Anda di halaman 1dari 13

CLINICAL CHEMISTRY ANALYZER

MAKALAH INSTRUMENTASI II
Disusun oleh:
Yunita Elisya
Reguler 1
14340040

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kekuatan, rahmat dan karunia-Nya, sehingga proses penulisan makalah
Instrumentasi II yang berjudul Clinical Chemistry Analyzer ini dapat berjalan lancar.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus kami selesaikan dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi II. Penulis menyadari bahwa terselesainya
makalah ini tidak semata-mata dari jerih payah penyusun sendiri, melainkan atas
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Sigit Purnomo, S.ST.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalan ini dapat terselesaikan.
3. Serta teman-teman yang telah banyak membantu penulis, baik berupa saran,
kritik, dan bantuan lainnya, sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita khususnya keluarga besar Poltekkes
Kemenkes Tanjung Karang.

Bandar Lampung, 25 April 2015

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

i
ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II. PEMBAHASAN
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan dalam analisis kimia klinik menciptakan suatu alat yang pada
prinsipnya memudahkan manusia untuk mengerjakan suatu sampel. Teknisi
laboratorium dituntut untuk mampu menganalisa. Menganalisa suatu analisa kimia
klinis otomatis yang mengakomodasi berbagai kebutuhan laboratorium kecil.
Dewasa ini, telah banyak mucul berbagai alat canggih yang dilengkapi dengan
sistem sequensial multIple analysis yang digunakan untuk analisa kimia dalam
laboratorium. Salah satu alat canggih tersebut adalah Clinical Chemistry Analyzer
atau Autianalisier untuk kimia klinik. Autoanaliser didesign untuk bekerja dengan
ketelitian tinggi dan dengan waktu yang cepat serta dapat menangani banyak

iii
1
1
2
3
10
11

sampel sekaligus. Clinical chemistry analyzer itu sendiri adalah alat pemeriksaan
kimia klinik yang mencakup pemeriksaan dalam darah, cairan tubuh dan urin.
.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang diperoleh adalah:
.2.1 Apa yang dimaksud dengan Autoanalyzer/Chemistry Analyzer?
.2.2 Bagaimana prinsip penggunaan Autoanalyzer?
1.2.3 Apa saja macam-macam Autoanalyzer?
1.2.4 Apa yag dimaksud dengan Clinical Chemistry Analyzer?
1.2.5 Bagaimana cara kalibrasi Autoanalyzer?
.3 Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah:
1.3.1 Mahasiswa/i dapat mengetahui secara jelas definisi dari
Autoanalyzer/Chemistry Analyzer.

1
1.3.2 Mahasiswa/i dapat mengetahui prinsip penggunaan Autoanalyzer.
.3.4
Mahasiswa/i dapat mengetahui macam-macam Autoanalyzer.
1.3.5
Mahasiswa/i dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Clinical
Chemistry Autoanalyzer.
1.3.6
Mahasiswa/i dapat mengetahui cara kalibrasi Autonalyzer.

2
BAB II. PEMBAHASAN
.1 Autoanalyzer (Chemistry Analyzer)
Autoanalyzer adalah analisa otomatis menggunakan teknik aliran khusus
bernama analisis aliran kontinu (CFA), diciptakan pada tahun 1957 oleh Leonard
Skeggs, PhD dan pertama dibuat oleh Corporation Technicon. Aplikasi pertama
adalah untuk klinis (medis) analisis. Autoanalyzer sangat mengubah karakter
laboratorium pengujian kimia dengan memungkinkan peningkatan yang signifikan
dalam jumlah sampel yang dapat diolah. Desain didasarkan pada pemisahan aliran
terus mengalir dengan gelembung udara sebagian besar mengurangi lambat,
ceroboh, dan kesalahan metode manual rawan analisis.
Autoanalyzer (Chemistry Analyzer) merupakan salah satu alat laboratorium
canggih yang dilengkapi dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini
mempunyai kemampuan pemeriksaan yang lebih banyak berfungsi untuk analisa
kimia secara otomatis. Alat ini mampu menggantikan prosedur-prosedur analisis
manual dalam laboratorium, rumah sakit, dan industri. Autoanalyzer dapat
digunakan untuk menganalisa kandungan air, gas, mineral, logam, dan material
biologis dari suatu larutan.
Jenis-jenis tes yang dibutuhkan meliputi tingkat enzim (seperti banyak dari tes
fungsi hati), tingkat ion (misalnya natrium dan kalium), dan lainnya (seperti
glukosa, albumin serum, atau kreatinin). Ion sederhana sering diukur dengan

elektroda selektif ion, yang memungkinkan satu jenis ion melalui, dan perbedaan
mengukur tegangan Enzim dapat diukur dengan tingkat mereka mengubah salah
satu zat warna yang lain, Dalam tes ini, hasil untuk enzim yang diberikan sebagai
suatu kegiatan, bukan sebagai konsentrasi enzim. Tes-tes lain menggunakan
perubahan kolorimetri untuk menentukan konsentrasi bahan kimia yang
bersangkutan. Kekeruhan juga dapat diukur.
Autoanalyzer digunakan terutama untuk analisis laboratorium rutin dalam
bidang medis. Instrumen ini biasanya menentukan tingkat albumin, alkali fosfatase,
aspartate transaminase (AST), nitrogen urea darah, bilirubin, kalsium, kolesterol,
3
kreatinin, glukosa, fosfor anorganik, protein, dan asam urat dalam sampel darah
tubuh serum atau lainnya. Autoanalyzer mengotomatisasi langkah analisis sampel
berulang yang seharusnya dapat dilakukan secara manual oleh seorang teknisi,
untuk tes medis seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan cara ini, sebuah
autoanalyzer dapat menganalisis ratusan sampel setiap hari dengan satu teknisi
operasi.
Beberapa contoh dari Autoanalyzer:
1. Sysmex

2. Mindray

3. ABX Pentra

4
.2 Prinsip penggunaan
Autoaalyzer
A. Prinsip Operasi
1. Continuous Flow Analyzer
Dalam CFA aliran continue dari material dibagi dengan gelembung udara ke
segmen diskrit di mana reaksi kimia terjadi.Aliran terus-menerus sampel cair dan
reagen digabungkan dan diangkut dalam gulungan tubing dan pencampuran.
Tubing melewati sampel dari satu alat untuk yang lain dengan alat masingmasing melakukan fungsi yang berbeda, seperti distilasi, dialisis, ekstraksi,
pertukaran ion, pemanasan, inkubasi, dan rekaman berikutnya dari sinyal. Sebuah
prinsip penting dari sistem ini adalah pengenalan gelembung udara. gelembung
udara setiap segmen sampel ke dalam paket diskrit dan bertindak sebagai
penghalang antara paket untuk mencegah kontaminasi silang saat mereka
melakukan perjalanan di sepanjang pipa.
Gelembung udara juga membantu pencampuran dengan menciptakan aliran
turbulen (aliran bolus), dan menyediakan operator dengan cek cepat dan mudah
dari karakteristik aliran cairan. Sampel dan standar diperlakukan dengan cara
yang

persis

sama

saat

mereka

melakukan

perjalanan

panjang

pipa,

menghilangkan perlunya sinyal steady state, namun, karena adanya gelembung


membuat profil gelombang hampir persegi, membawa sistem ke keadaan stabil
tidak secara signifikan menurunkan throughput (generasi ketiga CFA analisis
rata-rata 90 atau lebih sampel per jam) dan diinginkan dalam sinyal steady state
(keseimbangan kimia) yang lebih akurat.
2. Flow Injection Analyzer
Metode FIA dapat digunakan untuk kedua reaksi cepat serta reaksi lambat.
Untuk reaksi lambat, pemanas sering dimanfaatkan. Reaksi ini tidak perlu untuk

mencapai penyelesaian karena semua sampel dan standar yang diberikan pada
periode yang sama untuk bereaksi. Untuk tes yang khas biasanya diukur dengan
FIA (misalnya, nitrit, nitrat, amoniak, fosfat) tidak jarang untuk memiliki
5
throughput 60-120 sampel per jam. Metode FIA dibatasi oleh jumlah waktu yang
diperlukan untuk memperoleh sinyal terukur sejak waktu tempuh melalui pipa
cenderung untuk memperluas puncak ke titik di mana sampel dapat saling
menyatu. Sebagai aturan umum, metode FIA tidak boleh digunakan jika sinyal
yang memadai tidak dapat diperoleh dalam waktu dua menit, dan sebaiknya
kurang dari satu.
B. Prinsip Kerja

Lampu halogen sebagai sumber cahaya merupakan cahaya Polychromatic


yang mempunyai panjang gelombang 400-800 nm memancarkan cahayanya yang
masuk

ke

Monochomator. Monochomator

disini

merupakan

alat

untuk

menguraikan spektrum warna dari cahaya. Di dalam Monochomator ini, cahaya

Polychromatic

diuraikan

menjadi

Monochromatic.

Selanjutnya

dari

Monochromator, cahaya masuk ke Filter. Filter ini berfungsi memilih atau


melewatkan hanya 1 spectrum cahaya saja sesuai dengan unsur yang akan di ukur.
6
Karena setiap atom hanya akan menyerap spectrum yang sesuai dengan energi atom itu
sendiri. Cahaya yang keluar dari Filter (I 0) menyinari cuvette, sehingga molekul di
dalam cuvette akan mengabsorbsi sebuah eneri cahaya (foton) dengan jarak gelombang
tertentu dan menghasilkan It. Cuvette disini merupakan tempat menaruh sample yang
akan diperiksa.
Cahaya yang keluar dari cuvette (It) ditangkap oleh detektor. Detektor disini
merupakan sensor untuk merubah energi cahaya menjadi bentuk energi (sinyalsinyal) listrik yang selanjutnya dikuatkan oleh Amplifier lalu di converter oleh
ADC, dimana ADC disini berfungsi mengubah data analog menjadi data digital.
Kemudian dari ADC diolah oleh Microcontroller dan ditampilkan ke display.
.3 Macam-macam Autoanalyzer
1. Autoanaliser untuk pemeriksaan hematologi
Adalah alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara
menghitung dan mengukur sel-sel darah secara otomatis berdasarkan variasi
impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.Alat ini
bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer. Flow cytometri adalah metode
pengukuran jumlah dan sifat-sifat sel yang dibungkus oleh aliran cairan melalui
celah sempit. Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga
sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan
ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sel.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh autoanaliser jenis ini adalah kadar Hb,
Jumlah sel-sel darah ( eritrosit, lekosit, trombosit) , Jenis lekosit, hematokrit, dsb.
2. Autoanaliser untuk pemeriksaan kimia klinik
Autoanaliser ini digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik, yaitu mengukur
kadar zat-zat yang terkandung dalam darah, contohnya adalah glukosa, asam urat,
SGOT, SGPT, kolesterol, trigliserid, gamma GT, albumin,dsb. Prinsip dari alat ini

adalah melakukan prosedur pemeriksaan kimia klinik secara otomatis mulai dari
pemipetan sampel, penambahan reagen, inkubasi, serta pembacaan serapan
7
cahayanya. Kelebihan autoanaliser adalah bahwa tahapan analitik dapat dilakukan
dengan cepat dan bisa digunakan untuk memeriksa sampel dengan jumlah banyak
secara bersamaan.
.4 Clinical Chemistry Autoanalyzer
Metode analisis yang paling umum digunakan untuk analisis kimia klinik
adalah fotometri, ketika sampel dicampur dengan reagen untuk menghasilkan reaksi
warna. Konsentrasi analit diukur dengan fotometer (cahaya yang diserap langsung
berkorelasi dengan konsentrasi analit). Clinical chemistry analyzer adalah alat
pemeriksaan kimia klinik yang mencakup pemeriksaan dalam darah, cairan tubuh
dan urin. Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah :
Pemeriksaan fungsi hati : protein total, albumin, globulin, bilirubin
total,direk/indirek, SGOT, SGPT, GGT,fosfatase alkali, cholinesterase, ammonia,

HCO3 (bikarbonat)
Pemeriksaan fungsi jantung : CK, CKMB, LDH, myglobin, Troponin T, NT-

proBNP
Pemeriksaan fungsi pancreas : amylase, lipase
Pemeriksaan Lemak : Cholesterol, HDL, LDL, Trigliserida, Lp(a), Apo A-1,
ApoB
Pemeriksaa fungsi ginjal : ureum, creatinin, asam urat, Cystatin C
Pemeriksaan gula darah dan HbA1c
A. Pengoprasian alat
1. Hubungkan alat dengan jalan-jalan PLN
2. Posisikan alat dalam kondisi ON
3. Sebelum menggunakan alat ini, lakukan kalibrasi internal
4. Setelah kalibrasi masuk ke control , semisal nilai kalibrasi sample glukosa
bernilai 95 sama dengan yang di control. Maka alat ini berfungsi dengan baik.
5. Masukkan sample serum pada pasien. Ukur sesuai dengan kebutuhan
6. Atur setting alat
8
7. Tunggu hasil pengujian

8. Setelah pemakaian alat, lakukan membersihan pada alat dan selalu matikan
alat jika tidak terpakai.
B. Pemeliharan
1. Suhu ruangan
2. Lakukan control secara berkala
3. Selalu cek reagen
.4 Kalibrasi Autoanalyzer
Autoanaliser memang sangat membantu analis dalam mengerjakan tahapan
analitik namun perlu diperhatikan, setiap hari baik autoanaliser hematologi atau
kimia klinik harus selalu dikalibrasi untuk menjamin keakuratan hasil.
Untuk autoanaliser kimia klinik, cara kalibrasinya adalah dengan menggunakan
serum control. Serum yang sudah diketahui komposisi dan kadarnya diperiksa
dengan menggunakan autoanaliser seperti memeriksa sampel. Hasil yang didapat
dibandingkan dengan kadar serum control. Jika masih dalam range, maka
autoanaliser masih memberikan hasil yang valid sehingga dapat digunakan untuk
memeriksa sampel. Begitu juga untuk autoanaliser hematologi, digunakan darah
yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti. Darah control tersebut dilakukan
pemeriksaan sama seperti pemeriksaan sampel lalu hasilnya dibandingkan dengan
kadar darah control sebenarnya. Kalibrasi yang seperti dijelaskan di atas dilakukan
setiap hari sebelum melakukan pemeriksaan pada sampel sehingga hasil yang
didapatkan akurat.

9
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
.1 Kesimpulan
Autoanalyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi
dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini mempunyai kemampuan
pemeriksaan yang lebih banyak berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis. Alat

ini mampu menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium,


rumah sakit, dan industri. Auto-analyzer dapat digunakan untuk menganalisa
kandungan air, gas, mineral, logam, dan material biologis dari suatu larutan.
Clinical Chemistry Analyzer ( Cobas Integra 400 plus dan Hitachi 902) adalah
alat untuk pemeriksaan kimia klinik. Pemeriksaan yang bisa dikerjakan adalah Total
Protein, albumin, Bilirubin Total/Direk, SGOT, SGPT, Gama GT, alkali Fosfatase
(Pemeriksaan Faal Hati) , Ureum, Kreatinin, Asam Urat, CCT (pemeriksaan Faal
Ginjal) Cholesterol, Trigliseride, HDL Cholesterol, LDL Direct (Pemeriksaan
Lemak) CPK/CK, CK-MB (Jantung), Alfa Amilase pancreatic, Lipase (Pankreas)
dan Gula darah (Diabetes Melitus).
.2 Saran
Sebagai Tenaga Teknik Laboratorium Medik, kita harus paham mengenai fungsi,
cara kerja, prinsip, kalibrasi, perawatan, dan penyimpanan alat-alat canggih seperti
Clinical Chemistry Autoanalyzer. Sehingga kita dapat dengan mudah melaksanakan
tugas dan penegakan diagnosa suatu sampel

10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.labcompare.com/Pharmaceutical-Lab-Equipment/879-Chemistry-AnalyzerClinical-Chemistry-Analyzers/
http://www.pluit-hospital.com/ind/content/LABORATORIUM
http://www.rshaji-jakarta.com/index.php/id/fasilitas/fasilitas-penunjang

http://www.medicacorp.com/products/clinical-chemistry-analyzers/
http://www.limswiki.org/index.php?title=Chemistry_analyzer

11

Anda mungkin juga menyukai