentaati setiap perintah dari keduanya selama perintah tersebut tidak bertentangan
dengan perintah Allah. Birrul walidain merupakan bentuk silaturahmi yang paling utama.

349
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu Ahmadi. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT.
Bima Aksara

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: PT.
Intermasa

Hasibuan dan Moedjiono, 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Citra Media

Santosa, Puji, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Solehan, T. W. , dkk. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Zuhairini, dkk., 1983. Metode Khusus Pendidikan Agama. Solo: Ramadhan

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group

B.Uno, Hamzah, dan Muhammad, Nurdin. 2017. Belajar Dengan Pendekatan

Paikem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi

Aksara

Tim Didaktif Metodik Kurikulum IKIP Surabaya

http;// Makalah Al-Quran, 11 Mei 2019, 08.35

Ghazali, Abdul Rahman. Ghufron Ihsan dan Sapiudin Shidiq. Fiqh Muamalat. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2010.

350
Zuhdi, Musjfuk. Studi Islam Jilid III : Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
1993.

Jawaz, Yazid bin Abdul Qadir. Sedekah Sebagai Bukti Keimanan dan Penghapus
Dosa. tt. Pustaka at-Taqwa. 2009.

Syafe’i, Rahmat. Fiqih Muamalah Untuk IAIN, STAIN, PTAIS,dan Umum.


Bandung:CV Pustaka Setia. 2004.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Daradjat Zakiah , metodelogi pengajaran agama islam ( Jakarta : bumi aksara 1996 )
hal.144

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Documents/BAB%20II_2.pdf

https://muslim.or.id/43876-fikih-pengurusan-jenazah-1-memandikan-dan-
mengkafani.html

Mujin Nasih, Ahmad. dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tenik Pmbelajaran
Agama Islam Bandung : PT Refika Aditam .2009

Zein, Muhammad. metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta : AK group dan Indra


Buana.1995
Muhammad, Abubakar. terjemah Subulus Salam. Surabaya : Al ikhlas.
Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Bandung : Al Maarif. 1987

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri. Minhajul Muslim. Madinah : Maktabah al-Ulum
wa al-Hakim. Cet VI tahun 1419 H

Ash Shiddieqy M. Hashbi. Al Islam 2. Semarang: Pistaka Rizki Putra.1998

Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelaaran
Agama Islam (Bandung:PT Refika Aditama, 2009)

Sukartawi, Meningkatkan Efektifitas Mengajar, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995)

Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2006)

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia 2005)

Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya)

351
Azra, Azyumard, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII dan XVIII: Melacak Akar-Akar Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia,
Bandung: Mizan, 1998.
Bruinessen, Martin Van, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Bandung:
Mizan Cet: IV, 1996.
Hamid, Abu, Syeikh Yusuf Tajul Khalwat; Suatu Kajian Antropologi Agama,
Ujung Pandang: Universitas Hasanuddin, 1990.
Mansur, M. Laili, Ajaran dan Teladan Para Sufi, Jakarta: Srigunting, 1996.

SSkyCloud. Drama “Siti Zulaikha”.


https://sskycloud.wordpress.com/2016/10/01/drama-siti-zulaikha-pai/,Diakses pada
14 Mei 2019

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Jakarta. CV Wacana


Prima.
Uno, B. Hamzah. 2017. Belajar dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta:
Bumi Aksara, cet. VII.
Sabiq Sayyid. 2008. Fiqih Sunnah. (Jakarta: Pena Pundi Aksara).
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Erlangga).
Usman Suparman dan Somawinata Yusuf. 2002. Fiqih Mawaris Hukum
Kewarisan Islam. (Jakarta: Gaya Media Pratama)
http://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-pembelajaran-ceramah-
bervariasi/

http://www.sarjanaku.com/2011/08/metode-ceramah.html

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan


Pendekatan Interdisipliner), PT Bumi Aksara: Jakarta, 2009.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,Ciputat Pers:
Jakarta, 2002.
Muhammad Abdul Qadir Muhammad, Metodologi Pengajaran Agama Islam,
Rineka Cipta: Jakarta, 2008.
Nurhasanah Bakhtiar, Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum, Aswaja Pressindo: Yogyakarta, 2013.
https://www.romadecade.org/sejarah-nabi-muhammad-saw

352
https://muslim.or.id/21507-manfaat-belajar-sejarah-hidup-nabi-muhammad.html

http://metodikkhususpembelajarapai.blogspot.com/2015/06/v-
behaviorurldefaultvmlo_98.html

Aunullah, Indi. 2008. Ensiklopedi Fikih untuk Remaja Jilid 2. Yogyakarta :


Pustaka Insan Madani.

Bahreisj, Hussein. 1980. 450 Masalah Agama Islam. Surabaya : Al Ikhlas.

Djazuli, A. 2003. Fiqh Siyâsah : Implementasi Kemaslahatan Umat dalam


Rambu-rambu Syariah. Jakarta : Kencana.

Hasan, M. Ali. 2008. Zakat dan Infak : Salah Satu Solusi Mengatasi Problem
Sosial di Indonesia. Jakarta : Kencana.

http://pdfcontact.com/download/7194234/

Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-garis Besar Fiqh. Bogor: Kencana.

Tim Abdi Guru. 2005.Agama Islam Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga.

Tim KKG PAI Kota Surabaya. 2006.Pendidikan Agama Islam SD. Surabaya :
CV Citra Cemara.
A. Pratanto, Pius. 2001. kamus ilmiah populer, Surabaya:Arkola.
Arif, Armai, 2002, pengantar ilmu metodelogi pendidikan islam, Jakarta:
Ciputat Pers.
Bakar Jabir Al-Jaza ‘iri, Abu. 1419H. minhajul muslim konsep hidup ideal
dalamislam, Madinah : Maktabah al-ulum wa al-hikam.
Mujin Nasih, Ahmad dan Lilik Nur Kholidah. 2009. metode dan
teknikpembelajran agama islam, Bandung: PT. Refika Aditama
Huda, miftahul . 2013 model-model Pengajaran dan Pembelajaran,
yogyakarta:Pustaka Belajar.
Sudjana,. 2001. metode dan teknik pembelajaran partisipatif. Bandung: Falah
Production.
Syah, Muhibbin. 2000. psikologi pendidikan dengan pendekatan baru.
Bandung: remaja Roda Karya
Yahya, Buya. fiqih Qurban, Cirebon : Pustaka Al-Bahjah.
Yusuf, Tayar dkk,2000. metodelogi pengajaran agama dan bahasa
arab,Jakarta: RajaGrafindo.

353
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia,
2005.

Armal Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta :


Ciputat Pers, 2002.
Nurhasanah Bakhtiar, Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum,
Yogyakarta : Aswwaja Pressido, 2013.

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan


Pendekatan Interdisipliner), Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2009

Muhammad Aabdul Qadir Muhammad, Metodologi Pengajaran Islam, Jakarta


: Rineka Cipta, 2008.

Sibel Eraslan, Fatimah Az-Zaahra, Jakarta : Kaysa Media, 2013.

Abu ‘AbduAllah Ibn Ahmad Ibn Abu Bakar Ibn farh al-Anshari al-Khazraji
Syamsy al-Din, Al-Jâmi’ li Ahkâmil-Qur‘ân, tahqîq: ‘Abdur-Razzaq al-Mahdi, (Dâr
Al-Kitab Al-‘Arabi, Bairut, Cetakan 2, Tahun 1421H ), Juz 6,

Engkoswara. Dasar Dasar Metodelodi Mengajar. (Jakarta: Bima Aksara,


1984).

Departemen agama RI, Al-Quran Tafsir Per Kata Tajwid, (Kalim, Pondok
Karya Permai, Banten, tth).

http://gardapen.blogspot,com/2015/09/tolong-menolong-dalam-islam.html
Muhammad bin Isma’il abu “abdullah Bukhari al-Jak”fi, tahqiq: Mustofa, al-
Jami sahih al-Muhtasar, (Dar ibnu Katsir, Bairut. Cetakan ke3, 1407-1987). Juz 6,
Hadits 2312

Ramayulis. Metodelogi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Kalam


Muslim.2010

Zein, Muhammad. T.th. metodelogi agama. yogyakarta: AK Group dan Indra


Buana.
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah. 2009. Metode dan Tehnik
Pembelajaran Agama Islam, Bandung: PT Refika Aditama.

Miftahul Huda, 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran,


Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, 2010. Strategi Belajar Mengajar,


Jakarta, Rineka Cipta.

Zakiah daradjat, 2004. Metodik Khusus Ajaran Islam, jakarta: Bumi Aksara.

354
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, 2011 Minhajul Muslim Konsep Hidup Ideal Dalam
Islam, Jakarta: Darul Haq.

Anissatul Mufarokah. 2009. Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Teras).

Armai Arif. 2002 pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press.

Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.


Semarang:RaSial Mwdia Grup.

Muhammad Zein. 1995. Metodologi Pengajaran Agama. (Yogyakarta: AK


Group dan Indra Buana).

Nana Sudjana. 1995. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar


Baru Algensindo).

Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Kalam


Mulia).

Syaiful Bahri Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta:


Rineka Cipta).

Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media).

W.J.S, Poerwadarminta. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:


balai Pustaka.

Drs.H. Mahmud Suyuti, Pendidikan agama islam, sahabat ilmu, kurikulum


1994

Hakim, Abdul, Manshur. Khalid bin Al-Walid Saifullah Al-Maslul Terjemahan


Masturi Irham, dkk, Khalid bin Al-Walid, Panglima yang Tak
Terkalahkan,Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2014.
M.Arifin ,Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teorotis Dan Prkatis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner), (Pt Bumi Aksara:Jkarta 2009)
Nurhasanah Bakhtiar, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi
Umum,(Aswaja, Pressindo: Yogyakarta, 2013

355
Ramayalus, Metodologi Pendidikan Islam, Kalam Mulia:Jakarta, 2005.

Dhieni. 2008. Materi Pokok Metode Pengembangan Bahasa, cet. 8. Jakarta:


Universitas Terbuka.
Uhbiyati, Nur dan Abu Ahmadi. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung:
Pustaka Setia.
Shihab, M. Quraish. 2012. Tafsir al-Mishbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian
al-Qur’an Volume 6, cet. V. Jakarta: Lentera Hati.
An-Nahlawi, Abdurrahman. 1992. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan
Islam dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, terj. cet. -2. Bandung:
Diponegoro.
Multahim. 1987. Pendidikan Agama Islam Penuntun Akhlak. Jakarta Timur:
Yudhistira.

Muhaimin, Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung:


Trigenda Karya

Roestiyah, NK. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara

Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: kalam Mulia

Husna Husnul Khotimah. 2016. Penggunaan Metode Drill Dalam


Pembelajaran Ibadah. (Surakarta:)

Zainuddin, A Rahman Ritonga.1997. FIQH IBADAH. Jakarta: Gaya Media


Pratama.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jakarta : Balai Pustaka

Tengku Zahara Djafar. 2001. Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap


Hasil Belajar Padang : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya.2005.Strategi Belajar


Mengajar,Bandung:Pustaka Setia.

E.Mulyana, Menjadi Guru Profesional.2008.Bandung:Remaja Rosda Karya

356
https://WWW.google.Com/search=Drama+tentang+nabi+ibrahim+dan+nabi+i
smail.
Hidayah, Maria. Surga Dibawah Kaki Ibu, (Klaten: Cable Book, Cet I ), 2012.

Ilyas Yunahar, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI,Cet IX), 2007.

Mahmud Sya’roni, Cermin Kehidupan Rosul, (Semarang: Aneka Ilmu, cet I),

2006.

Ritonga,A. Rahman,.Berbuat baik kepada Orang Tua. (Surabaya: Amalia),

2005.

Tasmara Toto, 60 Materi Kultum Untuk Semua Momentum, (Jakarta: Al

Kalam), 2010.

Yahya, Materi Hadits III IAIN SALATIGA, (Salatiga), 2015

357
358

Anda mungkin juga menyukai