Denpasar.
Pengampu
1. Filum APICOMPLEXA
2. Filum SARCOMASTIGOPHORA.
3. Filum CILIOPHORA
4. Filum MYXOZOA
Spora-spora berasal dari banyak sel, dengan satu atau lebih kapsul
polar dan sporoplasma dan mempunyai 1-3 (jarang lebih) katup; umumnya
parasitik pada ikan.
Filum : APICOMPLEXA
APICOMPLEXA SALURAN CERNA
(Epitelio Apicomplexa)
Morfologi stadium
tropzoit, yang dikenal dengan
sporozoit bentuknya menyerupai
pisang, salah satu ujungnya
meruncing (tetapi tetap tumpul)
dan ujung lainnya agak membulat,
memiliki inti tunggal. Jika diamati
dengan menggunakan elektron mikroskop, akan ditemukan beberapa organela
Siklus hidup, semua spesies siklus hidupnya umumnya mirip, pada bahan ajar
ini siklus hidup Eimeria tenella yang menginfeksi sekum ayam dipakai contoh
untuk pembahasan lebih lanjut :
Siklus lebih lanjut, Mikrogamet akan keluar dari dalam sel epitel seka
dan dengan bantuan flagelanya akan bergerak untuk melakukan
perkembangan seksual secara singami dengan Makrogamet, menghasilkan
ZIGOT. Zigot selanjutnya akan mengelilingi diri dengan dinding menjadi
Ookista. Ookista ini kemudian terbawa keluar bersama tinja.
Spesies
Eimeria
Ayam
(a) E. Maxima, (b) E. Brunetti, (c) E. Tenella, (d) E. Necatrix, (e) E. Praecox,
(f) E. Acervulina dan (g) E. Mitis
Predileksi (a) E. acervulina, (b) brunetti, (c) E. hagani, (d) E. maxima, (e) E.
mivati, (f) E. mitis, (g) E. necatrix, (h) E. praecox, (i) E. tenella,
Spesies Eimeria
Pada ANGSA
Predileksi : lebih banyak pada epitel tubulus ginjal dibandingkan epitel usus
halus. Ookistanya berbentuk ovoid dengan ujung kecil berukuran 14-27 x 12-
22 µm, memiliki mikropil serta ditemukan topi.
Spesies Eimeria
pada BURUNG MERPATI
Spesies Eimeria
pada KALKUN,
Spesies Eimeria
pada KELINCI,
A. Saluran Cerna
B. SALURAN EMPEDU
Spesies Eimeria
pada SAPI
pencemaran berat, tetapi biasanya tidak teramati gejala klinis (bersifat carier
terhadap sapi muda). Keadaan berdesak-desakan dan sanitasi yang jelek akan
meningkatkan infeksi parasit ini.
Spesies Eimeria
pada DOMBA
Spesies Eimeria
pada KAMBING
KOKSIDIOSIS
pada BABI,
13-22 x 11-16
µm.
Genus
ISOSPORA
Spesies Isospora
pada ANJING
Siklus hidup, hampir mirip dengan siklus hidup Eimeria spp, tetapi pada
hospes definitif sporozoit juga bisa meninggalkan sel epitel usus dan
menginfeksi jaringan lainnya serta mengalami stadium ekstra-intestinal
(stadium diluar epitel usus) yang disebut (kista monozoic, kista unizoit, kista
hypnozoit) yaitu satu sporozoit yang dikelilingi oleh dinding tebal; yang
sering ditemukan pada kelenjar getah bening, tetapi pernah juga ditemukan
hati dan limpa. Selain itu Cystoisospora spp dapat menginfeksi melalui
hospes paratenik, seperti (mencit, tikus dan hamster); setelah hospes paratenik
terinfeksi akan mengalami perkembangan aseksual intra-intestinal
membentuk kista monozoic yang lokasinya sama dengan pada hospes definitif
(Mitchell, 2008).
Spesies Isospora
pada KUCING
21-29 x 18-26 µm, berdinding halus, tipis dan tidak berwarna sampai coklat
sangat muda dan tidak memiliki mikropil (3)
Genus
Cryptosporidium
FILUM SARCOMASTIGOPHORA
Subfilum SARCODINA
Identifikasi Identifikasi
Genus berdasarka Genus berdasarka
n Struktur n Struktur
Inti Inti
Selaput Kariosum
intinya di- (endosome)
batasi oleh bentuknya
butir-butir khas karena
kromatin, berukuran
sedangkan besar dan
kariosum dikelilingi
Entamoeba (endosome) Iodamoeba oleh bulatan
tampak – bulatan
gelap dan
terletak di
tengah atau
di tepi inti
(di = dua),
Kariosum me-miliki 2
(endosome) buah inti
bentuknya dengan kari-
tidak teratur osom
dan terletak (endosome)
Endolimax di tepi inti yang terdiri
Dientamoeba atas 6 butir
kromatin
Dari empat genus yang telah dituliskan terlebih dahulu, hanya genus
Entamoeba yang terpenting dan akan dibahas selanjutnya.
GENUS
ENTAMOEBA
ENTAMOEBA HISTOLITICA
Scaudinn, 1903
Lokasi, usus besar, kadang-kadang hati, paru-paru dan jarang pada organ
lainnya termasuk otak dan limpa.
FILUM SARCOMASTIGOPHORA
SUBFILUM MASTIGOPHORA
Flagelata Parasitik
GENUS GIARDIA
GIARDIA LAMBLIA
Kofoid and Christiansen, 1915)
Predileksi : berpredileksi di dalan duodenum dan bagian lain dari usus halus
dan mungkin di dalam kolom manusia, kera, dan babi dan secara eksperimen
dapat menginfeksi tikus (Rattus norvegicus), tetapi Rattus rattus dan mencit
(mice) tidak diinfeksi. Reproduksi (perbanyakan diri) secara aseksual dengan
pembelahan ganda.
SPESIES
Filum CILIOPHORA
Siklus Hidup dan Cara Penularan, penularan melalui kista. Bila kista
tertelan bersama makanan atau minuman, di dalam usus besar akan
berkembang menjadi bentuk tropozoit. Di dalam mukosa usus atau lumen usus
besar akan memperbanyak diri dengan pembelahan ganda tranversal atau
konjugasi dan jika lingkungan usus besar tidak menguntungkan akan segera
berubah menjadi bentuk kista.
PUSTAKA