Anda di halaman 1dari 24

PEMERIKSAAN URIN

KELOMPOK 1 :

Muhammad Frid Iriansah 1943700001


Rikky S. P Lumban Gaol 1943700002
Luh Yudhi Kertha Widari1943700010
Adriana Margaritha Gomang 1943700011
Ni Kadek Kartini 1943700012
Anisa Nurul Arifa 1943700013
Repi Rinaldi 1943700015
Rio Kurnia Wijaya 1943700017
Lestinawati 1943700230
DEFINISI
Urin/ air seni atau air kencing adalah cairan
sisa dari hasil metabolisme tubuh yang di
ekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari tubuh melalui proses urinasi

Urinalisis merupakan salah satu pemeriksaan


laboratorium yang memeriksa senyawa-
senyawa yang terkandung di dalam urin
Tujuan pemeriksaan urine
Mendiagnosa suatu penyakit, misal :
infeksi saluran kencing, kecurigaan
adanya batu saluran kencing, dan
sebagainya

Memantau perjalanan penyakit,


misal pengobatan infeksi saluran
kencing

Menentukan kemungkinan
gangguan metabolisme, misal :
diabetes militus, atau komplikasi
kehamilan
Diagnostik infeksi saluran kemih

Manfaat Pemeriksaan Urinalisis: Pemeriksaan batu ginjal

Pemeriksaan ginjal

Skrining kesehatan

Evaluasi berbagai penyakit ginjal

Memantau perkembangan
penyakit ginjal
Poliuria : urine 24 jam >3 liter
Oligouri : urine 24 jam < 400ml
Anuria : urine 24 jam (-) atau <100ml
Nokturia : berkemih malam hari >1x

berkemih malam hari > 500ml


Polidipsi : rasa haus yg meningkat
Jenis Pengambilan Sampel Urin

Urin • Yaitu urin yang pertama kali dikeluarkan dan


ditampung pada pagi hari setelah bangun tidur.

Pagi
• Untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin
serta tes kehamilan

Urin • yaitu urin yang dikeluarkan dan ditampung pada


satu waktu kapan saja yang tidak ada waktu

Sewaktu penentuan khusus.

Urin post • yaitu urin yg pertama kali dikeluarkan kurang lebih


2 jam setelah makan.

porandial • Untuk mengukur kadar glukosa


Jenis Pengambilan Sampel Urin
• yaitu urine pertama bangun pagi jam 7 dibuang,
berikutnya sampai jam 7 esoknya urine dikumpulkan
Urin 24 jam dengan menggunakan pengawet
• Untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya
: ureum, kreatinin, natrium, dan sebagaimnya

Urine siang • dikumpulkan dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam,

12 jam dengan pengawet

Urine
malam 12
• dikumpulkan dari jam 7 malam – jam 7 pagi

jam
PEMERIKSAAN URIN :
1. Pemeriksaan Makroskopis :
a. Warna Urin
Urin normal memiliki warna khusus yang
menunjukkan adanya penyakit atau infeksi

Urin normal berwarna kuning karena pigmen


urokrom dan urobilin

Urin encer hampir tidak berwarna

Urin pekat berwarna kuning tua atau sawo matang


WARNA IMPLIKASI KLINIK
Merah coklat Hemoglobin, myoglobin, pigmen empedu,
darah klorpromazin, haloperidol, rifampisin,
doksorubisin, fenitoin, ibuprofen, urin bersifat
asam (karena metronidazol) atau alkali
(karena laksatif, metildopa)

Kuning merah (merah muda) Sayuran, bit, fenazopiridin atau katartik


fenolftalein, ibuprofen, fenitoin, klorokuin

Biru-hijau Pasien mengkonsumsi bit, bakteri


Pseudomonas, pigmen empedu, amitriptilin.

Kuning kecoklatan Primakuin, sulfametoksazol, bilirubin,


urobilin.
Hitam Alkaptonuria
Gelap Porfiria, malignant melanoma (sangat jarang)
Keruh Urat, fosfat atau sel darah putih (pyuria),
polymorphonuclear (PMNs), bakteriuria, obat
kontras radiografi.
Berbusa Protein atau asam empedu.
b. Berat Jenis Urin

Normal : 1,003-1,030, Rata-rata : 1,020.


Berat jenis urine tertinggi terdapat pada urine pertama pagi hari,
sedangkan berat jenis terendah terdapat pada urine yang dihasilkan
1 jam setelah intake cairan yang cukup banyak.
Berat jenis ini memberikan gambaran tentang fungsi dari tubulus.

Isosthenuri : Suatu keadaan di mana berat jenis urine seorang


selalu tetap 1,010 sepanjang hari. Keadaan ini terjadi pada
penderita penyakit ginjal yang kronis dan berat.

Tehnik pemeriksaan berat jenis urine :


1. Dengan memakai alat urometer atau urinometer.
2. Dengan menggunakan metode carik celup.
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
1. Pemeriksaan sedimen urin

Tes ini bertujuan untuk mengetahui unsur-


unsur organik ( sel-sel : eritrosit, leukosit,
epitel, silinder, benang lendir), unsur
anorganik ( kristal, garam amorf), dan
elemen lain ( bakteri, jamur, parasit
Trichomonas sp., spermatoxoa)
• Dalam keadaan normal, terdapat 0-2 sel eritrosit dalam
urin.
• Jumlah eritrosit yang meningkat menggambarkan
adanya trauma atau pendarahan pada ginjal dan saluran
Eritrosit kemih, infeksi, tumor, batu ginjal

• Dalam keadaan normal, jumlah leukosit dalam urin


adalah 0-4 sel
Leukosi • Peningkatan jumlah leukosit menunjukkan adanya
peradangan, infeksi atau tumor
t

• Ini adalah sel yang menyusun permukaan dinding


bagian dalam ginjal dan saluran kemih
• Sel-sel epitel hampir selalu ada dalam urin, apalagi yang
Epitel berasal dari kantung kemih, uretra dan vagina
• Ini adalah mukoprotein yang dinamakan protein Tam Horsafal
yang terbentuk di tubulus ginjal.
• Jenis-jenis silinder : silinder hialin, silinder granuler, silinder
eritrosit, silinder leukosit. silinder hialin menunjukkan pada
iritasi atau kelainan yang ringan, sedangkan silinder-silender
Silinder yang lainnya menunjukkan kelainan atau kerusakan yang lebih
berat pada tubulus ginjal

• Dalam keadaan fisiologis < normal, garam-garam yang


dikeluarkan bersama urin (misal oksalat, asam urat, fosfat) akan
terkristalisasi dan sering tidak dianggap sesuatu yang berarti.
• Pembentukan kristal atau garam amorf dipengaruhi oleh jenis
makanan dan banyaknya minum. Yang perlu diwaspadai jika
Kristal kristal-kristal tersebut ternyata berpotensi terhadap
pembentukan batu ginjal

• Ini didapat pada iritasi permukaan selaput lendir


Benang saluran kemih
Lendir
SEDIMEN URIN NILAI NORMAL
Cell cast Negatif
White cell cast 0-5/hpf
RBC 0-3/hpf
Epitel 0-2/hpf
Bakteri < 2/hpf atau 1000/mL
Kristal Negatif

Implikasi klinik :
Cell cast : Menunjukkan acute tubular necrosis.
White cell cast biasanya terjadi pada acute pyelonephritis atau
interstitial nephritis Red cell cast timbul pada glomerulonefritis akut
RBC : Peningkatan nilai menunjukkan glomerulonefritis, vaskulitis,
obstruksi ginjal atau penyakit mikroemboli, atau proteinuria
WBC : peningkatan nilai menunjukkan penyakit ginjal dengan
inflamasi
Bakteri : jumlah bakteri > 105/mL menunjukkan adanya infeksi
saluran kemih.
Kristal : meliputi kristal kalsium oksalat, asam urat, amorf, triple
fosfat. Adanya. kristal menunjukkan peningkatan asam urat dan asam
Pemeriksaan pH Urin

Ginjalmemegang peranan penting dalam


pengaturan keseimbangan asam basa
pH urine normal : 4,5-8,0
Pemeriksaaan pH urine menggunakan :
◦ Kertas Nitrasin dengan skala warna untuk
pembacaan
◦ Carik celup
JUMLAH/VOLUME URIN
Pada keadaan normal volume selama 24 jam adalah : 600 –
1600ml.
Dikatakan oligourin bila volume mencapai : 100 – 600 ml / 24jam.
Dikatakan anuri, bila volume mencapai : kurang atau sama dengan
100 ml / 24 jam.
Besarnya volume urine seseorang tergantung pada :
1. Intake cairan : makan / minum.
2. Kehilangan cairan : keringat.
3. Suhu badan dan suhu sekitarnya.

Dalam keadaan normal, volume urine pada siang hari > malam
hari. Volume urine pada malam hari dapat > siang hari pada
keadaan :
4. Gangguan pada absorbs usus
5. Adison Diseases
KEKERUHAN URIN

Dalam keadaan normal, urine yang baru berwarna


jernih. Kekeruhan dapat terjadi oleh karena :
• Phospat : Biasanya berwarna putih, dan akan hilang
bila ditetesi asam
• Urat Amorph : Biasanya berwarna kuning coklat dan
didapatkan pada urine yang asam, dan bila
dipanaskan akan menghilang.
• Nanah/pus : Biasanya berwarna putih keruh seperti
susu, tetapi bila disaring akan kembali jernih. Bila
kekeruhan disebabkan oleh kuman, maka bila
disaring urine akan tetap keruh
Pembaca hasil
Negatif (-) : tidak ada kekeruhan
Positif
(+)/ 1+ : ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir
( protein 0,01-0,05 %)
(++)/2+ : kekeruhan mudah dilihat & tampak
butir2 dalam kekeruhan (0,05-0,2 %)
(+++)/3+ : jelas keruh dan berkeping2 (0,2-0,5 %)
(++++)/4+ : sangat keruh, berkeping2 besar,
bergumpal atau memadat (>0.5%)
Jika >3% akan terjadi bekuan
BAU URIN

Pada urine yang segar/baru biasanya tidak berbau


keras/menyengat, tetapi pada urine yang telah lama
dikeluarkan dari tubuh, ureum yang terkandung
didalamnya akan diubah menjadi ammoniak oleh bakteri
bakteri yang ada dalam urine, sehingga menimbulkan bau
yang keras/menyengat.
Dalam keadaan normal pathologis urine dapat berbau :
• MANIS : Biasanya disebabkan oleh adanya acetone,
misalnya pada koma diabetic.
• BUSUK : Biasanya disebabkan oleh adanya infeksi,
misalnya pada cystitis.
BUIH URIN

Pada urin yang normal yang baru saja


dikeluarkan tidak akan langsung menimbulkan
buih namun jika dikocok akan menimbulkan
buih putih.
Pada urin yang baru saja dikeluarkan langsung
membentuk buih putih maka urin tersebut
mengandung protein.
Pada urin yang berbuih kuning maka urin
tersebut mengandung bilirubin
PROTEIN

Urine normal mengandung protein


< 150mg/24 jam atau 1-14 mg/dL.
Nilai protein >150 mg akan
memberikan hasil (+) pada
pemeriksaaan urine rutin.
Proteinuria dapat terjadi akibat kelainan
permeabilitas glomerulus dan gangguan
reabsorbsi tubuli ginjal
Obat-obatan dan makanan
1. Pemeriksaan Organoleptis
No. Warna Urin Obat / makanan yang berpengaruh

1 Merah • Karena zat maknan tertentu, misal biet, senna, robaroer dan
pewarna maknan
• Obat : fenitoin, kaskara, klorpromazin (therozin), dokusat
kalsium dan fenotitalein (doxidan)
2 Jingga • Karena obat-obatan : antiseptik saluran kencing pyddium
dan obat fenothiazin
3 Kuning • Banyak makan wortel
• Obat fenacetin, kaskara nitrofurantoin
4 Hijau • Obat preparat vitamin dan obat psikoatif

5 Biru • Obat diuretik tertentu

6 Coklat • Obat

7 Hitam / hampir hitam • Melanin, asam homogentisat, urobilinogen, methemoglobin


• Obat levodopa, cascara, kompleks besi, fenol
2. Pemeriksaan pH Urin
No. Ph Obat atau makanan yang berpengaruh
1 < 4,5 Amonium klorida, asam mandelik
2 < 8,0 Antibiotik (Neomisin, kanamisin), sulfonamid, natrium
karbonat, asetazolamid (kalium sitra)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai