Anda di halaman 1dari 6

DISKUSI KELOMPOK 1

BLOK KETERAMPILAN BELAJAR DAN DASAR PROFESIONALISME

Modul : Keterampilan Belajar


Pokok Bahasan : Metode Pembelajaran
Subpokok Bahasan : Teknik Berdiskusi (Simulasi diskusi kelompok)
Tanggal : 24 September 2015 (09.00 – 11. 50 WIB)
Penanggung jawab : Fransiska A P., dr., M.Kes

SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan diskusi kelompok dengan metode pelatihan keterampilan diskusi ini,
mahasiswa mampu :
 Melakukan diskusi kelompok kecil dengan konstruktif, efektif, dan efisien:
 Memilih pimpinan, menyusun tata-tertib diskusi dan menaatinya; kemudian menyadari
serta menjalankan peran sebagai pimpinan atau anggota dengan baik.
 Mengawali curah pendapat dengan analisis-tugas/focused-question.
 Mengevaluasi secara obyektif, dan saling memberi umpan-balik konstruktif.
 Menyimpulkan hasil curah pendapat

PENDAHULUAN

Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide
serta pengajuan pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok
untuk mencari kebenaran. Diskusi adalah jalan pemecahan untuk mendapatkan hasil/
penyelesaian yang terbaik. Metode diskusi adalah meeting of minds di dalam memecahkan
masalah yang memerlukan jawaban. Dari jawaban-jawaban yang diajukan, dipilih salah satu
jawaban yang logis dan tepat yang mempunyai argumentasi yang kuat.
Tidak semua persoalan sesuai untuk dijadikan bahan diskusi. Persoalan yang paling sesuai
didiskusikan adalah persoalan yang pemecahannya berada dalam lingkup pengalaman para
anggota atau persoalan-persoalan yang lingkup fakta-faktanya dapat dengan mudah dipenuhi
oleh para peserta diskusi itu sendiri. Persoalan yang paling baik adalah persoalan-persoalan yang
langsung menyangkut kepentingan kelompok itu sendiri.

1|Blok 1. 2015
Sebaiknya persoalan yang akan dibicarakan telah disusun lebih dahulu secara teratur dan dicatat.
Apabila tidak ada seorang pun di antara para peserta yang dapat mengemukakan persoalan-
persoalan yang cocok atau yang menarik bagi kelompoknya, maka sangat baik apabila diadakan
diskusi khusus untuk mendapatkan persoalan-persoalan yang dihadapi bersama.
Cara merumuskan persoalan akan mempengaruhi turut sertanya para anggota aktif dalam
pembicaraan. Dalam merumuskan persoalan hendaknya dapat mendorong kebebasan berpikir,
menimbulkan pertukaran pikiran atau adu pendapat, dan tidak terlalu panjang. Dalam
mengemukakan persoalan yang akan dibahas, tidak ditujukan pada perseorangan, melainkan
kepada kelompok sebagai satu kesatuan. Sebelum diskusi dimulai, lebih dahulu persoalan
dipahami dan disetujui oleh kelompok.

Jenis-jenis Diskusi Kelompok


a. Whole-group
Suatu diskusi dimana anggota kelompok yang melaksanakan tidak lebih dari 15 (lima belas)
orang.
b. Buzz-group
Suatu kelompok besar dibagi menjadi 2 (dua) sampai 8 (delapan) kelompok yang lebih kecil
jika diperlukan kelompok kecil ini diminta melaporkan apa hasil diskusi itu pada kelompok
besar.
c. Panel
Pada panel dimana satu kelompok kecil (antara 3 sampai 6 orang) mendiskusikan suatu
subyek tertentu mereka duduk dalam susunan semi lingkaran dihadapakan pada satu
kelompok besar peserta lainnya.
d. Symposium
Teknik ini menyerupai panel, hanya sifatnya lebih formal. Dalam teknik ini peranan moderator
tidaklah seaktif seperti pada panel. Moderator lebih banyak mengkordinir pembicaraan saja.
Teknik symposium kadang-kadang mengalami kesulitan disebabkan oleh pertama, sukar
menemukan penyanggah yang mampu mempersiapkan bahan bahasan itu secara ringkas
dan komprehensif. Kedua, fungsi atau peranan moderator dalam symposium tidak sama
aktifnya seperti dalam panel, sehingga jalannya symposium sering tampak kurang lancar.
Ketiga, sukar sekali mengendalikan sambutan-sambutan, sehingga kerap kali
memperpanjang waktu yang sudah ditentukan. Namun demikian teknik symposium memiliki
keunggulan pula dalam penggunaannya. Teknik ini membahas hal-hal yang aktual, dan
memberi kesempatan pada pendengarnya untuk berpartisipasi aktif.

2|Blok 1. 2015
e. Caologium
Adalah cara berdiskusi yang dijalankan oleh satu atau beberapa orang narasumber, yang
berpendapat, menjawab pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak dalam bentuk pidato. Dalam
bentuk wawancara dengan narasumber tentang pendapatnya mengenai suatu masalah,
kemudian mengundang pertanyaan-pertanyaan tambahan dari para pendengar.
f. Informal-Debate
Dalam diskusi ini dilaksanakan dengan membagi kelompok menjadi dua tim yang sama kuat
dan jumlahnya agar seimbang. Kedua tim ini mendiskusikan subjek yang cocok untuk
diperdebatkan dengan tidak menggunakan banyak peraturan, sehingga jalannya perdebatan
lebih bebas.
g. Fish Bowl
Dalam diskusi ini terdiri dari seorang moderator dan satu atau tiga narasumber pendapat,
mereka duduk dalam susunan semi lingkaran berderet dengan tiga kursi kosong menghadap
kelompok. Kemudian moderator memberikan pengantar singkat dan diikuti dengan meminta
kepada peserta dengan sukarela dari kelompok besar, untuk menduduki kursi yang kosong
yang ada didepan mereka.

Bentuk-bentuk diskusi ditinjau dari beberapa aspek:


1. Jumlah Anggota
Jika dilihat dari jumlah anggota, diskusi kelompok berbentuk kelompok besar dan kelompok
kecil. Kelompok besar berjumlah 20 orang atau lebih. Sedangkan kelompok kecil berjumlah
kurang dari 20 orang, biasanya sekitar 2-12 orang.
2. Pembentukan Kelompok
Jika dilihat dari pembentukannya, diskusi kelompok berbentuk formal dan informal. Dalam
bentuk formal, proses pembentukannya sengaja untuk dibentuk suatu diskusi kelompok.
Sedangkan yang informal, proses terbentuknya diskusi secara spontan dan tanpa
direncanakan.
3. Tujuan Diskusi
Jika dilihat dari tujuan diskusi kelomok ada dua macam yaitu pemecahan masalah dan terapi
anggota. Pemecahan masalah memiliki ciri utama menekankan pada hasil diskusi,
sedangkan terapi anggota menekankan pada proses diskusi.
4. Waktu Diskusi

3|Blok 1. 2015
Jika dilihat dari waktu dalam diskusi, diskusi kelompok ada dua bentuknya, maraton dan
singkat/regular. Maraton dilakukan secara terus menerus tanpa jeda waktu selama 5-12 jam,
sedangkan singkat/regular dilakukan 1-2 jam dan dilakukan secara berulang-ulang.
5. Masalah yang dibahas
Jika dilihat dari masalah yang dibahas, diskusi kelompok ada dua macam yaitu sederhana
dan kompleks/rumit. Sederhana mempunyai ciri utama masalah yang dipecahkan relatif
mudah, sedangkan kompleks/rumit masalah yang dipecahkan cukup sulit.
6. Aktivitas Kelompok
Jika dilihat dari aktifitas kelompok, diskusi kelompok ada dua macam, yaitu terpusat pada
pemimpin dan demokratis (terbagi ke semua anggota). Diskusi yang terpusat pada pemimpin
cenderung anggotanya yang kurang aktif akan tetapi pemimpin yang lebih aktif. Sedangkan
demokratis, anggota dan pemimpin sama-sama aktif dalam memberikan saran dan pendapat.
Dalam proses diskusi, peserta yang terlibat di dalamnya antara lain ketua/pemimpin diskusi,
para anggota diskusi dan dibantu oleh sekretaris/notulen. Peranan dari para peserta diskusi
tersebut antara lain:
1. Ketua/Pemimpin Diskusi
Merupakan Poros dalam jalannya diskusi. Tugas pimpinan diskusi antara lain :
a) Pengatur dan pengarah diskusi
b) Pengatur lalu lintas pembicaraan
c) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat
Seorang ketua atau pemimpin diskusi harus adil dan tidak berat sebelah. Seorang ketua
diskusi bertugas menjernihkan suasana, mengusahakan diskusi berjalan kondusif,
meredakan pertentangan yang tajam. Ketua dapat menyimpulkan pendapat anggotanya dan
menyerahkannya kembali kepada kelompok untuk diberi penilaian.
2. Sekretaris
Bertugas mencatat hal-hal yang penting agar membantu saat menyimpulkan hasil diskusi dan
membantu ketua mengaktifkan seluruh anggota.
3. Anggota
Dalam kelompok diskusi, para anggota harus mengembangkan pikiran dan pendapatnya
untuk membantu memecahkan persoalan yang dihadapi. Setiap anggota diharapkan dapat
berperan sebagai pembina persatuan dan penyadar tugas, serta bertanggung jawab menjaga
kelancaran jalannya diskusi.

4|Blok 1. 2015
Tugas :
Lakukan diskusi kelompok untuk memecahkan persoalan sesuai dengan skenario yang
diberikan pada saat pertemuan berlangsung.

EVALUASI

No ASPEK YANG DINILAI HASIL OBSERVASI


(BAIK/ CUKUP/ KURANG)
A DINAMIKA KELOMPOK
1. Memilih Ketua, dan Sekretaris
2. Menyusun tata tertib diskusi
3. Kelompok mampu mengidentifikasi problem yang
terdapat dalam skenario
4. Mengawali curah pendapat dengan analisis-
tugas/focused-question.
5. Suasana dalam kelompok cukup memfasilitasi setiap
anggota mengeluarkan pendapatnya
6. Kerjasama dalam kelompok baik, terutama dalam
mencapai kesimpulan diskusi.
7. Saling menghargai kelemahan dan kelebihan setiap
individu berkembang dalam kelompok itu.
B KETUA/PEMIMPIN DISKUSI
8. Mengajak anggota kelompok membaca skenario
pemicu/masalah/kasus
9. Memeriksa apakah setiap anggota telah memahami
scenario
10. Menanyakan pada kelompok rumusan masalah yang
mungkin ada
11. Menstimulasi seluruh anggota untuk berkontribusi
12. Mengajukan pertanyaan, mengembangkan diskusi lebih
dalam
13. Menjaga kelompok tidak menyimpang dari subyek
pembahasan
14. Menengahi pertentangan pendapat
15. Menyimpulkan pendapat dari setiap anggota
C SEKRETARIS
16. Mencatat rumusan masalah
17. Membuat rangkuman yang singkat dan jelas dari setiap
pendapat
18. Membedakan poin untama dan tambahannya
D ANGGOTA
19. Setiap anggota dalam kelompok berpartisipasi aktif
dengan memberikan kontribusi pemikiran dalam proses
diskusi.

5|Blok 1. 2015
1.4 REFERENSI
Bulatau J. 1971: Teknik Diskusi Berkelompok. Kanisius. Yogyakarta.
Haryanto. 2010. Bentuk-bentuk Diskusi Kelompok. Diunduh dari
http://belajarpsikologi.com/category/psikologi-pendidikan
Syafrudin, Muh. 2008: Metode Diskusi Kelompok Untuk Peningkatan Prestasi Peserta Diklat.
BDK Surabaya

1.5 NARASUMBER
Fransiska Ambarukmi P, dr., M.Kes

6|Blok 1. 2015

Anda mungkin juga menyukai