Oleh :
Kelompok 3
Aja Lakmana (213020209016)
Evi Widya Sembiring (213020209024)
Diwy Tamara (213020209014)
Melda Andani (213020209019)
Rizka Isa Mulaini (213020209007)
Sonia Apriliony (213020209004)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahma tdan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Morfologi Tumbuhan ini yang berjudul “Sporozoa”. Dalam proses penyusunan
makalah ini pasti ada hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak, baik
secara langsung dan tidak langsung akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Untuk dukungan yang telah diberikan, kami mengucapakan terimakasih.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi kami
sendiri dan juga teman-teman Mahasiswa Universitas Palangka Raya. Khususnya
Mahasiswa Pendidikan Biologi. Kami menyadari bahwa dalam penyususnan makalah
ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritikan yang membangun agar makalah ini jauh lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1 Pengertian Sporozoa......................................................................
2.2 Ciri – ciri Sporozoa......................................................................
2.3 Klasifikasi Sporozoa.....................................................................
2.4 Morfologi Sporozoa.......................................................................
2.5 Struktur Tubuh Sporozoa............................................................
2.6 Warna Sporozoa...........................................................................
2.7 Habitat Sporozoa..........................................................................
2.8 Fisiologi Sporozoa.........................................................................
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sporozoa
2. Mengetahui apa saja ciri- ciri sporozoa
3. Mengetahui apa saja klasifikasi sporozoa
4. Mengetahui bagaimana morfologi sporozoa
5. Mengetahui bagaimana struktur anatomi sporozoa
BAB II
PEMBAHASAN
2. 6 Warna Sporozoa
Sporozoa tidak berwarna
2. Plasmodium ovale
Plasmodium ovale banyak ditemukan di Afrika terutama Afrika Barat dan
pulau pulau di Pasifik Barat, morfologi mirip Plasmodium vivax. Menyebabkan
malaria ovale atau malaria tertiana benigna ovale, dapat dorman dihati manusia.
3. Plasmodium malariae
Plasmodium malariae memiliki ciri khas, yakni deposit kompleks imun di
ginjal yang bisa menyebabkannefritis. Manifestasi berat pada Plasmodium
knowlesi berupa hipotensi, distres pernapasan, gagal ginjal akut,
hiperbilirubinemia, dan syok. Koma tidak selalu terjadi pada infeksi Plasmodium
knowlesi. Siklus hidup Plasmodium ditemukan oleh Ronald Ross dan Grassi.
Reproduksi secara aseksual terjadi di dalam tubuh
manusia secara skizogoni (pembelahan diri dalam tubuh inang tetap) dan
pada tubuh nyamuk Anopheles betina secara sporogoni (pembentukan spora pada
inang sementara). Sedangkan reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan
gamet.
3. Genus Eimire
Eimeria adalah genus parasit aplicomplexa yang termasuk berbagai spesies
yang menyebapkan penyakit koksidiosis pada unggas. Nama genus ini diambil dari
ahli zoologi Jerman Theodor Eimer. Ookista Eimeria steidai pertama kali dilihat oleh
Antoni van Leeuwenhoek di dalam empedu kelinci pada tahun 1674.
Siklus hidup Eimeria spp. terdiri atas 2 stadium yaitu aseksual dan seksual.
Stadium aseksual terdiri atas sporogoni dan skizogoni, sedangkan stadium seksual
yaitu gametogoni. Ookista yang belum bersporulasi dikeluarkan bersama feses jika
kondisi oksigen sesuai, kelembaban tinggi dan suhu optimal sekitar 27 C nukleus
membelah diri berubah menjadi bulat untuk membentuk sporoblas. Sporoblas akan
mensekresikan bahan pembentuk dinding menjadi sporokista. Ookista matang terdiri
dari 4 sporokista dan masing-masing sporokista berisi 2 sporozoit, selanjutnya
menjadi ookista bersporulasi yang merupakan stadium infektif dari Eimena spp
(Levine 1985; Cox 1993).
Ookista bersporulasi tertelan oleh sapi dan sporozoit akan keluar dari
sporokista. Sporozoit akan menembus sel epitel saluran pencernaan menjadi tropozoit.
Tropozoit matang menjadi skizon melalui proses skizogoni. Skizon yang telah matang
akan pecah dan merozoit akan terlepas kemudian masuk ke dalam sel-sel epitel usus
yang baru untuk membentuk generasi kedua dari skizon. Tahapan ini dapat berulang
dua atau tiga kali. Merozoit yang dihasilkan akan berkembang menjadi salah satu
gamet jantan dan gamet betina. Nukleus dari mikrogamet (gametosit jantan) membagi
diri menjadi banyak dan memproduksi mikrogamet yang memiliki flagela.
Mikrogamet yang memiliki flagela kemudian akan menuju ke makrogamet (gametosit
betina) untuk menghasilkan zigot. Zigot mengelilingi dirinya sendiri dengan sebuah
dinding, kesatuan zigot dan dinding yang mengelilinginya disebut ookista. Ookista
kemudian dikeluarkan bersama feses dalam bentuk belum bersporulasi (Levine 1985;
Cox 1993).
3.1 Kesimpulan
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista
uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat
membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan
manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu
inang.
Sporozoa atau Apicomplexa memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang
membedakannya dengan ketiga jenis protozoa lainnya.
■ Tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga Sporozoa bergerak dengan cara
meluncur atau mengubah-ubah posisi tubuhnya.
■ Merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler).
■ Kebanyakan bersifat parasit, baik pada hewan maupun manusia.
■ Dapat membentuk spora pada suatu saat dalam daur hidupnya.
■ Mempunyai spora berbentuk lonjong.
■ Ukuran spora sekitar 8 – 11 mikron pada dinding kitin.
■ Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan dengan bentuk seperti
labu, berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung
posterior.
■ Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior.
■ Dinding katub tidak jelas.
■ Daur hidup Sporozoa menunjukkan pergiliran generasi/keturunan antara bentuk
seksual (fase generatif) dan aseksual (fase vegetatif).
■ Tubuh berbentuk bulat atau oval.
■ Memiliki nukleus (inti sel) tetapi tidak memiliki vakuola kontraktil.
■ Memiliki organel-organel kompleks khusus pada salah satu ujung sel (apeks)
yang berfungsi untuk menembus sel dan jaringan tubuh inang.
■ Proses penyerapan makanan, pernafasan (respirasi) dan pengeluaran (ekskresi)
terjadi secara langsung melalui permukaan tubuh.
■ Sebagian besar spesies Sporozoa menyebabkan penyakit pada hospes (inang)
yang ditumpanginya.
Kelas sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu
dengan genus yang lain, perbedaan itu antara lain:
■ Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan vektor
biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.
■ Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor
biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.
■ Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh, sel
jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang terdapat
pada genus toxoplasma.
DAFTAR PUSTAKA
Nishitani, Goh; Nagai, Satoshi; Baba, Katsuhisa; Kiyokawa, Susumu; Kosaka, Yuki;
Miyamura, Kazuyoshi; Nishikawa, Tetsuya; Sakurada, Kiyonari; Shinada, Akiyoshi
(May 2010). "High-Level Congruence of Myrionecta rubra Prey and Dinophysis
Species Plastid Identities as Revealed by Genetic Analyses of Isolates from Japanese
Coastal Waters". Applied and Environmental Microbiology. 76 (9): 2791–2798.
doi:10.1128/AEM.02566-09. PMC 2863437. PMID 20305031