Anda di halaman 1dari 36

KIMIA

KLINIS

Urinalisis
23 Agustus 2024
Kelompok 7

Ai Sri Anggraeni Salma Mega A Neng Rani RN


2211E2129 2212C2003 2211E2139

Nazmy Noor L Chindy Kurnia S Sephia Salma S


2211E2196 2211E2109 2211E2098
Latar Belakang
Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut
berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut dan materi organik.

Komposisi urine berubah sepanjang proses


reabsorpsi. Misal glukosa, diserap kembali ke dalam
tubuh melalui molekul pembawa. Urine dengan
kandungan urea tinggi serta berpotensi racun akan
dibuang keluar tubuh. Kandungan
dalam urine dapat diketahui melaui urinalisis.
Pengertian
Urine merupakan cairan sisa dari hasil
metabolisme dalam tubuh yang dibentuk
dalam ginjal melalui 3 proses, yaitu filtrasi
oleh glomerulus, reabsorpsi dan sekresi oleh
tubulus. Urine dapat digunakan untuk
menganalisis sejumlah penyakit yang ada di
dalam tubuh. Pemeriksaan atau analisis urine
disebut dengan urinalisis.
Jenis-jenis urine
1.Urine sewaktu
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat
dan tidak ada prosedur khusus.

2. Urine pagi
Urine pagi adalah urine pertama yang dikeluarkan pada
pagi hari setelah bangun tidur. Urine ini lebih pekat
daripada urine yang dikeluarkan pada siang hari
Jenis-jenis urine ..

3. Urine postprandial
Urine ini didapat 90 menit - 3 jam setelah makan. Sampel
urine ini berguna untuk pemeriksaan glukosa

4. Urine 24jam
Urine ini digunakan untuk penetapan kuantitatif pada suatu
zat dalam urine.
Komposisi Urine
Urine terdiri dari air dengan bahan pelarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Komposisi urin
berubah sepanjang proses reabsorbsi ketika molekul yang penting
bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa.
Syarat penampungan/ wadah urine :
• Bersih & kering
• Gelas bermulut lebar & dapat ditutup rapat
• Wadah urine harus diberi etiket mencakup nama dan nomor
registrasi atau kode yang lain.
• Wadah yang digunakan untuk pemeriksaan urin kultur harus steril.
Pengawet urine
Bahan pengawet berfungsi untuk melindungi sampel urine 24 jam dari
dekomposisi (berubahnya komposisi zat di dalam urine) dan
kontaminasi.
Macam-macam pengawet urine :
• Toluen
• Timol
• Formaldehid dan kloroform
• Asam sulfat pekat
• Natrium karbonat
• Asam hidroklorida 10 ml atau asam borat 50 g
Pemeriksaan urine

pemeriksaan makroskopis

pemeriksaan kimia urine

pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan Makroskopis
• Pemeriksaan makroskopis pada volume urine
Prinsip :
banyaknya urine yang dikeluarkan ginjal dalam 24 jam bergantung
pada beberapa faktor. Pembacaan pada meniskus bawah gelas ukur.

Normal produksi urine pada orang dewasa sekitar 1,5 L dalam 24


jam. Jumlah ini bervariasi tergantung pada: luas permukaan tubuh,
konsumsi cairan, dan kelembaban udara/ penguapan
Volume Urine Abnormal :
• Poliuria/volume urine meningkat
• Oliguria/volume urine berkurang
• Anuria/ tidak ada produksi urine
• Residual urine/ urine sisa
Pemeriksaan Makroskopis
2. Pemeriksaan makroskopis pada warna dan kejernihan urine
Prinsip :
Menggambarkan warna urine yang harus dikerjakan secepatnya
setelah urine dikeluarkan. Dengan latar belakang cahaya, urine
dinyatakan dengan warna kuning muda, kuning tua, kuning coklat,
tidak berwarna atau urine dinyatakan sebagai jernih atau keruh pada
waktu dikeluarkan.

Urine baru dan normal pada umumnya jernih. Adanya kekeruhan


pada urine umumnya disebabkan karena fosfat amorf, urat amorf,
darah, pus, dan kuman
Warna urine normal yang baru tergantung oleh pigmen urokrom dan
urobilin. Intensitas warna berbanding lurus dengan konsentrasi urin;
a. Urin encer hampir tidak berwarna,
b. Urin pekat berwarna kuning tua atau sawo matang.
Beberapa keadaan yang menyebabkan warna urin adalah:
• Merah; Hemoglobin, mioglobin, porfobilinogen, porfirin.
• Orange; Pigmen empedu
• Kuning; Urin yang sangat pekat, bilirubin, urobilin.
• Hijau; Biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas).
• Biru; Tidak ada penyebab patologik (pengaruh obat: Diuretik,
nitrofuran).
• Coklat; Penyebab patologik: hematin asam, mioglobin, pigmen
empedu. Selain itu bisa karena pengaruh obat.
• Hitam atau hitam kecoklatan; Melanin, asam homogentisat,
indikans, urobilinogen, methemoglobin.
Pemeriksaan Makroskopis
3. Pemeriksaan makroskopis pada bau urine
Prinsip :
Adanya bau yang tidak lazim cukup bermakna dalam membantu
penetapan diagnosis.

Bau urine dapat dipengaruhi oleh makanan/ minuman yang


dikonsumsi. Apabila urine dibiarkan lama, maka akan timbul bau
amonia, sebagai hasil pemecahan ureum. Aseton memberikan
bau manis dan adanya kuman akan memberikan bau busuk pada
urine.

Nilai Normal : Tidak menusuk dan tidak tajam.


Pemeriksaan Makroskopis
4. Pemeriksaan makroskopis pada keasaman urine
Prinsip :
Berdasarkan perubahan warna pada pH strip, maka warna yang
terjadi dibandingkan secara visual pada standar warna pH strip.

Nilai Normal :
• Urine sewaktu : 4,6 – 8
• Urine 24 jam : ± 6,2
Pemeriksaan Makroskopis
5. Pemeriksaan makroskopis pada berat jenis urine
Prinsip :
Berat urine diukur dengan urinometer yang
mempunyai skala 1,000-1,060 pada temperatur
20°C karena temperature urine dapat berpengaruh
terhadap hasil yang diperoleh.
Nilai Normal :
Normal: 1,003- 1,030
Nilai rujukan berat jenis urin pagi: 1,015 - 1,025
Pemeriksaan Makroskopis
6. Pemeriksaan makroskopis busa/ buih urine
Prinsip :
Berdasarkan perubahan warna pada busa, maka bila
urine dikocok:
• Busa berwarna putih tidak hilang dalam waktu 5
menit berarti kemungkinan protein.
• Busa berwarna kuning tidak hilang dalam waktu 5
menit berarti kemungkinan bilirubin.
• Busa berwarna putih / kuning hilang dalam waktu 5
menit berarti protein dan bilirubin negatif.
Nilai Normal : Busa berwarna putih / kuning hilang
Pemeriksaan Kimia Urine
Pemeriksaan kimia urine bertujuan untuk menunjang diagnosa kelainan di
luar ginjal seperti kelainan metabolisme karbohidrat, fungsi hati, gangguan
keseimbangan asam basa, kelainan ginjal, dan saluran kemih seperti infeksi
traktus urinarius.
pemeriksaan kimia urine terdiri dari : protein urine, reduksi urine, bilirubin,
urobilin, urobilinogen, keton, kalsium, dan sulfonamid
Pemeriksaan Mikroskopis

Pemeriksaan Mikroskop bertujuan untuk


mengetahui sedimen urine secara mikroskopis.

Prinsip yang digunakan dalam pemeriksaan ini


adalah melihat adanya elemen (sel, kristal, dan
sebagainya) dalam urine, dilakukan pemeriksaan
dibawah mikroskop.
Unsur-unsur Sedimen Urine
Organik
• Eritrosit 2. Leukosit

Hematuri menunjukan Piura menjadi petunjuk adanya


adanya peredaran darah infeksi pada saluran kemih.
pada saluran kemih.
Unsur-unsur Sedimen Urine
Organik
3. Silinder hialin 4. Silinder eritrosit

Ditemukan meningkat pada Ditemukan pada Glomerulonephritis


penyakit ginjal sedang atau akut (GNA), Endocarditis bakteri
berat (setelah seharian latihan subakut, Trauma ginjal, Pielonefritis,
fisik atau keadaan dehidrasi). Thrombosis renal, Gagal jantung
kongesif.
Unsur-unsur Sedimen Urine
Organik
5. Silinder leukosit 6. Silinder granuler

Menunjukan adanya infeksi Ditemukan pada efritis kronik,


saluran kemih/ penyakit penyakit glomerulus dan
glomerulus. tubulus ginjal.
Unsur-unsur Sedimen Urine
Organik
7. Silinder lemak 8. Silinder lilin

Silinder yang berisi butir-butir Silinder lilin adalah silinder tua


lemak. Sangat membias hasil silinder granular yang
cahaya. mengalami perubahan degeneratif
lebih lanjut.
Unsur-unsur Sedimen Urine
Organik
9. Bakteri
Diidentifikasi dengan pewarnaan
gram pada sedimen atau dengan
biakan urine. (pseudomonas,
Proteus sp. Escherichia coli atau
gram positif kokus seperti
Streptococcus pyogenes).
Unsur-unsur Sedimen Urine
Anorganik

Kristal leusin dan tirosin biasanya terjadi bersamaan dan ditemukan pada
penderita dengan gangguan hati yang berat. Pada urine normal dapat
ditemukan kristal asam urat, tripel fosfat, kalsium oksalat, kalsium fosfat,
kalsium karbonat, kalsium sulfat. Dalam keadaan abnormal dapat ditemukan
kristal sistin, leusin, tirosin, dan kolesterol. Dapat juga ditemukan kristal
sulfonamid yang berasal dari obat.

Kristal asam urat Triple fosfat Kalsium oksalat Kalsium fosfat


Penyakit/ kelainan
• Diabetes
Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa pada
urine. Selain memeriksa kadar gula di dalam urine, dokter juga akan
melakukan tes darah untuk memantau kadar gula dalam darah ketika
hendak mendiagnosis penyakit diabetes.

2. Masalah pada Ginjal


Urine yang mengandung protein, sel darah merah, sel darah
putih, dan tampak berwarna kemerahan atau gelap seperti teh
bisa menandakan adanya gangguan atau masalah pada fungsi
ginjal.
Penyakit/ kelainan
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Urine yang banyak mengandung sel darah merah dan sel darah
putih serta memiliki tingkat keasaman atau pH yang tinggi bisa
menjadi pertanda adanya infeksi saluran kemih atau batu ginjal.

4. Gangguan Hati
Bila dalam tes urinalisis terdeteksi kadar bilirubin yang
tinggi di dalam urine, hal tersebut bisa menandai adanya
gangguan hati.
Penyakit/ kelainan

5. Preeklamsia
Urinalisi juga bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
kesehatan tertentu pada ibu hamil. Jika protein di dalam urine ibu
hamil jumlahnya berlebih, apalagi disertai dengan tekanan darah
tinggi, hal ini menandakan ibu hamil mengalami preeklamsia.
Video Prosedur Pemeriksaan Makroskopis Urine
Prosedur Pemeriksaan Mikroskopis Urine
1. Sampel urin dihomogenkan kemudian pindahkan ke dalam tabung
centrifuge sebanyak 10 ml.
2. Centrifuge dengan kecepatan relatif rendah (1500 - 2000rpm) selama 5
menit.
3. Tabung dibalik dengan cepat untuk membuang supernatant.
4. Endapan diteteskan ke gelas obyek dan ditutup dengan cover glass.
5. Endapan pertama kali diperiksa di bawah mikroskop dengan
perbesaran lensa obyektif 10X (mengidentifikasi benda-benda besar seperti
silinder dan kristal).
6. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dengan lensa obyektif 40X
(mengidentifikasi sel eritrosit, lekosit, epitel, ragi, bakteri, Trichomonas,
filamen lendir, sel sperma).
Nilai Normal dan Interpretasi Hasil
Kesimpulan
Urine adalah cairan sisa dari metabolisme tubuh
yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan melalui proses urinasi.
Urinalisis dilakukan dengan tiga macam cara,
yaitu pemeriksaan makroskopis, pemeriksaan
kimia urine dan pemeriksaan mikroskopis urine.
Referensi
• Natsir, R.M. (2023) Buku Ajar Kimia Klinik 1, Google Buku. Dari
https://books. google.co.id/booksid=ZZ6vEAAAQBAJ&pg=PA25&dq=kimia
%2Bklinik%, diakses pada 21 Agt 2023
• NI PINASTI (2019) Repository Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, urinalisis.
Available at: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1054/4/Chapter2.pdf, diakses
pada 24 August 2023
• Atmojo, A.T. (2016) Pemeriksaan makroskopis urine, Indonesian Medical
Laboratory. Available at: https://medlab.id/pemeriksaan-makroskopis-urine/,
diakses pada 22 August 2023
• SANTHI, D., DEWI, R. and SANTA (2016) PENUNTUN PRAKTIKUM
KIMIA KLINIK URINALISIS DAN CAIRAN TUBUH. Available at:
https://simdos.unud.ac.id/
uploads/file_pendidikan_1_dir/063210596568b957e068644c46324bae.pdf,
diakses pada 22 August 2023
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai