Disusun Oleh
Tingkat 1-D3B
Gambaran Umum
Cacing dewasa hidup pada saluran usus vertebrata, larvanya hidup pada jaringan
vertebrata dan invertebrata
Spesies Patogen
o Taenia saginata
o Taenia solium
o Echinococus granulosus
o Echinococu multilocularis
o Diphyllobothrium latum
o Hymenolepis nana
2. Larva, untuk spesies Taenia saginata (cysticercus bovis), Taenia solium (cysticercus
cellulosa), Hymenolepis (cysticercoid), Echinococcus (kista hydatid), Multiceps
(coenurus), Diphyllobothrium sp ( ).
Morfologi
1. Skoleks, yaitu kepala yang merupakan alat untuk melekat, dilengkapi dengan batil
isap atau dengan lekuk isap.
2. Leher, yaitu tempat pertumbuhan badan.
3. Strobila, yaitu badan yang terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Tiap
proglotid dewasa mempunyai susunan alat kelamin jantan dan betina yang lengkap;
keadaan ini disebut hermafrodit.
Telur dilepaskan bersama proglotid atau tersendiri melalui lubang uterus. Embrio di
dalam telur disebut onkosfer berupa embrio heksakan yang tumbuh menjadi bentuk infektif
dalam hospes perantara.
Infeksi terjadi dengan menelan larva bentuk infektif atau menelan telur.
Siklus Hidup
1. Telur – Cestoda bereproduksi seksual, lalu menghasilkan (dan menyimpan) telur pada
proglotid-nya. Segmen proglotid yang matang kemudian “rontok” bersamaan dengan
telur-telur yang dikandungnya. Telur ini keluar melalui kotoran inang primer dan
dimakan oleh inang perantara (sapi, babi, dll.).
2. Onkosfer (en: oncosphere) – Dalam tubuh inang perantara, telur menetas menjadi
onkosfer, yaitu larva heksakant (en: hexacanth) yang masih dibungkus oleh lapisan
embrionik.
3. Larva heksakant – Onkosfer menjadi larva heksakant yang mampu menembus dinding
saluran pencernaan, dan terbawa menuju otot.
4. Sista sistiserkus (en: cysticercus) – larva heksakant yang telah berada di otot kemudian
membungkus diri menjadi sistiserkus. Sistiserkus ini bisa bertahan beberapa tahun pada
hewan (inang perantara), kemudian akan terbawa ke inang primer (inang definitif)
apabila termakan bersamaan dengan daging hewan.
5. Cacing pita muda – sistiserkus yang berada di usus inang primer akan menempel dan
mulai tumbuh menjadi dewasa.
6. Cacing pita dewasa – cacing dewasa menempel pada usus dengan skoleks dan mulai
melakukan reproduksi seksual, proglotid cacing pita mulai terisi dengan telur yang
berjumlah puluhan sampai ratusan ribu per segmen proglotid. Hebatnya, cacing pita bisa
memiliki 1.000 – 2.000 segmen.
7. Proglotid rontok – ketika sudah matang dan berisi telur, segmen-segmen proglotid yang
penuh dengan telur mulai berguguran dan terbawa melalui kotoran.
Cara Infeksi
Makan daging sapi mengandung cyste cercusbovis yang dimasak kurang matang
misalnya : iritasi usus (oleh toksin), anemia, gangguan absorbsi protein & vitamin
Pseudophyllidea
Cyclops yang mengandung parasit dimakan oleh hospes perantara II (ikan, kodok).
Dalam hospes perantara II larva tumbuh menjadi pleloserkoid (sparganum) yang merupakan
bentuk infektif. Cacing yang termastuk Pseudophyllidae adalah cacing Diphyllobothrium
latum dan D.mansoni (Diphyllabothrium binatang).
Nama Penyakit
Sparganosis
Cara Infeksi
Manusia adalah hospes definitif, hospes reservoarnya adalah anjing, kucing dan lebih
jarang 22 mamalia lainnya, antara lain walrus, singa laut, beruang, babi dan serigala. Parasit
ini menyebabkan penyakit yang disebut difilobotriasis.
Distribusi Geografik
Parasit ini ditemukan di Amerika, Kanada, Eropa Tengah, daerah danau di Swiss,
Filandia, Rumania, Turkestan, Israel, Mancuria, Jepang, Afrika Tengah, Malagasi dan
Siberia.
Morfologi
Cacing dewasa yang keluar dari usus manusia berwarna gading, panjangnya dapat 3-10
m dan terdiri atas 3000-4000 buah proglotid
Tiap proglotid mempunyai alat kelamin jantan dan betina yang lengkap.
Siklus Hidup
Larva disebut koradisium dan dimakan oleh hospes perantara pertama, yaitu binatang
yang termasuk Copepoda seperti Cyclops dan Diaptomus. Dalam hospes ini larva tumbuh
menjadi proserkoid, kemudian Cyclops dimakan hospes perantara kedua yaitu ikan salem dan
proserkoid berubah menjadi larva pleroserkoid atau disebut sparganum. Bila ikan tersebut
dimakan hospes definitif, misalnya manusia, sedangkan ikan itu tidak dimasak dengan baik,
maka sparganum di rongga usus halus tumbuh menjadi cacing dewasa.
Patologi dan Gejala Klinis
1. Diare
2. Tidak nafsu makan
3. Tidak enak di perut
Bila cacing hidup di permukaan usus halus, dapat timbul anemia hiperkrommakrositer,
karena cacing itu banyak menyerap vitamin B12, sehingga timbul gejala defisiensi vitamin
tersebut.
Bila jumlah cacing banyak, mungkin terjadi sumbatan usus secara mekanik atau terjadi
obstruksi usus, karena cacing-cacing itu menjadi seperti benang kusut.
Diagnosis
Terapi
Obat pilihan adalah niclosamid (Yomesan), dengan dosis tunggal peroral diberikan 4
tablet (2 gram) dikunyah sekaligus setelah makan hidangan ringan.
Biothinol dengan dosis 30mg/kg berat badan.
Penderita diberikan obat Atabrin ( Kuinakrin Hidroklorida) dalam keadaan perut kosong,
disertai pemberianNa-bikarbonas, dosis 0,5 g. Jika cacing tidak keluar dalam 2 jam
diberikan sebagai pencahar magnesium sulfat 15 g.
Obat lain yang juga efektif adalah paromomisin, yang diberikan dengan dosis 1 gram
setiap 4 jam sebanyak 4 dosis. Selain itu dapat dipakai prazikuantel dosis tunggal l0
mg/kg berat badan.
Prognosis
Prognosis diri lobotriasis baik, walaupun dengan anemia berat, karena setelah cacing
dikeluarkan anemianya akan sembuh.
Pencegahan
Menghindari memakan ikan mentah atau kurang matang serta menjaga pencemaran air
oleh tinja manusia
Epidemiologi
Untuk mencegah terjadinya infeksi, ikan air tawar yang tersangka mengandung bibit
penyakit harus terlebih dahulu dimasak dengan sempuma sebelum dihidangkan. Anjing
sebagai hospes reseryoar sebaiknya diberi obat cacing.
Diphyllobothrium mansoni
hospes perantara pertama, yaitu Cyclops, dibentuk proserkoid dan dalam hospes
perantara kedua yaitu hewan pengerat kecil, ular dan kodok, ditemukan pleroserkoid atau
sparganum.
Hospes
Siklus Hidup
Hospes perantara pertama, yaitu Cyclops, dibentuk proserkoid dan dalam hospes
perantara kedua yaitu hewan pengerat kecil, ular dan kodok, ditemukan pleroserkoid atau
sparganum.
Pengobatan
Prognosis
Epidemiologi
Ditemukan di Asia Timur dan Asia Tenggara, Jepang, Indonesia, Cina, Afrika, Eropa,
Australia, Amerika Utara-Selatan
Cyclophyllidea
Cylophyllidea mempunyai skoleks (kepala) dengan 4 batil isap dan dilengkapi rostelum
dengan atau tanpa kait-kait, lubang kelamin terdapat di pinggir proglotid, dapat unilateral
atau bilateral selangseling. Rostelum adalah penonjolan di skoleks. Lubang uterus (uterine
pore) tidak ada. Proglotid gravid merupakan kantong telur yang keluar bersama tinja. Telur
yang berisi onkosfer tumbuh dalam hospes perantara dan menjadi bentuk infektif. Ordo
Cyclopltyllidea termasuk kelas Cestoidea. Cacing tersebut dikenal dengan nama umum
cacing pita.
TAENIA SAGINATA
Nama Penyakit
Taeniasis Saginata
Hospes
Manusia
Hospes Perantara
Distribusi Geografik
Dapat ditemukan di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia, Amerika Utara, Amerika Latin,
Rusia dan juga Indonesia, yaitu Bali, Jakarta dan lain-lain.
Morfologi
a. Cacing Dewasa
Scorlex (kepala)
Bentuknya bulat diameter 1-2 mm, mempunyai 4 buah sucker (alat penghisap), setengah
bulat, tidak mempunyai rostellum pada kepala
Panjangnya 4-12 m, mempunyai 1000-2000 proglottid terdiri dari :
Proglottid belum matang di belakang leher
Proglottid matang dibagian tengah
Proglottid gravid di sepertiga posterior
b. Proglottid Gravid
Ukuran panjang lebih besar daripada lebarnya, besarnya 18x6 mm
Folikel testis yang berjumlah 300-400 buah tersebar di bidang dorsal
Cabang-cabang uterus berjumlah 15-30 pasang dan berisi telur lubang genitalia di sisi
lateral
Tidak mempunyari uterine pore (lubang uterus), genital pore terletak di tepi/sisi lateral
c. Telur
Berbentuk bulat, berdinding tebal dengan struktur radiair, berdiameter 35 mikron
Telur berisi heksakan embrio, telur taenia saginata, dan telur taenia solium tidak dapat
dibedakan
Siklus Hidup
Patologi dan Gejala Klinis
Gejala Ringan
Gejala Berat
1. Berat badan tidak jelas menurun
Gejala yang lebih berat terjadi apabila proglotid masuk apendiks, tejadi ileus yang
disebabkan obsturksi usus oleh strobila cacing.
Diagnosis
Ditemukannya proglotid yang aktif bergerak dalam tinja, atau keluar spontan; juga
dengan ditemukannya telur dalam tinja atau usap anus.
Pengobatan
Pencegahan
Mendinginkan daging sampai 10ºc, iradiasi dan memasak daging sampai matang.
Epidemiologi
Nama Penyakit
Hospes
Manusia
Hospes Perantara
Babi
Distribusi Geografik
Dapat ditemukan di Eropa, (Czech, Slowakia, Kroatia, Serbia), Amerika Latin, Cina,
India, Amerika Utara dan juga di beberapa daerah di Indonesiaantaralain di Papua, Bali dan
Sumatera Utara.
Morfologi
a. Cacing Dewasa
Scolex
Bulat diameter 1 mm, dengan 4 buah sucker (alat penghisap), mempunyai rostellum dan
hocklets (kait-kait)
Panjangnya 2-4 m terdiri dari 1000 proglottid
b. Proglottid Gravid
Ukuran panjang lebih besar daripada lebarnya 1,5 kali
Cabang-cabang uterus berjumlah 7-12 pasang dan berisi telur-telur
c. Cysticercus cellulosa
Pada potongan melintang tampak potongan kepala, sucker dan kait-kait
Besarnya 1,5-2 cm bahan berasal dari otot babi
Bila sudah tua dapat mengalami pengapuran
Siklus Hidup
Cara Infeksi
Menemukan telur dan proglotid. Telur sukar dibedakan dengan telur Taenia saginata.
Dapat dilakukan dengan cara :
Pengobatan
Prognosis
Pada sistiserkosis, prognosis tergantung berat ringannya infeksi dan alat tubuh yang
dihinggapi. Bila yang dihinggapi alat penting, prognosis kurang baik.
Epidemiologi