Anda di halaman 1dari 43

TUGAS

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI

Oleh :
Kelompok 2
Rizka Isa Mulaini (213020209007)
Melda Andani (213020209019)

Dosen Pengampu : Dr. Yula Miranda, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022

1
MACAM-MACAM TEKNIK PENYAJIAN

1. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan seorang guru di sekolah. Di dalam
diskusi ini proses intraksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi,
memecahkan masalah, diskusi dapat terjadi jika semuanya aktif dan tidak ada yang pasif yang berperan sebagai
pendengar saja.

Mengajar dengan teknik diskusi ini berarti:


a. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.
 b. Dapat mmpertinggi partisipasi siswa secara individual.

c. Dapat mempertinggi kegiatan siswa sebagai keseluruhan dan kesatuan.


d. Rasa sosial mereka dapat dikembangkan, karena bisa saling membantu dalam menyelesaikan

soal atau permasalahan, dan mendorong rasa kesatuan.


e. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
f. Merupakan pendekatan yang demokratis.

g. Memperluas pandangan.
h. Menghayati kepemimpinan bersama-sama.
i. Membantu mengembangkan kepemimpinan.

Kelemahan teknik diskusi adalah:

• Kadang-kadang terjadi adanya pandangan dari bebagai sudut bagi masalah yang dipecahkan;

 bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang


 panjang.

• Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak lepas dari fakta-fakta; dan tidak  merupakan jawaban
yang hanya dugaan atau coba-coba saja.
• Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

• Peserta mendapat informasi yang terbatas.

• Mungkin dikuasai orang-orang yang suka berbicara.

• Biasanya orang menyukai pendekatan yang formal.

2
Tujuan penggunaan teknik diskusi:

1. Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk  memecahkan masalah,
tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain.

2. Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang
demokratis.

3. Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan
masalah bersama.

Agar diskusi berjalan lancar maka dibutuhkan seorang pemimpin. Seorang pemimpin diskusi dapat berperan
sebagai:

a. Pengatur lalu lintas pembicaraan


• Mengatur duduk siswa, sehingga masing-masing siswa duduk dalam lingkaran.

• Bertanya pada anggota diskusi secara berturut-turut.

• Menjaga agar peserta tidak berebut dalam berbicara.

• Mendorong peserta yang pendiam dan pemalu untuk berani berpendapat.


 b. Benteng penangkis

• Mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi bila perlu.

• Memberi petunjuk bila mengalami hambatan.

c. Penunjuk jalan.
• Memberi petunjuk umum, tentang kemajuan yang telah dicapai oleh kelompok.

Diskusi baik dilaksanakan bila mempermasalahkan:

• Hal-hal yang menarik minat dan perhatian siswa.

• Masalah itu harus mengandung banyak kemungkinan jawaban, dan masing-masing jawaban dapat dijamin
kebenarannya.
• Harus merangsang pertimbangan, kemampuan berpikir logis dan usaha membandingkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknik diskusi ialah:

• Instruktur harus memahami dan mengusai sungguh-sungguh masalah yang akan dilontarkan

 pada diskusi kelompok, agar mampu menjelaskan pada siswa masalah apa yang harus dipecahkan, dan dapat
memberikan petunjuk dan menuntun serta mengarahkan jalannya

diskusi, bila mungkin terjadi penyelewengan pembicaraan atau menemui jalan buntu.

3
• Instruktur harus mampu memberikan garis-garis besar pokok persoalan yang penting, agar  siswa terpimpin
dalam mengetahui dan memilih pokok-pokok soal yang mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
• Instruktur harus mampu menetapkan jawaban terhadap garis-garis besar besar persoalan.

• Instruktur harus mampu mengetahui dan menangkap jawaban yang telah disetujui bersama.

• Di dalam diskusi kadang-kadang menghasilkan keputusan yang perlu segera dilaksanakan.

Jenis-jenis teknik diskusi dibedakan menjadi 7 yaitu:

a. WHOLE-GROUP adalah suatu diskusi dimana anggota kelompok yang melaksanakan tidak  lebih dari 15 orang.
b. BUZZ-GROUP adalah suatu diskusi dimana satu kelompok besar dibagi menjadi 2 sampai 8 kelompok yang lebih
kecil jika diperlukan kelompok kecil ini diminta melaporkan apa hasil diskusi pada kelompok besar.
c. PANEL  adalah suatu diskusi dimana satu kelompok kecil (antara 3 sampai 6 orang)

mendiskusikan suatu objek tertentu, mereka duduk dalam susunan semi melingkar dihadapan
 pada satu kelompok besar peserta lainnya. Anggota kelompok besar ini dapat diundang untuk  turut berpartisipasi, dan
yang duduk sebagai panelis ialah orang yang ahli dalam bidangnya.

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam diskusi panel:

• Harus menentukan garis besar pokok persoalan yang akan dibahas.

• Menentukan siapa-siapa panelisnya.

• Masalah itu harus actual, sehingga masih hangat dan menarik.

• Panelis harus mencakup berbagai ahli yang berpengalaman dibidang masing-masing.

• Panelis harus sudah mengetahui dan menguasai pokok-pokok persoalan yang akan dibicarakan.
• Moderator harus orang tanggap serta cekatan dalam sikap dan perbuatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan panel:

• Dalam diskusi panel, para panelis (kelompok ahli/panelis) dipimpin oleh seorang moderator, sedang diskusi
itu didengar orang banyak (kelompok pendengar).
• Masalah yang ditentukn untuk diskusi harus actual dan relevan.

4
• Moderator bertugas memperkenalkan peserta panel kepada para pendengar dan mengemukakan persoalan
yang akan dibahas, serta dapat menyimpulkan hasil
 pembicaraan, tidak perlu mencapai keputusan atau kesatuan pendapat.

• Moderator tidak perlu memberi kesempatan kepada pendengar untuk bertanya kecuali dalam keadaan yang
khusus, pendengar dapat diminta pendapatnya.

Bila hal-hal diatas telah diperhatikan maka panel tersebut wajar digunakan. Teknik  diskusi panel tidak wajar
apabila terjadi hal-hal berikut:

• Tidak ada kelompok panelis dan kelompok pendengar.

• Persoalan yang dibahas tidak aktual.

• Pembahasan hanya dari satu sudut pandang saja.

• Kadang-kadang diselingi dengan pandangan umum.

• Moderator tidak mengumpulkan hasil diskusi.

Kelemahan teknik diskusi panel:


• Mudah tersesat

• Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.

• Tidak memungkinkan semua peserta mengambil bagian.

• Cenderung menjadi serial pidato pendek.

• Memecahkan kelompok pendengar ketika mereka setuju dengan panelis tertentu.

• Membutuhkan waktu dan persiapan yang cukup.

• Memerlukan seorang moderator yang trampil.

Keunggulan teknik diskusi panel antara lain adalah:

• Pendengar dapat mengikuti dan mengamati proses serta perkembangan berpikir 


 para panelis jadi tidak semata-mata menerima apa yang didengar.

• Mengemukakan pandangan yang berbeda-berbeda.

• Mendapatkan hasil kesimpulanya.

• Mendorong analisa kemungkinan kemungkinan.

• Memanfaatkan orang yang betul-betul memenuhi syarat.

• Dapat merangsang pemikiran massal dalam waktu singkat.

5
• Perbedaan pendapat para panelis merangsang pula para pendengar untuk  menimbulkan masalah
baru.
Tujuan instruktur menggunakan teknik diskusi panel ialah memberikan rangsangan cara

 berfikir secara massal dengan memberikan berbagai perspektif dari berbagai sudut pandang.

d. SYMPOSIUM  merupakan teknik yang menyerupai panel, hanya sifatnya lebih formal. Seorang anggota
symposium harus menyiapkan pemrasaran menurut pandangannya sendiri. Pendengar diberi kesempatan
mengajukan pandangan umum dan pertanyaan-pertanyaan, setelah pembicaraan dan penyanggahan selasai,
kesempatan terakhir pembicara mengadakan sambutan-sambutan balasan (replik).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi symposium sebagai berikut:

• Menentukan persoalan yang akan dibahas bersamaa

• Menentukan pemrasaran dan penyanggah-penyanggahannya.

• Masalah yang akan dibahas sebaiknya diumumkan terlebih dahulu.

• Membentuk tim yang akan melaksanakan tindak lanjut hasil symposium.

• Masalah yang sudah ditentukan dalam persiapan dibahas dari titik tolak yang

  berbeda-beda.

• Perlu ada pembahasan/sanggahan utama.

• Pendengar diberi kesempatan untuk pandangan/pernyataan setelah pembahas utama selasai.


• Mengadakan replik dan duplik.

• Moderator bertugas meneruskan sanggahan, pandangan umum serta pertanyaan seluruh peserta.
• Tim yang telah dibentuk harus mampu bertugas menampung, mengesahkan, dan menyebarluaskan
hasil symposium.

Kesulitan yang kadang terjadi dalam penggunaan teknik diskusi symposium:

• Sukar menemukan pemrasaran/penyanggah yang mampu mempersiapkan bahan


 bahasan itu secara ringkas dan komprehensif.

• Peranan moderator tidak seaktif dalam panel, sehingga jalannya symposium sering tampak kurang

lancar.

6
• Sukar sekali mengendalikan sambutan-sambutan, sehingga memperpanjang waktu yang telah
ditentukan.

Keunggulan teknik diskusi symposium antar lain:

• Organisasinya yang sangat sederhana, adanya persiapan dari pemrasaran, sehingga


 pembahasan lebih terarah.

• Teknik ini dapat membahas hal-hal yang aktual, dan memberi kesempatan para pendengar  untuk berpartisipasi
aktif.

Adapun tujuan penggunaan teknik symposium ialah untuk merangsang daya pikir manusia dalam kelompok
besar itu, agar turut berpartisipasi untuk memecahkan/membahas suatu masalah, dalam waktu yang relatif singkat.

e. CAOLOGIUM adalah cara beriskusi yang dijalankan oleh satu atau beberapa orang sumber, yang berpendapat,
menjawab pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak dalam bentuk pidato.

f. INFORMAL-DEBATE  adalah diskusi yang dilaksanakan dengan membagi kelompok  menjadi dua tim yang
sama kuat dan jumlahnya agar seimbang. kedua tim ini mendiskusikan subyek yang cocok untuk diperdebatkan
dengan tidak menggunakan banyak peraturan, sehingga jalannya perdebatan lebih bebas.
g. FISH BOWL merupakan diskusi yang terdiri dari seorang moderator dan satu atau tiga manusia sumber pendapat,
mereka duduk dalam semi lingkaran berderet dengan tiga kursi kosong menghadap kelompok. kemudian moderator
memberikan pengantar singkat, dan meminta kepada peserta dengan sukarela dari kelompok besar untuk menduduki
kursi yang kosong yang ada didepan.Peserta ini mengajukan pertanyaan atau mengadakan pembicaraan kepada
manusia sumber dan selanjutnya moderator mengundang peserta lainnya untuk 
 berpartisaipasi.

2. Kerja Kelompok  

Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar ialah suatu cara mengajar, dimana siswa didalam kelas
dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 atau 7
siswa, mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditentukan oleh guru.

Menurut Robert L.Cilstrap dan William R Martin kerja kelompok adalah sebagai kegiatan kelompok siswa yang
biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar.

7
Tujuan penggunaan teknik kerja kelompok adalah adalah agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang
lain dalam mencapai tujuan bersama.
Adapun pengelompokan itu biasanya didasarkan pada:

a. Adanya alat pelajaran yang jumlahnya tidak mencukupi.


 b. Kemampuan belajar siswaa
c. Minat khusus.
d. Memperbesar partisipasi siswa.

e. Pembagian tugas atau pekerjaan.


f. Kerja sama yang efektif.

Keuntungan menggunakan teknik kerja kelompok adalah:

• Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas suatu
masalah.
• Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan

 penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.


• Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan kertampilan berdiskusi.

• Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.
• Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif 
 berpartisipasi dalam diskusi.
• Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi
temannya, pendapat orang lain: hal mana meraka telah saling membantu kelompok dalam mencapai tujuan bersama.

Kelemahan menggunakan teknik kerja kelompok adalah:

• Kerja kelompok terlalu sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin
dan mengarahkan mereka yang kurang.
• Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang
berbeda-beda pula.
• Keberhasilan strategi kerja kelompok tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk
bekerja sendiri.

8
Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah:
a. Kerja kelompok berjangka pendek 
Bentuk ini dapat juga disebut “rapat kilat” karena hanya mengambil waktu kurang lebih 15 menit, yang bertujuan
memecahkan persoalan khusus yang terdapat pada suatu masalah.

 b. Kerja kelompok berjangka panjang


Pembicaraan disini memakan waktu yang panjang, misalnya memakan waktu 2 hari, 1 minggu atau mungkin 3
bulan, tergantung pada luas dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan siswa.
c. Kerja kelompok campuran
Disini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan
 belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi kesempatan untuk bekerja sesuai kemampuan masing-
masing, sehingga kelompok yang pintar dapat selesai terlebih dahulu. Maka guru harus menyediakan tugas atau
kegiatan belajar yang sesuai kemampuan belajar  tiap kelompok.

Langkah-langkah melakukan kerja kelompok sehingga lebih berhasil sbb:

• Menjelaskan tugas pada siswa.

• Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu.

• Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

• Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan hasil kerja kelompok.

• Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila perlu memberi
saran/pertanyaan.

• Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kelompok.

3. Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. menurut  sund discovery adalah
proses mental dimana siswa mempu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip yang dimaksud dengan proses
mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-nggolongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.

9
Keunggulan teknik penemuan (discovery) sebagai berikut:
Teknik ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan; memperbanyak kesiapan; serta
 penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.

• Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam

tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.


• Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.

• Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
• Mampu mengarahkan arah siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk 
 belajar lebih giat.

• Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan

 proses penemuan sendiri.


Stategi itu berpusat pada siswa tidak kepada guru, guru hanya sebagai taman belajar saja;
membantu bila diperlukan.

Kelemahan te k nik penemuan (discovery) sebagai berikut:

• Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus
 berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

• Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

• Bila guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat
kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

• Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan
 proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan ketrampilan bagi siswa.
• Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.

4. Simulasi

Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar
orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu

merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa berlatih memegang peranan sebagai orang lain.macam-

10
macam bentuk pelaksanaan simulasi ialah: peer-teaching, sociodrama, psikodrama, simulasi game dan role playing.

Teknik simulasi baik sekali digunakan karena mempunyai keunggulan s ebagai berikut :

• Menyenangkan siswa.

• Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa.

• Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.

• Mengurangi hal-hal verbalistis atau abstrak.

• Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.

• Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi kemungkinan timbulnya keutuhan
dan kegotong-royongan serta kekeluargaan yang sehat.
• Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban.

• Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.

• Memungkinkan guru bekerja dengan tingkat abilitas yang berbeda-beda.

Kelemahan dari teknik simulasi sebagai berikut:

• Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.

• Terlalu mahal biayanya.

• Banyak orang meragukan hasilnya kerena sering tidak diikutsertakannya elemen-elemen yang
 penting.

• Menghendaki pengelompokan yang fleksibel; perlu ruang dan gedung.

• Menghendaki banyak imajinasi dari guru maupun siswa.


Menimbulkan hubungan informasi antara guru dan siswa yang melebihi batas.
• Sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggap permainan saja.

5. Unit Teaching

Unit teaching disebut juga pengajaran unit, atau pengajaran proyek.unit teaching sebagai teknik pengajaran
mempunyai pengertian yang khusus yaitu memberi kesempatan siswa belajar  cecara aktif dan guru dapat mengenal dan
menguasai cara belajar secara unit.

Pengajaran unit ini ada 3 pase:

➢ Pase perencanaan/permulaan.
➢ Pase pengerjaan unit.

11
➢ Pase kulminasi.

Keunggulan dari teknik unit Teaching adalah:

• Murid dapat belajar secara keseluruhan yang bulat; sehingga hasil pelajarannya menjadi lebih
 berarti baginya, lebih luas, mendalam dan bulat.

• Suasana kelas lebih demokratis


• Menggunakan asas-asas pengajaran secara wajar 

Kelemahan dari teknik Unit Teaching adalah:

• Merencanakan unit tidak mudah, memerlukan seorang ahli yang betul-


 betul menguasai masalah, karena semua masalah belum tentu dapat dijadikan unit.

• Dalam melaksakan unit memerlukan kecakapan, ketekunan, perhatian guru harus lebih

 banyak dicurahkan pada bimbingan kerja siswa.


• Ada kemungkinan pelajaran yang disajikan karena terlalu luas sehingga tidak mendalam, sehingga
pengalaman siswa hanya ngambang.

6. Micro Teaching

Micro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau disederhanakan. Adapun
yang dikecilkan ialah:

• Jumlah murid, 5 sampai 6 orang

• Waktu mengajar, antara 5 sampai 10 menit.

• Bahan pelajaran yang mencakup satu atau dua unit kecil yang sederhana.

• Ketrampilan mengajar difokuskan pada beberapa ketrampilan khusus saja.

Unsur unsur yang penting dalam micro teaching adalah:

• Tujuan dan sasaran ketrampilan.

• Struktur dan organisasinya.

• Perencanaan jadwal.

• Pembinaan.

• Feed-back 

• Siswa untuk micro-teaching

• Sarana kegiatan.

12
Jadi, micro-teaching adalah suatu latihan mengajar permulaan bagi guru atau calon guru dengan scope latihan
dan audience yang lebih kecil dan dapat dilaksanakan dalam lingkungan teman-teman, setingkat sendiri atau
sekelompok murid dibawah bimbingan Dosen Pembimbing atau dibawah bimbingan Guru Pamong.
Tujuan umum micro teaching adalah mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk  menghadapi pekerjaan
mengajar sepenuhnya di depan kelas dengan memeiliki pengetahuan, ketrampilan, kecakapandan sikap sebagai guru
yang professional.

Sedangkan tujuan Instruksional atau Khusus: setelah mengikuti program micro teaching mahasiswa calon guru
diharapkan:
• Dapat menganalisa tingkah laku mengajar kawan-kawannya dan diri sendiri.

• Dapat melaksanakan ketrampilan khusus dalam mengajar.

• Dapat mempraktekkann berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat.


Dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, produktif dan efesien.
• Dapat bersikap profesional keguruan.

Sesuai dengan tujuan tersebut micro teaching dapat digunakan dalam:

1) Pendidikan Pre Service, yaitu bagi calon guru:

• Sebagai persiapan calon guru sebelum ia benar-benar praktek di sekolah latihan dan di depan kelas
sebenarnya.
• Sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru sambil berpraktek di sekolah latihan.

2) Pendidikan In Service, yaitu bagi guru atau penilik:

• Untuk meningkatkan kemampuan guru yang sudah hampir menjadi routine, supaya menemukan
kelemahan-kelemahan sendiri dan berusaha memperbaikinya.
• Untuk meningkatkan kemampuan supervisor supaya ia tahu, apakah bimbinganya, nasehatnya dan
saran-saranya benar-benar efektif dalam membantu meningkatkan kemampuan guru-gurunya.
• Untuk percobaan melaksanakan teknik-teknik baru, sebelum teknik itu dalaksanakan dalam kalas
baru.

Keunggulan micro teaching sebagai berikut:

• Micro teaching merupakan pengalaman laboratories.

13
• Micro teaching dapat menunjang pelaksanaan praktek keguruan.

• Micro teching dapat mengurangi kesulitan / kerumitan mengajar di kelas, karena telah terlatih lebih dahulu segala
ketrampilan di muka kelas, dalam situasi belajar yang lebih sempit,
 jumlah murid lebih sedikit, ruang lingkup pengajaran lebih terbatas, serta sudah terlatih untuk  mengatasi kesulitan
kegiatan belajar mengajar di kelas.

• Micro teaching memungkinkan ditingkatkannya pengawasan yang ketat dan evaluasi yang mantap, teliti dan
obyektif.

• Dengan adanya feed-back dalam micro teaching, yang berupa knowledge of resulte dapat diberikan langsung
secara mendalam.
• Dengan micro teaching diharapkan mahasiswa mempunyai bekal yang lebih kuat, luas dan mendalam.
• Dengan micro teaching mahasiswa mendalami komponen-komponen ketrampilan secara mendalam, yang
harus dimiliki oleh seorang guru.
• Mahasiswa dilatih mempunyai sikap kritis, terbuka dan bersifat obyektif.

• Micro teaching memupuk percaya diri bagi mahasiswa.

• Micro teaching mengembangkan mahasiswa untuk aktif, inisiatif, kreatif serta bekerja yang efektif, produktif,
efesien yang disertai penuh tanggung jawab.
• Adanya catatan sebanyak-banyaknya tentang cara mengajar yang dapat dipakai sebagai bahan diskusi, dan kritik
yang membangun.
• Sebagai wadah untuk untuk mencari model ketrampilan mengajar yang sesuai.

• Menampung proses mengajar ulangan, sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki secara langsung praktek.
• Mengembangkan kemampuan mawas diri, melihat kelemahan kebaikan serta mendorong untuk memperbaikinya.

• Micro teaching merupakan jembatan antara teori dan praktek mengajar.

• Micro teaching merupakan tempat yang baik untuk mengembangkan dan mengadakan research dalam kegiatan
belajar mengajar.
• Micro teaching merupakan medan untuk mencoba system/metode pengajaran baru untuk  diteliti sebelum
dikembangkan.
• Dengan micro teaching menggalang kerjasama mahasiswa/dosen/guru pamong serta semua yang berhubungan
dengan kegiatan pendidikan pengajaran.

14
• Merupakan arena pengabdian masyarakat, tempat pelaksanaan program pendidikan dan
 pengajaran serta program penelitian.
Kelemahan Micro teaching adalah sebagai berikut:

• Micro teaching dapat menimbulkan efek departementalisasi akan ketrampilan mengajar dan
 bila tidak diteruskan dengan praktek yang menyeluruh.


Pengertian micro teaching yang salah tafsir hanya akan menitikberatkan pada ketrampilan
guru sebagai pengajar saja bukan sebagai guru dalam arti yang luas yaitu sebagai pendidik  dan pengajar, yang
tidak hanya bertugas di muka kelas saja.
• Micro teaching yang ideal memerlukan biaya banyak, peralatan yang mahal, serta tenaga ahli dalam bidang teknis
maupun dalam bidang pendidikan pengajaran pada umumnya dan metodologi pengajaran pada khususnya.

• Micro teaching menuntut perencanaan, pengetahuan dan pelaksanaan cermat, mendetail, logis dan sistematis.

• Micro teaching dimana menggunakan rekan sendiri sebagai murid, merupakan sandiwara saja, sehingga tidak
mewujudkan situasi belajar mengajar yang sewajarnya.
• Untuk latihan ulangan yang menggunakan murid yang sama mengenai bahan yang sama oleh orang tang sama
adalah menjemukan. Oleh karenanya dalam praktek ulang murid harus lain.
• Dalam micro teaching dibutuhkan sekali adanya sifat saling kerjasama, terbuka, aktif. Inisiatif  untuk mencapai
tujuan serta memecahkan masalah bersama, dari seluruh personal dalam micro teaching.

• Micro teaching saja tidaklah cukup, harus diikuti prektek sesungguhnya, dalam situasi belajar  mengajar disekolah
latihan dan dalam segala kegitan professional guru.

7. Sumbang Saran (Brain-Storming)

 Brain Storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Guru
melontarkan suatu masalah dan siswa menjawab, menyatakan pendapat, sehingga mungkin masalah tersebut menjadi
masalah baru atau berarti suatu cara untuk  mendapatkan banyak ide dalam waktu singkat dari suatu kelompok.
Tujuannya ialah untuk  menguras habis, apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah.
Tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa untuk 

menanggapi dan guru tidak boleh mengomentari pendapat tersebut benar atau salah juga tidak 
 perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua pernyataan siswa.

15
Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar bertanya atau
mengemukakan masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan  pendapatnya dengan bahasa dan
kalimat yang baik.

Keunggulan teknik brain storming:

• Anak-anak aktif berpikir untuk menyampaikan pendapat.

• Melatih siswa untuk berpikir dengan cepat dan tersusun logis.

• Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan guru.

• Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.

• Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.

• Terjadi persaingan yang sehat.

• Anak merasa bebas dan gembira.

• Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.

Kendala yang perlu diatasi:

• Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.

• Anak yang kurang selalu ditinggalkan.

• Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja.

• Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan

• Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu benar atau salah.

• Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.

• Masalah tidak berkembang ke arah yang tidak diharapkan.


 Namun demikian teknik ini sering menguntungkan, agar berhasil sebaiknya digabung dengan teknik yang lain.

8. Inquiri
Inquiri adalah istilah dalam bahasa inggris, yang artinya suatu teknik yang digunakan guru mengajar di depan
kelas. Pelaksanaannya sebagai berikut: Guru memberi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok dan masing-masing kelompok  mendapat tugas yang harus dikerjakan. Kemudian mereka
mempelajari, meneliti dan membahas

16
dengan kelompoknnya. Setelah itu hasil diskusi dibuat laporan. Hasil laporan kerja kelompok  dilaporkan ke sidang
pleno dan terjadilah diskusi secara luas untuk mendapatkan kesimpulan.
Tujuan teknik ini adalah agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan
masalah. Dapat juga menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, dan sebagaiinya.

Keunggulan teknik Inquiri:

• Dapat membentuk dan mengembangkan ”sel-consept” pada diri siswa

• Membantu dalan menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses pada belajar yang
 baru

• Mendorong siswa berpikir aktif, bekerja atas inisiatif sendiri, objektif, jujur dan terbuka

• Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri

• Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik 

• Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang

• Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu

• Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri

• Dapat menghindari siswa dari cara belajar yang tradisional

• Memberikan waktu yang cukup pada siswa sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi.

Peningkatan teknik inquiri dapat te rcipta bila dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Membimbing
kegiatan laboratorium
2 Modifikasi inquiri 3.
Kebebasan inquiri
4. Inquiri pendekatan peranan
5. Mengundang kedalam inquiri
6. Teka teki bergambar 
7. Synectics lesson
8. Kejelasan nilai-nilai

Agar teknik ini berjalan dengan baik memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut:

1. Kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi


2. Kondisi lingkungan yang responsive

17
3. Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian
4. Kondisi yang bebas dari tekanan Peran
Guru:
1. Menstimulir dan merangsang siswa untuk berpikir 

2. Memberikan fleksibelitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak 

3. Memberikan dukungan untuk ”inquiri”


4. Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya

5. Mengidentifikasi dan menggunakan : teach able moment sebaik-baiknya.

Hal-hal yang perlu distimulir dalam proses belajar melalui inquiri:

1. Otonomi siswa
2. Kebebasan dan dukungan pada siswa
3. Sikap keterbukaan
4. Percaya kepada diri sendiri dan kesadaran akan harga diri

5. Self-consept
6. Pengalaman inquiri, terlibat dalam masalah-masalah.

9. Eksperimen
Eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal;
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
 pengamatam itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Tujuan teknik ini agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-
persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga dapat menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar teknik eksperimen itu efisien dan efektif:
a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan (materi) harus cukup.
 b. Agar eksperimen tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau hasil yang tidak
membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus
 baik dan bersih.
c. Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan

18
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih; maka perlu diberi petunjuk yang
 jelas
e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan,
beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia.

Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai

 berikut:

a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan
melalui eksperimen.
 b. Kepada siswa perlu diterangkan tentang:

• Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.

• Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel yang harus dikontrol dengan
ketat.
• Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimem berlangsung

• Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
• Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya.
c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.

d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas; dan
mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab.

Keunggulan teknik eksperimen:


a. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak
mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya pula kata orang sebelum ia
membuktikan kebenarnnya.
 b. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; yang mana itu sangat dikehendaki oleh kegiatan
 belajar mengajar yang modern, siswa lebih aktif dengan bimbingan guru.

c. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu pengetahuan;


 juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat
 percobaan.

d. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori.

19
10. Demonstrasi
Teknik lain yang hampir sejenis dengan eksperimen ialah demonstrasi. Tetapi siswa tidak  melakukan
percobaan; hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi, demonstrasi

adalah cara mengajar dimana seoarang instruktur atau guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam
sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Tujuan teknik Demonstrasi agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu
misalnya penggunaan-penggunaan kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas.
Siswa juga dapat menyaksikan kerjanya sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting dan jalannya mesin jahit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar teknik demonstrasi berjalan efektif:


a. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa
untuk belajar.
 b. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah anda
rumuskan.
c. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstasi yang berhasil,
 bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain.
d. Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya.
Juga anda perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu; agar demonstrasi itu berhasil.
e. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan digunakan.
f. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya.
g. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk  mengamati dengan baik
dan bertanya.
h. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil; dan bila

 perlu demonstrasi bisa diulang.

20
Keuntungan menggunakan teknik demonstrasi ialah dengan demonstrasi perhatian siswa lebih dapat terpusatkan
pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi
 bila pelajaran itu diceramahkan akan dapat diatasi melalui pengamatan, contoh kongkrit dan memberikan motivasi
yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.

11. Karya Wisata


Karya wisata ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa kesuatu tempat atau objek
tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu; suatu bengkel mobil
dan sebagainya.
Teknik karya wisata ini digunakan dengan tujuan diharapkan siswa dapat memperoleh
 pengalam langsung dari objek yang dilihatnya; dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik  seseorang, serta dapat
bertanya jawab mungkin dengan cara demikian mereka memecahkan
 persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran atau pengetahuan umum.

Langkah-langkah karya wisata:

a. Masa persiapan guru perlu menetapkan:


• Perumusan tujuan instruksional yang jelas

• Pertimbangkan pemilihan teknik itu

• Keperluan menghubungi pemimpin objek yang akan dikunjungi, untuk merundingkan segala sesuatunya
• Penyusunan perencanaan yang masak 

• Pembagian siswa dalam kelompok 

 b. Masa pelaksanaan karya wisata :

• Pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainya

• Memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama

• Mengawasi petugas-petugas pada setiap sekbid

• Memberi petunjuk bila perlu

c. Masa kembali dari karya wisata:


• Mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil dari karya wisata itu

• Menyusun laporan, atau paper atau kesimpulan yang diperoleh

• Tindak lanjut dari hasil kegiatan karya wisata seperti; membuat grafik dsb

21
Keunggulan teknik karya wisata:

• Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada objek karya wisata itu,
serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka.
• Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun kelompok dan dihayati secara
langsung.
• Siswa dapat bertanya jawab

• Dengan objek yang ditinjau siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman.

Tetapi penggunaan teknik ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diatasi agar 

 pelaksanaannya dapat berhasil, ialah sebagai berikut:

karya wisata biasannya dilakukan di luar sekolah sehingga, mungkin jarak tempat itu sangat jauh dari sekolah. Maka
perlu menggunakan transpot yang menggunakan banyak biaya dan waktu.

12. Teknik Penyajian Kerja Lapangan


Yang dimaksud dengan teknik penyajian kerja lapangan ialah cara mengajar dengan jalan mengajak siswa ke
suatu tempat di luar sekolah, yang bertujuan agar siswa dapat menghayati sendiri dan mengadakan penyelidikan serta
bekerja sendiri di dalam pekerjaan yang ada di masyarakat.

K euntungan yang diperoleh siswa melalui teknik penyajian kerja lapa n gan diantaranya :

• Siswa mendapat kesempatan untuk langsung aktif bekerja di lapangan, sehingga memperoleh
 pengalaman langsung dalam bekerja.
• Siswa juga akan menemukan pengertian/pemahaman dari pekerjaan itu, mengenai kebaikan ataupun ataupun
kekurangan nya.

 Namun demikian penggunaan teknik penyajian kerja lapangan it u kadang-kadang dibatasi

oleh beberapa hal, yaitu:

• Waktu yang terbatas, sehingga tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang mendalam, juga
penguasaan pengetahuannya menjadi terbatas pula.
• Untuk kerja lapangan perlu biaya yang agak banyak.

• Tempat praktek yang jauh dari sekolah.

• Tidak tersedianya trainer/guru/pelatih yang asli.

22
Langkah-langkah agar pelaksanaan teknik pekerjaan lapangan dapat berhasil dan berdaya

guna yaitu:

O Guru sebelumnya harus mampu merumuskan tujuan dari latihan kerja itu secara jelas, tidak  ragu-ragu, canggung
ataupun setengah hati.

O Kemudian guru/trainer perlu menghubungi pengurus tempat sasaran.

O Menyiapakan siswa dengan tugas-tugas yang sudah diatur.


O Memberi tugas dalam kelompok

O Guru/trainer harus ikut serta dengan siswa, sehingga harus juga mengawasi langsung pada

 pekerjaan siswa dan bisa memberi nasihat bila diperlukan oleh siswa.
O Setelah anak kembali ke sekolah diharuskan membuat laporan hasil trainingnya, untuk di diskusikan dievaluasi
bersama-sama.

13. Sosiodrama Dan Bermain Peran (Roll Playing)


Teknik sosiodrama maksudnya siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik
wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Atau dengan roll-
 playing artinya siswa bisa berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial/psikologis
seseorang/sekelompok orang.
Guru menggunakan kedua teknik ini dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan agar  siswa dapat
memahami perasaan orang lain; dapat tepa seliro dan toleransi.

Langkah-langkah dalam melaksanakan teknik ini agar berhasil dengan efektif yaitu

dengan cara sebagai berikut:

O Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan teknik ini.

O Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak.

O Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan sambil mengatur  adegan yang
pertama.

O Bila ada kesedian sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditangani tanggapi tetapi guru

harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu.


O Siswa yang tidak turut serta harus menjadi penonton yang aktif.

O Setelah sosiodrama itu dalam situasi klimaks, maka harus dihentikan, agar kemungkinan- kemungkinan
pemecahan masalah dapat didiskusikan secara umum.

23
Bila menggunakan teknik roll-playing ini sebelum melaksanakan perlu dipertimbangkan

kekurangannya ialah:

• Kalau guru tidak menguasai tujuan instruksional penggunaan teknik ini untuk sesuatu unit
 pelajaran, maka sosiodramanya juga tidak akan berhasil.

• Dengan sosiodrama jangan menjadi kesempatan untuk menumbuhkan sifat prasangka yang

 buruk, ras diskriminasi, balas dendam dan sebagainya, sehingga menyimpang dari tujuan semula.
• Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, akan mengacaukan
 berlangsungnya sosiodrama.

Tetapi teknik ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

• Dengan teknik ini, siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran

• Karena bermain peran sendiri, maka mudah memahami masalah-masalah sosial itu.

• Bagi siswa dengan berperan seperti orang lain, maka ia dapat menempatkan diri seperti watak  orang lain itu.

14. Teknik Penyajian Secara Kasus


Teknik secara kasus yang diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang
ditemui anak, digunakan sebagai bahan pelajaran kemudian kasus tersebut di bahas bersama untuk mendapatkan
penyelesaian atau jalan keluar.

Kelebihan digunakan teknik kasus ini yaitu:

• Siswa dapat mengetahui dengan pengamatan yang sempurna tentang sesuatu gambaran yang

nyata, yang betul-betul terjadi di dalam hidupnya, sehingga mereka dapat mempelajari dengan penuh perhatian
dan lebih terperinci persoalannya.

• Dengan pengamatan maka akan membatu siswa mengembangkan daya berpikirnya secara sistematis dan logis,
sehingga ia mampu pula mengambil keputusan yang tepat.
• Waktu siswa meneliti proses dalam mengambil keputusan mengenai salah satu kasus, maka ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang dasar-dasar atau sebab-sebab yang melandasi timbulnya kasus tersebut.
• Penggunaan teknik ini membantu siswa pula dalam mengembangkan daya intelektual dan ketrampilan
berkomunikasi secara lisan maupun secara tulisan

24
• Dalam memecahkan kasus itu, siswa dapat menggunakan pendakatan secara ”problem solving”.
• Kemudian teknik ini dapat memperlihatkan kepada siswa tentang banyak macam situasi, masalah atau
persoalan hidup yang dihadapi dalan kehidupan ini, lebih-lebih di dalam bidang
 pendidikan dan pengajaran.

 Namun demikian teknik ini mempunyai kekurangannya, yaitu:

• Guru memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan bahan kasus yang ditemui dan
 petunjuk cara pemecahannya yang diperlukan siswa. Juga banyak waktu yang harus digunakan untuk diskusi.
• Untuk pelaksanaan kegiatan kelompok memerlukan fasilitas fisik lebih banyak.

• Pada persiapan guru membantu siswa dalam menemukan kasus-kasus, serta merumuskan tujuan penggunaan
metode kasus yang akan dicapai

• Guru perlu memikirkan juga jawaban yang tepat, mentukan kelompok siswa, dan waktu yang diperlukan.
• Dalam pelaksanaannya guru harus menjelaskan dengan baik kasus yang akan di bahas yang

sedang aktual pada waktu itu, dan memberikan arah pemecahan masalahnya.
• Perlu diawasi pula berlangsungnya penyelesaian tugas kelompok dan pembahasannya.

15. Teknik Penyajian Secara Sistem Regu/Team Teaching


Sistem regu ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih lancar  terjadinya interaksi
mengajar belajar secara kuantitatif maupun kualitatif, juga meringankan guru sehingga bisa bertanggung jawab bersama
terhadap pelajaran yang diberikan.

Teknik penyajian ini banyak mempunyai k e untungan yaitu:

• Jalan interaksi mengajar belajar akan lebih lancar.

• Siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sebab di berikan oleh
 beberapa orang guru.

• Juga labih ringan tugas mengajarnya, sehingga cukup waktu untuk menyiapkan diri dalam membuat
perencanaan.
• Pelajaran akan lebih dapat dipertanggungjawabkan, karena ditangani oleh beberapa orang guru.

25
 Namun ada beberapa kelemahan dari teknik ini, ialah:

• Bila seorang guru yang sedang tidak mendapat giliran mengajar tidak memanfaatkan waktu untuk belajar lebih
lanjut, atau membuat perencanaan yang lebih masak, bahkan menggunakan waktu senggangnya untuk hal-hal yang
tidak berguna.

• Bila masing-masing anggota Team tidak kompak, tidak dapat bekerja sama dengan baik,

sehingga team itu tidak bisa berintegrasi, tidak ada pemimpin yang mengkoordinasikannya. Atau bahkan team itu
berjalan hanya dengan alasan penghematan administratif saja, hal itu
sangat tidak bisa dipertanggung jawabkan.

16. Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional

A. Pengetahuan Sistem Instruksional


Sistem Instruksional menunjukkan pada pengertian pengajaran sebagai suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan
yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling
 berhubungan satu sama lain dalam ramgka mencapai tujuan yang diinginkan.
Pengertian Sistem Instruksional ini dapat diteruskan dalam ruang lingkup yang luas seperti sistem pengajaran
dalam Sekolah Pembangunan, tetapi dapat pula dalam ruang lingkup yang lebih sempit.
Disamping itu pengertian sistem berlaku pula untuk ruang lingkup yang sangat terbatas, yang disebut micro-
system.
Pengertian Instruksional di dalam ruang lingkup yang terakhir inilah yang akan dititik 
 beratkan dalam materi program in-service training ini, karena hal itu lebih sesuai dengan tugas
 pekerjaan para guru sehari-hari di kelas.

Dalam memberikan pengajaran mengenai suatu topik pelajaran tertentu kepada muridnya,

 para guru dihadapkan pada sejumlah persoalan, antara lain:

a. Tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai?


 b. Materi-materi pelajaran apa yang perlu diberikan untuk mencapai tujuan diatas?
c. Metode/alat mana yang digunakan?
d. Bagaimana prosedur mengevaluasinya?

26
B. Langkah-Langkah Pokok Didalam Mengembangkan Sistem Instruksional
Langkah-langkah yang perlu di tempuh bila ingin mengajarkan suatu topik pelajaran

kepada murid-murid yaitu sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran (instruksional) yang ingin dicapai.

 b. Mengembangkan alat evaluasi.

c. Menetapkan kegiatan-kegiatan belajar yang perlu ditempuh.


d. Merencanakan program kegiatan.
e. Melaksanakan program.

C. Penjelasan Terurai dari Masing-Masing Langkah dalam Prosedur Pengembangan Sistem


Instruksional.
Kita lihat lebih jauh prosedur yang perlu di tempuh dalam setiap langkah sehingga akan

lebih jelas lagi.

a. Merumuskan tujuan-tujuan instruksional.

1). Pengertian.
Tujuan (obyektive) adalah suatu maksud yang dikomunikasikan melalui suatu pertanyaan yang melukiskan
perubahan yang diharapkan dalam diri murid-murid bila ia telah menyelesaikan suatu kegiatan belajar
tertentu.
2). Perbedaan antara tujuan Instruksional dan proses mengajar.
Perhatikan contoh dibawah ini yang memperlihatkan perbedaan antara tujuan instruksional dan proses
mengajar:
Tujuan I nstruksional Proses M engajar  
1. Murid-murid menyebut dengan tepat 1. Mengajarkan kepada murid-murid tentang
fungsi termometer. fungsi termometer 
2. Murid-murid dapat menghitung 2. Mengajarkan lepada murid-murid
luas bujursangkar yang cara menghitung luas
diketahui panjang salah stunya.  bujursangkar.

3). Bagaimana merumuskan kemampuan-kemampuan murid dalam tujuan instruksional. Perumusan tersebut
hendaknya cukup jelas sehingga tidak menimbulkan tafsiran yang
 berbeda. Untuk itu hendaknya digunakan istilah-istilah tertentu yang operasional sehingga dapat diukur.

27
4). Kriteria dalam merurumuskan tujuan Instruksional.
Sejumlah kriteria yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
topik pelajaran tertentu.
a). Harus menggunakan istilah-istilah yang operasional.

 b). Harus dalam bentuk hasil (product) belajar.

c). Harus berbentuk tingkah laku murid. d). Hanya


meliputi satu jenis tingkah laku.

 b. Mengembangkan alat evaluasi.


Langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat evaluasi untuk menilai/mengukur  sampai dimana
tujuan-tujuan tersebut dicapai.
1). Pertama-tama perlu kita tentukan jenis tes apa yang akan digunakan untuk menilai tercapai tidaknya
tujuan-tujuan tersebut.
2). Hal kedua dalam mengembangkan alat evaluasi adalah merumuskan pertanyaan-

 pertanyaan (items) untuk menilai masing-masing tujuan.


c. Menetapkan kegiatan-kegiatan belajar yang perlu ditempuh murid-murid.
Tugas guru pada langkah ketiga ini adalah merumuskan kegiatan-kegiatan belajar  apakah yang perlu
ditempuh murid-murid agar ia nantinya dapat berbuat seperti apa yang tercantum dalam tujuan yang telah kita
rumuskan.
Langkah pokok untuk melaksanakan tugas ini:

1). Merumuskan semua kemungkinan kegiatan relajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2). Menetapkan dari sekian kegiatan belajar tersebut yang tidak perlu ditempuh lagi oleh murid berhubung mereka
telah mengetahuinya.
3). Menetapkan kegiatan belajar mana yang nantinya akan ditempuh murid-murid.

d. Merencanakan Program Kegiatan 1).


Merumuskan materi pelajaran
Setelah kegiatan belajar yang akan ditempuh murid, maka sekarang rumuskan pokok-

 pokok materi pelajaran yang akan diberikan kapada murid sesuai dengan jenis-jenis kegiatan balajar yang telah
ditetapkan tersebut.
2). Metode yang digunakan.

a). Dalam metode ceramah, guru aktif menerangkan bahan pelajaran, sedangkan murid mendengarkan dan
mencatat penjelasan-penjelasan yang diberikannya.

28
 b). Dalam metode demonstrasi, guru memperlihatkan suatu gejala atau proses (bukan hanya menerangkan
dengan kata-kata) di depan murid- muridnya.
c). Dalam metode eksperimen, murid-murid melakukan sendiri percobaan dengan
 petunjuk seperlunya dari pihak guru.

d). Dalam metode pemberian tugas, murid-murid diberi tugas tertentu oleh guru, baik

secara perorangan maupun kelompok.


e). Dalam metode karya wisata, murid dibawa ke suatu obyek tertentu di luar kelas, sehingga anak-anak
dapat melihat dan menghayati langkah-langkah obyek tersebut.
3). Menyusun jadwal.

f. Melaksanakan program

Setelah semua rencana dan persiapan selesai dilakukan maka mulailah melaksanakan
 program yang kita telah kita susun tersebut, dalam arti kita cobakan. Langkah-langkah yang
 perlu kita lakukan dalam fase ini adalah sebagai berikut:

1). Mengadakan Pre-Test


2). Menyampaikan materi pelajaran kepada murid-murid. 3).
Mengadakan Post-Test (Evaluasi).
Ada dua perbandingan yang kita lakukan, yakni membandingkan hasil keseluruhan tes, dan
membandingkan hasil pertanyaan demi pertanyaan.
(1). Hasil keseluruhan tes.
Untuk perbandingan ini kita tempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung angka-angka rata-rata yang dicapai murid pada Pre-Test.


 b. Menghitung angka-angka rata-rata yang dicapai murid pada Post-Test
Simpulkan sampai dimana manfaat program pengajaran yang telah kita berikan dalam mencapai tujuan-tujuan
instruksional yang telah kita rumuskan.
(2). Pertanyaan demi pertanyaan.
Dengan melakukan dua jenis perbandingan tersebut, hal itu memungkinkan kita untuk  mengetahui sekurang-
kurangnya 3 hal yaitu:

a. Hasil belajar yang dicapai masing-masing murid dengan program pengajaran yang kita adakan.

 b. Sampai dimana program yang kita adakan telah berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan

29
c. Kelemahan-kelemahan yang masih terdapat dalam bagian-bagian tertentu dari
 program yang kita berikan, sehingga memberikan pedoman pada kita untuk  melakukan perbaikan
(revisi).

17. Latihan/Drill

Perlu diadakan latihan untuk menguasai ketrampilan tersebut. Maka salah satu teknik 
 penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atau drill ialah suatu teknik yang dapat
diartikan sebagai statu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan- kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Teknik mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:

a. Memiliki ketrampilan motoris/gerak.


 b. Mengembangkan kecakapan intelek.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain.

Beberapa hal yang perlu ditanamkan bagi instruktur maupun siswa agar berhasil dan

 berdaya guna ialah sebagai berikut:

a. Tentang sifat-sifat suatu latihan, bahwa hasil setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan yang
sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan juga tanggap/ubahan kondisi/situasi
 belajar yang menurut daya tanggap/response yang berbeda pula.
 b. Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan
pelajaran di sekolah.

Perlu diperhatikan pula kelemahan-kelemahannya seperti:


a. Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena merupakan cara yang telah dibakukan.
Maka hal itu akan menghambat bakat dan inisiatif siswa.
 b. Dalam latihan individual, kadang-kadang perlu bakat anak itu dikembangkan dengan penuh inisiatif untuk didorong
sejauh tidak menyimpang dari penguasaan keterampilan yang akan dicapai. Hal itu tidak bisa terjadi bila sifat/cara
latihan itu kaku/tidak fleksibel.
c. Bila situasi berubah, siswa itu sukar sekali menyesuaikan diri atau tidak bisa mengubah caranya latihan untuk
mengatasi keadaan yang lain itu.
d. Siswa melakukan saja tanpa mengerti maksud dan tujuan latihan, karena sering terjadi hal semacam ini maka
muncul verbalisme.

30
Langkah-langkah/prosedur yang perlu diperhatikan instruktur/guru untuk kesuksesan

 pelaksanaan teknik latihan ini adalah sebagai berikut:

a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otimatis, ialah yang dilakukan
siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.
 b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan
 pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan.

c. Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena dengan latihan permulaan
ini kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan ketrampilan yang sempurna.

d. Perlu mengutamakan ketetapan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan;
agar siswa dapat melakukan kecepatan atau ketrampilan menurut waktu yang telah ditentukan.

e. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi
sering dilakukan pada kesempatan yang lain.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang esensial/yang

 pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah/kurang diperlukan.

g. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa; sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa
masing-masing tersalurkan/dikembangkan.

18. Teknik Penyajian dengan Tanya Jawab/Dialog


Untuk menciptakan kehidupan interaksi mengajar belajar perlu guru menimbulkan teknik  tanya jawab atau
dialog, yang artinya suatu teknik untuk memberi motivasi pada siswa agar 
 bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran.

Guru melontarkan teknik tanya jawab itu mempunyai tujuan:

a. Agar dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga mereka
memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta itu.
 b. Diharapkan pula dengan tanya jawab itu mampu menjelaskan langkah-langkah berpikir atau

 proses yang ditempuh dalam memecahkan soal/masalah; sehingga jalan pikiran anak tidak  meloncat-loncat.

31
c. Teknik tanya jawab biasanya baik untuk maksud-maksud yang diperlukan untuk  mengikhtisarkan pelajaran atau
apa yang dibaca, siswa akan menyusun jalan pikirannya sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.
d. Tanya jawab dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran, serta mengembangkan
kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalamannya;

sehingga pengetahuannya menjadi fungsional.


e. Dalam tanya jawab guru bermaksud meneliti kemampuan/daya tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan.
f. Guru dengan tanya jawab itu bisa mengetahui juga apakah siswa mendengarkan dengan baik 
g. Dapat juga teknik tanya jawab itu digunakan untuk mengamati suatu demonstrasi atau eksperimen.
h. Dari jawaban siswa, guru dapat mengetahui penguasaan siswa pada pelajaran yang sedang diberikan.

Tetapi teknik tanya jawab tidak bisa digunakan, atau kurang mengenai sasara n bila guru
akan mengungkap maksud seperti:

a. Ingin menilai taraf dan kadar pengetahuan sisiwa.


 b. Kalau pertanyaan bisa dijawab dengan ya atau tidak, atau benar/salah.

c. Bila pertanyaan itu tidak menghendaki jawaban yang sederhana tetapi kompleks dan jawaban sangat dibatasi,
mangakibatkan pikiran sisiwa tidak berkembang.

d. Pertanyaan yang baik bila ditujukan pada seluruh kelas; baru ditunjuk seseorang, menunggu sampai ada yang
menunjukkan jari untuk menjawabnya.
 

19. Teknik Pemberian Tugas dan Resitasi


Kegiatan interaksi belajar mengajar harus ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya, salah satunya dengan cara
pemberian tugas-tugas diluar jam pelajaran. Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan
agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa,
mampu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk menunjang belajarnya dengan
mengisi kegiatan-kegiatan yang berguna dan konstruktif. Sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat
lebih terintegrasi.

32
 Namum teknik ini juga memiliki kelemahan-kelemahan seperti berikut:

• Kemungkinan siswa hanya meniru pekerjaan temannya.

• Siswa tidak menghayati sendiri proses belajar mengajar itu sendiri.

• Adanya kemungkinan orang lain yang mengerjakan tugas tersebut.

• Timbulnya kesukaran siswa untuk mengerjakan tugas.

• Pertumbuhan siswa menjadi terganggu.


• Siswa tidak memiliki waktu lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bergunu untuk 
 perkembangan jasmani dan rohaninya pada usianya.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemberian tugas dan restirasi :

1. Merumuskan tujuan khusus dari pemberian tugas.


2. Pertimbangan akan pemilihan teknik restirasi, apakah tepat dalam mencapai tujuan yang telah anda rumuskan.
3. Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.

20. Teknik Ceramah


Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah
 pendidikan adalah cara mengajar dengan ceramah, yakni secara lisan atau ceramah. Dalam
 pelaksanaan teknik ini mEmerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak  membosankan dan menarik
perhatian siswanya.
Teknik mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan

suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok
persoalan serta masalah secara lisan. Dalam hal ini guru dituntut memiliki
keterampilan berbicara yang dapat menarik perhatian siswa dan dapat membuat kesimpulan
 pelajaran yang akan diberikan, untuk mengambil inti sarI atau pokok-pokok terpenting.

Adapun keunggulan dalam teknik ini adalah :


1. Guru dapat lebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam mendengarkan
 pelajaran.
2. Guru dapat lebih memusatkan perhatian pada kelas, yang bersama-sama mendengarkan pelajaran.

33
Dan kelemaham yang muncul dalam teknik ini :
1. Guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa telah memahami uraianya.
2. Apakah ketenangan dan kediaman mereka dalam mendengarkan pelajaran itu berarti bahwa mereka telah
memahami pelajaran yang diberikan.
3. Adanya perbedaan pengertian materi antara siswa yang mendengarkan dengan penjalasan yang diinginkan oleh
guru.

Sehingga diperlukannya usaha dalam mengatasi kelemahan tersebut, diantaranya :

1. guru perlu mengajukan beberepa pertanyaan guna meneliti apakah perhatian siswa masih ada
 pada uraian pelajarannya.

2. Guru memberikan kesempatan siswa mengajukan pertanyaan agar dapat meningkatkan daya
 pikir siswa.

3. guru dapat mengkombinasikan dengan penggunaan teknik lain seperti penggunaan teknik  ceramah dengan
teknik tanya jawab.
Dengan langkah demikian diharapkan tidak menimbulkan salah pengertian atau

 penafsiran yang berbeda terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan teknik ini adalah:


1. Guru perlu merumuskan tujuan intruksional dari pelajaran yang akan disampaikan.

2. Mempertimbangkan lebih dalam perlu tidaknya teknik ini digunakan.

3. Guru perlu memahami bahan pelajaran itu dari segi sequence dan scope (urutan dan luasnya isi).

4. Merumuskan tujuan secara khusus dan nyata, sehingga siswa mampu memahami kegunaan atau
tujuan dari pelajaran yang diceramahkan.

21. Teknik Penyajian Dengan Interaksi Massa.


Dalam interaksi belajar mengajar perlu ditimbulkannya interaksi edukatif dengan sekelompok siswa yang
besar jumlahnya. Dalam hal ini kita memerlukan teknik interaksi massa. Beberapa teknik yang dapat dikelompokkan
dalam teknik interaksi massa adalah: panel, symposium, seminar, musyawarah kerja, forum dan lain sebagainya.

A. PANEL

34
Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan penggunjung tentang sebuah topic,
diperlukan tiga panelis serta seorang pemimpin atau moderator. Teknik belajar  mengajar dengan panel digunakan,
bila kita akan mengemukakan pendapat yang berbeda.

B. SYMPOSIUM
Teknik belajar mengajar dengan symposium adalah serangkaian pidato pendek  didepan penggunjung
dengan seorang pemimpin, pidato-pidato itu mengemukakan aspek- aspek yang berbeda dari topic tertentu. Tujuan
teknik ini adalah untuk merangsang pemikiran
 pada kelompk besar manusia dalam waktu singkat serta turut berpatisipasi dalam usaha
 pemecahannya.

C. SYMPOSIUM-FORUM
Symposium-forum adalah teknik mengajar yang kita gunakan waktu mengajarkan pelajaran pada siswa
dengan symposium yang diikuti dengan partisipasi pengunjung. Teknik ini membuka gelangang pertemuan
secara informal yang dapat memberi kesempatan berbicara praktis mengenai persoalan yang pragmatis
(berguna) kepada setiap orang. Penggunaan teknik ini bermaksud untuk memberi kesempatan interaksi antara
kelompok setelah symposium. Biasanya teknik ini dinginakan guru untuk merangsang massa agar mau
mengemukakan pemikiran baru atau untuk menyalurkan hasrat pengakuan, rasa tegang, atau frustasi.

Penggunaan teknik ini memiliki keuntungan yang dapat kita amati, seperti :
1. Dapat menambah nilai symposium dengan reaksi pengunjung.

2. Dapat dipakai untuk keperluan kelompok besar maupun kecil (terutama yang besar).
3. Dipakai untuk menyajikan banyak keterangan dalam waktu yang singkat.
4. Penggantian pembicara akan menghidupkan suasana, menambah variasi dan membuat lebih menarik
pembicara.
5. Penggunjung dapat mendengarkan dengan lebih banyak perhatian dalam pembahasan masalah.
6. Dapat menyoroti hasil dengan teliti.
7. Memupuk keberanian setiap orang untuk menggungkap perasaan dan pemikirannya di muka orang banyak.
8. Tidak perlu pembahasan lanjutan karena tidak digunakan untuk memperoleh keputusan.

35
9. Pelaksanaan yang informal, mengakrabkan suasana, singkat dan tidak memakan biaya. Tetapi dalam
penyajian teknik ini pun ditemukan hambatan-hambatan, seperti :

1. Pelaksanaanya memerlukan banyak waktu.


2. dalam suasana yang hangat dan tegang sukar untuk mengatur pembicaraan.
3. Tanggapan dari kelompok tertunda.

4. Kepribadian pembicara memungkinkan penekanan pada isi yang kurang tepat.


5. Sulit untuk mengontrol waktu dengan tepat.
6. Periode forum mudah terulur waktunya, tahu–tahu pembicaraan itu sudah jauh.
7. Tidak mempunyai bentuk organisasi karena memiliki anggota tertentu.
Demikian teknik ini biasa dilaksanakan, dangan memperhatikan hambatan–hambatan agar penggunaan
forum dapat lebih intensif.

D. DEBAT
Debat adalah sebuah teknik dimana pembicara dari pihak yang pro dan kontra

menyampaikan pendapat mereka dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak perlu, dan anggota kelompok dapat
juga bertanya kepada peserta debat dan pembicara.
Teknik ini berfungsi untuk membangkitkan analisa siswa, dimana siswa perlu dilatih untuk menalisa suatu
masalah, dan mencari kemungkinan jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Teknik dapat membuat siswa
terbiasa berani mengungkapkan perasaan dan
 pemikirannya.

Dalam teknik ini memiliki keunggulan sebagai berikut :


1. Dengan perdebatan yang sengit, akan mempertajam hasil pembicaraan.
2. Dari seluruh perdebatan yang berlangsung dapat menemukan hasil yang lebih tepat mengenai suatu masalah.
3. Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok.

4. Siswa dapat mengemukakan fakta dari kedua sisi masalah,sehingga dapat diteliti fakta mana yang benar
atau valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
5. Dapat membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara dan berpartisipasi mengeluarkan
 pendapat.
6. Bila masalah perdebatan menarik, maka pembicaraan itu mampu mempertahankan minat anak untuk terus
mengikuti perdebatan itu.
7. Dapat dipergunakan untuk kelompok besar.

36
K elemahan-kelemahan dalam debat , diantaranya :
1. Munculnya keinginan untuk menang sehingga tidak memperhatikan pendapat orang lain.
2. Kemungkinan lain diantara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang
 berdebat.
3. Dengan teknik berdebat membatasi partisipasi kelompok, kecuali kalau diikuti dengan diskusi.
4. Sengitnya perdebatan bisa membentuk banyaknya emosi yang terlibat, sehingga debat itu semakin gencar dan
ramai.
5. Agar bisa dilaksanakan dengan baik maka perlu persiapan yang teliti sebelumnya.

E. MUSYAWARAH KERJA
Musyawarah kerja adalah adanya pertemuan khusus yang dihadiri oleh orang–orang yang bergerak atau
mempunyai prosesi dalam bidang kerja sejenis, jadi massanya sangat terbatas jumlah maupun kualitasnya.
Tujuan yang ingin dicapai adalah agar adanya peningkatan kompetensi profesional atau keahlian orang-
orang maupun siswa yang bergerak dalam bidang yang sejenis. Serta kesempatan untuk saling tukar pengetahuan
dan pengalaman demi meningkatkan mutu dan kelancaran kerjanya.

Dalam penggunaan teknik musyawarah kerja ini dapat diperoleh keuntngan seperti:

• Dapat meningkatkan mutu dalam bidang kerjanya masing-masing.

• Meningkatkan kompetensi profesional siswa yang bergerak dalam ketrampilan dan

keahlian yang sama.


• Adanya kesempatan kelancaran komunikasi antar bidang kerja sehingga menjamin kelancaran kerja pula.
• Adanya musyawarah kerja dapat digunakan untuk mengatasi kebutuhan–kebutuhan khusus.

Sedangkan hambatan yang mungkin muncul adalah :

• Sukar menemukan tempat dan waktu yang sesuai dengan permintaan peserta.

• Biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.

• Adanya hambatan dalam perencanaan musyawarah kerja.


• Hanya digunakan sebagai variasi penggunaan teknik-teknik penyajian.

37
U ntuk melaksanakan teknik ini langkah-langkah yang harus dipertimbangkan yaitu:
1. Fase persiapan

a. Membentuk panitia pelaksana.


 b. Adanya pemberitahuan sebelum muker dilaksanakan.

c. Persoalan-persoalan harus dianggap perlu.


d. Panitia mengklasifikasi persoalan.
e. Menetapkan manusia sumber bagi tiap kelompok.
2. Fase pelaksanaan

a. Dimulai penjalasan umum dan pengarahan.


 b. Membentuk kelompok.

c. Setiap kelompok memiliki pemimpin dan penasehat ahli.


d. Kelompok membahas berdasarkan klasifikasi persoalan yang ada.
e. Perlu mencantumkan acara panel, demonstrasi, ceramah dan sebagainya.

f. Hasil perumusan akhir pada siding pleno.


3. Fase evaluasi

a. Apakah perlu ada tindak lanjut dari hasil perumusan.


 b. Apakah perumusan akhir pada siding pleno.

F. SEMINAR  

Seminar adalah Teknik penyajian yang dimaksudkan sebagai diskusi atau kegiatan
 pembahasan yang bersifat ilmiah tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari. Seminar ini
bertujuan agar memperoleh pedoman-pedoman atau pemecahan masalah

secara ilmiah.

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh, seperti :

• Seminar terbentuk dan terorganisasi dengan baik.

• Adanya organizing comitte (panitia penyelenggara) dan steering comitte (panitia


 perumus), sehingga pelaksanaan dapat berjalan lancar.

• Adanya pemrasaran dan pembahasan, serta kertas kerja yang membahas masalah secara teoritis sudah
dipersiapkan.
• Masalah-masalah yang yang dibahas adalah masalah yang aktual tentang kahidupan sehari-hari.

38
• Pada akhir seminar perlu adanya kesimpulan atau putusan yang merupakan hasil kebulatan pendapat para
peserta.

Sedangkan Hambatan yang muncul pada seminar adalah :

• Biaya yang sangat besar.

• Sukarnya penentuan peserta yang sungguh-sungguh berkemauan dan kualified.

• Banyaknya penyitaan waktu untuk perumusan.

• Seringnya hasil perumusan yang kurang mantap.

Agar seminar dapat lebih efektif maka perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai

 berikut:

1. Fase persiapan.

a. Merumuskan tujuan yang jelas.


 b. Menyusun bahan untuk seminar.

c. Menetapkan pemrasaran dan pembahasan utama.


d. Membentuk panitia yang terdiri dari panitia penyalenggara dan panitia perumus.
e. Menyiapkan waktu dan tempat sebaik-baiknya.
f. Pemberitahuan kepada peserta.

2. Fase pelaksanaan.

a. Penjelasan umum mengenai pokok acara seminar.


 b. Lembaran kerja yang bersifat teoritis.

c. Memulai acara dengan kata pengantar,pengantar umum oleh orang – orang ahli.
d. Mengelompokkan peserta.
e. Perumusan akhir dilakukan dengan panitia perumus, serta disahkan oleh para peserta dalam siding pleno.
3. Fase evaluasi.

a. Hasil perumusan apakah sudah memenuhi pencapaian tujuan.


 b. Apakah perlu ada tindak lanjut dari perumusan itu.

39
22. Metode Mengajar Dengan Mempergunakan Komputer

Berkembangnya cara-cara mengajar yang baru diantaranya adalah mengajar dengan mempergunakan
komputer. Derasnya arus baru yang mengalir dari para pemakai IPTEK maka
 penggunaan komputer merupakan salah satu cara untuk menampung dengan baik segenap informasi tadi, dan selanjutnya
memanfaatkan dengan baik pula.

Dengan bantuan komputer dapat diajarkan cara mencari informasi baru, menyeleksinya dan kemudian
mengolahnya, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan.

Secara teori suatu komputer memiliki keahlian yang lebih dari pada seorang guru, ka rena

komputer dapat :

1. Menyimpan pendapat dari beberapa informasi.


2. Memilih informasi tersebut dengan kecepatan yang tinggi.
3. Menyajikan pada siswa dengan diagram yang menantang.
4. Memberi jawaban tipe kebutuhan siswa.
5. Memberi umpan balik kepada siswa secara individual secepatnya.
6. Memiliki sejumlah perbedaan dengan siswa yang berbeda – beda.

Komputer dapat diprogram untuk menggunakan potensi menggajar dalam tiga cara :

A. TUITION
Dalam hal ini program menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang memimpin siswa melalui
urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok pengertian.

B. SIMULATION
Bentuk kedua pengajaran dengan komputer adalah untuk simulasi pada suatu keadaan khusus atau system dimana
siswa dapat berinteraksi.
Siswa dapat menyebut informasi sehingga dapat sampai pada jawabannya, karena interpretasinya dari prinsip-
prinsip yang telah ditentukan.

C. DATA-CRUNCHING
Dalam hal ini komputer digunakan sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas atau manipulasi data dengan
kecepatan yang tinggi dan dapat menghasilkan grafik dan chart yang sulit atau kompleks.
Teknik ini dapat digunakan sebagai variasi dengan teknik yang lain. Dan dapat lebih menunjang proses

belajar mengajar.

40
23. Metode Mengajar Non-Directive
Metode ini dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi suatu proses yang aktif 
 bukan pasif. Cara ini dilakukan agar siswa mampu melakukan observasi, mampu mengadakan analisi
mereka sendiri, juga untuk merangsang para siswa agar mampu dan berani menyatakan dirinya sendiri
dengan aktif, bukan hanya menjadi pendengar yang pasif terhadap segala sesuatu

yang dikatakan oleh guru.


Guru hanya memberikan pokok-pokok tugas yang telah tersusun sehingga dangan tugas

tersebut siswa dapat melaksanakan :


1. Observasi pada objek pelajaran.
2. Menganisa fakta yang dihadapi.
3. Menyimpulkan sendiri hasil pengamatan.
4. Menjelaskan apa yang ditemukan.
5. Membandingkan dengan fakta lain.
Guru hanya memberi permasalahan yang merangsang proses berfikir siswa sehingga objek belajar itu
berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan
yang digalinya, aktif berfikir dan menyusun pengertian yang
 baik.

24. Metode Mengajar Berdasarkan Prinsip Prinsip Interdisiplinitas


Metode ini dikembangkan berdasarkan kesadaran bahwa masalah-masalah yang nyata dijumpai
dalam kehidupan yang modern ini tidak lagi diselesaikan dengan berdasarkan ajaran- ajaran yang diberikan
oleh suatu disiplin ilmu pengetahuan saja.

Metode ini bila dilaksanakan harus dipimpin oleh seorang guru yang memiliki
 pengetahuan yang luas, sehingga betul-betul mampu memimpin siswa untuk memecahkan masalah, dengan
cara meninjau permasalahan yang sangat kompleks kita lontarkan pada siswa untuk analisa pada setiap
kelompok dapat mendiskusikan dari salah satu disiplin ilmu. Kemudian kita diskusikan secara menyeluruh.
Dengan demikian kita mendapatkan pemecahan dari beberapa segi tinjauan melalui beberapa segi ilmu.
Akhirnya siswa dapat menyadari, memahami, bahwa permasalahan yang kompleks itu
 perlu dipecahkan dari beberapa segi interdisiplin ilmu, juga akan memahami bagaimana keterkaitan dan
ketergantungan antar disiplin ilmu itu sendiri.

41
42
43

Anda mungkin juga menyukai