Anda di halaman 1dari 56

FISIOLOGI URIN DAN HANDLING SPESIMEN

URIN

Nurul Ni’ma Azis, S. ST, M. Kes


FISIOLOGI URINE

• Urine atau air seni


adalah sisa yang
disekresikan oleh
ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui
proses urinalisis.
Jenis Urin Berdasarkan waktu
Pengumpulan

• Urine pagi merupakan urine pagi yang pertama kali di keluarkan.


Specimen ini merupakan bahan terbaik untuk di periksa karena pekat.
Biasanya spesimen ini digunakan untuk pemeriksaan tes kehamilan,
pemeriksaan protein, sedimen urine dan nitrit.
• Urine sewaktu yaitu urine yang di keluarkan kapan saja saat akan di
periksa tanpa memperhatikan waktu atau interval tertentu. Biasanya
specimen ini di gunakan untuk urinalisis rutin terutama bagi penderita
yang berobat jalan atau melakukan pemeriksaan penyaring
• Urine 24 jam digunakan pemeriksaan zat tertentu secara kuantitatif seperti protein, kreatinin, kalsium, fosfor, natrium, kalium dan
klorida. Untuk menampung urine 24 jam harus di sediakan wadah yang dapat memuat 2-3 urine dan di beri pengawet toluene 1 ml/liter
urine. Penderita harus di jelaskan jam pertama saat pemeriksaan di mulai, urine yang di keluarkan tidak di tampung. Berikutnya, setiap
kali berkemih urine harus di tampung dalam satu wadah dan dikocok/digoyang agar tercampur rata. Keesokan harinya tepat 24 jam
setelah saat pemeriksaan, urine di tampung dalam wadah tersebut dan dikocok dengan baik.

• Urine 2 jam postprandial digunakan untuk pemeriksaan glukosa urine pada penderita diabetes melitus. Pada umumnya penderita
diminta untuk berkemih sesaat sebelum makan dan 2 jam setelah makan. Hasil pemeriksaan ini pada umumnya digunakan untuk
pemantauan terapi diabetes melitus.
• Urin kateter
adalah urin
yang diambil
pada saat
pasien sedang
menggunakan
kateter.
Urine terbaik dalam
urinalisis adalah
Freshly voided
urine specimen
Metode Untuk Mendapatkan
Spesimen Urine:

• Teknik non-invasive adalah Berkemih spontan

• Teknik invasif. Adalah proses pengambilan sampel urin


menggunakan Teknik atau prosedur non organ tubuh(kateterisasi
dan suprapubic). Pengumpulan urin invasif diperlukan ketika
pasien tidak dapat bekerja sama, mengalami inkontinensia urin
atau ulserasi uretra eksternal yang meningkatkan risiko
kontaminasi. Kedua teknik ini menimbulkan risiko inokulasi
patogen, sehingga menyebabkan infeksi saluran kemih.
Faktor yang mempengaruhi urin:

• Cahaya dan suhu


• Pertumbuhan bakteri
• pH
• Glukosa
• Latihan fisik: dapat mengubah berat jenis dan konsentrasi
elektrolit urine
• Makanan dan obat-obatan: mengubah warna, bau atau pH
Urine.
Komposisi Urine
• Terdiri dari bahan organik dan
anorganik yang larut dalam air (95%
air dan 5% zat terlarut)
• Konsntrasi zat terlarut beragam
yang dipengaruhi oleh: asupan diet,
aktivitas fisik, metabolisme tubuh
dan fungsi endokrin
• Bahan organik berupa kreatinin dan
asam urat
• Bahan anorganik berupa klorida,
natrium dan kalium
• Kadang juga dapat ditemukan
elemen bentukan seperti sel,
silinder, kristal, mukus dan bakteri
• Volume normal
urin 600 mL
sampai 2000 mL
(Susan King
Strasinger, Edisi
6 2014)
Istilah penting dalam volume
produksi urin

• Oliguria adalah penurunan haluaran urin yang mencapai


400 mL
• Anuria adalah berhentinya proses haluaran urin yang
dapat terjadi dari kejadian oliguria. Anuria dapat menjadi
indikasi kerusakan serius pada ginjal atau akibat
penurunan aliran darah ke ginjal.
• Poliuria adalah peningkatan haluaran urin harian. Dapat
menjadi indikasi diabetes mellitus dan diabetes insipidus
Jenis Pengawet urine:

•Toluen
•Timol: Dapat menghasilkan reaksi positif palsu untuk albumin.
•Formaldehida: Dapat menyebabkan hasil positif palsu untuk esterase leukosit,
reaksi peroksidase, urobilinogen, dan glukosa jika strip digunakan.
•Asam klorida: Meskipun digunakan untuk mengawetkan struktur sel dan
menentukan konsentrasi steroid, hal itu mempengaruhi pH sampel.
•Garam Merkuri: Dapat menghasilkan hasil negatif palsu untuk reaksi esterase
leukosit.
•Asam borat: Meskipun biasanya digunakan untuk mengawetkan bakteri yang ada
dalam urin, zat ini dapat mengurangi sensitivitas reagen leukosit pada dipstick dan
mengubah nilai pH awal. Selain itu, konsentrasi yang berlebihan dapat mencegah
pertumbuhan bakteri dalam sampel yang dicadangkan untuk kultur
Arti Klinis Warna Urin

•Amber: Pigmen empedu


•Coklat/Hitam (Berwarna teh): Pigmen empedu,
•Kuning Tua: Spesimen terkonsentrasi (dehidrasi, olahraga)
•Hijau/Biru: pseudomonal ISK
•Oranye: Pigmen empedu, wortel, coumadin, nitrofurantoin, fenotiazin,
phenazopyridine, rifampisin, vitamin C
•Merah muda/Merah: Bit, blackberry, klorpromazin, pewarna makanan,
hematuria, hemoglobinuria, kontaminasi menstruasi, mioglobinuria, fenolftalein,
porfirin, rifampisin, kelembak, senna, tioridazin, kristal asam urat.
Arti Klinis Bau Urine:

•Normal: "Urinoid“/amoniak”
•Dekomposisi Sistin: Bau belerang
•Dehidrasi/Suhu Ruangan Berkepanjangan: Bau menyengat
•Diabetes Mellitus: Madu
•Ketoasidosis Diabetik: Buah/manis
•Gastrointestinal-bladder Fistula: Bau feses
•Penyakit Urine Sirup Maple: "Gula yang terbakar."
•Retensi Kandung Kemih Berkepanjangan: Amoniakal
•Infeksi Saluran Kemih: Pedas atau berbau busuk
• Obat dan Diet: Bawang merah, bawang putih, asparagus
TEKNIK HANDLING URIN

• Penanganan spesimen meliputi :


a. prosedur penampungan urine dalam
wadah spesimen,
b. pemberian identitas specimen
c. pengiriman atau penyimpanan
spesimen.
Penampungan urin

berupa gelas dengan mulut


lebar yang dapat
disumbat rapat dan sebaiknya
urine dikeluarkan langsung ke
wadah
tersebut. Jika hendak
memindahkan urine dari
wadah ke wadah lain,
kocoklah terlebih dahulu,
Aturan Penyimpanan Urin

• Penyimpanan urin:
Pemeriksaan urinalisis yang baik (kurang dari 1 jam), atau
selambat-lambatnya dalam waktu 2 jam setelah
dikemihkan.

Unsur-unsur pada urine (sedimen) mulai mengalami


kerusakan dalam > 2 jam. Jika dalam waktu 2 jam belum
dilakukan pemeriksaan maka urine dapat disimpan pada
suhu 4oC atau diberikan zat pengawet urin
Fungsi Urinalisis

• Fungsi urinalisis untuk mengetahui informasi:


Hidrasi
ISK
Diabetes mellitus
Riwayat penyakit ginjal (GGA/GGK)
Indikasi Pemeriksaan Urin

• Untuk mendeteksi dini adanya beberapa penyakit atau masalah pada organ.
Seperti deteksi dini adanya penyakit pada organ ginjal atau hati dan penyakit
diabetes.
• Untuk mendeteksi adanya masalah pada kehamilan atau adanya gangguan pada
tubuh sebelum dilakukan operasi.
• Untuk membantu menegakkan diagnosis jika Anda mengalami beberapa gejala
seperti nyeri perut bawah, nyeri pinggang, nyeri saat berkemih atau buang air
kecil dan sering buang air kecil.
• Untuk memantau kondisi penyakit yang Anda alami saat ini dan mengetahui
tingkat keparahan dari penyakit.
• Untuk mengetahui kemungkinan adanya bakteri yang terdapat di dalam urine.
Kelainan di luar ginjal-sal.kemih
-DM: glukosuria,poliuria, BJ,keton (+)
-D.Insipidus: poliuria dengan BJ
-P.Perdarahan: hematuria/Hb.uria
-Kehamilan:proteinuria,deskuamasi epitel,glukosa(+),
HCG(+)
-Payah jantung:proteinuria, fase edema vol.urin
-Hepatitis:bilirubinuria, urobilinogenuria
-MM: Protein Bence Jones (+)
-Panas/febris : proteinuria, hematuria mikros
Macam pemeriksaan urin:

1. Urin rutin : dikerjakan pada setiap penderita tanpa indikasi,


digunakan sebagai dasar pemeriksaan lebih lanjut
(makroskopis,sedimen,kimia)
2. Urin khusus : berdasarkan indikasi untuk menunjang
diagnosis (bilirubin, keton, nitrit,Hb,urobilinogen, protein
Bance Jones)
Macam sampel urin:

1.Urin sewaktu : untuk kualitatif


2.Urin pagi: pem.rutin dan tes kehamilan
3.Urin Pagi II: sesudah 1 jam
4.Urin 2jam setelah makan : glukosa
5.Urin tampung 12jam/24jam: kuantitatif
6.Urin residual:ada/tdknya hambatan berkemih (kateter)
Syarat urin yg akan diperiksa:

Urin segar/baru (1-3jam)


alasannya :
- warna belum berubah
- pH belum berubah
- zat-zat tertentu belum berubah
- bakteri belum berkembang biak
Pemeriksaan urin rutin:

1. Makroskopik/fisik: warna, kejernihan, buih, bau,


BJ
2. Mikroskopis/sedimen : sdm, sdp, epithel,
kristal, silinder, lain-lain.
3. Kimia : pH, protein, glukosa
1. Volume urin:

Vol. Normal : 1200 – 1500 ml/24 jam


Produksi urin dipengaruhi :
- luas permukaan badan
- intake cairan
- kelembaban udara
- aktifitas fisik/ psikis
- obat : antipiretik, analgesik, diuretik
Abnormal volume urin :
-poliuria : > 2000 ml/24 jam
-oligouria: < 400 ml/ 24 jam
-Anuria: < 100 ml/24 jam
-Nokturia : vol. Urin malam meningkat > 500 ml
dengan BJ < 1,018 (tanda dini kerusakan ginjal)
-Polakisuria : frekuensi meningkat, vol.N
-Retensi urin : tdk keluar o.k tertahan ; batu
kandung kemih, radang uretra, BPH
2. Warna urin

Normal disebabkan oleh pigmen:


- urokrom (ginjal)
- uroeritrin (timbunan asam urat)
- urobilin
Patologis :
- seperti teh(bilirubin), merah(darah,Hb,myoglobin),
hitam(melanin), hijau(biliverdin), putih susu(khilus),
putih keruh(nanah).
3. Kejernihan
Normal : jernih
Keruh sejak dikemihkan :
fosfat jumlah banyak(tdk ada arti klinis), nanah, khilus,
darah
Keruh setelah didiamkan :
amorf fosfat, bakteri berkembang biak
4. Buih

Normal : setelah dikocok buih cepat hilang


Abnormal :
-buih putih bertahan lama (proteinuria)
-buih berwarna kuning (bilirubinuria)
5. Berat Jenis urin :

Gambaran tentang kemampuan ginjal dalam pemekatkan


urin
BJ normal : 1,015 – 1,030
BJ o.k obat, cairan kontras, glukosa, protein perlu koreksi
BJ <1,018 setalah puasa malam hari menunjukkan gangguan
tubulus
BJ = BJ plasma = 1,010 (isosterniuria) menunjukkan gagal
ginjal kronik
6. Bau

Abnormal :
-Bau buah-buahan :asaal benda keton
-Amoniak : perombakan amoniak
-Asam sulfat : perombakaan protein
-Bau tinja : perforasi usus ke VU
-Busuk : keganasan sal.kemih
7. Glukosuri:

Keadaan glukosuria dapat disebabkan :


- gangguan reabsorbsi tubulus
- nilai ambang ginjal terlampaui > 180 mg/dl serum
8. Bilirubin

Normal : negatif
Patologis : bilirubin positip (liver disease, obstruksi bilier)

9. Protein Bance Jones


Normal : negatip
Positip : pada penyakit Multiple Myoloma.
10. Hemoglobin
Normal : negatip
Positip pada anemia hemolitik yang berat
Bedakan Hemoglobinuria dengan hematuria.
11. Nitrit
tes nitrit positip menandakan adanya bakteriuria
(bakteri yang mengubah nitrat menjadi nitrit)
Dipengaruhi 3 faktor : jenis bakteri
(Enterobactericeae), jumlah nitrat, lamanya urin
di VU
Pemerik.kelainan ginjal-sal.kemih

A.Kelainan morfologik/anatomik:
1.Proteinuria menetap
jenis protein : albumin(selektif)
globulin(non-selektif)
2.SDM>5/LPB
3.Silinderuria patologik (broad cast)
4.epithel tubulus, oval fat bodies
5.RTA(Renal Tubuler Antigen)
6.NAG(N-asetl-beta-D-glukosamidase)
Contoh :
1.Kerusakan glomerulus a.l : peny.imun, hipertensi lama,
DM, toksin
2.Kerusakan tubulus a.l : GFR meningkat memperberat kerja
reabsorbsi tubulus kerusakan tubulus, peradangan,
sumbatan tubulus oleh protein, Hb, mioglobin, obat-
obatan.
Hematuria
Fisiologis Patologis
- aktifitas fisik >> -perdarahan

- febris sepanjang ginjal/


- ggn.sirkulasi sal.kemih

Batu Bkn. Batu


- kristal +/- -trauma
- Calsium darah -keganasan
- asam urat darah
Leukosituria

Bukan radang radang


-aktifitas fisik>>
-dehidrasi luar ginjal ginjal sal.kemih
-stress -pelvitis protein+ protein+/-
-febris -tercemar silinder(+) silinder(-)
B. Kelainan Fungsi :
1.Fungsi glomerulus :
ureum, kreatinin, LFG/GFR
2.Fungsi tubulus:
BJ, Na urin, glukosa
3.Fungsi tubulus dan glomerulus :
volume urin, beta 2 mikroglobulin
asam urat darah.
1. Penetapan kadar ureum dan kreatinin

Meninggakat kadarnya apabila kegagalan fungsi >50%


Kenaikan ureum lebih dulu dari kreatinin oleh karena :
kreatinin pelepasanya ke plasma relatif konstan, ± 20%
disekresi tubulus ke urin.
Kreatin baru meningkat dengan cepat apabila kerusakan
ginjal 2/3 bagian
Kreatinin
Merupakan pemeriksaan terbaik dan mudah untuk mengukur
permeabilitas glomerulus
Relatif sedikit dipengaruhi oleh daging dalam makanan, kecuali pada
GFR yang rendah.
Orang tua GFR turun dan massa otot juga berkurang, maka kadar
kreatinin yang normal belum tentu menyatakan fungsi ginjal
normal.
Penurunan bukan karena gangguan fungsi ginjal dapat dijumpai pada
perubahan massa otot : kelaparan, wasting diseases, pasca bedah,
dan penderita dalam pengobatan kortikosteroid. Sedangkan
peningkatan pada refeeding
Pada kehamilan GFR meningkat akan menurunkan kreatinin
Ureum
Ureum dibentuk di hati sebagai produk ikatan dari
deaminasi asam amino.
Difiltrasi oleh glomerulus dan mendifusi kembali
secara pasif di tubuli.
Ureum kurang memberi penilaian fungsi ginjal yang
akurat dibandingkan dengan kreatinin.
Ureum meningkat pada proses katabolik diet tinggi
protein(daging) dan perdarahan saluran cerna.
Sebaliknya menurun pada diet rendah protein dan
penyakit hati.
Prerenal uremia
Ditemukan pada :
-Dehidrasi
-Diet tinggi protein
-Katabolisme protein
-Starvation
-Reabsorbsi darah pada perdarahan saluran cerna
-Terapi kortisol
-Perfusi menurun/shock
Ratio ureum/kreatinin > 40, dengan kratinin normal
Normal ratio ureum/kreatinin antara 24 - 40
Post renal uremia
Ditemukan pada :
-Nefrolitiasis
-Pembesaran prostat
-Tumor tr. Genitourinaria.
Ratio ureum/kreatinin > 40, dengan kreatinin tinggi
2. Penetapan laju filtrasi glomerulus
(LFG)/ penetapan Klirens
Klirens adalah vol.darah yang dibersihkan dari suatu zat dengan
ekskresi dalam urin dalam waktu 1 menit.
Sifat zat yang baik untuk klirens :
- bebas difiltrasi
- tdk direabsorbsi/sekresi tubulus
- tdk dimetabolisme
- tdk disimpan di ginjal
- tdk mengikat protein
- tdk bersifat toksik
- tdk berefek thd kecepatan filtrasi
- mudah diukur kadarnya dlm serum/ urin
3 macam pemeriksaan klirens:

1.Inulin : sangat tepat untuk klirens


kelemahan:bahan eksogen, pemberian lewat i.v
kemudian infus
2.kreatinin: sering digunakan untuk klirens o.k tidak dipengaruhi
protein makanan, usia tua kreatinin berkurang
kelemahan : 20% disekresi tubulus
3.ureum: kurang tepat o.k dipengaruhi protein makanan,
trauma, perdarahan GIT, obat (kortikosteroid, tetrasiklin),
penyakit payah jantung, dehidrasi dan syok.
Klirens kreatinin:
Cara : (percobaan berlangsung minimum 8 jam, sebaiknya
24 jam).
 ukur TB dan BB penderita
 Penderita diberi minum air sedemikian sehingga diuresis
minimum 1 ml/mnt.
 Saat mulai percobaan, disuruh mengosongkan kandung
kemih sehabis-habisnya lalu urin dibuang, dan cata
waktunya dengan tepat sebagai permulaan percobaan.
 Tampung urin 8 jam/24 jam, dan ukur kadar kreatinin urin.
 Ambil darah vena pada jam ke 8/24 jam dan tetapkan
kadar kreatinin darah.
Perhitungan :

UCR
CCR = X VOL
PCR

Normal : Laki-laki 98 – 156 ml/mnt


Perempuan 95 – 160 ml/mnt
utuk orang dengan luas permukaan
tubuh 1,73 m2
Rasulullah dalam sabdanya mengatakan
bahwa perjalanan mencari ilmu merupakan
salah satu jalan yang memudahkan kita
menuju surga. “Barang siapa yang menapaki
suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga.” (HR Ibnu Majah & Abu Dawud).

Anda mungkin juga menyukai