Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN LABORATORIUM IMUNOHEMATOLOGI

NAMA : FITRI POLIMENGO

NIM : 1911304130

KELOMPOK : B4

INSTRUKTUR : DHEWINTA ANGGITA SARI, S.ST

PRODI SARJAN TERAPAN

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2020
RINGKASAN

Pembuatan komponend arah secara mekanik

Komponen darah merupakan elemen darah yang terpisah secara makanik/fisik, dimana
dalam proses ini tidak terdapat penambahan bahan kimia didalamnya (dengan cara
pengendapan/pemutaran). Derivat darah/plasma merupakan elemen yang dipisahkan secara
kimiawi, dimana dalam proses ini terdapat penamanahan bahan kinia dalam yaitu pada proses
pembuatan.

Prinsip pembuatan komponen darah secara mekanik yaitu pemisahan komponen darah
terjadi ketika darah yang utuh dipisahkan dengan alat sentrifugasi menggunakan suhu dan
kecepatan tertentun. Fungsinya yaitu untuk memperoleh/mendapatkan komponen yang sesuai
permintaan dan sesuai kantong yang digunakan.

Jenis - jenis pembuatan komponen secara mekanik :

1. PRC (Packet Red Cell)


2. FP (Fresh Plasma)
3. LP (Liquit Plasma)
4. TC (Trombosit concentrate)
5. Cryopresipitate

Prosedur

Secara manual :

Alat dan bahan yang diperluakan dalam prosedur ini yaitu Refrigerated Centrifuge,
Mangkok centrifuge, Balance/timbangan, Blastfreezer (untuk membuat FFP), Plasma ekstraktor,
Sealer, Kantong darah (double/triple) dan Pemberat (karet gelang)

Pengolahan darah menggunakan kantong darah triple

Pertama - tama Alat dan bahan disiapkan. Kemudian Periksa identitas kantong darah.
Lalu, Masukan kantong darah ke dalam mangkok centrifuge. Seimbangkan kantong darah pada
balance/timbangan. Apabila kantong darah belum seimbang, gunakan pemberat (karet gelang)
untuk menyeimbangkan beratnya. Setelah itu Tempatkan mangkok centrifuge yang sudah
seimbang ke dalam centrifuge dengan posisi saling berhadapan. Atur kecepatan, suhu dan waktu
pada centrifuge. Kemudian Angkat mangkok centrifuge secara perlahan, tempatkan kantong
utama pada plasma ekstraktor dengan perlahan-lahan agar darah tidak tercampur kembali. Jepit
dan pasang klem plastik pada selang penghubung antara kantong utama dengankantong satelit.
Alirkan plasma ke dalam kantong satelit I, tinggalkan plasma ke dalam kantong utama ± 3cm atau
2 jari dari permukaan sel darah merah pekat. Seal selang penghubung antara kantong utama
dengan kantong satelit Gunting selangpenghubung.Lalu, Masukan kantong plasma ke dalam
mangkok sentrifuge. Seimbangkan kantong plasma pada balance/timbangan. Apabila kantong
plasma belum seimbang, gunakan pemberat (karet gelang) untuk menyeimbangkan beratnya.
Tempatkan mangkok centrifuge yang sudah seimbang ke dalam centrifuge dengan posisi saling
berhadapan.Atur kecepatan, suhu dan waktu pada sentrifuge. Kemudian Angkat mangkok
centrifuge secara perlahan, tempatkan kantong plasma pada plasma ekstraktor dengan perlahan-
lahan agar darah tidak tercampur kembali. Jepit dan pasang klem plastik pada selang
penghubung antara kantong utama dengan kantong satelit. Alirkan supernatan ke dalam kantong
satelit II, tinggalkan plasma 30-50ml pada kantong satelit I. Seal selang penghubung antara
kantong utama dengan kantong satelit dan gunting selang penghubung. Setelah itu, Simpan
komponen darah yang telah didapat pada suhu dan kondisi yang sesuai.

 Kantong utama : Packed Red Cell (PRC) suhu 2-6°C


 Kantong satelit I : Trombosit Concentrate (TC) suhu 20-25°C
 Kantong satelit II : Fresh Frozen Plasma (FFP) suhu -30 s/d -39°C atau plasma cair
suhu 2-6°C

Pembuatan Fresh Frozen Plasma (FFP)

Pertama -tama Plasma segar dipisahkan ke dalam kantong satelit. Waktu pemisahan dan
pembekuan plasma segar dilakukan 6 – 8 jam setelah pengambilan darah donor. pasang klem
pada slang penghubung kantong. Kemudian Plasma segar dibekukan pada suhu ─ 55°C
menggunakan alat blastfreezer atau menggunakan biang es + alkohol. Pembekuan cepat pada
suhu ─ 50° s/d ─ 55°C bertujuan untuk mempertahankan faktor pembekuan labil agar tidak rusak
4) PRC yang telah dipisahkan dimasukkan kotak dengan suhu 4°C.

Pembuatan Kriopresipitat

1. Pencairan FFP pada suhu 4 °C, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
 Meletakkan FFP dalam lemari pendingin darah atau dalam kamar dingin selama
12jam , atau
 Memasukkan FFP ke dalam penangas air 4°C selama ≤ 60 menit . Kantong
plasma dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kantong plastik yang bersih , baru
dimasukkan ke dalam penangas air , untuk mencegah kemungkinan kontaminasi
kantong plasma dengan mikroba dalam air dan air dalam penangas dibubuhi
antiseptik.
2. Bagian yang masih beku pada suhu 4°C tersebut dinamakan kriopresipitat.
3. Pisahkan plasma dan Kriopresipitat dengan cara memindahkan plasma ke kantong satelit.
4. Simpan kriopresipitat pada suhu ─ 18°C atau lebih rendah.

Interpretasi hasil

Interpretasi hasil pembuatan komponen darah secara mekanik ini di dapatkan

A. Kantong double : kantong 1 : PRC (Packed Red Cell) penyimpanan 2-6°C, kantong satelit
: LP (Liquid Plasma)/ FP (Fresh plasma) 2-6°C, bisa dimodifikasi menjadi FFP (fresh
Frozen plasma) -30°C
B. Kantong triple : Kantong utama : PRC , kantong satelit 1 : LP/FP, kantong satelit 2 : TC
(Trombosit ) / Cryopresipitate
C. Kantong quadriple : Kantong utama : PRC , kantong satelit 1 : LP, kantong satelit 2 : TC,
kantong satelit 3 : Cryopresipitate

Poin - poin penting :

1. Fungsi dari meninggalkan plasma ke dalam kntong utama kurang lebih 3cm atau 2 jari
dari permukaan sel darah merah peket yaitu agar Hasil dari PRC tersuspensi dengan
plasma menjadi PRC yang 70% hematokrit nya.
2. Suatu proses jika kantong darah tidak seimbang saat di masukkan kedalam sentrifuge
maka yang terjadi yaitu proses pemutaran sentrifugasi tidak akan terputar dengan
sempurna dan bisa membahakan lat tersebut(rusak), termasuk produk darah juga akan
rusak. Untuk menyeimbangkan beban sampel, Dengan penempatan tabung secara
seimbang memberikan dampak baik seperti mengurangi pemutaran ulang karena masih
terbentuk bekuan, darah yang tidak mengendap sempurna dan pelisisan darah.
3. Untuk kecepatan suhu dan waktu pada saat centrifugasi berbeda setiap alatnya. Dimana
pemutaran sentrifugasi bisa berbeda rpm pada merek alat yang berbeda, tergantung
panjang radius pada rotor, namun standar xG (G force) yang dipakai pada pemutaran
pemisahan komponen darah tetap sama.
4. Fungsi dari klem pada slang panghubung yaitu agar hasil dari produk yang telah dibuat di
kantong utama tidak mengalir kedalam kantong satelit yang lain yang akan mempengaruhi
pembuatan produk.
5. Waktu penyimanan/ lama komponen darah akan bertahan dan tidak rusak yaitu untuk
penyimpanan komponen berbeda-beda. Untuk kantong darah triple, PRC harus
disimpang suhu 2-6°C selama kurang lebih 30-35 hari tergantung antikoagulan yg
digunakan, LP disimpan suhu 2-6°C penyimpanan sama dengan PRC, untuk TC masa
simpan 5 hari pada suhu 20°C - 24°C pada platelet agitator.
6. Fungsi dari pembuatan/pemisahan komponen darah yaitu mempertahankan keawetan
pada komponendarah, serta untuk mencegah perubahan atau kontaminasi daoat
merugikan
7. Pada pencairan FFP terdapat hubungan yang signifikan antara suhu dengan waktu. jika
suhu 37°C yang digunakan maka lama waktu kurang lebih 30 menit atau dibiarkan di suhu
ruang kurang lebih 40-60 derajat celcius. jika waktu atau suhu nya melebihi atau kurang
maka akan berdampak pada hasil pengolahan darah tersebut.

Hal - hal yang dapat menpengaruhi hasil :

1. mangkok sentrifuge tidak dalam keadaan seimbang


2. kesalahan menaruh pada penjepit
3. tidak memutar dengan kecepatan,suhu dan waktu yg tepat
4. pada saat pemrograman pemutaran sentrifuge, jika tidak sesuai ketentuan maka produk
yang dibuat akan gagal

Pembuatan komponen darah secara aferesis dan kimiawi

Pembuatan komponen darag secara aferesis

Aferesis berasal dari kata apairoses (Yunani) dan aphairesis (Romawi), yang secara
harfiah berarti mengambil. Afresis merupakan proses donor darah melalui suatu alat yang
memisahkan keluarnya satu komponen tertentu dan mengembalikan sisanya ke sirkulasi (tubuh
donor). Ataupun di artikan dalam kegiatan dari penerapan teknologi medis yang melakukan
proses pengambilan salah satu komponen darah melalui alat apheresis.

Tujuan dari prmbuatan komponen darh secara aferesi yaitu untuk donor, dimana proses
ini memudahkan pengumpulan komponen darah dari donor: PRC, Trombosit, Granulosit, plasma.
Pada terapi dapat menghilangkan zat yang tidak diinginkan seperti antibodi, lipid, mengurangi
kelebihan WBC/Trombosit dan untuk penderita thalasemia.

Pada pembuatan komponen darah secara aferesis terdapat 2 metode pemeriksaan yaitu
sentrifugasi dan pemisahan filtrasi membran. Dalam metode sentrifugasi terdapat 2 bagian yaitu
Continous flow centrifugation (CFC) dan Intermittent flow centrifugation / discontinous flow
centrifugation (DFC).

Prinsip metode sentrifugasi yaitu proses kerja pemisahan komponen darah berdasarkan
densitas.

1. Continous flow centrifugation (CFC) Prinsipnya adalah darah dikumpulkan, dipisahkan


dengan pemutvaran dan dikembalikan secara bersamaan oleh mesin. Terdapat
Keuntungan utama dari sistem ini bekerja pada prosedur volume extracorporeal kecil, dan
prinsip ini memiliki keuntungan besar pada orang tua dan anak-anak. Contoh alat yang
menggunakan metode ini antara lain :Terumo BCT ( COBE Spectra, Trima, Trima Accel,
Spectra Optia), Fenwal (fresinius Kabi),(Amicus , Alyx), Fresenius Kabi (AS 104,
Com.Tec).
2. Intermittent flow centrifugation / discontinous flow centrifugation (DFC) prinsipnya Unit
sentrifugasi yang bekerja berdasarkan siklus, dimana unit mengumpulkan darah, berputar
memisahkan komponen yang diinginkan dari darah dan kemudian mengembalikan
komponen sisanya ke donor. Untuk menghentikan darah dari pembekuan, antikoagulan
secara otomatis dipompa dan dicampur dengan darah ke dalam mesin aphaeresis.

Prisip metode pemisahan filtrasi membran yaitu terjadi pemisahan komponen darah yanng
berdasarkan berat molekul. Darah akan dipompa melewati serat berpori, menggunakan kapiler
penyaring plasma dengan ukuran pori yang bervariasi. Berupa membran serat berongga (hollow
fiber membran).

Prosedur Pemeriksaan

Pertama - tama melakukan Pengambilan darah donor. Kemudian, malakukan Pemisahan


komponen berdasar berat molekul. Lalu, mengumpulkan komponen yang diperlukan. Setelah itu
Pengembalian darah yang tidak dibutuhkan ke tubuh donor.

Pembuatan komponen darah secara kimiawi

Bahan biologis yang terdapat kompleks terdiri dari ratusan kandungan biokimia, beberapa
diantaranya belum sepenuhnya ditandai dimana definisi ini disebut dengan plasma manudia.
Dalam hal ini beberapa diantaranya adalah albumin, berbagai kelas imunoglobulin, faktor
koagulasi, antikoagulan, inhibitor protease, dan faktor pertumbuhan.
Bahan awal untuk pembuatan berbagai produk obat yang digunakan untuk pengobatan
berbagai cedera dan penyakit mengancam kehidupan merupakan plasma manusia untuk
fraksionasi.

Prinsip pembutan komponen secra kimiawi yaktu Proses skala besar dimana plasma
donor dipisahkan menjadi bagian-bagian fraksi protein merupakan turunan plasma, yang
kemudian dimurnikan untuk penggunaan obat, difraksionasi produk plasma atau plasma derived
(sebagai produk obat).

Prosedur Pemeriksan

1. Pemisahan protein plasma (metode presipitasi atau kromatografi) mengunakan dextran


atau Hydroxyethyl strarch (HES).
2. Tahap pemurnian (metode ion exchange atau kromatografi)
3. Langkah-langkah selanjutnya untuk inaktivasi atau penghapusan agen infeksi melalui
darah (virus dan mungkin prion).

Poin - poin penting :

1. Penggantian 2 bahan selain pada metode presipitasi atau kromatografi mengunakan


dextran atau Hydroxyethyl strarch (HES). Yaitu Penggantinya bisa mengguanakn
albumin. HES dan albumin merupakan koloid yang paling sering digunakan selama masa
perioperatif. Lebih efisiennya pemilihan koloid tersebut berdasarkan resiko relatif dan
keuntungan masing-masing pasien, termasuk dalam hal ekonomi. Akan tetapi, apabila
dilihat dari biaya, HES lebih murah dibandingkan albumin.
2. Pada pembuatab komponen darag secara aferesis Terdpata Kecepatan,suhu, waktu
berbeda beda tergantung alat yang digunakan. Dan setiap alat sudah terdapat daftar
kecepatan,suhu dan waktu dalam penggunanaannya.

Hal - hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan komponen darah secara aferesis dan
kimiawi yaitu :

 Alat harus dalam keadaan baik ataupun Fungsi alat (kalibrasi alat)
 Reagen harus dalam keadaan baik yang digunakan (kadaluarsa)
 Kondisi antikoagulan yang digunakan
 Prosedur pemeriksaan
Dalam metode CFC disebut sangat menguntungkan bagi pasien orangtua dan anak-anak,
dimana Keuntungan utama dari sistem ini adalah volume ekstrakorporeal yang rendah (dihitung
berdasarkan volume ruang apheresis, hematokrit donor, dan volume darah total donor) yang
digunakan dalam prosedur ini. Metode ini membutuhkan lebih sedikit volume darah untuk
dikeluarkan dari tubuh pada satu waktu karena dapat secara terus menerus memutar plasma.

Pada pembuatan komponen aferesis terdapat keunggulan dan kerugian antara lain:

Keuntungan dari trombosit AFERESIS adalah : (Miller dkk., 2007)

 Merupakan leukoreduced trombosit


 Lebih sedikit paparan dari donor terhadap penerima
 Menurunkan risiko penularan penyakit melalui transfusi
 Menurunkan risiko reaksi transfusi
 Meningkatkan respon pasien terhadap transfusi trombosit, memperpanjang interval waktu
antara satu transfusi dengan transfusi selanjutnya.
 Menurunkan risiko trombositopenia refrakter.
 Mampu untuk menyediakan produk matched-trombosit.

Kerugian trombosit AFERESIS : (Holbro dkk., 2013)

 Ketersediaan donor terbatas


 Biaya tinggi untuk penyediaan trombosit apheresis
 Memberikan efek samping pada pendonor

Flebotomi pada polisitemia

Flebotomi adalah proses pengambilan darah dengan teknik yang benar sehingga
komponen analitinya bisa dipertahankan. Flebotomi merupakan prosedur laboratorium yang
dilakukan dengan mengeluarkan sejumlah darah. Dalam hal ini flebotomi dilakukan dengan cara
memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah vena guna mengeluarkan darah dari dalam tubuh.

Polisitemia Merupakan kondisi yang terjadi ketika tubuh yang terlalu banyak memproduksi
sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dari sumsum tulang belakang. Akibatnya, jumlah
komponen dalam penyusun darah, terutama sel darah merah, yang melebih batas normal
tersebut akan membuat darah menjadi lebih kental.

Daalm Prosedur, Flebotomi ini merupakan salah satu tindakan yang setidaknya mampu
mencegah perkembangan penyakit, sekaligus menurunkan jumlah produksi sel darah merah.
Prinsip Flebotomi pada Polisitemia

Prinsip flebotomi pada polisitemia yaitu Flebotomi merupakan pengobatan yang kuat bagi
seorang pasien polisitemia yang sudah bertahun-tahun menderita penyakit ini, dimana flebotomi
ini merupakan pengobatan yang dianjurkan dalam polisitemia

Dimana dalam prinsip ini terdapat Indikasi flebotomi :

 Polisitemia vera fase polisitemia


 Polisitemia sekunder fisiologis hanya dilakukan jika Ht > 55 % (target Ht < 55%)
 Polisitemia sekunder nonfisiologis bergtantung pada derajat beratnya gejala yang
ditimbulkan akibat hiperviskositas dan penurunan shear rate, sebagai penatalaksanaan
terbatas gawat darurat sindrom paraneoplastik.

Prosedur Flebotomi :

 Pada permulaan, 250-500 cc darah dapat dikeluarkan dengan blood donor collection set
standard setiap 2 hari. Pada pasien dengan usia >55 tahun atau dengan penyakit vaskular
aterosklerotik yang serius, flebotomi hanya boleh melakukan dengan prinsip isovolemik
yaitu mengganti plasma darah yang dikeluarkan dengan cairan pengganti plasma
(coloid/plasma expander) setiap kali, untuk mencegah timbulnya bahaya iskemia serebral
atau jantung karena hipovolemik - Sekitar 200 mg besi dikeluarkan pada tiap 500 cc darah
(normal total body iron ± 5 g)
 Defisiensi besi merupakan efek samping pengobatan flebotomi berulang. Gejala
defisiensi besi seperti glositis, keilosis, disfagia, dan astenia dapat cepat hilang dengan
pemberian preparat besi.

Interpretasi hasil pemeriksaan

International Polycythemia Study Group kedua menetapkan 2 kriteria pedoman dalam


menegakkan diagnosis polisitemia vera dari 2 kategori diagnostik. Diagnosis polisitemia dapat
ditegakkan jika memenuhi kriteria :

I. Dari kategori : A1 + A2 + A3, atau


II. Dari kategori : A1 + A2 + 2 kategori B

Kategori A :

1) Meningkatnya massa sel darah merah diukur dengan krom-radioaktif Cr51. Pada pria >
36 mL/kg, dan pada wanita > 32 mL/kg.
2) Saturasi oksigen arterial > 92%. Eritrositosis yang terjadi sekunder terhadap penyakit atau
keadaan lainnya juga disertai massa sel darah merah yang meningkat. Salah satu
pembeda yang digunakan adalah diperiksanya saturasi oksigen arterial. Pada polisitemia
vera tidak didapatkan penurunan. Kesulitan ditemui apabila pasien tersebut berada dalam
keadaan : o Alkalosis respiratorik, dimana kurva disosiasi pO2 akan bergeser ke kiri, dan
o Hemaglobinopati, dimana afiitas oksigen meningkat sehingga kurva pO2 juga akan
bergeser ke kiri.
3) Splenomegali

Kategori B

1) Trombositosis : Trombosit > 400.00/mL


2) Leukositosis : Leukosit > 12.000/mL (tidak ada infeksi)
3) Leukosit 12alkali fosfatase (LAF) score meningkat dari 100 (tanpa adanya panasa atau
infeksi)
4) Kadar vitamin B12 > 900pg?mL dan atau UB12BC dalam serum > 2200 pg/mL

Pada PV tujuan prosedur flebotomi tersebut ialah mempertahankan hematokrit ≤42% pada
perempuan, dan ≤47% pada pria untuk mencegah timbulnya hiperviskositas.

Poin - poin penting :

1. Dalam menentukan berapa ml darah yang akan di ambil agar hematokritnya dalam
keadaan normal maka pada prosedur sebelumnya dianjurkan melakukan pemeriksaan
hematokrit agar dapat mengetahui kadar hematokrit dalam tubuh pasien berapa(dalam
keadaa normal/tidak), kemudian kita bandingkan dengan nilai hematokrit normal tersebut.
Untuk dapat mengetahui berapa ml darah yang harus diambil agar hematokritnya normal
dan juga untuk mengetahui volume pengambilan darah telah sampai 200-500 cc yaitu,
dalam prosedur ini digunakan kantong darah atau blood donor collection set standar untuk
menampung darahnya sekaligus dijadikan sumber pengukuran cc darah.
2. Efek samping dari flebotomi pada polisitemia yaitu
a. Jika plasma dalam tubuh tidak diganti dengan plasma expander/coloid setiap kali
dilakukan flebotomi maka pada pasien dapat timbul bahaya iskemia serebral atau
jantung
b. defisiensi besi menjadi salah satu efek samping dari pengobatan flebotomi
berulang. Gejala yg sering muncul seperti glositis, keilosis, disfagia, dan astenia
(dapat cepat hilabg dengan pemberian preparat besi)
Hal - hal yang perlu di perhatikan dalam flebotomi pada polisitemia yaitu :

 Flebotomis harus mengetahui/memahami dan bisa mempraktikan pengambilan darah.


 Jarum yabg digunakan bisa menggunakan jarum yang besar
 Pastikan jarum tertusuk dengan benar,
 Jangan terlalu dalam pada saat penusukan
 Pastikan alat dan bahan dalam keadaan steril
 Pastikan waktu menusuk mulut jarum nya menghadap atas.

Anda mungkin juga menyukai