BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui tentang pemeriksaan makroskopis,
kimiawi, dan mikroskopis urin dan bagaimana cara pemeriksaannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Volume urin yang normal selama 24 jam pada pasien dewasa adalah
800-1300 mL, anak-anak umur 6-12 tahun 400-650 mL, dan umur 1-6 tahun
200-300 mL. Namun volume urin 24 jam juga bergantung pada banyaknya
1
Dedy ananda,2015
4
2
Dedy ananda,2015
5
3
Dedy ananda,2015
6
4
Dedy ananda,2015
7
3. Bau seperti gula caramel atau sirup maple, dapat ditemukan pada pasien
penyakit maple syrup, yaitu suatu penyakit genetis yang langka.
4. Bau busuk / amoniak, disebabkan sampel urin yang sudah lama, atau
kemungkinan adanya infeksi bakteri proteus sehingga tercium bau
ammonia yang menyengat. Bau busuk juga menandakan telah terjadi
dekomposisi oleh bakteria karena contoh urin dibiarkan terlalu lama
tanpa disimpan dalam lemari pendingin.5
5
Dedy ananda,2015
8
6
Dedy ananda,2015
9
7
Dedy ananda,2015
10
8
Dedy ananda,2015
11
Carik celup / strip test, celupkan 1 carik kertas carik celup / strip test ke
dalam urin, segera angkat dan dibiarkan 1 menit, kemudian Ph urin dapat
dibaca secara semikuantitatif.9
10
Dedy ananda,2015
13
14
Gandasoebrata,1967
15
5 tetes larutan asam acetat 6%. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh kalsium
fosfat kekeruhan itu akan lenyap. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh
kalsium karbonat kekeruhan hilang juga, tetapi dengan pembentukan gas.
Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih keruh lagi test terhadap protein
adalah positif. Panasilah sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih dan
kemudian berilah penilaian semikuantitatif pada hasil nya.15
Cara menilai hasil
Cara menilai ini berlaku baik untuk tes dengan asam sulfosalicyl
maupun untuk test dengan asam asetat. Cara penilaian ini menghinarkan
adanya laporan penilaian yang meragukan dengan memberi batas-batas tegas
Antara derajat kepositifan .
Untuk menguji adanya kekeruhan, periksalah tabung itu dengan
cahaya berpantul an dengan latr belakang yang hitam
Hasil Keterangan
Negative - Tidak ada kekeruhan sedikit juga
Positive + atau 1+ Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir ; kadar
protein kira-kira 0,01-0,05%
Positive ++ atau 2+ Kekeruhan mudah dapat dilihat dan Nampak
butir-butir dalam kekeruhan itu (0,05-0,2%)
Positive +++ atau 3+ Urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping-
keping (0,2-0,5%)
Positive ++++ atau Urin sangat keruh an kekeruhan berkeping-keping
4+ besar atau bergumpal-gumpal atau memadat
(lebih dari 0,5%) jika terdapat lebih dari 3%
protein akan terjai bekuan
16
Gandasoebrata,1967
17
Ibidium
17
18
Gandasoebrata,1967
19
Ibidium
18
Menilai hasil
Hasil pemeriksaan reduksi hendaknya disebut dengan cara semikuantitatif.
hasil Keterangan
Negative - Tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan
agak keruh
Positive + atau 1+ Hijau kekuning-kuningan dan keruh (sesuai
dengan 0,5-1% glukosa).
Positive ++ atau 2+ Kuning keruh (1-1.5% glukosa)
Positive +++ atau 3+ Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5%
glukosa)
Positive ++++ atau 4+ Merah keruh (lebih dari 3,5% glukosa)
20
Gandasoebrata,1967
21
Ibidium
19
22
Gandasoebrata,1967
23
Ibidium
20
24
Gandasoebrata,1967
21
25
Gandasoebrata,1967
26
Ibidium
27
Ibidium
22
28
Gandasoebrata,1967
29
Ibidium
23
Tabung no. 1 2 3 4 5 6 7 8
Ml urin 1,0 0,5 0,3 0,25 0,20 0,15 0,125 0,10
Air sampai 10 10 10 10 10 10 10 10
ml
pengenceran 10x 20x 33x 40x 50x 70x 80x 100x
30
Gandasoebrata,1967
24
merah hanya timbul dalam urine yang tidak diencerkan atau dalam urin yang
diencerkan kurang dari 20x, mungkin eksresi urinobilinogen kurang dari
normal.31
Bilirubin harus dibuang dengan CaOH2 padat agar penilaian
semikuantitatif tidak erganggu oleh terjadinya pengenceran. Urobilin tidak
ikut bereaksi menyusun warna. Selain urobilinogen ada beberapa zat warna
yang juga yang menyusun warna merah dengan reagen ini seperti zat-zat ini
termasuk golongan derivate indol. Diantaranya adalah :
a. 5,6-dihidroxiindol pada melanuria
b. 5-hidroxiindol acetic acid (5HIAA) pada syndrome carcinoid
c. Indoxil dan skatoxil sulfat (indikan)
d. Porfobilinogen32
Karena zat yang disebut tadi mempunyai arti besar dalam klinik,
baiklah selalu diingat bahwa reaksi terhadap urobilinogen mungkin menjadi
positif palsu oleh adanya salah satu zat tadi. Tes ini dapat diganggu oleh zat-
zat yang tidak segolongan : sulfonamida dan precain menghasilkan warna
hijau, formalin menghamabt reaksi. ISK mungkin menggangu reaksi ini ,
pada infeksi ini mungkin terbentuk nitrit-nitrit dalam urin dan nitrit-nitrit itu
menyebabkan warna hijau.33
31
Gandasoebrata,1967
32
Ibidium
33
Ibidium
25
2.2.5 Urobilinogen
2.2.5.1 Cara Schlesinger
1) Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi dan
perhatikan apakah ada fluoresensi.
2) Kalua ada fluoresensi, maka urin itu tidak dapat dipakai
untuk test terhadap urobilin karena akan menjadikan
hasil positif palsu.
3) Kalua tidak ada fluoresensi, tambahlah 2-4 tetes larutan
lugol campur dan biarkan selama 5 menit atau lebih
4) Bubuhilah 5 ml reagen Schlesinger campur dan
kemudian saringlah
5) Periksalah adanya fluoresensi dalam filtrate, diuji degan
cahaya matahari berpantul dengan latar belakang hitam
6) Adanya fluoresensi hijau mendakan hasil positif yang
dapat dinilai sebagai + atau ++.
Catatan : bilirubin mengganggu percobaan,maka dari
itu harus dibuang. Jika ada fluoresensi sebelum
diberikan reagens Schlesinger, mungkin hal itu
disebabkan oleh zat-zat itu yang sering didapat ialah
riboflavin dari tablet multivitamin atau vitamin B
kompleks, fluoresensi, eosin, dan erythtrosin,
merchurochrom, dan acriflavin.34
Fluoresensi yang disebabkan oleh riboflavin dapat dikenal dengan
percobaan menurut Naumann yang diterangkan di bawah ini. Membedakan
fluoresensi oleh zat itu penting, karena riboflavin sering dipergunakan untuk
obat. Berlainan dari tes terhadap urobilinogen pada tes ini tidak didapat
dipakai cara semikuantitatif untuk menilai hasilnya, meskipun kerasnya
34
Gandasoebrata,1967
26
fluoresensi dapat juga diduga konsentrasi urobilin. Maka dari itu hasil
percobaan ini hanya dapat dinilai positif (+), negative (-), saja. Urin normal
akan menghasilkan positf (+),, jika didapat hsil negative (-) atau positif (++)
mungkin menunjukkan keadaan abnormal. Karena itu juga tes terhadap
uribilinogen dapat memberi lebih banyak keterangan daripada test
Schlesinger. Jika kedua macam tes dilakukan berdampingan dan dilihat
bahwa hasil tes Wallace dan diamond jauh lebih kuat dari Schlesinger
waspadalah akan kemungkinan salah satu macam derivate indol yang tadi
disebut dan yang membuat reaksi positif palsu pada test terhadap
urinobilinogen. Tes terhadap urobilin menurut Schlesinger masih juga ada
manfaat lain yaitu jika terpaksa memeriksa urin yang tidak segar lagi.
Biarpun urin itu tidak lagi berisi urinobilinogen sehingga menurut tes
Wallace dan diamond menjadi negative, tetapi reaksi fluoresensis kuat
dengan reagen Schlesinger memberi petunjuk bahwa semula mungkin ada
banyak urobilinogen dalam urin yang diperiksa.35
2.2.5.2 Percobaan Naumann
1) 5 ml urin, 5 ml chloroform, 5 tetes HCl pekat dan 1
tetes tincture iodii dicampur dan dikocok dalam tabung
sentrifuge dan kemudian diputar
2) Lapisan bawah yaitu chloroform dipisahkan dari
lapisan atas
3) Kepada chloroform itu dibubuhi alcohol 95% kira-
kira separuh dari volume chloroform 0,1g zink asetat dan 1
tetes ammonium hidroksida peka, kocok dan saringlah
4) Filtrate yang diperoleh diperiksa terhadap adanya
fluoresensi. Jika ada fluoresensi sebabnya ialah urobilin.36
35
Gandasoebrata,1967
36
Ibidium
27
indol yaitu indl dan skaltol. Indol dan skatol tidak membuat fluoresensi pada
saat tes zink asetat.
2.2.6 Porfobilinogen
2.2.6.1 Cara Watson dan Schwartz
1) Masukkan 2,5 ml urin segar ke dalam tabung
2) Tambahkan sekaligus 2,5 ml reagen Watson dan
Schwartz dan kocoklah kuat-kuat
3) Tepat 15 detik setelah pemberian itu ditambah 5 ml
larutan natrium asetat jenuh
4) Bubuhilah sekarang 5 ml chloroform,kocoklah kuat-
kuat dan biarkan chloroform itu berpisah dari lapisan
atas.
5) Apabila lapisan atas memerah reaksi terhadap
porfobilinogen positif.37
37
Gandasoebrata,1967
38
Ibidium
28
Pelaporan sedimen :
Eritrosit : /LPB, Normal : 0-1
Leukosit : /LPB, Normal : 0-2
Epitel : /LPK, Normal : +
Silinder : /LPK, Normal : Negatif
Bakteri : +1, +2, +3/LPB, Normal : Negatif
Parasit : Positif/Negatif, Normal : Negatif
Kristal : +1, +2,+3/LPK, Normal : Kadang-kadang ada
39
Dedy ananda,2015
29
40
Dedy ananda,2015
41
Ibidium
30
Bentuk eritrosit tampak bengkak dan hampir tidak berwarna pada urin
yang encer sehingga terlihat shadow atau ghost cells.
Tampak mengkerut (crenated) pada urine yang pekat.
Tampak mengecil sekali dalam urine yang basa.
Eritrosit tampak seperti ragi.
Bentuk dismorfik, yaitu eritrosit tampak pada ukuran yang heterogen,
hipokromik, perubahan bentuk dan sering tampak gumpalan-
gumpalan kecil tidak beraturan tersebar di membrane sel.42
Lekosit
Dalam keadaan normal, jumlah lekosit dalam urin adalah 0-4
sel/LPB. Peningkatan jumlah lekosit menunjukan adanya peradangan,
infeksi atau tumor. Lekosit berbentuk bulat, berinti, bergranula,
berukuran kira-kira 9-15 mikron. Jenis lekosit dalam urin umumnya
adalah neutrophil (PMN). Lekosit dapat berasal seluruh bagian system
urinaria. Peningkatan jumlah lekosit dalam urin (lekosituria atau pyuria)
umumnya menunjukkan adanya infeksi saluran kemih baik bagian atas
42
Dedy ananda,2015
31
Epitel
Epitel adalah sel yang menyusun permukaan dinding bagian dalam ginjal
dan saluran kemih. Sel-sel epitel hamper selalu ada dalam urin, apalagi
yang berasal dari kandung kemih, uretra dan vagina. Jenis epitel normal
yang ditemukan dalam urin adalah epitel gepeng.
43
Dedy ananda,2105
32
Sel epitel tubulus dapat terisi oleh tetesan lemak yang berada
dalam lumen tubulus, sel-sel seperti ini disebut oval fat bodies. Oval
fat bodies menunjukkan adanya disfungsi glomerulus dengan
kebocoran plasma ke dalam urin dan kematian sel epitel tubulus. Oval
fat bodies dapat dijumpai pada sindrom nefrotik, diabetes mellitus
lanjut, kerusakan sel epitel tubulus yang berat karena keracunan etilen
glikol dan air raksa. Selain sel epitel tubulus, oval fat bodies juga
dapat berupa makrofag atau hisiosit.45
44
Dedy ananda,2015
45
Ibidium
33
tubulus ginjal, dan agak lebih kecil dari sel epitel skuamosa. Sel epitel
ini berbentuk bulat atau oval, gelendong dan sering mempunyai
tonjolan. Ukuran sel epitel transisional tergantung dari asal bagian
saluran kemih.46
Sel skuamosa
Epitel skuamosa umumnya sedikit sekali atau jarang
ditemukan di urin. Sel skuamosa berasal dari permukaan kulit atau
dari luar uretra. Adanya sel skuamosa merupakan indicator
kontaminasi.47
Silinder
Silinder (cast) adalah mukoprotein yang dinamakan protein
Tam Horsfal yang terbentuk di tubulus ginjal. Silinder hialin
46
Dedy ananda,2015
47
Ibidium
34
48
Dedy ananda,2015
49
Ibidium
50
ibidium
35
Silinder eritrosit
51
Dedy ananda,2015
52
Ibidium
36
Silinder granula
53
Dedy ananda,2015
37
Kristal
Kristal biasanya tidak ditemukan pada urin segar yang abru dikeluarkan,
namun muncul setelah urin dibiarkan beberapa lama. Sebahian besar
Kristal di dalam urin hanya mempunyai sedikit arti klinik, namun dalam
jumlah berlebih akan membentuk formasi Kristal dan adanya perdisposisi
(missal infeksi) memungkinkan timbulnya penyakit batu ginjal.55
Kristal urin yang paling penting adalah cysteine, tyrosine, leucine,
cholesterol, dan sulfa. Selain pemeriksaan bentuk Kristal secara
mikroskopis, kristal urin juga diidentifikasi bersarkan pH dan
berdasarkan karakteristik kelarutannya. Jenis-jenis Kristal urin
berdasarkan pH urin :
a) Urin Asam
Kristal-kristal yang ditemukan pada urin asam urat, kalsium
oksalat, dan urat amorf serta ditemukan juga dalam jumlah yang lebih
sedikit kalsium sulfat, sodium urat, hippurik asid, cysteine, leucine,
cholesterol, dan sulfa.56
Asam urat
54
Dedy ananda,2015
55
Ibidium
56
Ibidium
38
57
Dedy ananda,2015
58
Ibidium
39
Kalium oksalat
Sistin (cystine)
Cystine adalah kristal yang tipis dan berbentuk
heksagonal. Kristal ini muncul didalam urin karena adanya
kelainan genetic atau penyakit hati yang parah. Kristal dan batu
sistin dapat dijumpai pada cystinuria dan homocystinuria. Kristal
terbentuk pada pH asam dan konsentrasi lebih dari 300 mg. kristal
sistin sering sulit dibedakan dengan asam urat. Sistin cystalluria
59
Dedy ananda,2015
40
Leusin
60
Dedy ananda,2015
41
Tirosin
Kristal kolestrol
61
Dedy ananda,2015
62
Ibidium
42
Natrium Urat
63
Dedy ananda,2015
64
Ibidium
43
Amorf urat
65
Dedyananda,2015
44
66
Dedy ananda,2015
67
Ibidium
45
68
Dedy ananda,2015
46
Kalsium fosfat
69
Dedy ananda,2015
70
Ibidium
47
Amorf fosfat
Kalsium karbonat
71
Dedy ananda,2015
72
Ibidium
48
Silindorid
Benang lendir
73
Dedy ananda,2015
74
Ibidium
49
Spermatozoa
Bisa ditemukan pada urin pria atau wanita dan tidak memiliki
arti klinik.75
Bakteri
75
Dedy ananda,2015
76
Ibidium
50
Sel jamur
Trichomonas sp
77
Dedy ananda,2015
78
Ibidium