Selain jenis-jenis berbicara menurut Tarigan dan Sukadi tersebut di atas, masih
ada beberapa jenis berbicara sebagai berikut:
1. Seminar Serminar (semin (Latin)= biji, benih) diartikan sebagai tempat benih-benih kebijaksanaan disemikan. Yang dibicarakan dalam seminar bukan masalah teknis, melainkan masalah kebijakan yang akan dipakai sebagai landasan bagi masalah- masalah yang bersifat teknis. Oleh sebab itu, biasanya kajiannnya bersifat penelitian beserta hasilnya atau studi literature. Secara umum seminar dilaksanakan dengan tahap berikut: a. Moderator membuka kegiatan dan mengarahkan; b. Pemrasaran menyampaikan makalahnya; c. Pembanding menyampaikan makalah atau tanggapannnya; d. Pemrasaran menaggapi balik pernyataan pembanding atau menjawab pertanyaan; Partisipan menyampaian gagasannya, misalnya pertanyaan, tanggapan; e. Pemrasaran atau pembanding menyampaikan jawaban atau tanggapan; f. Guru pembimbing diberi kesempatan untuk menanggapi; g. Moderator menarik kesimpulan dan menutup diskusi. Sebelumnya moderator mengemukakan perumusan hasil seminar secara keseluruhan. 2. Konferensi a. Konferensi merupakan bentuk pertemuan dari kedua pihak untuk membahas atau merundingkan masalah yang dihadapi bersama. Secara longgar, konferensi juga diartikan dengan pertemuan anggota-anggota dari dua cabang perwakilan untuk menyesuaikan perbedaan dalam langkah dan kebijakan mereka. Konferensi merupakan pembicaraan, rapat, atau pemusyawarahan antara wakil-wakil berbagai negara untuk, membahas kepentingan bersama. 3. Kongres Kongres merupakan pertemuan formal antara delegasi-delegasi atau wakil-wakil organisasi politik, sosial, atau profesi untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai suatu masalah bersama. Kongres merupakan rapat besar yang pesertanya ratusan, ribuan, bahkan jutaan. Karena itu, kongres biasanya dilakukan oleh sebuah organisasi. Kongres sering diistilahkan lain menjadi muktamar untuk suatu partai, biasanya lima tahun sekali untuk menentukan garis besar kebijakan yang akan dilakukan dalam satu kurun waktu demi menghadapi kompetitor atau persaingan yang ada. 4. Simposium Simposium adalah suatu pertemuan formal dengan beberapa ahli menyajikan pidato atau prasaran singkat mengenai sebuah topik denghan aspek yang berbeda-beda, atau topik yang bertalian di hadapan sebuah sidang hadirin. Semua prasaran dibahas oleh hadirin dipandu oleh seorang pemimpin atau moderator. Simposium merupakan bentuk diskusi yang diawali serangkaian pidato pendek oleh dua atau empat orang pakar. Mereka memang diundang untuk menyampaiakan pandangan-pandangan tentang masalah yang dibicarakan. Seorang moderator mengatur kelancaran jalannya diskusi. Setelah pembicara selesai menyampaikan pendapatnya, moderator mempersilakan peserta untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan yang kemudian ditanggapi atau dijawab oleh pembicara. 5. Kolokium Kolokium tidak diawali dengan pidato. Para pakar diundang hanya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta mengenai topik yang telah ditentukan. Para pakar hanya menjawab pertanyaan. Dalam hal ini pembicaraan dikendalikan oleh moderator yang mengarahkan ke tujuan pembicaraan. Oleh karena itu, komitmen moderator terhadap tujuan dan kepandaian mebaca arah dan isi pembicaraan sangat diperlukan. Bahkan, tak jarang jika secara implicit moderator harus pandai arah pertanyaan peserta dan jawaban narasumber. 6. Sarasehan Sarasehan merupakan model diskusi yang sifatnya mendekati santai. Para peserta biasanya akrab dalam nuansa pergaulan yang tak formal misalnya sambil minum kopi. Masalah yang dibicarakan terbatas, para peserta bebas menyatakan pendapatnya atau pengalamannya seputar topik tersebut. 7. Cawan Ikan/fishbowl Cawan ikan merupakan bentuk diksusi yang unik dengan konstruksi tempat duduk seperti cawan melengkung atau mangkuk dengan moderator di tengah dan di sebelah kanan moderator duduk seorang ahli atau pakar dan sebelah kiri moderator terdapat tiga kursi kosong. Moderator membuka dengan memberikan kata pengantar kemudian mempersilakan para peserta untuk menduduki kursi yang telah disediakan. Peserta kemudian dipersilakan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pakar yang ada. Setelah pembahasan selesai, peserta kembali meninggalkan kursi yang kemudian kosong seperti semula. 8. Sumbang saran (Braintstorming) Sumbang saran merupakan semacam metode memecahkan masalah yang setiap anggotanya diberi kesempatan untuk mengusulkan dengan cepat kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi. Metode ini tidak menghendaki kritik. Evaluasi atas suatu pendapat dilakukan kemudian. 9. Diskusi a. Macam-macam Diskusi 1) Diskusi Kelompok a) Diskusi kelompok ialah pertemuan yang direncanakan atau dipersiapkan untuk dilaksanakan untuk membahas suatu topik dengan seorang pemimpin. Diskusi ini relatif sederhana dengan peserta yang tidak begitu banyak antara empat sampai sepuluh orang. Masalah yang dibahas tidak demikian kompleks dengan tujuan untuk lebih mendalami atau memahami suatu masalah dari disiplin ilmu tertentu. b) Bentuk diskusi ini memberikan peluang kepada setiap anggota untuk mengemukakan pendapat sekaligus memperluas wawasan dan pandangannya. Metode ini merupakan pendekatan demokratis, mendorong rasa kesatuan anggota, menghayati kepemimpinan bersama, dan membantu pengembangan sikap kepemimpinan. 2) Diskusi Berkelompok-Kelompok Bentuk diskusi ini sering dipakai bila jumlah peserta kegiatan diskusi relatif banyak. Bentuk kegiatan ini dilakukan dengan tujuan setiap peserta mempunyai peluang besar untuk berperan aktif berbicara. Setelah kegiatan diskusi kelompok- kelompok diadakan pertemuan pleno dengan mempersilakan setiap kelompok untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam forum terakhir ini kegiatan dikendalikan oleh ketua diskusi yang lebih inti dari penyelenggara. 3) Diskusi Panel Diskusi panel adalah kegiatan pertemuan ilmiah yang sudah direncanakan dengan menghadirkan sejumlah panelis di depan khalayak atau pengunjung tentang suatu topik. Diskusi panel merupakan bentuk diskusi bertukar pikiran atau pengalaman antara tiga sampai enam orang ahli yang dipandu oleh seorang ketua (moderator) dan disaksikan oleh sejumlah pendengar/pemirsa/audiens. Tiap panelis mengemukakan pendapatnya tanpa menanggapi pendapat panelis lain. Moderator dan seluruh peserta menyiapkan terlebih dahulu tentang topik yang dibahas serta peka terhadap bagian-bagian masalah tertentu yang cukup rawan dipermasalahkan dengan memperhitungkan aternatif pertanyaan dan jawaban. Waktu kegiatan dibagi dua, separo untuk panelis dan separo berikutnya untuk tanya jawab dengan audiens. Secara singkat gambaran kegiatan diskusi ini adalah: a. Pendahuluan => moderator membuka diskusi, mengemukakan topik dan arah serta tujuan yang ingin dicapai, memperkenalkan para peserta, serta membacakan tata tertib; b. Penyampaian gagasan => panelis menyelesaikan gagasan, pendapat, atau pengalaman sesuai dengan jatah waktu yang diberikan; c. Diskusi bebas => moderator mengatur jalannya diskusi antarpanelis serta tanggapan antarpanelis; d. Partisipasi pendengar => moderator mempersilakan para pendengar untuk mengemukakan pendapat, menanggapai, bertanya, atau berkomentar. Panelis yang ditanyai atau ditanggapi akan memberikan jawaban. e. Rangkuman => moderator merangkum hasil diskusi dengan mendapatkan pemecahan. Itulah sebabnya, pada umumnya lokakarya juga mengundang ahli dalam bidangnya sehingga secara teknis dapat mengemukakan pandangan yang mendalam untuk mencari solusi. Dalam hal ini biasanya disusunlah makalah dan disertai dengan presentasi. Masalah yang dikemukakan biasanya relatif konkret, tak sebatas konsep 10. Debat Bentuk kegiatan berbicara ini sebenarnya sudah di luar hakiki kegiatan diskusi ilmiah. Kegiatan ini mempertemukan dua pihak pembicara yang pro dan kontra tentang suatu topik. Prasaran atau pendapat yang diajukan oleh tiap pihak dapat ditikuti dengan suatu tangkisan atau tidak. Anggota kelompok dan hadirin dapat juga mengajukan pertanyaan kepada peserta atau pihak pembicara. Debat merupakan kegiatan keterampilan berbicara antarpribadi atau pihak. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk mengemukakan bahwa gagasan atau konsep yang dikemukakan oleh satu pihak merupakan konsep atau gagasan yang lebih baik, lebih benar, dan lebih tepat dibandingkan gagasan pihak lain. Kegiatan debat ini belakangan berkembang sesuatu dengan perkembnagan demokrsi di negara kita, terutama bagi partai-partai politik atau kandidat-kandidat yang mencalonkan diri duduk di kursi jabatan tertentu. Biasanya kegiatan ini dipandu oleh seorang moderator sehingga arah dan tujuan berdebat relatif terkendali, demikian juga dengan topik pembicaraannya. Oleh sebab itu, amat diperlukan keluasan wawasan dan kecerdikan moderator dalam mengendalikan jalannya pemibcaraan. Peralatan dan sarana diperlukan sesuai dengan bentuk debatnya. Debat kusir atau debat bebas tidak memerlukan tempat yang tertata teratur serta rancangan waktu yang terprogram. Namun, bukan itulah yang dimaksud dalam pembahasan ini. 11. Pidato a. Pengertian pidato Pidato merupakan suatu keterampilan berbicara di depan umum guna menyampaikan gagasan tersebut kepada orang banyak demi kepentingan atau tujuan tertentu. Pidato adalah gagasan yang disampiakn secara lisan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau even, dan lain sebagainya. b. Tujuan Pidato 1) Menyampaikan suatu informasi yang perlu dan segera diketahui oleh orang banyak. 2) Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela. 3) Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain. 4) Mengupayakan orang banyak senang dengan gagasan yang disampaikan melalui pidato yang menghibur. c. Jenis-jenis Pidato 1) Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc. 2) Pidato pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan. 3) Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian. 4) Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu. 5) Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan. 6) Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban. d. Metode Pidato 1) Metode menghapal, yakni direncanakan, teks pidato dipersiapkan sebelumnya lalu menghapalkannya kata per kata. 2) Metode serta merta (Impromptu), yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3) Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi atau dalam media elektronik dan media cetak. 4) Metode tanpa naskah (ekstemporan), yakni direncanakan, sebelumnya telah dipersiapkan kerangka pidato. e. Kerangka susunan Pidato 1) Pembukaan dengan salam pembuka 2) Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi 3) Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll. 4) Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll) f. Tata cara & Etika Berpidato Tata cara berpidato merujuk pada langkah-langkah dan urutan untuk memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Sementara itu, etika berpidato merujuk pada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan dan dijunjung tinggi ketika seseorang berpidato. Langkah-langkah dan urutan berpidato secara umum diawali dengan pembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara, sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato, dan penutup pidato berisi penegasan kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam sajian isi dan harapan dan ucapan terima kasih. Ketika berpidato, janganlah menyinggung perasaan orang lain. Sebaliknya, berupaya menghargai dan membangun optimisme bagi pendengarnya. Selain itu, keterbukaan, kejujuran, empati, dan persahabatan perlu diusahakan dalam berpidato.
Contoh pidato sederhana
Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta teman-teman yang saya cintai. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama guna mengadakan acara perpisahan sekolah. Hadirin yang saya hormati, izinkan saya mewakili teman-teman untuk menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan ini. Selama bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih kepada semua guru yang telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik, tidak pernah pilih kasih dalam mendidik, sangat sabar dan tidak kenal lelah dalam membimbing kami. Berkat jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus dari SMA ini. Mudah-mudahan semua guru yang bertugas mengajar di sekolah ini dapat diberikan kesehatan yang baik dan diberi kebahagiaan selalu. Juga untuk teman-teman semua. Sungguh berat rasanya berpisah dengan kalian semua, karena kita sudah bersama 2 selama 3 tahun ini. Saya juga mendoakan teman-teman semua dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, baik universitas, institut, atau akdemi, tingkat diploma atau sarjana, maupun institusi pendidikan lainnya untuk dapat mencapai cita-cita yang selama ini diangan- angankan. Akhir kata, saya mengucapkan sukses selalu buat teman-teman, doa saya menyertai teman-teman semua. Mohon maaf bila ada sikap dan kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih dan selamat malam. Waktu dan tempat saya kembalikan kepada pembawa acara.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik