Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ALAT KESEHATAN ELECTROLYTE ANALYZER

DISUSUN OLEH :

NAMA : ARI RAHMAT HIDAYAT

NIM : 1804022

PROGRAM STUDI D III TEKNIK ELEKTROMEDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Electrolyte
Analyzer ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas perkuliahan
pada bidang mata kuliah Peralatan Laboratorium Klinik Lanjut. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang alat Electrolyte Analyzer bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Supriyanto, selaku dosen mata
kuliah Peralatan Labroratorium Klinik Lanjut yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. saya juga
menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karna itu kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
ELECTROLYTE ANALYZER.............................................................................................................4
A. Teori Dasar....................................................................................................................................4
B. Fungsi Electrolyte Analyzer..........................................................................................................5
C. Bagian-bagian Electrolyte Analyzer..............................................................................................6
D. Prinsip kerja Electrolyte Analyzer.................................................................................................7
E. Prosedur perawatan electrolyte analyzer........................................................................................8
F. Karakteristik electrolyte analyzer..................................................................................................8
G. Prosedur penggunaan electrolyte analyzer.......................................................................................9
SEMI-AUTO CHEMISTRY ANALYZER.........................................................................................10
A. Terori Dasar.................................................................................................................................10
B. Bagian bagian semi-auto chemistry analyzer :................................................................................11
C. Cara Kerja Blok Diagram :.............................................................................................................11
D. Prinsip operasi semi-auto chemistry analyzer.................................................................................12
F. Macam-macam semi-auto chemistry analyzer :...............................................................................13
G. Cara pemeliharaan semi-auto chemistry analyzer :.........................................................................13
H. Cara kalibrasi :.............................................................................................................................14
I . Cara pengoperasian :.......................................................................................................................14
J. Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Pengoperasian semi-auto chemistry analyzer............................14
FULL AUTOMATIC CHEMISTRY ANALYZER............................................................................15
A. Teori Dasar..................................................................................................................................15
B. Bagian bagian dari full automatic chemistry analyzer :...............................................................15
C. Prinsip kerja.................................................................................................................................17
D. Prosedur pemeliharaan.................................................................................................................17
E. Metode pengukuran.....................................................................................................................18
F. Klasifikasi alat.................................................................................................................................18
Kesimpulan..........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21

iii
ELECTROLYTE ANALYZER

A. Teori Dasar
Elektrolit analyzer  merupakan  alat yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi
klinik, guna mengetahui kadar hemoglobin, lekosit, trombosit dan hematokrit pasien yang
dirawat.

Elektrolit analyzer dapat mendeteksi ion garam anorganik, ion kalsium sampel bahan
kecil, dll . Elektrolit analyzer telah menggunakan metode ion elektroda selektif untuk
mencapai pengukuran tepat dari pengujian. Aparat adalah enam elektroda: natrium, kalium
dan klorin, ion kalsium, lithium dan elektroda CST. Masing-masing memiliki elektroda
selektif ion film, akan diukur dan sampel tanggapan ion yang sesuai, membran penukar ion,
dan reaksi muatan ionik dan mengubah potensial membran, dapat mendeteksi cairan, sampel
dan potensi membran antara. Film di kedua sisi nilai dua diuji listrik potensial akan
menghasilkan, sampel saat ini, elektroda referensi, referensi elektroda cair bentuk "loop" sisi,
membran, elektroda internal yang cair, elektroda internal sisi lain.
Internal elektroda cairan dan sampel perbedaan antara konsentrasi ion akan bekerja pada
kedua sisi elektroda film di tegangan elektrokimia menciptakan, melalui tegangan tinggi dari
konduktansi dari elektroda internal untuk menyebabkan penguat, elektroda referensi juga
menyebabkan lokasi penguat. Melalui tes yang dikenal justru konsentrasi larutan standar ion
untuk kurva kalibrasi, dan sampel uji konsentrasi ion.
Dalam kimia, elektrolit adalah setiap zat yang mengandung ion bebas yang membuat
substansi elektrik konduktif. Elektrolit yang paling khas adalah solusi ionik, tetapi elektrolit
cair dan elektrolit padat juga mungkin.
Elektrolit umumnya ada sebagai solusi dari asam, basa atau garam. Selain itu, beberapa gas
dapat bertindak sebagai elektrolit pada kondisi suhu tinggi atau tekanan rendah. Larutan
elektrolit juga dapat hasil dari pembubaran beberapa polimer biologis (misalnya, DNA,
polipeptida) dan sintetis (misalnya, sulfonat polistirena), polielektrolit disebut, yang
mengandung dibebankan kelompok fungsional.
Larutan elektrolit biasanya terbentuk ketika sebuah garam ditempatkan dalam pelarut seperti
air dan memisahkan komponen individu karena interaksi antara molekul pelarut

4
termodinamika dan zat terlarut, dalam proses yang disebut solvasi. Misalnya, ketika garam
meja, NaCl, ditempatkan dalam air, garam (solid) larut menjadi elemen-elemen komponen,
menurut reaksi disosiasi NaCl (s) → Na + (aq) + Cl - (aq).
Hal ini juga mungkin bagi zat untuk bereaksi dengan air ketika mereka ditambahkan
ke dalamnya, menghasilkan ion, misalnya, gas karbon dioksida larut dalam air untuk
menghasilkan larutan yang mengandung hidronium, karbonat, dan ion hidrogen karbonat.
Perhatikan bahwa garam elektrolit cair dapat juga. Sebagai contoh, ketika natrium klorida
cair, cairan melakukan listrik.
Elektrolit dalam larutan dapat digambarkan sebagai''''terkonsentrasi jika memiliki
konsentrasi tinggi ion, atau''''encer jika memiliki konsentrasi rendah. Jika proporsi yang
tinggi''''dari berdisosiasi terlarut ke bentuk ion bebas, elektrolit kuat''''; jika sebagian besar zat
terlarut tidak memisahkan, elektrolit''''lemah. Sifat-sifat elektrolit dapat dieksploitasi dengan
menggunakan elektrolisis untuk mengekstrak unsur-unsur dan senyawa yang terkandung
dalam solusi.

5
B. Fungsi Electrolyte Analyzer
Elektrolit analyzer  merupakan  alat yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi
klinik, guna mengetahui kadar hemoglobin, lekosit, trombosit dan hematokrit pasien yang
dirawat.

Tujuan Pemeriksaan Panel Elektrolit :

1.Menentukan apakah jenis larutan infus yang sesuai (Pratindakan) untuk beberapa kasus
syok (khususnya Hipovolemik).Syok hipovolemik adalah kondisi ketidakmampuan jantung
memasok darah yang cukup ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang. Kurangnya
pasokan darah ini umumnya dipicu oleh pendarahan yang terbagi menjadi dua, yaitu
pendarahan luar (akibat cedera atau luka benda tajam) dan pendarahan dalam (akibat infeksi
pada saluran pencernaan).
2.Menentukan tujuan pemberian infus (Resusitasi atau Rumatan/Terapi)
3.Kontrol kondisi cairan tubuh pasien pada saat Resusitasi dan/atau terapi cairan & obat
4.Monitor kondisi pasien saat & pasca operasi.
5.Mengetahui kondisi cairan tubuh pasien pasca terapi & pengobatan.
Pemeriksaan elektrolit :
Metode yang paling banyak digunakan adalah metode ISE (Ion Selective Electrodes
Dilakukan pada kondisi pasien tertentu :
 Pasien Syok, terutama Syok Hipovolemik :
 Dehidrasi, Luka Bakar, Luka Terbuka
 Umumnya mengalami kekurangan cairan
 Minus hampir semua elektrolit ,terutama Na, Cl & K
 Pasien gangguan Ginjal
 Ginjal tidak sempurna menyaring & mengolah cairan tubuh, sehingga tubuh terlalu
banyak kehilangan cairan.
 Pasien gangguan Jantung (Khususnya gangguan AritmiaJantung)
 Kelebihan atau kekurangan ion K (Hiperkalemia &
Hipokalemia) dalam tubuh beresiko terhadap Aritmia Jantung
Perlu dipantau untuk mendapatkan kondisi yang pas.

6
Manfaat Electrolyte Analyzer :
1. Natrium     : fungsinya sebagai  penentu utama osmolaritas dalam darah dan
pengaturan volume ekstra sel.
2. Klorida      : fungsinya mempertahankan tekanan osmotik, distribusi air pada berbagai
cairan tubuh dan keseimbangan anion dan kation dalam cairan ekstrasel.
3. Magnesium : Berperan penting dalam aktivitas elektrik jaringan, mengatur pergerakan
Ca2+ ke dalam otot serta memelihara kekuatan kontraksi jantung dan kekuatan
pembuluh darah tubuh.
4. Kalsium     : fungsi utama kalsium adalah sebagai penggerak dari otot-otot, deposit
utamanya berada di tulang dan gigi, apabila diperlukan, kalsium ini dapat berpindah
ke dalam darah.
5. Kalium       : fungsinya mempertahankan  membran potensial elektrik dalam tubuh

C. Bagian-bagian Electrolyte Analyzer :

1. Bagian pengambilan sampel


Pada bagian ini berfungsi untuk mengambil atau menentukan sample yang
digunakan dalam suatu pengukuran pada alat Electrolyte analyzer ini. Pada bagian ini
juga terdapat beberapa komponen diantaranya yaitu plat konduktif, rel penuntun, alas,
alas terisolasi dan blok terkunci.
2. Sensor fotoelektrik
Pada bagian ini terdapat sensor fotoelektrik yang berfungsi untuk mendeteksi
benda yang melewati radiasi sinar yang dipancarkan oleh sensor, yang kemudian
dipantulkan kembali ke receiver sensor.
3. Bagian pengambilan sampel jarum
Pada bagian ini terdapat beberapa komponen penyusun diantaranya yaitu
bracked, handle, wheel, jarum pengambilan sampel dan sakelar fotoelektrik dan
seterusnya yang berfungsi untuk menghisap cairan sampel, dan angkut waktu yang
sama pada ISE-1 dan ISE-2 dan reagen ke dalam kelompok elektrodanya.
4. Piring kelenjar
Pada bagian ini merupakan gabungan dari piring tetap, tabung kelenjar dan
dasi-in. yang berfungsi untuk menghubungkan bagian fluidic.
5. Tabung tertutup

7
6. Penyatu 4-arah

Pada bagian penyatuan 4-arah ini dikombinasikan dari 3 inlet dan 1 pintu keluar,
3 inlet menghubungkan CAL-2 dan udara, pintu keluar menghubungkan dasi-in di bawah
plat kelenjar.
7. katup ISE-2
Katup atau klep atau valve sangat berperan penting untuk menjaga kinerja pada alat
agar tetap optimal, fungsi dari katup sendiri yaitu untuk membuka dan menutup saluran gas
baru dan saluran gas buangan pada ISE-2.
8. katup ISE-1
Katup atau klep atau valve sangat berperan penting untuk menjaga kinerja pada alat
agar tetap optimal, fungsi dari katup sendiri yaitu untuk membuka dan menutup saluran gas
baru dan saluran gas buangan pada ISE-1.
9. Pompa peristaltik
Pada bagian ini terdapat pompa peristaltik yang berfungsi untuk memompa
cairan atau sampel yang digunakan dalam suatu pengukuran pada alat Electrolyte analyzer.
10. Reagen ISE-1
11. Reagen ISE-2
12. Waste bottle (botol limbah)

D. Prinsip kerja Electrolyte Analyzer


Pengukuran electrolytesElectrolytes diukur dengan proses yang dikenal sebagai
potensiometri. Metode ini mengukur tegangan yang berkembang antara permukaan dalam
dan luar elektroda selektif ion. Elektroda (membran) terbuat dari bahan yang selektif
permeabel untuk ion yang diukur. Misalnya, natrium elektroda terbuat dari formula kaca
khusus yang selektif mengikat ion natrium. Bagian dalam elektroda diisi dengan cairan yang
mengandung ion natrium, dan bagian luar membran kaca direndam dalam sampel. Perbedaan
potensial berkembang melintasi membran kaca yang tergantung pada perbedaan konsentrasi
natrium (aktivitas) di dalam dan di luar membran kaca. Potensi ini diukur dengan
membandingkannya dengan potensi elektroda referensi. Karena potensi elektroda referensi
tetap konstan, perbedaan tegangan antara dua elektroda tersebut diberikan untuk konsentrasi
natrium dalam sampel. Ion membran selektif dapat dibuat dari bahan selain kaca. Sebagai
contoh, valinomisin antibiotik digunakan untuk membuat kalium-mengukur
elektroda. Ionofor pembawa netral selektif untuk lithium, kalsium, dan magnesium juga

8
digunakan untuk pengukuran zat ini dalam kedokteran laboratorium. Ion elektroda selektif
dapat digunakan untuk mengukur darah utuh, serum, atau plasma karena mereka menanggapi
aktivitas elektrolit dalam fasa air dari sampel saja. Salah satu aspek penting dari pengukuran
elektrolit adalah artefak (hasil yang salah) disebut pseudohyponatremia yang mungkin terjadi
saat natrium diukur dengan menggunakan sampel darah diencerkan. Hal ini terjadi ketika
plasma mengandung lipid terlalu tinggi atau protein. Padatan ini menggantikan air plasma
dari spesimen, sehingga pengukuran rendah natrium yang tidak terjadi dengan sampel murni.
Jumlah kalsium dan magnesium biasanya diukur dengan prosedur kolorimetri disebut
tes mengikat pewarna. Kalsium dipindahkan dari protein dengan asam encer atau alkali dan
bereaksi dengan pewarna (Arsenazo III atau complexone cresolphthalein) untuk membentuk
produk berwarna. Ketika crosolphthalein complexone digunakan, 8-hydroxyquinoline
ditambahkan untuk mengikat magnesium yang juga bereaksi dengan pewarna ini. Magnesium
umumnya diukur dengan reaksinya dengan pewarna yang disebut calmagite. Sebuah kalsium
chelator seperti EGTA ditambahkan untuk mencegah gangguan dari kalsium. Kalsium dan
magnesium dapat diukur dengan spektrofotometri serapan atom. Prosedur ini lebih kompleks
daripada metode kolorimetri, tetapi juga lebih akurat. Fosfor diukur dengan mereaksikan
dengan amonium molibdat pada pH asam. Laju pembentukan amonium fosfomolibdat diukur
pada 340 nm dan sebanding dengan konsentrasi fosfor anorganik (mono-dan dihidrogen
fosfat) dari sampel.

E. Prosedur perawatan electrolyte analyzer


1. Hisapkan protein removing laiknya sampel
2. Lakuakn berulang-ulangTrouble shooting
         Na, Ca, K, Cl over flow ³solusi : bersihkan aspirasi system (terjadi
sumbatan),             lakukan penggantian iner solution ion elektroda´
         Pipet tidak menghisap (no sampel) ³solusi : bongkar dan bersihkan system
aspirasi             (terjadisumbatan)´
3. Nilai tidak sesuai (terlalu tinggi atau rendah) ³solusi : lakuakn kalibrasi ulang dan   baca
sampel calibration solution

F. Karakteristik electrolyte analyzer


         Perawatan diri membuat elektroda gratis
         Modus tidur untuk menghemat reagen
         Kecepatan rapid test: 30 detik / test
          Min volume konsumsi sampulle: ≤65m 
         Pack reagen untuk menghindari polusi

9
         Penyimpanan ≥1000 catatan
         Otomatis satu titik dan dua titik kalibrasi dengan kalibrasi manual tambahan
         Fungsi uji diri dengan petunjuk untuk memecahkan masalah
         Layar LCD lebar (240 × 128)
         Dot matrix atau thermal printer pada permintaan
          Keypad numerik untuk operasi nyaman
          Acak memilih kombinasi, K, Na, Cl, Ca, pH
         Prosedur pembersihan yang efisien tinggi, terbaik untuk sampulles lemak
         Kalibrasi otomatis pada alarm
          Tinggi, menengah dan rendah nilai QC tersedia untuk menyesuaikan linearitas
         RS232 port yang tersedia
         Kemiringan dan mencegat disesuaikan untuk memastikan akurasi dan linearitas
         Alert pemeliharaan elektroda
         Wadah tertutup untuk kedua mengkalibrasi dan limbah, yang mencegah polusi bio-
organik
         Autosampuller Volume: 39 sampulles
G. Prosedur penggunaan electrolyte analyzer

1.    Hidupkan power on yang ada dibelakang alat


2.    Proses inisialisasi alat’ alat dalam stand by
3.    Lakukan proses CAL 2’ alat dalam kondisi ready
4.     Inser sampel serum (automatic sampeling) tarik tangkai jarum
5.    Ada suara BIB masukan kembali tangkai jarum
6.    Proses menginstrumen
7.    Finish
Variasi type alat :
Variasi Parameter yang dapat diukur :
Sodium (Na), Potassium (K), Chloride (Cl), Calcium
(Ca), Lithium (Li), dan Bicarbonate (TCO2) plus pH
- Tergantung dari Seri alat
Contoh beberapa model alat ISE, dapat mengukur
parameter:
Na+, K+, Cl-
Na+, K+, Cl-, Ca2+, PH
Na+, K+, Cl-, TCO2
Na+, K+, Cl-, Li+

10
Na+, K+, Cl-, Ca2+, TCO2, PH

SEMI-AUTO CHEMISTRY ANALYZER

A. Terori Dasar
Semi auto chemistry analyzer atau sering disebut dengan Photometer adalah alat untuk
menangkap kekuatan cahaya atau interaksi cahaya. Komponen-komponen photometer
hampir sama dengan spektrophotometer meliputi sumber cahaya yaitu lampu halogen,
kemudian filter, tempat sample atau kuvet, detector, dan sample klinis yaitu serum darah.

11
B. Bagian bagian semi-auto chemistry analyzer :
1. Selang aspirator untuk menghisap sampel untuk dianalisis.

2. Pompa peristaltic untuk menghisap sampel dari kuvet dan menuju pembuangan.

3. Kuvet untuk tempat meletakkan sample.

4. Inkubator untuk menyamakan kondisi dengan yang sebenarnya dan agar hasilnya

sempurna.

5. Waste (pembuangan) untuk wadah pembuangan cairan yang telah dianalisis oleh

photometer.

6. Selang peristaltic untuk membantu kerja pompa peristaltic yang bersifat elatis

dan menjadi jalur mengalirnya sample untuk dianalisis.

A. Prinsip kerja semi-auto chemistry analyzer

C. Cara Kerja Blok Diagram :


Lampu halogen sebagai sumber cahaya merupakan cahaya Polychromatic yang
mempunyai panjang gelombang 400-800 nm memancarkan cahayanya yang masuk ke
Monochomator. Monochomator disini merupakan alat untuk menguraikan spektrum warna
dari cahaya. Di dalam Monochomator ini, cahaya Polychromatic diuraikan menjadi
Monochromatic. Selanjutnya dari Monochromator, cahaya masuk ke Filter. Filter ini
berfungsi memilih atau melewatkan hanya 1 spectrum cahaya saja sesuai dengan unsur yang
akan di ukur. Karena setiap atom hanya akan menyerap spectrum yang sesuai dengan energi
atom itu sendiri. Cahaya yang keluar dari Filter (I0) menyinari cuvette, sehingga molekul di

12
dalam cuvette akan mengabsorbsi sebuah eneri cahaya (foton) dengan jarak gelombang
tertentu dan menghasilkan It. Cuvette disini merupakan tempat menaruh sample yang akan
diperiksa.
Cahaya yang keluar dari cuvette (It) ditangkap oleh detektor. Detektor disini merupakan
sensor untuk merubah energi cahaya menjadi bentuk energi (sinyal-sinyal) listrik yang
selanjutnya dikuatkan oleh Amplifier lalu di converter oleh ADC, dimana ADC disini
berfungsi mengubah data analog menjadi data digital. Kemudian dari ADC diolah oleh
Microcontroller dan ditampilkan ke display.

D. Prinsip operasi semi-auto chemistry analyzer :


1) CFA (Continuous Flow Analyzer)
Dalam CFA aliran continue dari material dibagi dengan gelembung udara ke segmen
diskrit di mana reaksi kimia terjadi. Aliran terus-menerus sampel cair dan reagen
digabungkan dan diangkut dalam gulungan tubing dan pencampuran. Tubing melewati
sampel dari satu alat untuk yang lain dengan alat masing-masing melakukan fungsi yang
berbeda, seperti distilasi, dialisis, ekstraksi, pertukaran ion, pemanasan, inkubasi, dan
rekaman berikutnya dari sinyal. Sebuah prinsip penting dari sistem ini adalah pengenalan
gelembung udara. Gelembung udara setiap segmen sampel ke dalam paket diskrit dan
bertindak sebagai penghalang antara paket untuk mencegah kontaminasi silang saat mereka
melakukan perjalanan di sepanjang pipa. Gelembung udara juga membantu pencampuran
dengan menciptakan aliran turbulen (aliran bolus), dan menyediakan operator dengan cek
cepat dan mudah dari karakteristik aliran cairan. Sampel dan standar diperlakukan dengan
cara yang persis sama saat mereka melakukan perjalanan panjang pipa, menghilangkan
perlunya sinyal steady state, namun, karena adanya gelembung membuat profil gelombang
hampir persegi, membawa sistem ke keadaan stabil tidak secara signifikan menurunkan
throughput (generasi ketiga CFA analisis rata-rata 90 atau lebih sampel per jam) dan
diinginkan dalam sinyal steady state (keseimbangan kimia) yang lebih akurat.
2) FIA (Flow Injection Analyzer)
Metode FIA dapat digunakan untuk kedua reaksi cepat serta reaksi lambat. Untuk
reaksi lambat, pemanas sering dimanfaatkan. Reaksi ini tidak perlu untuk mencapai
penyelesaian karena semua sampel dan standar yang diberikan pada periode yang sama untuk
bereaksi. Untuk tes yang khas biasanya diukur dengan FIA (misalnya, nitrit, nitrat, amoniak,
fosfat) tidak jarang untuk memiliki throughput 60-120 sampel per jam. Metode FIA dibatasi
oleh jumlah waktu yang diperlukan untuk memperoleh sinyal terukur sejak waktu tempuh
melalui pipa cenderung untuk memperluas puncak ke titik di mana sampel dapat saling

13
menyatu. Sebagai aturan umum, metode FIA tidak boleh digunakan jika sinyal yang memadai
tidak dapat diperoleh dalam waktu dua menit, dan sebaiknya kurang dari satu menit
F. Macam-macam semi-auto chemistry analyzer :
1.      Autoanaliser untuk pemeriksaan hematologi
Adalah alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung
dan mengukur sel-sel darah secara otomatis berdasarkan variasi impedansi aliran listrik atau
berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow
cytometer. Flow cytometri adalah metode pengukuran jumlah dan sifat-sifat sel yang
dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit. Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut
sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan
jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk
inti sel. Pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh autoanaliser jenis ini adalah kadar Hb, Jumlah
sel-sel darah ( eritrosit, lekosit, trombosit) , Jenis lekosit, hematokrit, dsb.
2.      Autoanaliser untuk pemeriksaan kimia klinik
Autoanaliser ini digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik, yaitu mengukur kadar zat-
zat yang terkandung dalam darah, contohnya adalah glukosa, asam urat, SGOT, SGPT,
kolesterol, trigliserid, gamma GT, albumin,dsb. Prinsip dari alat ini adalah melakukan
prosedur pemeriksaan kimia klinik secara otomatis mulai dari pemipetan sampel,
penambahan reagen, inkubasi, serta pembacaan serapan cahayanya. Kelebihan autoanaliser
adalah bahwa tahapan analitik dapat dilakukan dengan cepat dan bisa digunakan untuk
memeriksa sampel dengan jumlah banyak secara bersamaan.
G. Cara pemeliharaan semi-auto chemistry analyzer :

1. Alat ditempatkan pada ruangan bersuhu dan kelembaban tetap (ber-AC).


2. Alat ditempatkan pada meja yang datar dan permanen.
3. Sebelum dan setelah menggunakan instrument tesebut, harus dicuci
minimal 10 kali.
4. Setelah digunakan, selang peristaltic harus dikembalikan pada keadaan
semula.
5.Instrument harus dibersihkan dari debu.

14
H. Cara kalibrasi :
Untuk autoanaliser kimia klinik, cara kalibrasinya adalah dengan menggunakan serum
control. Serum yang sudah diketahui komposisi dan kadarnya diperiksa dengan menggunakan
autoanaliser seperti memeriksa sampel. Hasil yang didapat dibandingkan dengan kadar serum
control. Jika masih dalam range, maka autoanaliser masih memberikan hasil yang valid
sehingga dapat digunakan untuk memeriksa sampel.
Begitu juga untuk autoanaliser hematologi, digunakan darah yang konsentrasinya sudah
diketahui dengan pasti. Darah control tersebut dilakukan pemeriksaan sama seperti
pemeriksaan sampel lalu hasilnya dibandingkan dengan kadar darah control sebenarnya.
Kalibrasi yang seperti dijelaskan di atas dilakukan setiap hari sebelum melakukan
pemeriksaan pada sampel sehingga hasil yang didapatkan akurat.

I . Cara pengoperasian :
Persiapan Sample
1. Photometer disambungkan dengan sumber arus listrik.
2. Tekan tombol power on.
3. Instrument dibiarkan stabil dengan didiamkan sekitar 10 menit.
4. Selang peristaltic dan pompa dihubungkan.
5. Sebelum digunakan untuk analisis sample, alat dicuci dahulu denganaquabidest dengan
cara selang aspirator dicelupkan ke dalam aquabidest, lalutekan tombol washing pada
monitor. Aquabidest akan terhisap ke dalam alatdan dilakukan proses pencucian. Pencucian
dilakukan untuk mendorong gelembung-gelembung udara atau kontaminan yang terdapat di
dalam selang untuk masuk ke pembuangan. Pencucian dilakukan 10 kali.

J. Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Pengoperasian semi-auto chemistry analyzer


1. Pastikan Alat sudah Ready
2. Sampel darah sudah menjadi serum
3. Teliti saat mengambil serum dengan mikropipet, perhatikan juga posisi
pemipetannya apakah sudah benar atau belum
4. Ikuti petunjuk penggunaan reagent yang akan dipakai/diperiksa
5. Tidak ada kekurangan sampel, entah itu berupa gelembung udara atau pemipetan
yang tidak sesuai
6. Setelah yakin serum yang diambil sudah benar, pastikan juga saat melakukan
running sampel, serum yang dihisap oleh alat photometer sudah terhisap semua

15
FULL AUTOMATIC CHEMISTRY ANALYZER

A. Teori Dasar
Alat untuk mengukur konsentrasi atau aktivitas dari suatu protein, karbohidrat, lipid,
elektrolit, enzim atau molekul kecil dalam cairan tubuh seperti darah, serum, plasma atau air
seni.

Full Automatic Chemistry Analyzer atau yang biasa disebut dengan Clinical
chemistry analyzer merupakan alat yang bekerja secara full otomatis yang berfungsi
untuk melakukan pengukuran konsentrasi atau aktivitas dari suatu protein, karbohidrat,
lipid, elektrolit, enzim atau molekul kecil dalam cairan tubuh seperti darah, serum, plasma
atau air seni.

16
B. Bagian bagian dari full automatic chemistry analyzer :

 Probes Connection Board

Pada bagian ini adalah board atau papan yang berfungsi untuk menghubungkan probe
dengan probe lainnya.

 Reagent Refrigeration Board

Pada bagian ini adalah board atau papan yang berfungsi sebagai sirkuit pendingin,
mengendalikan suhu di kompartemen reagen dengan megendalikan dua komponen peltier.
Power 12V untuk penggemar papan utama terhubung ke papan pendingin terlebih dahulu,
dan kemudian didistrubusikan ke kipas. dan pada bagian ini juga dapat menerima sinyal
umpan balik dari baki reaksi di fan atau kipas.

 Main Board

Pada bagian ini merupakan papan utama yang berfungsi sebagai pusat kontrol alat
analisis. Pada bagian ini terdapat beberapa sistem kontrol

 Sample / Reagent Disc

Terdapat beberapa bagian dari bagian ini diantaranya yaitu sebagai berikut:

- Lingkaran dalam terdapat 40 posisi untuk volume botol reagen (20ml dan 40ml).

- Lingkaran luar terdapat 40 posisi untuk sampel.

 Wind Channel (Saluran angin)

Pada bagian ini berfungsi sebagai saluran angina baik inlet maupun outlet.
 Sample / Reagent Probe
Pada bagian ini terdapat beberapa fungsi diantaranya yaitu
sebagai berikut:
- Cuci otomatis.
- Deteksi level dan lacak volume reagen.
- Safeguard (ada per atas probe).
- Secara otomatis sistem pemanasan awal reagen ON.

17
 Mixing bar
Pada bagian ini terdapat beberapa fungsi diantaranya yaitu sebagai berikut:
- Campuran pada posisi tetap
- Mirip dengan rakitan mengemudi ke pipet atau cara kerja mirip dengan pipet (bagiian
knurled 3 Cm lebih pendek).
 Position to add cuvette
Pada bagian ini berfungsi sebagai posisi yang digunakan untuk menambahkan kuvet atau
tempat sampel.
 A/D Conversion Board
Pada bagian ini terdapat beberapa fungsi diantaranya yaitu sebagai berikut:
- Berfungsi untuk memfilter, menguatkan dan menyesuaikan keuntungan dari 10 saluran
sinyal fotoelektrik.
- Sebagai gating multi-arah.
- Sebagai converter A/D dan sirkuit gating kontrol yang relevan.
 Reaction diss
Pada bagian alat Full Automatic Chemistry Analyzer terdapat Refrigeration chamber
yang berfungsi sebagai wadah atau ruang pendingin.
Radiator pada bagian tersebut berfungsi sebagai penukar panas yang digunakan untuk
memindahkan energi panas dari satu medium ke medium lain yang tujuannya untuk
mendinginkan maupun memanaskan.

18
C. Prinsip kerja
Lampu halogen sebagai sumber cahaya merupakan cahaya Polychromatic yang
mempunyai panjang gelombang 400-800 nm memancarkan cahaya nya yang
masuk ke Monochomator. Monochomator disini merupakan alat untuk menguraikan
spectrum
warna dari cahaya. Di dalam Monochomator ini, cahaya Polychromatic diuraikan
menjadi Monochromatic. Selanjutnya dari Monochromator, cahaya masuk ke
Filter. Filter ini berfungsi memilih atau melewatkan hanya 1 spectrum cahaya
saja sesuai dengan unsur yang akan di ukur. Karena setiap atom hanya akan
menyerap spectrum yang sesuai dengan energi atom itu sendiri. Cahaya yang
keluar dari Filter (I0) menyinari cuvette, sehingga molekul di dalam cuvette akan
mengabsorbsi sebuah eneri cahaya (foton) dengan jarak gelombang tertentu dan
menghasilkan It. Cuvette disini merupakan tempat menaruh sample yang akan
diperiksa.
Cahaya yang keluar dari cuvette (It) ditangkap oleh detektor. Detektor disini
merupakan sensor untuk merubah energi cahaya menjadi bentuk energi (sinyal-
sinyal) listrik yang selanjutnya dikuatkan oleh Amplifier lalu di converter oleh
ADC, dimana ADC disini berfungsi mengubah data analog menjadi data digital.
Kemudian dari ADC diolah oleh Microcontroller dan ditampilkan
ke display.

D. Prosedur pemeliharaan
Adapun prosedur pemeliharaan yang harus dilakukan pada alat ini adalah sebagai
berikut:
1. Suhu ruangan
2. Lakukan control secara berkala
3. Selalu cek reagent
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Sampel jangan sampai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah
ditambahkan antikoagulan.
2. Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena akan merusak hasil jika
terhisap.

19
20
E. Metode pengukuran
Adapun metode yang digunakan dalam pengukuran pada alat Electrolyte
Analyzer yaitu dengan menggunakan metode Ion Selective Electrode atau yang
sering disebut dengan ISE. Metode ISE merupakan metode yang sangat umum
digunakan dalam suatu pengukuran pada alat Electrolyte Analyzer. Prinsip dasar
dari metode ISE (Ion Selective Electrode) adalah sebagai berikut:
1. Ion spesifik (dari sampel) akan ditangkap oleh Electrode Spesifik (pada alat)
2. Elektrode tertentu hanya sensitif terhadap Ion tertentu pula.
F. Klasifikasi alat

Jika dilihat berdasarkan kelebihan alat, terdapat beberapa klasifikasi


diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Perawatan diri membuat elektroda gratis.
2. Modus tidur untuk menghemat reagen.
3. Kecepatan rapid test: 30 detik / test.
4. Minimal volume konsumsi sampulle: ≤65m.
5. Pack reagen untuk menghindari polusi.
6. Penyimpanan ≥1000 catatan.
7. Otomatis satu titik dan dua titik kalibrasi dengan kalibrasi manual tambahan.
8. Fungsi uji diri dengan petunjuk untuk memecahkan masalah.
9. Layar LCD lebar (240 × 128).
10. Dot matrix atau thermal printer pada permintaan.
11. Keypad numerik untuk operasi nyaman.
12. Acak memilih kombinasi, K, Na, Cl, Ca, pH.
13. Prosedur pembersihan yang efisien tinggi, terbaik untuk sampulles lemak.
14. Kalibrasi otomatis pada alarm.
15. Tinggi, menengah dan rendah nilai QC tersedia untuk menyesuaikan
linearitas.
16. RS232 port yang tersedia.
17. Kemiringan dan mencegat disesuaikan untuk memastikan akurasi dan
linearitas.
18. Alert pemeliharaan elektroda.

21
19. Wadah tertutup untuk kedua mengkalibrasi dan limbah, yang mencegah polusi
bio-organik.
20. Autosampuller Volume: 39 sampulles.

22
Kesimpulan
Elektrolit analyzer  merupakan  alat yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi
klinik, guna mengetahui kadar hemoglobin, lekosit, trombosit dan hematokrit pasien yang
dirawat. Elektrolit analyzer dapat mendeteksi ion garam anorganik, ion kalsium sampel bahan
kecil, dll . Elektrolit analyzer telah menggunakan metode ion elektroda selektif untuk
mencapai pengukuran tepat dari pengujian

Autoanalyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi dengan
sistem sequensial multiple analysis. Alat ini mempunyai kemampuan pemeriksaan yang lebih
banyak berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis. Alat ini mampu menggantikan
prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium, rumah sakit, dan industri. Auto-
analyzer dapat digunakan untuk menganalisa kandungan air, gas, mineral, logam, dan
material biologis dari suatu larutan.
Full Automatic Chemistry Analyzer atau yang biasa disebut dengan Clinical
chemistry analyzer merupakan alat yang bekerja secara full otomatis yang berfungsi
untuk melakukan pengukuran konsentrasi atau aktivitas dari suatu protein, karbohidrat,
lipid, elektrolit, enzim atau molekul kecil dalam cairan tubuh seperti darah, serum, plasma
atau air seni.

23
DAFTAR PUSTAKA
http://yanialkarim.blogspot.com/2015/10/elektolite-analizer-k-lite-yani-ode.html

http://takbir014.blogspot.com/2016/01/alat-elektrolyte-analyzer.html

http://wahyuponcoadi.blogspot.com/2012/12/elektrolyte-analyzer.html

https://mohamadsofie.blogspot.com/2014/09/autoanalyzer-chemistry-analyzer.html

24

Anda mungkin juga menyukai