PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan yang harus dicapai dalam
makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui defenisi dari Analisa Gas Darah.
2) Untuk mengetahui tentang gangguan asam basa sederhana.
3) Untuk mengetahui cara kerja Blood Gas Analyzer.
4) Untuk memahami langkah-langkah untuk menilai gas darah.
5) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam analisa gas darah.
6) Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa gas darah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Parameter Sampel Arteri Samplel Vena
2.1 Tabel gas-gas darah normal dari sample arteri dan sample vena campuran
3
dengan O2 memberikan perkiraan mendekati jumlah total O2 yang
dibawa oleh darah.
Petunjuk Pengambilan dan Tempat pengambilan darah arteri :
4
15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s positif. Apabila
tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif.
Jika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan
yang lain.
Komplikasi
Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan
menimbulkan nyeri
Perdarahan
Cidera syaraf
Spasme arteri
Tekhnik Pengambilan :
1. Bentangkan handuk pengalas
2. Letakkan botol infus
3. Tangan pasien diletakkan diatas botol infus, dengan sendi melipat
kebelakang
4. Sedot heparin cair sebanyak 1 cc dan kmudian keluarkan. Heparin
hanya membasahi dinding disposible. Tidak ada sisa o,1 cc dalam
disposible, kecuali yang ada didalam jarum
5. Raba Nadi dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
6. Pastikan tempat dari nadi yang diraba
7. Desinfeksi daerah tersebut
8. Desinfeksi kedua jari
9. Pegang disposible seperti memegang pensil
10. Raba kembali Nadi dengan menggunakan kedua yang telah
didesinfeksi
11. Tusukan jarum diantara kedua jari dengan sudut 45 0 mengarah ke
jantung
12. Biarkan Darah sendiiri mengalir ke dalam jarum. Jangan diaspirasi
13. Cabut jarum dan tusukkan pada karet penutup
14. Tekan daerah penusukan dengan menggunakan kapas betadine
selama 5 menit
15. Beri etiket dan bawa ke laboraotirum.
5
Note : Darah Yang diambil 2 cc ditambah 1 Strip
6
2.3 Gangguan Keseimbangan Asam-Basa dan Analisa Gas Darah
Gangguan keseimbangan asam-basa ada 4 macam, yaitu:
1) Asidosis respiratorik (contoh: PPOK)
2) Alkalosis respiratorik (contoh: asthma bronkiale)
3) Asidosis metabolik (contoh: diare)
4) Alkalosis respiratorik (contoh: muntah-muntah)
Rentang nilai normal dan interpretasi dari tiap komponen:
pH
Rentang nilai normal : 7,35 – 7,45
Asidosis : <7,35
Alkalosis :>7,45
PaO2
Rentang nilai normal : 80 – 100 mmHg
Hipoksemia ringan : 70 – 80 mmHg
Hipoksemia sedang : 60 – 70 mmHg
Hipoksemia berat : <60 mmHg
SaO2
Rentang nilai normal : 93% – 98%
Bila nilai SaO2 >80% sudah dapat dipastikan bahwa darah diambil dari
arteri, kecuali pada gagal napas.
PaCO2
Rentang nilai normal : 35 – 45 mmHg
Asidosis respiratorik : >45 mmHg (pH turun)
Alkalosis respiratorik : <35 mmHg (pH naik)
HCO3
Rentang nilai normal : 22 – 26 mEq/L
Asidosis metabolik : <22 mEq/L (pH turun)
Alkalosis metabolik : >26 mEq/L (pH naik)
BE
Rentang nilai normal : -2 s/d +2 mEq/L
Nilai – (negative) : asidosis
Nilai + (positif) : alkalosis
BE dilihat saat pH normal.
7
Cara menentukan apakah suatu kondisi termasuk ke dalam salah satu dari
4 gangguan asam-basa di atas:
Pada Tabel di atas, baris kecil pertama (kolom 2-4) pada tiap baris besar
(kolom 1) adalah kondisi akut, dan di bawahnya adalah kondisi kronis.
8
Contoh:
9
komponen saja (respirasi atau metabolik), sedangkan bila melibatkan keduanya
(respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam basa campuran.
10
2.7 Klasifikasi gangguan asam basa primer dan terkompensasi:
Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan pH 7,4. Jumlah CO2 yang diproduksi
dapat dikeluarkan melalui ventilasi.
Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dan perubahan
pH, seluruhnya tergantung pada penurunan tekanan CO2 di mana mekanisme
kompensasi ginjal belum terlibat, dan perubahan ventilasi baru terjadi.
Bikarbonat dan base excess dalam batas normal karena ginjal belum cukup
waktu untuk melakukan kompensasi. Kesakitan dan kelelahan merupakan
penyebab terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada anak sakit kritis.
Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2 lebih dari normal akibat
hipoventilasi dan dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2 disertai
penurunan pH. Misalnya, pada intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau
gangguan SSP. Dikatakan kronis bila ventilasi yang tidak adekuat disertai
dengan nilai pH dalam batas normal, seperti pada bronkopulmonari displasia,
penyakit neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.
Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas normal
dan pH di bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi
dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.
Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH 7,30--
7,40. Asidosis metabolik telah terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.
Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan
kompensasi terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam
batas normal dan pH lebih dari 7,50 misalnya pasien stenosis pilorik dengan
muntah lama.
Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat
serta pH lebih dari 7,50.
Hipoksemia yang tidak terkoreksi. Tekanan oksigen kurang dari 60 mmHg
walau telah diberikan oksigen yang adekuat.
Hipoksemia terkoreksi. Pemberian O2 dapat mengoreksi hipoksemia yang ada
sehingga normal.
Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. Jika pemberian oksigen dapat
meningkatkan tekanan oksigen melebihi normal. Keadaan ini berbahaya pada
bayi karena dapat menimbulkan retinopati of prematurity, peningkatan aliran
darah paru, atau keracunan oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan distribusi oksigen.
11
2.8 Cara Kerja Alat Blood Gas Analyzer
Fungsi alat Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar gas dalam
darah (arteri dan vena) yang dapat dilakukan dengan cepat dan teliti dalam waktu 90
detik untuk satu sampel darah. Standart operasional prosedur :
1) Nyalakan power ON
2) Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara tekan
calibrate kemudian enter. Alat akan melakukan kalibrasi secara otomatis.
3) Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan tekan status
untuk mengetahui kondisi apakah PH, Pco2 dan Po2 kondisinya OK. Jika OK
sample langsung dapat diperiksa. Apabila kondisinya UC (Un Caliblasi)
lakukan kalibrasi yaitu tekan calibrate kemudian enter.
4) Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat sudah siap
melakukan pemeriksaan, tekan Analyzer. Selang pengisap sample akan keluar
secara otomatis kemudian masukan sample bersamaan tekan lagi analyzer
sampai sample terhisap secara otomatis selang akan masuk sendiri.
5) Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID , HB, suhu
badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume oksigen yang
dilorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
6) Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat hasil akan
keluar melalui printer.
12
pengukur elektroda pH terdiri dari kaca khusus dengan membran selektif permeabel
untuk ion hidrogen.
Sebuah listrik potensial bereaksi di permukaan dalam dan luar dari membran
tergantung pada aktivitas log ion hidrogen dalam sampel. Sebuah elektroda bernama
Severinghaus digunakan untuk mengukur PCO2, prinsip pengukuran sama seperti
untuk ion hidrogen, kecuali bagian ujung elektroda ditutupi dengan membran yang
permeabel terhadap gas, sehingga perubahan pH dengan karbon dioksida secara
proporsional menyebar dari sampel ke permukaan elektroda.
Alat analisis gas darah portable tersedia yang dapat digunakan langsung
disamping pasien. alat analisis gas darah Darah menghitung konsentrasi bikarbonat
dengan menggunakan rumus: pH = 6.1 + Log bicarbonate/.0306 x PCO2. Mereka
juga menghitung kandungan oksigen, karbon dioksida total , Base excess dan
persentase saturasi oksigen hemoglobin. Nilai-nilai ini digunakan oleh dokter untuk
menilai tingkat hipoksia dan ketidakseimbangan asam-basa.
13
sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin
beberapa jam.
Suhu : Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan
tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2. Nilai pH
darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2yang
abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara
tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai
oksigenasi darah.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis gas darah merupakan pemeriksaan untuk mengukur keasaman (pH),
jumlah oksigen dan karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan ini digunakan untuk
menilai fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan oksigen ke dalam sirkulasi
darah dan mengambil karbondioksida dari dalam darah Analisis gas darah meliputi
pemeriksaan PO2, PCO3, pH, HCO3, dan saturasi O2.
15
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi Anggi (2010). Pemeriksaan Gas Darah Arteri (Analisa Gas Darah). Diambil dari
http://www.scribd.com//.
Widijijati (2010). Pemeriksaan Gas Darah Arteri (Analisa Gas Darah). Diambil dari
http://www.scribd.com//.
Nimatulizzah (2012). Pemeriksaan Gas Darah Arteri (Analisa Gas Darah). Diambil dari
http://www.slideshare.com//.
16