Anda di halaman 1dari 5

Nama :

Nim : 1150019047

STANDARD OPERASIONAL PROSEDURE

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN

Definisi
Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan system pencernaan meliputi pemeriksaan yang
kompherensif dari status nutrisi, cairan dan elektrolit, kondisi mulut dan pharing, abdomen,
anus /rectum. Tahapan pemeriksaan fisik diawali dengan inspeksi, auskultasi, perkusi dan
palpasi yang pada pemeriksaan system lain tidak menekankan urutan seperti ini. Hal ini
dikarenakan perubahan nilai atau kualitas hasil bila palpasi atau perkusi dilakukan terlebih
dahulu. Sebagai contah adalah frekuensi peristaltic usus dapat berubah oleh suhu tangan
pemeriksa oleh karenanya auskultasi dahulu peristaltic baru kemudian palpasi abdomen.

Tujuan
1.   Mendapatkan data lengkap untuk menegakan diagnosa keperawatan yang akurat
2.   Membantu individu mengatasi perubahan kehidupan sehari – hari secara efektif dan
perawatan diri baik potensial maupun actual yang disebabkan oleh adanya masalah kesehatan
atau penyakit

Dilakukan pada / indikasi


Pasien yang mengalami gangguan system pencernaan

Persiapan alat
1.     Stetoskop
2.    Bath scale ( timbangan )
3.    Meteran
4.    Spatel lidah
5.    Pen light
6.    Sarung tangan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN

Evaluasi (√)
No. Kriteria evaluasi
Ya Tidak
TAHAP PREINTERAKSI
1 Cek catatan perawat / medis tentang kondisi klien
2 Persiapan perawat dan lingkungan
3 Siapkan alat
TAHAP ORIENTASI
Berikan salam, identifikasi klien ( berkenalan, panggil nama, dan sapa keluarga
4
klien
5 Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
6 Beri kesempatan keluarga / klien untuk bertanya
TAHAP KERJA
Pemeriksaan mulut dan orofaring
7 Mencuci tangan
8 Inspeksi :
      Bibir terhadap bentuk, posisi, Gerakan, kondisi warna, lesi
      Mukosa mulut terhadap warna, Tekstur, lesi, Bengkak,perdarahan
      Gusi terhadap karateristik, warna
      Geligi terhadap sumbatan, jumlah puncak belakang gigi berada
      Warna, dan karateristik permukaan pada bagian bawah gigi
      Lidah mengenai warna, tekstur, Ukuran,lapisan, atau ulserasi
      Dasar mulut terhadap warna, Karateristik permukaan,
      Palatum keras dan lunak, Warna, kontur, dan gerakan
      Area tonsilar terhadap ukuran, Warna, eksudat
      Dinding faringeal posterior, Terhadap warna, rabas, lesi
9 Palpasi :
      Pegang pipi di antara ibu jari dan jari telunjuk
      Palpasi terhadap adanya            ulserasi, Tumor /pembengkakan
      Palpasi palatum dengan jari telunjuk dan rasakan terhadap adanya fisura dan
pembengkakan
      Palpasi lidah dan dasar mulut Terhadap nyeri tekan, massa
      Teknik : gunakan sarung tangan           , Palpasi lidah diantara ibu jari Tangan dan
ujung jari telunjuk
      Palpasi dasar mulut dengan jari telunjuk
Pemeriksaan Perut
10 Inspeksi :
      Kulit terhadap warna, Karakteristik permukaan, Jaringan perut, lesi
      Umbilicus untuk penempatan dan kontur, Simetris
11 Auskultasi:
      Succutio Sflash (Menilai cairan yang teresidu dalam lambung. Cara : Klien tidur
telentang, kedua lutut Difleksi. Dengan mengocok Lambung sambil mendengarkan
Fluktuasi cairan dengan stetoskop
( bagian diagfragma ) positif bila terdengar bunyi fluktuasi cairan Seperti bunyi
yang dihasilkan bila kita mengocok air dalam botol
      Bising usus terhadap frekwensi. Cara : Teknik : tempatkan stetoskop Hangat pada
abdomen dengan  Sedikit tekanan. Gunakan diafragma Karena, bising usus bernada
tinggi. Kembangkan dan gunakan rute Sistematik. (Frekuensi sekali setiap 5-20
detik/3-12 x/menit)
      Dengarkan apakah ada Bruit / desiran           Teknik : tempatkan bel hangat dari
Stetoskop di atas area epigastrik dan keempat kuadran.
12 Perkusi
      Teknik : Lakukan perkusi di semua kuadran   terhadap timpani atau pekak,
Lakukan secara sistemik           
      Batas Hepar teknik : mulai pada Garis midklavikula kanan bawah ( GMK Ka ) .
Perkusi ke arah atas di bawah tepi kostal Sepanjang GMK sampai bunyi timpani
berubah menjadi pekak. Tandai lokasi dengan Pena. Sekarang mulai pada GMK
kanan atas ke arah bawa dari bunyi resonan berubah menjadi pekak, kemudian
tandai lokasi tersebut dan ukur dengan penggaris rentangnya.
      Limpah Teknik : mulai perkusi ke bawah tepat posterior sampai atau pada Garis
kira – kira lintasan midxilaris Kiri dari iga keenam sampai Kesebelas.
      Lambung terhadap gelembung : Teknik perkusi pada area Kerangka iga anterior
bawah Kiri dan pada region kiri epigastrik.
13 Palpasi :
      Teknik :Setiap kuadran palpasi terhadap Tonus, adanya nyeri tekan, massa. Mulai
dengan palpasi ringan dengan Cara sistematik Melanjutkan palpasi dalam.
      Tanyakan klien tentang area nyeri tekan, dan palpasi area ini terakhir.
      Bila massa teraba, lihat penempatan umum isi Abdomen untuk membantu
Membedakan dari kondisi Abnormal.
      Tanda Murphy (menilai kemungkinan peradangan pada kandung empedu/Murphy
Positif). Teknik : Klien posisi terlentang dengan kedua Lutut fleksi dan kedua
ekstremitas Atas terangkat keatas. Dengan menggunakan ibu jari tangan Kiri
menekan daerah empedu Bergradasi dan secara perlahan – Lahan. Daerah empedu
yaitu 2 jari Dibawah costa midklavikula kanan, Dengan tetap menekan, klien
disuruh menarik nafas dalam bila Klien menghentikan napasnya Karena rasa sakit
dikatakan tanda Murphy positif.
      Untuk menentukan cairan di Peritoneum, lakukan :                                      
a.    Cara fluktasi. Teknik : Klien tidur terlentang,    Pemeriksa di bantu seorang yang
akan menekan bagian tengah abdomen sepanjang Muskulus rectus abdominis.
Pemeriksa menekan perut dari kiri hingga cairan mengalir Ke kanan melalui celah
yang Sempit. Tangan kanan Pemeriksa akan merasakan Aliran tadi dan sebaliknya
(Jika teraba/terasa, Fluktuasi positif)
b.    Cara shifting dullness. Klien dalam           Posisi terlentang, perut klien Diperkusi
mulai dari garis tengah Menuju ke tepi sambil Memperhatikan bunyi yang
Dihasilkan, bila terdengar perubahan Timpani ke redup, tangan kiri di Fixir
dilokasi tersebut,kemudian Posisi klien dimiringkan dengan Posisi tangan kiri tetap
seperti Semula,lakukan perkusi, bila tempat yang terjadinya redup Berubah timpani
berarti terdapat Asites.
c.    Puddle. Dengan posisi klien telungkup, dengan kedua lutut,cairan asites akan
berkumpul ( cara ini tdk Lasim dilakukan )
      Hepar tak dapat diraba, atau bila teraba mengindikasikan pembesaran atau jika
teraba harus padat, halus tak nyeri tekan
a.    Metode Satu tangan. Teknik :       Klien tidur terlentang dengan ke2 Lutut
fleksi   Kedua ektremitas diangkat keatas, untuk memudahkan pemeriksaan
Pemeriksa berada di sisi kanan Klien, dengan posisi tubuh agak Menyerong
mengarah keatas. Tangan kiri pemeriksa, menempel dipinggang kanan klien.
Tangan kanan diletakan lebih Kurang 2 – 3 jari dari kosta, Dengan ujung jari
lakukan Perabaan sampai kebawah kosta untuk memudahkan perabaan Anjurkan
klien menarik nafas dalam. Pada saat ekspirasi, coba untuk merasakan tepi hepar.
b.    Metoda Dua Tangan. Teknik : Klien tidur telentang dengan
Kedua lutut fleksi, kedua Ekstremitas diangkat keatas, Pemeriksa berada disisi
kanan Klien, dengan posisi menyerong mengarah ke ekstremitas bawah. Dengan 2
tangan meraba hati dengan menekan kebawah Keatas pada tepi sisi kosta atau Iga
kanan. Untuk memudahkan perabaan, Klien dianjurkan menark napas dalam.
      Limpa. Teknik : posisi pemeriksa dan klien seperti pada palpasi hepar. Tempatkan
tangan kiri pemeriksa diatas sudut kosta vertebral kiri (CVA) dibawah garis kosta
anterior kiri. Palpasi limpa dengan tangan kiri mendorong limpah ke atas dan
Ujung – ujung jari tangan kanan menekan limpah dan merasakan. Sebelum palpasi,
klien dianjurkan menarik nafas dalam. 
      Anus. Teknik : Posisi klien dorsal rekumben, Lakukan pemeriksaan apakah ada
hemoroid,lesi atau Kerusakan. Lakukan touché, rasakan ada tidaknya nodula,
massa, dan nyeri tekan.
14 Mencuci tangan
TAHAP TERMINASI
15 mengevaluasi kembali
16 merapihkan alat
17 mengakhiri percakapan
18 memberikan salam
19 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai