Anda di halaman 1dari 44

Sistem Imun dan Hematologi

Faktor- faktor yang mempengaruhi fungsi sistem


imun:
1. USIA
* Frekuensi dan intensitas infeksi 
meningkat pada usia lanjut
Hal ini disebabkan:
 penurunan kemampuan untuk bereaksi secara
memadai terhadap mikroorganisme.
 Produksi dan fungsi limfosit T & B dapat terganggu
 Insiden penyakit autoimun meningkat bersamaan
pertambahan usia, karena penurunan kemampuan
antibody untuk membedakan dirinya dan bukan dirinya
 Kegagalan sistem surveilans untuk mengenali sel-sel
yang abnormal atau mengalami mutasi.
Penurunan fungsi berbagai system organ
Penurunan sekresi dan motilitas lambung flora
normal intestinal berploriferasi dan menimbulkan
infeksi  diare.
Penurunan sirkulasi renal, fungsi filtrasi, absorpsi dan
sekresi, pembesaran prostat menghambat aliran urine,
selanjutnya klirens bakteri lewat system urinarius.
Statis urine  mudah pertumbuhan mikroorganisme
Pajanan terhadap tembakau dan toksin lingkungan 
elastisitas paru menurun, efektifitas silia dan batuk
efektif menurun  menghalangi pengeluaran
mikroorganisme yang infeksius  lansia rentan
terhadap infeksi dan kanker
Kulit menjadi tipis dan tidak elastis, neuropati perifer
dan sensibilitas serta sirkulasi  ulkus statis,
dekubitus.
2. JENDER
Ada bukti estrogen memodulasi aktifitas limfosit T,
androgen berfungsi mempertahankan produksi
interleukin 2 dan aktifitas sel supresor.
Efek Androgen thdap sel-sel B bersifat imunosupresif ,
Ekstrogen cenderung menggalakan imunitas
Umumnya penyakit autoimun lebih sering dijumpai

pada perempuan ketimbang laki-laki


3. NUTRISI
Nutrisi adekuat  fungsi system imun optimal
 Kekurangan vitamin yang diperlukan untuk sintesis
DNA dan protein, pengaturan proliferasi sel dan
maturasi sel-sel imun.
 Kekurangan unsur-unsur renik (mis: tembaga , besi,
zink) akan mensupresi fungsi imun
 Kelebihan atau kekurangan asam lemak  supresi
fungsi imun
 Deplesi simpanan protein  atropi jaringan limfoid
 respon antibody menurun  kerentanan terhadap
infeksi meningkat
4. PENYAKIT KANKER
* Imunosupresi  berperan terhadap terjadinya
penyakit kanker
dan sebaliknya penyakit kanker bersifat
imunosupresi:
Tumor yg besar dapat melepaskan antigen ke dalam
darah, mengikat Antibodi agar tidak menyerang sel-sel
tumor dan memiliki faktor penghambat untuk
mencegah penghancurannya oleh limposit T killer.
Stadium awal pertumbuhan tumor, tubuh tidak mampu
mengenali antigen tumor sebagai unsur asing
Sehingga tidak mampu memulai destruksi sel-sel yang
malignan tersebut
5. Obat-obatan
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan
imunosupresi.
Ada 4 jenis obat: antibiotik, kortikosteroid, anti-
inflamasi non-steroid (NSAID) dan preparat
sitotoksik

6. Radiasi
Terapi radiasi digunakan pada penyakit kanker 
dapat menghancurkan limfosit dan populasi sel yang
diperlukan untuk menggantikannya
PENGKAJIAN FUNGSI IMUN,
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK DAN
DIAGNOSTIK.
ANAMNESIS ---) RIWAYAT KSHTN, GALI SCR
RINSI MENGNAI FAKTOR-FAKTOR DI MASA LALU,
SKRG SERTA BERBAGAI KEJADIAN YG
MENUNJUKAN STATUS SISTEM IMUN SERTA
FAKTOR DAN KEJADIAN YG MEMPENAGRUHI
FUNGSI SISTEM IMUN
FAKTOR-FAKTOR DAN KEJADIAN YG
MEMPENGARUHI SISTEM IMUN
INFEKSI
KELAINAN ALERGI
KELAINAN AUTOIMUN
PENY. NEOPLASMA
KEADAAN SAKIT KRONIS
RIWAYAT PEMBEDAHAN
IMUNISASI
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN
TRANSFUSI DARAH
FAKTOR LAIN YG PENGARUHI FUNGSI IMUN
HASIL PEMERIKSAAN LAB DAN DIAGNOSTIK
LAINNYA
FAKTOR-FAKTOR LAIN
RIWYAT KEBIASAAN MEROKOK
MINUM-MINUMAN KERAS
ASUPAN DIET
TINGKAT STRESS
PEMAJANAN DI RUMAH/TEMPAT KERJA
POLUTAN
RIWAYAT KESEHATAN
INFEKSI DAN IMUNISASI
TANYAKAN : STATUS IMUNISASI --) IMUNISASI
YG BARU DIDAPAT AT KETIKA MSH KECIL
RIWYT KONTAK DG TB--) HASIL TES SPUTUM
DAN PEMERIKSAAN SINAR x THORAK
KONTAK DG INFEKSI APAPUN
TANGGAL & TIPE THERAPI YG DIDAPT
Riwyt infeksi persisiten yg multiple, demam yg tdk
diketahui penyebab, lesi at luka at tindakn
drainasi apapun
PEMERIKSAAN

FISIK
PALPASI NODUL LIMFATIKUS, PEMERIKSAAN
KULIT, MEMBRAN MUKOSA & SISTEM
RESPIRATORIK, GASTROINTESTINAL,
UROGENITAL, KARDIOVASKULER SERTA
NEUROSENSORIK
ALERGI
TANYA RIWAYT ALERGI, TIPENYA ( SERBUK,
DEBU, TANAMAN, KOSMETIKA, MAKANAN,
OBAT-OBATAN , VAKSIN )
GEJALA YG DIALAMI & VARIASI CUACA YG
MENYERTAI
RWYT PEMERIKSAAN DAN PENGOBTN YG
PERNAH AT SDG DIJALANI---) ATASI
KELAINAN & EFEKTIVITAS PENGOBATAN
ALERGI
RIWYT ALERGI---) CANTUMKAN PD STIKER
WASPADA ALERGI & TEMPELKAN DI DEPAN
CATATAN KSHTN AT KARTU BEROBAT PASIEN--)
MENGINGATKAN
PENILAIAN BERKELANJUTAN---) PEMERIKSAAN
YG CUKUP PENTING
KELAINAN AUTOIMUN
TANYA KELAINAN AUTOIMUN SPT : DIABETES
MELITUS, LUPUS ERITEMATOSUS, ARTRITIS
REMATOID, PSORIASIS
TANYA AWITAN, KEPARAHAN, REMISI,
EKSASERBASI, KETEBATASAN FUNGSIONAL
TANY A THERAPI YG PERNAH DAN SEDANG
DIJALANI SERTA EFEKTIVITASNYA
PENYAKIT NEOPLASMA
TANYA RIWAYAT KANKER DLM KLG
TANYA TIPE, USIA AWITAN, HUB PASIEN DG
AGT KLG TSB
TANYA RIWYT KANKER PD PASIENBERIKUT
TIPE DAN TGL PENEGAKAN DIAGNOSA, TGL
PEMERIKSAAN SKRINING DAN HASILNYA
THERAPI YG PERNAH DIJALANI
BENTUK THERAPI--) RADIASI,
KEMOTHERAPI--) SUPRESI FUNGSI IMUN
SAKIT KRONIK DAN PEMBEDAHAN
TANYA SAKIT KRONIK : DM , PENY RENAL, PPOM
RWYT AWITAN, BERATNYA SAKIT, THERAPI YG
SDG DIJALANI
RWYT OPERASI PENGANGKATAN LIMPA, NODUS
LIMFATIKUS, KELENJAR TIMUS
RWYT TRANSPLANTASI ORGAN
OBAT-OBATAN DAN TRANFUSI DARAH
RWYT PENGGUNAAN OBAT MASA LALU DAN
SKRG ( ANTIBIOTIK, KORTIKOSTEROID,
PREPARAT SITOTOKSIK, SALISILAT, NSAID, --)
SUPRESI IMUN
RWYT TRANSFUSI DARAH I X AT LEBIH---)
KONTAK DG Ag DPT DISERTAI FUNGSI IMUN
ABNORMAL---) RESIKO HIV
PEMERIKSAAN FISIK
PERIKSA KONDISI KULIT, MEMBRAN MUKOSA--)
LESI, DERMATITIS, PURPURA, URTIKARIA,
INFLAMASI DAN PENGELUARAN SEKRET
PERHATIKAN TANDA-TANDA INFEKSI
PALPASI KELENJAR LIMFE SERVIKAL ANTERIOR,
AKSILARIS, INGUINALIS--)PEMBESARAN CATAT
LOKASI, UKURAN, KONSISTENSI DAN KELUHAN
NYERI TEKAN
PEMERIKSAAN FISIK
PERIKSA SENDI---) NYERI TEKAN
PEMBENGKAKAN KETERBATASAN GERAK
PERIKSA STATUS RESPIRATORIK--) PANTAU
FREKUENSI NAFAS, BATUK,SUARA PARU
STATUS KARDIOVASKULER--) EVALUASI
ADANYA HIPOTENSI, TACHIKARDI, ARITMIA,
VASKULITIS, ANEMIA
STATUS GASTROINTESTINAL --) CEK
HEPATOSPLENOMEGALI, VOMITUS DAN
DIARE
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS UROGENITAL --) AMATI TANDA-TANDA
INFEKSI SALURAN KEMIH ( FREKUENSI, DYSURIA
,HEMATURI, SEKRET DR URETRA)
STATUS NEUROSENSORIK--) G# FUNGSI KOGNITIF, G3
PENDENGARAN, PERUBHN VISUAL, SAKIT KEPALA,
MIGREN, ATAKSIA, TETANI
STATUS NUTRISI
TINGKAT STRES & KEMAMPUAN ATASI MASALAH
KETERBATASAN FUNGSIONAL
1. Penampilan umum : Pucat , Tanda nyeri, Bentuk tubuh abnormal,
Dehidrasi
2. Sistem integumen : Kulit dan membran mukosa : Pucat,
Sianosis,Joundice, Lesi yang sulit sembuh, Pigmentasi, Koreng pada
tungkai, Kulit tangan dan kaki mengelupas . Kuku: Cembung, Datar,
Mudah patah, Clubbing . Rambut : Tekstur, Pertumbuhan Mata:
Edema, Kemerahan, Perdarahan, Ketidaknormalan lensa
Gangguan penglihatan, Kebutaan .
3. Sistem Gastrointestinal: Gangguan:Mual,Muntah,Kesulitan menelan,
Anoreksia, Penurunan BB. Mulut: Membran mukosa kemerahan,
Luka . Lidah: Nyeri, Tekstur, Ada papil, Ada alur/ garis, Warna .
Perut : Splenomegali, Hepatomegali , Adanya nyeri, Sirosis .
4. Sistem Kardiovaskuler : Aritmia, Murmur, Gagal jantung,
Nyeri, Nafas pendek, Kelelahan
5. Sistem respiratori : sesak napas, perubahan suara napas
6. Sistem muskuloskeletal : ROM, Tulang :Nyeri, Kaku,
Bengkak, Penipisan kortek tulang panjang, Penipisan
tulang kartilago, Penebalan tulang kranial. Jaringan lunak:
Edema, Abses .
7. Sistem genitourinaria : Hematuri, Inkontinensia,
Menstruasi yang berlebihan, Nyeri/sakit
8. Sistem neurology : Pusing, Kelemahan, Sulit tidur,
Perubahan perilaku, Mati rasa/kaku.
Riwayat yang berhubungan dengan latar belakang
1. Penyakit atau kondisi yang menyertai : Sakit berulang, Proses
infeksi, gangguan hati, ginjal, jantung

2. Riwayat keluarga
Anemi

3. Riwayat sosial
Orang tua yang terpapar zat radioaktif

4. Riwayat pengobatan
Penggunaan obat dalam waktu lama
Konsep Dasar Keperawatan
• Pola pemeliharaan kesehatan
- kebiasaan pengguna obat-obatan
terlarang mll suntikan kebiasaan ganti-ganti
pasangan
- kebiasaan aktivitas fisik
- pernah terinfeksi hepatitis & STD
• Pola nutrisi-metabolisme
- berat badan turun, anoreksia,, mual, muntah
- luka/lesi, kulit kemerahan
- perdarahan/ulkus pd bibir & mulut, lidah,
gusi, tenggorokan
- sulit menelan, kram perut
- pernah mendapat tranfusi
• Pola eliminasi
- diare menetap
- nyeri saat bab/bak
- perubahan karakteristik feses (ada lendir?)
• Pola aktivitas & latihan
- kelemahan kronik
- nyeri otot, sulit jalan, batuk
- nafas pendek
• Pola tidur
- insomnia
- keringat malam hari
• Pola persepsi-kognitif
- sakit kepala, kaku leher
- nyeri dada, nyeri rectum
- pandangan kabur
- photophobia
- diplobia
- gangguan mendengar
- bingiung
- mudah lupa
- penurunan perhatian
- memori turun
- kesemutan
- gatal
• Pola peran & hubungan dgn sesama
- siapa support sistem dlm keluarga,
sumber finansial?
• Pola reproduksi sexual
- lesi pd genitalia
- gatal/panas pd vagina
- nyeri saat hubungan sexual
- gangguan menstruasi
- keluar sekret vagina/penis
• Pola koping-toleransi terhadap stress
- tingkat stress
- pola koping
Data Objektif
• Umum
- lethargi, demam menetap
- lymphadenophaty, menarik diri
• Kulit
- turgor kulit menurun, kering, diaphoresis,
pucat, cyanosis, kurang lentur
- lesi, erupsi, alopesia
Mata
- ada eksudat, lesi pd retina/perdarahan
- papilaedema
Pernafasan
- tachypnea, dyspnea
- crachles, wheezing
- batuk produktif
Jantung
- murmur, bradikardi/tachikardi
 Pernafasan
- tachypnea, dyspnea
- crachles, wheezing
- batuk produktif
Jantung
murmur, bradikardi/tachycardy
Gastrointestinal
lesi pd mulut, candida mulut, nyeri ginggivitis,
mual, diare, lesi rectum, bising usus meningkat,
massa pd abdomen, hepatosmegali
Muskuloskeletal
nyeri otot
Neurologi
tremor, kurang koordinasi, sensasi kurang,
aphasia, daya ingat menurun, depresi, bingung,
apathy, paralisis, koma
Reproduksi
lesi/keluar sekret pd genital dan PID
1. Pemeriksaan Hbbila nilainya < 5 g/dlindikasi
dilakukan tranfusi meski tidak ada gejala
2. Pemeriksaan Hct bila nilaninya >70 % indikasi
dilakukan flebotomi segera
3. Hitung plateletbila nilainya < 10.000.mm2 maka
risiko terjadi perdarahan spontan, bila nilainya <
50.000/mm2 maka risiko perdarahan meningkat pada
trauma dan pembedahan, bila > 2.000.000mm2 maka
terdapat risiko thrombosis
4. Hitung neutrofil bila nilainya <5oo.mm2 maka terdapat risiko tinggi infeksi
5. Protrombine time (PT)Bila nilainya <1,5x control maka tidak ada peningkatan risiko
perdarahan, tetapi bila <2,5 x control dapat terjadi risik perdarahan spontan.
Pada PTT Bila nilainya<1,5x control maka ada penigkatan risiko perdarahan, bila 2,5
kontrol maka risiko tinggi adanya perdarahan spontan.
6. Waktu perdarahan bila nilainya >20 menit maka terdapat risiko perdarahan
spontan.
7. Antitrombin IIIBila nilainya <50% maka terdapat risiko terjadi thrombosis spontan
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi infeksi opportunistik
Intoleransi aktifitas
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Perubahan membran mukosa mulut
Perubahan pola sexual
Perubahan proses pikir
Kecemasan
Gangguan body image
Gangguan konsep diri kronik
Diare
Kelemahan
Hypertermi
Koping tidak efektif
Nyeri
Defisit perawatan diri
Gangguan pola tidur
Isolasi sosial
Distress spiritual
Terima Kasih
PENYAKIT IMUN
Alergi/hipersensitivitas
- Alergi merupakan respon imun yang tidak tepat
dan kerap kali membahayakan terhadap substansi
yang biasanya tidak berbahaya
- Alergi adalah rangsangan yang berlebihan
terhadap reaksi peradangan yang terjadi sebagai
respon terhadap alergen lingkungan spesifik.
Suatu antigen yang menyebabkan alergi disebut
alergen.
HIPERSENSITIVITAS
Reaksi hipersensitivitas biasanya tidak akan
terjadi sesudah kontak pertama kali dengan
sebuah antigen. Reaksi terjadi pada kontak
ulang sesudah seseorang yang memiliki
predisposisi mengalami sensitisasi.

- Reaksi hipersensitifitas menurut GELL dan


COOMBS terdiri atas 4 tipe:
1. Hipersensitivitas anafilaktik ( tipe I )
2. Hipersensitivitas sitotoksik ( tipe II )
3. Hipersensitivtas kompleks imun ( tipe III )
4. Hipersensitivitas tipe lambat ( tipe IV )
Hipersensitivitas tipe I
- Onset cepat
- Perlu sensitisasi oleh antigen yang sama
Sebelumnya
- Berperan adalah IgE, sel mast dan basofil
- Gejala yg ditimbulkan tergantung: jumlah alergen,
jumlah mediator yg dilepaskan, sensitivitas target
organ serta jalur masuknya alergen
- Gejala: lokal dan sistemik
- Lokal: rhinitis, asma bronkial, gastroenteritis
- Sistemik: syok anafilaktif
Hipersensitivitas tipe II
Sistem kekebalan secara keliru mengenali konstituen
tubuh yang normal sebagai benda asing
Terjadi akibat hilangnya toleransi dan dianggab sebagai
reaksi autoimun
Pengikatan Anti bodi IgG atau IgM dengan antigen →
pengaktifan komplemen, degranulasi sel sel mast dan
fagositosis → destruksi sel penjamu pada tempat antigen
terikat oleh makrofag
Contoh: penyakit graves → dibentuk antibodi thdp
kelenjar tiroid, anemia hemolitik → dibentuk antibodi
thdp sel darah merah, reaksi transfusi → dibentuk
antibodi thdp darah donor, dan purpura trombositopenia
autoimun, dibentuk antibodi terhadap trombosit
Hipersensitivitas tipe III
Terbentuk kompleks antigen dan antibodi
Deposit pada dinding pembuluh darah
Mengaktifkan komplemen dan sel mast
Fagositosis oleh netrofil serta pelepasan enzim enzim
lisosom yang sangat litik dan permeabilitas vaskuler
Kerusakan jaringan
Contoh: GNA, Rematoid artritis, sistemik lupus
eritematosus ( SLE )
Hipersensitivitas tipe IV
Onset lambat ( terjadi 24 hingga 72 jam sesudah
kontak dengan alergen )
Perlu sensitisasi sebelumnya
Diperantarai oleh sel T dan makrofag
Penghancuran sel-sel yang bersangkutan oleh
limposit T
Makrofag akan melepaskan lisozim yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan
Contoh: tiroidititis autoimun ( hashimoto )
dimana terbentuk sel T thdp jaringan tiroid, Uji
kulit tuberkulin.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai