Insekta berasal dari bahasa latin, insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk salah satu anggota
dari fillum Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu-
kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang. Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki
ciri khusus, yaitu kakinya berjumlah enam buah, sehingga disebut juga hexapoda (hexa = enam, podos =
kaki). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satnya
invertebrate yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat yang sangat luas
insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang menguntungkan
anatar lain: penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain, tetapi ada juga yangmerugukan
misalnya: wereng coklat menyerang hektaran tanaman padi.
Berdasarkan ada atau tidaknya sayap, Insecta digolongkan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
Ciri-ciri ordo Hymenoptera :
Contoh:
Kumbang pengisap madu (Xylocopa) biasanya melubangi kayu pada bangunan rumah
amirulrosid.blogspot.co.id/2012/06/makalah-holometabola-metamorfosis.html
Kelas Insecta dibagi menjadi 2 subkelas sebagai berikut:
1. Klasifikasi Apterygota
Contoh:
o Menghasilkan enzim selulosa yang berguna untuk mengubah selulosa menjadi gula sederhana.
v Collembola
v Exopterygota, memiliki sayap yang merupakan tonjolan luar dari dinding tubuh dan metamorfosisnya tidak
sempurna.
v Endopterygota, sayapnya berkembang dari penonjolan ke dalam dari dalam dinding dan metamorfosisnya
tidak sempurna.
Termasuk Exopterygota
Mempunyai dua pasang sayap yang tipis dan berukuran sama
Aeshna (capung) dan Reticulitermis(anai-anai)
o Rayap membentuk susunan masyarakat (polimorfisme), yaitu raja, ratu, prajurit (tentara), dan
pekerja (tidak bersayap)
Termasuk Endopterygota
Mempunyai dua pasang sayap tipis seperti selaput dan pembuluh serupa jalan
Metamorfosisnya sempurna
Contoh: Myrmeleon frontalis (undur-undur)
Termasuk Exopterygota
Mempunyai bagian sayap yang bagian depannya tebal dan bagian belakangnya tipis
Contoh:
Blatta orientalis (kecoak)
Manthis religiosa (belalang sembah)
Gyrlius domestica (jangkrik)
Branchytrupes (gangsir)
v Ordo Rinchota
Hemiptera
Termasuk Exopterygota
Memiliki dua pasang sayap, sayap depannya seperti kulit dan sayap belakangnya seperti selaput tipis
Contoh:
Homoptera
Termasuk Expterygota
Memiliki dua pasang sayap yang keduanya merupakan selaput
Contoh:
Nilaparvata lugegens (wereng)
Pediculus capitis (kutu kepala)
Coccidae (kutu perisai)
v Ordo Coleoptera
Termasuk Endopterygota
Mempunyai dua pasang sayap, sayap depan disebut elytra yang tebal dan mengilap karena zat tanduk
Contoh:
Hydrous picicornis (kepik)
Lampryris (kunang-kunang)
Contoh:
Ada yang hidup menyendiri dan ada yang hidup berkelompok serta susunan masyakat lebah , yaitu:
Lebah pekerja yang bertugas membuat sarang, mengumpulkan madu, serat mengurus telur dan larva.
Lebah tentara
Lebah jantan
Lebah ratu
Termasuk Endopterygota
Mempunyai dua pasang sayap tipis
Metamorfosisnya sempurna
Contoh:
Culex sp.
Aedes aegepty
Anopheles dudlowi
Mansonia sp.
v Ordo Siphonoptera
Termasuk Endopterygota
Tidak bersayap dan bermata tunggal
Metamorfosisnya sempurna
Contoh:
v Ordo Lepidoptera
Termasuk Endopterygota
Mempunyai alat mulut mengisap
Metamorfosisnya sempurna
Contoh:
https://zaifbio.wordpress.com/2011/10/27/phylum-arthropoda/
Pada Arthropoda dari kelompok insekta menghasilkan tiga macam hormon yaitu:
dipengaruhi oleh faktor makanan, cahaya, atau suhu. Selain itu hormon otak
(ekdisis).
Hormon juvenil berperan menghambat proses metamorfosis
http://biologimediacentre.com/sistem-koordinasi-hormon-pada-hewan-dan-feromon-3/
3. Ecdysone
Carroll Williams, tahun 1940an, menggunakan larva ngengat Saturniidae (Hyalophora
cecropia dan Antherya pernyii). Penelitiannya menghasilkan hormon yang akhirnya
teridentifikasi secara lengkap (ecdyson, suatu hormon molting). Temuan juga menunjukkan
hubungan antara perubahan suhu dengan kondisi otak yang selanjutnya akan muncul dalam ujud
diapause saat pupa, atau akan terus berkembang sehingga stadium pupa tidak mengalami
diapause (Diapause Obligat, dan Diapause Fakultatif).
Ecdyson adalah suatu sterol yang biosintesisnya berasal dari kholesterol, maka
dibutuhkan makanan yang cukup mengandung kholesterol supaya serangga dapat memiliki
cukup ecdyson. Sementara itu pada tumbuhan sendiri dijumpai bentukan lanjut sterol yang
sangat mirip ecdyson dan disebut sebagai "phytoecdyson".Bahan ini bekerjanya tidak spesifik,
karena ternyata dapat digunakan oleh banyak jenis artropoda. Ecdysone dipergunakan untuk
merangsang perubahan atau pergantian kulit serangga. Hormon ini bekerja antagonis dengan JH.
B. Hubungan antara Ecdyson dan JH dalam mengatur metamorfosis
Pengaturan proses metamorfose merupakan mekanisme hormonal yang cukup rumit dan
melibatkan beberapa organ secara serentak. Pada mulanya, apabila saat ganti kulit tiba, maka korpora
kardiaka pada otak mengeluarkan suatu hormon tropik (hormon yangmengawali keluarnya hormon
lain) ke protoraks, sehingga hormonnya disebut hormon protorakotropik.
Oleh adanya HPTT (PTTH, prothoracotropic hormone) ini, maka kelenjar protoraks akan
mengeluarkan hormon à-ecdyson, karena aktivasi utusan kedua ("second messenger") AMP siklik
(cAMP) yang menyebabkan dilepaskannya hormon. à-ecdyson ini kemudian akan mengaktivasi á-
ecdyson, dan selanjutnya á-ecdyson menuju ke suatu reseptor protein yang berada pada integumen,
dan kemudian terikat ("bound") pada reseptor tersebut. Ikatan ini menandai dimulainya sintesis
protein untuk menyusun kutikula baru dan pada prosesnya menyebabkan kutikula baru dan lama
saling terpisah (apolisis).
Pada waktu yang bersamaan dengan aktivasi oleh HPTT, korpora alata yang terdapat di
perbatasan antara protoraks dan otak juga mulai mengeluarkan hormon yuwana (JH). Titer JH ini
menentukan jenis kutikula apa yang akan disusun oleh bagian integumen. Apabila titer JH masih
cukup tinggi, yang dibentuk adalah kutikula instar berikutnya. Ekskresi JH dari satu instar ke instar
berikutnya makin rendah, dan pada batas titer tertentu menyebabkan yang disusun adalah kutikula
pupa. Pada pupa, titer JH sudah sama dengan nol, sehingga jika kemudian terjadi pergantian kulit
lagi, maka yang muncul adalah kulit serangga dewasa. Demikian yang terjadi pada ekdisis sebagai
urutan kedua proses ganti kulit atau molting: kutikula lama mengelupas.
C. Mekanisme Kerja Hormon pada Insekta
1. Biosintesis hormon ekdison
Sintesis ekdisteroid pada serangga sangat tergantung dari steroid yang terdapat dalam
tanaman yang menjadi sumber pakannya. Hal tersebut dikarenakan serangga tidak dapat
mensintesis sendiri kolesterol yang merupakan precursor primer untuk mensintesis ekdison.
Fitosteroid yang terdapat pada tanaman inang serangga merupakan jenis
triterpenoid, cycloartenol yang terbentuk dari siklisasi epoksida skualen. Derivasi dari
cycloartenol adalah kolesterol yang menjadi precursor ekdison pada serangga.
Serangga pemakan tanaman (fitofag) akan merubah sterol tanaman C29 menjadi sterol
C27 yang menjadi precursor ekdison. Selanjutnya sterol C27 tersebut dirubah menjadi
kolesterol dan kemudian menjadi 7-dehidrokolesterol, yang menjadi perkursor 3β,14α-
dihidroksi-5β-kolest-7-en-6-one. Biosintesis ekdison secara skematik terlihat pada gambar 2 dan
bentuk strukturnya terlihat pada gambar di bawah ini.
Sintesis hormon ekdison ditriger oleh hormon protorakisotrofik (PTTH) yang dihasilkan
oleh sel neurosekretori otak. Hormon ini tidak disimpan di dalam kelenjar protoraks, tetapi akan
segera dilepaskan setelah disintesis. PTTH yang berfungsi sebagai triger sintesis hormon
ekdison ini efeknya bersifat modulasi melalui penghambatan hormon (inhibitory hormone) dan
melalui regulasi langsung syaraf (direct neural regulation) yang mungkin dalam bentuk
stimulasi (stimulatory) atau penghambatan (inhibitory). Pada gambar 4 terlihat mode of
ection PTTH yang mentriger sintesis hormon ekdison pada satu sel kelenjar protorak.
Pembuktian bahwa sintesis ekdison ditriger oleh PTTH telah dilakukan oleh Carroll
Willaims (1947) menggunakan metode ligasi dan implantasi pada Hyalophora cecropia. Dia
menunjukkan bahwa ketika otak aktif, pupa yang diikat pada bagian tengah tubuhnya, bagian
depannya akan ganti kulit menjadi imago normal sedangkan bagian belakangnya tidak. Dia
kemudian menemukan alasannya bahwa bagian depan tersebut dapat ganti kulit dan menjadi
imago normal hanya jika otak dan kelenjar protoraknya masih aktif. Kesimpulannya bahwa
hormon dari otak akan menstimulasi kelenjar protorak untuk mengsekresikan hormon yang
menginduksi proses ganti kulit.
Sintesis ekdison terjadi pada kelenjar protoraks, yang kemudian disekresikan ke dalam
hemolimfa. Ekdison merupakan substansi yang tidak larut dalam air dan diduga
ditransportasikan di dalam hemolimfa dengan cara terikat pada molekul protein. Dari hemolimfa
ekdison ini akan dirubah oleh badan lemak, epidermis, saluran pencernaan tengah (midgut) atau
jaringan lainnya menjadi ekdison yang lebih aktif yaitu 20-hidroksiekdison. Apabila 20-
hidroksiekdison tidak terpakai maka di dalam tabung malpigi berubah menjadi bahan yang akan
disekresikan. Variasi hormon ekdison yang bersirkulasi di dalam hemolimfa dapat terukur
karena ada perubahan di dalam sintesis, pelepasan, degradasi dan ekskresi. Produksi 20-
hidroksiekdison akan diimbangi oleh degradasi dan ekskresi serta konversi dalam bentuk
konyugat yang sifatnya tidak aktif. Oleh karena itu periode hormon bentuk aktif di dalam
hemolimf sangat terbatas. Konyugat ekdisteroid sering dalam bentuk fosfat atau glukosida.
http://fitriniceidea.blogspot.co.id/2015/01/makalah-fisiologi-hewan-endokrin-insekta.html