Anda di halaman 1dari 9

1.

Cara Kerja Pengambilan Darah Pendonor :


Setelah prosedur persiapan pasien selesai dilaksanakan, prosedur pengambilan darah
donor dimulai dengan:
a. Mengkonfirmasi identifikasi pendonor sebelum penusukan vena
b. Menjelaskan tindakan yang perlu diambil dan kemungkinan kegagalan penusukan
vena atau penyumbangan darah, termasuk potensi untuk penusukan vena kedua
c. Disinfeksi tangan dan higiene oleh petugas sebelum Tindakan
d. Sistem kantong darah yang tepat harus dipilih dan di inspeksi terhadap adanya
kerusakan, perubahan warna dari isinya atau lembab. Jika hal ini teridentifikasi,
kantong darah tidak boleh dipakai dan harus dilaporkan sebagai kerusakan bahan
e. Disinfeksi lokasi insersi dengan larutan yang disetujui dan proses penusukan yang
aseptik. Hindari menyentuh area penyuntikan tanpa sarung tangan steril yang baru
f. Menggunakan manset tensimeter dengan ukuran 40-60 mmHg saat penusukan
jarum dan 20-40 mmHg segera setelah darah mengalir
g. Darah harus dicampur dengan antikoagulan pada interval waktu yang ditentukan
sejak darah mengalir di kantong darah yaitu setiap 90 detik jika dengan cara
manual
h. Lamanya waktu penyumbangan darah harus dicatat. Penyumbangan darah
sebaiknya hanya 12 menit. Jika 12-15 menit, tidak bisa digunakan untuk trombosit
dan fresh frozen plasma. Penyumbangan darah lebih dari 15 menit tidak boleh
digunakan untuk komponen darah
i. Setelah selesai, selang kantong darah harus direkatkan secara aseptik dan isi selang
diserut menuju kantong utama sesegera mungkin
j. Prosedur untuk mengontrol set label untuk identifikasi setiap donor dan komponen
darah
k. Lembar kerja, komponen, sampel harus ditangani sesuai dengan prosedur yang
didokumentasikan dan dijaga kerahasiaan donor serta integritas dari penyumbang
darah dan sampel.
2. Cara Kerja Apheresis:
Apheresis adalah proses pengambilan darah dari seorang pendonor atau pasien, di
mana darah dipisahkan menjadi komponen-komponennya menggunakan mesin apheresis.
Proses ini dilakukan dengan menyaring darah melalui mesin apheresis yang memisahkan
sel-sel darah, plasma, atau komponen lainnya sesuai kebutuhan.
Proses apheresis melibatkan beberapa langkah, yaitu:
a. Pendaftaran Pasien
Pendonor atau pasien melakukan pendaftaran terlebih dahulu dan mengisi Infromed
Consent.
b. Pemeriksaan Kesehatan
Menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan bahwa mereka layak untuk
melakukan apheresis. Seperti:
 Memiliki berat badan 60 kilogram
 Pernah melakukan donor darah biasa sebanyak 5 kali.
 Kemudian, pasien diambil sampel untuk diperiksa hematologinya terlebih
dahulu. Jika hasil hematologinya bagus dilanjutkan pemeriksaan IMLTD dan
Crossmatch.
 Setelah itu, pasien bisa pulang terlebih dahulu sambil menunggu hasil
hematologinya dan pasien dianjurkan tidak makan makanan yang berlemak
agar sel darah merah tidak lipemik.
c. Pasien datang Kembali
Pasien datang setelah diberitahu bahwa pemeriksaan hematologi, IMLTD dan
Crossmatch hasilnya bagus atau layak untuk melakukan donor Apheresis.
d. Pengambilan darah
Darah diambil dari pendonor atau pasien menggunakan jarum yang terhubung
dengan mesin Apheresis.
e. Pemisahan komponen darah
Mesin apheresis memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, seperti sel
darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma.
f. Pengambilan komponen yang diinginkan
Komponen darah yang diinginkan, seperti trombosit atau plasma, disaring dan
dikumpulkan dalam wadah (kantong donor) secara terpisah. Kantong donor yang
digunakan berbeda-beda dan memiliki ukuran 300 cc.
g. Pengembalian sisa darah
Sisa darah yang tidak digunakan untuk pengambilan komponen tertentu
dikembalikan ke tubuh pendonor atau pasien melalui selang dari mesin Apheresis.
h. Proses Apheresis ini berlangsung selama 45 menit sampai 1 jam.
Proses apheresis ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan trombosit, plasma, sel
darah merah, atau sel punca (sel yang belum terdiferensiasi) untuk pengobatan pasien
dengan kondisi medis tertentu. Mesin apheresis juga dapat digunakan untuk
menghilangkan zat-zat berbahaya dari darah pasien, seperti kolesterol tinggi atau
antibodi yang merusak sel-sel tubuh.

Setelah menerima donor darah, pasien akan menjalani beberapa mekanisme pemantauan
dan perawatan sebagai berikut:
a. Pemantauan Vital Signs
Pasien akan dipantau secara rutin untuk mengukur tanda-tanda vital seperti denyut
nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan tingkat pernapasan. Ini dilakukan untuk
mendeteksi tanda-tanda reaksi yang tidak diinginkan.
b. Pemantauan Reaksi Alergi
Pasien akan diamati untuk reaksi alergi atau reaksi negatif lainnya. Ini termasuk
gejala seperti gatal-gatal, ruam kulit, sesak napas, atau penurunan tekanan darah yang
dapat mengindikasikan reaksi alergi terhadap darah yang didonasikan.
c. Istirahat
Setelah donor darah, pasien biasanya diminta untuk beristirahat sejenak. Ini untuk
memastikan bahwa mereka merasa baik dan tidak mengalami kelemahan atau pusing
akibat kehilangan darah.
d. Pemantauan Pasca-Donor Darah
Pasien dapat diberikan informasi tentang tanda-tanda yang perlu diperhatikan setelah
menerima darah, seperti infeksi atau reaksi alergi. Mereka juga mungkin diminta
untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan jika mereka mengalami gejala yang
mencurigakan.
e. Penggantian Cairan
Jika diperlukan, pasien yang menerima transfusi darah juga mungkin mendapatkan
cairan tambahan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh mereka.
f. Pemantauan Jangka Panjang
Beberapa pasien mungkin memerlukan pemantauan jangka panjang setelah
menerima donor darah, terutama jika mereka memiliki kondisi medis tertentu atau
jika mereka menerima transfusi darah berulang.

Mekanisme ini dilakukan untuk memastikan bahwa pasien menerima donor darah
dengan aman dan tanpa komplikasi. Selain itu, pemantauan yang ketat membantu
dalam mendeteksi dan mengatasi masalah potensial dengan cepat.

3. Cara Kerja Pembuatan Trombosit


a. Seleksi pendonor
b. Di bagian aftaf melakukan pengambilan darah menggunakan kantong triple yang
sudah diberi identitas pasien, darah masuk ke kantong utama
c. Kantong darah diletakkan di atas alat Terumo BCT, agar darah yang masuk ke dalam
kantong darah homogen dengan antikoagulan
d. Kantong darah disentrifuge dengan kecepatan 375 XG selama 15 menit pada suhu
22°C
e. Plasma yg mengandung trombosit dipisahkan dari sel darah merah ke kantong
trombosit
f. Kantong trombosit ditimbang untuk mengetahui kualitas produk apakah sudah
memenuhi standar
g. Kantong trombosit disentrifuge dengan kecepatan 1500 XG selama 15 menit pada
suhu 22°C
h. Ambil trombositnya dengan cara memisahkan trombosit yg mengendap dari plasma,
plasma yang terpisah dibuang pada kantong transfer bag
i. Simpan kantong trombosit pada suhu 20-24°C (suhu ruang) dan diletakkan pada alat
bergoyang agar sel trombosit tidak mengendap. Jangan menyimpan kantong
trombosit pada suhu dingin/kulkas karena dapat merusak sel trombosit.

4. Cara Kerja Pengolahan Sel Darah Merah Pekat / Packed Red Cell (PRC) Secara
Sedimentasi
Merupakan cara sederhana bila Refrigerated Centrifuge tidak tersedia darah diendapkan
12 jam atau lebih pada suhu 2 °C-6°C

a. Letakkan kantong whole blood di Compomat G4 atau G5 dengan label menghadap ke


depan. Pilih program pada compomat G4 /G5 ( Program Double bag ) ikuti
prosedur pemakaian Compomat G4 / G5. Patahkan canula dikantong darah lengkap
alirkan plasma ke dalam kantong satelit. Plasma yang ditinggalkan dalam kantong
utama ± 2 cm dari permukaan sel darah merah.Lepaskan rangkaian dari masing-
masing kantong komponen.Jika sel darah merah tinggi, homogenkan dan kembalikan
ke kantong whole blood. Pastikan tubing atas kantong whole blood terjepit sementara
dengan aman. Homogenkan kantong secara halus dan perlakukan sebagai whole
blood. Atau recentrifugasi dengan program yang benar menjadi PRC dan LP.
b. Sealer selang penghubung antara kantong utama dan kantong satelit dengan electric
sealer. Gunting selang penghubung sehingga didapatkan komponen darah PRC dan
LP . Timbang PRC nya dan tulislah volumenya pada label/identitas. Berat produk
darah komponen dikonfersikan dengan volume (dibuat tabel penimbangan)
c. LP yang tersisa dikantong satelit di buang kesampah medis plasma
d. Identifikasi kantong satelit dengan:

 Nomor kantong

 Golongan darah

 Tanggal pengambilan

 Tanggal pembuatan

 Jenis komponen darah

 Volume

 Suhu penyimpanan

 Tanggal kadaluarsa

 Nama petugas

e. Simpan PRC di blood bank Refrigerator pada suhu 2 °C – 6 °C.


5. Cara Kerja Pembuatan Packed Red Cell ( PRC ) Dan Fresh Frozen Plasma ( FFP
Darah lengkap dengan kantong ganda dua (Double Bag)

a. Goyangkan kantong secara perlahan 10-20 kali untuk menghomogenkan.


Tempatkan kantong tegak ke atas dan bersihkan tubing dari sel darah merah
dengan pean atau hand sealer.
b. Gunakan Timbangan / Balance untuk menyeimbangkan berat kantong yang satu
sama lainnya menjadi pasangan seimbang. Jika perlu, gunakan pemberat
cadangan dari potongan kantong tak terpakai untuk menyeimbangkan. Berat
dinyatakan seimbang jika balance menunjukkan angka “ nol “. Bila pasangan
pelengkap untuk keseimbangan tidak tersedia, gunakan kantong bag yang berisi
air untuk menyeimbangkan kantong tersebut saat dicentrifuge.
c. Letakkan kantong dalam wadah dengan label di kantong primer menghadap ke
luar. Jaga keseimbangan kantong secara diagonal sama berat. Goyang wadah
sentrifus untuk mengecek proses akan berlangsung aman. Ayunkan wadahnya
harus dapat bergoyang bebas.
d. Kunci pintu dalam, kemudian tutup pintu sentrifuge. Lihat hasil validasi lokal
untuk setting program centrifuge ( Program 03) dengan kecepatan putar 2000xG
pada suhu 4 C selama 5 menit PENTING! Jangan tinggalkan proses saat
sentrifugasi berlangsung.
e. Buka tutup, setelah centrifuge berhenti sama sekali.Periksa pengaturan program
pada layar untuk mengkonfirmasi parameter kecepatan putaran yang digunakan
benar.
f. Pindahkan kantong. Pegang erat bagian port secara perlahan dan hati-hati dari
wadah sentrifus, sedang tangan lainnya memegang wadah agar stabil.
g. Letakkan kantong whole blood di Compomat G4 atau G5 dengan label
menghadap ke depan. Pilih program pada compomat G4 / G5 ( Program Double
bag / FFP ) ikuti prosedur pemakaian Compomat G4 / G5. Patahkan canula
dikantong darah lengkap alirkan plasma ke dalam kantong satelit. Plasma yang
ditinggalkan dalam kantong utama ± 3 cm dari permukaan sel darah
merah.Lepaskan rangkaian dari masing-masing kantong komponen. Jika sel darah
merah tinggi, homogenkan dan kembalikan ke kantong whole blood. Pastikan
tubing atas kantong whole blood terjepit sementara dengan aman. Homogenkan
kantong secara halus dan perlakukan sebagai whole blood dan recentrifugasi.
h. Sealer selang penghubung antara kantong utama dan kantong satelit dengan
electric sealer. Gunting selang penghubung sehingga didapatkan komponen darah
PRC dan LP . Timbang masing-masing komponen darah dan tulislah volumenya
pada label/identitas. Berat produk darah komponen dikonfersikan dengan volume
( dibuat tabel penimbangan ).
i. Jika warna plasma lipemik (keruh), kehijauan, kemerahan, terlalu terang, maka
untuk pembuatan FFP tidak bisa digunakan / dibuang.
j. Jika plasma akan dibekukan, letakkan plasma dalam contact shock freezer secara
merata dan bekukan selama 50 menit di suhu – 50 °C (waktu dan suhu ditetapkan
sesuai validasi dan hasil pemantauan mutu QC F VIII).
k. Identifikasi kantong satelit dengan :
 Nomor kantong
 Golongan darah
 Tanggal pengambilan
 Tanggal pembuatan
 Jenis komponen darah
 Volume
 Suhu penyimpanan
 Tanggal kadaluarsa
 Nama petugas
l. Simpan masing-masing komponen darah ketempat penyimpanan. Untuk PRC
disimpan di blood bank Refrigerator pada suhu 2 °C – 6 °C sedangkan FFP
disimpan di Medical Freezer pada suhu -30 °C.

6. Uji Silang Gel Test


a. Membuat suspensi sel pasien dan donor
 Memasukan 0,5 ml Dil/saline kedalam tabung
 Ambil 5 µl PRC atau WB, massukan kedalam tabung.
 Campur dan homogenkan suspensi.
b. Ambil liss/Coombs Card
 Mayor: 50 µl Suspensi Sel Donor + 25 µl serum pasien
 Minor : 50 µl suspensi sel pasien + 25 µl serum donor
 Autokontrol: 50 µl suspensi sel pasien + 25 µl serum pasien.
 Homogenkan dengan menggunakan jari.
 Memasukan kedalam inkubator 37°C selama 15 menit.
 Memasukan kedalam sentrifuge, selama 10 menit
 Baca reaksi aglutinasi yang terdapat dalam sampel.

7. Cara Kerja Pemeriksaan IMLTD (Infeksi Menular Melalui Transfusi Darah)


metode ChLIA (Chemiluminescence Immunoassay)
Pemeriksaan Infeksi Menular Melalui Transfusi Darah (IMLTD) menggunakan metode
Chemiluminescence Immunoassay (ChLIA) melibatkan serangkaian tahap untuk
mendeteksi keberadaan antigen atau antibodi yang terkait dengan infeksi menular melalui
transfusi darah, meliputi uji saring anti-HIV, HBsAg, anti-HCV, dan Sifilis. Metode ini
sering digunakan karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi serta kemampuannya
untuk mendeteksi beberapa jenis antigen atau antibodi dalam satu pengujian.
a. Persiapan alat, bahan, dan reagensia pada suhu kamar.
1) Validasi alat, bahan, dan reagensia.
2) Mempersiapkan alat dalam posisi ”ON”.
3) Mempersiapkan sampel dan reagensia pada suhu kamar.
4) Sampel berupa plasma yang bebas dari hemolisis dan clotting fibrin.
5) Memeriksa label (nomor kantong dan golongan darah) pada setiap tabung yang
akan diperiksa.
6) Mencatat tanggal pemeriksaan, nomor kantong, dan golongan darah sampel darah
yang akan diperiksa pada lembar hasil uji saring infeksi lewat transfusi darah.
7) Memastikan reagent, arvi, trigger, pre trigger dan wash buffer solution sudah terisi
dan mencukupi untuk melakukan pemeriksaan.
b. Pada main menu layar monitor klik ”Orders”.
c. Klik ”Patient Order”. 4. Klik ”Single Patient”..
d. Mengisi isian pada kolom ” C: ” dengan nomor carrier yang akan digunakan sebagai
tempat tabung sampel.
e. Mengisi isian pada kolom ” P: ” dengan kode angka sesuai posisi tabung sampel pada
carrier.
f. Mengisi isian pada kolom ” SID: ” dengan identitas sampel.
g. Meletakkan rak carrier pada tempatnya.
h. Pada panel ”Assays”, klik ”HBsAg”, ”Anti-HCV”, ”HIVAg/Ab”, dan ”Syphilis”
(sesuai parameter yang akan diperiksa).
i. Klik ”Add order” lalu klik “Exit”.
j. Setelah kembali ke layar utama kemudian klik ”Run”, maka alat akan mulai
beroperasi melakukan pemeriksaan dan akan muncul notifikasi pada layar monitor
apabila hasil telah keluar.
k. Setelah hasil keluar pada menu “Results Review”, klik “Select All” kemudian print
hasil, lalu klik “Release” sesuai parameter yang diperiksa.
l. Klik “Exit” untuk kembali pada main menu layar monitor.
m. Mencatat hasil pemeriksaan yang dicetak oleh alat pada lembar hasil uji saring
infeksi lewat transfusi darah.
n. Apabila pemeriksaan uji saring tidak menunjukkan adanya hasil yang reaktif, petugas
memberikan tanda bebas skrining Anti-HIV, HBsAg, Anti-HCV, dan Syphillis pada
kantong darah.
o. Apabila hasilnya reaktif, petugas melanjutkan pemeriksaan sesuai Standar Prosedur
Operasional pemeriksaan ulang darah reaktif dan mengacu kepada intruksi kerja dari
pabrik.

Anda mungkin juga menyukai