Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komponen darah dianggap sebagai obat karena kegunaannya
sebagai alat Terapi (Hillyereta, 2007). Darah merupakan produk
terapeutik yang harus diambil, ditangani, ditransportasikan dan disimpan
memenuhi sistem manajemen mutu untuk unit penyedia darah, untuk
menjamin mutu dan keamanannya serta meminimalkan potensi
kontaminasi bakteri. Keuntungan sepenuhnya dari transfuse darah dapat
dicapai hanya jika kondisi dimana komponen darah ditangani,
ditransportasikan dan disimpan dapat memelihara integritas dan efikasi
dari komponen darah sepanjang waktu. Komponen darah hanya dapat
diletakan diatas permukaan yang bersih dan dipertahankan didalam
rentang suhu yang ditentukan. Paparan komponen darah terhadap
suhu diluar range yang telah ditentukan sejak dari pengambilan
hingga transfusi harus dijaga seminimal mungkin (PerMenKes RI
NO. 91 2015).
Darah lengkap dapat diproses menjadi beberapa komponen
darah, diantaranya komponen eritrosit pekat atau packed redcells
(PRC), plasma, konsentrat trombosit atau thrombocyte concentrate (TC),
dan faktor anti hemofilik atau cryoprecipitate (Hillyeret al (2007). PRC
harus disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 2°-6°C untuk
mempertahankan masa hidup eritrosit secara optimum. Sekali
dikeluarkan dari lemari pendingin PRC harus mulai ditransfusikan dalam
waktu 30 menit. transfusi tersebut harus sudah selesai dilakukan
dalam waktu 4 jam. Apabila transfusi tidak bisa dimulai dalam waktu
tersebut PRC harus disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2°-
6°C (McClelland 2007, Simonet al. 2009). PRC yang tidak memenuhi
ketentuan tersebut harus dibuang (Simonet al, 2009). Selama masa
penyimpanan PRC akan mengalami perubahan biomekanika Yang
disebut dengan lesi penyimpanan. Unsur- unsur lesi penyimpanan
tersebut antara lain perubahan morfologi eritrosit, melambatnya
metabolisme dengan penurunan konsentrasi adenosinetriphosphate

1
(ATP), asidosis dengan penurunan konsentrasi 2,3- diphosphoglycerate
(2,3-DPG), dan hilangnya fungsi pompa kation. Kondisi ini akan
menimbulkan resiko keamanan dan efikasi PRC yang disimpan lama,
mengurangi kapasitas untuk membawa dan melepaskan oksigen,terjadi
pelepasan zat yang berbahaya seperti hemoglobin bebas sebagai
sumber Reactive Oxygen Species (ROS). (Saraswati, 2015).
Perubahan bentuk eritrosit selama penyimpanan, mula-mula
bentuk diskbikonkaf, berkembang seperti bentuk tombol lalu terlihat
seperti ekinotik tumpul kemudian berbentuk spikula tajam yang bias
melukai membran. Hilangnya membrane membuat eritrosit semakin
kecil dan lebih kaku, berbentuk sferis dan akhirnya pecah. Jelas
sudah bahwa PRC yang disimpan tidak hanya kehabisan energi
metabolik tapi juga mengalami kematian sel (Hillyer 2007). Asnawi pada
tahun 2013 meneliti bahwa komponen darah yang disimpan pada suhu
27°C selama 120 menit mengalami perubahan morfologi eritrosit
mulai dari pikolositosis normal ke arah ringan sampai sedang
(Asnawi, 2013).
Eritrosit tidak mempunyai inti dan mitokondria sehingga
untuk metabolisme oksidatif energi dihasilkan melalui pemecahan
glukosa (Harmening 2012; Hajjawi 2013). Pemecahan glukosa
menjadi laktat atau piruvat secara umum disebut sebagai glikolisis
(Simonet al 2009). Di luar tubuh glukosa juga bisa mengalami
glikolisis.Dalam serum atau plasma yang didinginkan pada suhu 20°C,
glukosa akan stabil dalam waktu 24 jam, sedangkan pada suhu
ruangan, sampel darah untuk pemeriksaan glukosa tanpa adanya zat
penghambat glikolisis akan mengalami metabolisme kira-kira 7
mg/dL/hari (Safitri 2009).

B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui Komponen darah serta
pengolahan, penyimpanan, jenis dan fungsi darah.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teknologi Pengolahan Komponen Darah


Pengolahan komponen darah merupakan upaya untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi transfusi darah. Pemberian
komponen darah meningkatkan keamanan transfusi karena hanya
komponen darah yang benar-benar diperlukan yang akan diterima pasien,
sehingga reaksi transfusi dapat diturunkan kemungkinannya. Jadi,
transfusi menjadi lebih efektif.
Adanya pengolahan komponen dari satu kantong darah lengkap
dapat dihasilkan dua hingga empat jenis komponen darah seperti sel
darah merah pekat, plasma, Anti Hemofilik Faktor (AHF) dan trombosit
pekat. Dengan demikian pelayanan penyediaan darah menjadi lebih
efisien.Pengolahan komponen darah oleh UTD PMI sebagian besar
dilaksanakan dengan metoda sentrifugasi.
Selama tahun 2016, terdapat 186 dari 211 UTD telah memiliki alat
pengolah komponen Refrigerated Centrifuge sehingga UTD yang memiliki
alat tersebut dapat mengolah darah utuh menjadi komponen darah.
a. Proses pengolahan darah
1. Penerimaan darah
Darah masuk dari pendonor setelah diterima dimasukan dalam
satu kantung dan dua tabung, satu kantung berfungsi sebagai
distribusi untuk penyimpanan dan pemprosesan (komponen). Dua
tabung, satu tabung ke IMLTD dan satu tabung konfirmasi golongan
darah
2. Pemeriksaan konfirmasi
Pemeriksaan konfirmasi merupakan pemerijksaan ulangn (second
check ), terhadap darah donor yang masuk ke UUD, sehingga tidak
ada golongan darah donor yang berbeda dengan yang tertera pada
kantung darahnya.
3. Pembuatan komponen darah
Darah dari pendonor selanjutnya masuk kelembar kerja dilakukan
scan barcode setelah itu darah dimasukan ke dalam centrifuge

3
buket dan di seimbangkan dengan cara ditimbang, dimasukan
kedalam refrigated centrifuge untuk memisahkan komponen dengan
plasma extractor, dilakukan pemotongan kantong transport dengan
tube sealer mengatur kecepatan suhu dan waktu pemutaran pada
refrigated centrifuge diberi label dan simpan pada tempat
penyimpanan.
4. Uji saring IMLTD
Untuk mencegah penularan infeksi yang ditularkan lewat darah
dari pendonor darah ke pasien. Alat yang digunakan untuk uji saring
adalah dengan menggunakan NAT (Nucleic Acid Test)
5. Uji silang keserasian
 Mayor cross match ( serum resipien + sel donor )
 Minor cross match ( serum donor + sel resipien )
B. Proses Pengolahan Komponen Darah
1. Persiapan Sampel
- Darah donor ditampung pada kantong darah jenis triple bags yang
terdiri dari satu kantong induk yang berisi WB dengan dua kantung
satelit yang kosong.
- Darah donor di uji skrining terhadap penyakit Infeksi Menular
Lewat Transfusi Darah (IMTLD) yaitu hepatitis B, Hepatitis C, HIV
dan Sifilis.
- Kantong darah dipastikan dalam keadaan baik (tidak bocor,
volume darah sesuai, tidak hemolisis).
2. Alat dan Bahan
a. Alat
- Sentrifus komponen, Hemoscale, Plasma ekstraktor,
Penyeimbang, Penjepit selang kantong darah, Electric sealer,
Gunting

b. Bahan
- Whole Blood kurang dari 6 jam dari pengambilan
- Kantong darah jenis triple bags berisi antikoagulan CPDAI
- Label kantong untuk TC

4
3. Prinsip Kerja
Komponen darah yang mempunyai berat jenis lebih besar akan
mengendap dan mengalami pemisahan dengan komponen lain yang
mempunyai berat jenis yang lebih rendah bila dilakukan
pemutaran/sentrifugasi dengan kecepatan tertentu

4. Cara Kerja
a. Pemisahan whole Blood menjadi Packed Red Cell (PRC) dan
Platelet Rich Plasma (PRP)
- Identifikasi kantung darah dengan melihat kelengkapan data
pada label kantong darah
- Kantong darah dimasukkan ke dalam mangkok sentrifuge
kemudian diseimbangkan dengan mangkok lainnya
menggunakan hemoscale, bila belum seimbang tambahkan
karet gelang pada salah satu mangkok hingga keduanya
seimbang.
- Mangkok sentrifuge yang sudah seimbang ditempatkan
kedalam sentrifuge komponen dengan posisi berhadapan
- Pemutaran darah dilakukan dengan kecepatan 375xG, pada
temperatur 22˚C selama 15 menit.
- Setelah pemutaran, mangkok sentrifuge diangkat perlahan
dan tempatkan kantong induk pada plasma ekstraktor dengan
hati – hati agar darah tidak tercampur kembali kemudian jepit
kantong induk tersebut
- Buka selang penghubung antara kantong induk dan kantong
satelit dengan cara mematahkan selaangnya
- Platelet rich plasma mengalir kedalam kantong satelit pertama
dengan menyiskan PRP tersebut kedalam kantong utama ± 2
cm dari permukaan PRC
- Selang penghubung antara kantong utama dengan kantong
satelit dijepiit dengan penjepit plastic kemudian diseal dengan
electric sealer. Selang tang telah diseal dipatahkan/digunting
sehingga terlepas dari rangkaiannya

5
- Pemisahan komponen darah telah selesai dengan
menghasilkan PRC yang tetap berada dalam kantong induk
dan PRP yang telah berada pada kantong satelit
pertama.kantong satelit pertama yang berisi PRP masih
bergandengan dengan kantong satelit kedua yang masih
kosong.
b. Pemisahan PRP menjadi TC dan Platelet Poor Plasma (PPP)
- Kantong satelit yang pertama berisi PRP dengan kantong
satelit kedua yang masih kosong dimasukkan kembali
kedalam sentrifuge komponen yang sebelumnya telah
diseimbangkan dengan mangkok sentrifuge lainnya
menggunakan hemoscale
- Proses selanjutnya sama dengan diatas hanya kecepatan
sentrifuge yang digunakan berbeda yaitu 1500 xG
- Supernatant yang dihasilkan dari hasil pemutaran adalah PPP
yang dialirkan kedalam kantong satelit II dengan menyisakan
TC sebanyak 30 – 50 mL, dalam kantong satelit pertama
- Selang penghubung PPP dengan TC di seal dengan electric
sealer kemudian dipatahkan / digunting sehingga terlepas dari
rangkaiannya
- Pemisahan komponen darah telah selesai dengan
menghasilkan TC yang tetap berada dalam kantong satelit
pertama dan PPP yang telah berada pada kantong satelit
kedua
- Tulis volume dan jenis komponen darah pada lebel / identitas
kantong darah
c. Komponen trombosit yang telah dibuat siap untuk ditransfusikan,
bila penggunaan tertunda maka TC dapat disimpan dalam agitator
pada suhu 20 ± 2˚C dengan lama penyimpanan maksimum 5 hari

C. Penyimpanan Komponen Darah


1. Darah lengkap (whole blood)
Disimpan pada suhu 2-6ºc setelah pengambilan, harus dimulai
dengan waktu 30 menit setelah darah dikeluarkan dari blood bank

6
(the clinical use of blood).Tranportasi dipertahankan tetap pada suhu
2-10ºc untuk waktu transit maksimal 24 jam (permenkes .no91 tahun
2015).
2. Packed Red Cell (PRC)
Konsentrat sel darah merah whole blood yang sudah di pisahkan
dari plasmanya. Pengolahan PRC dipisahkan dari WB dilakukan
dalam waktu6 sampai 18 jam pengambilan jika di simpan pada suhu
2-6ºc atau dipisahkan dalam waktu 24 jam pengambilan jika disimpan
pada suhu 20-24ºc. penyimpanan PRC pada suhu 2-6ºc atau 2-10ºc
untuk waktu transit maksimal 24 jam (PerMenKes No 91 Tahun
2015).
3. Fresh frozen plasma (FFP)
FFP mengandung factor pembekuan stabil, albumin dan
immunoglobulin dengan kadar normal dalam plasma. Sedikitnya
mengandung factor VIII 70% dari plasma segar (The Clinical Use Of
Blood, 2001)
FFP dipisahkan setelah disentrifugasi dengan putaran cepat dari
WB atau platelet rich plasma dan dibekukan dengan cepat hingga ke
intinya yang akan menjaga fungsi dari factor koagulasi labil (factor
VIII). Pembekuan lengkap hingga mencapai suhu inti dibawah -30º
dalam 1 jam kemudian disimpan dalam freezer.Penyimpanan dan
transportasi
1) Suhu penyimpanan dalam dan lama masa simpan FFP
a. -20ºC hingga -24ºC, lama masa simpan 3 bulan
b. -25ºC hingga -29ºC, lama masa simpan 6 bulan
c. -30ºC hingga -39ºC, lama masa simpan 1 bulan
d. -40ºC hingga -64ºC, lama masa simpan 2 tahun
e. -65ºC atau dibawahnya, lama masa disimpan 7 tahun
2) Trasnportasi pada suhu dibawah -25ºC
3) FFP tidak boleh dibekukan ulang setelah thawing
(PerMenKes No. 91 Tahun 2015).
4. Cryoprecipitate / AHF (Anti Hemofilik Factor)
Komponen darah yang berisi fraksi krioglobulin plasma. Factor
VIII, factor XIII, factor von willebrand, fibrinogen dan fibrineoctin

7
dengan kadar yang signifikan.Pengelolahan AHF berasal dari FFP
beku yang dithawing/dicairkan semalaman (overnight) pada suhu 2ºC
hingga 6ºC.kemudian disentrifugasi menggunakan pemutaran cepat
pada suhu 2ºC sampai 6ºC. plasma yang sudah miskin
cryoprecipitate dipindahkan dan dibekukan ulang. Cryoprecipitate
dibekukan dengan cepat.Penyimpanan dan transportasi
1) Simpan pada suhu dibawah -25ºC, lama simpan 36 bulan
2) Suhu penyimpanan antara -18ºC hingga -25ºC, lamanya masa
simpan 3 bulan.
3) Transportasi pada suhu dibawah -25ºC.
5. Trombosit
Penyimpanan optimal trombosit harus dipertahankan pada kisaran
suhu 20ºC hingga 24ºC dengan agitasi. Komponen trombosit
didapatkan dengan du acara yaitu, trombosit diperoleh dari darah
lengkap (single whole blood) dan trombosit yang diperoleh dari
system apheresis (The Clinical Used Of Blood, 2001;AABB, 2004).

D. Jenis dan Fungsi Komponen Darah


Pengertian darah merupakan suatu cairan yang terdapat pada semua
makhluk hidup (akan tetapi tumbuhan tidak mempunyai darah) yang
memiliki fungsi sebagai alat transportasi zat, sebagai pertahanan tubuh
dari serangan berbagai macam jenis kuman, bahan hasil metabolisme
untuk tubuh, dan lain sebagainya. Darah adalah cairan dalam tubuh yang
sangat penting keberadaannya, hal ini karena darah berfungsi sebagai
alat transportasi dan juga mempunyai banyak manfaat lainnya untuk
menunjang kehidupan. Tanpa adanya darah yang cukup, seseorang akan
mengalami berbagai macam gangguan kesehatan dan yang lebih
parahnya dapat menyebabkan kematian.

1. Plasma darah
Plasma darah merupakan komponen darah yang berbentuk
cairan.Plasma darah mengisi sekitar 55-60 persen dari volume darah
dalam tubuh. Secara rincinya, plasma darah tersusun dari air kurang

8
lebih 92 persen, dan 8 persen sisanya merupakan karbondioksida,
glukosa, asam amino (protein), vitamin, lemak, serta garam mineral.
Tugas utama plasma darah adalah mengangkut sel-sel darah,
untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh bersama nutrisi; hasil
limbah tubuh; antibodi; protein pembeku; serta bahan kimia seperti
hormon dan protein yang bantu menjaga keseimbangan cairan
tubuh. Protein pembeku yang dibawa oleh plasma, nantinya akan
bekerja bersama trombosit untuk mempercepat proses pembekuan
darah.
Selain mengedarkan berbagai bahan penting, plasma darah juga
berfungsi untuk menyeimbangkan volume darah serta kadar elektrolit
(garam), termasuk natrium; kalsium; kalium; magnesium; klorida; dan
bikarbonat, dilansir dari Livestrong.
2. Sel darah
Jika plasma darah menyumbang sekitar 55-60 persen, maka sel
darah mengisi sisanya yakni kurang lebih sekitar 40-45
persen.Terutama, yang terdiri atas sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit.
a. Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah merah terkenal berwarna merah pekat dengan
jumlah sel yang cukup melimpah di dalam darah.Berbentuk bulat
yang dilengkapi dengan cekungan (bikonkaf) di bagian
tengahnya.Salah satu keunikan sel darah merah, yakni dilengkapi
dengan protein khusus yang disebut dengan hemoglobin.
Selain memberikan warna merah yang khas, hemoglobin
juga bertugas dalam membantu sel darah merah untuk membawa
oksigen dari paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh, serta
mengangkut kembali karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru
untuk dikeluarkan. Persentase volume darah keseluruhan yang
terdiri dari sel darah merah disebut hematokrit.
Tidak seperti sel lainnya, sel darah merah tidak memiliki
nukleus (inti) sehingga mampu berubah bentuk dengan mudah.Ini
yang membantu sel darah merah menyesuaikan diri saat melewati
berbagai pembuluh darah di dalam tubuh.

9
Umumnya masa hidup sel darah merah hanya bertahan
sekitar empat bulan atau 120 hari. Selama masa itu, tubuh akan
secara teratur mengganti dan memproduksi sel darah merah baru.
b. Sel darah putih (leukosit)
Dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah putih
memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit.Meski begitu, sel darah
putih mengemban tugas yang tidak main-main, yakni melawan
infeksi virus, bakteri, jamur, yang memicu perkembangan
penyakit. Pasalnya, sel darah putih memproduksi antibodi yang
akan membantu memerangi zat asing tersebut.
Sel darah putih diproduksi oleh sumsum tulang dengan
berbagai jenis yang berbeda, meliputi neutrofil, limfosit,
monoctyes, eosinofil, dan basofil. Semuanya memiliki tugas yang
sama untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Masa hidup sel
darah putih pun cukup lama, bisa dalam hitungan hari, bulan,
hingga tahun, tergantung jenisnya.
c. Trombosit (keping darah)
Sedikit berbeda dengan sel darah putih dan merah,
trombosit sebenarnya bukan sel, melainkan sebuah fragmen sel
berukuran kecil. Trombosit memiliki peran penting proses
pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh terluka. Tepatnya,
trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin guna
menghentikan peradarahan, sekaligus merangsang pertumbuhan
jaringan baru di area luka.
Jumlah trombosit normal di dalam darah yakni
antara 150.000 sampai 400.000 trombosit per mikroliter darah.
Jika jumlah trombosit lebih tinggi dari kisaran normal, maka dapat
mengakibatkan pembekuan darah yang tidak diperlukan.Akhirnya,
bisa berisiko menimbulkan penyakit stroke dan serangan
jantung.Sementara, bila seseorang kekurangan jumlah trombosit
dalam darah, maka akan menyebabkan perdarahan hebat karena
darah sulit membeku.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita ketahui bahwa darah lengkap dapat diproses menjadi
beberapa komponen darah, diantaranya komponen eritrosit pekat
atau packed redcells (PRC), plasma, konsentrat trombosit atau
thrombocyte concentrate (TC), dan faktor anti hemofilik atau
cryoprecipitate. PRC harus disimpan di dalam lemari pendingin pada
suhu 2°-6°C untuk mempertahankan masa hidup eritrosit secara
optimum. Pengolahan komponen darah oleh UTD PMI sebagian besar
dilaksanakan dengan metoda sentrifugasi. Jika plasma darah
menyumbang sekitar 55-60 persen, maka sel darah mengisi sisanya
yakni kurang lebih sekitar 40-45 persen.Terutama, yang terdiri atas sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

B. Saran
Saran kami adalah didalam makalah yang kami buat ini masih
terdapat beberapa kekurangan dan kami harap bagi para pembaca
khususnya untuk dapat membaca atau mencari referensi lain untuk
mendapatkan ilmu yang lebih. Smoga bermanfaat, terimakasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes 91 tahun 2015 Standar Pelayanan Transfusi Darah

World Health Organization. Blood Transfusion Safety Team. (2001). The Clinical
use of blood : handbook. World Health Organization.

World Health Organization.The Clinical Use of Blood forms part of a series of


learning materials developed

12

Anda mungkin juga menyukai