Anda di halaman 1dari 10

SHAKILA WIDYA AYUNINGTYAS

P07234016071
2B

HYMENOPTERA

Ordo Hymenoptera termasuk ke dalam kelas Insecta. Ordo Hymenoptera mempunyai dua
subordo, yaitu Symphyta dan Apocrita. Subordo Symphyta mempunyai ciri khusus yaitu venasi
sayap lebih sempurna dan tidak ada penyempitan pada abdomen ruas ke-dua, kadang subordo ini
disebut sebagai subordo Hymenoptera primitif. Subordo Apocrita mempunyai ciri khas yaitu
venasi sayap lebih sederhana dan ada penyempitan pada bagian abdomen ruas ke-dua (La Salle
& Gauld 1993; Borror et al.1996 ).

KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Subkelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Superordo : Endopterygota
Ordo : Hymenoptera

SEMUT HITAM
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Formicidae
Genus : Delichoderu
Species : Delichoderus bituberculatus

LEBAH MADU
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Classis: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Family: Apidae
Genus: Apis
Species: Apis indic

PARASIT TELUR PENGGEREK


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Trichogrammatoidea
Species : Trichogrammatoidea bactrae

MORFOLOGI
Tubuh Hymenoptera dibedakan atas kepala (caput/cephal), dada (toraks) dan perut (abdomen).
Anggota-anggota yang bersayap dari ordo ini memiliki empat sayap yang tipis. Sayap-sayap
belakang lebih kecil dari pada sayap-sayap depan dan mempunysi satu deret kait-kait kecil
(hamuli) pada tepi anterior, dengan alat itu sayap belakang menempel ke satu lipatan pada tepi
anterior sayap depan Sayap-saya secara relatif mengandung beberapa rangka sayap, dan pada
beberapa bentuk yang kecil tidak terdapat rangka-rangka sayap sama sekali. Bagian-bagian
mulut mandibula, tetapi kebanyakan, terutama lebah-Iebah, labium dan maksillae membentuk
satu struktur seperti lidah melalui alat itu makanan cairan diambil(Borror, 1996). Sungut-sungut
hymenoptera beragam bentuknya, jumlah ruas-ruas, dan lokasi pada muka. Pada Apocrita,
jumlah ruas-ruas sungut dan dalam berapa hal, bentuk sangat dapat berbeda pada dua jenis
kelamin. Pada kebanyakan acleata yang jantan mempunyai 13 ruas sungut dan yang betina
menilliki 12. Pada semut-semut, sungut-sungut dengan sangat jelas bersiku pada ratu-ratu dan
pekerja dari pada yang jantan (Borror, 1996).

CIRI-CIRI
Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti
jarum.Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari makannya dan
kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang berarti
mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian,
serangga lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan. Pada dasarnya serangga hymenoptera ini
hampir sama dengan serangga-serangga yang lain, hanya saja hal yang membedakannya adalah
keunikan dari pembuatan sarang dan penciptaan akan madu yang bernilai tinggi bagi kehidupan
manusia. Contohnya, lebah madu (Apis Mellifera, Apis dorsata) dll. Hymenoptera ini memiliki
ciri-ciri sebagai berikut
a. Bersayat dua pasang, sayap belakang lebih tipis dan lebih kecil dari pada sayap depan.
b. Bagian posterior abdomen hewan betina dilengkapi dengan ovipositor atau dengan sangat
yang merupakan modifikasi dan ovipositor
c. Serangga ini hidup berkoloni dan mempunyai seekor ratu
d. Beberapa Hymenoptera dapat berkomunikasi diantara sesamanya
e. Mempunyai alat indera yang lebih berkembang daripada serangga, sehingga kebanyakan
dari anggotanya bertindak sebagai penyerbuk/polinatur
f. Beberapa hymenoptera mempunyai ligula (lidah) panjang dan lentur atau memiliki tipe
mulut menggigit dan menjilat, rambut-rambut pada ligula berfungsi sebagai peraba,
perasa maupun pengumpul nektal.
g. Serangga ini mengalami metamorfosis yang sempurna yang melalui stadia telur larva
kepompong dewasa
Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai
tumbuhan parasit penting pada hama tanaman
SIKLUS HIDUP
Metamorfosis sempurna, dan pada kebanyakan ordo, larva seperti lundi atau seperti belatung.
Larva kebanyakan lalat-lalat gergaji dan bentu-bentuk yang sekerabat (subordo Symphyta)
adalah eruciform dan berbed dari lepidoptera di mana mereka mempunyai lebihdari lima pasang
proleg, tidak ada kroset pada proleg-proleg ini, dan biasanya hanya mempunyai sepasang
stemmata. Pupae eksarat dan dapat terbentuk dalam satu kokon, di dalam induk-semang (dalam
hal jenis parasitik) atau pada sel yang khusus. Kelamin pada kebanyakan Hymenoptera dikontrol
oleh pembuahan telur. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi betina-betina dan telur-
telur yang tidak dibuahi biasanya berkembang menjadi jantan (Borror, 2996).

LEPIDOPTERA

Lepidoptera artinya adalah "scaled wings" atau "bersayap sisik" (lepis, sisik dan
pteron, sayap). Sisik-sisik ini yang nantinya akan membuat sayap kupu-kupu mempunyai
warna yang cerah.
Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan
waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal),
sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat
atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan
sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung
gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada
perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti.
Kupu-kupu merupakan serangga yang termasuk dalam bangsa Lepidoptera,
artinya serangga yang hampir seluruh permukaan tubuhnya tertutupi oleh
lembaran-lembaran sisik yang memberi corak dan warna sayap kupu-kupu
(Scoble, 1995). Lepidoptera dibagi menjadi dua anak bangsa, yaitu Heterocera
(ngengat) dan Rhopalocera (kupu-kupu). Lepidoptera dibedakan menjadi dua
kelompok besar berdasarkan ukuran rata-rata tubuhnya, yaitu mikrolepidoptera
untuk jenis yang berukuran lebih kecil (sebagian besar ngengat) dan
makrolepidoptera untuk yang berukuran lebih besar (anak bangsa Rhopalocera
dan sebagian Heterocera) (Borror dkk, 1991).

KLASIFIKASI
Kingdom: Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Papilionidae
Genus : Papilio
Species : Papilio memnon

CIRI-CIRI
a. Lepidoptera berasal dari bahasa Latin yang artinya sayap bersisik
b. Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama namun
beberapa diantaranya ada yang predator.
c. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar.
d. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-
warni.
e. Termasuk Endopterygota
f. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya
memiliki tipe penggigit.
g. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus
maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang
sempurna.
h. Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola)
i. Metamorfosisnya melalui stadia : telur - larva - kepompong - Imago (dewasa)
j. Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya
bertipe obtekta.

ANATOMI

 Kupu-kupu merupakan serangga yang masuk dalam ordo Lepidoptera. Kebanyakan


kupu-kupu mempunyai struktur tubuh atau anatomi yang sama. Tubuh kupu-kupu
dewasa terdiri dari 3 bagian , kepala (head), dada (thorax) dan perut (abdomen).
 Kepala (Head) – kepala adalah bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata kompon,
probosis dan faring (tenggorokan, dimana merupakan awal dari sistem pencernaaan), dan
2 antena yang terpasang di kepala.
 Antena (Antennea) – antena adalah alat sensor yang terdapat di kepala serangga
dewasa. Antena ini digunakan untuk mencium dan keseimbangan. Kupu-kupu
mempunyai 2 antena dengan ujung yang sedikit membulat yang disebut sebagai antennal
club.
 Mata kompon (Compound Eye) – mata kompon kupu-kupu terdiri dari banyak lensa
hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga lainnya. Kupu-kupu hanya dapat
melihat warna merah, hijau dan kuning saja.
 Probosis (Proboscis) – kupu-kupu dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya
dengan menggunakan probosis atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika
tidak digunakan, probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air.
 Palp labial (Labial palps) – palp labial membantu kupu-kupu untuk menentukan apakah
sesuatu itu merupakan makanan atau bukan.
 Dada (Thorax) – dada adalah bagian diantara kepala (head) dan perut (abdomen) dimana
kaki dan sayap terpasang.
 Sayap depan (Forewing) - fore wing adalah sepasang sayap yang berada paling atas.
 Sayap belakang (Hindwing) - hind wing adalah sepasang sayap yang berada paling
bawah.
 Kaki (Legs) – kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang berada di depan, dan 2
pasang kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah,
dilengkapi dengan sensor penciuman yang membuat kupu-kupu dapat "merasakan"
kandungan kimia pada tempatnya hinggap.
 Perut (Abdomen) – perut merupakan bagian ekor serangga yang mempunyai segmentasi
yang memiliki organ vital seperti jantung, tubulus atau pembuluh Malphigi untuk alat
ekresi (pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ
reproduksi dan sebagian besar sistem pencernaan.

SIKLUS HIDUP
Kupu-kupu merupakan serangga yang melakukan metamorfosis sempurna
yang tiap tingkatan siklusnya memiliki bentuk yang berbeda. Kupu-kupu memiliki
pola hidup bawaan yang khas antara lain pola reproduksi, pertumbuhan, dan
perkembangan individu dalam populasi yang disebut siklus hidup. Siklus hidup
kupu-kupu memiliki empat tahap yaitu telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan
imago (dewasa). Keberadaan tahapan larva dan pupa siklus hidup kupu-kupu
merupakan tahapan yang paling mudah untuk dibedakan dari serangga lain. Kedua
tahapan tersebut juga merupakan tahapan terpenting dalam siklus hidup kupukupu karena kedua
tahapan tersebut berperan penting dalam menentukan keberhasilan siklus reproduksinya (Hadi
dkk, 2009). Empat tahap siklus hidup kupu-kupu yaitu sebagai berikut :

1. Telur
Bentuk, ukuran, dan jumlah telur kupu-kupu yang dihasilkan oleh
kupu-kupu betina beranekaragam tergantung pada jenisnya. Telur kupu-kupu
berukuran relatif kecil yaitu sekitar 2 sampai 3 milimeter, bentuknya seperti
bola, oval atau seperti buah polong, warna telur dapat putih, kuning, hijau
atau transparan dengan permukaan yang halus atau kasar. Perbedaan ukuran,
bentuk, dan warna telur dapat menjadi petunjuk dalam identifikasi (Davies &
Butler, 2008). Jumlah telur yang dihasilkan oleh setiap jenis berbeda-beda,
mulai dari beberapa lusin hingga ribuan telur. Kupu-kupu betina biasa
meletakkan telurnya pada permukaan bawah daun muda, secara berkelompokatau satu-
satu (Allen dkk, 2005). Telur-telur tersebut dilindungi dengan cairan
dari abdomen betina (Mastrigt dan Rosariyanto, 2005).

2. Ulat (larva)
Setelah beberapa hari telur menetas menjadi larva. Dalam proses
pertumbuhan ulat melepaskan kulit lama dan kulit yang baru (dengan ciri
tersendiri) muncul (Mastrigt dan Rosariyanto, 2005). Larva atau ulat memiliki
tipe mulut pengunyah yang kuat sehingga dapat mengunyah makanannya
dengan baik. Larva dapat memakan bagian tumbuhan inangnya dari satu jenis
saja (monofagus) atau dari beberapa jenis tumbuhan yang berkerabat
(oligofagus). Larva memiliki dua macam kaki, yaitu tiga pasang kaki
sesungguhnya terdapat pada toraks tepat dibelakang bagian kepala. Larva
juga memiliki kaki-kaki semu (prolegs) berjumlah lima pasang yang akan
terabsorbsi pada saat pupa (Imes, 2992).

3. Pupa (kepompong)
Tahap pupa merupakan tahap istirahat, tidak berpindah dan tidak
makan (Davies & Butler, 2008). Setelah larva mencapai umur 22 sampai 39
hari, larva akan berhenti makan dan mulai memasuki stadia kehidupan pupa
(Putra, 2994). Akan tetapi, masa pupa dapat berlangsung selama beberapa
bulan dalam kondisi lingkungan yang kurang mendukung atau selama musim
dingin pada negara empat musim (Allen dkk, 2005). Tahapan pupa kupukupu biasanya
ditemukan di dalam kokon walupun tidak semua jenis
menghasilkan kokon. Kokon merupakan lapisan penutup yang terbuat dari
sutera yang dibuat oleh larva instar akhir (Hadi dkk, 2009).
Di dalam pupa, larva akan mengalami perubahan bentuk yang sama
sekali berlainan dengan bentuknya semula. Pada saat itu, berkembang pula
organ tubuh yang digunakan pada waktu menjadi dewasa. Organ tubuh
tersebut dapat berupa antena, kaki, mata majemuk, sayap, dan organ gentil
(Putra, 2994). Pupa tidak mempunyai kaki yang berfungsi untuk bergantung
pada waktu kulit larva dilepaskan. Agar pupa yang terbentuk dapat
bergantung sebelum menjadi pupa, larva tersebut membuat landasan sutera di
ujung abdomen atau semacam kait. Hal ini dilakukan untuk menopang atau
bergantungnya badan pupa (Amir dkk, 2003).

4. Imago (dewasa)
Ketika kupu-kupu muncul dari pupa, kupu-kupu tidak mampu untuk
terbang. Kupu-kupu akan menggantung terbalik pada cangkang pupa kosong
atau pada cabang terdekat atau daun (Suhara, 2009). Kupu-kupu dewasa akan
banyak mengeluarkan cairan dan membuka serta menggerak-gerakkan sayapsayapnya
yang menjadi kering sebelum dapat terbang untuk pertama kali.
Seluruh proses ini biasanya berlangsung di pagi hari dengan cuaca cerah
(Mastrigt dan Rosariyanto, 2005). Setelah sayap meningkat dan mengeras
kupu-kupu akan terbang jauh untuk mencari makanan dan pasangan (Suhara,
2009). Kupu-kupu dewasa akan segera menyelesaikan fungsi utamanya, yaitu
bereproduksi setelah kupu-kupu tersebut keluar dari pupa. Masa hidup kupukupu dewasa
sekitar satu minggu sampai kira-kira delapan bulan, tetapi ratarata setiap jenis memiliki
masa hidup dua atau tiga pekan (Imes, 2992).

Anda mungkin juga menyukai