Anda di halaman 1dari 61

BAB III

ENTOMOLOGI
Bab III. Entomologi 245

PENDAHULUAN

pntomologi Kedokteran ialah ilmu Daur Hidup


t*ryang mempelajari tentang vektor,
kelainan dan penyakit yang disebabkan Pertumbuhan artropoda dipengaruhi
oleh artropoda. Delapan puluh lima hormon juvenile yang dikeluarkan oleh
persen atau kira-kira 600.000 spesies kelenjar korpora alata. Kadar hormon
hewan adalah artropoda. juvenile paling tinggi padalawa instar I,
selanjufirya kadar hormon berkurang sesuai
Morfologi Umum dengan bertambahnya umur dan paling
rendah padalawa instar IV. Berkurangnya
Artropoda mempunyai 4 tanda mor_ hormon juvenile merupakan petanda bagi
fologi yang jelas, yaitu badan beruas-ruas, kelenjar protorak untuk mengeluarkan
umbai-umbai yang juga beruas-ruas, ekso_
hormon ekdison yang berfungsi untuk me_
skelet dan bentuk badan simetris bilateral
rangsang pengelupasan kulit/eksoskelet.
Sebelah luar badan serangga dilapisi
Eksoskelet bersifat keras dan kaku se_
oleh kitin yang pada bagian tertentu me_
ngeras dan membentuk eksoskelet. Ekso_ hingga pada saat pertumbuhan eksoskelet
skelet tersebut berfungsi sebagai penguat harus dilepaskan (ekolisis : pergantian
tubuh, pelindung alat dalam, tempat kulit).
melekat otot, pengatur penguapan air dan Selama pertumbuhannya serangga
penerus rangsang yang berasal dari luar mengalami perubahan bentuk yang disebut
badan. metamorfosis. Metamorfosis sempurna
Umbai-umbai tumbuh menurut fungsi_ mempunyai stadium telur - larva _ pupa
nya: pada kepala tumbuh menjadi antena - dewasa. Antaratingkat muda dan dewasa
dan mandibula, pada toraks menjadi kaki terdapat perbedaan morfologi yang jelas,
dan sayap, dan pada abdomen menjadi kaki disertai perbedaan biologi (tempat hidup dan
pengayuh. Artropoda juga mempunyai makanan). Pada metamorfosis tidak sem_
sistem pencemaan, pemapasan (dengan puma dijumpai telur-(arva)-nimfa_dewasa.
tzkea), saraf(otak dan ganglion), peredaran Morfologi serta biologi bentuk muda dan
darah (terbuka) dan sistem reproduksi. dewasa hampir sama (Gambar 2g).
t--
\o

oo
d
$ o
o
o
b6
o
E= a
(€
rl
I
a
cd

ct r!
.-,
C-'
r- .=
-a
*6
E>
otr
H.i
aFl

-is
Ecd
!a
ru
6l cd
Ebo
to
L*

=z
ts€
0)e
-cg
OQ !
a(d
.9F
L!
oa
-9
E9
d(J
c){'

60
(rl tr
r-x
cl r:
trl!

.eE
dg
.t) 6)
-a
=
€Ftfltr-
o fi* \-n s
-v
Fo) = Gi
l-

r >ii iiF
a'E
o (uc
=ho
c Ecs
5
(5L
o 6R
JZ
.o H
J -rz ,';
(5 cf\J
L
E
f
o
F z
Bab IIL Entomologi 247

Menurut besamya peran dalam ilmu menularkan penyebab penyakit kepada


kedokteran, artropoda dikelompokkan keturunannya. Selanjutnya lawa infektif
sebagai berikut: kefurunannya itulah yang akan menular-
l. artropoda yang menularkan penyakit kan penyakit kepada manusia, misalnya
(vektor dan hospes perantara) Rickettsia tsutsugamushi dalam lawa
2. artropoda yang menyebabkan penyakit infektif (ci i gge r) Leptotrombid i u m.
(parasit) Serangga dapat bertindak sebagai
J. arhopoda yang menimbulkan kelainan parasit dan dapat dibagi berdasarkan
karena toksin yang dikeluarkan habitatrya pada manusia. Endoparasit hidup
4. artropoda yang menyebabkan alergi atau mengembara di dalam jaringan tubuh,
5. artropoda yang menimbulkan entomo- misalnya law a lalat penyebab miasis dan
fobia. p n1 a! (Tun g a p e n e tr ans) penyebab tungia-
sis. Ektoparasit hidup pada permukian
Serangga dapat menularkan penyakit fubuh hospes, misalnya tungau, tuma,
melalui beberapa cara. penularan secara pinjal, nyamuk.
mekanik berlangsung dari penderita ke Berdasarkan lamanya hidup pada
grang lain dengan perantaraan bagian ho-spe9, dibedakan parasit p"r-a.r^en yurrg
luar tubuh serangga. Misalnya tilur seluruh atau sebagian besar hidupnya
cacing, kista protozoa dan bakteri usus ada pada satu hospes, misalnya tungau
dapat dipindahkan dari tinja ke makanan kudis dan tuma pada manusia, pinjal dan
melalui kaki atau badan lalat rumah. sengkenit keras pada binatang. parasit
Penularan secara biologik dilakukan se- periodik berpindah-pindah dari situ hospes
telah parasit/agen yang diisap mengalami ke hospes lain dalam daur hidupnya,
proses biologik dalam tubuh vektor. Bila misalnya nyamuk, sengkenit lunak.
di dalam tubuh vektor, parasit (virus, Beberapa serangga dapat memasuk_
bakteri, spiroket) hanya membelah diri kan toksinnya ke dalam badan manusia
menjadi banyak, penularan disebut penu- dengan cara kontak langsung (ulat), gigit_
laran propagatif, misalnya yersinia pestis an (kelabang, laba-laba), sengatan
ltita_
{1fam pinjal tikus (Xenopsylta chiopis). jengking) atau tusukan (Triatoma). forcin
Bila di dalam tubuh vektor, parasit (pks- serangga dapat menyebabkan gejala se_
modium, Leishmania, Trypanosoma) ber- tempat atau gejala umum, seperti gatal,
ubah bentuk dan membelah diri menjadi urtikaria, lepuh (ulat, kutu buzuk), hemo-
banyak, disebut penularan sikliko-propa- lisis (kalajengking), perdarahan (lebah)
gatif, misalnya Plasmodium falcipaium dan gangguan saraf (kalajengking).
dalam nyamuk Anopheles. Bila di dalam Serangga dapat menyebabkan alergi
-
ryb"h vektor, parasif (Wuchereria, Brugia, qapa 9_rang yang rentan, misalnya tungau
Onchocerca) hanya berubah bentuk min- debu
jadi bentuk infektif, disebut penularan Q e rm a t op h a g o i d e s dan m ayfly) dapat
menimbulkan asma dan tusukan nyamuk
siHiko-developmental, misalnya Wchereria dapat menyebabkan gatal-gatal. Seiangga
bancrofti dalam badan nyamuk Culex. dapat pula menimbulkan rasa ngeri, rasa takut
Penularan transovarian terjadi se- karena bentuk serangga yang dilihatnya
bagai berikut. Vektor yang terinfeksi akan
dan gangguan pikiran akibat mengkhayal-
248 Parasitolosi Kedokteran

kan penyakit yang mungkin timbul. Bila ilmu kedokteran dan dibagi menjadi kelas
gangguan itu berlangsung lama disebut insekta, arachnida, crustacea, chilopoda
entomofobia. Gangguan akibat serangan dan kelas diplopoda.
nyamuk dapat berpengaruh terhadap Kelas dibagi lagi dalam ordo, famili,
kebiasaan hidup sehari-hari. genus dan qpesies. Pada Tabel 5 tertera daftar
serangga yang termasuk parasit manusia,
Taksonomi dan Sistematika
baik sebagai vektor, hospes perantara,
Pembagian filum artopoda didasmkan penyebab kelainan atau yang hidup
pada pentingnya peran artropoda dalam sebagai parasit.

Thbel5. FitumArhopoda
Contoh
n.
Tribus Anophelini An. sundaicus
An. maculatus
An. subpictus
An. barbirostris
An. vagus
Tribus Culicini Culex Cx. quinquefasciatus
Cx. tritamionb,nchus
Cx. bitaenionltynchus
Cx. anrlulirostris
Aedes Ae. aegtpti
Ae. albopictus
Ae. togoi
Mansonia Ma. uniformis
Ma. annulifera
Ma. indiana
Ma. annulata
Ma. dives
Ma. bonneae
Coquillettidia Cq. crassipes
?lbrzs Toxorhynchitini Tbxorhynchites Tx. amboinensis
Tx. splendens
Tx. inornatu.g
Phlebotomidae Phlebotomus P. papatasii
P. longipalpis
Simulidae Simulium S. damnosum
S. metallicum
Tabanidae Tabanus T. striatus
Chrysops C. dimidiata
Muscidae Musca M. domestica
Glossina G. morsitans
G. palpalis
Calliphoridae Chrysomyia C. bezziana
Sarcophagidae Wohlfahrtia W. magnifca
Bab III. Entomologi 249

Thbel 5.FilumArtrcpoda

Neopsylla N. sondaica
Stivalius S. cognatus
Pulex P initans
Tunga T. penetrans
Ctenocephalides C. felis
C. canis
Anoplura Pediculidae Pediculus P. humanus capitis
P. humanus corporis
Phthirus P. pubis
Hemiptera Reduviidae Triatoma T.rabrofasciata
Reduvius R. cognatus
Panstrongtlus P. megistus
Rhodnius R. prolixus
Cimicidae Cimex C. hemipterus
C. lectularius
Dyctioptera Blatella B. germanica
Blatta B. orientalis
Periplaneta P. americana
P. australasiae
Lagoa L: crispata
Lepidoptera Megalopyge M. opercularis
Anaphe A. infracta
Parasa P. hilarata
Coleoptera Staphylinidae Lytta L. yesicatoria
Tenebrio T. molitor
Paederus P sabaeus
Hymenoptera Paraponera P. clavata
Arachnida Scorpionida Centruroides C. suffussus
Aranea Latrodectus L. mactans
Loxosceles L. laeta
Acari (ixodoidea) Ixodidae Dermacentor D. andersoni
Rhipicephalus R. sanguineus
Acari Argasidae Ornithodoros O. moubata
(sarcoptoidea) Sarcoptidae Sarcoptes S. scabiei
Trombiculidae Leptotrombidium L. deliensis
Demodicidae Demodex D. folliculorum
Pyroglyphidae Dermatophagoides D. pteronyssinus
Crustacea Copepoda Cyclops S. strenuus
Diaptomus D. gracilis
Decapoda Potamon P. dehaani
Cqmbqrus C. virilis
Chilopoda Scolopendra S. subspinipes
Diplopoda Fontaria' F. virginiensis
MORFOLOGI, DAUR HIDUP DAN
PERILAKU NYAMUK

NTyamut termasuk kelas insekta, ordo Morfologi


I \ diptera dan famili culicidae. Nyamuk
Nyamuk berukuran kecil (4-13 mm)
dapat mengganggu manusia dan binatang
dan rapuh. Kepalanya mempunyai probosis
melalui gigitannya serta berperan sebagai
halus dan panjang yang melebihi panjang
vektor penyakit pada manusia dan bina- kepala. Pada nyamuk betina probosis di-
tang yang penyebabnya terdiri atas ber- pakai sebagai alat untuk mengisap darah,
bagai macam parasit. Di dalam tubuh sedangkan pada nyamuk jantan untuk
nyamuk parasit penyebab filariasis ber- mengisap bahan-bahan cair seperti cairan
ubah bentuk tanpa berkembang biak, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan juga
sedangkan Plasmodiun berkembangbiak, keringat. Di kiri kanan probosis terdapat
berubah bentuk dan tumbuh menjadi palpus yang terdiri atas 5 ruas dan se-
bentuk infektif sebelum ditularkan dari pasang antena yang terdiri atas 15 ruas.
penderita kepada orang yang sehat. Virus Antena pada nyamuk jantan berambut
dengue berkembang biak dalam tubuh Iebat (plumose) dan pada nyamuk betina
nyamuk tanpa berubah bentuk sebelum jarang @ilose). Sebagian besar toraks
ditularkan ke manusia. yang tampak (mesonotum), drliputi bulu
Famili culicidae dibagi menjadi 3
halus. Bulu tersebut berwama putih/ kuning
tribus, yaitu tribus anophelini (Anopheles), dan membentuk gambaran yang khas unhrk
tribus culicini (Culex, Aedes, Mansonia) masing-masing spesies. Posterior dari
mesonotum terdapat skutelum yang pada
dan fibus toxorhynchitini (Toxorhynchites).
anophelini bentuknya melengkung (rounded)
Jumlah spesies yang telah diketahui +
dan pada culicini membentuk tiga leng-
2400.
kungan (trilobus) (Gambar 29). Sayap
Nyamuk dapat hidup sampai ke-
nyamuk panjang dan langsing, mempunyai
tinggian 4200 meter di atas permukaan
vena yang permukaannya diturnbuhi sisik-
laut (seperti di Kashmir) dan sampai 115
sisik sayap (wing scales) yang letaknya
meter di bawah permukaan laut (seperti mengikuti vena. Pada pinggir sayap ter-
di tambang emas di India Selatan). Jumlah dapat sederetan rambut yang disebut umbai
spesies di daerah tropik lebih banyak (fringe). Abdomen berbentuk silinder
dibandingkan di daerah dingin seperti di dan terdiri atas 10 ruas. Dua ruas terakhir
kutub selatan. berubah menjadi alat kelamin.
Bab lll. Entomologi 251

oI
"6 o
L
o
o 0) a
5 a.
'9 _o- ho
to $ d
0)
o- c a
J..- o
.Y
(N
i o o
fr o x
!
-o a
k
I
=(E
lz
(E f
a -);
6
G
o
oc
o o)
c(s
'aE
o(5 E
f
C)

O
= J €0)
<) -otr lz
l<
f
Io a L
f (H
E E dO
(! o OI

z '?5 q)o
il tcd
vF<
m
E c o EE
6c
o o E
'Zrii
6o-
-88
C0.A

oo
o
-=
f
E
o
E
-o
5 6(E
E.9
-:z P o (! f
-o cr>
Jr I I c) L>,
il a
I a
I -Y cg ho
Fl.o -9
a
a
t a
a
E
'6_
a
I
I o o\
61
-:6
.(B
t cgd
€o.
d!Y
r:1 .=
v€
C)

+r
o
o
(€

I
,r4
,o
k(E

b0
d
(o
t
o k
J a
I
-o
il I F

\J
E
o (',
o o
J c
(U
f
-o
Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki Mansonia pertumbuhan memerlukan
(heksapoda) yang melekat pada toraks waktu kira-kira 3 minggu. Kemudian larva
dan tiap kaki terdiri atas 1 ruas femur, 1 berubah menjadi pupa yang tidak makan,
ruas tibia dan 5 ruas tarsus. tetapi masih memerlukan oksigen yang
diambilnya melalui tabung pernapasan
Daur Hidup (breathing trumpet). Untuk tumbuh men-
Nyamuk mengalami metamorfosis jadi dewasa diperlukan waktu l-3 hari
sempurna: telur - larva - pupa - dewasa. sampai beberapa minggu. pupa jantan
Stadium telur, larva dan pupa hidup di menetas lebih dahulu. Nyamuk jantan
dalam air sedangkan stadium dewasa hidup biasanya tidak pergi jauh dari tempat per-
di daraVudara. Nyamuk dewasa betina indukan, menrnggu nyamuk betina untuk
biasanya mengisap darah manusia dan berkopulasi. Nyamuk betina kemudian
binatang. Telur yang baru diletakkan ber- mengisap darah yang diperlukannya untuk
warna putih, tetapi sesudah l-2 jam ber- pembentukan telur, tetapi ada beberapa
ubah menjadi hitam. Pada genus Anopheles spesies yang tidak memerlukan darah
telur diletakkan satu per satu terpisah untuk pembentukan telur (autogen) misal-
di permukaan air. Pada Aedes telur juga nya Tbxorhynchites ambo inens is.
diletakkan satu per satu terpisah tetapi
telur diletakkan di dinding wadah air. Perilaku Nyamuk
Pada genus Culex dan Mansonia telur
Umur nyamuk tidak sama. pada
diletakkan saling berlekatan sehingga umumnya nyamuk betina hidup lebih
membentuk rak,tt (rafi). Telur Cul ex diletak-
lama dari nyamuk jantan. Biasanya umur
kan di atas permukaan air, sedangkan nyamuk kira-kira 2 minggu, tetapi ada
telur Mansonia dlletakkan di balik daun nyamuk yang dapat hidup sampai 2-3
tumbuh-tumbuhan air. bulan, misalnya Anopheles punctipennis
Setelah 2-4 hair telur menetas men- di Amerika. Hospes yang disukai nyamuk
jadi larva yang selalu hidup di dalam juga berbeda, ada yang hanya mengisap
air. Tempat perindukan (breeding place) darah manusia (antropofilik), ada pula
untuk masing-masing spesies berlainan, yang hanya mengisap darah binatang
misalnya rawa, kolam, sungai, sawah, (zoofilik) dan ada nyamuk yang lebih
comberan dan tempat-tempat yang dapat suka mengisap darah binatang jika diban-
digenangi air seperti got, saluran air, dingkan dengan darah manusia (antropo-
bekas jejak kaki binatang, lubang-lubang zoofilik). Setelah mengisap darah, nyamuk
di pohon dan kaleng-kaleng. Lawa terdiri tersebut mencari tempat untuk istirahat,
atas 4 substadium (instar) dan mengambil baik untuk menunggu proses perkem-
makanan dari tempat perindukannya. bangan telur, maupun istirahat sementara,
Pertumbuhan larva stadium I sampai yaitu pada waktu nyamuk masih aktif
dengan stadium IV berlangsung 6-8 hari mencari darah. Untuk tempat istirahat ada
pada Culex dan Aedes, sedangkan pada nyamuk yang memilih di dalam rumah
Bab III. Entomologi 253

(endofilik) yaitu dinding rumah, ada pula (endofagik) dan ada jugayang menggigit
yang memilih di luar rumah (eksofilik) di luar rumah (eksofagik).
yaitu tanaman, kandang binatang, tempat- Nyamuk betina mempunyai jarak
tempat dekat tanah atau di tempat-tempat terbang lebih jauh daripada nyamuk jantan.
yangagak tinggi. Daya terbang tersebut berbeda-beda me-
Aktivitas menggigit nyamuk juga nurut spesies. Aedes aegtpti jarakterbang-
berlainan. Ada yang mengisap darah pada nya pendek, 50-100 m. Jarak terbang
malam hari (night-biters), ada pula yang Aedes vexans dapat mencapai 30 km.
mengisap darah pada siang hari (day- Kebanyakan nyamuk Anopheles dapat
biters).Ada yang menggigit di dalam rumah terbang sampai 1,6 km,.
254 ParasitologiKedokteran

VEKTOR PENYAKIT PROTOZOA

Vektor Malaria Pada nyamuk dewasa palpus nyamuk


jantan dan betina mempunyai panjang
hampir sama dengan panjang probosis-
\fVamut anophelini yang berperan se-
I \ bagai vektor malaria hanyalah genus nya. Perbedaannya adalah pada nyamuk
Anopheles. Di seluruh dunia, genrts Ano- jantan ruas palpus bagian apikal ber-
pheles jmlalnya+ 2000 spesies, 60 spesies bentuk gada (club form), sedangkan pada
di antaranya sebagai vektor malaria. Junlah nyamuk betina ruas tersebut mengecil.
nyamuk anophelini di Indonesia + 80 Sayap pada bagian pinggir (kosta dan
spesies dan 16 spesies telah dibuktikan vena I) ditumbuhi sisik-sisik sayap yang
berperan sebagai vektor malaria, yang berkelompok membentuk gambaran belang-
berbeda-beda dari satu daerah ke daerah belang hitam dan putih. Selain itu, bagian
lain berganfung pada bermacam-macam ujung sisik sayap membentuk lengkung
faktor, seperti penyebaran geografik, iklim (tumpul). Bagian posterior abdomen tidak
dan tempat perindukan. seruncing nyamuk Aedes dan tidak se-
Morfologi nyamuk anophelini berbeda tumpul nyamuk Mansonia, tetapi sedikit
jika dibandingkan dengan culicini. Telur melancip.
anophelini yang diletakkan satu per satu
di atas permukaan air berbentuk seperti Daur Hidup
perahu yang bagian bawahnya konveks,
bagian atasnya konkaf dan mempunyai Nyamuk anophelini mengalami meta-
sepasang pelampung yang terletak pada morfosis sempurna. Telur menetas men-
sebelah lateral. Larva anophelini tampak jadi lawa yang kemudian melakukan
mengapung sejajar dengan permukaan pengelupasan kulit/eksoskelet sebanyak
air, mempunyai bagian-bagian badan 4 kali; lalu tumbuh menjadi pupa dan
yang bentuknya khas, yaitu spirakel pada akhirnya menjadi nyamuk dewasa jantan
bagan posterior abdomen, tergal plate pada atau betina. Waktu yang diperlukan untuk
bagan tengah sebelah dorsal abdomen dan pertumbuhan sejak telur diletakkan sampai
sepasang bulu palma pada bagian lateral menjadi dewasa bervariasi antara 2-5
abdomen. Pupa mempunyai tabung per- minggu, tergantung pada spesies, makanan
napasan (respiratory trumpet) yang bentuk- yang tersedia dan suhu udara. Tempat
nya lebar dan pendek; digunakan untuk perindukan nyamuk anophelini bermacam-
mengambil O, dari udara. macam tergantung kepada spesies dan
Bab III. Entomologi 255

dapat dibagi menurut 3 kawasan yaitu Epidemiologi


kawasan pantai, pedalaman, kaki gunung
dan kawasan gunung. Penentuan vektor malaria didasarkan
atas penemuan sporozoit malaria di kelenjar
Di kawasan pantai dengan tanaman
bakau di danau pantai atau lagun (lagoon),
liur nyamuk anophelini yang hidup di
rawa dan empang sepanjang pantai, di- alam bebas. Cara yang digunakan adalah
temukan Anopheles sundaicus. Selain pembedahan nyamuk betina. Berbagai
An.sundaicus, dapat juga ditemukan faktor yang perlu diketahui untuk
An.subpictus di tempat perindukan tersebut menentukan vektor di suatu daerah endemi
terutama danau di pantai dan empang. malaria adalah 1) pada pembedahan nyamuk
Di kawasan pedalaman yang ada sawah, alam positif mengandung sporozoit 2)
rawa, empang, saluran irigasi dan sungai kebiasaan nyamuk anophelini meng-
ditemukan An.aconitus, An.barbirostris, isap darah manusia (antropofili$; -)
An.farauti, An.bancrofii, An.subpictus, umur nyamuk betina lebih dari l0 hari;
An.nigewimus dan An. s inens is. Di kawasan 4) kepadatan yang tinggi dan mendo_
kaki gunung dengan perkebunan atau minasi spesies lain; 5) hasil infeksi per-
hutan ditemukan I n. balab acensls, sedang- cobaan di laboratorium yang menunjukkan
kan di daerah gunung ditemukan An.macu- kemampuan untuk mengembangkan p/as_
latus. Tempat perindukan secara terinci modium menjadi stadium sporozoit.
dapat dilihat pada Tabel 6. Prevalensi kasus malaria di satu daerah
endemi malaria dan di daerah endemi
malaria lainnya tidak sama, terganfung
Perilaku Anophelini pada perilaku spesies nyamuk yang men_
Aktivitas nyamuk Anophelini sangat jadi vektor. Di daerah Cilacap misalnya
dipenganrhi oleh kelembaban udara dan yang vektor malarianya An.sundaicus,
suhu. Umumnya anophelini altif mengisap kasus malaria ditemukan lebih banyak
pada musim kemarau, jika dibandingkan
darah hospes pada malam hari atau sejak
musim hujan, karena pembenfukan tempat
senja sampai dini hari. Jarak terbang
perindukan di muara sungai vrftikAn.sun_
anophelini biasanya 0,5-3 km, tetapi dapat
daicus meningkat. Sebaliknya untuk daerah
mencapai puluhan km karena dipengaruhi
Jawa Barat yang vektor malarianya An.aco_
oleh transportasi (kendaraan, kereta api,
nitus kasus malaia meningkat jumlahnya
kapal laut dan kapal terbang) dan ken-
pada musim hujan; karena di sawah ter-
cangnya angin. Umur nyamuk dewasa
benfuk tempat-tempat perindukan untuk
anophelini di alam bebas 1-2 minggu,
An.aconitus. Kedua kejadian di atas terjadi
tetapi di laboratorium dapat mencapai 3-5
akibat kurangnya perhatian terhadap peng-
minggu. Perilaku nyamuk dewasa secara
aturan air atau tidak teraturnya saluran
terinci dapat dilihat pada Tabel 7.
irigasi.
256 ParasitologiKedokteran

Tabel 6. Tempat Perindukan Larvq Tempat Istirahat dan Perilaku Anophetes


Vektor Tempat perindukan larva Perilaku nyamuk dewasa

musim kemarau, tambak ikan yang kurang malam


terpelihara, parit di sepanjang pantai Tit: di dalam dan di luar rumah
bekas galian yang terisi air payau, tempat
penggaraman (Bali) di air tawar (Kal Tim
dan Sum)
2. An. aconitus Persawahan dengan saluran irigasi, tepi Zoofilik > antropofilik
sungai pada musim kemarar.r, kolam ikan Eksofagik menggigit di waktu senja sampai dini
dengan tanaman nmput di tepinya hari
Tit: di luar rumah
3. An. subpictus Kumpulan air yang permanen/ sementara, Antropofilik > zoofilik menggigit di waktu
celah tanah bekas kaki binatang, tambak ikan malam
dan bekas galian di pantai (pantai utara pulau Tit : di dalam dan di luar rumah (di kandang)
Jawa)
4. An. barbirostris Sawah dan saluran irigasi, kolam, rawa, mata Antropofilik (Sul & NT)
air, sumur dan lainJain Zoofilik (Jawa & Sum)
Eksofagik> endofagik menggigit malam hari
Tit: di luar rumah (pada tanaman)
5. An.balabacensis Bekas roda yang tergenang air, bekas jejak Antropofilik < zoofilik
kaki binatang pada tanah berlumpur yang Endofilik menggigit malam hari
berair, tepi sungai pada musim kemaraq kolam Tit: di luar rumah (di sekitar kandang)
atau kali yang berbatu di hutan atau daerah
pedalaman
6. An. letifer Air tergenang (tahan hidup di tempat asam) Antropofilik > zoofilik
terutama dataran pinggir pantai) Tit: bagian bawah atap di luar rumah
7. An.farauti Kebun kangkung, kolam, genangan air dlm Antropofilik > zoofilik
perahu, genangan air hujan, rawa dan saluran Eksofagik menggigit malam hari
air Tit: di dalam dan di luar rumah
8. An. punctulatus Air di tempat terbuka dan terkena sinar Anfiopofilik > zoofilik menggigit malam hari
matalnri, panai (musim hujan), tepi sngai Tit: di luar rumah
9. An. koliensis Bekas jejak roda kendaraan, lubang di Antropofilik >> zoofilik menggigit malam hari
tanah yang berisi air, saluran, kolam, kebun Tit: di dalam rumah
kangkung dan rawa
10. An. ludlowi Sungai di daerah pegunungan Anhopofilik >> zoofilik
11. An. nigerrimus Sawah, kolam dan rawa yang ada tanaman Zoofilik > antropofilik menggigit senja-malam
air Tit: di luar rumah (kandang)
12. An. sinensis Sawah, kolam dan rawa yang ada tanaman Zoofilik > antropofilik menggigit senja-malam
air Tit: di luar rumah (kandang)
13. An. fiavirostris Sungai dan mata air terutama yang bagian Zoofilik > antropofilik
tepinya berumput Tit: belum ada laporan
14. An. karwari Air tawar yang jemih dan kena sinar Zoofilik > antropofilik
matahari, di daerah pegunungan Tit: di luar rumah
15. An. maculatus Mata air dan sungai dengan air jemih yang Zoofilik > antropofilik menggigit malam
mengalir lambat di daerah pegunungan, Tit: di luar rumah (sekitar kandang)
perkebunan teh (di Jawa)
16. An. bancrofti Danau dengan tumbuhan bakung, air tawar Zoofilik > antropofilik
yang tergenang, rawa dengan tumbuhan pakis Tit: belumjelas
17. An. barbumbrosus Di pinggir sungai yang terlindung dengan air Bionomiknya belum banyak dipelajari
yang mengalir lambat dekat hutan di dataran Antropofilik
tinggi
Tit : tempat istinhat tetap Tis : tempat istirahat sementtra
Bab III. Entomologi 257

Pemberantasan malaria dapat dilaku- mengadakan penyuluhan tentang sanitasi


kan melalui berbagai cara, di antaranya: lingkungan dan pendidikan kesehatan
1) mengobati penderita malaria; 2) meng-
kepada masyarakat yang berkaitan de-
usahakan agar tidak terjadi kontak antan
ngan upaya memusnahkan tempat-tempat
nyamuk anophelini dan manusi4 yaitu
dengan memasang kawat kasa di bagian- perindukan nyamuk dan penempatan
bagian terbuka di rumah (endela dan pintu) kandang ternak di antara tempat perindu-
penggunaan kelambu dan repellent; 3) kan dan rumah penduduk.

Tabel 7. Penyebaran Geografik Vektor Malaria di Indonesia


Spesies
1. An.sundaicus Sum Jawa Sul NT
2. An.sinensis Sum Jawa Sul
3. An.maculatus Sum Jawa
4. An.letifer Sum Kal
5. An.nigerrimus Sum S"f
6.
7.
An.subpictus
An.balabacensis
Jawa
Jawa Kal
t:t Y -

8. An.aconitus Jawa
9. An.barbirostris Sul NT
10. An.flavirostris Sul
11. An.barbumbrosus Sul
12. An.ludlowi Sul
13. An.farauti MI
t4. An.punctulatus MI
15. An.koliensis MI
16. An.karwari MI
t7. An. MI
(') Sum: Sumatra; Sul : Sulawesi, Kal : Kalimantan, NT: Nusa Tenggara ; MI : Maluku dan Irian Jaya
258 ParasitoloeiKedokteran

Vektor Tripanosomiasis posterior kontaminatif (melalui feses yang


Afrika terkontaminasi dengan bentuk infektif
T.cruzi). Insekta ini mempunyai bentuk
badan pipih dorsoventral, mempunyai
Vektor tripanosomiasis (penyakit sayap, probosis dilipat di bagian bawah
tidur Afrika : African sleeping sickness)
kepala dan mengalami metamorfosis tidak
adalah lalat Tse tse (Glossina) yang ter-
sempurna. Stadium telur, nimfa dan
masuk ordo diptera dari kelas insekta. Lalat
dewasa biasanya berada pada satu habitat
ini berukuran 6-13 nun, mengalami
metamorfosis sempuma, bersifat vivipar, yaitu pada celah-celah dinding rumah yang
mempunyai tipe mulut tusuk isap. Baik retak. Selain berperan sebagai vektor
jantan maupun betina, keduanya meng- penyakit, tusukan Triatoma menimbulkan
isap darah dengan aktivitas menggigit luka yang nyeri dan mengeluarkan darah,
terutama pada pagi hari. Ada dua spesies pada tempat tusukan akan timbul benjolan
yang berperan sebagai vektor biologik merah dan keras dengan diameter * 2 cm,
tripanosomiasis, antara latn Glossine mor- benjolan ini baru akan hilang sekitar 1
sitans yang menularkan Trypanosoma minggu atau lebih.
rhodesiense di Afrika bagian timur dan
Glossina palpalis sebagai vektor Trypano-
soma gambiense di Afrika bagian barat
Vektor Leismaniasis
(Gambar 30). Habitat dari kedua spesies ini
juga berbeda, Glossina morsitans menyukai
daerah yang terbuka dengan tanah yang
Phlebotomus longipalpis (lalat pasir :
keras seperti padang rumput, sedangkan
sand fly) termasuk ordo diptera dari kelas
insekta. Lalat ini benrkuran kecil * 1,5-4 mm,
Glossina palpalis lebih menyukai habitat
berwama kuning/kelabu dan seluruh badan
berpasir atau tanah di sekitar sungai atau
berbulu serta mengalami metamorfosis
danau yang banyak ditumbuhi pohon.
sempurna dengan tipe mulut tusuk isap,
baik lalat jantan maupun lalat betina ke-
Vektor Tripanosomiasis Amerika duanya mengisap darah (Gambar 30).
Habitat lalat ini terutama pada lubang
Triatoma rubrofasciata dan Rhodnius yang terdapat dionggokan tanah. peranan
prolixus merupakan vektor biologik Trypa- lalat ini adalah sebagai vektor biologik
nos oma cruzi y ang menyebabkan Tripano- Leishmania donovani, Leishmania tropica
somiasis Amerika (penyakit Chagas), dan Leishmania brqsiliense. Selain me-
termasuk dalam ordo hemiptera dari nularkan flagelata darah lalat ini juga me-
kelas insekta. Penularan penyakit dapat nularkan virus penyebab Phlebotomus
terjadi secara anterior inokulatif atau fever dan bakteri penyebab bartonelosis.
Bab III. Entomologi 259

G/ossrna palpalis G/osslna morsitans Musca domestica


(Lalat Tse-tse - Afrika Tengah) (Lalat Tse{se - Afrika Timur) (lalat rumah)

Gambar 30. Jenis-jenis lalat

Gambar ulang dari Textbook of Clinical Parasitology, David L. Belding, Edisi kedua, tahun
1952
260 ParasitologiKedokteran

VEKTOR PENYAKIT GAGING


(FTLARTASIS)

Vektor Filariasis Limfatik Uniftrmis dan beberapa spesies Mansonia


(Nyamuk) lainny4 Coquilettidia crassipes (tipe zoofilik
: subperiodik nokturna) dan An.barbiros-
tris, An.nigerrimus (tipe antropofilik :
yamuk anophelini dan non-anophe- periodik noktuma), sedangkan vektor utama
lini dapat berperan sebagai vektor filariasis timori ialah An.barbirostris.
filariasis limfatik pada manusia dan filariasis Vektor filariasis dan daerah penyebaran
binatang. Di Indonesia ditemukan 3 di Indonesia dapat dilihat pada tabel 8.
jenis parasit nematoda penyebab filariasis
limfatik pada manusia, yaitu Wuchereria
bancrofti, Brugia malayi dan Brugia Morfologi Non-Anophelinil Culicini
timori. Parasit-parasit ini tersebar di Nyamuk non-anophelini dapat dikenal
seluruh kepulauan di Indonesia oleh dari morfologinya dengan memperhatikan
berbagai spesies nyamuk yang termasuk bagian-bagian badannya. Stadium telur non-
dalam genus Aedes, Anopheles, Culex, anophelini yang diletakkan satu per satu
Mansonia, Coquilettidia dan Armigeres. atau berkelompok membentuk raktt (raft),
Beberapa spesies Anopheles, Culex dan mempunyai bermacam-macam bentuk. Ada
Aedes telah dilaporkan menjadi vektor yang berbentuk lonjong dengan kedua ujung
filariasis bancrofti di perkotaan atau sedikit lancip dan berdinding yang meng-
di pedesaan. Vektor utama filariasis di gambarkan anyaman kain kasa (Aedes),
daerah perkotaan adalah Culex quingue- ada juga yang menyerupai peluru senapan
fasciatus, sedangkan di pedesaan filariasis (Culex) dan ada pula yang mirip duri atau
bancrofti dapat ditularkan oleh berbagai sasaran untuk pelemparan bola bowling
spesies Anopheles seperti An.aconitus, (Mansonia). Stadium larva non-anophe-
An.bancrofti, An.farauti, An.punctulatus lini yang tampak tergantung pada permu-
dan An.subpictus, atau dapat pula ditular- kaan air mempunyai bagian-bagian badan
kan oleh nyamuk Aedes kochi, Cx.bitae- yang morfologinya khas: sifon yang
niorrhynchus, Cx.annulirostris dan Armi- mengandung bulu-bulu sifon (siphonal
geres obsturbans. Vektor utama Filariasis tuft) dan pekten, sisir atau comb dengan
malayi ialah berbagai spesies Anopheles, gigi-gigi sisr (comb teeth), segmen anal
Iu[msonia dan Coquilettidia, sepern Mans onia dengan pelana (saddle). Larva tiap spesies
Bab III. Entomologi 261

Tabel 7. Penyebaran Geografik Vektor Filariasis di Indonesia

Brugia malayi
periodik
An.barbirostris Sul
An.nigerrimus - Kal
Brugia malayi
subperiodik
Ma.dives Sum Kal Sul
Ma.uniformis Sum Kal Mal
Ma.annulifera Sum Kal
Ma.indiana Sum Kal
Ma.annulata Sum Kal
Ma.bonnae Sum Kal
Cq.crassipes Kal
Brugia timori
An.borbirostris
Wucheria bqncrofti
Cx.quinquefasciatus Jawa Kal
Cx.annulirostris ria
Cx.bitaeniorrhynchus Irja
Ae.kochi Irju
An.subpictus -*t- Irja
An.koliensis -NT
An.aconitus -NT
An.bancrofti
An.farauti
An.punctulatus
__Y' td"
Irja
Irja
Arobturbons Itja
cq : coquillettidia, Ar = Armigeres, Ae : Aedes, cx : culex, An : Anopheles, Ma : Mansomia
Sum: Sumatra, Kal : Kalimantan, Sul : Sulawesi, Mal: Maluku,Tia:IianJaya,
NT: Nusa Tenggara
262 Parxitologi Kedokteran

nyamuk mempunyai jumlah dan bentuk Perilaku Non-Anophelini


bulu sifon, pekten dan gigi sisir yang tidak Berbeda dari nyamuk anophelini,
sama. Pelana dapat digunakan untuk me- nyamuk non-anophelini ada yang mem-
nentukan genus, misalnya Culex mem- punyai kebiasaan mengisap darah hospes
punyai pelana tertutup, Aedes terbuka. pada malam hari saja (Culex), ada yang
Stadium pupa culicini mempunyai tabung
pengisapan darahnya dilakukan pada siang
pernapasan yang bentuknya sempit dan
dan malam harr (Mansonia) dan ada juga
panjang, digunakan untuk pengambilan
yang hanya pada siang hari (Aedes).
oksigen. Pada stadium dewasa nyamuk
Jarak terbang culicini biasanya pendek
culicini betina, palpinya lebih pendek
mencapai jarak rata-rata beberapa puluh
daripada probosisnya, sedangkan pada
nyamuk culicini jantan, palpinya me- meter saja, walaupun ada yang jarak ter-
lebihi panjang probosisnya. Sisik sayapnya bangnya jauh kira-kira 30 ktrt (Aedes
ada yang lebar dan asimetris (Mansonia), vexans).
ada pula yang sempit dan panjang Q4edes, Umur nyamuk dewasa non-anophe-
Culex). Kadang-kadang sisik sayap ini mem- lini baik di alam maupun di laboratorium
benflrk kelompok sisik yang sewarna sama seperti anophelini, biasanya kira-
sehingga tampak sisik sayap membentuk krra 2 minggu. Perilaku nyamuk dewasa
bercak-bercak pada sayap berwama putih secara rinci dapat dilihat,pada tabel 9.
dan kuning atau putih dan coklat, jrrga
putih dan hitam (speckled). Ujung abdomen Epidemiologi Filariasis
Aedes lancip (pointed), sedangkan ujung
abdomen Mansonia seperti tumpul dan
Perilaku nyamuk sebagai vektor
terpancung (trunc ated).
filariasis turut menentukan penyebar-
luasan penyakit filaria dan timbulnya
Daur Hidup daerah-daerah endemi filariasis. Di
Seperti juga pada nyamuk anophe- arftaraperilaku vektor tersebut adalah: 1)
lini, nyamuk non-anophelini mengalami derajat infeksi alami hasil pembedahan
metamorfosis sempum a, tetapi waktu yang nyamuk alam/har yang tinggi; 2) sifat
diperlukan untuk pertumbuhan dari telur antropofilik dan zoofilik yang meningkat-
sampai menjadi dewasa lebih pendek (1- kan jumlah sumber infeksi; 3) umur
2 minggu). Tempat perindukan nyamuk nyamuk yang panjang sehingga mampu
non-anophelini berbeda dari tempat per- mengernbangkan pertumbuhan larva men-
indukan anophelini. non-anophelini dapat capai stadium infektif untuk disebarkan/
bertelur di tempat-tempat perindukan ber- ditularkan; 4) dominasi terhadap spesies
air jemih, maupun berair keruh (polluted). nyamuk lainnya yang ditunjukkan dengan
Permukaan air dapat ditumbuhi oleh ber- kepadatan yang tinggi di suatu daerah
bagai macam tanaman at (Graminea, endemi; 5) mudahnya menggunakan tempat-
Ipomoea, Pistia, Salvinia dan Eichornia). tempat pengandung air sebagai tempat
Tempat perindukan vektor filariasis secara perindukan yang sesuai untuk pertum-
rinci terdap at pada tabel 8. buhan dari telur sampai menjadi dewasa.
Bab III. Entomologi 263

Seperti juga pada upaya pemberan- perlindungan/pencegahan terhadap gigitan


tasan penyakit malaria, pemberantasan vektor; 4) meningkatkan pengetahuan
penyakit filariasis dapat dilakukan me- masyarakat mengenai penyakit filariasis
lalui berbagai cara: 1) pengobatan semua
penderita filariasis; 2) upaya pengen-
dan penularannya, sehingga masyarakat
dalian vektor dengan cara yang mudah dapat berpartisipasi dalam pemberantasan
penyakit ini.
dan tidak memerlukan biaya mahal; 3)
Tabel S. Tempat Perindukan Larva, Tempat Istirahat dan Kebiasaan Nyamuk Dewasa
Vektor Filariasis

An.nigerrimus Lihat tabel 6


Ma.uniformis Pada akar tanaman air (-) di rawa Antropofilik < zoofilik menggigit
atau empang malam > siang
Tit: di luar rumah (kandang)
Ma.annulifera s.d.a
Ma.indiaia s.d.a
Ma.annulata s.d.a
Ma.dives s.d.a
Ma.bonnae s.d.a
Cq.crassipes s.d.a
Cx.quinquefasciatus Kecomberan- dengan air keruh Antropofilik, zoofilik menggigit
dan kotor dekat rumah malam
Tit: di dalam rumah atau di luar rumah
(pada benda yang tergantung dan
berwarna gelap)
Cx.annulirostris Sawah, daerah pantai dan rawa Menggigit malam hari
yang berair payau Tit: di dalam dan di luar rumah
Cx.bitaeniorrhynchus yang mengandung Antropofilik, zoofilik menggigit
I"-pul
lumut dalam air tawar ata.o air malam hari di dalam dan dliu"ar rumah
Payau Tit: di luar rumah
Ae.kochi Kumpulan air hujan di sekitar Menggigit siang hari kadang-kadang
rumah masuk kl dalam rumah
Tit: di luar rumah
An.bancrofti Lihat tabel 6
An.subpictus Lihat tabel 6
An.koliensis Lihat tabel 6
An.farauti Lihat tabel 6
An.punctulatus Lihat tabel 6
An.aconitus Lihat tabel 6
c) salvinia natans, Eichornia crassipes, Ipomoea aquatica danpistia stratiotes
264 ParasitologiKedokteran

Vektor Filariasis Non Daftar Pustaka


Limfatik (Lalat) l. Despomminer DD, Gwadz RW Hotez PJ,
Knirsch CA. Parasitic Disease. 4th ed. New
York Apple Tiees Productions LLC,2000.
Neva FA, Brown HW. Basic Clinical Para-
Vektor filariasis non-limfatik ialah lalat sitology. 6'h ed. Prentice Hall International
yang termasuk dalam ordo diptera dari Editions; 1994.
kelas insekta. lalat yang berperan dalam 3. Smith KGV. Insects and Other Arthropoda
menularkan filariasis ialah: genus Simu- of Medical Importance. London: British
Museum (national history), 1973.
lium dan Chrysops. Simulium (Black fly) Mattingly PF. The Science of Biology, Series
mempunyai badan berukuran 2-3 mm. l. The Biology of Mosquitoe-Bome Disease.
Lalat yang mengisap darah biasanya hany a London: George Allen & Unwin, 1969.
lalat betina yang aktif p ada pagi hari dan 5. Herms WB, James MT. Medical Entomology.
kl5. NewYork: The MacMillan Company, 1960
sore hari. Simulium damnosum berperan Horsfall WR. Mosquitoes. Their Bionomic
6.
sebagai vektor biologik onkosersiasis (river and Relation to Disease. New York: The
blindness) yang disebabkan oleh nematoda Ronald Press Company, 1955.
Onchocerca volvulus di Afrika. Parasit 7. O'Connor CT, Tine Sopa. (eds). A Checklist
of the Mosquitoes of Indonesia. A special
ini menyebabkan kebutaan dan menjadi publication of the U.S. Naval Medical
masalah kesehatan masyarakat di Afrika. Research Unit No.2 Jakarta, Indonesia, 1981.
Simulium metallicum, S.ochraceum dan 8. Ramalingam S. A Brief ,Mosquito Survey of
Java,1973. WHO - WHOA/BC/74, 504.Raid
S.callidum berperan sebagai vektor Oncho- JA. Anopheline Mosquitoes of Malaya and
cerca volvulus diAmerika. Bomeo. Govemment of Malaysia, 1968.
Chrysops (horsefiy: deerfly) badan- 9. Ford J. The Role of the trypanosomiasis in
African Ecololgy. The Study of Tsetse Fly
nya sebesar lalat rumah,lalat jantanumum- problem. Oxford: Clarendon Press, 1971.
nya mengisap sari tumbuh-tumbuhan se- 10 Lewis DJ. The Biology of Phlebotomidae in
bagar makanan, sedangkan lalat betina relation to leishmaniasis. Annu Rev Entomol.
1974; 19:363-84.
mempunyai tipe mulut piercing, sucking
11. DalmatHT. The blackflies (Diptera, Simuliidae)
dan mengisap darah. Lalat ini aktif me- of Guatemala and their role as vectors of
nyerang manusia pada pagi dan sore onchocerciasis. Washington DC: Smithsonian
Institution, 1955.
hari. Loaiasis di Afrika ditularkan oleh 12. Usinger RL. The triatominae of North and
Chrysops silacea dart C.dimidiafa. Selain Central America and West Indies and their
kedua spesies tersebut juga dilaporkan Public health significance. Public Health
BrlJl.1944;288: 1-88.
bahwa mikrofilaria Loa loa dapat berkem-
13. Buxton PA. Biology of blood sucking bug
bang normal dalam Chrysops centurionis, Rhodnius prolixus. Trans Entomol Soc Lond.
C. longicorms dan C. dis tinctipennis. 1930; 78: 227-76.
Bab III. Entomologi 265

VEKTOR PENYAKIT VIRUS,


RIKETSIA, SPIROKETA DAN BAKTERI

Vektor Penyakit Virus Morfologi dan Daur Hidup


Aedes aegtpti dewasa berukuran lebih
Demam Berdarah Dengue kecil jika dibandingkan dengan ukuran
nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus),
Demam berdarah dengue atau Dengue mempunyai warna dasar hitam dengan
Hemorrhagic Fever (DIf) adalah bintik-bintik putih terutam a pada kakinya.
penyakit virus yang berbahaya karena
Morfologinya khas yaitu mempunyai
gambaran fua (lyre-form) yang putih pada
dapat menyebabkan penderita meninggal
punggungnya (mesonotum) . Telw Ae. ae gtpti
dalam waktu yang sangat pendek mempunyai dinding yang bergaris-garis
(beberapa hari). Penyakit ini masuk ke
dan menyerupai gambaran kain kasa.
Indonesia tahun 1968 melalui pelabuhan Larva Ae. aeg,tpti mempunyai pelana yang
Surabaya dan pada tahun 1980 DFIF telah terbuka dan gigi sisir yang berduri lateral.
dilaporkan tersebar luas di seluruh propinsi Nyamuk betina meletakkan telurnya
di Indonesia. Gejala klinis DHF berupa di dinding tempat perindukannya I-2 cm
demam tinggi yang berlangsung terus di atas permukaan air. Seekor nyamuk
menerus selama 2-7 harj' dan manifestasi betina dapat meletakkan rala-rata 100
perdarahan yang biasanya didahului dengan butir telur tiap kali bertelur. Setelah kira-
terlihatnya tanda khas berupa bintik- kjra 2 hari telur menetas menjadi larva
bintik merah (trtetechia) pada badan pen- lalu mengadakan pengelupasan kulit se-
derita. Penderita dapat mengalami syok banyak 4kal| tumbuh menjadi pupa dan
dan meninggal. Sampai sekarang penyakit akhirnya menjadi dewasa. Pertumbuhan
ini masih merupakan masalah kesehatan dari telur sampai menjadi dewasa me-
merlukan waktu kira-kira t hari.
masyarakat. Vektor utama DIIF adalah
Tempat perindukan utama Ae.aegl,tpti
nyamuk kebun yang disebut Aedes aegtpti,
adalah tempat-tempat berisi air bersih
sedangkan vektor potensialnya adalah
yang berdekatan letaknya dengan rumah
Aedes albopictus.
penduduk, biasanya tidak melebihi jarak
266 ParasitologiKedokteran

500 meter dari rumah. Tempatperindukan nya padat, nyamuk ini juga ditemukan
tersebut berupa tempat perindukan buatan di pedesaan. Penyebaran Ae.aegtpti
manusia; seperti tempayanl gentong tempat dari pelabuhan ke desa disebabkan larva
penyimpanan air minum, bak mandi, pot Ae. aegypti terbawa melalui transportasi.
bunga, kaleng, botol, drum, ban mobil yang Walaupun umurnya pendek yaitu
terdapat di halaman rumah atau di kebun kira-kira sepuluh hari , Ae.aegtpti dapat me-
yang berisi air hujan, juga berupa tempat nularkan virus dengue yang masa inkubasi-
perindukan alamiah; seperti kelopak daun nyaantara3-10hari.
tanaman (keladi, pisang), tempurung
kelapa, tonggak bambu dan lubang pohon
Pemberantasan Ae. aegypti
yang berisi airhujan. Di tempatperindukan
Pada saat ini pernberantasan Ae.aeg,pti
Ae.aegypti seringkali ditemukan lawa
Ae. alb opictus y ang hidup bersama-sama.
merupakan cara utama yang dilakukan
unfuk memberantas demam berdarah
Perilaku Nyamuk Betina dengue, karena vaksin untuk mencegah
dan obat untuk membasmi virusnya belum
Nyamuk betina mengisap darah tersedia. Pemberant asan A e. ae gtpti dapat
manusia pada siang hari yang dilakukan
dilakukan terhadap nyamuk dewasa atau
baik di dalam rumah ataupun di luar jentiknya.
rumah. Pengisapan darah dilakukan
dari pagi sampai petang dengan dua A. Pemberantasan Nyamuk Dewasa
puncak waktu yaitu setelah matahari
Pemberantasannyamuk dewasa, dilaku-
terbit (3.00-10.00) dan sebelum matahari
kan dengan cara penyemprotan (pengasapan
terbenam ( 1 5.00- I 7.00). Tempat istirahat : fo S4ind dengan inseltisida yaitu:
Ae.aegypti berupa semak-semak atau
tanaman rendah termasuk rerumputan
- Organofosfat misalnya malation, feni-
trotion
yang terdapat di halaman/kebun/ pekarangan
rumah. Juga berupa benda-benda yang
- Piretroid sintetik, misalnya lamda siha-
tergantung di dalam rumah seperti pakaian,
lotrin, permetrin.
srillrlg, kopiah dan lain sebagainya. Umur - Karbamat
nyamuk dewasa betina di alam bebas
kira-kira 10 hari, sedangkan di laboratorium B. Pemberantasan Jentik
mencapai dua bulan. Ae.aegtpti mampu entikl e. a e gyp t i y ang
Pemberantasanj
terbang sejauh 2 kilometer, walaupun dikenal dengan istilah pemberantasan
umumnya j arak terbangnya adalah pendek sarang nyamuk (PSN), dilakukan dengan
yaitu kurang lebih 40 meter. cata:
1. Kimia: pemberantasan larva dilalnrkan
Epidemiologi dengan larvasida yang dikenal dengan
Ae.aegl,tpti tersebar luas di seluruh istilah abatisasi. Larvasida yang biasa
Indonesia. Walaupun spesies ini ditemu- digrrnakan adalah temefos. Formulasi
kan dikota-kotapelabuhanyangpenduduk- temefos yang digunakan ialah granules
Bab III. Entomologi 267

(sandgranules). Dosis yang digunakan I yang dapat menarnpung air hujan seperti
ppm atau 10 gram (1 1 sendokmakan kaleng, botol, ban mobil dan tempat-tempat
rata) unhrk tiap 100 liter air. Abatisasi lain yang menjadi tempat perindukan
dengan temefos tersebut mempunyai Ae.aegypti (man made breeding places);
efek residu 3 bulan. 3. mengganti ak ataumembersihkan tempat-
2. Biologi: misalnya memelihara ikan tempat air secara teratur tiap minggu sekali,
pemakan jentik (ikan kepala timah, pot bunga, tempayan dan bak mandi; 4.
ikan guppy) pemberian temefos ke dalam tempat penam-
3. Fisik pungan airlpenyimpanan air bersih (abati-
cara ini dikenal dengan kegiatan
sasi); 5. melakukan -foSSinS dengan mala-
3M (Menguras, Menutup, Mengubur)
yaitu menguras bak mandi, bak WC, tion setidak-tidaknya 2 kali dengan jarak
menutup tempat penampungan air waktu 10 hari di daerah yang terkena wabah
rumah tangga (tempayan, drum dan di daerah endemi DHF; 6. pendidikan ke-
lain-lain), serta mengubur atau me- sehatan masyarakat melalui ceramah agar
musnahkan barang bekas (seperti: masyarakat dapat memelihara kebersihan
kaleng, ban, dan lain-lain). Pengurasan
lingkungan dan turut secara perseorangan
memusnahkan tempat-tempat perindukkan
TPA perlu dilakukan secara teratur
Ae. aegtpti di sekitar rumah.
sekurang-kur angnya seminggu sekali
agar nyamuk tidak dapat berkembang Pemantauan kepadatan populasi
biak ditempat itu. Ae.aeg,'pti merupakan hal yang penting
sekali untuk meningkatkan kewaspadaan
Apabila PSN dilaksanakan seluruh wabah DHF.
masyarakat maka diharapkan nyamuk Pengukurankepadatanpopulasi dilaku-
Ae.aegpti dapat terbasmi. Untuk itu diperlu- kan dengan cara survei lawa. Pada survei
kan usaha penyuluhan dan motivasi larva semua tempat atau bejana yang
kepada masyarakat secara terus menerus dapat menjadi tempat berkembangbiak
dalam jangka waktu lama, karena keber-
Ae.aegypti diperiksa untuk mengetahui
adaltidalnya lawa. Untuk memeriksa
adaan jentik nyamuk tersebut berkaitan
tempat penampungan atr (TPA) yang
erat dengan perilaku masyarakat.
berukuran besar seperti bak mandi,
Pengendalian Ae.aegtpti dilakukan
tempayan, drum dan bak penampungan
dengan berbagai cara: 1. perlindungan
air lainnya, jika pada pandangan (peng-
perseorangan untuk mencegah gigitan
lihatan) pertama tidak ditemukan lawa,
Ae.aegtpti yaitu dengan memasang tunggu kira-kira % - I menit untuk me-
kawat kasa di lubang-lubang angin di atas mastikan bahwa larva benar tidak ada.
jendela atau pintu, tidur dengan kelambu,
Untuk memeriksa tempat berkembang-
penyemprotan dinding rumah dengan insek- biak yang kecil seperti vas bunga dan
tisida dan penggunaan repellent pada saat botol maka air didalamnya perlu dipindah-
berkebun; 2. pembuangan atau mengubur kan ke tempat lain, sedangkan untuk me-
benda-benda di pekarangan atau di kebun meriksa larva di tempat yang agak gel'ap
atau aimya keruh digunakan lampu senter. Japonese B. encephalitis
Survei lawa dapat dilakukan dengan
single larval method atau cara visual. Pada Penyakit ini ditemukan di Asia
single larval method survei dilakukan Tenggara yaitu di Filipina, Kamboja,
dengan mengambil satu larva di setiap Muangthai, Malaysia dan Singapura.
TPA lalu diidentifikasi. Bila hasil identi- Di Indonesia Japanese B.encepha-
fikasi menunjukkan Ae.aegl,tpti maka litis belum banyak dipelajari, tetapi ada
seluruh larva yang ada dinyatakan sebagai kemungkinan besar, bahwa penyakit ini
lawa Ae.aegypti. Pada cara visual, survei juga ada di Indonesia karena: 1) banyak
cukup dilakukan dengan melihat ada kasus meninggal dengan gejalaklinis yang
atau tidaknya Iarva di setiap TPA tanpa sama dengan Jap. B.encephalitis,2) ke-
mengambil lawanya. Dalam program padatan nyarnuk yang menjadi vektor,
pemberantasan DBD survei lawa yang tinggi dan telah dapat diisolasi virus Jap.
biasa digunakan adalah cara visual. B.encephalitis dari nyamuk yang ditangkap
Ukuran yang dipakai unhrk mengetahui di sekitar Jakarta.
kepadatan law a Ae. ae g,,pti ialah: Gejala klinis penyakit ini berupa
Angka bebas jentik dan house index demam, sakit kepala, mual, muntah, lemas,
lebih menggambarkan luasnya penyebaran malaise dan mental disorientation. Ke-
nyamuk di suatu wilayah sedangkan matian terjadi 2-4 hat'' setelah terinfeksi
Breteau Index menunjukkan kepadatan dan virus Jap. B.encephalitis.
penyebaran larva Ae.aegtpti. Container Vektor penyakit ini adalah nyamuk
index menggarnbarkan kepadatan nyamuk. Culex tritaeniorhlmchus dan Culu gelidus.
Vektor potensial DFIF adalah Ae.albo- Tempat perindukan Cx. tritaeniorhynchus
pictus. Spesies ini tersebar luas di seluruh adalah rawa dan sawah, sedangkan untuk
kepulauan di Indonesia. Spesies ini sepintas Cx.gelidus comberan atau empang dekat
tampak seperti nyamuk Ae.aeg1,tpti, sawah. Kedua spesies nyamuk di atas
yaitu mempunyai warna dasar hitam tempat perindukannya dekat kandang
dengan bintik-bintik putih, tetapi pada ternak seperti kandang kerbau, sapi atau
mesonotumnya terdapat garis tebal putih babi; kecuali mengisap darah manusia,
vertikal. Walaupun kadang-kadang larva juga mengisap darah binatang (kerbau,
Ae.albopicrzs ditemukan hidup bersama sapi, babi, burung, bebek) dan pengisapan
dalam satu tempat perindukan dengan larva darah dilakukan pada malam hari baik di
Ae.aegtpti namun larva nyamuk ini lebih dalam atau di luar rumah.
menyukai tempat-tempat perindukan
alamiah (trtlant containers); seperti kelopak
daun, tonggak bambu dan tempurung Chikungunyu
kelapa yang mengandung air hujan.
Perilaku nyamuk dewasa Ae.albopictus Virus Chikungunya telah dapat di-
boleh dikatakan sama dengan perilaku isolasi dari nyamuk Ae.aeg,,pti di Jakorrtn.
Ae.aegypti meskipun nyamuk ini lebih Gejala klinis penyakit ini mirip gej ala klinis
suka beristirahat di luar rumah. Jap. B.encephalitis yang ditandai dengan
Bab III. Entomologi 269

1. Angka Bebas Jentik (ABJ):


Jumlah rumah / tidak ditemukan entik
rumah/bangunanyang
x 100%o

2. House index (HI):


Jumlah ryma_h / bangqlan yang ditemukan jentik
x fi1vo
Jumlah rumah I yangdiperiksa
3. Container index (Cl):
Jumlah containerberisi ientlk x I00%o
Jumlah container yang diperiksa
4. Breteau index (BI): Jumlah container berisi jentik dalam 100 rumah/ bangunan

demam, sakit kepala seperti influensa dan Colorado Tick Fever


penderita mengalami kelumpuhan motorik
yang tidak pennanen. Vektor penyakit Penyakit ini ditemukan di daerah
C h ikun guny a adalah A e. ae g,tp t i. pegunungan di Amerika,Serikat dan di-
sebabkan oleh virus. Vektornya adalah
Dermocentor andersoni. Di dalam seng-
Demam Kuning kenit virus berkembangbiak secara pro-
pagatif. Infeksi terjadi karena gigitan
Penyakit ini belum pemah dilaporkan
sengkenit.
di Indonesia, walaupun Ae.aegtpti yang
menjadi veklornya tersebar di seluruh Indo-
nesia. Di Amerika Selatan dan di Afrika
Selatan penyakit ini telah berpuluh-puluh
Fur-Eastern Spring S ummer
tahun yang lalu dilaporkan, yaitu sejak
Encqhalitis
WalterReedpadatahun 1 900 diKubamem- Penyakit ini ditemukan di daerah hutan
buktikan Ae.aeg,pti sebagai vektor penyakit di Rusia, Siberia, Korea, Cina, Malaysia
demam kuning. Gejala klinis penyakit ini dan India. Penyebabnya adalah virus.
berupa pusing, nyeri punggung, demam Vektor yang diketahui adalah sengkenit
dan muntah. Kematian terjadi 5-8 hari Dermacentor pictus, D.marginatus dan
setelah terinfeksi oleh virus demam kuning. Ixodes persulcatus. Virus dalam sengkenit
Vektor utama demam kuning adalah berkembangbiak secara propagatif. Cara
Ae.aegtpti. infeksi dengan gigitan sengkenit.
270 Parasitologi Kedokteran

Phlebotomus Fever Qtredator) artropoda lain dan biasanya


(Papatasifever) pemakan tanaman (vegetable feeder).
Hanya stadium larva yang mengisap darah
Penyakit yang disebabkan oleh virus
mamalia dan manusia. Telur tungau ini
diletakkan di tanah atau di tangkai daun
ini ditemukan di daerah tropik dan sub-
tanaman rendah seperti rerumputan dan
tropik dengan musim panas yang lama
semak. Setelah telur menetas, keluarlah
dan kering (daerah sekitar Laut Tengah,
lawa Leptotrombidium yang berkaki 3
negeri-negeri Arab sampai Birma, China pasang. Lawa ini lalu mencari mangsanya
dan Asia Tengah). Vektor terpenting adalah untuk mengisap darah yaitu burung, tikus,
P hleb otomus pap at as ii dan P. longip alpis, mamalia dan manusia yang berada di
dekatnya. Setelah kenyang makan, larva
menjatuhkan diri ke tanah dan berubah
Vektor Penyakit Riketsia menjadi stadium nimfa dan menjadi
dewasa, kemudian kawin lalu yang betina
Demam Semak bertelur. Sejak larva Leptotrombidium
mendapatkan infeksi Rickettsia sampai
menjadi larva generasi berikutrya masih
Contoh penyakit riketsia yang vektor- tetap infektif. Inilah penrilaran yang terjadi
nya arhopoda dan terdapat di Indonesia secara transovarian. Pertumbuhan dari
adalah demam semak (scrub typhus, tsutsu-.
telur sampai menjadi dewasa memerlukan
gamushi disease, Deli kaorts). Penyakit
waktu1-2bulan.
ini ditemukan di daerah Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya; penye-
babnya ialah Rickettsia tsutsugamushi. Epidemiologi
Gejala klinis penyakit ini berupa R.tsutsugamushi biasanya hidup se-
kepala pusing (1tost orbital), apati, malaise, bagai parasit tikus ladang, bukan tikus
limfadenitis dan escar. Penyakit ini dapat rumah; larva tungau mendapat infeksi
menyebabkan kematian penderita dan Rickettsia ketika mengisap darah selama
dilaporkan angka kematian berkisar 1- 2-4 hari pada daun telinga, hidung atau
60%. Vektor penyakit ini adalah tungau pangkal ekor hospes. Pencegahan penularan
Leptotrombidium akamus i, L. deliens is dan dapat dilalrukan dengan cara menjaga
jangan sampai kontak dengan tungau jika
L.fletscheri.
sedang bekerja di ladang atau di hutan di
daerah endemi scrub typhus yaitu dengan
Morfologi dan I)aur Hidup menggunakan repelen. Pencegahan
Leptotrombidium dewasa berukuran juga dapat dilalnrkan dengan minum klo-
kira-kira I mm, berkaki 4 pasang, badan- ramfenikol 500 mg sehari selama 10 hari
nya berbulu, hidup sebagai pemangsa selama bertugas di ladang atau di hutan.
Bab III. Entomologi 271

Roclcy Mountain Spotted Fever daerah Siberia ini adalah genus Derma-
centor.
Rickettsia rickettsii masuk tubuh
sengkenit ketika sengkenit mengisap darah,
kemudian organisme ini menyebarke seluruh
Q-Fever
jaringan sengkenit. Riketsia ditularkan Penyakit ini menyerupai pneumonia
secara transovarian ke sengkenit generasi
atipik. Penyebabnya adalah Coxiella burnetti.
berikutrya. Manusia, kelinci, tikus ladang
Infeksi riketsia ditemukan pada hewan
dan anjing mendapat infeksi karena
gigitan sengkenit yang infektif (anterior mengerat (bandicoot), temak, kambing,
inoculative) atau karena kontaminasi kulit domba dan manusia. Cara infeksi terutama
dengan jaringan sengkenit yang infektif dengan inhalasi debu, juga dengan minum
(crus hing). Infeksi oleh tinja sengkenit (pos- susu yang mengandung bentuk infektif.
terior contaminative) jarang sekali terjadi. Selain itu organisme ini juga dapat ditular-
Spesies sengkenit yang meqiadi vektor kan dengan gigitan sengkenit A.ameri-
ialah Dermacentor andersoni, D.variabilis canum, D.andersoni dan lain-lain. Riketsia
dan Amb ly omma americanum di Amerika
berkembangbiak dalam saluran pencernuuln
Serikat; A.cajmnense di Amerika Selatan
sengkenit. Penyebarannya kosmopolit, di
dan Rhipicephalus sanguineus di Mexico.
California ditemukan secara endemi

Boutonneuse teyer
Manusia dan anjing mendapat infeksi Epidemic Typhus
Rickettsia conorii karena glgltan sengkenit.
Vektor di sekitar Laut Tengah adalah Rhipi- Penyebabnya adalah Rickettsia prowo
cephalus sanguineus, sedangkan vektor di zecki. Penyakit ini ditemukan di daerah
Amerika adalah spesies atau genus lain. pegunungan Mexico, Amerika Selatan,
negeri-negeri Balkan, Eropa Timur, Afrika
dan beberapa negeri di Asia. Vektornya
Queensland Tick Typhus
adalah Pediculus humanus corporis.
Penyakit ini ditemukan di Australia.
Penyebabnya adalah Ricketts ia australis.
Infeksi terjadi karena gigitan Ixodes Trench Fever
holocyclus atau karena kontaminasi kulit
dengan tinja sengkenit ini. Penyakit ini ditemukan di Ukraina dan
Jugoslavia. Penyebabnya adalah R.quin-
Siberian Tick Typhus nrn. Yektornya adalah Phumrmus corporis.
Riketsia masuk ke dalam lambung tuma
Penyebab penyakit ini adalah R.sibe- dengan darah yang diisapnya dan ber-
ricus. Yel<tor penyakit yang ditemukan di kembangbiak dalam sel epitel, yang
272 Parasitologi Kedokteran

kemudian pecah. Riketsia dapat ditemu- daerah terbatas di Eropa, Asia dan Amerika
kan dalam tinja tuma pada hari ke dua Selatan. Vektomya adalah Pediculw hwnarns
dan dalam kelenjar liur pada hari ke corporis. Spiroketa berkembangbiak di
enam. Infeksi pada manusia terjadi me- dalam hemoselom tuma dan sesudah 6
lalui: 1. kontaminasi kulit dengan tinja hari ditemukan di seluruh tuma. Infeksi
frxna (ytos terior contaminative), 2. konta- terjadi dengan kontaminasi kulit dengan
minasi kulit dengan badan tuma yang tubuh tuma yang hancur (crushing).
hancur (crushing);3. inokulasi dengan air
liur pada waktu tuma menggigit (anterior
inoculative).
Vektor Penyakit Bakteri
Vektor Penyakit Spiroketa Vektor Penyakit Sampar
Relapsing Fever
Penyakit ini pernah ditemukan
Penyakit ini disebabkan Borrelia secara endemi di daerah Jawa Tengah
duttoni, yang ditularkan olehvektor Orni- dan pada tahun 1968 dilaporkan epidemi
thodoros moubata di Afrika, O.turiceta yang melanda Boyolali dengan banyak
dan O.hermsl diAmerika Serikat, O.thola- kematian.
zani di Asia. Kebiasaan vektor mengisap Pes disebabkan oleh bakteri yang
darah secara intermiten, memperbesar
disebut Yersinia pestis. Vektor penyakit
kemungkinan untuk menularkan penyakit
pes adalah Xenopsylla cheopis, Stivalius
ini dari satu hospes ke hospes lainnya.
cognatus dan Neopsylla sondaica.
Spiroketa terisap dengan darah dan masuk
ke hemoselom, kelenjar ovarium dan
Gejala Klinis
tuba Malpighi. Sengkenit tetap infektif
selama hidupnya dan dapat menularkan Pinj al menginfeksi manusia melalui
spiroketa kepada keturunannya secara gigitannya dan juga melalui tinja yang
transovarian. Infeksi pada manusia ter- mengandun g Y.pes tis yang masuk melalui
jadi dengan cara (1) gigitan sengkenit luka gigitannya (anterior inokulatif dan
yang infektif, (2) kontaminasi kulit utuh posteriorkontaminatif). Bakteri yang masuk
atau luka dengan sekret kelenjar sengkenit mula-mula menyebabkan peradangan
(toxalfluid) karena sengkenit terbunuh di dan pembesaran kelenjar limfe kemudian
kuJit (crushing). terbentuk benjolan atau bubo. Bubo dapat
mencapai diameter 2-I0 cm yang biasanya
Louse Borne Relapsing Fever terdapat dekat glandula femoralis dan
glandula aksilaris. Kelainan ini disebut
Penyakit ini disebabkan oleh Bonelia pes bubo (bubonic plague). Jrka Y.pestis
recurrentis dan ditemukan di beberapa yang telah berkembangbiak masuk ke
Bab III. Entomologi 273

dalam peredaran darah, baik berasal kehilangan hospesnya (tikus) dia akan
dari bubo atau gigitan pinjal, disebut pes berusaha mencari hospes baru, termasuk
septikemia (septichemic plague). Jika manusia, sehingga pes akan menyebar
Y.pestis masuk ke dalam paru, baik berasal di antara manusia. Untuk menjaga penye-
dari bubo maupun dari peredaran darah baran pes ini pada manusia atau binatang
atau karena gigitan pinjal, kelainan pada lain, tikus yang tertangkap setelah dibersih-
paru disebut pes paru (pulmonic plague). kan pinjalnya, dilepaskan kembali ke
Penderita pes dapat meninggal dalam alam bebas dan ditangkap kembali pada
waktu 2 - 3 hari setelah infeksi jika tidak penangkapan berikutnya. Untuk menjaga
cepat diobati. Cara penularan penyakit agar tikus tidak menjadi banyak dan dapat
pes adalah propagatif. menyebarkan penyakit melalui pinjal
yang terinfeksi, maka populasi tikus di
Morfologi dan Daur Hidup daerah endemi dipertahankan pada jumlah
minimal tertentu dan dipantau dengan
X. cheopis, S. cognatus dan N.sondaica indeks pinjal.
termasuk ordo Siphonaptera, berbadan
pipih laterolateral dan berukuran kecil
1,5-4 mm. Pinjal ini hidup sebagai parasit
Talaremia
tikus ladang dan bersarang di antara bulu Penyakit ini ditemukan di Amerika
tikus. Metamorfosis yang dialami ialah Utara, Eropa dan Asia. Penyebabnya
metamorfosis sempurna. Telur yang di- adalah bakteri P asteurella tularens is. Seng-
letakkan di atas tanah, setelah 2-12 hari kenit yang menjadi vektornya adalah
menetas menjadi lawa yang bentuknya D. andersoni, D.variabilis dan A.america-
seperti ulat bulu; larva setelah 1-2 minggu num di Amerika Serikat dan D.silvarum
tumbuh menjadi pupa dan akhirnya di Rusia. Manusia mendapat infeksi dengan
menjadi dewasa. Pertumbuhan dari telur gigitan sengkenit atau dengan gerusan
sampai menjadi dewasa memerlukan sengkenit di atas luka kulit. Bakteri di-
waktu secepat-cepatnya 18 hari. temukan dalam lambung atau hemoselom
sengkenit dan penularun dapat terjadi
Epidemiologi secara transovarian.

Penyakit pes sebenamya adalah


penyakit tikus (zoonosis), oleh karena itu Bartonelosis (Oray u fever,
dalam upaya pemberantasan pinjal yang Currion's disease)
merupakan parasit tikus, dapat dilakukan
pemberantasan sebagai berikut: (1) me- Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
nangkap tikus dengan perangkap dan Bartonella bacilliftrmls ini ditemukan di
membunuhnya, (2) memberantas tikus daerah peguilngan Andes (Peru, Equador
dengan rodentisida. Usaha pemberantasan dan Columbia). Vektor yang terpenting ialah
tikus ini ada bahayanya, yaitu bila pinjal Phlebotomus velrucatam dan P longipalpis.
274 Parasitologi Kedokteran

VEKTOR MEKANIK

Musca neta americana (lipas Amerika) yang


banyak ditemukan di rumah-rumah
usca (lalat) termasuk dalam ordo dapat menjadi vektor mekanik amebiasis,
diptera dari kelas insekta. Mtnca lambliasis, toksoplasmosis, askariasis
domestica (alat rumah) dapat berperan dan isosporiasis.
sebagai vektor mekanik amebiasis, disentri,
toksoplasmosis dan penyakit cacing usus.
M.domestica mudah berkembangbiak, Daftar Pustaka
tempat perindukannya di timbunan sampah,
I . Faust ER, Beaver PC, Jung RC. Animal agents
tinja manusia dan binatang. Setiap 3-4 and vectors of human disease. Philadelphia.
hari seekor lalat betina bertelur dalam Lea & Febriger. 1973.
5-6 kelompok yang masing-masing berisi 2. Despomminer DD, Gwadz RW, Hotez PJ,
75-150 butir telur. Jarak terbangnya dapat Knirsch CA. Parasitic Disease. 4ft ed. New
sampai 10 km; umur lalat dewasa 2-4 York. Apple Trees Productions LLC, 2000.
minggu. Karena mudah membiak ini, 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
maka untuk mengurangi populasinya perlu
Berdarah Dengue di perkotaan. Jakarta: Dep
dilakukan pemberantasan dengan cara Kes RI;2004
membersihkan rumah dan pekarangan 4. Parry J. Experts predict big rise in dengue
dari tumpukan sampah, memasang kawat fever in South East asia. BMJ 2003;327:
kasa untuk mencegah lalat masuk rumah, I 368.
menutup makanan dengan tudung saji dan 5. Durman PJ. The Balikpapan dengue
mengadakan samijaga. control project. Journal of rural and remote
environmental health 2002:l(2):3 5 -9 :
6. Winch PJ, Leontsini E, Rigau-Perez JG, Ruiz-
Perez M, Clark GG, Gubler DJ. Community-
Periplaneta based dengue prevention programs in Puerto
Rico: impact on knowledge, behaviour, and
Periplaneta (lipas) termasuk ordo residential mosquito infestation. Am J Trop
Med Hyg 2002;67 :363 -7 0.
dyctioptera dari kelas insekta. Peripla-
Bab IIL Entomologi 275

PENGENDALIAN VEKTOR

T)engendalian vektor bertujuan : 1) b. Iklim yang panas, udara kering


mengurangi atau menekan populasi
Lf vektorserendah-rendahnyasehingga
dan tanah tandus tidak memungkin-
kan perkembangbiakan sebagian
tidak berarti lagi sebagai penular penyakit, besar serangga. Iklim yang panas
2) menghindarkan kontak antara vektor atau yang dingin untuk beberapa
dan manusia. Pengendalian vektor dapat spesies tertentu tidak sesuai dengan
digolongkan dalam pengendalian alami kelestarian hidupnya
(natural control) dan pengendalian c. Angin besar dan curah hujan yang
buatan (artificial : applied control). Ter- tinggi dapat mengurangi jumlah
masuk pengendalian alami adalah faktor- populasi serangga di suatu daerah
faktor ekologi yang bukan merupakan 4. Adanya burung, katak, cicak, binatang
tindakan manusia. Faktor-faktor tersebut lain yang merupakan pemangsa seftmgga
di antaranya adalah topografi, ketinggian 5. Penyakit serangga
(altitude), iklim dan musuh alami.

II. Pengendalian Secara Buatan


I. Pengendalian Secara Alami
Pengendalian yang dilakukan atas
Berbagai contoh yang berhubungan usaha manusia dan dapat dibagi menjadi:
dengan faktor ekologi yang sangat penting
artinya bagi perkembangan serangga adalah: l. Pengendalian Lingkungan (Environ-
mental Control)
1. Adanya gunung, lautan, danau dan sungai
Pengendalian dilakukan dengan cara
yang luas yang merupakan rintangan
mengelola lingkungan (environmental
bagi penyebaran serangga
management), yaitu memodifikasi
2. Ketidakmampuan mempertahankan atau memanipulasi lingkungan, sehingga
hidup beberapa spesies serangga di terbentuk lingkungan yang tidak cocok
daerah yang terletak di ketinggian (kurang baik) yang dapat mencegah
tertentu dari permukaan laut atau membatasi perkembangan vektor.
3. a. Perubahan musim yang dapat me- Cara ini paling aman terhadap lingkung-
nimbulkan gangguan pada beberapa an, karena tidak merusak keseimbangan
spesies serangga alam dan tidak mencemari lingkungan
276 Parasitolosi Kedokteran

Modifikasi Lingkungan (Environ- tidak menjadi tempat perindukan


mental Modification) Culex.
Cara ini berkaitan dengan mengubah
silftma fisik yang ada dan hasilnya 2. Pengendalian Kimiawi
bersifat perrnanen. Sebagai contoh: Untuk pengendalian ini digunakan
1) pengaturan sistem irigasi, 2) bahan kimia yang berkhasiat mem-
penimbunan tempat-tempat yang bunuh serangga (insektisida) atau
dapat menampung air dan tempat- hanya untuk menghalau serangga saja
tempat pembuangan sampah, 3) (repellent). Kebaikan cara pengendalian
penimbunan tempat pengaliran air ini ialah dapat dilalmkan dengan segera,
yang menggenang menjadi kering, meliputi daerah yang luas, sehingga
4) pengubahan rawa menjadi sawah dapat menekan populasi serangga
dan 5) pengubahan hutan menjadi dalam waktu singkat. Keburukannya
tempat pemukiman. karena cara pengendalian ini hanya
bersifat sementara, dapat menimbulkan
b. Manipulasi Lingkungan (Environ-
pencemaran lingkungan, kemungkinan
mental Manipulation)
timbulnya resistensi serangga terhadap
Cara ini berkaitan dengan pem-
insektisida dan mengakibatkan matinya
bersihan atau pemeliharaan sarana
beberapa pemangsa , dan organisme
fisik yang telah ada supaya tidak
yang bukan termasuk target. Juga
terbenfirk tempat-tempat perindukan
banyak penduduk yang menolak rumah
atau tempat istirahat serangga, dan
mereka disemprot, karena khawatir
hasilnya bersifat tidak permanen,
terjadinya kematian binatang yang di-
sehingga harus dilakukan secara
pelihara. Contoh cara ini ialah: 1) me-
terus menerus. Sebagai contoh misal-
nuangkan solar atau minyak tanah di
nya: 1. membersihkan tanaman air
permukaan tempat perindukan sehingga
yang mengapung di danau seperti
larva serangga tidak dapat mengambil
ganggang dan lumut yang dapat me-
oksigen dari udara, 2) pemakaian paris-
nyulitkan perkembangan An.sun-
greeL temefos dntfention untuk mem-
daicus, 2, mengattx kadar garam di
bunuh larva nyamuk, 3) penggunaan
lagoon yang dapat menekan popu-
herbisida dan zat kimia yang memati-
lasi An.subpictus dan An.sundaians,
kan tumbuhan air tempat berlindung
3. melestarikan kehidupan tanaman
larva nyamuk di tempat perindukan
bakau yang membatasi tempat per-
dan 4) penggunaan insektisida berupa
indukan An.sundaiczs, 4. membuang
residual spray untuk nyamuk dewasa,
atau mencabut tumbuh-tumbuhan
5) penggunaan gel silika dan lesitin cair.
air yang tumbuh di kolam atau
a
rawa yang dapat menekan populasi J. Pengendalian Mekanik
Mansonia spp. dan 5. melancarkan Pengendalian ini dilakukan dengan
air dalam got yang tersumbat agar menggunakan alat yang langsung dapat
Bab III. Entomolosi 277

membunuh, menangkap atau meng- Contoh parasit dari golongan nematoda


halau, menyisir, mengeluarkan serangga ialah: Romanomermis iyengari dan
dari jaringan tubuh. Menggunakan baju Romanomermis culicifurax, merupa-
pelindung, memasang kawat kasa di kan cacing yang dapat digunakan
jendela merupakan cara untuk meng- untuk pengendalian biologik. Nema-
hindarkan hubungan (kontak) antara toda ini dapat menembus badan larva
manusia dan vektor. nyamuk, hidup sebagai parasit sampai
4. Pengendalian Fisik larva mati, kemudian mencari hospes
baru. Bakteri Bacillus thuringiensis
Pada caru pengendalian ini digunakan
(serotipe H-14) telah banyak dicoba
alat fisika unfuk pemanasan, peffi-
untuk pengendalian Iawa Anopheles,
bekuan dan penggunaan alat lisfik untuk
juga Bacillus sphaericus sangat baik
pengadaan angin, penyinaran yang
digunakan untuk pengendalian larva
dapat membunuh atau mengganggu
Culex quinquefas ciatus. SeIain itu jenis
kehidupan serangga. Suhu 60" C dan
bakteri Iatn y ang diharapkan dapat pula
suhu beku, akan membunuh serangga,
digunakan sebagai pengendali biologik
sedangkan suhu dingin menyebabkan
larva nyamuk ialah: Bacillus pumilus
serangga tidak mungkin melakukan
aktivitasnya. Di Indonesia cara ini dan Clostridium bifermentans. Dua
spesies protozoa yang, dapat menjadi
dapat dilihat di hotel, restoran dan pasar
parasit larva nyamuk ialah: pleisto-
swalayan yang memasang hembusan
angin keras di pintu masuk. Memasang
phora culicis dan Nosema algerae.
lampu kuning dapat menghalau
Dari hasil penelitian ternyata jamur
nyamuk. Langenidium giganticum dan Coelo-
myces stegomyiae baik untuk pengen-
5. Pengendalian Biologik
dalian larva nyamuk, sedangkan 2 jenis
Dengan memperbanyak pemangsa jamur lainnya yang juga potersial sebagai
dan parasit sebagai musuh alami bagi pengendali larva ialah: Tolryocladium
serangga, dapat dilakukan pengendalian cylindrosporum dan Culicinomyces
serangga yang menjadi vektor atau clavisporus. Kedua jenis jamur ini
hospes perarrtara. Beberapa parasit dari termasuk kelas Deuteromycetes dan
gplongan nematoda, bakteri, protozoa, efektif untuk pengendalian law a An o -
jamur dan virus dapat dipakai sebagai pheles, Aedes, Culex, Simulium dan
pengendali larva nyamuk. Artropoda Culicoides. Virus Cytoplasmic poly-
juga dapat dipakai sebagai pengendali
hydrosis digunakan untuk pengen-
nyamuk dewasa. Predator atau pemangsa dalian larva kupu, sedangkan golongan
yang baik untuk pengendalian larva artropoda yang bersifat parasit dan
nyamuk terdiri atas beberapa jenis dapat membunuh nyamuk dewasa
ikan, larva nyamuk yang benrkuran lebih adalah Arrenurus madarazzi. Contoh
besar, larva capung dan Crustaceae. beberapa jenis ikan sebagai pemangsa
278 Parasitologi Kedokteran

yang cocok untuk pengendalian larva dapat mengubah letak susunan dalam
ialah: Panchax panchax (ikan kepala kromosom disebut chromosome trans-
timah), Lebistus reticularis (Guppy Iocation. Mengawinkan antar strain
water ceto), Gambusia ffinis nyamuk dapat menyebabkan sitoplasma
(ikan gabus), Poecilia reticulata, telur tidak dapat ditembus oleh sperma
Trichogoster trichopterus, Cyprinus sehingga tidak terjadi pembuahan,
carpio, Tilapia nilotica, Puntious disebut cytoplasmic incompatibility.
binotatus dan Rasbora lateristriata. Mengawinkan serangg a antar spesies
Pemangsa lainnya adalah larva terdekat akan mendapatkan keturunan
Tbxorrhynchites amboinensis, lawa jantan yang steril disebut ltybrid sterility.
Culex fus canus, lawa capung dan satu Adanya sifat rentan terhadap insekti-
jenis dari golongan Crustaceae yaitu sida dapat dipakai pula untuk pengen-
Mesocyclops. dalian cara genetik ini. Semua cara
pengendalian dengan genetika di atas
6. Pengendalian Genetika
Pengendalian bertujuan mengganti baru dalam taraf penyelidikan, belum
pernah berhasil baik di lapangan.
populasi serangga yang berbahaya
dengan populasi baru yang tidak me- 7. Pengendalian Legislatif
rugikan. Beberapa cara berdasarkan Untuk mencegah tersebamya serangga
mengubah kemampuan reproduksi berbahaya dari situ daerah ke
dengan jalan memandulkan serangga daerah lain atau dari luar negeri ke
jantan. Pemandulan ini dapat dilalcukan Indonesia, diadakan peraturan dengan
dengan menggunakan bahan kimia sanksi pelanggaran oleh pemerintah.
seperti preparat TEPA atau dengan Karantina di pelabuhan laut dan
radiasi Cobalt 60, antimitotik, anti- pelabuhan udara bermaksud mencegah
metabolit dan bazarone (ekstrak dari masuknya hama tanaman dan vektor
tanaman Aeorus calamus). Kemudian penyakit. Demikian pula penyemprotan
serangga yang telah mandul diper- insektisida di kapal yang berlabuh
banyak lalu dilepaskan di alam bebas, atau kapal terbang yang mendarat di
tempat populasi serangga berbahaya pelabuhan udara. Keteledoran oleh
tadi. Zat kimia atau radiasi itu merusak karena tidak melaksanakan peraturan
DNAdi dalam kromosom sperma tanpa karantina yang menyebabkan
mengganggu proses pematangan, ini perkembangbiakan vektor nyamuk dan
disebut sterile male technic release. lalat, dapat dihukum menurut undang-
Ada lagi cara dengan radiasi yang undang.
Bab III. Entomologi 279

Daftar Pustaka 4. Jonoski ST. Oomycete fungi for vector control:


current status and prospect. Abstr 5th ICIp and
l. Brown MD, Kay BH, Greenwood JG. The
MC,1990:94-6.
predation efficiency of
North-Eastem Australian
5. Lee HL, Seleena P. Isolation and Evaluation of
mesocyclops (Copepoda & Cyclopoida) on
Larvicidal Clostridium bifermentans agamts
mosquito larvae. Bull Plankton Soc Japan Spec,
mosquitoes of public health importance. Trop
l99l:329-38. Biomed, 1990;7:103-6. .

2. Chan YC, Chan KL, Ho BC. Vector control in 6. Wongsin S,Ande. Biological Confol of Mosquitoes
SoutheastAsia. Proceedings ofthe first SEAMEO in Thailand. J Sci Soc Thai 1984; 10(2):73-88.-
Workshop, 1972. 7. WHO report of the 7'h meeting of scientific
3. Frances SP. Status of the Deuteromycetes fungr, working group on biological confrol of vectors
Tolypocladium and Culicinomyces as control agents (unpublished). Doc TDR TBCY I Sw 6-7 I 1984.
for medically important Dipera. Abstr 5th ICIp and 8. WHO, 1972. Yector Control in Intemational
MC,1990;102-5. Health. Genev
280 ParasirologiKedokteran

INSEKTISIDA DAN RESISTENSI

Jnsektisida adalah bahan yang me- adalah spesies serangga yang akan
Ingandung senyawa kimia yaflg di- diberantas, ukuran, susunan badan,
gunakan untuk membunuh serangga. stadium, sistem pernapasan, dan bentuk
Insektisida yang baik (ideal) mempunyai mulut. Juga penting mengetahui habitat
sifat sebagai berikut: 1) mempunyai dan perilaku serangga dewasa termasuk
daya bunuh yang besar dan cepat serta kebiasaan makannya.
tidak berbah aya bagr binatang vertebrata
termasuk manusia dan ternak;2) murah Pembagian Insektisida
harganyadan mudah didapat dalam jumlah
besar; 3) mempunyai susunan kimia Menurut bentuknya, insektisida dapat
yang stabil dan tidak mudah terbakar;4) berupa bahan padat,lanitan dan gas.
mudah digunakan dan dapat dicampur - Bahan padat: 1) serbuk (dust), ber-
dengan berbagai macam bahan pelarut' ukuran 35-200 mikron dan tembus
dan 5) tidak berwarna dan tidak berbau 20 mesh screen,2) grarnla (granules),
yang tidak menyenangkan. berukuran sebesar butir pasir dan tidak
Beberapa istilah yang berhubungan tembus 20 mesh screen, 3) pellets,
dengan insektisida adalah: 1) ovisida berukuran + 1 cm3.
: insektisida untuk membunuh stadium - Larutan: 1) aerosol danfog, berukuran
telur;2) larvisida: insektisida untuk mem- 0, 1 -50 mikron; 2) kabut (mist), berukuran
bnnuh stadium lawalnimfa; 3) adultisida 50-100 mikron; 3) semprotan (spray),
: insektisida untuk membunuh stadium berukuran 100 - 500 mikron.
dewasa; 4) akarisida (mitisida) : insekti- - Gas: 1) asap (fumes dan smokes),
sida untuk membunuh tungau; 5) pedikuli- berukuran 0,001-0,1 mikron; 2) mp
sida (lousisida) : insektisida untuk mem- (vapours), berukuran kurang dari
bunuh tuma. 0,001 mikron.
Khasiat insektisida untuk membunuh Menurut cara masuknya ke dalam
serangga sangat bergantung pada bentuk, badan serangga, insektisida dibagi dalam:
cara masuk ke dalam badan serangga,
1. Racun Kontak (Contact Poisons)
macam bahan kimia, konsentrasi dan
jumlah (dosis) insektisida. Selain itu Insekiisida masuk melalui eksoskelet
faktor-faktor yarrg harus diperhatikan ke dalam badan serangga melalui tarsus
Bab III. Enromologi 281

pada waktu istirahat di permukaan Insektisida organik dari alam terdiri


yang mengandung residu insektisida. atas golongan insektisida berasal dari
Racun kontak pada umumnya dipakai tumbuh-tumbuhan (trtiretrum, rotenon,
untuk memberantas serangga yang nikotin, sabadila) dan golongan insekti-
mempunyai benhrk mulut tusuk isap. sida berasal dari bumi (minyak tanah,
2. Racun
minyak solar, minyak pelumas).
P erut (Stomach P o is ons)
Insektisida organik sintetik terdiri
Insektisida masuk ke dalam badan se- atas golongan organik klorin (klorden,
raflggamelalui mulu! jadi hanrs dimakan. BHC, lindane), golongan organik fosfor
Biasanya serangga yang diberantas (malation, paration, diazinon, fenitrotion,
dengan insektisida ini mempunyai temefos, DDVP, diptereks), golongan
bentuk mulut untuk menggigit, lekat organik nitrogen (dinitrofenol), golongan
isap, kerat isap dan bentuk mengisap. sulfur (karbamat) dan golongan tiosianat
J. Racun Pernapasan (Fumigants) (letena, tanit).

Insektisida masuk melalui sistem per-


napasan Gpirakel) dan melalui permukaan Insektisida untuk
badan serangga. Insektisida ini dapat Pengendalian Artropoda
digunakan untuk memberantas semua
jenis serangga tanpa harus memper-
1. Fenitrotion 40 WP
hatikan bentuk mulutnya. Penggunaan
Insektisida ini termasuk golongan organo-
insektisida ini harus hati-hati sekali fosfat, disebut juga sumitron atau
terutama bila digunakan untuk mem-
folition. Bersifat sedikit menguap, oleh
berantas serangga di ruang tertutup.
karena itu penggunaannya dengan
Menurut macam bahan kimia, insek- menyemprotkan residu pada dinding
tisida dibagi dalam: 1) insektisida an- rumah. Mempunyai daya residu kurang
organik (inorganic insecticides), 2) insek- lebih 2 bulan. Aplikasi di lapangan untuk
tisida organik berasal dari alam (natural penyemprotan residu pada dinding
organic insecticides) dan 3) insektisida rumah. Di Indonesia insektisida ini
organik sintetik (synthetic organic insec- digunakan untuk pengendalian vektor
ticides). Pembagian insektisida ini dapat malaria (Anopheles ,qp.), terutama di
dilihat pada bagan pembagian insektisida. Pulau Sumatra, Jawa dan Bali, kecuali
Insektisida anorganik terdiri atas go- sebagian kabupaten Purworejo (Jawa
longan sulfur dan merkuri (SO' CuSOo, Tengah), Pangandaran (Jawa Barat)
HgClr), golongan arsenikum (trtaris green: dan sebagian Pantai Selatan Malang
(Jawa Timur).
Cu (CrHrOr. 3-Cu(AsrOr)r, lead arsenate
: PbHAsO a, Ca arsenate - Car(AsO), 2. Temefos (Abate 1% SG)
dan golongan fluor (Cryolite: NarA,F' Insektisida ini tergolong
organofosfat,
NaF). terutama digunakan untuk pengendalian
282 ParxitologiKedokteran

lawa Aedes aeg)lpti di tempat penam- 5. Piretrum


pungan air, dengan konsenfiasi 1 ppm (1 Insektisida ini berasal dari kepala bunga
g temefos 1% SG dalam 10 liter air). seruni (Chrys anthemum spp.). Piretrum
Larvisida ini tidak toksik terhadap mempunyai daya bunuh yang besar,
mamalia termasuk manusia, tetapi mem- bersifat neurotoksik dan menyebabkan
punyai toksisitas tinggi terhadap larva paralisis pada serangga. Larut dalam
nyamuk. Temefos bentuk granula mem- minyak dan mudah dicampur dalam
punyai daya residu lebih kurang 1 bentuk serbuk. Tidak toksik untuk
bulan, bila digunakan dalam tempat mamalia tetapi dapat menyebabkan
penampungan air. iritasi pada bronkus yang berakibat
3.Malation960/o sesak napas. Dipakai dalam obat
Malation termasuk golongan organo- nyamuk dengan konsentrasi rendah
fosfat. Bentuknya berupa larutan ber- sehingga bekerja sebagai repellent.
warna tengguli, baunya sangat tidak 6. Klorpirifos
menyenangkan, lambat larut dalam air, Klorpirifos termasuk golongan organo-
mudah larut dalampelarut lainnya. Me- fosfat. Mempunyai toksisitas rendah bagi
rupakan salah satu insektisida golongan mamalia dan serangga yang bukan
organofosfat yang banyak digunakan target, tetapi potensi4l bila digunakan
untuk memberantas nyamuk dewasa. untuk pengendalian beberapa serangga
Insektisida ini sangat toksik untuk lainnya terutama Aedes aegtpti dan
nyamuk, lalat, lipas, pinjal dan lain- Aedes albopictus. Aplikasi di lapangan
lafur, tetapi tidak mernbahayakan manusia dilakukan dengan cara fogging dalam
dan binatang. Malation biasanya digu- konsentrasi l%. Juga digunakan untuk
nakan untuk memberantas Ae.aegypti memberantas larva nyamuk yang mem-
dewasa dengan caxa pengasap n (fo4ging) punyai habitat di air yang sangat ter-
4. Propoksur polusi. Selain itu dapat digunakan
Propoksur termasuk golongan karbamat, untuk pengendalian lipas.
bersifat sedikit berbau, sangat efektif 7. Bendiokarb
sebagai insektisida yang digunakan Bendiokarb termasuk insektisida golong-
untuk residual spray, karena mempunyai an karbamat.Mempunyai daya bunuh
daya residu sampai 5 bulan. yang cepat terhadap serangga, daya
Dapat digunakan untuk memberantas residunya baik, digunakan terutama
lipas, lalat, nyamuk, laba-laba dan sand untuk pengendalian nyamuk Anopheles.
flies. Propoksur banyak dijual dalam Aplikasinya dengan penyemprotan
bentuk spray atau aerosol yang di- dinding rumah. Selain itu digunakan
campur dengan diklorvos. Sebagai re- untuk pengendalian seftmgga lain seperti
pellent.sangat peka untuk pengendalian vektor penyakit chagas, lalat, pinjal,
nyamuk rumah (Cx. quinquefas ciatus). ' sengkenit, lipas dan kutu busuk.
Bab III. Entomologi 283

Racun kontak

Anorganik
Sulfur
Merkirri
Racun perut
- Pb arsenat
- Paris Green
- Na fluorida
- Boraks
+r
Bahan padat
Racun pernapasan

- Paradiklorobenzen
- Naftalen
Cairan & Gas
- Hidrogen sianida
- Karbon disulfida
Arsenikum - Sulfir dioksida
Fluor - Metil bromida

Bahan alam Bahan buatan

Bahan tu h-tumbuhan
- minyak tanah - nikotin
- minyak solar - rotenon
- piretrum
- sabadila

Klorin Fosfor Nitrogen Sulfur Tiosianat Lain-Lain


Organik Organik Organik Organik Organik
(Karbamat)
Metoksiklor Malation Prolan Propoksur Letena Formaldehida
Klorden Paration Tanit Benzil benzoat
Heptaklor Temefos Dinitrofenol Bendiokarb
Toksafen Diazinon
Diptereks
Dursban
Fenitrotion
Fention
DDVP
Klorpirifos
Seri BHC:
BHC Repellent Bahan Auxiliary
Lindane - minyak sereh - inert carrier (talk)
- dimetilftalat - wetting agent (alkil sulfat)
- dietiltoluamida - solvent (kerosen)
- Rutgers 612 - emulsifier (milk)
- indalon - sinergis (piperonil butoksida)
- benzil benzoat

Bagan Pembagian Insektisida


Permetrin pada permukaan kayu bertahan sampai
Merupakan insektisida golongan pire- I2bulan, sedangkan pada permukaan
troid sintetik. Bersifat fotostabil dan kaca dapat bertahan sampai 3 bulan.
neuropoison terhadap serangg4 tidak Lamda sihalotrin bentuk tepung efektif
toksik bagi organisme lain termasuk untuk pengendalian nyamuk Ano-
mamalia tetapi dapat menyebabkan pheles yang digunakan sebagai pe-
iritasi ringan pada kulit. Permetrin nyemprotan residu pada dinding rumah.
larut dalam air dan bersifat sebagai Untuk pengendalian Ae.aeg,,pti dan
racun perut atau racun kontak; daya Aedes albopictus digunakan lambda
residu insektisida + 6 bulan. Diguna- sihalotrin bentuk emulsi dengan cara
kan untuk pengendalian nyamuk -foqginq dengan konsenbasi 5Yo. Larda
terutama Anopheles sebagai bahan sihalotrin juga dapat digunakan untuk
pencelup kelambu. Selain itu juga pengendalian lalat, lipas dan Tiiatoma.
digunakan untuk memberantas Aedes
sp, Cul ex sp. lalat (M. domes tica) dan
10. Sipermetrin
lipas (Periplaneta americana dan Insektisida initergolong piretroid
Blatla orientalis). sintetik, mempunyai sifat fisik berupa
cairan berwarna kuning pucat, di-
9. Lamda Sihalotrin
gunakan untuk pengendalian Aedes
Insektisida ini termasuk golongan
piretroid sintetik, mempunyai sifat aegtpti.
hampir sama dengan permetrin yaitu 11. Alfametrin
fotostabil. Lamda sihalotrin mempe- Atfametin termasuk golongan pirefoid
ngaruhi sistim saraf pusat; efektivitas sintetik. Alfametrin dalam bentuk
terhadap serangga target (vektor) tepung berwama putih, disuspensikan
cukup tinggi yaitu 70 - 80 kali lebih dalam air. lnsektisida ini mempunyai
aktif daripada malation, tetapi toksi- spektrum luas, toksisitas terhadap
sitas terhadap manusia dan binatang mamalia rendah, tidak berbau atau
peliharaan sangat rendah. Insektisida meninggalkan bekas. Daya residu
ini cukup toksik terhadap ikan dan dapat mencapai 5 bulan, baik diguna-
invertebrata tetapi di alam cepat di- kan di permukaan semen, kayu mau-
absorbsi oleh bahan-bahan yang pun bambu. Bekerja sebagai racun
terdapat pada bagian dasar habitat kontak dan racun perut. Digunakan
sehingga toksisitasnya terhadap untuk pengendalian nyamttk Ano-
organisme yang tidak ditargetkan pheles baik untuk stadium telur, larva
tersebut berkurang. Kelebihan lain maupun dewasa. Alfametrin sangat
dari insektisida ini adalah tidak mem- efektif untuk pengendalian nyamuk
punyai bau yang kurang menyenang- Aedes aeg,tpti dengan cara fogging.
kan dan pengaruh terhadap lingkungan Alfametrin berbentuk cairan berwarna
minimal. Daya residu insektisida ini kuning pucat.
Bab III. Entomologi 285

t2. Bifentrin Cara kerjanya menghambat penge-


Bifenfin termasuk golongan piretroid rasan kulit sesudah pengelupasan
sintetik generasi terakhir (non-cyano kulit larva dan menyebabkan larva
group). Struktur molekul bahan aktif- menjadi mati. Hormon ini dapat
nya lebih unggul dan tidak menyebab- digunakan untuk memberantas ber-
kan iritasi pada kulit. Efek residu bagai stadium larva.
mencapai 5-6 bulan. Bifentrin di- 13. Diquat dan MCPA
gunakan untuk pengendalian nyamuk Diquat merupakan herbisida yang di-
Anopheles. Selain untuk Anopheles gunakan untuk membunuh tumbuh-
juga dapat digunakan untuk pengen- tumbuhan air tempat berlindung nyamuk
dalian nyamuk Culex danAedes. Mansonia sp. seperti Eichornia sp.
11. Metopren dan Pistia sp.. Herbisida ini bersifat
Metopren merupakan hormon sebagai racun kontak.
tiruan analog hormon juvenil yang 14. Fenoksilen
berfungsi sebagai pengatur pertum- Fenoksilen adalah herbisida yang dapat
buhan dan pergantian kulit serangga digunakan untuk membunuh tumbuh-
(insect growth hormone) pada lawa tumbuhan air seperti Pistia,sp. dan
nyamuk atau serangga lain. Larvisida Salvinia sp.
ini bersifat kurang stabil, oleh karena
itu untuk penggunaan di lapangan Daftar Pustaka
dibuat suatu formula yang bersifat 1. Shepard HH. The chemisty and action of insec-
slow release (tenxai lambat). Meto- ticides. Mc Graw-hill Book Company, krc; 1951.
pren menekan kerja hormon ekdison 2. Luo D, Lu D, Yao R, Li P. Alphamethrin
yang penting untuk pergantian kulit impregnated bed nets for malaria and
mosquito control in China. Tran R Soc Trop
sehingga perkembangan dan pema- Med Hyg 1994; 88(6):625-8.
tangan larva terhambat. Akibatnya 3. Helsen BV, Surgeoner GA. Efficacy of cyperme-
pembentukan pupa dan nyamuk thrin for the contol ofmosquito lawae and pupae
dewasa terhambat dan jika terbentuk and impact on non target organisms, including
fish JAm Mosq ContolAssoc 1986;2Q):269-7 l.
nyamuk dewasa maka nyamuk dewasa
itu cacat sehingga tidak dapat hidup
4. Batra CP, Raghavendra K Adak T, Singh OP.
Evaluation of bifenthrintreatedmosquitonets
lama. Metopren diproduksi dalam against Anopheline and Culicine mosquitoes.
bentuk granula, pelet dan briket. Indian J Med Res 2005;l2l(l):55-62.
Metopren digunakan untuk pengen- 5. Campos J, Andrade CF. Larval susceptibility
dalian larva Anopheles, Culex dan to chemical insecticides of two Aedes aegtpti
population. Rev Saude Publica 2ffi1;35Q):2324.
Aedes. Keunfungan pengguman meto-
6. Dorta DM, Vasuki V, Rajavel A. Evaluation
pren adalah tidak toksik terhadap of organophosphorus and synthetic pyrethroid
organisme bukan sasaran. insecticides against six vector of mosquito
species. Rev Saude Publica 1993;27(6):391-7.
t2. Diflubenzuron 7. Baruah I, Das SC.. Evaluation of methoprene
Analog dengan hormon ekdison, (altosid) and diflubenzuron (dimilin) for the
yaitu suatu hormon tiruan yang ber- control ofmosquito breeding in Tezpur (Assam).
fungsi dalam perkembangan larva. Indian J Malariol 19961.33Q):61-6.
Resistensi Serangga insektisida oleh enzim sehingga serangga
tidak mati.
terhadap Insektisida Resistensi kelakukan bawaan dise-
babkan oleh: 1) perubahan habitat seftrngga,
p esistensi serangga terhadap insek- sehingga terhindar dari pengaruh insek-
I\tisida diartikan sebagai kemampuan tisida. Keturunannya mempertahankan
populasi serangga untuk bertahan ter- habitat baru; 2) avoidance, sifat meng-
hadap pengaruh insektisida yang biasanya hindarkan diri dari pengaruh insektisida
mematikan. Resistensi serangga dibagi sehingga tidak terbunuh tanpa mengubah
dalam resistensi bawaan dan resistensi habitat.
yang didapat.
Resistensi yang Didapat
Resistensi Bawaan Dari populasi serangga, anggota yang
rentan menyesuaikan diri terhadap pengaruh
Dari populasi serangga ada anggota
insektisida sehingga tidak mati dan mem-
yang pada dasarnya sudah resisten
bentuk populasi baru yang resisten.
terhadap suatu insektisida. Sifat itu turun
Resistensi fisiologik yang didapat
temurun sehingga selanjutnya terjadi
terjadi karena toleransi terhadap insekti-
populasi yang resisten seluruhnya. Resis-
sida, karena sebelumnya telah mendapat
tensi bawaan juga terjadi karena perubahan
dosis subletal. Resistensi kelakuan yang
gen yang menyebabkan mutasi. Mutan
didapat terjadi karena serangga dapat
tersebut dan keturunannya resisten semua-
menghindarkan diri sebagai akibat dosis
nya. Menurut mekanismenya resistensi subletal insektisida. Resistensi silang
bawaan dibagi dalam resistensi fisiologik (cross resistance) terjadi jika serangga
bawaan dan resistensi kelakuan bawaan. resisten terhadap dua insektisida baik
Resistensi fisiologik bawaan disebab- kedua insektisida termasuk dalam satu
kan oleh: 1) daya absorbsi insektisida yang golongan (malation dan paration) ataupun
sangat lambat, sehingga serangga tidak dalam satu seri (heptaklor dan klorden).
mati; 2) daya penyimpanan insektisida Jika spesies serangga resisten terhadap
dalam jaringan yang tidak vital, seperti dua insektisida (kedua insektisida tersebut
jaringan lemak, sehingga organ vital ter- termasuk dalam dua golongan atau
hindar dan serangga tidak mati; 3) daya dua seri), serangga tersebut dinyatakan
ekskresi insektisida yang cepat sehingga mengalami resistensi ganda (double
tidak membunuh seran gga; 4) detoksikasi resistance).
Bab III. Entomologi 287

HOSPES PERANTARA

fasad tempat hidup parasit disebut dapat menjadi hospes perantara cacing
rl hospes. Hospes perantara adalah jasad Paragonimus westermani di Jepang.
tempat parasit tumbuh menjadi bentuk
4. Ctenocephalides
infektif yang dapat ditularkan kepada
hospesnya (misalnya manusia). Ctenocephalides (pinjal) termasuk
ordo siphonaptera dari kelas insekta. Cteno-
l. Cyclops cephalides canis (pnjal anj ing) dan Cteno-
cephalides felis (pinjal kucing) dapat men-
Cydops termasuk ordo copepoda dari
jadi hospes perantara cacing Dipylidium
kelas crustacea. Cyclops hidup di air tawar
caninum di Filipina.
dan di air asin. Cyclops strenuus yang
hidup di air tawar dapat menjadi hospes 5. Tenebrio
perantara cacing Diphyllobothrium latum
knebrio (kumbang) termasuk ordo
di Eropa, sedangkan Cyclops spp. dapat coleoptera dari kelas insekta. knebrio
menjadi hospes perantara Gnathostoma molitor (kumbang tepung) dapat menjadi
spinigerum di Indonesia dan Dracunculus hospes perantara cacing Hymenolepis
medinensis di India. diminuta di Jepang.

2. Diaptomus 6, Xenopsylla cheopis dan Neopsylla


Diaptomus termasuk ordo copepoda sondaica
dari kelas crustacea. Habitat Diaptomus Merupakan hospes perantara Hyme-
sama dengan habitat Cyclops. Diaptomus nolepis diminuta.
gracilis dapat menjadi hospes perantara
7. Fontariq
cacing Diphyllobothrium latum di Eropa.
Fontaria (lengkibang, luing) termasuk
3. Potamon dan Cambarus kelas diplopoda. Fontaria virginiensis yang
Potamon (ketam) dan Cambarus ditemukan di kebun-kebun sebagai pe-
(udang) termasuk ordo decapoda dari makan tumbuhan dapat menjadi hospes
kelas crustacea. Potamon dehaani dan perantara cacing Hymenolepis diminuta
Cambarus virilis yang hidup di air tawar di India.
288 ParasitologiKedokteran

ARTROPODA PENYEBAB ALERGI


DAN REAKSI TOKSIK

1. Kontak dapat juga menyebabkan kelainan bila


manusia kontak dengan bulu yang ter-
a) Alergi yang Disebabkan Kupu-kupu dapat di bagian ventral abdomennya.
Kelainan karena kupu-kupu dewasa
upu-kupu adalah serangga yang ter- disebut lepidopterisme. Gejala klinis lepi
asuk ordo lepidoptera. Stadium dopterisme berupa urtikaria.
dewasa mempunyai 2 pasang sayap yang Beberapa spesies kupu-kupu yang
bersisik tebal dan mempunyai bentuk law any a mengandung bulu beracun adalah
mulut untuk mengisap (siphoning), Megalopyge opercularrs (di Amerika),
sedangkan larva mempunyai bentuk mulut Anaphe infracta (di Eropa) dan Parasa
untuk menggigit. Kupu-kupu mengalami hilarata (di Asia). Contbh kupu-kupu pe-
metamorfosis lengkap dan dibagi dalam2 nyebab lepidopterisme adalah Hylesia spp.
golongan yaitu kupu-kupu siang (butterfu)
dan kupu-kupu malam (moth). Diagnosis
Diagnosis ditetapkan bila terdapat
Patologi dan Gejala Klinis gejala klinis disertai riwayat kontak
Larva kupu-kupu yang biasa disebut dengan ulat bulu atau kupu-kupu.
ulat bulu mempunyai bulu yang mengan-
dung toksin yang dapat menyebabkan Pengobatan
kelainan disebut erusisme. Gejala erusisme Lesi yang timbul jangan digaruk
atau dermatitis ulat (caterpillar derma- karena dapat mempercepat penyebaran
titis) adalah urtikaria, nyeri, gatal dan rasa toksin. Seluruh tubuh yang mengalami
panas. Hal itu disebabkan oleh toksin yang reaksi segera direndam dalam air dingin
merusak sel-sel tubuh sehingga tubuh untuk melarutkan toksin dan bulu-
mengeluarkan histamin, serotonin dan bulu yang melekat pada kulit. Untuk
heparin sebagai reaksi terhadap toksin pengobatan lokal dapat diberikan larutan
larva kupu-kupu. Jika bulu ulat me- yodium, kortikosteroid dan antihistamin.
ngenai mata dapat terjadi konjungtivitis Pada keadaan berat, obat tersebut dapat
atau ulkus kornea. Kupu-kupu dewasa diberikan secara oral atau parenteral.
Bab III. Entomolosi 289

Epidemiologi penetrasi kulit, sedangkan yang berasal


Terdapatnya kasus erusisme dan lepi-
dari feses masuk ke tubuh manusia
melalui inhalasi.
dopterisme di suatu daerah dipengaruhi
oleh spesies kupu-kupu, keadaan daerah
Diagnosis
dan kebiasaan masyarakat sebagai petani
atau pekerja kebun. Pencegahan erusisme Diagnosis asma yang disebabkan oleh
dan lepidopterisme dilakukan dengan D. p t erony s s inus dapat ditegakkan dengan
menghindari kontak dengan ulat bulu tes kulit yang menggunakan ekstrak
atau kupu-kupu. Pemberantasan kupu-kupu tungau debu.
dilalarkan dengan menggunakan insektisida.
Pengobatan
b) Alergi yang Disebabkan Tirngau
Untuk mengatasi serangan asma dapat
D ermatop h ag oides ptero ny ssin us
diberikan bronkodilator dan kortikosteroid.
D.pteronyssinus (tungau debu rumah/
TDR) adalah tungau debu yang berukuran Epidemiologi
0,2-1,2 mm, badannya berbulu dan ber- Populasi tungau debu di dalam
kaki 4 pasang (dewasa). TDR termasuk rumah bergantung pada faktor-faktor: 1)
ordo acari, mengalami metamorfosis tidak tinggi rendahnya rumah,dari permukaan
sempurna dan ditemukan pada debu laut;2) daerah dengan musim panas yang
rumah terutama di tempat tidur (sprei, " lebih panjang dari musim hujan, 3) adanya
kasur, bantal), karpet, lantai dan juga berbagai macam binatang di dalam rumah,
ditemukan di luar rumah, misalnya pada 4) rumah yang kotor dan banyak debu 5)
sarang burung, permukaan kulit mamalia suhu dan kelembaban optimum optimal
dan binatang lainnya. Makanannya adalah bagi perkembangan populasi TDR adalah
serpihan kulit (skuama) manusia/ binatang. 25"-30"C dan kelembaban relatif 70-80%
dengan kelembaban kritis 60-650/o. Per-
Patologi dan Gejala Klinis kembangbiakan TDR terganggu pada suhu
di atas 32"C danjika tungau dipanaskan
Tungau debu merupakan alergen
selama 6 jam pada suhu 51oC dengan
hirup sebagai faktor pencetus timbulnya
kelembaban udara 60% maka tungau
penyakit alergi seperti dermatitis atopik,
akan mati.
asma bronkial dan rinitis. Tungau merupa-
kan komponen alergenik utama dari debu
Pemberantasan TDR
rumah. Bagian TDR yang mengandung
alergen adalah kutikula, organ seks dan Untuk mencegah penyakit alergi cara
saluran cerna. Selain bagian badan, feses terbaik adalah menghindarkan alergen
TDR juga mempunyai sifat antigenik. dengan mengurang i pajanan debu rumah.
Antigen yang berasal dari tubuh TDR Penghindaran TDR dapat mengurangi gejala
masuk ke dalam tubuh manusia melalui asma dan obat yang dipakai penderita
290 ParasitologiKedokteran

dengan syarat penghindaran TDR dilaku- dan serangan asma berkurang. Ter-
kan secara agresif. Menghindari pajanan dapat hubungan antara ketinggian
dan pemberantasan TDR dapat dilakukan suatu daerah dengan populasi TDR.
dengan cara: Makin tinggi suatu daerah, jumlah
TDR makin sedikit.
1. Menjaga Kebersihan
Untuk menghindari TDR, rumah di- 3. Mengatur Kelembaban
bersihkan dari debu dengan cara di- Untuk mengurangi kelembaban rumah,
sapu dan dipel setiap hari dan perabot ventilasi harus diperbaiki. Upayakan
rumah dibersihkan dengan lap basah agar sinar matahari dapat masuk ke
atau disedot dengan penyedot debu. dalam rumah dengan membuka jendel4
Jangan membersihkan rumah dengan memasang genteng kaca atau fiber-
kemoceng/dikebut karena debu tidak glass. Pengurangan populasi TDR juga
hilang tetapi justu beterbangan. Perabot dapat dilakukan dengan mengguna-
kamar tidur harus sesederhana mungkin. kan air conditioner untuk mengurangi
Manusia menggunakan waktunya kelembaban udara. Mempertahankan
paling banyak di dalam kamar tidur kelembaban di bawah 35o/o selama
(biasanya manusia tidur 6-8 jam sedikibrya 2 jarn perhari sampai 8 jam
sehari), sehingga kebersihan kamar dapat memperlambat pertumbuhan
tidur harus diperhatikan.TDR mudah populasi TDR.
hidup dan berkembang biak di dalam
kasur dan bantal yang berisi kapuk,
4. PenggunaanZatKimia
Akarisida seperti benzil benzoat, piri-
oleh karena itu sebaiknya kasur dan
mifos metil, permetrin, fenil salisilat
bantal diganti dengan yang terbuat
adalah zat kimia yang dapat mem-
dari karet busa atau poliester. Jika hal
bunuh tungau. Benzil berzoat terdapat
itu tidak dapat dilaksanakan, maka dalam dua bentuk yaitu bentuk serbuk
kasur dan bantal yang berisi kapuk
dan bentuk busa. Benzllbemoat (5o/o)
dibungkus dengan plastik atau karet
serbuk dengan ukuran 200 mikron di-
sebelum dibungkus seprei dan sarung
gunakan pada karpet dan bahan tekstil
bantal. Seprei dan sarung bantal diganti
yang dipakai sebagai alas lantai,
sekurang-kurangnya seminggu sekali
sedangkan bentuk busa (2.6oh) diguna-
sedangkan kasur, bantal, dan guling
kan untuk kasur, bahan tekstil yang
dijemur seminggu sekali.
halus, perabot rumah tangga, dan
2. Memindahkan Penderita ke Daerah mainan anak. Mortalitas tungau setelah
yang Lebih Tinggi. Upaya mengurangi dua bulan penggunaan benzil benzoat
pajanan alergen dengan memindahkan adalah 100% tetapi setelah tiga bulan
penderita ke daerah yang lebih tinggi menurun menjadi 60%. Fenil salisilat
dan kelembaban rendah telah dilalnrkan yang strukturnya sama dengan benzil
di Davos, Swiss. Dengan upaya tersebut benzoat temyata lebih efektif. Zat
penderita asma mengalami perbaikan kimia lain adalah asam tanat yang
Bab IIl. Entomologi 291

dapat mengubah alergen dari feses enzim dan substansi serupa protein. Zat-
tungau menjadi lebih hidrofobik dan zat ittt bersifat anafilaktogenik, hemolitik,
berkurang sifat alergeniknya. neurotoksik, antigenik dan sitolitik. Pada
kasus yang ringan sengatan lebah hanya
c) Lytta dan Paederus
menimbulkan rasa nyeri, gatal, kemerahan
Lytta vesicatoria adalah kumbang dan edema pada tempat yang disengat,
yang termasuk ordo coleoptera dari kelas
sedangkan pada kasus yang berat misal-
insekta. Kumbang tersebut mengandung
nya pada multiple stinging dapat terjadi
kantaridin yang bersifat diuretik. Jika mual, muntah, demam, sesak napas, hipo-
kontak dengan kulit manusia, kumbang tensi dan kolaps. Kematian biasanya
mengeluarkan sekretnya yang dapat me-
terjadi karena syok anafilaktik.
nimbulkan lepuh (blister) sehingga disebut
kumbang lepuh (blister beetle). Kumbang
lepuh banyak ditemukan di Meksiko. Pengobatan
Di Indonesia ada kumbang lepuh yang Sengat lebah yang tertinggal harus
disebut Paederus sabaeus. segera dibuang. Daerah yang disengat
dibersihkan tetapi tidak boleh ditekan
2. Sengatan karena toksin akan menyebar lebih cepat.
Kompres es, meninggikan ekstremitas dan
Lebah penggunaan antihistamin lokal mungkin
Lebah termasuk ordo hymenoptera, berguna. Analgesik dapat diberikan
mempunyar 2 pasang sayap yang tipis secara oral dan anestetikum lokal dapat
(membranosa) dan mempunyai pinggang diberikan secara infiltrasi di sekitar
yang disebut pedisel sebagai penyam- lesi. Bila terjadi syok, dapat diberikan
bung toraks dan abdomen. Mulut lebah obat untuk menanggulangi syok secara
digunakan untuk menggigit dan menjilat. umum, yaitu adrenalin, kortikosteroid dan
Pada ujung abdomen lebah betina dan antihistamin.
pekerja terdapat alat penyengat yang
mengeluarkan toksin. Pemberantasan
Pemberantasan lebah dilakukan
Patologi dan Gejala Klinis dengan insektisida.
Pada umumnya gejala klinis yang
berat disebabkan oleh sengatan lebah Kalajengking
yang termasuk famili apidae, vespidae
dan bombidae. Gejala yang timbul akibat Kalajengking termasuk ordo scorpio-
sengatan lebah adalah akibat toksin yang nida. Dua genus kalajengking yang
dikeluarkan pada waktu menyengat. mempunyai peranan penting dalam ilmu
Toksin lebah mengandung apamin, melitin, kedokteran adalah Centruroides dan
histamin, asetilkolin, 5-hidroksitriptamin, Buthus yang termasuk famili Buthidae.
292 ParasitologiKedokteran

Morfologi dan Daur Hidup 3. Gigitan


Kalajengking aktif pada malam hari, Kelabang
berdiam di bawah batu, potongan kayu
atau tempat persembunyian lain. Kala- Kelabang atau, centipede termasuk
jengking vivipar dan anaknya dibawa kelas chilopoda. Tubuhnya memanjang
untuk beberapa saat di atas punggung dan pipih dorsoventral, terdiri atas kepala
induknya. Tubuh kalajengking terdiri atas dan badan yang beruas-ruas. Tiap ruas
sefalotoraks dan abdomen serta mem- badan mempunyai satu pasang kaki. Di
punyai 4 pasang kaki. Pada ruas terakhir kepala terdapat satu pasang antena. Pada
abdomen terdapat alat penyengat yang di- ruas pertama badan terdapat sepasang
sebut telson yang mengandung kelenjar kuku beracun (trtoison claw) yang berhu-
bungan dengan kelenjar racun. Tempat hidup-
racun. Pedipalpnya besar, ujungnya kuat
dan merupakan sapit. nya di bawah batu dan kayu. Makanannya
berupa insekta dan binatang kecil lainnya.
Patologi dan Gejala Klinis Metamorfosisnya tidak sempuma.

Sengatan kalajengking yang besar Patologi dan Gejala Klinis


sepertu Buthus dan Centruroides ber-
bahaya. Racun kalajengking berupa toksal- Gigitan kelabang d,apat menimbul-
kan nyeri dan eritema karena toksin yang
bumin yang mengandung neurotoksin dan
keluar melalui htku beracun. Toksin
hemotoksin. Pada tempat sengatan terasa.
kelabang mengandung antikoagulan dan
sangat nyeri dan pedih yang menjalar
5 hidroksi triptamin. Gigitan Scolopendra
ke sekitarnya. Dapat timbul keracunan yang terdapat di daerah tropik dan subtopik
sistemik yang berakhir dengan kematian dapat menyebabkan rasa nyeri, perdarahan
karena syok dan paralisis pernapasan. dan nekrosis. Kematian akibat gigitan
Hemotoksin dapat menimbulkan per- kelabang belum pernah dilaporkan.
darahan dan nekrosis.
Pengobatan
Pengobatan
Sama seperti pengobatan terhadap
Daerah yang disengat di kompres sengatan kalaj engking.
es. Dapat diberikan kortikosteroid dan
antihistamin. Pemberian anti-racun sangat Laba-laba
bermanfaat.
Laba-laba termasuk ordo aranea.
Pemberantasan Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks dan
abdomen. Di sefalotoraks terdapat kelenjar
Dapat dipakai insektisida seperti toksin. Toksin dikeluarkan melalui mulut.
karbamat, klorden, piretrum dan benzen Laba-laba bertelur dalam jumlah besar
heksaklorida. yang dibungkus dalam kokon. Metamorfosis
Bab III. Enromologi 293

tidak sempurna. Laba-laba jantan pada terjadi gangguan kejiwaan. L.mactans


umumnya mati setelah kopulasi. Makan- menyebabkan araknidisme sistemik.
annya insekta dan binatang kecil lainnya
yang ditangkap dengan sarangnya dan Loxosceles lueta
dibunuh dengan toksinnya. Meskipun
pada umumnya laba-laba mengandung L. laeta ditemukan di benua Amerika.
Bentuknya kecil, berukuran 8-15 mm,
racun untuk membunuh mangsanya, hanya
berwama kuning sampai tengguli tua.
beberapa spesies yang berbahaya untuk
Pada umumnya menyebabkan arak-
manusia. Gigitan laba-laba menyebabkan
nidisme nekrotik. Pada tempat gigitan
kelainan yang disebut araknidisme (arach-
timbul edema dan rasa nyeri. Bila edema
nidisme). Menurut sifat toksinnya dapat
menghilang, timbul nekrosis yang dimulai
terjadi araknidisme nekrotik dan arak- dari bagian tengah. Kulit mengelupas
nidisme sistemik. Di Indonesia arakni- dan terjadi ulkus yang besar dan dalam.
disme belum pernah dilaporkan. Pada keadaan berat mungkin timbul gejala
sistemik, terutama pada anak. Kematian
Latrodectus
terjadi karena gagal jantung.
Eieberapa spesies Latrodectus ditemu-
kan di Eropa, Australia, Selandia Baru, Thrantulu
Afrika, Amerika Serikat, Timur Tengah,
Filipina dan Vietnam. Nama Thrantula dipakai untuk me-
Latrodectus mactans (laba-laba janda
nyebut setiap jenis laba-laba yang besar.
hitam : black widow spider) yang betina Salah satu spesies yang dikenal adalah
Lycosa tarantula. meskipun mempunyai
berukuran 13 mm, berwarna hitam dan
rupa yang menyeramkan, grgitarny a hany a
mempunyai gambaran hour glass merah
pada bagian ventral abdomen. Laba-laba menyebabkan rasa nyeri setempat dan
jantan berukuran 6 nun, mempunyai tidak berbahaya.
garis median merah dan 3 garis trans-
Pengobatan
versal putih pada bagian dorsal abdomen.
Biasanya laba-laba jantan dibunuh oleh Pengobatan gigitan laba-laba sama
laba-laba betina setelah kopulasi. Racun seperti pengobatan sengatan kalajengking.
L.mactans bersifat neurotoksik terhadap
saraf perifer. Pada tempat gigitan timbul Solenopsis geminuta (Semut Api)
benjolan merah biru, dikelilingi lingkaran
putih. Gigitan laba-laba menimbulkan rasa Semut api termasuk ordo hymenop-
nyeri yang hebat. Rasa nyeri menjalar ke tera dari kelas insekta. Semut tersebut
dada dan perut dan timbul gejala seperti banyak ditemukan di Amerika Serikat
akut abdomen. Dapat terladi syok dan bagian selatan. Jika menyengat manusia
paralisis pernapasan yang menyebabkan dapat menimbulkan vesikel dan pustul di
kematian dalamwaktu 1 8-36jam. Dapatjuga bagian badan yang disengat.
294 ParasitologiKedokteran

Cimex (Kutu Busuk) kopulasi. Sengkenit betina bertelur di tanah


kemudian mati. Telur menetas menjadi
Kufu busuk termasuk ordo hemip-
larva berkaki 3 pasang, yang kemudian
tera dari kelas insekta. Cimex hemipterus
tumbuh menjadi nimfa berkaki 4 pasang
(Indonesia) dan Cimex lectularius (Eropa)
kemudian menjadi dewasa. Untuk tiap per-
dapat digunakan sebagai serangga per-
cobaan untuk xenodiagnosis penyakit gantian stadium diperlukan pengisapan
Chagas. Gigitan Cimex dapat menimbul- darah hospes dan setelah kenyang melepas-
kan dermatitis. kan diri dari hospes. Pertumbuhan dari
stadium larva sampai dewasa dapat ber-
Sengkenit langsung pada satu hospes atau lebih.
Sengkenit (ttcks) termasuk ordo
acaina, superfamili ixodoidea. Tirbuhnya Patologi dan Gejala Klinis
terdiri atas kapitulum dan abdomen berupa
Beberapa spesies sengkenit mengan-
kantong yang sebenamya terbentuk dari
dung toksin yang dapat menyebabkan
bagian kepala, toraks dan abdomen. Meta-
paralisis. Pada waktu mengisap darah,
morfosis tidak sempurna. Stadium dewasa
toksin dikeluarkan bersama ludah yang
mempunyai 4 pasang kaki, sedangkan
mengandung antikoagulan. Paralisisnya
larva dan nimfa muda mempunyai 3
berupa paralisis motorik yang dapat me-
pasang kaki. Besar sengkenit kira-kira I cm,
nimbulkan kematian bila mengenai otot
kulitnya kuat dan berbulu pendek. Bagian
pemapasan. Jika sengkenit menggigit bahu
mulut dilengkapi dengan hipostoma dan
atau sepanjang tulang punggung gejala
kelisera (chelicera) yang bergigi (Gambar
menjadi lebih berat. Ternak juga dapat
31). Sengkenit hidup sebagai ektoparasit
terkena penyakit ini. Paralisis dapat di-
mamalia, burung dan reptilia. Sengkenit
dibagi dalam dua famili yaitu ixodidae kurangi dengan melepaskan sengkenit
(sengkenit keras) dan argasidae (sengkenit yang menggigit. Spesies sengkenit yang
lunak). dapat menyebabkan tick paralisis adalah
Dermacentor andersoni, Dermacentor
variabilis dan Amblyomma maculatum di
Sengkenit Keras
Amerika Serikat, sefta Ixodes holocyclus
Pada sengkenit keras kapitulum di Australia.
tampak dari dorsal. Di punggung ter- Gigitan sengkenit juga menyebabkan
dapat lapisan kitin yang tebal dan keras trauma mekanis. Pada tempat gigitan ter-
disebut skutum. Sengkenit hidup sebagai jadi luka yang mudah meradang terutama
ektoparasit dan mengisap darah berbagai jika kapitulumnya tertinggal pada waktu
binatang. Sengkenit jantan mati setelah sengkenit dilepaskan.
Bab III. Entomologi 295

Daftar Pustaka and other invertebrate venoums. New York:


l. Bettini S. Arthropod venoms. Heidelberg, Marcell Dekker; 1984.
New York: Sorinser Verlas 1978. Cuthbert OD, BrostoffJ, Wraith DG, Brightons
2. Faust, Beav'er, Jung. Aiimal agents and WD. Bam allergy asthma and rhinitis due to
vectors ofhunian diSease. PhiladeTphia: Lea
storage mites. Clin Aller 197 9;9:229.
and Febiger; 1973.
3. Gordon, Lavopierre. Entomology for students 7. Voorhorst R, Spieksma FTHM, Varekamp H.
of medicine. Oxford and Edinburgh: Blackwell House{ust atopy and the house{ustmite. I-eiden:
Scientific Publications; 1972. Stafleu's scientific publishing company; 1969.
4. Winu RAA[ergic and toxic reactions to stingng Sujudi Y. Prevalensi dermatitis atopik anak
arthropods. Annu Rev Entomol l9M;29:47-69. dan populasi tungau debu rumah di Kelurahan
5. Ori M. Biology and poisonings by spiders in Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur
insect poison. In: Tu AI ed. Poison, allergens (tesis). Jakarta: Universitas Indonesia; 2003.
296 ParasitologiKedokteran

A = Sengkenit (Iicks)
hypostom
o:o'P"'lt.i- capiuum
capitulii
koksa ll
koksa ll
lubang genital
koksa I
alurgenital
koksa lV
tochanter
prcfemur
-
femur spirakel

tibia anus

protarsus
tarsus

B = Pinjal (F/eas)

-@i_toraKs_-l__ - - _*_qEoJF! __ __ -
f
sisir protoraks
l
antena
mata pigidium
sisik pipi

palpus maksila spermateka

Gambar 31. Sengkenit (ticl6) dan Pinjal (fieas'S


Bab lll. Entomologi 297

PENYAKIT YANG DISEBABKAN


ARTROPODA

1. Skabies Patogenesis
Lesi primer skabies berupa terowong-
Qkabies atau penyakit kudis adalah
an yang berisi tungau, telur dan hasil
LJpenyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes metabolisme. Pada saat menggali tero-
scabiei varietas hominis. wongan tungau mengeluarkan sekret yang
dapat melisiskan stratum komeum. Sekret
Morfologi dan Daur Hidup dan ekskret menyebabkan sensitisasi se-
hingga menimbulkan pruritus dan lesi
Sarcoptes scabiei adalah tungau yang sekunder. Lesi sekunder berupa papul,
termasuk famili sarcoptidae, ordo acarL, vesikel, pustul, dan kadang bula. Dapat
kelas arachnida. Badannya berbentuk oval juga terjadi lesi tersier berupa ekskoriasi,
dan gepeng; yang betina berukuran 300x eksematisasi dan pioderma. Tungau hanya
350 mikron; sedangkan yang jantan ber- terdapat pada lesi primer.
ukuran 150x200 mikron (Gambar 32). Tungau hidup di dalam terowongan
Stadium dewasa mempunyai 4 pasang di tempat predileksi, yaitu jari tangan,
kaki, 2 pasang merupakan pasangan kaki pergelangan tangan bagian ventral,
depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang. siku bagian luar, lipatan ketiak depan,
Setelah melakukan kopulasi S.scabiei umbilikus, gluteus, ekstremitas, geni-
jantan mati, tetapi kadang-kadang dapat talia eksterna pada laki-laki dan areola
mammae pada perempuan. Pada bayi dapat
bertahan hidup beberapa hari. Tungau
menyerang telapak tangan dan telapak
betina membuat terowongan di stratum
kaki. Pada tempat predileksi dapat di-
korneum kulit. Setelah kopulasi, dua hari temukan terowongan berwarna putih
kemudian tungau betina bertelur 2-3 butirl abu-abu dengan panjang yang bervariasi,
hari dalam terowongan. Telur menetas rata-rata I mm, berbentuk lurus atau
menjadi larva dalam waktu 3-5 hari dan berkelok-kelok. Terowongan ditemukan
larva menjadi nimfa dalam waktu 3-4 bila belum terdapat infeksi sekunder. Di
hari. Nimfa berubah menjadi dewasa ujung terowongan dapat ditemukan vesikel
dalam waktu 3-5 hari. atau papul kecil. Terowongan umunnya
298 ParasitologiKedokteran

A = Tuma (Lice)

Fit,t
/ rr r
r
.

iIsi (head louse)

(body louse)

Phthirus pubis (crab louse)

B = Tungau (Mite)

%
4
{i

Leptotrombidium (Chigger) Sarcopfes


Sarcopfes sca
scabiei

Gambar 32. Tirma (lice) dan Tungau (mites)


Bab III. Entomolosi 299

ditemukan pada penderita kulit putih dan Pengobatan


sangat jarang ditemukan pada penderita
Preparat sulfur presipitatum 5-I0o/o
di Indonesia karena umunnya penderita efektif terhadap stadium larva, nimfa dan
datang pada stadium lanjut sehingga dewasa tetapi tidak dapat membunuh telur.
sudah terjadi infeksi sekunder.
Karena itu pengobatan minimal selama 3
hari agar law a yangmenetas dari telurnya
Diagnosis
dapat pula dimatikan oleh obat tersebut.
Diagnosis dapat dipastikan bila di- Gama benzen heksaklorida efektif
temukan S.scabiei yang didapatkan dengan untuk semua stadium tetapi tidak dapat
cara mencongkeUmengeluarkan tungau dari digunakan untuk anak di bawah 6 tahun
kulit, kerokan kulit atau biopsi. Diagnosis karena neurotoksik.
diferensial skabies adalah prurigo yang Permetrin dalam bentuk krim 5Yo
mempunyai predileksi yang sama. Tungau efektif untuk semua stadium dan relatif
sulit ditemukan pada pemeriksaan labora- aman untuk digunakan pada anak-anak.
torium karena tungau yang menginfestasi Obat lain yang efektif untuk semua
penderita sedikit. Penyebabnya adalah stadium adalah benzllbenzoat 20 -25Yo dan
jumlah telur yang menetas hanya llYo. krotamiton, tetapi obat ini relatif mahal
Selain itu garukan dapat mengeluarkan Agar pengobatan berhasil baik, faktor
tungau secara mekanik dan jika terjadi yang harus diperhatikan adalah jelaskan
infeksi sekunder maka pus yang terbentuk cara pemakaian obat pada pasien bahwa
dapat membunuh tungau karena pus ber- krim harus dioleskan bukan hanya pada
sifat akarisida. lesi tetapi ke seluruh tubuh mulai dari
Agar pemeriksaan laboratorium mem- leher hingga ke jari kaki selama T2 jam.
Perhatian harus diberikan pada area inter-
berikan hasil yang baik maka faktor-faktor
yang harus diperhatikan adalah: triginosa termasuk lipatan intergluteal,
1. Papul yang baik untuk dikerok adalah ibu jari kaki dan subungual. Bila krim
terhapus sebelum waktunya, maka krim
papul yang baru dibentuk
harus dioleskan lagi. Selain itu, obati oftmg
2. Pemeriksaan jangan dilakukan pada yang kontak dengan penderita dan pada
lesi ekskoriasi dan lesi dengan infeksi
sekunder
lesi dengan infeksi sekunder berikan anti-
3. Kerokan kulit harus superfisial dan biotik. Pakaian, seprei, dan sarung bantal
tidak boleh berdarah harus dicuci dan disetrika dengan baik.
Kasur, bantal, guling harus dijemur paling
4. Jangan mengerok dari satu lesi tetapi
dari beberapa lesi. Tungau paling sering sedikit 2 kali seminggu, ventilasi rumah
ditemukan pada sela jari tangan diperbaiki agar cahaya matahari dapat
sehingga perhatian terutama diberi- masuk.
kan pada daerah itu.
Epidemiologi
5. Sebelum mengerok, teteskan minyak
mineral pada skalpel dan pada lesi Skabies biasanya menghinggapi
yang akan dikerok pasien dengan hygiene yang buruk, miskin
dan hidup dalam lingkungan yang padat 3. Pedikulosis
dan kumuh
Pedikulosis adalah gangguan yang
disebabkan oleh infestasi tuma. Salah satu
2. Demodisiosis
gangguan pada kepala dapat disebabkan
Infestasi Demodex folliculorum di- oleh tuma kepala yang disebut Pediculus
sebut demodisiosis. Demodex folliculorum humanus varcapitis yang termasuk famili
termasuk famili demodicidae. Demodex pediculidae. Pedikulosis telah dikenal sejak
adalah tungau folikel rambut yang ber- jaman dahulu dan ditemukan kosmopolit.
bentuk panjang menyerupai cacing, ber-
ukuran 0,1-0,3 mm, berkaki 4pasangyang Morfologi dan Daur Hidup
letaknya berdekatan serta mempunyai Bentuk Pediculus ltumanus lonjong,
abdomen dengan garis-garis transversal. pipih dorso-venfal, berukuran 1,0-1,5 mm,
Patologi dan Gejala Klinis berwarna kelabu, kepala berbentuk segi-
tiga, segmen toraks bersafu dan abdomen
Demodex folliculorum hidup di folikel
bersegmen. Ujung setiap kaki dilengkapi
rambut dan kelenjar keringat terutama di
dengan kuku (Gambar 32). Tuma kepala
sekitar hidung dan kelopak mata sebagai
berjalan dari satu helai rambut ke rambut
parasit permanen. Kadang-kadang tungau
lain dengan menjepit rambut dengan hku-
ditemukan di bagian tubuh lain seperti
kukunya. Tuma dapat pindah ke hospes
kulit kepala. D. folliculorum dapat me-
lain. Telur (nits)berwama putih, dilekatkan
nyebabkan kelainan berupa blefaritis,
pada rambut dengan perekat l<lt;lrr (chitin-
akne rosasea dan impetigo kontagiosa
like cement).
dengan gejala klinis gatal dan dapat ter-
jadi infeksi sekunder. Tungau yang hidup Pediculus dewasa lebih menyukai
rambut di bagian belakang kepala dari-
di saluran kelenjar folikel di pinggir mata
pada rambut bagian depan kepala. Tuma
dapat mengganggu penglihatan penderita.
kepala mengisap darah sedikit demi se-
Diagnosis dikit dalam jangka waktu lama. Waktu
yang diperlukan untuk pertumbuhan sejak
Diagnosis ditegakkan dengan me-
nemukan D.dolliculorum dari folikel telur sampai menjadi dewasa rata-rata I8
rambut dan kelenjar keringat. hari, sedangkan tuma dewasa dapat hidup
27 hari.
Pengobatan
Patologi dan Gejala Klinis
Pengobatan demodisiosis dilakukan
dengan olesan salep yang mengandung Lesi pada kulit kepala disebabkan
sulfur. oleh tusukan tuma pada waktu mengisap
darah. Lesi sering ditemukan di belakang
Epidemiologi kepala atau leher. Air liur tuma yang
Infestasi D folliculorum adalah kosmo- merangsang menimbulkan papul merah
polit dan dianggap tidak berbahaya. dan gatal.
Bab III. Entomologi 301

Diagnosis jenggot, kumis, alis dan bulu mata. Tuma


memasukkan bagian mulutnya ke dalam
Diagnosis ditegakkan dengan me-
nemukan Phumanus capitis dewasa, larua,
kulit untuk jangka waktu beberapa hari
nimfa atau telur dari rambut kepala.
sambil mengisap darah. Waktu yang
diperlukan untuk pertumbuhan telur
Epidemiologi menjadi tuma dewasa lebih kurang 3 - 4
Pada infestasi berat, rambut akan minggu.
melekat satu dengan yang lain dan
Patologi dan Gejala Klinis
mengeras; dapat ditemukan banyak tuma
dewasa, telur (nits) dan eksudat nanah Rasa gatal te{adi pada tempat tusukan.
yang berasal dari luka gigitan yang me- Kadang-kadang kulit di sekitar tusukan
radang dan dapat pula ditumbuhi jamur. tampak pucat. Telur yang diletakkan pada
Keadaan itu disebutplica palonica. Infes- bulu mata dapat mengganggu penglihatan.
tasi mudah te{adi dengan kontak langsung.
Pencegahan dilakukan dengan menjaga Diagnosis
kebersihan rambut kepala. Diagnosis ftiriasis ditegakkan dengan
Pemberantasan tuma kepala dapat menemukan P.pubis dewasa, lawa, nimfa
dilakukan dengan menggunakan tangan, atau telur.
sisir serit atau dengan pemakaian insek-
tisida golongan klorin (benzen heksa Pengobatan
klorida) atau permetrin.
Pemberantasan tuma dilatalkan dengan
insektisida benzenheksaklorida, permetrin,
4. Ftiriasis atau dengan cara mencukur rambut yang
dihinggapinya.
Ftiriasis (pedikulosis pubis) adalah
gangguan pada daerah pubis yang disebab- Epidemiologi
kan oleh infestasi tuma Phthirus pubis.
Penularan P.pubis terjadi melalui
Morfologi dan Daur Hidup kontak langsung, terutama pada waktu
hubungan seksual.
P.pubis bentuknya pipih dorsoventral,
bulat menyerupai ketam dengan kuku pada 5. Miasis
ketiga pasang kakinya. Stadium dewasa Miasis adalah infestasi larva lalat ke
berukuran I,5-2 mm dan berwama abu- dalam jaringan atau alat tubuh manusia
abu (Gambar 33). Karena bentuknya atau binatang vertebrata. Lawa itu hidup
menyerupai ketam, P.pubis juga disebut dari jaringan mati danlataujaringan hidup,
crab louse. cairan badan atau makanan di dalam usus
P.pubis hidup pada rambut kemaluan, hospes. Menurut sifat larva lalat sebagai
dapat juga ditemukan pada rambut ketiak, parasit, miasis dibagi menjadi:
302 ParasitoloeiKedokteran

a. Miasis spesifik (obligat). Pada miasrs 3. Miasis intestinal. Sebagian besar ter-
ini larva hanya dapat hidup pada jadi secara kebetulan karena menelan
jaringan tubuh manusia dan binatang. makanan yang terkontaminasi telur atau
Telur diletakkan pada kulit utuh, luka, larva lalat. Telur menetas menjadi larva
jaringan sakit atau rambut hospes. di lambung dan menyebabkan rasa mual,
Contoh: lawa Callitroga macellaria, muntah, diare dan spasme abdomen.
Chrysomyia bezziana. Lawa juga dapat menimbulkan luka
pada dinding usus. Contoh: larva Musca
b. Miasis semispesifik (fakultatif). Pada domestica dan Piophila casei.
miasis ini larva lalat selain dapat hidup
4. Miasis urogenital. Beberapa spesies
pada daging busuk dan sayuran busuk,
lalat pernah ditemukan dalam vagina
dapat hidup juga pada jaringan tubuh
dan urin. Miasis ini dapat menyebabkan
manusia, misalnya: lawa Wohlfahrtia
piuria, uretritis dan sistitis. Contoh:
magnifica.
larva Musca domestica dan larva Chrv-
c. Miasis aksidental. ini telur
Pada miasis somyia bezziana.
tidak diletakkan pada jaringan tubuh
hospes, tetapi pada makanan atau 5. Miasis mata (oftalmomiasis). Lawa
minuman, yang secara kebetulan ter-
dapat mengembara di jaringan dan
telan lalu di usus tumbuh menjadi bagian lain dari, mata. Contoh:
Chrysomyia bezziana.
larva. Contoh: Iawa Musca domestica
dan Piophila casei.
Diagnosis
Secara klinis miasis dibagi menjadi: Diagnosis dibuat dengan menemukan
1. Miasis kulit/subkutis. Larva yang di- lawalalat yang dikeluarkan dari jaringan
letakkan pada kulit utuh atau luka tubuh, lubang tubuh atau tinja dilanjutkan
mampu membuat terowongan yang dengan diagnosis spesies dengan cara
berkelok-kelok sehingga terbentuk melakukan identifikasi spirakel posterior
ulkus yang luas. Contoh: lawa Iawa, Cara lain adalah dengan memelihara
Chrysomyia bezziana. larva hingga menjadi lalat dewasa lalu
2. Miasis nasofaring. Biasanya terjadi diidentifikasi.
pada anak dan bayi, khususnya mereka
yang mengeluarkan sekret dari hidung- Penatalaksanaan
nya dan yang tidur tanpa kelambu. Lawa dikeluarkan dari luka atau
Lawa mampu menembus kulit dan jaringan secara bedah dengan anestesi
membuat ulkus. Dari seorang dewasa lokal. Pada miasis usus dapat diberikan
pernah dikeluarkan 200 ekor lawalalat. obat cacing diikuti dengan cuci perut.
Contoh: lawa Chrysomyia bezziana dan Insektisida tidak dipakai karena akan
law a Hyp o derm a I in eatum. merusak sel jaringan.
Bab III. Entomologi 303

Pencegahan miasis dapat dilakukan hara hingga menjadi lalat dewasa. Iden-
dengan menghindarkan kontak dengan tifikasi spesies lalat dilakukan dengan
lalat, memusnahkan tempat perindukan membuat sediaan spirakel posterior larva
lalat atau menutup makanan dengan baik. lalat dan atau mengidentifikasi lalat dewasa
berdasarkan kunci identifikasi (Gambar 32).
6. Miasis pada Mayat Sebagai contoh, pada mayat ditemukan
lanra Chrysomyia megacephala stadium III.
Setelah meninggal dunia, tubuh
manusia akan mengalami pembusukan Stadium tersebut menunjukkan bahwa
larva lalat telah berumur 6 hari, berarti
sehingga mengeluarkan bau busuk. Bau
mayat tersebut minimal telah mati selama
busuk tersebut menarik berbagai spesies
6 hari.
serangga terutama lalat untuk hinggap
dan berkembang biak pada mayat. Bila
Daftar Pustaka
siklus hidupnya diketahui maka infestasi
serangga pada mayat dapat digunakan l. Faust, Beaver, Jung. Animal Agents and
Vectors of Human Disease. Philadelphia: Lea
unfuk memprakirakan saat kematian.
and Febiger, 1973.
Unhrk memprakirakan saat kematian, 2. Gordon, Lavopierre. Entomology for Students
telur dan larva diambil dari beberapa bagian of medicine. Oxford and Edinburgh: Blackwell
tubuh mayat,jadi tidak diambil dari satu Scientific Publications; I 972.
tempat saja. Sebagian larva diawetkan 3. Greenberg B. Forensic' entomology case
dalam asetil alkohol dan sebagian dipeli- studies. Bull Entomol 2000;45:55-8 l.
304 Parasitologi Kedokteran

Spirakel anterior Spirakel posterior

Eristalis tenax Dermatobia hominis Fannia sca/arls

d's
/tr"&#.9 @\
@m
tgfi;i',' ,@7
Musca domestica Sfomorys calcitnns Hypoderma lineatum Auchmeromyia luteola

Calliphora sp Sarcophaga sp Crysomyia sp Cochliomyia sp

Gambar 33. Struktur spirakel posterior larva lalat

Anda mungkin juga menyukai