Anda di halaman 1dari 6

TUGAS HEMATOLOGI II

Disusun Oleh :
Amiliya Antika Dewi (P27834119005)

Dosen Pembimbing :
Dr. Anik Handayanti, Dra. M.Kes

POLTEKES KEMENKES SURABAYA


D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
SEMESTER 4
TAHUN AJARAN 2020/2021
TUGAS HEMATOLOGI II

1. BLEEDING TIME (Masa Pendarahan) metode IVY


 Prinsip : Mengukur lamanya waktu yang diperlukan untuk terbentuk sumbatan atau
berhentinya pendarahan dari luka yang dibuat.
 Prosedur :
 Pasang manset tensimeter pada lengan atas pasien kemudian atur tekanan pada 40
mmHg. Tekanan ini dipertahankan hingga pemeriksaan selesai
 Pilih lokasi penusukan pada satu tempat kira-kira 3 cm di bawah lipat siku.
Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol 70 %, tunggu hingga kering.
 Tusuk kulit dengan lancet sedalam 3 mm. Hindari menusuk vena
 Hidupkan stopwatch saat darah mulai keluar kemudian isap darah yang keluar
dengan kertas saring setiap 30 detik
 Matikan stopwatch pada saat darah berhenti mengalir
 Kurangi tekanan hingga 0 mmHg lalu lepas manset tensimeter
 Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah darah yang ada pada
kertas saring

2. TROMBOSIT metode rees ecker


 Prinsip : Darah diencerkan dalam pipet thoma eritrosit dengan menggunakan larutan
rees ecker, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah sel trombosit
dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi jumlah sel
trombosit/µl darah dapat diperhitungkan.
 Prosedur :
 Lakukan pengambilan sampel darah kapiler atau vena
 Isap sampel darah sampai tanda 0,5 dengan pipet thoma eritrosit
 Hapus darah yang melekat pada luar ujung pipet
 Lalu isap larutan rees ecker sampai tanda 101
 Kocok pipet supaya homogen, buang 3-4 tetes
 Siapkan kamar hitung yang bersih dan kering dengan cover glass diatasnya
 Teteskan 1 tetes kedalam kamar hitung
 Hitung jumlah leukosit di mikroskop dengan perbesaran 40x
3. CLOTTING TIME (Masa Pembekuan) metode Lee and White
 Prinsip : Diambil darah vena dan dimasukkan kedalam tabung kemudian dibiarkan
membeku. Selang waktu dari saat pengambilan darah sampai saat darah membeku
dicatat sebagai masa pembekuan.
 Prosedur :
 Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan.
 Waterbath dinyalakan dengan suhu 37°C.
 Darah vena diambil sebanyak 3-4 cc, stopwatch dinyalakan ketika tetes darah
pertama terlihat didalam ujung spuit.
 Darah dimasukkan ke dalam 4 buah tabung reaksi masing-masing 1cc.
 Darah dalam tabung reaksi tersebut disimpan dalam waterbath dengan suhu 37°C.
 Setiap 30 detik dilihat terjadinya bekuan pada tabung 1 dengan cara dimiringkan
(tabung 2,3 dan 4 jangan sampai tergoyang).
 Jika darah pada tabung 1 sudah membeku, dilakukan hal yang sama pada tabung
2,3 dan 4.
 Stopwatch dihentikan ketika darah pada tabung 4 telah membeku.
 Hitung waktu bekuan rata-rata dari tabung ke-2, ke-3 dan ke-4, dan dilaporkan
sebagai masa pembekuan darah.

4. TROMBOPLASTIN TIME (APPT)


 Prinsip : menginkubasi plasma sitrat yang mengandung semua faktor koagulasi
intrinsik, kecuali kalsium dan trombosit menggunakan tromboplastin parsial
(Posfolipid) dengan bahan pengaktif (seperti koalin). Setelah ditambah kalsium maka
akan terjadi bekuan fibrin. Waktu koagulasi dicatat sebagai APTT
 Prosedur :
 Alat dan bahan disiapkan.
 Reagensia 2 (CaCl2 0,02 mol/L) dihangatkan pada suhu 37°C.
 Bahan kontrol/plasma dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 100 μL.
 Reagensia 1 (berisi rabbit brain cephalin, allegic acid, buffer dan sodium acide)
dihomogenisasi lalu dipipet sebanyak 100 μL lalu dimasukkan ke dalam kuvet,
dihomogenkan lalu diinkubasi selama 37°C tekan tombol baca, ketika pada layar
terlihat tulisan ready maka reagensia 2 yang telah dihangatkan ditambahkan ke
dalam kuvet sebanyak 100μL.
 Pemeriksaan bahan kontrol dan sampel dilakukan duplo. Hasil yang dilaporkan
adalah nilai rata-rata dari pemeriksaan tersebut.

5. PROTROMBIN TIME (PT)


 Prinsip : Menilai terbentuknya bekuan bila ke dalam plasma yang telah diinkubasi
ditambahkan campuran tromboplastin jaringan ion kalsium. Reagen yang digunakan
adalah kalsium tromboplastin, yaitu tromboplastin jaringan dalam larutan CaCl2.
Beberapa jenis tromboplastin yang dapat dipergunakan misalnya :
1. Tromboplastin jaringan berasal dari emulsi ekstrak organ otak, paru atau otak dan
paru dari kelinci dalam larutan CaCl2 dengan pengawet sodium azida (mis.
Neoplastine CI plus)
2. Tromboplastin jaringan dari plasenta manusia dalam larutan CaCl2 dan pengawet
(misalnya Thromborel S).
 Prosedur :
a. Pembuatan Plasma
 Kedalam tabung sentrifuge masukkan 0,5 ml Na. Citrat 3,8 %.
 Darah vena 4,5 mL masukkan ke dalam tabung yang berisi Na Citrat lalu
homogenkan dengan adekuat
 Putar pada sentrifuge selama 20 menit pada 3000 rpm
 Pisahkan plasma yang terjadi, masukkan kedalam tabung dan kalau plasma tidak
segera diperiksa masukkan kedalam lemari es.
b. Pembuatan Larutan Tromboplastin
 Satu vial RGT dicampur dengan satu vial BUF, dihomogenisasi lalu didiamkan
selama 30 menit pada suhu kamar.
 Larutan siap digunakan untuk pemeriksaan.
c. Pemeriksaan PT
 Tabung reaksi 10 x 200 mm dan RGT dimasukkan ke dalam waterbath dengan
suhu 37°C hingga hangat.
 Kontrol/plasma dimasukkan sebanyak 100 uL kedalam tabung tadi lalu diinkubasi
selama tiga menit pada suhu 37°C.
 Reagensia yang telah dihangatkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, bertepatan
dengan masuknya reagensia, stopwatch dinyalakan.
 Biarkan selama 10 detik, kemudian dicoba apakah sudah ada fibrin dengan
memiringkan tabung reaksi, hentikan stopwatch pada saat terdapat benang fibrin.
Lamanya waktu terbentuknya benang fibrin disebut Masa Protrombin plasma.

6. Pemeriksaan Kadar Fibrinogen


 Prinsip : Pemeriksaan ini berdasarkan metode Clauss, diaman sejumlah (bovine)
thrombin ditambahkan pada plasma sitrat miskin trombosit yang telah diencerkan
1:10. Lamanya waktu untuk terbentuknya bekuan berbanding terbalik dengan
konsentrasi fibrinogen dalam plasma sampel. Kadar fibrinogen dapat ditentukan
dengan membuat kurva kalibrasi menggunakan standar fibrinogen yang telah
diencerkan 1:5, 1:10 dan 1:15. Hasil pembacaan standar digambarkan pada kertas
milimeterblog, maka akan terbentuk garis linear antara konsentrasi fibrinogen plasma
dengan masa pembekuan. Konsentrasi fibrinogen pada plasma sampel dapat
ditetapkan menggunakan kurva tersebut dan diperhitungkan sesuai dengan
pengenceran yang dilakukan.
 Prosedur :
a. Persiapan pengenceran bahan standar
 Pengenceran bahan kontrol dilakukan sesuai tabel berikut :

b. Persiapan pengenceran sampel


 Sampel diencerkan menggunakan IBS dengan perbandingan 1:10 (plasma:IBS)
 Jika ketika pemeriksaan sampel diketahui masa pembekuan kurang dari 8 detik
maka pengenceran dapat dilakukan dengan perbandingan 1:20. Apabila pada
pemeriksaan sampel diketahui masa pembekuan lebih dari 25 detik maka
pengenceran dapat dilakukan dengan perbandingan 1:5 atau 1:3.
 Sampel yang telah diencerkan harus digunakan dalam waktu 15 menit.
c. Pemeriksaan sampel
 Kedalam tabung reaksi yang telah dihangatkan, dimasukkan 200 μL
sampel/standar/kontrol, lalu diinkubasi selama 4-6 menit pada suhu 37°C.
 Tekan tombol baca, Ketika pada layer terlihat tulisan ready maka reagensia
fibrinogen ditambahkan sebanyak 200 µL. Pemeriksaan bahan
sampel/standar/kontrol dilakukan duplo. Hasil yang dilaporkan adalah nilai rata-
rata dari pemeriksaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai