Absen : 15
Kelas : 1D3B
Tugas Kewarganegaraan
Di sini, pendidikan karakter dimaknai sebagai bentuk pengajaran yang sesuai serta
memperhatikan kondisi sosial pada setiap lokasi pembelajaran. Artinya, pembelajaran ilmu
pengetahuan tidaklah bisa disamakan antara satu tempat atau negara dan negara lain karena
jelas mempunyai karakteristik pola tradisi dan budaya yang berbeda.
Pendidikan karakter tidak bisa hanya diterapkan dalam sekolah melalui kegiatan
intrakulikuler ataupun ekstrakulikuler. Implementasi pendidikan karakter di sekolah tidak
mudah. Pengurus Serikat Guru Indonesia (SEGI) Nusa Tenggara Barat Asrul Manan
mengutarakan, dalam hal pendidikan karakter di sekolah, selama ini dianggap hanya
tanggung jawabnya guru Bimbingan Konseling (BK) ataupun guru agama. Padahal
pendidikan karakter semestinya melibatkan kongnitif, perasaan dan aksi dari siswa.
Berhasil atau tidaknya pembentukan karakter siswa tidak lepas dari peran guru
sebagai role model. Terlebih belakangan muncul persoalan radikalisme dan kekerasan di
kalangan pelajar. Menurut Anggota Dewan Pendidikan Itje Chodidjah, dibutuhkan guru yang
punya motivasi untuk berkembang dan belajar. Sehingga perubahan tersebut dapat disikapi
sebagai masalah.
Begitu pula dengan kondisi di negara kita, Indonesia, bahwa pendidikan karakter
menjadi relevan diterapkan untuk mengatasi pelbagai fakta-fakta empiris yang menyiratkan
adanya sinyal ketidakberesan di lingkungan pendidikan.
“Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” kata Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di Gedung Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman,
Jakarta.
Presiden memaparkan beberapa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain yaitu:
Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses terhadap
masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia. Tolak ukurnya dari angka
partisipasi.
Langkah kedua, menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan, seperti
ketidakmerataan di desa dan kota, serta jender.
Langkah ketiga, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi guru
dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam ujian nasional.
Langkah keempat, pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di bidang
kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga siap pakai yang
dibutuhkan.
Langkah kelima, pemerintah berencana membangun infrastruktur seperti menambah
jumlah komputer dan perpustakaan di sekolah-sekolah.
Langkah keenam, pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidikan. Untuk tahun ini
dianggarkan Rp 44 triliun.
Langkah ketujuh, adalah penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan.
Langkah terakhir, pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati fasilitas
penddikan.
Mahasiswa sebagai individu merupakan bagian maryarakat kampus atau pun masyarakat
umum bangsa Indonesia dengan ciri- ciri khasnya. Lingkungan yang paling dekat dan erat
kaitannya dengan kehidupan mahasiswa sehari-hari adalah lingkungan social budaya. Sikap
mental mahasiswa serta tingkah lakunya akan mewarnai dan diwarnai kehidupan lingkungan
tersebut. Oleh karena itu perlu adanya. Pengarahan bimbingan agar sikap metal dan tingkah
laku mahasiswa dapat berperan secara positif sesuai dengan perkembangan situasi dan
kondisi perjuangan nasional bangsa Indonesia. Untuk itu kehidupan social budaya mahasiswa
dan lingkungannya perlu dikembangkan dan diarahkan, agar para mahasiswa tersebut secara
individu maupun kelompok dapat berperan dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional,
khususnya dibidang social budaya dalam masyarakat dan kehidupan masyarakat. Peranan
tersebut dapat diterapkan inelalui berbagai kegiatan yang berlandaskan Tri Dharma
Perguruan Tinggi meiiputi:
Dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran Tingkat Tinggi, yaitu Perguruan Tinggi
Indonesia harus mewujudkan fungsi yang membantu mahasiswa tumbuh dan
berkembang secara maksimal dalam seluruh aspek kepribadian dalam rangka
pembentukan manusia seutuhnya. Mereka berperan sebagai warga negara yans terdidik,
cerdas, sehingga mampu membangun dirinya dan ikut serta dalam. pembangunan negara
untuk menciptakan kesejahteraan umum. Di dalam perkembangan sebagai manusia
seutuhnya, terkandung keharusan meningkatkan kemampuan pokok atau potensi dasar
manusia
Dalam Bldang Pengabdian pada Masyarakat, yaitu Mahasiswa adalah bagian dan
anggota masyarakat yang beruntung mendapatkan beberapa kelebihan. Mahasiswa
dibekali berbagai ilmu khusus sebagai pengetahuan dan keahlian dan juga ilmu yang
mendasari sikap sosialnya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bekal tersebut
harus dibawanya ke masyarakat dalam program-program pengabdian pada maryarakat.
Mahasiswa harus melihat kondisi nyata dalam masyarakat, sehingga apabila ia terjun
dalam masyarakat tidak akan canggung. Ia benar-benar dapat·secara profesional
mengamalkan ilmunya dan mengolahnya dengan kenyataan menjadi aplikatif dan
berdaya guna. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat itu, apabila mendapat
pengarahan yang tepat akan dapat dipakai sebagai sarana untuk meningkatkan Ketahanan
Nasional, terutama di bidang sosialbudaya yang antara lain mencakup agama,
pendidikan, kesehatan, teknologi dan kebudayaan.
Kesimpulan
1. Secara imperatif pendidikan karakter bukanlah hal baru dalam sistem pendidikan
nasional kita karena tujuan pendidikan nasional dalam semua undang-undang yang pernah
berlaku. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta 7 bertanggung jawab.