NIM : 51119011
Prodi : D.IV TLM
MK : Imunohematologi
SOAL :
1. Tujuan penyimpanan darah Invitro ?
2. Syarat – syarat penyimpanan darah Invitro ?
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah ?
4. Efek penyimpanan darah secara Invitro ?
JAWABAN :
1. Tujuannya adalah untuk memperpanjang masa simpan darah Invitro,mengurangi
perubahan-perubahan yang terjadi selama darah disimpan, dan untuk
mempertahankan kualitas darah.
3. Temperatur :
- Temperatur Simpan : Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan
optimal yang berbeda – beda.
- Darah eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2˚ C dan metabolisme
1/40 pada suhu 37˚ C.
- Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10˚C. Jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat. Temperatur 0˚C dapat
merusak eritrosit.
- Lama penyimpanan komponen darah hanya terjaga sampai 35 hari.
4. Efeknya :
- Perubahan bentuk dan daya hidup sel
- Perubahan kadar ATP akibat penurunan kadar ATP
- Perubahan kadar 2,3 DPG akibat penurunan kadar 2,3 DPG
- Perubahan elektrolit peningkatan Kalium (K+_) plasma
- Perubahan asam laktat dan pH
- Perubahan ammonia di sebabkan penghancuran/ dekstruksi protein
- Peningkatan Hb plasma
- Perubahan faktor pembekuan. Dan
- Perubahan metabolisme sel perubahan pH menjadi asam
NAMA : DEVI KOMALASARI
NIM : 51119008
MK : IMUNOHEMATOLOGI
TUGAS
1. Tujuan penyimpanan darah invitro
2. Syarat-syarat penyimpanan darah invitro
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah
4. Efek penyimpanan darah secara invitro
JAWABAN
1. Tujuan penyimpanan darah dalam bentuk beku adalah untuk memperpanjang masa
simpan darah invitro.
2. Syarat-syarat penyimpanan darah secara invitro :
a. Harus mempertahankan sel darah tetap hidup
b. Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dala penyimpanan darah secara invitro,
yaitu temperatur simpan dan pengawet/pelindung. Dalam perkembangannya pengawet
darah dipakai untuk menyimpan darah dalam bentuk cair, semakin lama semakin
dilengkapi komposisinya dengan tujuan agar masa simpan darah invitro dapat
diperpanjang.
3. Temperatur simpan
1) Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbeda-
beda
2) Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2ᵒC dan metabolisme 1/40
pada suhu 37ᵒC.
Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10ᵒC, jika di atas temperatur
tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat.
Temperatur 0ᵒC dapat merusak eritrosit, karena terjadi pembekuan air yang dapat
merusak membran sel kecuali dengan proses tertentu.
4. Efek penyimpanan darah secara invitro :
a. Perubahan bentuk dan daya hidup sel.
a) Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa simpan. Pada
saat penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2 minggu dalam ACD sel
eritrosit hancur sekitar 10%, dan 4 minggu dalam ACD sel eritrosit musnah
mencapai 25%.
b) Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan dan
temperatur simpan. Daya hidup trombosit pada suhu 2-6ᵒC lebih buruk
dibandingkan pada suhu 18-22ᵒC.
c) Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan masa simpan.
Masa simpan 48 jam terjadi perubahan bentuk, sedangkan masa simpan 72
jam fungsi leukosit hilang.
b. Perubahan kadar ATP akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid
membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk bionkaf menjadi bulat,
berkurangnya elastisitas sel sehingga menjadi kaku.
c. Perubahan kadar 2,3 DPG akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka daya ikat oksigen
pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan oksigen ke jaringan menjadi
berkurang. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak menambah oksigenisasi jaringan
walaupun kadar hemoglobin naik. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak tepat untuk
pasien yang memerlukan oksigenisasi cepat/resusitasi.
d. Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+) plasma, disebabkan karena sel tidak
mampu mempertahankan Kalium (K+) dalam sel, akibatnya masuknya natrium
(N+) beserta air ke dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang tepat
untuk penderita penyakit ginjal.
e. Perubahan asam laktat dan pH perubahan pH disebabkan penumpukan asam laktat
sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya asam
laktat akan menyebabkan penurunan pH (asam).
f. Perubahan amonia disebabkan penghancuran/destruksi protein. Darah dengan
amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
g. Peningkatan Hb plasma peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit
yang lisis.
h. Perubahan faktor pembekuan diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII,
F V dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini hanya
bertahan selama 4-6 jam dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak
mengandung F V dan F VIII (labile factor).
i. Perubahan metabolisme sel perubahan pH menjadi asam menyebabkan
terganggunya fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga metabolisme sel
terganggu dan sel akan lisis. Tabel di bawah ini menggambarkan perubahan
biokimia sel darah putih dan sel darah merah selama penyimpnan secara invitro.
Nama : Uswatun Hasanah
Nim : 51119026
Prodi : DIV Teknologi Laboratorium Medis
Soal
1. Tujuan penyimpanan darah in vitro?
2. Syarat-syarat penyimpanan darah in vitro?
3. Temperature dan lama simpan komponen darah?
4. Efek penyimpanan darah secara in vitro?
Jawaban :
1. Penyimpanan darah in vitro merupakan upaya untuk mengurangi
perubahan-perubahan yang terjadi selama darah disimpan. Untuk dapat
mempertahankan kualitas darah donor harus, maka harus memperhatikan
syarat – syarat dalam penyimpanan darah in vitro. Pada keadaan in vivo
ada keseimbangan antara produksi dan destruksi, sintesa dan pemecahan
protein dan lain-lain. Sel darah memerlukan energi untuk mempertahankan
bentuk sel dan melakukan fungsi sel. Untuk mendapatkan energi tersebut
sel perlu metabolisme yang memerlukan bahan serta memerlukan oksigen
terutama untuk trombosit dan leukosit.
2. Cara penyimpanan darah secara in vitro harus dapat memenuhi syarat-
syarat, berikut :
a. Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
b. Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah
secara in vitro, yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung. Dalam
perkembangannya pengawety darah dipakai untuk menyimpan darah
dalam bentuk cair, semakin lama semakin dilengkapi komposisinya
dengan tujuan agar masa simpan darah in vitro dapat diperpanjang
3. Penyimpanan darah donor secara in vitro, dibagi menjadi dua yaitu
penyimpanan dalam bentuk cair dan penyimpanan dalam bentuk beku.
A. Penyimpanan dalam bentuk cair
• Temperatur Simpan
- Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal
yang berbedabeda.
- Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan
metabolisme 1/40 pada suhu 37 °C.
Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C,
jika di atas temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung
cepat. Temperetur 0°C dapat merusak eritrosit, karena terjadi
pembekuan air yang dapat merusak membran sel kecuali dengan
proses tertentu
B. Penyimpanan dalam bentuk beku
Tujuan penyimpanan darah dalam bentuk beku adalah untuk
memperpanjang masa simpan darah in vitro. Komponen darah yang
bisa disimpan dalam bentuk beku diantaranya : erirosit, trombosit, sel
induk darah (stem sel). Disamping itu kriopresipitat, dan FFP juga
disimpan dalam bentuk beku. Penyimpanan beku trombosit dinilai
kurang efisien karena kerusakan trombosit pada penyimpanan beku
lebih dari 5%.
4. Efek penyimpanan darah secara in vitro
A. Perubahan bentuk dan daya hidup sel
- Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa
simpan. Pada saat penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2
minggu dalam ACD sel erirosit hancur sekitar 10%, dan 4 minggu
dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai 25%.
- Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan
dan temperatur simpan.
- Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan
masa simpan.
B. Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi
hilangnya lipid membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk
bikonkaf menjadi bulat, berkurangnya elastisitas sel sehingga menjadi
kaku.
C. Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka
daya ikat oksigen pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan
oksigen ke jaringan menjadi berkurang.
D. Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan
karena sel tidak mampu mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel,
akibatnya masuknya natrium (Na+ ) beserta air ke dalam sel.
E. Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan
asam laktat sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit.
F. Perubahan amonia disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah
dengan amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita
penyakit hati.
G. Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang lisis.
H. Perubahan faktor pembekuan diantara faktor pembekuan F I sampai
dengan F XIII, F V dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil
secara invitro. Faktor ini hanya bertahan selama 4-6 jam dalam
keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan F
VIII (labile factor).
I. Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan
terganggunya fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga
mmetabolisme sel terganggu dan sel akan lisis.
Nama : Yulinda Mayanti Phayana
NIM : 51119029
Prodi : D.IV TLM
MK : Imunohematologi
SOAL :
1. Tujuan penyimpanan darah Invitro ?
2. Syarat – syarat penyimpanan darah Invitro ?
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah ?
4. Efek penyimpanan darah secara Invitro ?
JAWABAN :
1. Tujuannya adalah untuk memperpanjang masa simpan darah Invitro.
3. Temperatur :
- Temperatur Simpan : Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan
optimal yang berbeda – beda.
- Darah eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2˚ C dan metabolisme
1/40 pada suhu 37˚ C.
- Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10˚C. Jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat. Temperatur 0˚C dapat
merusak eritrosit.
- Lama penyimpanan komponen darah hanya terjaga sampai 35 hari.
4. Efeknya :
- Perubahan bentuk dan daya hidup sel
- Perubahan kadar ATP akibat penurunan kadar ATP
- Perubahan kadar 2,3 DPG akibat penurunan kadar 2,3 DPG
- Perubahan elektrolit peningkatan Kalium (K+_) plasma
- Perubahan asam laktat dan pH
- Perubahan ammonia di sebabkan penghancuran/ dekstruksi protein
- Peningkatan Hb plasma
- Perubahan faktor pembekuan. Dan
- Perubahan metabolisme sel perubahan pH menjadi asam
Nama : Natasya Elsha Nadillah Efendi
Nim : 51119021
Prodi : DIV Teknologi Laboratorium Medis
Mk : Immunohematologi
Soal
1. Tujuan penyimpanan darah in vitro?
2. Syarat-syarat penyimpanan darah in vitro?
3. Temperature dan lama simpan komponen darah?
4. Efek penyimpanan darah secara in vitro?
Jawaban :
1. Penyimpanan darah in vitro merupakan upaya untuk mengurangi
perubahan-perubahan yang terjadi selama darah disimpan. Untuk dapat
mempertahankan kualitas darah donor harus, maka harus memperhatikan
syarat – syarat dalam penyimpanan darah in vitro. Pada keadaan in vivo
ada keseimbangan antara produksi dan destruksi, sintesa dan pemecahan
protein dan lain-lain. Sel darah memerlukan energi untuk mempertahankan
bentuk sel dan melakukan fungsi sel. Untuk mendapatkan energi tersebut
sel perlu metabolisme yang memerlukan bahan serta memerlukan oksigen
terutama untuk trombosit dan leukosit.
2. Cara penyimpanan darah secara in vitro harus dapat memenuhi syarat-
syarat, berikut :
a. Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
b. Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah
secara in vitro, yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung. Dalam
perkembangannya pengawety darah dipakai untuk menyimpan darah
dalam bentuk cair, semakin lama semakin dilengkapi komposisinya
dengan tujuan agar masa simpan darah in vitro dapat diperpanjang
3. Penyimpanan darah donor secara in vitro, dibagi menjadi dua yaitu
penyimpanan dalam bentuk cair dan penyimpanan dalam bentuk beku.
A. Penyimpanan dalam bentuk cair
Temperatur Simpan
- Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal
yang berbedabeda.
- Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan
metabolisme 1/40 pada suhu 37 °C.
Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C,
jika di atas temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung
cepat. Temperetur 0°C dapat merusak eritrosit, karena terjadi
pembekuan air yang dapat merusak membran sel kecuali dengan
proses tertentu
B. Penyimpanan dalam bentuk beku
Tujuan penyimpanan darah dalam bentuk beku adalah untuk
memperpanjang masa simpan darah in vitro. Komponen darah yang
bisa disimpan dalam bentuk beku diantaranya : erirosit, trombosit, sel
induk darah (stem sel). Disamping itu kriopresipitat, dan FFP juga
disimpan dalam bentuk beku. Penyimpanan beku trombosit dinilai
kurang efisien karena kerusakan trombosit pada penyimpanan beku
lebih dari 5%.
4. Efek penyimpanan darah secara in vitro
A. Perubahan bentuk dan daya hidup sel
- Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa
simpan. Pada saat penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2
minggu dalam ACD sel erirosit hancur sekitar 10%, dan 4 minggu
dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai 25%.
- Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan
dan temperatur simpan.
- Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan
masa simpan.
B. Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi
hilangnya lipid membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk
bikonkaf menjadi bulat, berkurangnya elastisitas sel sehingga menjadi
kaku.
C. Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka
daya ikat oksigen pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan
oksigen ke jaringan menjadi berkurang.
D. Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan
karena sel tidak mampu mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel,
akibatnya masuknya natrium (Na+ ) beserta air ke dalam sel.
E. Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan
asam laktat sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit.
F. Perubahan amonia disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah
dengan amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita
penyakit hati.
G. Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang lisis.
H. Perubahan faktor pembekuan diantara faktor pembekuan F I sampai
dengan F XIII, F V dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil
secara invitro. Faktor ini hanya bertahan selama 4-6 jam dalam
keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan F
VIII (labile factor).
I. Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan
terganggunya fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga
mmetabolisme sel terganggu dan sel akan lisis.
Nama : Anisa Wulandari
NIM : 51119006
IMUNOHEMATOLOGI
Jawab :
NIM : 51119007
Tugas Imunohematologi
Soal
Jawaban
1. Bertujuan untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan.
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
1) Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
2) Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara invitro, yaitu
temperatur simpan dan pengawet / pelindung.
4) Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan karena sel tidak mampu
mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel, akibatnya masuknya natrium (Na+ ) beserta air ke
dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit ginjal.
5) Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat sebagai
hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya asam laktat akan
menyebabkan penurunan pH (asam)
6) Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan amoniak
plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
7) Peningkatan Hb plasma Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang lisis.
8) Perubahan faktor pembekuan Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII, F V dan F
VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini hanya bertahan selama 4-6 jam
dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan F VIII (labile factor).
9) Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan terganggunya fungsi
enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga mmetabolisme sel terganggu dan sel akan lisis.
Tabel di bawah ini menggambarkan perubahan biokima sel darah putih dan sel darah merah
selama penyimpanan secara invitro
Nama : Nadya wevi tamala
NIM : 51119020
Prodi : D.IV TLM
MK : Imunohematologi
SOAL :
1. Tujuan penyimpanan darah Invitro ?
2. Syarat – syarat penyimpanan darah Invitro ?
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah ?
4. Efek penyimpanan darah secara Invitro ?
JAWABAN :
1. Tujuannya adalah untuk memperpanjang masa simpan darah Invitro.
3. Temperatur :
- Temperatur Simpan : Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan
optimal yang berbeda – beda.
- Darah eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2˚ C dan metabolisme
1/40 pada suhu 37˚ C.
- Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10˚C. Jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat. Temperatur 0˚C dapat
merusak eritrosit.
- Lama penyimpanan komponen darah hanya terjaga sampai 35 hari.
4. Efeknya :
- Perubahan bentuk dan daya hidup sel
- Perubahan kadar ATP akibat penurunan kadar ATP
- Perubahan kadar 2,3 DPG akibat penurunan kadar 2,3 DPG
- Perubahan elektrolit peningkatan Kalium (K+_) plasma
- Perubahan asam laktat dan pH
- Perubahan ammonia di sebabkan penghancuran/ dekstruksi protein
- Peningkatan Hb plasma
- Perubahan faktor pembekuan. Dan
- Perubahan metabolisme sel perubahan pH menjadi asam
NAMA : Shinta Herlinawati
NIM : 51119023
MK : IMUNOHEMATOLOGI
Latihan
3. Temperatur :
- Temperatur Simpan : Setiap komponen darah mempunyai temperatur
simpan
optimal yang berbeda – beda.
- Darah eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 ̊ C dan
metabolisme 1/40 pada suhu 37 ̊ C.
- Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 C ̊ . Jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat. Temperatur 0 ̊
dapat merusak eritrosit.
- Lama penyimpanan komponen darah hanya terjaga sampai 35 hari.
4.
Perubahan bentuk dan daya hidup sel
NIM : 51119004
Tugas Imunohematologi
Soal
Jawaban
1. Bertujuan untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan.
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
1) Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
2) Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara invitro, yaitu
temperatur simpan dan pengawet / pelindung.
2) Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid membran sel,
perubahan bentuk sel dari bentuk bikonkaf menjadi bulat, berkurangnya elastisitas sel sehingga
menjadi kaku.
3) Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka daya ikat oksigen pada
molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan oksigen ke jaringan menjadi berkurang. Darah
dengan 2,3 DPG rendah tidak menambah oksigenisasi jaringan walaupun kadar hemoglobin
naik. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak tepat untuk pasien yang memerlukan oksigenisasi
cepat / resusitasi.
4) Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan karena sel tidak mampu
mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel, akibatnya masuknya natrium (Na+ ) beserta air ke
dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit
ginjal.
5) Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat sebagai
hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya asam laktat akan
menyebabkan penurunan pH (asam)
6) Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan amoniak
plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
7) Peningkatan Hb plasma Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang lisis.
8) Perubahan faktor pembekuan Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII, F V dan F
VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini hanya bertahan selama 4-6 jam
dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan F VIII (labile factor).
9) Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan terganggunya fungsi
enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga mmetabolisme sel terganggu dan sel akan lisis.
Tabel di bawah ini menggambarkan perubahan biokima sel darah putih dan sel darah merah
selama penyimpanan secara invitro
NAMA : Nadya Salsabilah
NIM : 51119018
MK : IMUNOHEMATOLOGI
Latihan
Jawaban
1. Untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan. Untuk
dapat mempertahankan kualitas darah donor, maka harus memperhatikan syarat-syarat
dalam penyimpanan darah invitro.
2. • Harus mempertahankan sel darah tetap hidup
• Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah
• Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbeda beda.
• Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan metabolisme 1/40 pada
suhu 37 °C.
• Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C, jika diatas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat.
4. • Perubahan bentuk dan daya hidup sel
- Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa simpan
- Daya hidup trombosit akan menurun sebanding dengan masa simpan dan temperatur
simpan
- Daya hidup leukosit akan menurun dengan cepat sebanding dengan masa simpan
• Perubaha kadar ATP akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid
membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk bikonkaf menjadi bulat, berkurangnya
elastisitas sel sehingga menjadi kaku
• Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan karena sel tidak
mampu mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel, akibatnya masuknya natrium (Na+ )
beserta air ke dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang tepat untuk
penderita penyakit ginjal.
• Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat
sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya asam laktat
akan menyebabkan penurunan pH (asam)
• Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan
amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
• Peningkatan Hb plasma Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang
lisis.
• Perubahan faktor pembekuan Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII, F V
dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini hanya bertahan
selama 4-6 jam dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V
dan F VIII (labile factor).
• Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan terganggunya
fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga mmetabolisme sel terganggu dan
sel akan lisis. Tabel di bawah ini menggambarkan perubahan biokima sel darah putih
dan sel darah merah selama penyimpanan secara invitro
Nama : Siti Rahmayanti
Nim : 51119024
Prodi : DIV TLM
Semester : 6
Tugas : Imunhematologi
1. Tujuan Penyimpanan darah invitro
2. Syarat-syarat penyimpanan darah in vitro
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah
4. Efek penyimpanan darah secara in vitro
Jawaban :
1. Untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan.
Untuk dapat mempertahankan kualitas darah donor, maka harus memperhatikan
syarat-syarat dalam penyimpanan darah invitro
NIM : 51119012
TUGAS IMUNOHEMATOLOGI
JAWAB
Soal
1. Tujuan penyimpanan darah invitro
2. Syarat-syarat penyimpanan darah invitro.
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah
4. Efek penyimpanan darah secara invitro.
Jawaban
1. Bertujuan untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan.
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
1) Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
2) Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara invitro,
yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung.
3. Temperatur dan lama Simpan komponen darah
− Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbeda-
beda.
− Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan metabolisme 1/40
pada suhu 37 °C.
− Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C, jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat.
4. Efek penyimpanan darah secara invitro
1) Perubahan bentuk dan daya hidup sel
− Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa simpan. Pada saat
penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2 minggu dalam ACD sel erirosit
hancur sekitar 10%, dan 4 minggu dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai
25%.
− Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan dan temperatur
simpan. Daya hidup trombosit pada suhu 2-6°C lebih buruk dibandingkan pada
suhu 18- 22°C.
− Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan masa simpan. Masa
simpan 48 jam terjadi perubahan bentuk, sedangkan masa simpan 72 jam fungsi
leukosit hilang.
2) Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid
membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk bikonkaf menjadi bulat, berkurangnya
elastisitas sel sehingga menjadi kaku.
3) Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka daya ikat oksigen
pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan oksigen ke jaringan menjadi
berkurang. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak menambah oksigenisasi jaringan
walaupun kadar hemoglobin naik. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak tepat untuk pasien
yang memerlukan oksigenisasi cepat / resusitasi.
4) Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan karena sel tidak
mampu mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel, akibatnya masuknya natrium (Na+ )
beserta air ke dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang tepat untuk
penderita penyakit ginjal.
5) Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat
sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya asam laktat
akan menyebabkan penurunan pH (asam)
6) Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan
amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
7) Peningkatan Hb plasma Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang
lisis.
8) Perubahan faktor pembekuan Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII, F
V dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini hanya bertahan
selama 4-6 jam dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan
F VIII (labile factor).
9) Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan terganggunya
fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga mmetabolisme sel terganggu dan
sel akan lisis. Tabel di bawah ini menggambarkan perubahan biokima sel darah putih dan
sel darah merah selama penyimpanan secara invitro
Nama : Venny Tresia Utari
NIM : 51119027
Prodi : DIV TLM
TUGAS IMUNOHEMATOLOGI
Soal
1. Tujuan penyimpanan darah invitro
2. Syarat-syarat penyimpanan darah invitro.
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah
4. Efek penyimpanan darah secara invitro.
Jawaban
1. Bertujuan untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan.
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
1) Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
2) Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara invitro,
yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung.
3. Temperatur dan lama Simpan komponen darah
− Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbeda-
beda.
− Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan metabolisme 1/40
pada suhu 37 °C.
− Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C, jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat.
4. Efek penyimpanan darah secara invitro
1) Perubahan bentuk dan daya hidup sel
− Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa simpan. Pada saat
penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2 minggu dalam ACD sel erirosit
hancur sekitar 10%, dan 4 minggu dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai
25%.
− Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan dan temperatur
simpan. Daya hidup trombosit pada suhu 2-6°C lebih buruk dibandingkan pada
suhu 18- 22°C.
− Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan masa simpan. Masa
simpan 48 jam terjadi perubahan bentuk, sedangkan masa simpan 72 jam fungsi
leukosit hilang.
2) Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid
membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk bikonkaf menjadi bulat, berkurangnya
elastisitas sel sehingga menjadi kaku.
3) Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka daya ikat oksigen
pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan oksigen ke jaringan menjadi
berkurang. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak menambah oksigenisasi jaringan
walaupun kadar hemoglobin naik. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak tepat untuk pasien
yang memerlukan oksigenisasi cepat / resusitasi.
4) Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan karena sel tidak
mampu mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel, akibatnya masuknya natrium (Na+ )
beserta air ke dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang tepat untuk
penderita penyakit ginjal.
5) Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat
sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya asam laktat
akan menyebabkan penurunan pH (asam)
6) Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan
amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
7) Peningkatan Hb plasma Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang
lisis.
8) Perubahan faktor pembekuan Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII, F
V dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini hanya bertahan
selama 4-6 jam dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan
F VIII (labile factor).
9) Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan terganggunya
fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga mmetabolisme sel terganggu dan
sel akan lisis. Tabel di bawah ini menggambarkan perubahan biokima sel darah putih dan
sel darah merah selama penyimpanan secara invitro
Nama : Margaret
NIM : 51119016
Prodi : DIV TLM
TUGAS IMUNOHEMATOLOGI
Soal
1. Tujuan penyimpanan darah invitro
2. Syarat-syarat penyimpanan darah invitro.
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah
4. Efek penyimpanan darah secara invitro.
Jawaban
1. Bertujuan untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan.
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
1) Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
2) Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara invitro,
yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung.
3. Temperatur dan lama Simpan komponen darah
− Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbeda-
beda.
− Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan metabolisme 1/40
pada suhu 37 °C.
− Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C, jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat.
4. Efek penyimpanan darah secara invitro
1) Perubahan bentuk dan daya hidup sel
− Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa simpan. Pada saat
penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2 minggu dalam ACD sel erirosit
hancur sekitar 10%, dan 4 minggu dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai
25%.
− Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan dan temperatur
simpan. Daya hidup trombosit pada suhu 2-6°C lebih buruk dibandingkan pada
suhu 18- 22°C.
− Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan masa simpan. Masa
simpan 48 jam terjadi perubahan bentuk, sedangkan masa simpan 72 jam fungsi
leukosit hilang.
2) Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid
membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk bikonkaf menjadi bulat, berkurangnya
elastisitas sel sehingga menjadi kaku.
3) Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka daya ikat oksigen
pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan oksigen ke jaringan menjadi
berkurang. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak menambah oksigenisasi jaringan
walaupun kadar hemoglobin naik. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak tepat untuk pasien
yang memerlukan oksigenisasi cepat / resusitasi.
4) Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan karena sel tidak
mampu mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel, akibatnya masuknya natrium (Na+ )
beserta air ke dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang tepat untuk
penderita penyakit ginjal.
5) Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat
sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya asam laktat
akan menyebabkan penurunan pH (asam)
6) Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan
amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
7) Peningkatan Hb plasma Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang
lisis.
8) Perubahan faktor pembekuan Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII, F
V dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini hanya bertahan
selama 4-6 jam dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan
F VIII (labile factor).
9) Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan terganggunya
fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga mmetabolisme sel terganggu dan
sel akan lisis. Tabel di bawah ini menggambarkan perubahan biokima sel darah putih dan
sel darah merah selama penyimpanan secara invitro
NAMA : MASAYU PUTRI SALSABILA
NIM : 51119017
PRODI : DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TUGAS IMUNOHEMATOLOGI
SOAL
1. Tujuan penyimpanan darah invitro
2. Syarat-syarat penyimpanan darah invitro.
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah
4. Efek penyimpanan darah secara invitro.
JAWABAN
1. Bertujuan untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan.
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
1) Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
2) Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara invitro,
yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung.
3. Temperatur dan lama Simpan komponen darah
− Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbeda-beda.
− Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan metabolisme 1/40 pada
suhu 37 °C.
− Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C, jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat.
4. Efek penyimpanan darah secara invitro
1) Perubahan bentuk dan daya hidup sel
Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa simpan. Pada saat
penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2 minggu dalam ACD sel erirosit
hancur sekitar 10%, dan 4 minggu dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai 25%.
Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan dan temperatur
simpan. Daya hidup trombosit pada suhu 2-6°C lebih buruk dibandingkan pada
suhu 18- 22°C.
Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan masa simpan. Masa
simpan 48 jam terjadi perubahan bentuk, sedangkan masa simpan 72 jam fungsi
leukosit hilang.
2) Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid
membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk bikonkaf menjadi bulat,
berkurangnya elastisitas sel sehingga menjadi kaku.
3) Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka daya ikat
oksigen pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan oksigen ke jaringan
menjadi berkurang. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak menambah oksigenisasi
jaringan walaupun kadar hemoglobin naik. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak
tepat untuk pasien yang memerlukan oksigenisasi cepat / resusitasi.
3) Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan karena sel tidak
mampu mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel, akibatnya masuknya natrium
(Na+ ) beserta air ke dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang
tepat untuk penderita penyakit ginjal.
5) Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam
laktat sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya
asam laktat akan menyebabkan penurunan pH (asam)
6) Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan
amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
7) Peningkatan Hb plasma Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit
yang lisis.
8) Perubahan faktor pembekuan Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F
XIII, F V dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini
hanya bertahan selama 4-6 jam dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak
mengandung F V dan F VIII (labile factor).
9) Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan
terganggunya fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga mmetabolisme
sel terganggu dan sel akan lisis. Tabel di bawah ini menggambarkan perubahan
biokima sel darah putih dan sel darah merah selama penyimpanan secara invitro
Nama : Ana Silviani
Nim : 51119003
Prodi : DIV TLM
IMUNOHEMATOLOGI
SOAL
1. Tujuan penyimpanan darah invitro
2. Syarat-syarat penyimpanan darah invitro.
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah
4. Efek penyimpanan darah secara invitro.
JAWABAN
1. Bertujuan untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan.
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
1) Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
2) Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara invitro,
yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung.
3. Temperatur dan lama Simpan komponen darah
Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbeda-beda.
Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan metabolisme 1/40 pada
suhu 37 °C.
Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C, jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat.
4. Efek penyimpanan darah secara invitro
1) Perubahan bentuk dan daya hidup sel
Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa simpan. Pada saat
penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2 minggu dalam ACD sel erirosit
hancur sekitar 10%, dan 4 minggu dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai
25%.
Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan dan temperatur
simpan. Daya hidup trombosit pada suhu 2-6°C lebih buruk dibandingkan pada
suhu 18- 22°C.
Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan masa simpan.
Masa simpan 48 jam terjadi perubahan bentuk, sedangkan masa simpan 72 jam
fungsi leukosit hilang.
2) Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid
membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk bikonkaf menjadi bulat,
berkurangnya elastisitas sel sehingga menjadi kaku.
3) Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka daya ikat
oksigen pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan oksigen ke jaringan
menjadi berkurang. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak menambah oksigenisasi
jaringan walaupun kadar hemoglobin naik. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak
tepat untuk pasien yang memerlukan oksigenisasi cepat / resusitasi.
4) Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan karena sel tidak
mampu mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel, akibatnya masuknya natrium
(Na+ ) beserta air ke dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang
tepat untuk penderita penyakit ginjal.
5) Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat
sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya asam
laktat akan menyebabkan penurunan pH (asam)
6) Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan
amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
7) Peningkatan Hb plasma Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit
yang lisis.
8) Perubahan faktor pembekuan Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII,
F V dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini hanya
bertahan selama 4-6 jam dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak
mengandung F V dan F VIII (labile factor).
9) Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan
terganggunya fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga mmetabolisme
sel terganggu dan sel akan lisis. Tabel di bawah ini menggambarkan perubahan
biokima sel darah putih dan sel darah merah selama penyimpanan secara invitro
Nama : Teni Lestari
Nim : 51119025
Mata kuliah : Imunohematologi
Prodi : DIV Teknologi Laboratorium Medik
Hari/Tanggal : Selasa, 02 Maret 2022
Soal
1. Tujuan penyimpanan darah invitro?
2. Syarat-syarat penyimpanan darah invitro?
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah ?
4. Efek penyimpanan darah secara invitro ?
Jawaban :
1. Tujuan penyimpanan darah dalam bentuk beku adalah untuk memperpanjang masa
simpan darah invitro. Komponen darah yang bisa disimpan dalam bentuk beku
diantaranya : erirosit, trombosit, sel induk darah (stem sel). Disamping itu kriopresipitat,
dan FFP juga disimpan dalam bentuk beku. Penyimpanan beku trombosit dinilai kurang
efisien karena kerusakan trombosit pada penyimpanan beku lebih dari 5%. Untuk
menyimpan beku eritrosit, dipakai pelindung gliserol dalam kadar yang kecil gliserol
tidak toksik bagi tubuh. Untuk menyimpan beku sel induk darah (stem sel) dan trombosit
dipakai Dimetil Sulfoksida (DMSO).
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
a. Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
b. Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara invitro,
yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung. Dalam perkembangannya pengawety
darah dipakai untuk menyimpan darah dalam bentuk cair, semakin lama semakin
dilengkapi komposisinya dengan tujuan agar masa simpan darah invitro dapat
diperpanjang.
3. Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbedabeda.
Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan metabolisme 1/40 pada suhu
37 °C. Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C, jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat. Temperetur 0°C dapat merusak
eritrosit, karena terjadi pembekuan air yang dapat merusak membran sel kecuali dengan
proses tertentu.
Temperatur Jenis Komponen
4°C ± 2°C -Darah lengkap (whole blood)
-Darah merah pekat (PRC)
-Plasma
22°C ± 2°C -Trombosit Konsentrat
-Leukosit Pekat (Buffy Coat)
-18°C ± -30°C -Plasma segar Beku (FFP)
-Kriopresipitat
-85°C -Sel Darah merah pekat (PRC)
Imunohematologi
Soal
1. Tujuan penyimpanan darah invitro
2. Syarat-syarat penyimpanan darah invitro.
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah
4. Efek penyimpanan darah secara invitro.
Jawaban
1. Bertujuan untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan.
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
1) Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
2) Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara invitro,
yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung.
3. Temperatur dan lama Simpan komponen darah
− Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbeda-
beda.
− Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan metabolisme 1/40
pada suhu 37 °C.
− Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C, jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat.
4. Efek penyimpanan darah secara invitro
1) Perubahan bentuk dan daya hidup sel
− Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa simpan. Pada saat
penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2 minggu dalam ACD sel erirosit
hancur sekitar 10%, dan 4 minggu dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai
25%.
− Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan dan temperatur
simpan. Daya hidup trombosit pada suhu 2-6°C lebih buruk dibandingkan pada
suhu 18- 22°C.
− Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan masa simpan. Masa
simpan 48 jam terjadi perubahan bentuk, sedangkan masa simpan 72 jam fungsi
leukosit hilang.
2) Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid
membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk bikonkaf menjadi bulat, berkurangnya
elastisitas sel sehingga menjadi kaku.
3) Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka daya ikat oksigen
pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan oksigen ke jaringan menjadi
berkurang. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak menambah oksigenisasi jaringan
walaupun kadar hemoglobin naik. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak tepat untuk pasien
yang memerlukan oksigenisasi cepat / resusitasi.
4) Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan karena sel tidak
mampu mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel, akibatnya masuknya natrium (Na+ )
beserta air ke dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang tepat untuk
penderita penyakit ginjal.
5) Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat
sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya asam laktat
akan menyebabkan penurunan pH (asam)
6) Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan
amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
7) Peningkatan Hb plasma Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang
lisis.
8) Perubahan faktor pembekuan Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII, F
V dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini hanya bertahan
selama 4-6 jam dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan
F VIII (labile factor).
9) Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan terganggunya
fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga mmetabolisme sel terganggu dan
sel akan lisis. Tabel di bawah ini menggambarkan perubahan biokima sel darah putih dan
sel darah merah selama penyimpanan secara invitro
Rabu, 2 Maret 2021
Jawab :
NIM : 51119028
MK : IMUNOHEMATOLOGI
PERTANYAAN IMUNOHEMATOLOGI.
JAWABAN :
1. Tujuan penyimpanan darah dalam bentuk beku adalah untuk memperpanjang masa
simpan darah invitro. Komponen darah yang bisa disimpan dalam bentuk beku
diantaranya : erirosit, trombosit, sel induk darah (stem sel). Disamping itu
kriopresipitat, dan FFP juga disimpan dalam bentuk beku. Penyimpanan beku
trombosit dinilai kurang efisien karena kerusakan trombosit pada penyimpanan beku
lebih dari 5%. Untuk menyimpan beku eritrosit, dipakai pelindung gliserol dalam
kadar yang kecil gliserol tidak toksik bagi tubuh. Untuk menyimpan beku sel induk
darah (stem sel) dan trombosit dipakai Dimetil Sulfoksida (DMSO).
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
a. Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
b. Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara
invitro, yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung. Dalam perkembangannya
pengawety darah dipakai untuk menyimpan darah dalam bentuk cair, semakin lama
semakin dilengkapi komposisinya dengan tujuan agar masa simpan darah invitro
dapat diperpanjang.
3. Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbedabeda.
Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan metabolisme 1/40 pada
suhu 37 °C. Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C, jika di
atas temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat. Temperetur 0°C dapat
merusak eritrosit, karena terjadi pembekuan air yang dapat merusak membran sel
kecuali dengan proses tertentu.
Tabel 3.1
Temperatur Simpan Komponen Darah Dalam Bentuk Cair
Tabel 3.2
Temperatur Simppan Komponen Darah Dalam Bentuk Beku.
Tabel 3.3
Lama Simpan Komponen Darah
4. Efek Penyimpanan Drah secara Invitro adalah :
1) Perubahan Bnatuk dan Daya Hidup Sel
a. Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa simpan. Pada saat
penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2 minggu dalam ACD sel erirosit
hancur sekitar 10%, dan 4 minggu dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai
25%.
b. Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan dan
temperatur simpan. Daya hidup trombosit pada suhu 2-6°C lebih buruk
dibandingkan pada suhu 18- 22°C.
c. Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan masa simpan.
Masa simpan 48 jam terjadi perubahan bentuk, sedangkan masa simpan 72
jam fungsi leukosit hilang
2) Perubahan Kadar ATP
Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid membran sel,
perubahan bentuk sel dari bentuk bikonkaf menjadi bulat, berkurangnya elastisitas
sel sehingga menjadi kaku.
3) Perubahan Kadar 2,3 DPG
Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka daya ikat oksigen pada molekul
hemoglobin menjadi kuat, pelepasan oksigen ke jaringan menjadi berkurang.
Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak menambah oksigenisasi jaringan walaupun
kadar hemoglobin naik. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak tepat untuk pasien
yang memerlukan oksigenisasi cepat / resusitasi.
4) Perubahan Elektrolit
Peningkatan Kalium (K+) plasma, disebabkan karena sel tidak mampu
mempertahankan Kalium (K+) dalam sel, akibatnya masuknya natrium (Na+)
beserta air ke dalam sel. Darah dengan kalium plasma yang tinggi kurang tepat
untuk penderita penyakit ginjal.
5) Perubahan asam laktat dan pH
Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat sebagai hasil akhir proses
glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan bertambahnya asam laktat akan menyebabkan
penurunan pH (asam).
6) Perubahan Amonia
Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan amoniak plasma yang
tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
7) Peningkatan Hb plasma
Peningkatan Hb Plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang lisis
8) Perubahan Faktor Pembekuan
Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII, F V dan F VIII merupakan
faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor ini hanya bertahan selama 4-6 jam
dalam keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan F VIII
(labile factor).
9) Perubahan Metabolisme sel.
Perubahan pH menjadi asam menyebabkan terganggunya fungsi enzim-enzim
untuk metabolisme sel, sehingga mmetabolisme sel terganggu dan sel akan lisis.
Nama : Alya Melanisya
Nim : 51119002
Prodi : DIV Teknologi Laboratorium Medis
Soal
1. Tujuan penyimpanan darah in vitro?
2. Syarat-syarat penyimpanan darah in vitro?
3. Temperature dan lama simpan komponen darah?
4. Efek penyimpanan darah secara in vitro?
Jawaban :
1. Penyimpanan darah in vitro merupakan upaya untuk mengurangi
perubahan-perubahan yang terjadi selama darah disimpan. Untuk dapat
mempertahankan kualitas darah donor harus, maka harus memperhatikan
syarat – syarat dalam penyimpanan darah in vitro. Pada keadaan in vivo
ada keseimbangan antara produksi dan destruksi, sintesa dan pemecahan
protein dan lain-lain. Sel darah memerlukan energi untuk mempertahankan
bentuk sel dan melakukan fungsi sel. Untuk mendapatkan energi tersebut
sel perlu metabolisme yang memerlukan bahan serta memerlukan oksigen
terutama untuk trombosit dan leukosit.
2. Cara penyimpanan darah secara in vitro harus dapat memenuhi syarat-
syarat, berikut :
a. Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
b. Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah
secara in vitro, yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung. Dalam
perkembangannya pengawety darah dipakai untuk menyimpan darah
dalam bentuk cair, semakin lama semakin dilengkapi komposisinya
dengan tujuan agar masa simpan darah in vitro dapat diperpanjang
3. Penyimpanan darah donor secara in vitro, dibagi menjadi dua yaitu
penyimpanan dalam bentuk cair dan penyimpanan dalam bentuk beku.
A. Penyimpanan dalam bentuk cair
• Temperatur Simpan
- Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal
yang berbedabeda.
- Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan
metabolisme 1/40 pada suhu 37 °C.
Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C,
jika di atas temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung
cepat. Temperetur 0°C dapat merusak eritrosit, karena terjadi
pembekuan air yang dapat merusak membran sel kecuali dengan
proses tertentu
B. Penyimpanan dalam bentuk beku
Tujuan penyimpanan darah dalam bentuk beku adalah untuk
memperpanjang masa simpan darah in vitro. Komponen darah yang
bisa disimpan dalam bentuk beku diantaranya : erirosit, trombosit, sel
induk darah (stem sel). Disamping itu kriopresipitat, dan FFP juga
disimpan dalam bentuk beku. Penyimpanan beku trombosit dinilai
kurang efisien karena kerusakan trombosit pada penyimpanan beku
lebih dari 5%.
4. Efek penyimpanan darah secara in vitro
A. Perubahan bentuk dan daya hidup sel
- Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa
simpan. Pada saat penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan 2
minggu dalam ACD sel erirosit hancur sekitar 10%, dan 4 minggu
dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai 25%.
- Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan
dan temperatur simpan.
- Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan
masa simpan.
B. Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi
hilangnya lipid membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk
bikonkaf menjadi bulat, berkurangnya elastisitas sel sehingga menjadi
kaku.
C. Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka
daya ikat oksigen pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan
oksigen ke jaringan menjadi berkurang.
D. Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan
karena sel tidak mampu mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel,
akibatnya masuknya natrium (Na+ ) beserta air ke dalam sel.
E. Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan
asam laktat sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit.
F. Perubahan amonia disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah
dengan amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita
penyakit hati.
G. Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang lisis.
H. Perubahan faktor pembekuan diantara faktor pembekuan F I sampai
dengan F XIII, F V dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil
secara invitro. Faktor ini hanya bertahan selama 4-6 jam dalam
keadaan invitro, sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan F
VIII (labile factor).
I. Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam menyebabkan
terganggunya fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga
mmetabolisme sel terganggu dan sel akan lisis.
Nama : Anggi Fernando
NIM : 51119005
Tugas Imunohematologi
Soal
Jawaban
1. Bertujuan untuk mengurangi perubahan perubahan yang terjadi selama darah disimpan.
2. Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi syarat-syarat, berikut :
1) Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
2) Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara invitro, yaitu
temperatur simpan dan pengawet / pelindung.
4) Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma, disebabkan karena sel tidak mampu
mempertahankan Kalium (K+ ) dalam sel, akibatnya masuknya natrium (Na+ ) beserta air ke
dalam sel.
5) Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat sebagai
hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit.
6) Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah dengan amoniak
plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati.
7) Peningkatan Hb plasma Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit yang lisis.
8) Perubahan faktor pembekuan Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII, F V dan F
VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro.
Soal :
1. Tujuan penyimpanan darah Invitro ?
2. Syarat-syarat penyimpanan darah invitro ?
3. Temperature dan lama simpan komponen darah ?
4. Efek penyimpanan darah secara invitro ?
Jawaban :
1. Tujuan penyimpanan darah dalam bentuk beku adalah untuk memperpanjang masa
simpan darah invitro. Komponen darah yang bisa disimpan dalam bentuk beku
diantaranya : erirosit, trombosit, sel induk darah (stem sel). Disamping itu kriopresipitat,
dan FFP juga disimpan dalam bentuk beku. Penyimpanan beku trombosit dinilai kurang
efisien karena kerusakan trombosit pada penyimpanan beku lebih dari 5%. Untuk
menyimpan beku eritrosit, dipakai pelindung gliserol dalam kadar yang kecil gliserol
tidak toksik bagi tubuh. Untuk menyimpan beku sel induk darah (stem sel) dan trombosit
dipakai Dimetil Sulfoksida (DMSO).
2. Cara penyimpanan darah secara invitron harus dapat memenuhi syarat-syarat berikut ini :
a. Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
b. Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan darah secara
invitro, yaitu temperatur simpan dan pengawet / pelindung. Dalam perkembangannya
pengawety darah dipakai untuk menyimpan darah dalam bentuk cair, semakin lama
semakin dilengkapi komposisinya dengan tujuan agar masa simpan darah invitro
dapat diperpanjang.
3. Penyimpanan darah donor secara invitro , dibagi menjadi dua yaitu penyimpanan dalam
bentuk cair dan enyimpanan dalam bentuk beku.
a. Temperatur Simpan
Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang berbeda-
beda.
Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan metabolisme 1/40
pada suhu 37 °C.
Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10 °C, jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat. Temperetur 0°C dapat
merusak eritrosit, karena terjadi pembekuan air yang dapat merusak membran sel
kecuali dengan proses tertentu.
b. Penyimpanan dalam bentuk beku.
Tujuan penyimpanan darah dalam bentuk beku adalah untuk memperpanjang masa
simpan darah invitro. Komponen darah yang bisa disimpan dalam bentuk beku
diantaranya : erirosit, trombosit, sel induk darah (stem sel). Disamping itu
kriopresipitat, dan FFP juga disimpan dalam bentuk beku. Penyimpanan beku
trombosit dinilai kurang efisien karena kerusakan trombosit pada penyimpanan beku
lebih dari 5%. Untuk menyimpan beku eritrosit, dipakai pelindung gliserol dalam
kadar yang kecil gliserol tidak toksik bagi tubuh. Untuk menyimpan beku sel induk
darah (stem sel) dan trombosit dipakai Dimetil Sulfoksida (DMSO).
4. Efek:
a. Perubahan bentuk daya hidup sel
b. Perubahan kadar ATP Akibat penurunan kadar ATP
c. Perubahan kadar 2,3 DPG Akibat penurunan kadar 2,3 DPG
d. Perubahan elektrolit Peningkatan Kalium (K+ ) plasma
e. Perubahan asam laktat dan pH Perubahan pH
f. Perubahan amonia Disebabkan penghancuran / destruksi protein
g. Peningkatan Hb plasma
h. Perubahan faktor pembekuan
i. Perubahan metabolisme sel Perubahan pH menjadi asam
Nama : Ade Yunita
NIM : 51119001
Prodi : DIV. Teknologi Laboratorium Medis
Hari/tanggal : Rabu, 3 Februari 2022
Mata Kuliah : Imunnohematologi
SOAL :
1. Tujuan penyimpanan darah Invitro ?
2. Syarat – syarat penyimpanan darah Invitro ?
3. Temperatur dan lama simpan komponen darah ?
4. Efek penyimpanan darah secara Invitro ?
JAWABAN :
1. Tujuannya adalah untuk memperpanjang masa simpan darah Invitro,
3. Temperatur :
- Temperatur Simpan : Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan
optimal yang berbeda – beda.
- Darah eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2˚ C dan metabolisme
1/40 pada suhu 37˚ C.
- Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah adalah 10˚C. Jika di atas
temperatur tersebut perusakan eritrosit berlangsung cepat. Temperatur 0˚C dapat
merusak eritrosit.
- Lama penyimpanan komponen darah hanya terjaga sampai 35 hari.
4. Efeknya :
- Perubahan bentuk dan daya hidup sel
- Perubahan kadar ATP akibat penurunan kadar ATP
- Perubahan kadar 2,3 DPG akibat penurunan kadar 2,3 DPG
- Perubahan elektrolit peningkatan Kalium (K+_) plasma
- Perubahan asam laktat dan pH
- Perubahan ammonia di sebabkan penghancuran/ dekstruksi protein
- Peningkatan Hb plasma
- Perubahan faktor pembekuan. Dan
- Perubahan metabolisme sel perubahan pH menjadi asam