Pandemic Covid-19 menyebabkan banyak pembatasan hampir ke semua layanan rutin, baik secara akses maupun kualitas, temasuk pembatasan dalam pelayanan kesehatan maternal maupun neonatal, seperti adanya pengurangan frekuensi pemeriksaan kehamilan dan adanya penundaan kelas ibu hamil (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2020). Hal tersebut berdampak terhadap terganggunya akses ibu hamil pada pelayanan kesehatan. Kondisi tersebut menyebabkan ibu tidak bisa mengakses pelayanan kesehatan sehinggah ibu tidak mendapatkan informasi tentang kehamilannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Salsa & Dhamanti (2022) tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas selama pandemic Covid-19 di dapatkan hasil bahwa akses ibu hamil dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak pada pandemic Covid- 19 memiliki hambatan dikarenakan adanya kebijakan pemerintah yaitu pemberlakuan jam malam, tantangan ekonomi, ketakutan tertular virus Covid- 19, dan pengurangan prioritas pada pelayanan KIA di puskesmas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh The SMERU Research Institute (2020) menunjukan penurunan jumlah kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan pada trimester I (K1), kunjungan keempat pemeriksaan kehamilan pada trimester III (K4), pemberian tablet tambahan darah (TTD), jumlah persalinan di fasilitas kesehatan, serta perubahan signifikan pada layanan imunisasi dasar dan penimbangan bayi dan balita. Dalam penanganan wabah Covid-19 di Indonesia menunjukkan puskesmas memberikan pelayanan dengan pengurangan jam buka (28%), penurunan jumlah kunjungan pasien ke puskesmas (83,6%), penurunan Puskesmas yang melakukan kegiatan Posyandu (45,9% tidak melakukan kegiatan dan 34,4% mengurangi kegiatan), penurunan cakupan imunisasi di Puskesmas (58,3%) dan penurunan Puskesmas yang melakukan Kunjungan keluarga/PIS-PK (39,9% tidak melakukan kunjungan dan 42,4% mengurangi kunjungan) (Kementrian Kesehatan RI 2021). Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kehamilanya akan mempengaruhi status kesehatan dari ibu hamil.