Anda di halaman 1dari 37

URINALISIS-1

Sri Sugiatmini S.ST.M.H.Kes


 PENDAHULUAN

Hasil pemeriksaan urin

 Memberikan informasi tentang


beberapa kondisi misalnya :

 Ginjal & saluran kemih


 Faal berbagai organ tubuh, seperti
hati, saluran empedu, pancreas, dsb.
 LATAR BELAKANG
 Kualitas spesimen urine
dipengaruhi oleh :

 Sekresi vagina, secret uretra baik pada wanita/ pria.


 Mukus, kontaminan dari mikroorganisme .
 Cara pengumpulan sampel urine (midstream)
 Kerbersihan daerah genital sebelum berkemih.
 Sampel wanita haid pengambilannya secara khusus.
 Sampel urine dari kateter ( agar sampel tidak tercemar ).
 Urinalisis :
Diagnosis ISK
Evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal,
Memantau perkembangan penyakit dan skrining
terhadap status kesehatan umum.

Sampel urine wajib


memenuhi persyaratan.
 OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Latar Belakang
3. Proses Pembentukan urine
4. Pra analitik & Persiapan pasien
5. Analisa Urine / Urinalisis
6 Tujuan melakukan tes urine
7. Penyimpanan dan pengiriman spesimen
8. Faktor -faktor yang mempengaruhi
pemeriksaan
 Tujuan Melakukan
Pree -Analitik Sampel Urine

 Teknik/prosedur pengumpulan spesimen


benar sesuai dengan ketentuan
 Mendapatkan spesimen sesuai dengan
persyaratan pemeriksaan.
 Hasil urinalisis akurat
Proses Pembentukan Urine
Secara umum, melalui 3 tahapan, yaitu :
1. Proses filtrasi (penyaringan),
2. Reabsorpsi (penyerapan kembali),
3. Proses augmentasi (pengeluaran zat).
Masing-masing proses dan skema pembentukan urine tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
 PROSES PEMBENTUKAN URIN
 RUMUS KIMIA URIN

Urin atau air seni atau air kencing


adalah :

 Cairan sisa yang di ekskresikan


oleh ginjal yang dikeluarkan
melalui proses urinasi .

Urin disaring di dalam ginjal,


dialirkan melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra.

Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Urin
 Urin Urin terdiri dari :
air >= 96 %
Produk sisa terlarut berupa sisa
metabolisme seperti urea, garam
dan materi organik yang terlarut
dalam urin
Bahan padat >= 4% a.l. :
Zat-zat sisa nitrogen dari
hasil metabolisme protein,
asam urat, urea, amoniak
dan kreatinin.
Elektrolit, natrium, kalsium, NH3
bikarbonat, fosfat, dan sulfat.
 Pigmen (bilirubin, urobilin).
Zat zat yang berlebihan dalam
darah, seperti hormon dan vitamin.
 Fungsi Urin

 Fungsi utama urin adalah :


untuk membuang zat sisa seperti racun/
obat-obatan dari dalam tubuh

 Eksreksi urin diperlukan untuk membuang


molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh.
 KARAKTER URIN NORMAL

Berbau khas/ pesing , warna kuning muda, adanya


urobilin yang normal.

Volume urine normal adalah : 750-2.000 ml/24 jam.


pH urine normal berkisar antar 4,5 - 8,0.

Jernih, tidak keruh

Berat jenis 1.005 - 1020

 Kejernihan, dan kekeruhan dapat


mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi,
dehidrasi, hematuria, penyakit hati, kerusakan otot
atau eritrosit dalam tubuh.
 URINALISIS
Paling sering diminta dokter

 Persiapan tidak membebani pasien


 Non invasif
 Metoda konvensional
 Tes carik celup + alat pembaca / reader
 Alat Automatik
 Indikasi Urinalisis
Screning tes kesehatan/ patologis/ pre operasi
Infeksi saluran kemih (ISK) / yang berbau busuk
Gangguan metabolisme : DM, komplikasi kehamilan
Penyakit ginjal :
sindroma nefrotik, glomerulonefritis, dll

 Tujuan umum urinalisis :

Evaluasi sistem traktus urinarius


Status kesehatan organ tubuh kita
 Diperlukan spesimen yang
memenuhi syarat !

 Sampel yang bagaimana ?

 Mengapa ?
 Dalam proses pengendalian mutu lab
ada 3 tahap penting :
Pra-analitik, Analitik, dan Pasca analitik.

 Kesalahan :
 Pra analitik 61%
 Analitik 25%
 Pasca analitik sebesar 14%
 Fase Pra-analitik
Mempengaruhi Hasil Analisis Urin

Wajib diperhatikan :

ID Pasien & Riwayat Kesehatan pasien


Persiapan pasien,
Waktu pengambilan spesimen
Teknik Pengambilan sampel
Penyimpanan sampel
Prosedur pemeriksaan
Identifikasi sampel dan pencatatan

(GLP hal 34-38 )


 ID PASIEN & SAMPEL

Identitas sampel, sesuai data pasien.

FPP laboratorium
 Identitas pasien.
 Konfirmasi persiapan yang telah dilakukan
pasien misalnya diet, puasa, konsumsi obat-
obatan, alkohol /merokok, dsb.

(GLP hal 34-38 )


PERSIAPAN PASIEN* :

 Persiapan pasien
Pra analitik yang dapat mempengaruhi pengujian lab

Variabel fisik pasien :

 Latihan fisik, puasa, diet, stress, menstruasi, kehamilan,


gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif),
usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca
oprasi dll.

 Variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh yang cukup


besar terhadap hasil laboratorium.
* (GLP hal 34-38 )
 Prosedur Pengumpulan

 Pengambilan spesimen urine dilakukan


oleh penderita sendiri .
 Informasi harus jelas, pasien harus
diberi penjelasan tentang tata cara
pengambilan spesimen urin yang benar.
 Kecuali dalam keadaan yang tidak
memungkinkan misalnya koma.
 PERSIAPAN SAMPLING (GLP hal 34-38 )

 Sampel harus memenuhi persyaratan.

1. Jenisnya sesuai dengan jenis pemeriksaan


2. Volumenya cukup,
3. Kondisi baik: tidak rusak, segar, tidak berubah
warna, tidak terkontaminasi
4. Pengawet ( sesuai dengan pemeriksaan )
5. Ditampung dalam wadah yang sesuai
 PENGAMBILAN SAMPEL. (GLP hal 39-52 )

 Pengumpulan spesimen harus benar, sesuai


SOP (Standar Operating Prosedur ) yang ada.

 Hindari rembes/bocor/ jangan ada yang menempel pada


bagian luar tabung (menghindari bahaya infeksi )
 Tutup rapat, posisi wadah berdiri ( mencegah spesimen
tumpah.
 Pemeriksaan kultur kuman & sensitivitas, pemindahan
sampel ke dalam media dilakukan dengan cara aseptik.
 Bila diperlukan pastikan jenis pengawet dan volume
sampel yang ditambahkan tidak keliru
 PERALATAN
 Peralatan yang digunakan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Bersih dan Kering


2. Tidak mengandung detergent atau bahan kimia
3. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat
dalam spesimen, mudah dibuka / tutup dan
bermulut lebar.
4. Disposibel, ( wadah steril,tidak terkontaminasi )
5. Tidak retak/pecah, ukuran sesuai .
 Urine pagi
Waktu pengambilan  Urine sewaktu
 Urine 24 jam

 Pagi hari
Pagi hari dinilai sebagai waktu yang ideal.
 belum ada intake makanan yang masuk
kedalam tubuh.
 Beberapa pemeriksaan mewajibkan
pasien harus berpuasa terlebih dahulu.
 Biasanya puasa yang disarankan dilakukan
dengan rentang waktu 10 -14 jam
(GLP hal 40-52 )
 Waktu Pengambilan Lanjutan.........

 Untuk pemeriksaan kultur kuman spesimen


harus diambil sebelum pemberian antibiotik.
Sedangkan untuk pemeriksaan GO
spesimen diambil 2 jam setelah buang air seni
yang terakhir.
 Urine pagi

Pengumpulan sampel pada pagi hari


Sebelum makan / atau minum cairan apapun.
 Urine satu malam ini mencerminkan periode
tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-
unsur yang terbentuk mengalami pemekatan.
Baik untuk pemeriksaan urin rutin & sedimen
serta tes kehamilan, adanya HCG (Human Chorionic
Gonadothropin) dalam urine.

(Pusdiknakes, 1989)
Urine sewaktu/urine acak (random)

 Urine sewaktu adalah :


 Urine yang dikeluarkan setiap saat/tidak
ditentukan waktu secara khusus.
 Mungkin sampel encer, isotonik, atau
hipertonik dan mungkin mengandung sel
darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa
sebagai kontaminan.
 Jenis sampel ini cukup baik untuk
pemeriksaan rutin tanpa indikasi khusus.
 Urine tampung 24 jam

 Urine tampung 24 jam adalah :


urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-
menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah.

 Digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat


misalnya ureum,kreatinin, natrium, dsb.

 Menggunakan suatu botol/ wadah ( Vol 1.5-2 lt )


biasanya dibubuhi pengawet, misalnya toluene.

(R. Gandasoebrata, 2006)


 Urin Dari Kateter

 Dapat digunakan, dalam keadaan khusus,


(pasien dalam keadaan koma /pasien gelisah)
 Ada 1 - 2 % risiko infeksi ( menimbulkan trauma
uretra dan kandung kemih. Dilakukan desinfeksi
pada bagian selang kateter, dengan alkohol 70%.

 Aspirasi urin dengan menggunakan spuit


>= 10 – 12 ml.
 Digunakan wadah & ditutup rapat. Segera kirim
sampel urine ke laboratorium.
 Sampel urin melalui aspirasi jarum
suprapubik

 Bila tidak memungkinkan memperoleh urin


yang dikemihkan.
 Bila diduga terjadi infeksi kuman anaerob.
 Aspirasi suprapubik merupakan cara yang
paling baik, untuk mendapatkan sampel urin
yang paling murni.
Pengumpulan urin aspirasi suprapubik harus
dilakukan pada kandung kemih yang penuh.

 Desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan


povidone iodine 10%, sisa povidone iodine di
bersihkan dengan alkohol 70% )
 Aspirasi urine di titik suprapubik dengan
menggunakan spuit, dibutuhkan urine sebanyak
± 20 ml. (aseptik/suci hama dan dilakukan oleh
petugas yang berkompenten).
 TATA CARA PENAMPUNGAN URIN

Cuci tangan Siapkan wadah Pertama buang sedikit Tutup wadah


bersih, kering/ urin (awal), kemudian tanpa
steril , buka tutup isi wadah sesuai menyentuh sisi
wadah urin kebutuhan, dan buang dalam tutup
lagi sisa urinnya
Wanita
 CARA PENGAMBILAN URIN
Tidak dalam keadaan haid

 Urin porsi tengah / mid stream untuk :


mencegah kontaminasi,( pasien perempuan
harus terlebih dahulu membersihkan labia
minora saat buang air seni.
 Urin pagi, segar pH < 7,5 BJ ≥ 1,023
 Cantumkan jam pengambilan

GLP hal 45-46


 Menampung spesimen urin: Lanjutan ..........
Wanita GLP hal 45-46

Bila terpaksa harus dilakukan


pemeriksaan urin pada wanita
yang sedang haid/ mengeluarkan
banyak secret vagina sebaiknya
memasukan tampon sebelum
mengumpulkan spesimen.
 Sampling Pada PRIA

Pasien dianjurkan mencuci tangan dg air bersih

Bila tidak disunat, kulup kemaluan ditarik ke


belakang, tampak lubang keluar urin, cuci
dengan air bersih
Urin dikeluarkan, buang urin aliran permulaan
tampung urin “porsi tengah”/ mid stream

GLP hal 45-46


 LABEL
 Nama pasien, No. RM, Ruangan,
Waktu/jam pengambilan, direkat pada
pot/botol penampung

 PENAMPUNG
 Bersih, kering, transparan,
bermulut lebar ± 4cm
bertutup rapat, volume 50 ml,
vol spesimen min 20 ml

 Tidak dianjurkan memakai


penampung/pot/ botol bekas.
10/6/2020

Anda mungkin juga menyukai