Anda di halaman 1dari 12

METODE PEMBELAJARAN DISKUSI

A. PENGERTIAN
Diskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar
informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin
mencari jawaban / penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : 1994). 

Metode diskusi adalah cara penyajian pembelajaran, di mana siswa-siswa


dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang
bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain : 2006)

Gurumapel. 2016. Metode Pembelajaran Diskusi.


https://www.gurumapel.com/2016/12/metode-pembelajaran-diskusi.html

B. JENIS-JENIS DISKUSI
Terdapat bermacam pengemembangan metode diskusi, berikut ini beberapa
jenis diskusi yang dapat digunakan guru, antara lain :
1. Buzz Group
Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang.
Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk
memudahkan pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadkan di tengah-tengah atau
akhir.
2. Fish Rowt
Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tcmpat
duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap
peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk fish boxvli. Kelompok
pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut.
Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula.
3.  Whole Group
Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jurnlah anggota tidak lebih dari
15 anggota.
4. Syndicate group
Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Guru
menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok
bertugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian untuk diiaporkan
dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.
5. Brainstorming
Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide
baru terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah
masuk dicatat. untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu
saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk
dikembangkan.
6. Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua team yang agak sama besarnya unluk memperdebatkan
suatu bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel.
7. Colloqinin
Merupakan suatu kegiatan dimana siswa’mahasiawa dihadapkan pada nara sumber
untuk mengajukan pertanyaan. selanjuinya mengandung pertanyaan-pertanyaan
tambahan dari siswa. mahasiswa yang lain. Pelajaran dengan maksud untuk
memperjelas bahan pelajaran yangtelah diterima.
8.  Panel
Merupakan suatu diskusi orang-orang yang dianggap ahli, terdiri dari 3-6 orang dan
dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis dihadapkan pada para peserta yang
hanya berfungsi sebaeai pendengar. Maksudnya untuk memberikan stimulus kepada
para peserta akan adanya masalah-masalh yang masih dipecahkan lebih lanjut.
9. Simposium
Merupakan suatu pembahasan masalah yang bersifat lebih formal. Pembahasan
dilakukan oleh beberapa orang pembicara (sedikitnya 2 orang) yang sebelumnya telah
menyiapakan suatu prasarana dan pembicara yang lain mengemukakan prasarana
banding/sanggahan. Suatu pokok persoalan disoroti dari beberapa aspek. yang
masing-masing dibacakan oleh prasarana kemudian diikuti sanggahan dan pandangan
umiun dari para pendengar. Moderator mengkoordinasi jalannya pembicaraan.
Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oieh panitia perumus.
10. Seminar
Merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok persoalan dibahas
secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja
yang ada, peserta menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut.
Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan kerja keiompoknya dan dari hasil-
hasil kelompok disusun suatu perumusan oleh panitia perumus.

Gurumapel. 2016. Metode Pembelajaran Diskusi.


https://www.gurumapel.com/2016/12/metode-pembelajaran-diskusi.html

C. Bentuk-bentuk Metode diskusi dan Pelaksanaannya


a) Brainstorming
Merupakan bentuk diskusi yang paling sederhana tetapi cukup efektif. Digunakan
dalam lima sampai lima belas kelompok. Penekanan hasil pembelajarannya
adalah tiap anggota kelompok saling hargai pendapat, menumbuhkan
percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide yang ditemukannya dan
dianggap benar. 
Metode ini memiliki beberapa langkah-langkah diantaranya:
1. Dimulai dengan pimpinan diskusi yang menyatakan masalah yang ingin dibahas.
2. Memilih satu cara untuk merekam hasil diskusi. Bisa menggunakan tape recorder atau
dua orang siswa sebagai penulis di papan tulis untuk menuliskan pendapat yang ingin
dikemukakan.
3. Pemimpin diskusi meminta setiap anggota kelompok untuk mengemukakan
pendapatnya.
4. Setiap ide dicatat.
5. Tidak ada kritik.
Biasanya kegiatan brainstorming selalu diikuti kegiatan lainnya sebagai tindak lanjut.
b) Kelompok 6
Seperti nama metodenya, metode diskusi ini memiliki jumlah anggota kelompok
enam orang. Metode ini dikemukakan oleh J. Donald Philip dari Michigan.
Pengaturan tempat duduk tiap kelompok diatur sedemikian rupa untuk
mengkondusifkan diskusi yang akan dilaksanakan.
Berikut adalah tahap-tahap pelaksanaan diskusi kelompok 6 orang :
1. Memilih ketua kelompok
2. Mengutarakan masalah yang dibahas
3. Menetapkan waktu yang digunakan untuk diskusi 5-15 menit.
Dan tugas guru adalah memilih topik, membuat kelompok kecil, memulai diskusi
dan kemudian hanya melakukan pengamatan.
c) Tutorial
Suatu bentuk diskusi yang biasanya digunakan untuk menolong siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Kelompok yang dibentuk maksimal memiliki empat
orang anggota. Tutorial bertujuan untuk memberikan remidi pada dalam memahami
kemampuan dasar.
Metode ini memiliki beberapa langkah pelaksanaan diantaranya :
1. Guru bertanya pada siswa tentang masalah yang dihadapinya
2. Guru mendorong siswa untuk bertanya jika ada yang belum jelas bagi mereka.
d) Tugas Kelompok
Dalam tugas kelompok siswa dilibatkan dalam aktivitas atau tugas mengerjakan
sesuatu dan diminta untuk setiap anggota agar memberikan kontribusinya.
Tugas kelompok dapat dilaksanakan bila kondisinya sebagai berikut :
1. Kegiatan harus ditekankan pada bahan-bahan yang sederhana dan dapat diperoleh
dari lingkungan rumah atau sekolah
2. Perencanaannya disusun sedemikian hingga memungkinkan guru untuk
mendapatkan suatu demonstrasi atau kegiatan yang relevan dengan topik
3. Kegiatan harus disusun, susunan yang berkaitan dengan tahap-tahap kegiatan,
serangkaian pertanyaan dan penjelasan.
e) diskusi Panel
Metode yang memberiakan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide dan
bertukar pendapat mengenai masalah atau issu yang sedang berkembang dalam
masyarakat. Pelaksanaannya meliputi:
1. Dipilih 2 atau 3 siswa sebagai panelis dan siswa yang lain sebagai pendengar.
2. Dipilih seorang siswa sebagai moderator
3. Moderator memulai dengan mengutarakan topik yang dibahas
4. Panelis mengemukakan paper pendek 5-10 menit yang berisi pernyataan yang
mengundang pendapat atau memberikan beberapa argumentasi.
5. Setelah panelis mengemukakan pendapat, moderator memberikan kesempatan
kepada pendengar untuk mengtarakan pendapatnya .
6. Pada akhir panel setiap panelis diminta kesimpulan mengenai masalah yang
dibicarakan dalam diskusi panel.
f) Whole group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah
anggota tidak lebih dari 15 orang.
g) Buzz Group
Pada diskusi ini, siswa diminta untuk memperbaiki pengertian dan persepsinya
terhadap materi pelajaran.
Pelaksanaan metode diskusi ini adalah sebagai berikut :
1. Kelas dibagi kedalam kelompok kecil terdiri dari 4-5 orang
2. Tempat diatur sedemikian rupa agar siswa dapat saling berhadapan dan bertukar
pikiran dengan mudah.
3. Diskusi dilakukan ditengah pelajaran atau di akhir pelajaran
4. Siswa saling mengemukakan persepsinya tentang pelajaran yang diterimanya dan
informasi-informasi yang diketahui tentang pelajaran tersebut dengan maksud
menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan. 
h) Sindicate group
Cara diskusi ini sering dilakukan oleh pengajar untuk mnyampaikan materinya.
Pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Kelas dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang
2. Masing-masing kelompok melaksanakan tugas tertentu
3. Guru menjelaskan garis besar problema kepada kelas kemudian menuliskan
aspek-aspek masalahnya.
4. Tiap kelompok mempelajari slah satu atau lebih aspek dari aspek yang sudah
dikemukakan oleh guru.
5. Tiap kelompok berdiskusi dan menyusun laporan berupa kesimpulan sindikat
6. Tiap laporan dibawa kesidang pleno untuk didiskusikan lebih lanjut
i) Simposium
Diskusi ini hampir sama dengan metode diskusi sindicate group. Tetapi dalam metode
ini bahasannya lebih luas yaitu berbagai aspek dari suatu subjek tertentu.
Berikut adalah pelaksanaannya:
1. Beberapa orang membahas tentang berbagai aspek dari suatu subjek dan
membacakan dimuka peserta selama 5-10 menit
2. Setelah penyampaian materi, diikuti sanggahan dan pertanyaan dari para
penyanggah atau pendengar
3. Bahasan dan sanggahan dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil
symposium
j) Informal debate
Metode ini adalah metode debat yang dapat dilakukan di kelas dengan bahan yang
bersifat problematis, bukan yang bersifat factual
1. Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya
2. Tiap tim mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan
k) Colloquium
Metode diskusi ini berbeda dengan metode diskusi sebelumnya yang telah dibahas.
Pada metode ini terdapat narasumber yang menjawab pertanyaan dari para pendengar.
1. Narasumber membahas suatu materi
2. Setelah narasumber mebahas meteri, para pendengar mngajukan pertanyaan
kepada narasumber tentang materi tersebut.
l) Fish Bowl
Metode diskusi ini hampir sama dengan metode-metode yang lainnya. Tetapi yang
berbeda adalah penataan ruang dan cara penyampaian pendapatnya.
1. Beberapa orang peserta dipimpin seorang ketua mengadakan diskusi untuk
mengambil suatu keputusan
2. Tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong
menghadap peserta diskusi
3. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat
ikan dalam sebuah mangkuk
4. Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikirannya dapat duduk dikursi
kosong yang telah disediakan dan dapat berbicara setelah katua mempersilahkan
lalu dapat meninggalkan kursi setelah bicara

Alphaword. 2015. Makalah Metode Diskusi: Media Pembelajaran.


https://www.pasarmakalah.com/2015/10/makalah-metode-diskusi-media.html

D. LANGKAH PENGGUNAAN METODE DISKUSI


Secara umum metode diskusi memiliki langkah-langkah sebagai berikut
1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan member pengarahan
seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
2. Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih
pemimpin diskusi, mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya.
3. Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru
berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta
memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif
dan agar berdiskusi berjalan lancer.
4. Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
5. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi
dari setiap kelompok.

Alphaword. 2015. Makalah Metode Diskusi: Media Pembelajaran.


https://www.pasarmakalah.com/2015/10/makalah-metode-diskusi-media.html

E. PERANAN GURU DALAM METODE DISKUSI


Menurut Sudirman dkk (1992 : 154)  peranan guru dalam diskusi, antara lain
sebagai berikut.
1) Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau
guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang
akan didiskusikan.
2) Guru menjelaskan tujuan diskusi.
3) Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran
yang didiskusikan.
4) Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara
mengeluarkan pendapat.
5) Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat
mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
6) Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan
diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
7) Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
8) Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang
memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
9) Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
10) Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.

Peranan guru yang memimpin suatu diskusi lebih sukar daripada bila ia memakai cara
mengajar yang lain. Cara ini meminta persiapan yang seksama dan bimbingan yang
cakap. Guru harus mempunyai latar belakang pengalaman dan simpanan pengetahuan
agar dia bisa memimpin sebuah diskusi secara kreatif. guru tidak mendominasi
pembicaraan, atau bahkan bisa sekedar sebagai stimulus, informan, dan motivator dalam
seluruh  rangkaian kegiatan. 

Gurumapel. 2016. Metode Pembelajaran Diskusi.


https://www.gurumapel.com/2016/12/metode-pembelajaran-diskusi.html

F. KARAKTERISTIK METODE DISKUSI


Metode diskusi berbeda dari metode ceramah. Dalam metode diskusi peran guru
tidak begitu dominan. Guru biasanya hanya memberikan pengarahan terhadap jalannya
diskusi dan membantu menyimpulkan hasil diskusi yang dilakukan siswa. Karenanya
diskusi mengandung unsur-unsur demokratis. Siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan ide-ide mereka sendiri. Tiap siswa diharapkan memberikan sumbangan
pendapat sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama,
kelompok akan maju dari satu pemikiran ke pemikiran yang lain, langkah demi langkah
sampai kepada paham terakhir sebagai hasil karya bersama (DEPAG, 2001).
Dilihat dari jumlah peserta yang terlibat, bentuk diskusi dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a. diskusi yang terdiri atas beberapa orang saja (sekelompok orang) misalnya
buzing, debat, reaksi lingkaran, diskusi kelas dan lain sebagainya; dan
b. diskusi yang melibatkan sejumlah massa (banyak orang) sehingga disebut
metode interaksi massa, misalnya seminar, workshop, panel, forum, dan
simposium.
Sebagaimana metode-metode pembelajaran yang lain, metode diskusi mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan metode ini antara lain :
a. Mendorong siswa berpikir kritis,
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas,
c. Mendorong siswa mengembangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama,
d. Mengambil satu alternatif jawaban/beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdasarkan pertimbanga yang seksama,
e. Membiasakan peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri,
f. Membiasakan bersikap toleran.
Dalam redaksi yang lain, kelebihan metode diskusi dapat dijelaskan sebagaimana
berikut :
a. Menyadarkan anak didik bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan dan bukan satu jalan atau satu jawaban saja.
b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif dan dapat diperoleh suatu keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri, serta membiasakan bersikap toleran.
d. Menimbulkan kesanggupan pada anak didik untuk merumuskan pikirannya secara
terstruktur dan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain.

Urbaningsun, Hayat Ruhyat. Pembelajaran Model Diskusi Kelas.


https://www.academia.edu/5603177/Pembelajaran_Model_Diskusi_Kelas

G. TUJUAN PEMBELAJARAN MODEL DISKUSI DI KELAS


Tujuan diskusi kelas tidak hanya mengasah kemampuan kognitif tingkat dasar melainkan
juga kemampuan kognitif tingkat lebih tinggi, diantaranya :
1. Membahas materi, permasalahan, atau ide-ide agar siswa mengetahui atau
memahami pokok masalah ;
2. Mencari jalan keluar atau alternatif penyelesaian atas masalah agar siswa
mempertimbangkan, mengevaluasi, merancang, menyimpulkan atau merumuskan
pokok pikiran atau tindakan.
Metode diskusi pada dasarnya menekankan partisipasi dan interaksi semua anggota
kelompok dalam kegiatan diskusi. Morgan menegaskan bahwa diskusi yang ideal adalah
berpartisipasinya sekelompok individu dalam diskusi terhadap suatu masalah yang
memerlukan informasi atau tindakan lebih lanjut.

Urbaningsun, Hayat Ruhyat. Pembelajaran Model Diskusi Kelas.


https://www.academia.edu/5603177/Pembelajaran_Model_Diskusi_Kelas

H. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN METODE DISKUSI


1. Kekurangan
a) Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat
problematis saja yang dapat didiskusikan.
b) Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu
c) Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
d) Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan
terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
e) Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah
biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan
untuk berbicara
f) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
g) Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap
kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau
menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih
bodoh.
h) Tidak dapat dipakai pada  kelompok yang besar
i) Peserta mendapat informasiyang terbatas
j) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
2. Kelebihan
a) Merangsang kreativitas anak-didik dalam bentuk ide,gagasan-prakarsa dan
terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
b) Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau
menentang pendapat teman-temannya.
c) Memperluas wawasan
d) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu
masalah.
e) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari
berbagai sumber data.
f) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu
problem bersama-sama.
g) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan,
atau keputusan yang akan atau telah diambil.
h) Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja
tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
i) Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara,
pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
j) Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
Alphaword. 2015. Makalah Metode Diskusi: Media Pembelajaran.
https://www.pasarmakalah.com/2015/10/makalah-metode-diskusi-media.html

Anda mungkin juga menyukai