Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fitri Desmayana

NIM : 51119011
Prodi : D.IV TLM
MK : Mikologi

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI KE-2


“ PEMERIKSAAN INFEKSI JAMUR DARI BAHAN LANGSUNG “

I. Tujuan
1. Mengetahui prosedur pemeriksaan infeksi jamur dari bahan langsung

II. Dasar Teori


Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan. Mikologi merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu mengenai fungi atau jamur,
yaitu anatomi, morfologi, fisiologi, genetik, taksonomi, dan ekologi. Serta
aplikasinya yang menguntungkan maupun yang merugikan bagi manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme (Gandjar Indrawati, 2017).
Jamur sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sedemikian
eratnya sehingga manusia tidak terlepas dari jamur. Jamur bisa hidup di mana saja,
baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di bagian anggota tubuh manusia itu
sendiri. Yang jelas di manapun jamur bisa hidup terutama di lingkungan yang
cocok baginya berkembang biak (Khatimah, dkk. 2018)

III. Alat & Bahan


- Alat :
1. Mikroskop
2. Cawan Petri
3. Object Glass
4. Deck Glass
5. Pinset
6. Pipet Mikro
7. Pisau Bedah
8. Inkubator
9. Ose

- Bahan :
1. Bahan Langsung (Kurap, Ketombe, dan Buah Rambut)
2. KOH 20%
3. Media SDA
4. Alcohol Swab
5. Handscoon
6. Masker

IV. Prosedur Kerja


- Tahap Pra-Analitik menurut (Hasni., dkk. 2018) :
1. Persiapan Petugas, menyiapkan alat pelindung diri (APD) seperti masker,
jas laboraturium, dan handscoon.
2. Persiapan Pasien, tidak ada persiapan khusus.
3. Persiapan Sampel.
4. Persiapan Reagent.

- Tahap Analitik :
A. Ketombe
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan untuk pemeriksaan.
2. Ambil sampel ketombe lalu letakkan pada cawan petri.
3. Siapkan object glass dan deck glass, kemudian bersihkan
menggunakan alcohol swab.
4. Ambil sampel ketombe yang ada di cawan petri menggunakan pinset,
kemudian di letakkan pada object glass.
5. Teteskan KOH 20% menggunakan pipet mikro.
6. Tutup menggunakan deck glass dan tunggu hingga 10 menit.
7. Amati di bawah mikroskop.
B. Rambut
1. Rambut yang sakit di cabut menggunakan pinset
2. Letakkan pada cawan petri
3. Ambil rambut yang terdapat benjolan, kemudian letakkan pada object
glass
4. Teteskan alcohol, lalu tutup menggunakan deck glass
5. Tunggu hingga 10 menit dan amati di bawah mikroskop

C. Kurap
1. Bersihkan kulit yang akan di kerok dengan alcohol swab atau alcohol
70% untuk menghilangkan lemak, debu, dan kotoran lainnya.
2. Keroklah bagian yang aktif dengan pisau bedah, kemudian letakkan
pada cawan petri steril.
3. Ambil sampel yang ada di cawan petri menggunakan ose, sebarkan ke
media SDA (di temple – temple seluruh media SDA).
4. Inkubasi selama 7 hari pada suhu 30˚C, pertiga hari di amati
pertumbuhan pada media.

- Tahap Pasca Analitik


1. Penulisan Hasil, dan
2. Pelaporan Hasil

V. Hasil Pemeriksaan
Gambar Keterangan
Gambar 1. Hasil Pemeriksaan
Mikroskopis pada Sampel Ketombe

Gambar 2. Hasil Pemeriksaan


Mikroskopis pada Sampel Rambut
Gambar 3. Hasil Pemeriksaan
Mikroskopis pada Sampel Kurap

VI. Pembahasan
Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak paling
luar dan menutupi seluruh permukaan tubuh. Fungsi kulit antara lain melindungi
permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran – kotoran
tertentu. Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab,
antara lain iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat,
alergi, dan lain – lain. Beberapa jenis penyakit kulit manusia yaitu Kurap dan
Panu (Fernando., & Rico. 2018).
Jamur mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal yang
bercabang – cabang yang di sebut Misselium, atau berupa kumpulan benang –
benang yang menjadi satu. Seperti halnya golongan ragi (Scharomycetes)
tubuhnya berupa sel – sel tunggal. Jamur biasanya terdiri atas satu sel yang
besarnya beberapa micrometer, atau dapat juga membentuk tubuh buah yang
besarnya mencapai satu meter. Sel – sel nya berderet satu persatu dan membentuk
Hifa atau benang – benang (Filament), alat perkembang biakannya berupa spora
(Khatimah., dkk. 2018).
Kurap adalah penyakit kulit manusia yang menular yang di sebabkan oleh
jamur golongan Dermatophyta misalnya Epidermophyton, Microsporum, dan
Trichophyton. Panu merupakan penyakit kulit manusia yang di sebabkan oleh
jamur (Fernando., & Rico. 2018).
Pityriasis capitis merupakan suatu kelainan pada kulit kepala yang di tandai
oleh skuama yang berlebihan pada kulit kepala berwarna putih atau abu – abu
yang tersebar pada rambut, terkadang dapat di sertai rasa gatal, tanpa atau sedikit
tanda – tanda inflamasi ringan serta menimbulkan gangguan estetika. Nama lain
dari Pityriasis capitis adalah Ketombe. Ketombe di dapati pada 50% populasi
global pasca – pubertas dan remaja. Ketombe juga dapat mengenai semua etnis
dan jenis kelamin, namun jarang di temukan pada anak – anak, jikapun ada
biasanya dalam bentuk yang ringan.(Putri., dkk. 2020).
Rambut adalah mahkota bagi semua orang karena rambut berfungsi selain
untuk memberikan perlindungan, kehangatan, rambut juga untuk keindahan dan
penunjang penampilan. Rambut sehat memiliki ciri – ciri tebal, berwarna hitam,
berkilau, tidak kusut, dan tidak rontok. Rambut terdiri atas akar dan tangkai
rambut. Akar rambut di aliri darah melalui syaraf. Oleh karena itu, rambut
sensitive terhadap lingkungan, cuaca atau zat – zat kimia yang di gunakan untuk
tata rias rambut. ( Sari., & Wibowo. 2017).

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan tentang “ Pemeriksaan Jamur
dari Bahan Langsung “ berupa ketombe, rambut, dan kurap. Di dapatkan hasil
mikroskopisnya terdapat sel epitel, jamur, dan hifa pada kurap dan ketombe.
Sedangkan rambut mikroskopisnya bagus tidak adanya hidra (infeksi atau
berbahaya).

VIII. Referensi
Fernando Erick., & Rico. (2018). Prototype Content Based Image Retrieval untuk
Deteksi Penyakit Kulit Dengan Metode Edge Detection (Studi Kasus :
Klinik Penyakit Kulit RSU. Mataher Jambi - Indonesia). Jurnal Ipteks
Terapan. Vol. 9, No. 12 : 214 – 223.
Gandjar Indrawati. (2017). Peranan Mikologi dalam Industri Fermentasi.
Perpustakaan Universitas Indonesia. Hlm 1 – 3.
Hasni., Syarif Jurnal., & Darwis Isnawaty. (2018). Gambaran Hasil Pemeriksaan
SGOT dan SGPT pada Penghirup Lem di Jalan Abdul Kadir Kota
Makassar. Jurnal Media Laboran. Vol. 8, No. 2 : 43 – 49.
Khatimah Khusnul., Mone Idris., & Santri Fa’al Nurwahidah. (2018). Identifikasi
Jamur Candida Sp pada Kuku Jari Tangan dan Kuku Kaki Petani Dusun
Panaikang Desa Bontolohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.
Jurnal Media Laboran. Vol. 8, No. 1 : 39 – 43.
Klinik Penyakit Kulit RSU. Mataher Jambi - Indonesia). Jurnal Ipteks Terapan.
Vol. 9, No. 12 : 214 – 223.
Putri Anggini., Natalia Diana., & Fitriangga Agus. (2020). Hubungan Personal
Hygiene Terhadap Kejadian Pityriasis capitis pada Siswi di SMK Negeri
1 Mempawah Hilir. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK). Vol. 2, No.
3 : 121 – 129.
Sari Kartika Dani., & Wibowo Adityo. (2017). Perawatan Herbal pada Rambut
Rontok. MAJORITY. Vol. 5, No. 5 : 129 – 134.

Palembang, 17 Maret 2022


Dosen Pembimbing, Praktikan,

Bastian S.Si, T., M. Biomed Fitri Desmayana


NBM : 0205109401 NIM : 51119011

Anda mungkin juga menyukai