Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I


PEMERIKSAAN SALURAN CERNA ABDOMEN, KESULITAN MENGUNYAH
DAN MENELAN, BISING USUS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I

Disusun Oleh :
1. Alfina Regita Cahyani (P1337420120028)
2. Dwi Almira Trisnanagari (P1337420120022)
3. Yuli Dwi Setyawati (P1337420120068)
4. Kurnia Ramadhan (P1337420120069)
5. Bella Dyana Putri (P1337420120015)
6. Galih Kusuma Wardani (P1337420120019)
7. Kiki Mufia Nurdiva (P1337420120074)
8. Anisa Dewi Artanti (P1337420120012)
9. Riksa Rizki Fuadi (P1337420120047)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2021
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN SEMARANG

SOP SOP PEMERIKSAAN SALURAN CERNA


ABDOMEN, KESULITAN MENGUNYAH DAN
- MENELAN, BISING USUS
PENGERTIAN Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan system pencernaan
meliputi pemeriksaan yang kompherensif dari status nutrisi, cairan
dan elektrolit, kondisi mulut dan pharing, abdomen, anus /rectum.
Tahapan pemeriksaan fisik diawali dengan inspeksi, auskultasi,
perkusi dan palpasi yang pada pemeriksaan system lain tidak
menekankan urutan seperti ini. Hal ini dikarenakan perubahan nilai
atau kualitas hasil bila palpasi atau perkusi dilakukan terlebih dahulu.
Sebagai contah adalah frekuensi peristaltic usus dapat berubah oleh
suhu tangan pemeriksa oleh karenanya auskultasi dahulu peristaltic
baru kemudian palpasi
abdomen.
TUJUAN 1. Mendapatkan data lengkap untuk menegakan diagnosa
keperawatan yang akurat
2. Membantu individu mengatasi perubahan kehidupan sehari – hari
secara efektif dan perawatan diri baik potensial maupun actual
yang disebabkan oleh adanya masalah kesehatan atau penyakit
INDIKASI 1. Pasien yang mengalami gangguan system pencernaan, kesulitan
mengunyah dan menelan
2. Mendapatkan kesan kondisi dan fungsi alat-alat dalam abdomen.
3. Mengetahui keluhan klien yang muncul dari sistem
gastroeintestinal
4. Mengkaji nyeri pada abdomen, tenderness, adanya massa, dan
keadaan bising usus
KONTRA Pemeriksaan pemeriksaan saluran cerna abdomen tidak memiliki
INDIKASI kontraindikasi yang signifikan karena pemeriksaan ini bersifat
noninvasive.
ALAT-ALAT 1. Stetoskop 6. Tissue
2. Bak instrumen 7. Bullpen
3. Sarung tangan/handscoen 8. Bengkok
4. Kassa steril 9. Lembar dokumentasi
5. Selimut
PERSIAPAN 1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada klien
4. Informed consent
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman
6. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
7. Atur posisi klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan
pemeriksaan.
PROSEDUR  Pemeriksaan Mulut dan Orofaring
1. Perawat mencuci tangan
2. Meletakkan alat di dekat klien
3. Memakai handscoen bersih
Inspeksi :
a. Bibir terhadap bentuk, posisi, gerakan, kondisi warna, lesi
b. Mukosa mulut terhadap warna, tekstur, lesi, bengkak, perdarahan
c. Gusi terhadap karateristik, warna
d. Geligi terhadap sumbatan, jumlah puncak belakang gigi berada
e. Warna, dan karateristik permukaan pada bagian bawah gigi
f. Lidah mengenai warna, tekstur, ukuran, lapisan, atau ulserasi
g. Dasar mulut terhadap warna, karateristik permukaan,
h. Palatum keras dan lunak, warna, kontur, dan gerakan
i. Area tonsilar terhadap ukuran, warna, eksudat
j. Dinding faringeal posterior, terhadap warna, rabas, lesi
Palpasi :
a. Pegang pipi di antara ibu jari dan jari telunjuk
b. Palpasi terhadap adanya ulserasi, tumor /pembengkakan
c. Palpasi palatum dengan jari telunjuk dan rasakan terhadap adanya fisura
dan pembengkakan
d. Palpasi lidah dan dasar mulut terhadap nyeri tekan, massa
e. Teknik : gunakan sarung tangan , palpasi lidah diantara ibu jari tangan
dan ujung jari telunjuk
f. Palpasi dasar mulut dengan jari telunjuk
 Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi :
a. Kulit terhadap warna, karakteristik permukaan, jaringan perut, lesi
b. Umbilicus untuk penempatan dan kontur, simetris
Auskultasi :
a. Succutio sflash (menilai cairan yang teresidu dalam lambung. Cara :
klien tidur telentang, kedua lutut difleksi. Dengan mengocok lambung
sambil mendengarkan fluktuasi cairan dengan stetoskop ( bagian
diagfragma ) positif bila terdengar bunyi fluktuasi cairan seperti bunyi
yang dihasilkan bila kita mengocok air dalam botol
b. Bising usus terhadap frekwensi. Cara : teknik : tempatkan stetoskop
hangat pada abdomen dengan sedikit tekanan. Gunakan diafragma karena,
bising usus bernada tinggi. Kembangkan dan gunakan rute sistematik.
(frekuensi sekali setiap 5-20 detik/3-12 x/menit)
c. Dengarkan apakah ada bruit / desiran teknik : tempatkan bel hangat dari
stetoskop di atas area epigastrik dan keempat kuadran.
Perkusi :
a. Teknik : lakukan perkusi di semua kuadran terhadap timpani atau pekak,
lakukan secara sistemik
b. Batas hepar teknik : mulai pada garis midklavikula kanan bawah (gmk ka)
. Perkusi ke arah atas di bawah tepi kostal sepanjang gmk sampai bunyi
timpani berubah menjadi pekak. Tandai lokasi dengan pena. Sekarang
mulai pada gmk kanan atas ke arah bawa dari bunyi resonan berubah
menjadi pekak, kemudian tandai lokasi tersebut dan ukur dengan
penggaris rentangnya.
c. Limpah teknik : mulai perkusi ke bawah tepat posterior sampai atau pada
garis kira – kira lintasan midxilaris kiri dari iga keenam sampai
kesebelas.
d. Lambung terhadap gelembung : teknik perkusi pada area kerangka iga
anterior bawah kiri dan pada region kiri epigastric.
Palpasi :
a. Teknik :setiap kuadran palpasi terhadap tonus, adanya nyeri tekan,
massa. Mulai dengan palpasi ringan dengan cara sistematik melanjutkan
palpasi dalam.
b. Tanyakan klien tentang area nyeri tekan, dan palpasi area ini terakhir.
c. Bila massa teraba, lihat penempatan umum isi abdomen untuk membantu
membedakan dari kondisi abnormal.
d. Tanda murphy (menilai kemungkinan peradangan pada kandung
empedu/murphy positif). Teknik : klien posisi terlentang dengan kedua
lutut fleksi dan kedua ekstremitas atas terangkat keatas. Dengan
menggunakan ibu jari tangan kiri menekan daerah empedu bergradasi
dan secara perlahan - lahan. Daerah empedu yaitu 2 jari dibawah costa
midklavikula kanan, dengan tetap menekan, klien disuruh menarik nafas
dalam bila klien menghentikan napasnya karena rasa sakit dikatakan
tanda murphy positif.
e. Untuk menentukan cairan di Peritoneum, lakukan :
a. Cara fluktasi. Teknik : klien tidur terlentang, pemeriksa di bantu
seorang yang akan menekan bagian tengah abdomen sepanjang
muskulus rectus abdominis. Pemeriksa menekan perut dari kiri
hingga cairan mengalir ke kanan melalui celah yang sempit. Tangan
kanan pemeriksa akan merasakan aliran tadi dan sebaliknya (jika
teraba/terasa, fluktuasi positif)
b. Cara shifting dullness. Klien dalam posisi terlentang, perut klien
diperkusi mulai dari garis tengah menuju ke tepi sambil
memperhatikan bunyi yang dihasilkan, bila terdengar perubahan
timpani ke redup, tangan kiri di fixir dilokasi tersebut,kemudian
posisi
klien dimiringkan dengan posisi tangan kiri tetap seperti
semula,lakukan perkusi, bila tempat yang terjadinya redup berubah
timpani berarti terdapat asites.
c. Puddle. Dengan posisi klien telungkup, dengan kedua lutut,cairan
asites akan berkumpul ( cara ini tdk lasim dilakukan )
f. Hepar tak dapat diraba, atau bila teraba mengindikasikan pembesaran
atau jika teraba harus padat, halus tak nyeri tekan
a. Metode satu tangan. Teknik : klien tidur terlentang dengan ke2 lutut
fleksi kedua ektremitas diangkat keatas, untuk memudahkan
pemeriksaan pemeriksa berada di sisi kanan klien, dengan posisi
tubuh agak menyerong mengarah keatas. Tangan kiri pemeriksa,
menempel dipinggang kanan klien. Tangan kanan diletakan lebih
kurang 2 – 3 jari dari kosta, dengan ujung jari lakukan perabaan
sampai kebawah kosta untuk memudahkan perabaan anjurkan klien
menarik nafas dalam. Pada saat ekspirasi, coba untuk merasakan tepi
hepar.
b. Metoda dua tangan. Teknik : klien tidur telentang dengan kedua
lutut fleksi, kedua ekstremitas diangkat keatas, pemeriksa berada
disisi kanan klien, dengan posisi menyerong mengarah ke
ekstremitas bawah. Dengan 2 tangan meraba hati dengan menekan
kebawah keatas pada tepi sisi kosta atau iga kanan. Untuk
memudahkan perabaan, klien dianjurkan menark napas dalam.
g. Limpa. Teknik : posisi pemeriksa dan klien seperti pada palpasi hepar.
Tempatkan tangan kiri pemeriksa diatas sudut kosta vertebral kiri (cva)
dibawah garis kosta anterior kiri. Palpasi limpa dengan tangan kiri
mendorong limpah ke atas dan ujung – ujung jari tangan kanan menekan
limpah dan merasakan. Sebelum palpasi, klien dianjurkan menarik nafas
dalam.
h. Anus. Teknik : posisi klien dorsal rekumben, lakukan pemeriksaan
apakah ada hemoroid,lesi atau kerusakan. Lakukan touché, rasakan ada
tidaknya nodula, massa, dan nyeri tekan.
EVALUASI  Mengkaji dan observasi kondisi pasien
 Perawat mampu menyipulkan hasil pengkajian inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi
 Perawat mampu menyimpulkan apakah ada pembesaran organ dalam, berapa
suara bising usus klien, dll

DOKUMENTASI  Catat respon klien/pasien yang ditemukan saat pemeriksaan


 Menetapkan tujuan
 Mengumpulkan data baru tentang klien atau pasien
 Menafsirkan data baru
 Menentukan kriteria hasil
 Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
 Menentukan rencana tindakan keperawatan
 yang sesuai berdasarkan kesimpulan
REFERENSI STANDARD OPERASIONAL PROSEDURE. Diakses pada 28 Oktober 2021,
dari
https://pdfcoffee.com/sop-pemeriksaan-fisik-sistem-pencernaandocx-pdf-
free.html
PROSEDURE PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN. Diakses pada 28 Oktober
2021, dari
https://s1- keperawatan.umm.ac.id/files/file/SL%203%20PROSEDUR
%20PEMERIKSAAN
%20FISIK%20ABDOMEN.pdf

Anda mungkin juga menyukai