Disusun
Oleh:
Kelompok 11
Eka Syahputra
Lidia Fegi
Yofita Vivid F.Bago
Palti Pasaribu
Segala puji syukur penulis haturkan kepada Yang Maha Esa atas hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan sesuai waktu yang
telah ditentukan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik moral
maupun material, langsung maupun tidak langsung. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan ini.
Kami menyusun makalah ini dengan sistematis agar dapat dimengerti oleh pembaca
dan bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi mahasiswa Keperawatan. Namun penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon saran
dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna. Aamiin.
Kel 11
SOP HEMODIALISA
1. Definisi:
Hemo berarti darah, dialysis proses pemisahan zat kristaloid dari zat koloid dalam
larutan berdasarkan perbedaan kecepatannya perembesannya melalui selaput
semipermiabel Darah yang mengandung produk sisa seperti urea dan kreatinin, mengalir
kedalam kompartemen dialiser atau ginjal buatan.
2. Indikasi:
a. Gagal ginjal akut
b. Gagal ginjal kronik
c. Intoksikasi obat dan zat kimia
d. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berat
e. Sindrom hepatorenal
f. Kesadaran menurun
g. Pemeriksaan ureum ≥ 200 mg/dl
kreatinin ≥ 7 mg/dl
h. Gangguan hiperkalemia
i. Pasien yang overload
j. PH ≥ 7,2
5. Prosedur
1. Peralatan alat-alat:
Dialiser atau Ginjal Buatan
Fungsi sistem ginjal buatan:
a. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat
b. Membuang kelebihan air dengan mempengaruhi tekanan banding antara
darah dan bagian cairan
c. Mempertahankan sistem buffer tubuh
d. Mempertahankan kadar elektrolit tubuh
Dialisat atau cairan dialisis
Dialisat adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit utama dari serum
normal.Dialisat ini dibuat dalam sistem bersih dengan air kran dan bahan kimia
disaring.
Pompa darah
Pompa infuse untuk pemberian heparin
Alat monitor untuk mendeteksi suhu tubuh bila terjadi ketidakamanan,
konsentrasi dialisat, perubahan tekanan, udara dan kebocoran darah
Selang dialisis, untuk mengalirkan darah antara dialiser dan pasien
Tranduser tekanan untuk melindungi alat monitor dari pemajanan terhadap darah
Kantong cairan garam faal untuk membersihkan sistem sebelum digunakan dan
membilas system setelah digunakan untuk mengembalikan darah pasien, untuk
memperbaiki tekanan darah jika terjadi hipotensi
Port pemberian obat
Jarum arteri
Pemantau tekanan arteri
system pengalir dialisat
Bilik drip vena
Pemantau tekanan vena
Detektor dan klem udara serta foam
Jarum vena
C. Post Hemodialisa
1. Beritahu pasien
2. Membawa alat-alat kedekat pasien
3. Ukur TTV
4. Ambil sample darah untuk pemeriksaan kreatinin, ureum post HD
5. Dikerjakan oleh 2 orang perawat: 5 menit sebelum HD berakhir QB diturunkan
± 100 ml/menit
6. Blood pump stop, ujung ABL/inlet ditekan, plester pada punksi inlet dibuka,
lalu jarum inlet dicabut dan ditekan oleh perawat 1 dengan kassa/depper steril
yang telah diberi betadin
7. Perawat 2, melanjutkan membilas/memasukkan darah dalam tubuh dengan
didorong NaCl QB dijalankan ± 100 ml/menit dan klem ABL dibuka
8. Setelah darah masuk kedalam tubuh, blood pump stop dan ujung VBL diklem
9. Plester outlet dibuka, lalu jarum outlet dicabut, bekas punksi outlet ditekan
dengan kassa/depper steril yang diberi betadin oleh perawat 1
10. Perawat 2 membereskan alat-alat HD dan mesin kemudian mengukur vital
sign
11. Bila perdarahan padan punksi inlet dan outlet sudah berhenti, bubuhi bekas
punksi tersebut degan antibiotic powder lalu tutup dengan kassa steril/band aid
lalu pasang verband. Pada pasien dengan punksi femoral (inlet) bila perdarahan
sudah berhenti dan bekas punksi sudah diplester lanjutkan dengan menekan
dengan bantal pasir
12. Pasien dirapikan kemudian timbang berat badan bila memungkinkan
13. Catat atau isi formulir HD
14. Pasien boleh pulang keruangan/rumah bila keadaan umum sudah tenang
atau memungkinkan
15. Cuci tangan