BAB I
PENDAHULUAN
sampel darah arteri tidak dapat diperoleh suatu sampel vena campuran
Dari keadaan di atas sangat dibutuhkan peran analis dalam AGD yaitu
yang dilakukan AGD, maka penulis tertarik untuk mengangkat “Analisa Gas
Darah”.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah:
6. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa gas darah?
I.3 Tujuan
darah.
gas darah.
BAB II
PEMBAHASAN
darah arteri tida dapat diperoleh suatu sampel vena campuran dapat
metabolik.
yang harus diketahui dalam pemeriksaan gas darah arteri antara lain, pH,
berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah dipakai untuk
atau femoralis.
suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan
2. Mekansime pernafasan
3. Mekanisme ginjal .
n basa
HCO3 22- 26 mEq/L 23 – 27 mEq/L
pH adalah logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen, dan juga
dan terjadi asidemia (status asam dalam darah). Ion H+ turun berakibat pH
fisiologi:
d. Sirkulasi
b. PO2 atau tekanan yang diciptakan oleh O2 yang terlarut dalam plasma
yang dibawa Hb yang berhubungsn dengan jumlah total yang dapat dibawa
Hb. Mayoritas O2 dalam darah dibawa oleh Hb, dan jumlah sangat sedikit
dilarutkan dalam plasma. Persentase saturasi Hb dengan O2 memberikan
Ø Petunjuk Pengambilan :
juga apabila
ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup
emboli otak
langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka
tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari
dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah
menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat,
nyeri
Perdarahan
b. Yang harus diisi dalam blanko pemeriksaan : Identitas pasien, Suhu tubuh
Tekhnik Pengambilan :
kebelakang.
didesinfeksi
jantung.
selama 5 menit.
dan begitu pula sebaliknya. HCO3- juga dapat menjadi abnormal ketika ginjal
harus ditambahkan dalam mmol/l untuk membuat darah memiliki pH 7,4 pada
kondisi PCO2 = 40 mmHg dengan Hb 5,5 g/dl dan suhu 37C 0. BE bernilai
sampai 2 mmol/l
kadar HCO3- juga tinggi sebagai kompensasi tubuh terhadap kondisi asidosis
tersebut. Ventilasi alveolar yang inadekuat dapat terjadi pada keadaan seperti
obat. Kondisi lain yang juga dapat meningkatkan PCO2 adalah keadaan
Alkalosis respiratorik
banyak CO2 yang dilepaskan melalui ekspirasi. Penting bagi dokter untuk
lain diantaranya adalah nyeri hebat, cemas, dan iatrogenik akibat ventilator.
Alkalosis metabolik
Adalah keadaan pH yang meningkat dengan HCO3- yang meningkat
melalui GIT bagian atas, dan pemberian HCO3- atau prekursornya (laktat
sebagai berikut:
normal pH adalah 7, 35- 7,45. berikut ini adalah gambaran rentang pH:
asam dan basa. Penilaian keadaan asam dan basa berdasarkan hasil
campuran.
konsentrasi ion H+. Konsentrasi ion H+ ini diatur dengan sangat ketat, karena
biokimia, termasuk struktur dan fungsi protein, dissosiasi dan pergerakan ion,
serta reaksi kimia obat. Berbeda dengan ion-ion lain, kadar ion H+ dijaga
Sebagian besar asam yang masuk dalam tubuh berasal dari proses
banyak CO2 yang dibuang melalui paru-paru. Mekanisme ini cepat dan
volatil. Mekanisme ini relatif lebih lama (jam sampai hari) jika dibandingkan
mengoreksi penyebabnya
terapi penyebab
2. Terapi penyebab
basa.
bikarbonat.
perbaikan ventilasi.
tekanan CO2 dalam batas normal dan pH lebih dari 7,50 misalnya
gas dalam darah (arteri dan vena) yang dapat dilakukan dengan cepat dan
1. Nyalakan power ON
otomatis.
tekan status untuk mengetahui kondisi apakah PH, Pco2 dan Po2
kemudian enter
4. Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat
clear 2x.
elektroda untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen (H +), yang akan diolah
dengan hasil sebagai pH, dan tekanan parsial oksigen [PO2] dan gas
membran tergantung pada aktivitas log ion hidrogen dalam sampel. Sebuah
pengukuran sama seperti untuk ion hidrogen, kecuali bagian ujung elektroda
permukaan elektroda.
PO2 diukur dengan menggunakan elektroda polarografi (Clark),
oksigen dan karbon dioksida hasilnya bergantung pada suhu reaksi maka
hemoglobin. Nilai-nilai ini digunakan oleh dokter untuk menilai tingkat hipoksia
dan ketidakseimbangan asam-basa.
dengan
dua sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika meningkat
klien
alkalosis
normal
meskipun ada perubahan dalam PaCO 2 dan HCO3 mungkin ada
gangguan
campuran)
2. Perhatikan variable pernafasan (PaCO 2 ) dan metabolik (HCO3) yang
primer
meningkat atau
basa
menunjukkan
terjadi (hal
ini dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai
bergerak
gangguan asam
Hasil BGA :
1. pH asidosis
2. CO2 asidosis
3. HCO3 normal
berupa respiratory acidosis
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam
tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya
akan meningkat.
Antikoagulan
Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai
Suhu
alkalosis sedangkan nilai PCO 2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo
terlatih
heparin untuk
yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri.
1. Lihat pH
Langkah pertama adalah lihat pH. pH normal dari darah antara 7,35 –
7,45. Jika pH darah di bawah 7,35 berarti asidosis, dan jika di atas 7,45
berarti alkalosis.
2. Lihat CO2
Langkah kedua adalah lihat kadar pCO2. Kadar pCO2 normal adalah 35-
Langkah ketiga adalah lihat kadar HCO3. Kadar normal HCO3 adalah 22-
Langkah terakhir adalah lihat kadar PaO2 dan O2 sat. Jika di bawah
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Widya
Medika
Sindhunata.