Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“DISKUSI”

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Dahlia Patiung, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok IV :

Muh. Akramul Khair (60200122114)


Muh. Al Haritsa (60200122061)
Fathur Rizqi S. Djafar (60200122038)
Fatur Rahman Amir (60200122032)
Naadiyah Qaanitah Supriadi (60200122018)
Rahmi (60200122099)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Hj. Dahlia Patiung, M.
Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Mampu berdiskusi dengan baik merupakan salah satu keterampilan
yang perlu dimilki oleh siswa. Namun masih banyak siswa yang sulit
berdiskusi ketika dihadapkan pada situasi atau kondisi yang resmi seperti
di kelas. Banyak siswa yang pandai berdiskusi, namun sulit untuk
mengoptimalkan kepandaiannya itu. Maksudnya, ketika siswa
diperintahkan bertanya atau mengeluarkan pendapat mereka sulit untuk
mengungkapkannya. Hal yang sering menjadi hambatan dalam
pelaksanaan diskusi adalah ketika tampil dan bicara di kelas menjadi
ketakutan sebagian anak, di kelas terkadang tidak ada keberanian. Siswa
yang biasa berbicara dengan orang lain belum tentu terampil bicara di
kelas. Kemampuan atau keterampilan berdiskusi tidaklah secara otomatis
dapat diperoleh atau dimiliki oleh siswa. Kemampuan atau keterampilan
berdiskusi yang baik dapat dimiliki dengan jalan mengasah dan mengolah
serta melatih seluruh potensi yang ada. Pembelajaran berdiskusi dapat
menjadikan siswa mampu menyampaikan gagasan, ide, pikiran, dan
perasaannya kepada guru/dosen, teman, serta orang lain. Selain itu,
merangsang daya kritis, kreatif, inovatif, berani dan lancar
mengungkapkan pendapat, gagasan maupun tanggapan. Siswa juga
berlatih bersikap dan merespon permasalahan yang dijadikan bahan
diskusi, dapat menjaga kekompakkan dalam mengikuti diskusi
menunjukkan rasa simpati terhadap pendapat orang lain.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan diskusi ?
2. Apakah tujuan diskusi ?
3. Bagaimanakah manfaat metode diskusi ?
4. Bagaimanakah prinsip pelaksanaan diskusi ?
5. Apa saja komponen diskusi kelompok?
6. Bagaimanakah kelebihan dan kelemahan metode diskusi ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DISKUSI
Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79) diskusi kelompok
adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan
berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan
suatu masalah.
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Usman (2005:94) diskusi
kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan  sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman dan informasi, pengambilan kesimpulan/pemecahan masalah.
Dari kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok
kecil adalah suatu proses yang teratur, yang melibatkan  sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka secara informal untuk berbagi informasi dan
pengalaman serta mengambil kesimpulan atau pemecahan masalah.
Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh
sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai diskusi. Metode diskusi
dalam pembelajaran terdapat berbagai macam diskusi. Ditinjau dari
bentuknya, metode diskusi dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Whole Group, merupakan bentuk diskusi kelompok besar (pleno,
klasikal, paripurna)
2. Buzz Group, merupakan suatu diskusi kelompok kecil yang terdiri
dari (3-6) orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga
siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat.
3. Panel, merupakan suatu diskusi kelompok kecil (3-6) orang yang
dianggap ahli untuk mendiskusikan objek tertentu dengan cara
duduk melingkar yang dipimpin oleh seorang moderator.
4. Syndicate Group, merupakan bentuk diskusi dengan cara
membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari
(3-6) orang yang masing-masing melakukan tugas-tugas yang
berbeda. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-
aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas membahas suatu
aspek tertentu yag berbeda dengan kelompok lainnya dan
membuat kesimpulan untuk dilaporkan dalam sidang pleno serta
didiskusikan lebih lanjut.
5. Simposium, merupakan bentuk diskusi yang dilaksanakan dengan
membahas berbagai aspek dengan subjek tertentu. Dalam kegiatan
ini sering menggunakan sidang paralel, karena ada beberapa orang
penyaji. Setiap penyaji menyajikan karyanya dalam waktu 5-20
menit diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari
audience/peserta. Bahasan dan sanggahan dirumuskan oleh panitia
sebagai hasil simposium.
6. Brainstorming, merupakan suatu diskusi di mana anggota
kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu
masalah tertentu, di bawah seorang ketua dan dilaksanakan
dengan cepat (waktu pendek). Semua ide yang sudah masuk
dicatat untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan
tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang
dirasa menarik untuk dikembangkan.
7. Informal Debate, merupakan diskusi dengan cara membagi kelas
menjadi 2 kelompok yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini
diikuti dengan tangkisan dengan tata tertib yang longgar agar
diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya tinggi.
8. Seminar, pada umumnya merupakan suatu pembahasan yang
bersifat ilmiah. Suatu pokok persoalan dibahas secara teoritis, bila
perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja
yang ada, peserta menjadi beberapa kelompok untuk membahas
lebih lanjut. Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan
kerja kelompoknya dan dari hasil-hasil kelompok disusun suatu
perumusan oleh panitia perumus yang ditinjau.
9. Colloqinin, merupukan suatu kegiatan dimana siswa dihadapkan
pada nara sumber untuk mengajukan pertanyaan. selanjutnya
mengandung pertanyaan-pertanyaan tambahan dari siswa-siswa
yang lain. Dengan maksud untuk memperjelas bahan pelajaran
yang telah diterima.
10. Fish Rowt, diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang
dipimpin oleh seorang ketua. Tempat duduk diatur setengah
lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta,
seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk. Kelompok
pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di
kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan
setelah selesai kembali ketempat semula.

Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-


syarat berikut harus dipenuhi:
1. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya
semua anggota kelompok berkesempatan saling
melihat,mendengar,serta beromunikasi secara bebas dan langsung.
3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga
terjadi kerja sama untuk mencapainya.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju
kepada tercapainya tujuan kelopok.

B. TUJUAN DISKUSI KELOMPOK


Tujuan membimbing diskusi kelompok kecil menurut Mulyasa
dalam Suwarna (2006:80) keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil bertujuan sebagai berikut:
1. Agar dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam
menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh
mereka.
2. Agar dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk
berpikir dan komunikasi.
3. Dapat terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Dengan kegiatan diskusi setiap orang diharapkan mempunyai
pendirian dan arah yang jelas tentang persoalan yang didiskusikan. Hal ini
berguna ketika terjun di masyarakat, banyak persoalan yang harus segera
ditangani dengan pemikiran yang rasional, runtut dan mudah dipahami dan
diterima masyarakat.
Dadang Sukirman mengutarakan tujuan dan manfaat kegiatan
diskusi antara lain:
1. Memupuk sikap toleransi
2. Memupuk kehidupan demokrasi
3. Mendorong pembelajaran secara aktif
4. Menumbuhkan rasa percaya diri

C. MANFAAT DISKUSI
Diskusi kelompok kecil bermanfaat untuk:
1. Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
2. Meningkatkan pemahaman atas masalah penting
3. Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan
4. Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi
5. Membina kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif dan
bertanggungjawab.

D. PRINSIP-PRINSIP DISKUSI KELOMPOK


Hasibuan dalam Suwarna (2006:81-82) mengemukakan ada dua
prinsip yang digunakan  dalam membimbing diskusi kelompok kecil yaitu
sebagai berikut:
1. Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi,
kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan
mengenal lebih jauh topic diskusi dan kesediaan menghargai
pendapat orang lain.
Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai
keinginan untuk dikenal dan dihargai dapat merasa merasa aman
dan bebas mengemukakan pendapat.
2. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
Perencanaan dan persiapan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Topic yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan


dicapai, minat, dan kemampuan siswa
b) Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks,
bukan jawaban tunggal
c) Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan
topic tersebut agar para siswa memiliki latar belakang
pebgetahuan yang sama
d) Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai
motivator sehingga mampu memberikan penjelasan dan
mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi
siswa.
E. KOMPONEN DISKUSI KELOMPOK
Dalam diskusi kelompok kecil, ada yang berperan sebagai
pemimpin dan pembimbing diskusi. moderator harus mengupayakan agar
diskusi tersebut berjalan dengan optimal. Beberapa keterampilan yang
harus dimiliki pemimpin diskusi adalah:

1. Memusatkan perhatian
Masalah yang muncul pada saat diskusi kelompok tersebut
dapat diatasi dengan memusatkan perhatian. Pemusatan perhatian
dapat dilakukan, antara lain dengan:
a) Menyampaikan kembali tujuan diskusi dan bagaimana cara
mencapainya. Menyampaikan masalah-masalah khusus dan
pada saat diskusi terlihat melenceng, mengingatkan
kembali tentang hal tersebut,
b) Mencermati setiap penyimpangan yang terjadi dan selalu
mengingatkan supaya setiap kelompok kembali pada
rambu-rambu yang telah disepakati,
c) Membuat kesimpulan pada akhir subpermasalahan, untuk
menghimpun pendapat-pendapat tentang subtopik tersebut.
pendapat dan gagasan di dalam kelompok bisa
dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil diskusi kelompok.
Berikut diberikan cara memanfaatkan gagasan :
 Memberikan pengakuan terhadap gagasan dengan cara
mengulangi bagian penting yang diucapkan.
 Memodifikasi gagasan tersebut dengan cara
menguraikannya kembali.
 Menggunakan gagasan untuk mencapai kesimpulan.
 Membandingkan gagasan satu dengan gagasan yang
lainnya.
 Merangkum hal-hal telah diuraikan di dalam kelompok.
2. Memperjelas masalah dan  memberikan urunan
Apabila menunjukkan tanda-tanda keluar dari topik atau
salah konsep, maka harus mengingatkan kembali, sehingga
kembali pada topik yang benar. Memperjelas ide, pendapat, atau
gagasan dapat dilakukan dengan cara:
a) Menguraikan kembali atau merangkum sumbangan pikiran
dari orang tersebut sehingga menjadi jelas.
b) Meminta untuk memberi komentar, dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang membantu memperjelas ide
yang dimaksud dan mengembangkannya.
c) Menguraikan gagasan dengan memberi ulasan dan
tambahan informasi, atau contoh-contoh yang tepat,
sehingga semua anggota kelompok memperoleh pengertian
yang sama terhadap konsep yang sedang dibicarakan.

3. Meningkatkan urunan
Sebagian siswa senang mengemukakan pendapat, tapi belum
tentu pendapat itu tepat atau benar. Diskusi kelompok menfasilitasi
untuk saling melengkapi dan saling mengkoreksi satu sama lain.
Sehingga gagasan yang bagus terjaring pada diskusi kelompok dan
bermanfaat bagi orang lain di dalam kelompoknya, dengan kata
lain meningkatkan sumbangan terhadap kelompok. Untuk
meningkatkan urunan pendapat sebagai pembimbing/pendamping
dapat melakukan hal-hal berikut:
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang menantang
untuk berpikir, sehingga memunculkan ide baru,
b) Menciptakan suasana diskusi yang terbuka dan bersahabat
c) Mengembangkan suasana kondusif di dalam kelompok,
melalui pertanyaan-pertanyaan  yang mengundang
perbedaan pendapat,
d) Memberi waktu yang cukup kepada anggota kelompok
untuk berpikir, tanpa diganggu oleh komentar-komentar
e) Memberi dukungan nyata  terhadap pendapat dengan cara
mendengarkan dengan penuh perhatian, memberiikan
komentar positif, menampilkan mimik senang dan bangga
terhadap mereka, serta menampilkan sikap bersahabat.
Semua yang dilakukan oleh guru tersebut memberii
dampak psikologis yang  mendorong siswa menemukan
gagasan baru.

4. Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi


Salah satu ciri dikusi kelompok adalah tujuan bersama yang
dicapai secara bersama-sama. Tidak boleh ada dominasi oleh
anggota kelompok tertentu. Karena dominasi berarti tidak terjadi
diskusi, maka tujuan diskusi tidak tercapai bila diskusi didominasi
oleh tertentu saja.
pemimpin diskusi adalah mengaktifkan semua anggota diskusi.
Memfasilitasi agar semua berkontribusi terhadap diskusi. Upaya
yang dapat dilakukan mengatasi masalah ini antara lain:
a) Mengatasi kondisi pembicaraan serentak (lebih dari satu
orang bicara sacara bersamaan). Memberi kesempatan
pertama untuk menyampaikan pendapat pada siswa yang
pendiam.
b) Mencegah monopoli pembicaraan.
c) Mendorong anggota diskusi memberi komentar terhadap
gagasan temannya, sehingga suasana diskusi menjadi
hidup.
5. Menutup diskusi
Agar diskusi memberikan makna tercapai atau tidak, sebagai
pemimpin diskusi harus menutup diskusi. Aktivitas penutupan
diskusi adalah:
a) Membuat rangkuman hasil diskusi dengan menghimpun
pendapat. Ini juga dapat dilakukan dengan menunjuk satu
atau dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
mereka. Sehingga semua siswa di kelas mendapatkan
konsep yang benar.
b) Memberikan gambaran tindak lanjut atau menyampaikan
topik diskusi berikutnya.
c) Bertukar pendapat tentang proses diskusi yang sudah
berlangsung, untuk mengetahui pendapat atau kepuasan
mereka terhadap proses diskusi. Hasil diskusi ini menjadi
masukan berharga untuk merencanakan diskusi berikutnya
lebih sesuai dengan kebutuhan.

F. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN DISKUSI KELOMPOK


1. Kelebihan metode diskusi kelompok adalah :
a) Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
b) Suasana diskusi hidup, sebab para siswa mengarahkan
pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
Partisipasi siswa menjadi lebih baik.
c) Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain.
d) Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
e) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti
toleransi, sikap demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan
sebagainya.
f) Siswa dapat belajar bermusyawarah.
g) Termotivasi oleh kehadiran teman.
h) Mengurangi sifat pemalu.
i) Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.
j) Meningkatkan pemahaman diri anak.
k) Melatih sisa untuk berfikir kritis.

2. Kelemahan metode diskusi kelompok adalah :


a) Diskusi pada umumnya dikuasai oleh siswa  yang gemar
berbicara.
b) Bagi siswa yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk
melepaskan diri dari tanggung jawab.
c) Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok
persoalan.
d) Sulit digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar.
e) Waktu belajar lebih panjang (dapat terjadi pemborosan waktu).
f) Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif.
g) Dominasi siswa tertentu dalam diskusi.
h) Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang
siap mengikuti kegiatan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur, yang


melibatkan  sekelompok orang dalam interaksi tatap muka secara informal
untuk berbagi informasi dan pengalaman serta mengambil kesimpulan atau
pemecahan masalah.
 Tujuan Diskusi
1. Dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam
menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus
dipecahkan oleh mereka.
2. Dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk
berpikir dan komunikasi.
3. Terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
 Manfaat Diskusi
a) Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
b) Meningkatkan pemahaman atas masalah penting
c) Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan
d) Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi
e) Membina kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif
dan bertanggungjawab.
 Prinsip-prinsip Diskusi Kelompok
1. Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
2. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
 Komponen-komponen dalam Diskusi Kelompok
a. Memusatkan perhatian
b. Memperjelas masalah
c. Menganalisis pandangan
d. Meningkatkan urunan
e. Menyebar kesempatan
f. Menutup diskusi
 Hal-hal yang harus dihindari dalam diskusi
a. Mendominasi diskusi sehingga yang lain tidak diberi
kesempatan.
b. Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi
dengan pembicaraan yang tidak relevan.
c. Membiarkan seseorang enggan berpartisipasi.
d. Tidak memperjelas atau mendukung urunan pemikiran
e. Gagal mengakhiri diskusi secara efektif
 Kelebihan Diskusi
a) Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
b) Suasana hidup, sebab para siswa mengarahkan pemikirannya
kepada masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi menjadi
lebih baik.
c) Dapat belajar menghargai pendapat orang lain.
d) Melatih untuk mengemukakan pendapatnya.
e) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti
toleransi, sikap demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan
sebagainya.
 Kelemahan Diskusi
1. Bagi yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk
melepaskan diri dari tanggung jawab.
2. Pendapat serta pertanyaan dapat menyimpang dari pokok
persoalan.
3. Sulit digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar.
4. Waktu belajar lebih panjang (dapat terjadi pemborosan
waktu).
DAFTAR PUSTAKA
Andri.2008. Teknik Memimpin Diskusi Kelompok, (Online),
(http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusi-kelompok.html,
diakses 1 Mei 2014).
Rudyunismuh. 2010. Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil, (Online)
(http://rudyunismuh.blogspot.com/2010/11/penerapan-metode-diskusi-kelompok-
kecil.html, diakses 1 Mei 2014).
Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program
Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sukarni. 2010. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online),
(http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbing-
diskusi.html, diakses 1 Mei 2014).
Tyanuari. 2013. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online),
(http://tyanuari.blogspot.com/2013/04/keterampilan-membimbing-diskusi.html ,
diakses 1 Mei 2014)
http://areknerut.wordpress.com/2013/01/01/keterampilan-membimbing-diskusi-
kelompok-kecil/

Anda mungkin juga menyukai