Anda di halaman 1dari 20

“INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Ekologi
Dosen Pengampu : Dra. Syarifah Miftahul El Jannah, M.BIOMED

Disusun Oleh
Tingkat 1-D3B Kelompok 3
1. Puteri Ullyana Saragih (P21345119059)
2. Randi Nurhakiki (P21345119065)
3. Salsabila Nurul Andya (P21345119076)
4. Shabrina Arviyanti (P21345119080)
5. Zahrah Nanda Elvira (P21345119089)

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JAKARTA II
Jalan Hang Jebat III F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120 Telp.
021.7397641, 7397643 FAX. 021.7397769
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Interaksi Manusia Dengan
Lingkungan “ sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa yang
diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi suatu
kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun
makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran kimia lingkungan khususnya dalam segi
teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.

Jakarta, 30 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
2.1 Pertimbangan Penduduk ........................................................ 3
2.1.1 Pengertian Demograsi ................................................... 3
2.1.2 Proyeksi Penduduk........................................................ 4
2.1.3 Angka Pertumbuhan Penduduk .................................... 5
2.1.4 Rasio Jenis Kelamin ..................................................... 6
2.1.5 Faktor Utama Pertimbangan Penduduk ........................ 7
2.2 Distribusi Penduduk ............................................................... 8
2.2.1 ......................................................................................
2.2.2 .......................................................................................
2.3 Komposisi Penduduk..............................................................
2.3.1 Pengertian Penduduk ....................................................
2.3.2 Konsep Dasar Komposisi Penduduk ............................
2.3.3 Macam Jenis Komposiisi Penduduk .............................
2.3.4 Kriteria Komposisi Penduduk .......................................
2.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia .......................
2.3.6 Piramida Penduduk .......................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam


maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita
makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Manusia
hidup Pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan. Secara almiah manusia pasti
berinteraksi dengan lingkungannya. Perlaukan manusia terhadap lingkungan sangat
menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupanya sendiri. Manusia bisa
memanfaatkan lingkungan namun manusia sendiri juga harus sadar agar selalu memelihara
lingkungan juga sehingga tingkat kemanfaatnya tetap terjaga bahkan bisa di tingkatkan
lagi. Bagaimana manusia menyikapi dan mengelola lingkungan yang pada akhirnyaakan
mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan.
Lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari ekosistem. Lingkungan hidup pada
dasarnya adalah suatu sistim kehidupan tatanan ekosistem, dan manusia adalah bagian dari
ekositem tersebut. Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan non fisik.
Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat di
manfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebuutuhan manusia, karena lingkungan
memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukungkehidupan manusia
dan mahluk hidup lainnya arti penting lingkunagan bagi manusia karena lingkungan
merupakan tempat hidup manusia, lingkungan memberi sumber sumber penghidupan
manusia, lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya.
Karena manusia memiliki hubungan yang erat dengan lingkungannya seperti yang
dijelaskan sebelumnya. maka menjadi menarik jika kita bisa membahas hubungan manusia
dan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah  tentang  interaksi manusia
dengan alam. Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka dibatasi menjadi sub-sub
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dari pertimbangan penduduk dan terdapat apa sajakah dari
pertimbangan tersebut?
2. Apa yang dimaksud dari distribusi penduduk dan terdapat apa sajakah dari distribusi
penduduk tersebut?
3. Apa yang dimaksud dari komposisi penduduk dan terdapat apa sajakah dari komposisi
penduduk tersebut?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud pertimbangan penduduk dan rangkaian penguraian


dari pertimbangan penduduk tersebut
2. Untuk mengetahui yang dimaksud distribusi penduduk dan rangkaian penguraian dari
distribusi penduduk tersebut
3. Untuk mengetahui yang dimaksud komposisi penduduk dan rangkaian penguraian
dari komposisi penduduk tersebut
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pertimbangan Penduduk

2.1.1 Pengertian Demografi

Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal


dari kata Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan “Grafein” yang
berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau penduduk.

Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) Defenisi demografi


adalah:

“Demografi is the scientific study of human populations in primarly with the


respect to their size, their structure (compotition) and their development
(change).”

Dalam Bahasa Indonesia terjemahan kurang lebih sebagai berikut :

”Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah,


struktur (komposisi) penduduk dan perkembangannya (perubahannya). “

Philip M. Hauser dan Dudley Ducan (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai
berikut:

Demografi mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk


serta perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena
fertilitas, mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan
status).

Dari kedua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari


strukur dan proses penduduk suatu wilayah. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah,
dan perubahan tersebuat disebabkan karena proses demografi yaitu kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk.

Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, yang menggambarkan penduduk


dari hasil sensus penduduk pada hari sensus tersebut. Data yang dapat pada hari
dilakukan sensus dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Setelah hari sensus
penduduk tersebut dilakukan maka struktur penduduk akan berubah dari basis penduduk
tadi. Unsur-unsur yang dinamis yang terdiri kelahiran, kematian, dan migrasi.
Proses perubahan tersebut disebut pula dengan proses yang dinamis.

Masalah kependudukan sangat mempengaruhi kesejahteraan dan perkem bangan


suatu daerah dan negara. Pada tahun 1973 di Paris selama kongres masalah
kependudukan dilangsungkan, Aldhope Laundrey telah membuktikan adanya hubungan
antara unsur-unsur demografi secara kelahiran, kematian, jenis kelamin, umur dan
sebagainya. Ia menyarankan penggunaan istilah “PURE DEMOGRAPHY”untuk cabang
ilmu demografi yang bersifat deskriptif.

Pure Demography (demografi umum) atau juga disebut demografi formal


menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik
tersebut dapat diperoleh perkiraan keadaan penduduk dimasa depan atau masa lampau.

Studi kependudukan (Population Study) mempunyai kajian yang lebih luas dari
kajian demografi murni, karena dalam memahami struktur dan proses kependudukan di
suatu daerah, faktor-faktor non demografis ikut dilibatkan.

Kammeyer (1971) memperjelas perbedaan antara demografi formal dengan studi


kependudukan lewat perbedaan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Jika
variabel pengaruh dan variabel terpengaruh kedua-duanya terdiri dari variabel demografi
maka tipe studi adalah demografi murni. Apabila salah satu variabelnya adalah variabel
non demografi, maka kajian tersebut adalah studi kependudukan.

2.1.2 Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk adalah perkiraan yang menunjukkan keadaan mortalitas,


fertilitas dan migrasi pada masa-masa yang akan datang. Pada dekade akhir-akhir ini,
pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan tanggung jawabnya
untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi dari rakyatnya melalui pengembangan yang
terencana.

Mengingat semua rencana-rencana pembangunan baik ekonomi maupun sosial,


menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta karakteristik dari pada penduduk dimasa
mendatang, proyeksi mengenai jumlah serta struktur penduduk dianggap sebagai
pernyataan minimum untuk proses perencanaan pembangunan.
2.1.3 Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk (r) menunjukkan rata-rata pertambahan penduduk


pertahun pada periode atau waktu tertentu, biasanya dinyatakan dengan persen.

Ada beberapa macam ukuran untuk menghitung angka pertumbuhan penduduk yaitu:

1. Pertumbuhan Aritmatika

Pertumbuhan penduduk secara aritmatika ialah pertumbuhan penduduk dengan jumlah


adalah sama setiap tahun. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pn = Po (1+rn)
dimana :
Pn = Jumlah Penduduk pada n
Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal
r = Tingkat Pertumbuhan Penduduk
n = Periode waktu dalam tahun

2. Pertumbuhan Geometri

Pertumbuhan Geometri adalah pertumbuhan penduduk berskala atau bertahap dalam


selang waktu tertentu. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pn = Po (i+r)n

dengan :

Pn = Jumlah Penduduk pada n


Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal
r = Tingkat Perumbuhan Penduduk
n= Periode waktu dalam tahun

3. Pertumbuhan Eksponensial

Pertumbuhan eksponensial merupakan pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara


terus menerus dalam suatu daerah atau wilayah tertentu dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Pt = Po . e rt
dengan :
e = jumlah konstanta yang besarnya 2,718282
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
PO= jumlah penduduk pada tahun dasar
r= tingkat pertumbuhan penduduk
t= jangka waktu antara PO dan Pt

2.1.4 Rasio Jenis Kelamin

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan
tertentu dan biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100
perempuan. Secara umum rumus rasio dapat dituliskan :

Rasio jenis kelamin (SR) menurut kelompok umur dapat dituliskan dengan rumus
sebagai berikut :

Dengan :

SRi = Rasio Jenis Kelamin pada golongan umur i tahun

Mi = Jumlah Penduduk Laki-laki pada golongan umu i tahun

Fi = Jumlah Penduduk Perempuan pada golongan umur i tahun

K = Konstanta, biasanya 100

Besar kecilnya rasio di suatu daerah dipengaruhi oleh :

1. Sex Rasio at Birth Di beberapa Negara umumnya berkisar antara 103-105 bayi
laki-laki per 100 perempuan.
2. Pola Mortalitas antara Penduduk Laki-laki dan perempuan Jika kematian laki-laki
lebih besar daripada jumlah kematian perempuan maka rasio jenis kelamin
semakin kecil.
3. Pola Migrasi Penduduk Laki-laki dan Perempuan Jika suatu daerah SR > 100
berarti daerah tersebut lebih banyak penduduk laki-lakinya dan sebaliknya jika SR
< 100 di daerah tersebut lebih banyak perempuan daripada laki-laki

2.1.5 faktor utama yang menjadi pertimbangan penduduk untuk memilih lokasi
permukimannya

1. Faktor lingkungannya (Seperti lingkungan yang bersih dan asri akan lebih
diminati)
2. Faktor posisinya (Seperti pemukiman di lokasi strategis akan lebih diminati
daripada yang berlokasi terpencil)
2.2 Komposisi Penduduk
2.3 Komposisi Penduduk

2.3.1 Pengertian Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan


yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.

Komposisi menurut umur dan jenis kelamin ini sangat penting bagi pemerintah
sebuah negara untuk menentukan kebijakan kependudukan mereka untuk beberapa tahun
ke depan. Komposisi menurut umur biasanya dijabarkan dalam kelompok-kelompok
umur 6 tahun, sedangkan menurut jenis kelamin adalah laki-laki dan perempuan.

2.3.2 Konsep Dasar Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas variable-variabel


tertentu. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat
berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama
(Said Rusli dalam Bagoes, Mantra, 2000: 23). Pengelompokkan penduduk atau
komposisi penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan kebijakan dan
pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kependudukan.

Komposisi penduduk juga dapat diartikan sebagai sebuah mata statistik dari
statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi
umur dan jenis kelamin. Komposisi menurut umur dan jenis kelamin ini sangat penting
bagi pemerintah sebuah negara untuk menentukan kebijakan kependudukan mereka
untuk beberapa tahun ke depan.

Komposisi menurut umur biasanya dijabarkan dalam kelompok-kelompok umur 5


tahun, sedangkan menurut jenis kelamin adalah laki-laki dan perempuan (Ensiklopedia
Bebas, Wikipedia.org., diakses 16 Maret 2014). Komposisi penduduk dapat disebut
sebagai mata statistik karena di dalamnya ada penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang mudah dibaca dan diiterprestasi atau menganalisa data (Bagoes, Mantra, 2000:23).

2.3.3 Macam Jenis Komposisi Penduduk

1. Komposisi Penduduk Biologis

Menurut Umur dan Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
sering digunakan untuk analisis dan perencanaan pembangunan (Bagoes, Mantra,
2000:24). Pada masa Pemerintahan Orde baru Kantor Menteri Negara Kependudukan/
Kepala BKKBN dalam mempersiapkan alat kontrasepsi membutuhkan data pasangan
usia subur. Kantor Menteri Pendidikan Nasional membutuhkan data penduduk usia
sekolah dalam merencanakan wajib belajar atau pembangunan sarana pendidikan.

Umur biasanya digolongkan dengan jenjang lima tahunan, misalnya kelompok


umur 0-4, 5-9, 10-14, dst. Struktur umur penduduk antara negara satu dengan negara lain
itu tidak sama. Begitu pula keadaannya bila dibandingkan antara struktur umum
penduduk, negara- negara yang sedang berkembang dengan negara-negara maju atau
antara daerah pedesaan dengan perkotaan. Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga
variabel demografi, yaitu: 1) Kelahiran 2) Kematian dan 3) Migrasi

2. Komposisi Penduduk Sosial

Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan Penduduk dapat dikelompokkan


berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap-tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut
antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan
sopir.

Komposisi penduduk menurut pendidikan Berdasarkan tingkat atau jenjang


pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD,
SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk
menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.

Komposisi Penduduk menurut Agama Pengelompokkan ini berdasarkan kepada


agama yang dianut penduduk yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha.

3. Komposisi Penduduk Geografis

Komposisi Penduduk Menurut Tempat Tinggal Tempat tinggal yang sering


digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri
khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar penduduknya tinggal di desa.

2.3.4 Kriteria yang digunakan untuk komposisi penduduk

1. Komposisi Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk yang dicapai oleh suatu negara akan memberikan
gambaran tentang kualitas sumber daya manusia yang tinggal di negara tersebut. Negara-
negara maju tingkat pendidikan penduduknya termasuk tinggi, sebaliknya dengan
negara-negara berkembang, apalagi negara miskin.
2. Komposisi Berdasarkan Agama

Negara memberikan kebebasan bagi semua penduduknya untuk memilih agama


sesuai dengan keyakinannya. Kebebasan memilih tersebut merupakan Hak Azasi
Manusia yang dilindungi oleh negara. Seseorang atau sekelompok orang tidak
diperbolehkan memaksakan kehendaknya terhadap orang lain untuk memilih agama
tertentu.

3. Komposisi Berdasarkan Bidang Usaha

Aktivitas perekonomian negara akan tergambar dari bidang usaha yang digeluti
oleh penduduknya. Negara-negara miskin dan berkembang biasanya lebih banyak
penduduknya yang bekerja dalam bidang usaha pertanian. Sebaliknya, penduduk negara
maju lebih banyak yang bekerja dalam bidang perdagangan, jasa, dan industri. Bidang
usaha penduduk Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan lapangan pekerjaannya
menjadi pertanian, industri,konstruksi, perdagangan, transportasi, keuangan, jasa
kemasyarakatan, dan lainnya.

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Wilayah Geografis Desa dan Kota

Secara geografis, penduduk dapat dibagi berdasarkan lokasi tempat tinggalnya di


desa atau kota. Lokasi tempat tinggal penduduk tersebut dapat menjadi ciri dari
perkembangan ekonomi suatu negara. Biasanya, sebagian besar penduduk negara-negara
maju tinggal di perkotaan, sebaliknya dengan negara-negara miskin dan berkembang.

2.3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

Komposisi penduduk berdasarkan usia adalah susunan penduduk berdasarkan


kriteria usia penduduk. Komposisi penduduk berdasarkan usia dibentuk dalam usia
tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih, dapat juga berdasarkan interval
usia tertentu, seperti 0–5 (balita), 6–11 (anak SD), 12–15 (anak SMP), 16–19 (anak
SMA), 20–24 (mahasiswa), 25–60 (dewasa), >60 (lansia), atau dapat juga berdasarkan
usia produktif dan usia nonproduktif, seperti 0–14 (anakanak), 15–64 (dewasa), dan >65
(lansia).

Contoh penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia adalah dalam


perencanaan program Wajib Belajar (Wajar). Dengan mengamati dan menganalisis
jumlah penduduk tiap-tiap tingkatan maka dapat diketahui berapa jumlah anak usia balita
yang harus dipersiapkan sarana dan prasarananya, berapa jumlah tenaga pendidik untuk
mendukung kegiatan tersebut, berapa jumlah sekolah yang dapat melayani kegiatan
belajar mengajar, dan bentuk persiapan-persiapan lainnya.

Contoh lain penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia, yaitu dalam


perencanaan pembangunan nasional. Dengan mengamati dan menganalisis jumlah
penduduk tiap tingkatan usia maka dapat diketahui bentuk dan orientasi pembangunan,
apakah akan dikembangkan pemba ngunan yang padat modal atau padat karya.
Komposisi penduduk berdasarkan usia dapat juga digunakan bagi perencanaan dan
penyiapan cadangan pangan nasional.

Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan nonproduktif dapat digunakan


untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio). Angka ini sangat penting
diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk nonproduktif untuk
menopang kebutuhan hidupnya. Semakin besar angka ketergantungan, akan semakin
besar beban penduduk dalam menopang kehidupan. Hal ini biasanya terjadi di negara
berkembang dan terbelakang. Sebaliknya, jika semakin kecil angka keter gantungan,
akan semakin kecil beban dalam menopang kehidupan. Hal ini biasanya terjadi di negara
maju atau negara industri.

2.3.5 Piramida Penduduk

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan secara
visual pada sebuah grafik yang disebut Piramida Penduduk (Bagoes, Mantra, 2000:24).
Penggambaran suatu piramida penduduk dimulai dengan menggambarkan dua garis yang
saling tegak lurus. Garis yang vertikal menggambarkan umur penduduk mulai dari nol
lalu naik. Kenaikan ini dapat tahunan atau dapat pula dengan jenjang lima tahunan.
Sumbu horizontal menggambarkan jumlah penduduk tertentu baik secara absolut
ataupun relative (persen). Pada bagian kiri sumbu vertikal dapat digambarkan jumlah
penduduk laki- laki, dan dibagian kanan digambarkan jumlah penduduk perempuan.

Fungsi Piramida Penduduk

 Untuk menggambarkan keadaan umum penduduk suatu Negara


 Mengetahui perbandingan jumlah penduduk laki dan perempuan
 Meramalakan keadaan penduduk di masa yang akan dating
 Manfaat Komposisi Penduduk untuk Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Secara umum dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang,
diperlukan informasi mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran
penduduk, dan susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Susunan penduduk
atau komposisi penduduk sangat penting sekali untuk diketahui, karena selalu berubah
susunannya atau komposisinya setiap tahun.

Perubahan komposisi penduduk tersebut dapat digunakan sebagai dasar peletakan


kebijakan dari program-program pembangunan yang direncanakan oleh pemerintah
(Sanjaya, Windu diakses 17 Maret 2013). Informasi yang harus tersedia tidak hanya
menyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi juga informasi masa lalu dan
masa kini sudah tersedia dari hasil sensus dan survei-survei. Sedangkan untuk masa yang
akan datang, informasi tersebut perlu dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah
penduduk dan komposisinya di masa mendatang.

Informasi tentang jumlah penduduk untuk kelompok usia tertentu penting diketahui
agar pembangunan dapat diarahkan sesuai kebutuhan penduduk sebagai pelaku
pembangunan. Keterangan atau informasi tentang penduduk menurut umur yang terbagi
dalam kelompok umur lima tahunan, sangat penting dan dibutuhkan berkaitan dengan
pengembangan kebijakan kependudukan terutama berkaitan dengan pengembangan
sumber daya manusia.

Jumlah penduduk yang besar dapat dipandang sebagai beban sekaligus juga modal
dalam pembangunan. Selain itu, dengan mengetahui komposisi penduduk dapat juga
diketahui penduduk usia produktif, belum produktif dan tidak lagi produktif, sehingga
dapat diketahui berapa angka beban ketergantungan (dependency ratio) suatu negara
serta angka harapan hidup suatu negara.

Harapannya, dengan mengetahui dependency ratio akan diketahui bagaimana


solusi pemecahan masalah dari jumlah penduduk Indonesia yang merupakan modal
tenaga kerja kerja yang luar biasa, bukan malah akan menjadi dua sisi mata uang yang
menjadi pertumbuhan penduduk besar sebagai beban bagi pembangunan di Indonesia.
Hal ini karena jumlah penduduk yang besar juga berarti pelayanan umum dan segala
aspek kebutuhan dasr yang harus dipenuhi oleh suatu negara menjadi besar. Namun,
denga perencanaan pembangunan yang tepat permasalahan kependudukan akan
diramalkan sejak dini, sehingga tidak akan mengganggu jalannya pembangunan nasional
Indonesia dalam bidang material maupun spiritualnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/66760/Chapter%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y

https://sobatmateri.com/komposisi-penduduk-berdasarkan-usia/
https://duniapendidikan.co.id/komposisi-penduduk/
https://brainly.co.id/tugas/8418614

Anda mungkin juga menyukai